Anda di halaman 1dari 7

HANTU GENTAYANGAN DATANG LAGI…..

Lagi-lagi nyamuk aedes aegepty bikin ulah. Beberapa minggu lalu nyamuk ini menghantui
lingkungan karang buaya, sekarang nyamuk ini menjadi hantu paling menakutkan di
lingkungan Presak Timur, Pagutan. Betapa tidak, akibat gigitan nyamuk ini, Warga RT 07
telah menjadi korban dan meninggal pada hari selasa malam (2/3).

Adalah Ahmad Zuhri, 52 tahun, warga lingkungan presak Timur Pagutan adalah salah
satu keluarga yang kehilangan putrinya beberapa hari yang lalu karena demam
berdarah. Masih segar dalam ingatan bapak ini bagaimana anaknya berjuang melawan
penyakit ini.

Laela Saparwati Isrina, 11 tahun, adalah putri pasangan Ahmad Zuhdi dan Hatriah yang
menjadi korban keganasan nyamuk Aedes Aegepty ini. Awalnya Kamis (25/2), waktu itu
Rina (panggilan akrabnya) pulang dari Olahraga di Petemon mengeluh sakit dan di
antar oleh salah seorang gurunya pulang. Dari sanalah mulai mengalami demam selama
empat hari,” ungkap Darwita yang merupakan paman korban yang mewakili keluarga
untuk bercerita pada koran kampung. Karena Saat koran kampung bertandang ke
rumahnya, sang ibu belum bisa dimintai keterangan karena masih shock atas kejadian
yang menimpa anaknya dan menangis begitu melihat setiap orang yang datang untuk
menemuinya.. Begitu pun dengan sang ayah, mulutnya masih kaku untuk menceritakan
kronologi kejadian yang begitu cepat telah merenggut nyawa anaknya.

Awalnya di kira panas biasanya, untuk menurunkan panas hanya diberikan minum air
putih biasa saja. Tapi selama empat hari panas tak juga turun, sampai akhirnya keluar
darah dari gusi. Barulah anak ini di bawa kerumah sakit atas rekomendasi salah satu
petugas puskesmas yang ada di lingkungan Presak Timur.
Setelah di bawa ke rumah sakit Umum, Korban langsung masuk ICU dan mendapatkan
pertolongan medis langsung. Tapi alhasil karena penderita terlambat di Bawa ke Rumah
sakit, akhirnya kurang dari setengah hari dokter pun angkat tangan dan pasien ini
dinyatakan meninggal karena demam berdarah.

“Kami terlambat membawanya ke dokter, setelah keluar darah dari gusi baru R kami
bawa ke rumah sakit, tapi sayang karena kondisinya yang sudah parah dan tidak bisa
diselamatkan,” ungkap Darwita sedih.

Kejadian tersebut sontak membuat keluarga ahmad Zuhdi sangat terpukul. Hatriah,
istrinya tak henti menangis bahkan pingsan beberap kali akibat kepergian putrinya.
Selain terpukul, kejadian itu membuat keluarga trauma yang mendalam.

Adanya kejadian ini, pihak keluarga langsung menghubungi kepala lingkungan untuk
memberitahuakan ada warga yang meninggal akibat Demam berdarah. Informasi yang
di dapat dari warga kemudian di teruskan ke Lurah Pagutan dan dari lurah ini lah yang
menginformasikan ke dinas kesehatan kota dan dari dinas kesehatan kota barulah di
adakan fogging (Pengasapan).

Atas tanggapnya warga dan Lurah Pagutan inilah, sehari setelah kejadian ada yang
meninggal akibat DBD dilakukan pengasapan (Fogging) diseluruh lingkungan Presak
Timur pada hari kamis (4/3) dan diadakannya sosialisasi mengenai bahaya dan
penaganan gejala awal dari penyakit Demam berdarah ini. Sosialisasi ini dilakukan di
lingkungan RT 7 Presak timur oleh petugas kesehatan dari Puskesmas Karang pule saat
bertandang dan meninjau lokasi ke lingkungan warga yang menjadi Korban demam
berdarah hari rabu kemarin (3/3).

Saat diadakan fogging (Pengasapan) Lurah Pagutan terjun langsung untuk menyaksikan
petugas melakukan pengasapan dan memastikan semua lingkungan Presak timur dapat
pegasapan demam berdarah. “Akibat adanya warga yang meninggal, kami langsung
melakukan pengasapan sehari setelah kejadian, dan pengasapan merata diseluruh
lingkungan Presak Timur” ungkap Pak Lurah.

Nasib keluarga Khairul Anwar dan Juliana jauh lebih beruntung. Kejadiannya pun sama
dengan yang di alami oleh keluarga Ahmad Zuhdi. Anaknya yang berumur 6,5 tahun
pun menderita demam berdarah tetapi karena penanganan yang tepat dan cepat di
bawa ke rumah sakit akhirnya nyawa Natasya Auliyana Putri yang akrab di sapa caca
bisa di selamatkan.

Menurut keterangan dari Khairul Anwar yang merupakan ayah caca, awalnya juga
hanya demam biasa pada hari kamis (25/2). Setelah di bawa berobat, panasnya juga
langsung turun. Namun, pada hari minggu (28/2) panasnya kembali meninggi. Setelah
periksa yang kedua kali inilah baru oleh dokter tempatnya berobat menyuruh si anak
untuk dibawa ke RSU. Setelah masuk RSU inilah baru caca ditangani dengan cepat.
Setelah dilakukan tes laboratorium, ternyata caca positif mengalami demam berdarah.
Akhirnya keluarga memutuskan agar caca rawat inap.
Karena penanganan yang cepat dan tanggapnya keluarga atas demam yang menimpa
caca, akhirnya setelah 4 hari di Rumah sakit, caca di perbolehkan pulang dan
dinyatakan sembuh dan disarankan untuk tetap waspada atas penyakit demam
berdarah ini.

Kejadian-kejadian yang dialami keluarga Ahmad Zuhdi dan keluarga khairul Anwar,
tentu saja tidak ingin dialami oleh warga lainnya. Selain kewaspadaan masyarakat yang
harus terus melakukan gerakan 3M (Menguras, Mengubur dan Menutup), keterlibatan
aparat lingkungan, kelurahan, puskesmas dan Dinas Kesehatan juga sangat diperlukan.
Misalnya dalam hal memberikan pengarahan kepada warga, tidak hanya setelah terjadi
kasus, tetapi jauh sebelum kejadian, sehingga kematian akibat DBD dapat di cegah.

Fogging Cuma Kepuasan Semu

SEKITAR tahun 2001 warga Presak Timur, Kelurahan Pagutan, bersitegang dengan petugas
Puskesmas Karang Pule. Warga menuntut dilakukan fogging (pengasapan) menyusul dua warga
di sana meninggal dunia akibat DBD. Warga yang panik, mencecar kepala puskesmas dengan
banyak pertanyaan. Mereka mendesak agar fogging mutlak dilakukan.

Namun karena pertimbangan tertentu, pemerintah melalui Dinas Kesehatan dan Puskesmas
Karang Pule menyarankan agar warga melakukan gerakan 3M. Menurut petugas, fogging tak
efektif. “Kalau hanya sekadar untuk menenangkan warga, kami bisa saja melakukan pengasapan
bohong-bohongan pakai minyak tanah yang sekadar kelihatan asapnya. Tapi apakah itu yang
dikehendaki warga,” ujar petugas waktu itu.
Apa yang dikatakan petugas itu cukup beralasan. Sebab sebagaimana tulisan yang dikirim dr Ika
Mahardhika, dokter di RS Biomedika, pelaksanaan fogging pada umumnya memberikan
kepuasan semu pada warga, sehingga merasa aman dan tidak melakukan PSN (pemberantasan
sarang nyamuk) lagi. Tidak jarang lokasi yang baru saja dilakukan fogging terdapat penderita
DBD baru dan nyamuknya banyak lagi.

Berikut ini fakta-fakta terkait fogging yang dikutip dr Ika dari situs
mediainfokota.jogjakota.go.id. Dalam tulisan itu pembatasan pelaksanaan fogging dilakukan
karena banyak dampak negatif yang dapat ditimbulkan, antara lain:

1. Banyak polutan (zat pencemar) yang dihasilkan oleh mesin fogging akibat insektisida yang
disemprotkan dan pembakaran yang tidak sempurna.

2. Polutan yang mencemari makanan, air minum dan lingkungan rumah setelah pelaksanaan fogging
dapat mengganggu kesehatan warga, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena
itu pada saat akan dilakukan fogging warga diimbau untuk menutup rapat-rapat makanan, air
minum, air mandi, piring, gelas, sendok dsb. Dalam hal ini belum semua warga
melaksanakannya, bahkan pada saat fogging masih banyak warga yang tidak mau keluar rumah,
ada anak-anak yang mengikuti penyemprot dan ada warga memasuki rumah sebelum asap
fogging di dalam rumah habis.

3. Fogging memerlukan biaya cukup besar (± Rp. 1.900.000 untuk fogging radius 200 meter) dan
tenaga yang cukup banyak dan terlatih (tidak efisien). Sedangkan daya bunuhnya hanya 1 – 2
hari, setelah itu nyamuk akan menjadi banyak lagi dan akan mudah menularkan DBD.

4. Bila fogging dilaksanakan sesuai dengan aturan kesehatan maka dampak positif yang ditimbulkan
akan lebih besar dibandingkan dampak negatifnya. Aturan yang paling utama adalah fogging
hanya dilaksanakan pada lokasi yang sedang terjadi penularan DBD dan harus didahuli dan
diikuti gerakan PSN serentak.

5. Fogging bukan merupakan langkah pencegahan munculnya penderita DBD melainkan untuk
memutus rantai bila telah terjadi penularan DBD. Salah satu ciri khas terjadinya penularan DBD
adalah terdapatnya lebih dari satu penderita DBD di dalam radius 200 meter dalam waktu
seminggu. Dalam hal ini warga sering menganggap bahwa fogging dilaksanakan setelah
menunggu korban lebih banyak.

6. Penularan DBD tidak selalu terjadi di sekitar rumah penderita, tetapi dapat terjadi di manapun,
terutama tempat-tempat beraktivitas pada jam-jam dimana nyamuk suka menggigit, yaitu antara
jam 08.00 – 11.00 dan jam 13.15 – 18.00. Waspadai tempat-tempat aktivitas tersebut dengan
memberantas sarang nyamuk yang masih ada. Sekolah, perkantoran, pasar, terminal dsb juga
merupakan tempat potensial penularan DBD.

7. Pencegahan DBD yang paling efektif dan efisien adalah dengan cara menghilangkan sarang
nyamuk sehingga tidak terdapat lagi jentik (uget-uget) yang tersisa. Warga masyarakat tidak
perlu menunggu korban untuk malaksanakan PSN secara serentak dan rutin agar tidak muncul
penderita DBD.
8. Pada umumnya warga sudah mengetahui cara PSN yang benar, yaitu dengan 3M Plus (menguras,
menutup dan mengubur, plus ikanisasi), dan hanya perlu melaksanakannya secara rutin.

Diposting oleh PORTAL di 10.3.10 0 komentar

Postingan Lebih Baru » « Postingan Lama


Langganan: Postingan (Atom)

Komunitas Blog Kampung Media


Subscribe To
Postingan
Semua Komentar
http://www.youtube.com/watch?v=vG8vV27O8mI. Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive
 ► 2013 (81)

 ► 2012 (117)

 ► 2011 (37)

 ▼ 2010 (134)
o ► Desember (15)
o ► November (9)
o ► Oktober (4)
o ► September (10)
o ► Agustus (9)
o ► Juli (17)
o ► Juni (9)
o ► Mei (10)
o ► April (21)
o ▼ Maret (19)
 AKIBAT PETIR, 1 ORANG TEWAS Hujan lebat disertai ...
 LISTRIK, PADAM LAGI.... PADAM LAGI......!!!!!
 TATA RIAS KAMAR PENGANTEN MULAI DIMINATIBanyak ca...
 2010 TAHUN KUNJUNGAN MUSEUMTahun ini, berbagai ev...
 TABUH GONG DI PAGUTAN, POTENSI WISATA YANG PERLU D...
 Jajanan Tradisional Masih Diminati
 BUDAYA BE-TABEQ (PERMISI) YANG MULAI TERKIKIS
 RENUNGAN
 BANYAK SISWA YANG TAK KENAL MUSEUM
 JALAN-JALAN KE MUSEUM
 KESEHATAN
 RENUNGAN
 MERIAHNYA MAULID NABI MUHAMMAD SAW DI PRESAK
TIMU...
 Demam Berdarah
 PILKADA KOTA MATARAM
 KUMPULAN BERITA RINGAN
 TOKO EMAS DAN MUTIARA DI KARANG GENTENG
 ENAM WARGA KORBAN PENJUALAN MANUSIA
 BAWA ANAK KEMBALI SEKOLAH..... Jemari Amir meliu...
o ► Februari (11)

Followers
Blog Archive
 ► 2013 (81)

 ► 2012 (117)

 ► 2011 (37)

 ▼ 2010 (134)
o ► Desember (15)
o ► November (9)
o ► Oktober (4)
o ► September (10)
o ► Agustus (9)
o ► Juli (17)
o ► Juni (9)
o ► Mei (10)
o ► April (21)
o ▼ Maret (19)
 AKIBAT PETIR, 1 ORANG TEWAS Hujan lebat disertai ...
 LISTRIK, PADAM LAGI.... PADAM LAGI......!!!!!
 TATA RIAS KAMAR PENGANTEN MULAI DIMINATIBanyak ca...
 2010 TAHUN KUNJUNGAN MUSEUMTahun ini, berbagai ev...
 TABUH GONG DI PAGUTAN, POTENSI WISATA YANG PERLU D...
 Jajanan Tradisional Masih Diminati
 BUDAYA BE-TABEQ (PERMISI) YANG MULAI TERKIKIS
 RENUNGAN
 BANYAK SISWA YANG TAK KENAL MUSEUM
 JALAN-JALAN KE MUSEUM
 KESEHATAN
 RENUNGAN
 MERIAHNYA MAULID NABI MUHAMMAD SAW DI PRESAK
TIMU...
 Demam Berdarah
 PILKADA KOTA MATARAM
 KUMPULAN BERITA RINGAN
 TOKO EMAS DAN MUTIARA DI KARANG GENTENG
 ENAM WARGA KORBAN PENJUALAN MANUSIA
 BAWA ANAK KEMBALI SEKOLAH..... Jemari Amir meliu...
o ► Februari (11)

About Me

PORTAL
susunan pengurus PORTAL 1.ketua : Rustam Efendi 2.Sekretaris :: Yusron Fauzi 3.
Anggota : - M. Arif - Ahmad Gunadiwan - Fauzan Adzim - Khairil Anwar - Zammi
Suryadi - Ahmad Septian - Muh. F Hafiz menyampaikan berita yang mendidik tentang
kondisi dan keadaan lingkungan yang disuguhkan dengan menarik agar menarik minat
pembaca dan bersama-sama untuk menyampaikan berita yang benar kepada masyarakat.
Lihat profil lengkapku

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Anda mungkin juga menyukai