ABSTRAK
Dalam perkembangan sistem komunikasi bergerak, modifikasi sistem untuk peningkatan kapasitas berjalan selaras
dengan peningkatan kualitas dan ragam layanan. Modifikasi sistem dapat dicapai dengan memperbesar bandwidth frekuensi
dalam transmisi isyarat, tetapi karena bandwidth frekuensi merupakan sumber daya yang mahal dan terbatas, maka harus
diupayakan teknik lain untuk merealisasikan tujuan tersebut yaitu memperkecil radius sel hingga beberapa ratus meter.
Permasalahan yang muncul adalah bila sistem ini diterapkan pada sistem komunikasi bergerak orbit sinkron, dengan
kecepatan satelit kurang lebih 11057 km/jam atau sekitar 3,07 km/detik (sehingga dalam analisa kecepatan pelanggan dapat
diabaikan), semakin kecil ukuran sel akan mengakibatkan peluang suatu MS melewati batas sel adalah sangat besar. Sehingga
peluang kegagalan handoff dan beban switching jaringan menjadi sangat besar.
Untuk mengatasi masalah ini digunakan struktur sel saling cakup (overlapping). Dengan besarnya overlaping secara
teori akan memberikan cukup waktu kepada panggilan (baik panggilan baru atau panggilan handover) untuk menjalani
antrian sebelum mendapatkan sel kanal untuk koneksi.
1
d. Laju kedatangan panggilan baru (new call arrival Dengan kemampuan seperti ini, maka sistem mikrosel
rate) dan handoff mengikuti distribusi poisson. akan meningkatkan kapasitas dan kualitas sistem secara
e. Probabilitas blocking handoff sama dengan simultan.
probabilitas blocking panggilan baru. Pada sistem selular dua tingkat, hot spot area
dilingkupi oleh mikrosel, sedangkan makrosel
D. Metode Penelitian
mencakup daerah lain untuk menjaga kontiyuitas
Metode Penelitian yang digunakan adalah :
komunikasi. Berikut diberikan ilustrasi jaringan untuk
1. Studi Literatur berdasarkan buku–buku referensi, jurnal,
mengimplementasikan sistem selular dua tingkat yang
manual instruction dan hasil penelitian.
ditunjukkan pada Gambar 1.
2. Studi Lapangan untuk mendapatkan data sebagai bahan
analisis. STP
3. Studi Analisis untuk mengetahui data sesuai referensi. HLR
p o 1 p N p N e T dt 1dt 2 PN e dt 1
yang dapat menerima pengalihan panggilan dari 0 Td 0 s Ts T d
3
pon pnnpo ..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
....... 7 dengan anggapan ini adalah 2Si, sehingga distribusi
jumlah panggilan pada keadaan setimbang dapat
dan dengan metode yang sama probabilitas evakuasi
ditentukan sebagai berikut.
dari sebuah panggilan handover menjadi sebagai
berikut. 1 n
n h 0 , 0 n Si
n! i
n .. 13
poh phhpo ..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
.......8 Si
1 n h n Si
1
n Si
1 k 0 h 0 , Si n 2Si
Si i Si i
Si i k 0
Penggunaan channel holding time ini untuk
panggilan baru dan panggilan handover didapatkan nilai 1 n h
n
Si1
rerata channel holding time untuk semua panggilan 0 n! i
1
n 0
dalam sebuah sel sebagai berikut.
Si 1 n Si
2Si
1 nSi 0 h
1 pN Tcn h 1 pH Tch n h 1 k ..........
..........
... 14
Tc n ..........
..........
..........
..........
..........
..........
... 9 n Si i ! i
S k 0 Si i S
i i
n 1 pN h 1 pH
dan pesat kepergian karena penghentian pada panggilan dengan π(n) adalah probabilitas dari keadaan setimbang
terkoneksi handover atau pengalihan pada panggilan (stationary state) dengan n jumlah panggilan.
handover adalah 4.4 Probabilitas Pengalihan
Probabilitas pengalihan panggilan baru pN adalah
i 1 .................................................................................................... 10
Tc
probabilitas panggilan baru yang ditolak dalam mikrosel
Dalam analisis diatas, pembahasan terfokus pada atau dengan kata lain probabilitas ketika jumlah
proses jalannya suatu panggilan dalam sebuah sel. panggilan n melebihi jumlah kanal yang tersedia dalam
Sekarang pembahasan akan beralih fokus ke proses mikrosel Si, maka nilai pN dapat diberikan sebagai :
1 n Si
jalannya sebuah panggilan handover dalam antrian 2Si
1 nSi h
pN n h 1 k 0
Si (0) ..........
..........
.... 15
FIFO yang menunggu sebuah kanal kosong dari sel S !
n Si i i
k0 Sii i
berikutnya untuk handover. Diasumsikan suatu
Panggilan handover yang menuju sel tetangga
panggilan handover tidak dapat menemukan kanal
berikutnya akan menunggu untuk sebuah kanal kosong
kosong pada sel berikutnya selama panggilan handover
ketika MS memasuki area overlap. Jika pelayanan tidak
itu menetap dalam antrian FIFO, panggilan mungkin
terputus selama αTs dan panggilan handover tidak dapat
putus ketika sedang menunggu dalam antrian atau
berhasil handover selama αTs, maka panggilan akan
teralihkan ke makrosel. Pada situasi ini, channel holding
dialihkan ke makrosel.
time pada pengalihan handover didalam area overlap
Didefinisikan PH|n sebagai probabilitas panggilan
lebih singkat dari kelebihan durasi waktu panggilan
handover yang tidak ter-handover selama αTs, dalam
tanpa beban dan interval antara saat koneksi ke sel saat
kondisi terdapat (n–Si) ≥ 0 panggilan handover sedang
itu dan saat evakuasi dari sel karena pengalihan ke
menunggu kanal kosong pada saat itu ketika panggilan
makrosel. Rerata nilai channel holding time dalam µo-1,
memasuki area overlap sel tetangga sebelumnya. PH|n
jadi pesat kepergian pada panggilan handover karena
dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
putus hubungan atau pengalihan dari panggilan
n Si
handover adalah 1 Si i nSi 0 0Ts
H| n 1 k e
n Si ! 0 k 0 Si i
o 1T 1 poo ..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
......11 nSi
l Si
d
1 j
j
e(Sii j0)Ts ..........
..........
..........
..........
..........
... 16
j 0 S j 0
dengan poo adalah probabilitas sebelum terputus dari i
i
pelayanan panggilan handover terevakuasi dari sel saat
itu dan dialihkan ke makrosel yang nilainya adalah Probabilitas pengalihan pada handover dapat
sebagai dirumuskan berdasar rerata probabilitas PH|n , jadi
2Si
t Ts H nH|n ..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
.......17
1 Td
poo e dt e Td ..........
..........
..........
..........
..........
..........
..........
......12 nSi
T
Ts d
4.5 Probabilitas Blocking dan Dropping
4.3 Jumlah Panggilan dalam Sebuah Mikrosel Makrosel adalah sebuah loss system dimana
Panggilan yang menunggu dilayani oleh mikrosel masukan trafik dialihkan dari mikrosel. Makrosel
yang terdahulu dan total maksimum jumlah panggilan melayani kedua panggilan baik itu panggilan baru dan
4
panggilan handover. Dalam sub bab ini akan dievaluasi 120 detik. Nilai λn diperoleh dari pembagian antara
loss rate sistem seperti parameter probabilitas blocking jumlah trafik per sel dengan waktu durasi setiap
dan probabilitas dropping yang merupakan ukuran panggilan Td.
parameter penting dalam sistem. Diasumsikan interval Pesat kedatangan panggilan handover λh dan pesat
kedatangan dari kedua pengalihan panggilan dari N kepergian panggilan µi, nilai ditetapkan dengan mencari
mikrosel ke makrosel adalah terdistribusi eksponensial. nilai–nilai keduanya menggunakan metode regresi linear.
Rerata dari interval itu dinotasikan sebagai berikut. Pertama kali nilai λh diset 0,001 untuk nilai λh minimum
1 1 dan 0,6 untuk nilai λh maksimum sedang nilai µi diset
a n pN h pH N ........................................................................ 18
0,001 untuk µi minimum dan 0,1 untuk µi maksimum.
Rerata channel holding time pada makrosel µa-1, Mulai A B
kemudian rerata durasi panggilan tanpa beban Td, dapat
diekspresikan sebagai berikut. Penentuan Si, Sa Tampilkan Tampilkan dan
dan alfa Simpan
1
a Td .................................................................................................... 19 Tidak
Perhit. PH Pbmax<= 10 -2
Perhitungan Vsat
Dengan asumsi ini, jumlah panggilan didalam Pdmax<= 5x10 -4
n0
................................................................................... 21
Perhit. prob.
penolakan kedua
Probabilitas penolakan kedua panggilan teralihkan Perhit. lamda_h &
panggilan Ab<Ad Tidak A = Ad
mu_i
baik itu panggilan baru teralihkan dan panggilan Ya
Tampilkan
handover teralihkan adalah sama dan menjadi Π(Sa). Perhitungan A = Ab
jumlah panggilan
Jadi probabilitas blocking pada panggilan baru menjadi di Si
Perhit. Pb, Pd
Pb pN Sa ................................................................................ 23
Tampilkan
Tampilkan Ya
dan probabilitas dropping pada handover menjadi B
Ganti Si, Sa
Pd pH Sa ................................................................................ 23 dan alfa
Perhit. PN
Tidak
5. PERANCANGAN PROGRAM DAN ANALISIS Selesai
GEO
Gambar 3 Diagram Alir Program
Analisa tampilan sistem komunikasi satelit GEO dengan
model trafik panggilan baru dan handover digunakan A. Struktur Sel Overlap
bahasa pemprograman Visual Basic version 6.0. Karena tidak terdapat makrosel (dalam simulasi
ditunjukkan dengan nilai Si = 10, Sa = 0), nilai
Tabel 2 Parameter Sistem
Kecepatan GEOS V 11057 probabilitas pengalihan dari panggilan baru dan
Jarak antar pusat mikrosel D 400 (km) panggilan handover berturut–turut sama dengan nilai
Jumlah mikrosel pada GEOS N 140
Durasi waktu rata – rata panggilan Td 120 (s)
probabilitas blocking pada pN dan probabilitas dropping
Jumlah kanal dari satelit GEOS S 72 pH, yang ditunjukkan pada Gambar 4 dan Gambar 5.
Jumlah kanal pada mikrosel Si 3 to 10
Jumlah kanal pada makrosel Sa 49 to 0
α = 10^-5 α= 0.3
α = 0,1 α = 0,5
Si = 10, Sa = 0 Si = 7, Sa = 21
Si = 9, Sa = 7 Si = 5, Sa = 35
Gambar 5 Probabilitas Dropping Struktur Overlap Si = 8, Sa = 14 Si = 3, Sa = 49
Pada Gambar 4 tersebut terlihat bahwa semakin
besar yang diberikan probabilitas blocking pN Gambar 7 Probabilitas Blocking Struktur Overlay
mengalami kenaikan sedangkan Gambar 5
menunjukkan bahwa probabilitas dropping pH
3
Tolerable Traffic Intensity A ( erl )
Sebaliknya, karena jumlah dari panggilan yang tercakup Jumlah kanal dalam makrosel Sa ( Channels )
-3
6 9 7 3,79583 x 10 2,5 3,14379 x 10-5 2
4
Ab 8 14 2,83006 x 10-3 2,5 8,14704 x 10-5 2
Ad
7 21 1,14311 x 10-3 2 4,20476 x 10-4 2
2
5 35 2,68285 x 10-3 1,5 2,33618 x 1011 1
0 3 49 5,85674 x 10-3 1 3,96655 x 10-15 0,5
0.00E 5. 1. 1. 2. 2. 3. 3. 4. 4. 5. 5.
+00 00E- 00E- 50E- 00E- 50E- 00E- 50E- 00E- 50E- 00E- 50E-
02 01 01 01 Derajat
01 Overlap
01 01 01 01 01 01
Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah kanal
pada mikrosel sebesar 5 dan makrosel 35 memberikan
Gambar 6 Intensitas trafik Struktur Overlap
nilai probabilitas blocking dan probabilitas dropping
Terdapat nilai optimum untuk sebesar 0,30. Nilai yang terkecil. Namun demikian bila dilihat dari sudut
maksimum dari intensitas trafik A adalah 2,5 [erl] yaitu pandang intensitas trafik maka jumlah kanal pada
lebih baik sekitar 25% dari 1,5 [erl] dibandingkan tanpa mikrosel
overlap.
B. Struktur Sel Overlay
6
C. Struktur Sel Overlay dan Overlap 2. Unjuk kerja sistem komunikasi satelit Geo yang
paling tinggi dicapai pada saat = 0,3 dengan
struktur overlay dan overlap.
3.5
0.5
saat jumlah kanal pada mikrosel 5 dan makrosel 35.
0
0.00E+0 5.00E- 1.00E- 1.50E- 2.00E- 2.50E- 3.00E- 3.50E- 4.00E- 4.50E- 5.00E-
4. Unjuk kerja sistem dilihat dari intensitas trafik per
0 02 01 01 01 01 01 01 01 01 01
Derajat Overlap sel yang maksimum dicapai saat jumlah kanal pada
Dengan Overlap dan Overlay
Saran
Gambar 9 Intensitas Trafik Struktur Overlap dan Overlay
Dalam penelitian ini, digunakan model satu dimensi
Pada Gambar 9 menunjukkan bahwa probabilitas dengan algoritma penentuan kanal (channel assignment)
blocking Pb dan probabilitas dropping Pd mengalami yang sederhana. Sehingga perlu diuji dengan
peningkatan unjuk kerja yang sangat besar, walaupun penggunaan model yang lain (model tiga dimensi)
ini terjadi ketika trafik tidak terlalu berat. Bila dilihat dengan algoritma yang lebih kompleks. Selain itu, perlu
pada peningkatan unjuk kerja yang terjadi pada juga untuk mengaplikasikan struktur ini untuk orbit
pengaplikasian overlay dan overlap dibandingkan yang lain (HEO, MEO atau LEO) dan membandingkan
dengan peningkatan unjuk kerja yang terjadi ketika sistem tampilan FDMA/TDMA dengan CDMA.
tanpa overlay dan overlap. Namun bila dilihat dari
intensitas trafik yang diterima terlihat penggunaan DAFTAR PUSTAKA
strategi overlay dan overlap memiliki intensitas trafik
yang dapat diterima lebih tinggi dan ini menunjukkan [1] Blake, Roy, “Wireless Communication Technology “ 2nd
adanya pengaruh aplikasi kedua strategi terhadap unjuk Ed, Mc Graw-Hill International, USA, 1991.
kerja sistem. Hal ini lebih jelas terlihat jika nilai–nilai [2] Bourmerdassi, S., A. L. Beylot, “New Handoff
intensitas maksimum dari setiap strategi ditunjukkan Strategies in Microcell/Macrocell Overlaying System“.
dalam Tabel 4 [3] Chiang K.H., dan N. Shenoy, “Overlap Macrocell
Tabel 4 Nilai maksimum intensitas trafik dengan struktur yang Based LA for Location Management in Mobile
berbeda
Struktur Sel Intensitas Trafik Maksimum Networks”, RMIT University, Australia.
No Overlay dan Overlap 1,5 [4] Coombs, R., dan R. Steele, “Introducing Microcells into
Overlay 2
Overlap 2,5 Macrocellular Network : A Case Study “, IEEE Trans.
Overlay dan Overlap 3,5 Commun., vol 47, no 4, pp. 568–576 April 1999.
[5] Dang, M. S., Amol Prakesh, Rajeev Shorey, Natwar
Terlihat pada Tabel 4 bahwa nilai intensitas trafik
Modani dan D.K. Anvekar, “Performance Modelling
dengan menggunakan strategi overlay dan overlap
and Analysis of a Handover Channel Exchange Scheme
memberikan angka yang paling baik, yaitu 3,5 [erl].
in Mobile Cellular Communication Systems “, IBM
Berdasarkan dari hasil ini dapat diambil satu
India Research Laboratory, Indian Institute of
kesimpulan bahwa untuk mencapai unjuk kerja sistem
Technology.
yang paling tinggi untuk sistem komunikasi bergerak
[6] Ekici, E., dan C. Erson, “Optimal Two-Tier Cellular
satelit GEO maka digunakan strategi overlay dan
Network Design”.
overlap dengan = 0,3 dan jumlah kanal pada mikrosel
[7] Grillo, D., R. A. Skoog, S. Chia dan K.K. Leung,
5 dan makrosel 35 bila dipandang dari sisi unjuk kerja
“Teletraffic Engineering for Mobile Personal
probabilitas blocking dan dropping, atau jumlah kanal
Communications in ITU–T–The Need for Matching
mikrosel 9 dan makrosel 7 jika dipandang dari segi
Practice and Theory”, IEEE Personal Communication.
intensitas trafik per sel.
[8] Jang,J., B.C Shin, S.H. Yoo, B. C. Kim, dan C. H. Yoon,
6 PENUTUP “Teletraffic Performance of Hierarchical
Kesimpulan Microcell/Macrocell PCS Architecture “, IEICE Trans.
1. Penggunaan kombinasi struktur overlay dan Commun., vol E84-B, no 5, pp.1362–1374 Mei 2001.
overlap akan menjamin intensitas trafik yang lebih [9] Katzela, I., dan M. Naghshineh, “Channel Assignment
besar yaitu 40% dibandingkan dengan tanpa Schemes for Cellular Mobile Telecommunication
overlap ataupun overlay. Systems” IEEE Personal pp. 10–31.
7
[10] Kim, B., H. Choi, “Teletraffic Model Considering
Subscriber and Satellite Mobility in the Terestrial
Cell/Satellite Beam Hierarchical Structure“ IEICE
Trans.Commun., vol E81-B, no 3, pp. 647–658 Maret
1998.
[11] Lam, D., D.C. Cox, dan J. Widom, “Teletraffic
Modelling for Personal Communications Services“,
Electrical Engineering & Computer Science Standford
Univ, Standford.
[12] Ono,K., M. Katayama, T. Yamazato dan A. Ogawa,
“Effect of Cell Structure on Quality of Service of LEOS
Communication System”, IEICE Trans. Commun.,
vol.E83-B, no.4, pp 782–790, April 2000.
[13] Schorcht,G., U. Freund, H. Salzwedel dan H. Keller, “A
Hierarchical Object-Oriented Global Traffic Model for
Simulation of Mobile Satellite Communication
Network”, University of Ilmenau, German.
[14] Tekinay, S., dan B. Jabbari, “Handover and Channel
Assignment in Mobile Cellular Networks”, IEEE
Commun. Mag., November 1991.
[15] Tripathi,N. D., N.J.H. Reed dan H. F. Vanlandingham,
“Handoff in Cellular System” IEEE Personal Commun.,
Desember 1998.
[16] Thipchaksurat,S., U. Yamamoto, dan Y. Onozato, “An
Analysis of the New Call Channel Limiting Technique
for Mobile User in One–Dimensional Cellular
Networks“, IEICE.Trans.Commun., vol E-84, no 3,
pp. 550–557 Maret 2001
[17] Wang, LC., G. Stubber dan C. Lea, “Architecture
Design, Frequency Planning, and Performance Analysis
for a Microcell/Macrocell Overlaying System“, IEEE
Trans. Vehic., vol.46, no.4, pp.836–848, November
1997.
[18] Watanabe,F., T. Iwama, dan M. Mizuno, “ Overlapping
Coverage Control in Sector Cells “, IEICE. Trans.
Commun., vol E79-B, no 3, pp.368–372, Maret 1996.