Disusun oleh :
Nama :
NIM :
JUNI
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalahpetrologi ini dapat tersusun hingga selesai.Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya. Saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
BAB 3 PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1 PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Petrologi adalah bidang geologi yang berfokus pada studi mengenai batuan dan kondisi
pembentukannya. Ada tiga cabang petrologi, berkaitan dengan tiga tipe batuan: beku, metamorf,
dan sedimen. Kata petrologi itu sendiri berasal dari kata Bahasa Yunani petra, yang berarti
"batu".
Petrologi batuan beku berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan beku (batuan
seperti granit atau basalt yang telah mengkristal dari batu lebur atau magma). Batuan
beku mencakup batuan volkanik dan plutonik.
Petrologi batuan sedimen berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan sedimen
(batuan seperti batu pasir atau batu gamping yang mengandung partikel-partikel sedimen
terikat dengan matrik atau material lebih halus).
Petrologi batuan metamorf berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan metamorf
(batuan seperti batu sabak atau batu marmer yang bermula dari batuan sedimen atau beku
tetapi telah melalui perubahan kimia, mineralogi atau tekstur dikarenakan kondisi
ekstrem dari tekanan, suhu, atau keduanya)
Petrologi memanfaatkan bidang klasik mineralogi, petrografi mikroskopis, dan analisis kimia
untuk menggambarkan komposisi dan tekstur batuan. Ahli petrologi modern juga menyertakan
prinsip geokimia dan geofisika dalam penelitan kecenderungan dan siklus geokimia dan
penggunaan data termodinamika dan eksperimen untuk lebih mengerti asal batuan.
Batuan didefenisikan sebagai semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu
agregrat (kumpulan) mineral yang telah menghablur. Tidak termasuk batuan adalah tanah dan
bahan lepas lainnya yang merupakan hasil pelapukan kimia maupun mekanis serta proses erosi
batuan.
Batuan sebagai agregrat mineral-mineral pembentuk kulit bumi secara genesa dapat
dikelompokkan dalam tiga jenis batuan, yaitu:
2. Batuan Sedimen (Sedimentary rock), adalah batuan hasil lithifikasi bahan rombakan
batuan hasil denudasi atau hasil reaksi kimia maupun hasil kegiatan organisme.
3. Batuan Metamorf (Metamorphic Rock), adalah batuan yang berasal dari suatu batuan
induk yang mengalami perubahan tekstur dan komposisi mineral pada fase padat sebagai
akibat perubahan kondisi fisika (tekanan, temperatur atau tekanan dan temperatur).
Sedangkan disini kita akan membahas tentang batuan sedimen non klastik yaitu ;
Batuan sedimen non-klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari proses kimiawi,
seperti batu halit yang berasal dari hasil evaporasi dan batuan rijang sebagai proses kimiawi.
Batuan sedimen non-klastik dapat juga terbentuk sebagai hasil proses organik, seperti
batugamping terumbu yang berasal dari organisme yang telah mati atau batubara yang berasal
dari sisa tumbuhan yang terubah. Batuan ini terbentuk sebagai proses kimiawi, yaitu material
kimiawi yang larut dalam air (terutamanya air laut). Material ini terendapkan karena proses
kimiawi seperti proses penguapan membentuk kristal garam, atau dengan bantuan proses biologi
(seperti membesarnya cangkang oleh organisme yang mengambil bahan kimia yang ada dalam
air).
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
Batuan sedimen non-klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari proses kimiawi,
seperti batu halit yang berasal dari hasil evaporasi dan batuan rijang sebagai proses kimiawi.
Batuan sedimen non-klastik dapat juga terbentuk sebagai hasil proses organik, seperti
batugamping terumbu yang berasal dari organisme yang telah mati atau batubara yang
berasal dari sisa tumbuhan yang terubah. Batuan ini terbentuk sebagai proses kimiawi, yaitu
material kimiawi yang larut dalam air (terutamanya air laut). Material ini terendapkan karena
proses kimiawi seperti proses penguapan membentuk kristal garam, atau dengan bantuan
proses biologi (seperti membesarnya cangkang oleh organisme yang mengambil bahan kimia
yang ada dalam air).
Dalam keadaan tertentu, proses yang terlibat sangat kompleks, dan sukar untuk
dibedakan antara bahan yang terbentuk hasil proses kimia, atau proses biologi (yang juga
melibatkan proses kimia secara tak langsung). Jadi lebih sesuai dari kedua-dua jenis sedimen
ini dimasukan dalam satu kelas yang sama, yaitu sedimen endapan kimiawi / biokimia. Yang
termasuk dalam kelompok ini adalah sedimen evaporit (evaporites), karbonat (carbonates),
batugamping dan dolomit (limestones and dolostone), serta batuan bersilika (siliceous rocks),
rijang (chert).
Batuan evaporit atau sedimen evaporit terbentuk sebagai hasil proses penguapan
(evaporation) air laut. Proses penguapan air laut menjadi uap mengakibatkan tertinggalnya bahan
kimia yang pada akhirnya akan menghablur apabila hampir semua kandungan air manjadi uap.
Proses pembentukan garam dilakukan dengan cara ini. Proses penguapan ini memerlukan sinar
matahari yang cukup lama.
Batuan sedimen karbonat terbentuk dari hasil proses kimiawi, dan juga proses biokimia.
Kelompok batuan karbonat antara lain adalah batugamping dan dolomit. Mineral utama
pembentuk batuan karbonat adalah: Kalsit (Calcite) (CaCO3) dan Dolomit (Dolomite)
(CaMg(CO3)2)
5. Chalk terdiri dari kumpulan organisme planktonic seperti coccolithophores; fizzes readily
in acid
7. Travertine terbentuk dalam gua batugamping dan di daerah air panas hasil dari proses
kimia
Batuan sedimen silika tersusun dari mineral silika (SiO2). Batuan ini terhasil dari proses kimiawi
dan atau biokimia, dan berasal dari kumpulan organisme yang berkomposisi silika seperti
diatomae, radiolaria dan sponges. Kadang-kadang batuan karbonat dapat menjadi batuan
bersilika apabila terjadi reaksi kimia, dimana mineral silika mengganti kalsium karbonat.
Kelompok batuan silika adalah:
Diatomite, terlihat seperti kapur (chalk), tetapi tidak bereaksi dengan asam. Berasal dari
organisme planktonic yang dikenal dengan diatoms (Diatomaceous Earth).
Rijang (Chert), merupakan batuan yang sangat keras dan tahan terhadap proses lelehan,
masif atau berlapis, terdiri dari mineral kuarsa mikrokristalin, berwarna cerah hingga
gelap. Rijang dapat terbentuk dari hasil proses biologi (kelompok organisme bersilika,
atau dapat juga dari proses diagenesis batuan karbonat.
Batuan Organik Endapan organik terdiri daripada kumpulan material organik yang akhirnya
mengeras menjadi batu. Contoh yang paling baik adalah batubara. Serpihan daun dan batang
tumbuhan yang tebal dalam suatu cekungan (biasanya dikaitkan dengan lingkungan daratan),
apabila mengalami tekanan yang tinggi akan termampatkan, dan akhirnya berubah menjadi
bahan hidrokarbon batubara.
Tabel dibawah adalah daftar nama-nama Batuan Sedimen Non-klastik (berdasarkan genesa
pembentukannya).
a. Kristalin
b. Amorf
Struktur batuan sedimen non klastik terbentuk oleh reaksi kimia maupun aktifitas organisme.
Macam-macamnya :
b) Oolitik, struktur dimana fragmen klastikdiselubungi oleh mineral non klastik, bersifat konsentris
dengan diameter kurang dari 2 mm.
c) Pisolitik, sama dengan oolitik tetapi ukuran diameternya lebih dari 2 mm.
e) Cone in cone, strutur pada batu gamping kristalin berupa pertumbuhan kerucut per kerucut.
h) Septaria, sejenis konkresi tapi memiliki komposisi lempungan. Ciri khasnya adalah adanya
rekahan-rekahan tak teratur akibat penyusutan bahan lempungan tersebut karena proses dehidrasi
yang melalui celah-celahnya terisi oleh mineral karbonat.
i) Goode, banyak dijumpai pada batugamping, berupa rongga-rongga yang terisi oleh kristal-
kristal yang tumbuh ke arah pusat rongga tersebut. Kristal dapat berupa kalsit maupun kuarsa.
j) Styolit, kenampakan bergerigi pada batugamping sebagai hasil pelarutan.
Komposisi mineral pada batuan sedimen non klastik biasanya sederhana terdiri dari satu atau
dua mineral (monomineralik Karbonat). Sebagai contoh :
- Chert : Kalsedon
Batuan karbonat adalah batuan sedimen dengan komposisi yang dominan (lebih dari
50%) terdiri dari mineral-mineral atau garam-garam karbonat, yang dalam praktek secara umum
meliputi batugamping dan dolomite.
§ Batugampingklastik
Adalah batugamping yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus batu gamping asal.
Contoh :Kalsirudit, Kalkarenit, Kalsilutit.
Terbentuk dari proses kimia maupun aktifitas organisme dan umum monomineralik.
Dapatdibedakan :
Tekstur
Sama dengan pemerian batuan sedimen klastik, hanya berbeda istilah meliputi:
Rudite >1
Arenit 0,062 –1
Struktur
Komposisi Mineral
Terdapat pemerian fragmen, matrik dan semen hanya terdapat perbedaan istilah ( Folk,
1954 ), meliputi :
Allochem
Macam – macamAllochem :
- Kerangka organisme (skeletal) : berupa cangkang binatang / kerangka hasil pertumbuhan.
- Interclas : merupakan butiran – butiran dari hasil abrasi batugamping yang telah ada.
Mikrit
Merupakan agregat halus berukuran 1-4 mikron, berupa kristal-kristal karbonat terbentuk
secara biokimia atau kimia langsung dari presipitisasi dari air laut dan mengisi rongga antar
butir.
Sparit
Merupakan semen yang mengisi ruang antar butir dan rekahan, berukuran halus (0,02-0,1
mm), dapat terbentuk langsung dari sedimentasi secara insitu atau rekristalisasidari mikrit.
BATUAN KARBONAT
Klastik Non Klastik
Dominasi rombakan Dominasi Pertumbuhan
Kristalin
Karbonat rombakanfosil terumbu
> 2 mm Kalsirudit Batu
Batu gamping Batu gamping
1 – 0,06 mm Kalkarenit gamping
Bio klastik terumbu
< 0,06 mm Kalsilutit Kristalin
Tabel Klasifikasi batupasir menurut Pettijohn, 1973 :
Matrik rombakan dominan (> Matrik rombakan tak ada / jarang (<15%,
Semen ataumatrik
15%) semen tidak ada pori-pori kosong / diisi semen
A
Feldspar
R R
lebih besar SUBARKOSE
GRAYWACKE K I
dari /BATUPASIR
FELDSPATIK O J
Fragmen FELDSPATIK
S ANG
baruan
E
Variabel
Kandungan > 75% -
Biasanya < 75% > 95%
kuarsa < 95%
< 75%
1.Nomor Urut : 01
5.Struktur : Oolitik
6.Tekstur : Kristalin
0.Gambar :
1.Nomor Urut : 02
5.Struktur : Fosiliferaus
6.Tekstur : Amorf
7.Komposisi : Fosil
10.Gambar :
1.Nomor Urut : 03
6.Tekstur : Kristalin
7.Komposisi : Garam
10.Gambar :
1.Nomor Urut : 04
5.Struktur : Oolitik
6.Tekstur : Amorf
7.Komposisi : Gipsum
10.Gambar :
1.Nomor Urut : 05
4.Warna : Hitam
5.Struktur : Bioherm
6.Tekstur : Amorf
10.Gambar :
BAB 3 PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam keadaan tertentu, proses yang terlibat sangat kompleks, dan sukar untuk
dibedakan antara bahan yang terbentuk hasil proses kimia, atau proses biologi (yang juga
melibatkan proses kimia secara tak langsung). Jadi lebih sesuai dari kedua-dua jenis sedimen ini
dimasukan dalam satu kelas yang sama, yaitu sedimen endapan kimiawi / biokimia. Yang
termasuk dalam kelompok ini adalah sedimen evaporit (evaporites), karbonat (carbonates),
batugamping dan dolomit (limestones and dolostone), serta batuan bersilika (siliceous rocks),
rijang (chert).
Batuan Silika
Batuan Organik
DAFTAR PUSTAKA
http://www.repastrepost.com/2016/09/batuan-sedimen-non-klastik-tekstur.html
https://miningundana07.wordpress.com/2009/10/08/batuan-sedimen-non-klastik/
http://mahasiswatengil.blogspot.co.id/2013/05/sedimen-non-klastik.html
https://geograph88.blogspot.co.id/2013/03/jenis-batuan-sedimen.html
https://rannudongke.wordpress.com/2013/12/02/determinasi-batuan-sedimen-klastik-dan-non-klastik/