Menurut Dale L. Flesher and Steward Siewert yang dikutip oleh Amin Widjaja
Tunggal, “An operational audit is an organized search for ways of improving
efficiency and effectiveness. It can be considered a form of constructive
criticism”.
Menurut Holmes dan Overmyer (1975) yang dikutip oleh Amin Widjaja Tunggal, “
The management audit means the examination and evaluation of all
information gathering functions and all phases of management functions and
activities, in order to ascertain if operating are conducted in a effective and
efficient manner”.
Management audit menurut Alejandro R Gorospe/Lindberg/Cohn yang
dialihbahasakan oleh Amin Widjaja Tunggal yaitu:
“Management audit adalah suatu tekhnik yang secara teratur dan sistematis
digunakan untuk menilai efektivitas unit/ pekerjaan dibandingkan dengan
standar-standar perusahaan dan industry, dengan menggunakan petugas yang
bukan ahli dalam lingkup objek yang dianalisis, untuk meyakinkan manajemen
bahwa tujuan dilaksanakan, dan keadaan yang membutuhkan perbaikan.”
(2002:2)
R.A Supriyono (1990) memberikan definisi audit manajemen sebagai berikut: “Audit
manajemen sebagai suatu proses pemeriksaan secara sistematik yang
dilaksanakan oleh pemeriksa independen untuk mendapatkan danmengevaluasi
bukti secara objektif atas prosedur dan kegiatan-kegiatan manajemen, serta
mengkomunikasikan hasil pemeriksaannya kepada atasan manajer yang
diperiksa dan disertai dengan bukti dan suati rekomendasi kemungkinan
tindakan koreksi”.
Siagian (2001) mendefinisikan audit manajemen sebagai suatu bentuk
pemeriksaan yang bertujuan untukmeneliti dan menilai kinerja perusahaan
yang disoroti dari sudut pandang peningkatan efisiensi, efektifitas dan
ptroduktivitas kerja dalam berbagai komponennya.
Menurut Institute of Internal Auditor (IIA) yang ditulis oleh Boyton Johnson
Kell di dalam buku Modern Auditing (2002:491) “Internal Auditing adalah
aktivitas pemberian keyakinan serta konsultasi yang independen dan obyektif,
yang dirancang untuk menambah nilai dan memperbaiki kinerja
organisasi“. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa audit manajemen
merupakan bentuk pemeriksaan untuk menilai, menganalisis, meninjau ulang hasil
perusahaan, apakah telah berjalan secara ekonomis, efisien dan efektif serta
mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dan kemudian melaksanakan pengujian dan
penelaan atas ketidakhematan, ketidakefisiensian maupun ketidakefektifan untuk
selanjutnya memberikan rekomendasi–rekomendasi perbaikan demi tercapainya tujuan
perusahaan.
2. Tujuan dan Manfaat Audit Manajemen
Dalam pemeriksaan manajemen menurut AICPA yang dikutip oleh Amin Widjaja
Tunggal dikatakan bahwa tujuan dari pelaksanaan management audit adalah sebagai
berikut:
“Tujuan pelaksanaan management audit adalah untuk memeriksa dan menilai
operasi perusahaan serta prosedur pelaksanaannya, juga menyangkut
pemberian informasi kepada manajemen tentang masalah-masalah operasi
yang diperlukan untuk melakukan koreksi dalam peningkatan penghematan
dan produktivitas.”
(2000:275)
Sedangkan menurut Sukrisno Agoes menyatakan bahwa
tujuan management audit adalah sebagai berikut:
“Tujuan dari management audit adalah:
1. Untuk menilai kinerja (performance) dari manajemen dan berbagai fungsi dalam
2. Untuk menilai apakah berbagai sumber daya (manusia, mesin, dana, dan harta
lainnya) yang dimiliki perusahaan telah digunakan secara efisien dan ekonomis.
3. Untuk menilai efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan (objective) yang telah
ditetapkan oleh top management.
4. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada top management untuk memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam penerapan pengendalian intern, sistem
pengendalian manajemen, dan prosedur operasional perusahaan, dalam rangka
meningkatkan efisiensi, keekonomisan dan efektivitas dari kegiatan operasi
perusahaan.”
(2004:175)
Dari ketujuh definisi audit manajemen di atas, dapat diketahui tujuan dan manfaat audit
manajemen, yaitu sebagai berikut :
1. Untuk memberikan informasi kepada manajemen mengenai efektifitas suatu unit
atau fungsi.
2. Untuk mengetahui tindakan yang bersifat perventif, artinya untuk menilai apakah
ada situasi dalam perusahaan yang potensial dapat menjadi masalah di masa depan
meskipun pengamatan sepintas mungkin menunjukkan bahwa situasi demikian tidak
dihadapi perusahaan.
3. Untuk membandingkan hasil kerja perusahaan secara keseluruhan atau berbagai
komponen di dalamnya dengan standar yang mencakup berbagi bidang kegiatan dan
berbagai sasaran perusahaan yang ditetapkan sebelumnya.
4. Untuk dijadikan sebagai upaya investigasi. Bagi manajemen untuk memutuskan
melaksanakan audit manajemen ialah karena ada sinyal elemen bahwa dalam
perusahaan terdapat masalah tertentu yang harus segera diketahui penyebabnya
dan dengan demikian dapat diambil langkah-langkah untuk mengatasinya. Siagian
(2001) mengatakan bahwa kalangan manajemen menunjukkan sambutan terhadap
perkembangan audit manajemen karena jika digunakan dengan tepat maka audit
manajemen bisa memberi manfaat yang besar yaitu:
5. Memungkinkan manajemen mengidentifikasikan kegiatan operasional dalam
perusahaan yang tidak memberikan kontribusi dalam perolehan keuntungan.
6. Membantu manajemen dalam peningkatan produktifitaskerja dari berbagai
komponen organisasi.
7. Memungkinkan manajemen mengidentifikasi hambatan dan kendala yang dihadapi
dalam mengkoordinasikan berbagai kegiatan dan mengambil langkah strategis untuk
mengatasi dan menghilangkannya.
8. Memantapkan penerapan pendekatan kesisteman dalam menjalankan roda
organisasi.
9. Memungkinkan manajemen pada berbagai tingkat menentukan strategi yang tepat.
10. Membantu manajemen merumuskan pedoman teknis operasional bagi para
pelaksana berbagai kegiatan dalam perusahaan yang akan membantu para tenaga
kerja operasional melakukan kegiatan masing-masing dengan tingkat efisiensi dan
efektifitas yang lebih tinggi.
11. Mengidentifikasikan dengan tepat berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi
dalam manajemen sumber daya manusia.
12. Membantu manajemen menilai perilaku bawahan dalam menyediakan informasi bagi
pimpinan sesuai dengan kebutuhan pimpinan pada berbagai hierarki perusahaan.
Apabila audit manajemen dilakukan secara berkala maka audit manajemen bisa
menunjukkan masalah ketika masalah tersebut masih berskala kecil. Dengan demikian
audit manajemen merupakan alat manajemen yang membantu manajemen dalam
mencapai tujuan karena tindakan korektif dapat dilakukan untuk pemecahan masalah
apabila ditemukan inefisiensi dan inefektifitas.
3. Ruang Lingkup Dan Sasaran Audit Manajemen
Ruang lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan manajemen. Ruang
lingkup ini dapat berupa seluruh kegiatan atau dapat juga hanya mencakup bagian
tertentu dari program/aktivitas yang dilakukan. Periode audit juga bevariasi, bisa untuk
jangka waktu satu minggu, beberapa bulan, satu tahun bahkan untuk beberapa tahun,
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan yang menjadi sasaran dalam audit
manajemen adalah kegiatan, aktivitas, program dan bidang-bidang dalam perusahaan
yang diketahui atau diidentifikasi masih memerlukan perbaikan/peningkatan, baik dari
segi ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas. Sasaran pemeriksaaan dapat dibagi menjadi
tiga elemen penting, yaitu:
1. Kriteria (Criteria)
Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu/ kelompok di dalam
perusahaan dalam melakukan aktivitasnya.
2. Penyebab (Cause)
Penyebab merupakan tindakan (aktivitas) yang dilakukan oleh setiap individu/kelompok
di dalam perusahaan.Penyebab dapat bersifat positif, atau sebaliknya negatif, program-
program/aktivitas berjalan dengan tingkat efektivitas, efisiensi yang lebih rendah dari
standar yang telah ditetapkan.
3. Akibat (effect)
Akibat merupakan perbandingan antara penyebab dengan kriteria yang berhubungan
dengan penyebab tersebut.Akibat negatif menunjukan program/aktivitas berjalan
dengan tingkat pencapaian yang lebih rendah dari kriteria yang ditetapkan.Sedangkan
akibat positif menunjukan bahwa program/aktivitas telah berjalan secara baik
dengantingkat pencapaian yang lebih tinggi dari kriteria yang ditetapkan.
Menyatakan
pendapat
tentang
kewajaran Menilai dan meningkatkan
laporan efisiensi dan keefektifan
1 Tujuan keuangan pengelolaan
Data/catatan
2 Ruang Lingkup keuangan Operasi dan fungsi
Urusan
keuangan Urusan operasional yang sudah
dalam periode lalu, sekarang dan yang akan
3 Orientasi yang sudah lalu datang
Prinsip-prinsip
akuntansi yang
lazim dipakai
Standar atau diterima Prinsip-prinsip operasi
4 Penilaian secara umum manajemen
Standar-
standar
pemeriksaan
yang lazim
dipakai/diterim Teknik-teknik operasi
5 Metode a secara umum manajemen
Presisi
6 (Ketepatan) Definitif Relatif
Diharuskan oleh
Undang- Tidak harus terutama
undang/ merupakan prerogativepimpina
9 Keharusan Peraturan n
Teratur paling
sedikit setahun Periodik, tetapi kebanyakan
12 Frekuensi sekali saatnya tidak tertentu
1. Tujuan Pemeriksaan
Tujuan pemeriksaan manajemen adalah membantu semua peringkat manajemen dalam
meningkatkan perencanaan dan pengendalian manajemen dengan cara mengidentifikasi
aspek-aspek sistem dan prosedur serta rekomendasi kepada manajemen untuk
meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan ekonomisasi.
2. Independensi
Agar manfaat pemeriksaan manajemen dapat dicapai, maka pemeriksaan tersebut harus
bersifat independen.
3. Pendekatan Sistematis
Dalam perencanaan dan pelaksanaan audit manajemen perlu digunakan pendekatan
yang sistematis dan metode-metode yang konsisten.
4. Kriteria Prestasi
Dengan kriteria prestasi pelaksanaan dapat dibandingkan dan dievaluasi.
5. Bukti Pemeriksaan
Auditor harus dapat merencanakan dan melaksanakan prosedur yang dirancang untuk
memperoleh bukti yang cukup untuk mendukung temuan–temuan dan kesimpulan-
kesimpulan serta rekomendasi yang dibuatnya.
1. Akuntan Pemerintah
Akuntan pemerintah dapat juga diminta untuk melakukan pemeriksaan
manajemen.Mereka biasanya memberi perhatian kedua-duanya, baik audit keuangan
dan audit manajemen.
1. Akuntan Publik
Perusahaan juga bisa menunjuk sebuah kantor akuntan publik untuk melakukan
pemeriksaan manajemen. Biasanya penugasan ini terjadi hanya kalau perusahaan tidak
mempunyai staf internal audit atau staf internal audit kurang keahliaannya dalam area
tertentu. Sebagai contoh, suatu perusahaan meminta kantor akuntan menilai efisiensi
dan efektifitas dari sistem komputernya.
1. Audit Pendahuluan.
Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang terhadap
objek audit yang dilakukan.Di samping itu, pada audit ini juga dilakukan penelaahan
terhadap berbagai peraturan, ketentuan dan kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang
diaudit, serta menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh untuk
mengindentifikasi hal-hal yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang
diaudit. Auditor mungkin menggunakan daftar pertanyaan, flow chart, tanya jawab,
laporan manajemen, dan observasi dalam pelaksanaan audit pendahuluan.
Daftar pertanyaan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
masalah yang mempengaruhi efektivitas, efisiensi dan performa operasi. Auditor
kemudian akan menilai jawaban yang diperoleh, kemudian auditor mengumpulkan bukti-
bukti untuk memperkuat jawaban yang diterima.
Jika dihubungkan dengan tujuan audit sementara yang telah dibuat pada audit
pendahuluan, hasil pengujian pengendalian manajemenini dapat mendukung tujuan
audit sementara tersebut menjadi tujuan audit sesungguhnya, atau mungkin ada
beberapa tujuan audit sementara yang gugur, karena tidak cukup (sulit memperoleh)
bukti-bukti yang mendukung tujuan audit tersebut.
3. Audit Terinci
Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten untuk
mendukung tujuan audit yang telah dilakukan. Pada tahap ini juga dilakukan
pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temuan
yang lain dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit. Temuan
yang cukup, relevan, dan kompeten dalam tahap ini disajikan dalam suatu kertas kerja
audit (KKA) untuk mendukung kesimpulan audit yang dibuat dan rekomendasi yang
diberikan.Kertas kerja dapat diorganisir berdasarkan sub unit dari usaha yang diaudit
(seperti berdasarkan cabang, bagian), urutan prosedur audit dilaksanakan (seperti audit
pendahuluan, bukti) atau setiap sistem logis yang mempertinggi pemahaman auditor
terhadap pekerjaan yang dilakukan. Tujuan mengumpulkan bukti-bukti adalah untuk
mendapatkan dasar faktual dalam menilai kriteria performa yang sebelumnya
diidentifikasi.
Tahapan ini bertujuan untuk mengomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi yang
diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Hal ini penting untuk meyakinkan
pihak manajemen tentang keabsahan hasil audit dan mendorong pihak-pihak yang
berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap berbagai kelemahan yang ditemukan.
Laporan disajikan dalam bentuk komprehensif (menyajikan temuan-temuan penting
hasil audit untuk mendukung kesimpulan audit dan rekomendasi).Rekomendasi harus
disajikan dalam bahasa operasional dan mudah dimengerti sertamenarik untuk
ditindaklanjuti.Walaupun laporan formal dapat dianggap sebagai langkah terakhir dalam
manajemen audit.Laporan informal ini harus dibuat selama audit.Sebagai contoh,
apabila auditor menemukan suatu ineffisiensi yang serius selama
survei pendahuluan.Ia harus menyelidiki, menilai dan melaporkan segera daripada
menunggu audit selesai.
5. Tindak lanjut
Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan untuk mendorong
pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan
rekomendasi yang diberikan. Auditor tidak memiliki wewenang untuk mengharuskan
tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan.
Oleh karena itu, rekomendasi yang disajikan dalam laporan audit seharusnya sudah
merupakan hasil diskusi dengan berbagai pihak yang berkepentingan dengan tindakan
perbaikan tersebut. Suatu rekomendasi yang tidak disepakati oleh objek audit akan
sangat berpengaruh pada pelaksanaan tindak lanjutnya. Hasil audit menjadi kurang
bermakna apabila rekomendasi yang diberikan tidak ditindaklanjuti oleh pihak yang
diaudit.
1. Informasi latar belakang Informasi latar belakang yang disajikan oleh pemeriksa
harus dapat memberikan gambaran latar belakang permasalahan yang sama
diantara pemeriksa dan pengguna laporan. Informasi tersebut antara lain :
2. Kapan organisasi itu didirikan.
3. Apa tujuan pendirian organisasi, pelaksanaan kegiatan atau tujuan program.
4. Apa karakteristik kegiatan dan seberapa luas ruang lingkup aktivitasnya.
5. Siapa yang mengepalai organisasi dan siapa saja yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan kegiatan atau program.
6. Alasan apa yang mendasari dilakukannya audit manajemen.
7. Kesimpulan audit yang disertai dengan bukti-bukti yang mendukung tujuan audit.
8. Rumusan saran yang berhasil diformulasikan.
Saran-saran yang diajukan oleh pemeriksa pada umumnya berupa anjuran yang
berisikan hal-hal apa saja yang seharusnya dilakukan untuk mendorong organisasi
melakukan perbaikan atas kinerja yang akan datang. Rumusan saran harus singkat
karena ditujukan untuk memberikan dasar perbaikan prestasi manajemen di masa yang
akan datang, dirumuskan dengan mengingat prinsip biaya efektifitas serta sifat praktis.
Wewenang untuk melakukan tindak lanjut dan upaya perbaikan tetaplah pada
manajemen organisasi.
1. Lingkup pemeriksaan
Lingkup pemeriksaan menunjukkan berbagai aspek kegiatan pihak kedua dan periode
waktu kegiatan yang ditinjau kembali oleh pemeriksa.Lingkup pemeriksaaan harus juga
mengidentifikasi secara jelas seberapa mendalam peninjauan kembali yang dilakukan
untuk masing-masing aspek kegiatan pihak kedua.Laporan tersebut hendaknya dapat
memberikan motivasi kepada unit manajemen yang diperiksa untuk melaksanakan
tindak lanjut atas rekomendasi-rekomendasi yang disajikan dalam laporan tersebut.
https://datakata.wordpress.com/2014/10/02/audit-manajemen/
Pengertian Audit Internal : Tujuan,
Fungsi, Ruang Lingkup
September 7, 2018 by Yusuf
Audit Internal atau Internal Audit memiliki peranan penting dalam
keberjalanan perusahaan. Pada era modern ini
perkembangan Manajemen organisasi khususnya di perusahaan sangat
memerlukan peran audit internal. Audit internal digunakan untuk
mendukung keberjalanan manajemen perusahaan sebagai
fungsi controlling yang menjamin perusahaan berjalan sesuai dengan
perencanaan dan mengarah kepada tujuan.
Biasanya audit internal dilakukan oleh unit yang berada di dalam
perusahaan yang memang ditugaskan untuk melakukan audit terhadap
perusahaan yang bersangkutan. Pelaksana dari audit internal adalah auditor
internal. Pelaksana dari audit internal atau auditor internal biasanya ada
pada perusahaan besar dimana perusahaan tersebut memiliki struktur
organsasi yang kompleks dengan berbagai tugas dan fungsi masing-
masing.
Adapun tugas internal audit yang dilakukan auditor adalah melakukan audit
internal perusahaan dengan menjamin sistem/manajemen yang ada di
perusahaan supaya berjalan sesuai yang diinginkan. Selain itu dengan
adanya audit internal dapat menghindari adanya resiko kesalahan,
penyalahgunaan, dan kendala dengan mengembangkan efisiensi dan
efektivitas perusahaan. Oleh karena itu perusahaan seharusnya menyusun
SOP audit internal serta melakukan pengendalian internal audit di dalam
perusahaan dnegan tujuan pengembangan perusahaan.
Sukrisno
Arti internal audit adalah pemeriksanaan yang dijalankan oleh unit audit
internal yang dimiliki perusahaan terhadap finansial report dan laporan
akuntansi perusahaan serta meninjau kepatuhan akan kebijakan yang
ditentukan pimpinan puncak, peraturan pemerintan, dan ketentuan dari
perserikatan profesi.
Lawrence B. Sawyer
Pada buku berjudul “Internal Audit Sawyer” dikemukakan bahwa pengertian
audit internal menjabarkan tentang ruang lingkup audit internal modern
yang lebih luas.
Arti internal audit adalah proses penilaian yang dilaksanakan secara
berurutan dan bersifat obyektif yang dilaksanakan oleh auditor internal
kepada aktivitas operasional dan kontrol yang berbeda di dalam organisasi.
Audit internal dilaksanakan untuk menetapkan apakah :
Hiro Tugiman
Definisi Audit internal adalah fungsi penilaian secara independen di dalam
organisasi untuk mengetes dan melakukan evaluasi terhadap
kegiatan/program yang dijalankan.
https://jurnalmanajemen.com/audit-internal/
Penyampaian Hasil Pemeriksaan Internal
Oleh Webadmin / Rabu 16 Desember 2015 / Tidak ada komentar
Laporan tertulis yang ditandatangani haruslah dikeluarkan setelah
pengujian terhadap pemeriksaan (audit examination) selesai dilakukan.
Laporan sementara dapat dibuat secara tertulis atau lisan dan diserahkan
secara formal atau informal.
Bila telah ditentukan bahwa dalam suatu laporan pemeriksaan akhir terdapat kesalahan
atau error, pinjaman audit internal harus mempertimbangkan perlunya pembuatan laporan
perubahan yang menyebutkan tentang berbagai informasi yang diperbaiki. Laporan
tambahan harus dibagikan kepada seluruh pihak yang telah menerima laporan akhir
sebelumnya.
Suatu kesalahan atau error didefinisikan sebagai penulisan suatu pernyataan secara
salah atau tidak dicantumkannya informasi yang penting dalam laporan pemeriksaan aktif,
yang tidak sengaja terjadi.
2. Laporan yang jelas mudah dimengerti dan logis. Kejelasan suatu laporan dapat
ditingkatkan dengan cara menghindari penggunaan bahasa teknis yang tidak
diperlukan dan pemberian berbagai informasi yang cukup mendukung.
5. Laporan yang tepat waktu adalah laporan yang penerbitnya tidak memerlukan
penundaan dan mempercepat kemungkinan pelaksanaan berbagai tindakan efektif .
Kriteria: yaitu berbagai standar, ukuran, atau harapan yang digunakan dalam melakukan
evaluasi dan atau verifikasi (apa yang seharusnya terdapat).
Kondisi: yaitu berbagai bukti nyata yang ditemukan oleh pemeriksa dalam pelaksanaan
pemeriksaan (apa yang ternyata terdapat).
Sebab: yaitu alasan yang dikemukakan atas terjadinya perbedaan antara kondisi yang
diharapkan dan kondisi sesungguhnya (mengapa terjadi perbedaan).
Akibat: yaitu berbagai risiko atau kerugian yang dihadapi oleh unit organisasi dari pihak
yang diperiksa dan atau unit organisasi lain karena terdapatnya kondisi yang tidak sesuai
dengan kriteria (dampak dari perbedaan). Dalam menentukan tingkat risiko atau kerugian,
pemeriksa internal harus mempertimbangkan pula akibat-akibat yang mungkin
ditimbulkan oleh berbagai temuan tersebut terhadap pernyataan keuangan (financial
statement) organisasi.
Dalam laporan tentang berbagai temuan, dapat pula dicantumkan berbagai rekomendasi,
hasil yang telah dicapai oleh pihak yang diperiksa, dan informasi lain bersifat membantu
yang tidak dicantumkan di tempat lain.
8. Kesimpulan atau pendapat adalah hasil evaluasi pemeriksaan terhadap dampak
berbagai temuan terhadap kegiatan yang diperiksa. Kesimpulan selalu
menempatkan berbagai temuan dalam perspektif yang didasarkan pada implikasi
temuan tersebut secara keseluruhan. Bila dicantumkan dalam laporan pemeriksaan,
kesimpulan dapat mencakup keseluruhan lingkup pemeriksaan atau berbagai aspek
khusus. Kesimpulan dapat meliputi, tetapi tidak terbatas pada, apakah tujuan dan
sasaran operasi atau program sejalan dengan tujuan dan sasaran organisasi,
apakah tujuan dan sasaran organisasi akan dapat dicapai, dan apakah kegiatan
yang diperiksa berfungsi sebagaimana diharapkan.
http://keuanganlsm.com/penyampaian-hasil-pemeriksaan-internal/
Pengertian Audit Manajemen, Tujuan, Manfaat, Tahapan, Ruang Lingkup
Terlengkap – Pada pembahasan kali ini kami akan menjelaskan tentang audit
manajemen. Yang meliputi pengertian audit manajemen, tujuan audit manajemen,
tahapan audit manajemen, ruang lingkup audit manajemen dengan pembahasan
lengkap dan mudah dipahami. Untuk lebih detailnya silakan simak ulasan dibawah
ini dengan seksama.
PROMOTED CONTENT
Kerja hanya 1 jam sehari tapi berpenghasilan 80 Juta perbulan
Baca Juga: Pengertian Ekonomi Kerakyatan Beserta Ciri Dan Tujuannya Lengkap
Laporan
Dari hasil pengujian dan pemeriksaan yang dibahas selanjutnya ditahap akhir dibuat
laporan hasil audit secara keseluruhan yang merupakan kesimpulan atas
pemeriksaan yang dilaksanakan tersebut.
Periode audit manajemen juga bervariasi. Seringkali dalam jangka waktu satu
minggu, beberapa bulan atau bahkan lebih dari satu tahun. Sesuai dengan tujuan
yang hendak diraih oleh perusahaan tersebut.Dalam menjalankan kerjanya, audit
manajemen memiliki kriteria antara lain:
https://www.sepengetahuan.co.id/2017/12/pengertian-audit-manajemen-tujuan-manfaat-tahapan-
ruang-lingkup.html
← PENDEKATAN RISET AUDIT SDM
Mengaudit SDM dengan riset, ada enam pendekatan yang dapat diterapkan, yaitu :
1. Riset Terapan (Applied Research)
Riset ini digunakan untuk mengevaluasi aktivitas-aktivitas SDM. Kadang kala risetnya
mungkin canggih, tergantung pada desain dan statistik yang digunakan. Melaui riset ini
berupaya untuk memperbaiki kinerja departemen.
2. Pendekatan Komparatif (Comparative Approach)
Bentuk riset ini adalah bentuk yang sederhana. Pendekatan ini menggunakan
perusahaan lain sebagai model, setelah itu membandingkan hasil atau prosedur
mereka dengan yang dari perusahaan lain tersebut. Pendekatan komparatif kerap
digunakan untuk membandingkan maslah ketidakhadiran, perputaran karyawan,
dan data gaji. Pendekatan ini dapat membantu dalam mendeteksi bidang-bidang
yang memerlukan perbaikan. Tim audit sumber daya manusia membandingkan
perusahaan (divisi) dengan perusahaan atau divisi lainnya guna menyingkap bidang-
bidang yang berkinerja buruk. Pendekatan lini lazimnya digunakan untuk
membandingkan hasil-hasil dari aktivitas-aktivitas atau program sumber daya
manusia spesifik. Pendekatan ini membantu mendeteksi bidang-bidang yang
membutuhkan pembenaran
Regresi: memanfaatkan hubungan antara dua atau lebih variabel kuantitatif sehingga
satu variabel dapat diprediksikan dari variabel lainnya
Korelasi: mengukur tingkat asosiasi yang ada antara dua atau lebih variabel
Diskriminan: mengidentifikasi faktor-faktor yang membedakan antara dua atau lebih
kelompok dalam suatu populasi
https://manajement.info/2015/11/13/6-pendekatan-dalam-riset-audit-sdm/
PENDEKATAN AUDIT BERDASARKAN RESIKO
july 17, 2017 by ridhodorestu
Tinjauan umum
Bagian ini melihat secara utuh makna audit berdasarkan risiko melalui pemahaman
beberapa konsep dasar yang saling berkaitan :
v Reasonable Assurance (assurance yang layak)
Assurance adalah assurance yang tinggi tetapi bukan pada tingkat tinggi yang
mutlak (absolute level of assurance). Assurace yang layak memperoleh audit yang
cepat dan layak untuk menekan risiko audit. Auditor ingin menekan risiko ketingkat
rendah yang di terima. Auditor menarik kesimpulan audit nya dan berdasar kan opini
atau pendapat nya kepada bukti bukti audit.
v Inherent Limitations (Kendala Bawaan)
Ada beberapa kendala bawaan dalam audit sebagai berikut :
Bukti audit terutama diperoleh melalui pelaksanaan prosedur audit. Bukti ini
cenderung bersifat persuasif dan tidak konklusif. Bukti ini juga meliputi informasi dari
sumber lain seperti audit yang lalu, prosedur kendali mutu dalam rangka
menerjemah atau melanjutkan hubungan dengan klien. Bukti audit yang dibuat
tenaga ahli digunakan dalam catatan pembukuan entitas.
Prosedur audit untuk menampilkan bukti audit untuk tidak mendeteksi informasi yang
hilang, kecurangan yang canggih, disembunyikan dengan rapi. Setiap sampel
kurang dari 100% mengandung risiko bahwa salah saji tidak akan terdeteksi.
v Asesi (assertions)
Asersi adalah pernyataan yang diberikan manajemen, secara eksplisit maupun
implisit yang tercantum didalam laporan keuangan. Contoh : asersi bahwa sesuatu
(unsur laporan keuangan) sudah lengkap berkaitan dengan semua transaksi dan
peristiwa yang seharusnya dibukukan, memang sudah dibukukan. Asersi-asersi ini
digunakan auditor untuk mempertimbangkan berbagai jenis kemungkinan salah saji
yang bisa terjadi.
Risiko Audit
Risiko audit adalah risiko memberikan opini audit yang tidak tepat atas laporan
keuangan yang disalah sajikan secara material. Risiko audit terdiri dari 2 unsur
utama :
Sifat : auditor mungkin gagan mendeteksi salah saji yang material dalam laporan
keuangan
Sumber : sifat dan luasnya prosedur audit yang dilaksanaan auditor.
Melaksanakan Audit Berbasis Risiko
Pelaksanaan audit berbasis risiko, terdapat 4 pokok bahasan :
1. Skeptisisme professional
3. Asurans yanglayak
Untuk memperoleh asurans yang layak auditor memperoleh bukti auditor yang
cukup dan tepat untuk menekan risiko audit ketingkat rendah yang dapat diterima,
dengan demikian memungkinkan auditor menarik kesimpulan yang layak untuk
digunakan sebagai dasar pemberian pendapat auditor.
3. Reporting (pelaporan)
Menilai Risiko
Tujuan auditor adalah mengindentifikasi dan menilai salah saji yang material, karena
kecurangan atau kesalahan pada tingkat laporan keuangan dan asersi, melalui
pemahaman terhadap entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian
interentitas yang memberikan dasar untuk merancang dan mengimplementasi
tanggapan terhadap risiko (salah saji material yang dinilai).
Menanggapi Risiko/Risk Response
Tujuan auditor adalah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang risiko
(salah saji material) yang dinilai, dengan merancan dan mengimplementasi
tanggapan yang tepat terhadap risiko tersebut. Beberapa hal yang menjadi
pertimbangan auditor dalam merencanakan kombinasi prosedur audit yang tepat
untuk menanggapi risiko:
1. Uji pengendalian
2. Identifikasi pengendalian yang relevan yang jika diuji dapat mengurangi lingkup
prosedur subtantif lainnya. Namun, tidak ada keharusan untuk menguji berfungsinya
pengendalian intern (langsung atau tidak langsung)
3. Identifikasi setiap asersi yagn tidak dapat di tangani dengan prosedur substantif saja.
4. Prosedur analitikal substantif
Ini adalah prosedur dimana jumlah total sesuatu arus transaksi (misalnya penjualan)
dapat di perkirakan dengan cukup tepat berdasarkan bukti yang tersedia. Ekspektasi
atau perkiraan di bandingkan dengan jumlah ( penjualan) sebenarnya seperti
tercataa dalam pembukuan, dan selisih nya atau salah saji langsung teridentifikasi.
3. Pedadakan (unpredictability)
Dalam hal tertentu, auditor perlu memasukkan unsur pendadakan dalam prosedur
audit misalnya ketika menanggapi salah saji material karna kecurangan.
4. Management override
Auditor juga mempertimbangkan perlu nya prosedur audit yang spesifik menangani
kemungkinan manajemen override atau putusan manajemen untuk meniadakan atau
mengabaikan pengendalian dengan membuat “pengecualian”.
5. Significant Risks
Istilah significant risks atau risiko signifikan dalam ISAs mempunyai makna khusus.
Pelaporan Atau Reporting
Tujuan auditor adalah merumuskan opini mengenai laporan keuangan berdasarkan
evaluasi atas kesimpulan yang di tarik atas bukti audit yang di peroleh dan
memberikan opini yang jelas, melalui laporan tertulis, yang juga menjelaskan dasar (
untuk memberikan) pendapat tersebut.
Dokumentasi
Dokumentasi audit yang cukup, di haruskan agar auditor yang berpengalaman,
yang tidak berhubungan dengan audit itu, memahami:
Dokumentasi audit untuk entitas yang lebih kecil umumnya tidak se ekstensif
dokumen tasi audit yang entitas yang lebih besar.auditor tidak perlu
mendokumentasikan :
1. Hal kecil yang di pertimbnagkan, atau semua kearifan profesional yang di terapkan
dalam audit dan
2. Kepatuhan terhadap hal-hal yang di tunjukan dengan jelas dalam dokumen lain dalam
audit file.
1. Fleksibilitas waktu
Karena prosedur penilaian risiko tidak menguji transaksi dan saldo secar rinci,
prosedur itu dalam di laksankan jauh sebelum akhir tahun (dengan asumsi , tidak
ada perubahan operasinal yang besar).
Dengan memahami dimana risiko salah saji material bisa terjadi dalam laporan
keuangan, auditor dapat mengarahkan tim audit ke hal-hal dan beriko tinggi dan
mengurangi pekerjaan pada lower risk areas. Dengan demikian sumber daya atau
staff audit di manfaatkan sebaik-baiknya.
Prosedur audit selanjutnya di rancang untuk menanggapi risiko yang di nilai. Oleh
karena itu, uji rincian yang hanya menanggapi risiko secara umum akan dapat di
kurangi secara signifikan atau bahkan sama sekali di hilangkan.