Sistem pengecoran beton memiliki dua sistem, yaitu system cast in situ dan system precast. Dari kedua system tersebut, beberapa aspek tentunya berbeda, baik untuk waktu, alat mau pun proses yang akan dilakukan. Sistem cast in situ adalah pelaksanaan pengecoran beton di lapangan, sedangkan sistem precast (pracetak) adalah pembuatan beton melalui fabrikasi. Biaya konstruksi cenderung terus meningkat. Salah satu penyebab terjadinya hal tersebut adalah tingginya upah tenaga lapangan dan proses konstruksi yang dilakukan secara tradisional, khususnya dalam teknologi beton. Untuk menjawab tantangan tersebut, maka dikembangkan teknologi pracetak. Maka perlu pengetahuan keunggulan teknologi beton pracetak dibandingkan dengan teknologi beton konvensional, dilihat dari kriteria biaya, waktu dan sambungan. Dalam menentukan keunggulan-keunggulan teknologi beton pracetak, akan digunakan instrumen berupa kuesioner yang kemudian diolah dengan menggunakan program komputer yaitu SPSS. Dari hasil pengolahan data tersebut akan diperoleh faktor-faktor utama yang berpengaruh pada keunggulan teknologi beton pracetak dibandingkan dengan teknologi beton konvensional, dilihat dari kriteria biaya, waktu dan sambungan.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini masalah yang akan dibahas adalah tentang pembuatan beton pracetak full slab dan kelebihan penggunaan metode tersebut di bandingkan dengan metode konvensional.
1.3 Batasan Masalah
Untuk Lebih memfokuskan pada studi yangn dilakukan, maka dilakukan pembatasan masalah sabagai berikut : 2
1. Pembuatan beton full slab prestress.
2. Proses pengiriman hingga pemasangan beton full slab prestress.
1.4 Tujuan dan Manfaat
A. Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengatahui cara pembuatan beton pracetak khususnya beton full slab prestress dan perbandingan keuntungannya dengan beton cor di tempat apabila diterapkan dalam suatu proyek.
B. Manfaat Manfaat dari makalah ini adalah agar penulis mengatahui tentang beton full slab prestress