Anda di halaman 1dari 7

9

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan rancangan two group pre-test and post-

test design. Dalam penelitian ini subyek dikelompokkan menjadi 2 kelompok,

yaitu 1 kelompok pasien dengan kondisi NPB non spesifik diberikan Pilates

exercise setelah mendapatkan terapi rutin, serta 1 kelompok pasien dengan kondisi

NPB non spesifik yang lain diberikan Mc Kenzie exercise setelah mendapatkan

terapi rutin. Bentuk rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

X1
O1 O2
R
S

O3 X2 O4

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian

Keterangan gambar 3.1 :

S : Subyek penelitian

O1 : Observasi ke 1, yaitu keadaan sebelum diberi perlakuan pada kelompok

1. Dalam hal ini dilakukan pre-test.

X1 : Perlakuan 1, yaitu SWD + Pilates exercise yang diberikan 2 kali selama 4

minggu.

O2 : Observasi ke 2, yaitu keadaan setelah diberi perlakuan pada kelompok 1.

Dalam hal ini dilakukan post-test.


10

O3 : Observasi ke 1, yaitu keadaan sebelum diberi perlakuan pada kelompok

2. Dalam hal ini dilakukan pre-test.

X2 : Perlakuan 2, yaitu SWD + Mc Kenzie exercise yang diberikan 2 kali

selama 4 minggu.

O4 : Observasi ke 2, yaitu keadaan setelah diberi perlakuan pada kelompok 2.

Dalam hal ini dilakukan post-test.

B. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro, Klaten,

Jawa Tengah. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Desember 2014 sampai

Januari 2015.

C. Subyek penelitian

Subyek yang akan diambil dalam penelitian ini adalah seluruh populasi

penderita nyeri punggung bawah non spesifik yang melakukan terapi di RSUP

Dr.Soeradji Tirtonegoro, Klaten, Jawa Tengah pada bulan Desember 2014 sampai

Januari 2015 yang sebelumnya dilakukan pemilihan berdasarkan kriteria inklusi

dan eksklusi.
Kriteria inklusi meliputi : (1) pasien dengan NPB non spesifik, (2) berusia

antara 25-55 tahun, (3) kooperatif dan bersedia mengikuti penelitian.


Kriteria eksklusi antara lain : (1) terdapat kelainan neurologis, (2)

fraktur/dislokasi/ruptur jaringan lunak, (3) terdapat tumor di bagian lumbal, (4)

ada HNP, (5) ada spondilolistesis, (6) wanita hamil, (7) skoliosis struktural, (8)

osteoporosis, (9) gangguan kognitif (demensia) dan gangguan psikiatrik, (10) post

operasi di daerah lumbal, (11) keluhan nyeri di lokasi lain sehingga menyulitkan

evaluasi.
11

Kriteria drop out (DO) yaitu jika : (1) tidak memenuhi jumlah sesi terapi

dan latihan sesuai program, kecuali bebas nyeri dan mobilitas lumbal normal (2)

nyeri punggung bertambah hebat melebihi batas toleransi pasien, (3) mengalami

efek samping yang serius atau menderita penyakit lain yang mengkibatkan terapi

dan latihan tidak dapat dilanjutkan, (4) tidak mengikuti terapi selama tiga kali

berturut-turut.

D. Instrumen/Alat Ukur Penelitian

Dalam penelitian ini akan menggunakan alat ukur yaitu: (1) Visual

Analogue Scale (VAS) untuk mengukur intensitas nyeri, (2) Oswestry Disability

Index (ODI) untuk mengukur kemampuan fungsional

Prosedur Pengukuran

1. Visual Analogue Scale (VAS)

Pasien diminta menunjukkan tingkat nyeri pada suatu garis horizontal

dengan memberikan tanda berupa garis tegak. Garis horizontal tersebut

mempunyai panjang 100 mm, yang merupakan rentangan skala 0 sampai 100. 0

merupakan titik tidak ada rasa nyeri dan 100 merupakan titik nyeri yang sangat

hebat (Nicola Chrichton, 2001).

0 100

Tidak nyeri Nyeri hebat

2. Oswestry Disability Index (ODI)

ODI adalah pengukuran kuesioner paling umum digunakan untuk

mengukur kemampuan fungsional pada pasien nyeri punggung bawah di rumah

sakit. Kuesioner ini dibagi menjadi 10 bagian yang dirancang untuk menilai
12

keterbatasan pada aktivitas sehari-hari Subyek diminta memilih salah satu

jawaban dari 6 pilihan yang disediakan dan setiap item dinilai dari 0 sampai 5.

Dari 10 macam pernyataan tadi nilai yang ada dijumlah (total score) dalam persen

dengan meningkatnya nilai akan mewakili nilai kecacatan yang lebih besar.

E. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas
Variabel bebas pada penelitian ini yaitu Pilates exercise dan Mc Kenzie

exercise.
2. Variabel terikat
Variable terikat dalam penelitian ini adalah nyeri yang akan diukur

dengan VAS dan kemampuan fungsional diukur dengan Oswestry

Disability Index (ODI).

F. Definisi Operasional

1. Nyeri Punggung Bawah Non Spesifik


Nyeri punggung bawah non spesifik adalah nyeri punggung yang tidak

diketahui secara jelas penyebabnya.


2. Pilates Exercise
Pilates exercise adalah suatu gerakan tubuh tertentu yang menekankan

prinsip pernapasan, konsentrasi, sadar dan gerak yang efisien. Latihannya berupa

latihan koordinasi dan stabilitas otot-otot punggung bawah.


3. Mc Kenzie Exercise
Mc Kenzie exercise adalah suatu gerakan tubuh tertentu dalam bentuk

gerakan aktif maupun pasif berupa latihan penguatan dan penguluran otot-otot

punggung bawah.
4. Nyeri
13

Nyeri adalah nyeri yang terasa di daerah di daerah punggung bawah dapat

berupa spasme (kaku) otot yang bersifat tumpul. Nyeri tersebut akan diukur

menggunakan VAS untuk menggambarkan derajat nyeri.


5. Disabilitas Fungsional
Disabilitas fungsional menggambarkan ketidakmampuan melakukan

aktivitas fungsional sehari – hari seperti, duduk, jongkok, berdiri, jalan.

Sedangkan alat ukur yang peneliti gunakan adalah kuisioner disabilitas nyeri

punggung bawah Oswestry yaitu berupa pernyataan yang menggambarkan

disabilitasnya.

G. Prosedur Penelitian

1. Tahap persiapan
Pada tahap ini peneliti mengajukan perizinan dan berkonsultasi dengan

fisioterapis yang ada di RSST Klaten perihal maksud dan tujuan dilakukan

penelitian ini. Kemudian peneliti bekerjasama dengan terapis yang ada di RS

tersebut dengan langkah – langkah sebagai berikut : (1) melakukan rekruitmen

dan penyamaan persepsi petugas lapangan. Membagi tugas pada terapis, satu

orang bertugas mengumpulkan data pre-test maupun post-test dan satu orang

lainnya memberikan perlakuan pada masing-masing kelompok, (2) melakukan

seleksi subyek penelitian berdasarkan kriteria inklusi dan menjelaskan kepada

subyek penelitian tentang manfaat dari exercise tersebut. Pembagian kelompok

berdasarkan urutan kedatangan. Ganjil diberikan Pilates exercise dan genap

diberikan Mc Kenzie exercise.


2. Tahap pelaksanaan
a. Pengukuran intensitas nyeri dan kemampuan fungsional awal (pre-test)
Pengukuran intensitas nyeri dengan menggunakan VAS yang dilakukan

oleh seorang terapis. Pasien diminta memberikan tanda berupa garis tegak yang
14

menggambarkan tingkat nyeri yang dirasakan saat ini. Kemudian pasien juga akan

dipandu terapis untuk mengisi kuisioner Oswestry tentang 10 macam pernyataan

yang masing-masing berisi 6 pilihan dengan memberikan tanda centang pada

kolom. Data tersebut sebagai data awal.


b. Pelaksanaan perlakuan
Subyek penelitian dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama

diberikan perlakuan SWD + Pilates exercise yang diberikan 2 kali selama 4

minggu. Sedangkan kelompok kedua diberikan SWD + Mc Kenzie exercise yang

diberikan 2 kali selama 4 minggu.


c. Pengukuran intensitas nyeri dan kemampuan fungsional akhir (post-

test)
Setelah 4 minggu perlakuan kemudian dilakukan pengukuran kembali oleh

terapis yang melakukan pengukuran data awal (pre-test). Pengukuran intensitas

nyeri dengan menggunakan VAS. Pasien diminta memberikan tanda berupa garis

tegak yang menggambarkan tingkat nyeri yang dirasakan saat ini. Kemudian

pasien juga akan dipandu terapis untuk mengisi kuisioner Oswestry tentang 10

macam pernyataan yang masing-masing berisi 6 pilihan dengan memberikan

tanda centang pada kolom. Data tersebut sebagai data akhir pengukuran.

Kemudian data awal dan data akhir dibandingkan.

H. Teknik Analisis Statistik

1. Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan

dianalisa sebarannya normal atau tidak. Uji normalitas data yang digunakan

adalah Saphiro-wilk jika subyek <30 orang dan Kolmogorov-smirnov apabila

subyek >30 orang. Dasar pengambilan keputusan adalah nilai probabilitas (p).
15

apabila p>0,05 maka distribusi data dinyatakan normal dan uji statistik yang

digunakan adalah uji parametrik. Begitu pula sebaliknya jika p<0,05 maka

distribusi data dinyatakan tidak normal dan uji statistik yang digunakan adalah uji

non parametrik.
2. Uji beda masing-masing kelompok
Uji beda akan dilakukan pada masing-masing kelompok. Uji yang

digunakan adalah uji t berpasangan apabila data memiliki sebaran data yang

normal atau menggunakan uji Wilcoxon apabila sebaran data tidak normal

walaupun telah dilakukan transformasi data. Jika nilai p<0,05, maka terdapat

perbedaan intensitas nyeri dan kemampuan fungsional yang bermakna antara

sebelum dan sesudah pemberian Pilates exercise maupun Mc Kenzie exercise

exercise pada subyek penelitian.


3. Uji beda pada kedua kelompok
Uji beda kelompok Pilates exercise dan Mc Kenzie exercise setelah diberi

perlakuan akan menggunakan uji t tidak berpasangan apabila data memiliki

sebaran data yang normal atau menggunakan uji Mann whitney apabila sebaran

data tidak normal walaupun telah dilakukan transformasi data. Jika nilai p<0,05,

maka secara signifikan terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok

Pilates exercise dan Mc Kenzie exercise.

Anda mungkin juga menyukai