Anda di halaman 1dari 3

Daftar Pustaka

Al Rahmad, A. H., Miko, A., dan Hadi, A. (2013). Kajian Stunting pada Anak Balita Ditinjau

dari Pemberian ASI Eksklusif , MPASI, Status Imunisasi, dan Karakteristik Keluarga di

Kota Banda Aceh. Vol. 6, No. 2, Hal. 169-84.

Al Rahmad, A. H. (2017). Pemberian ASI dan MPASI Terhadap Pertumbuhan Bayi Usia 6-24

Bulan. Jurusan Gizi. Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Aceh. Vol. 1, Hal. 8-

14.

Departemen Kesehatan. (2018). Ini Penyebab Stunting Pada Anak. Diakses dari :

http://www.depkes.go.id/article/view/18052800006/ini-penyebab-stunting-pada-

anak.html (Diakses 5 November 2018).

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2017). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun

2016. Semarang. Hal. 12-5, 19.

Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar. (2017). Profil Kesehatan Kabupaten Karanganyar

Tahun 2016. Karanganyar.

European Society for Paediatric Gastroenterology, Hepatology and Nutrition. (2017).

Complementary Feeding : A Commentary by The ESPGHAN Committee on Nutrition.

Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition. Vol. 46. Hal. 99-110.

Gusti, D., Bachtiar, H., Masrul, M. (2011). Promosi ASI Eksklusif Memakai Metode Konseling
dengan Penyuluhan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Menyusui. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Andalas. Universitas Andalas. Vol. 6, No. 1.

Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2010). Air Susu Ibu dan Menyusui. Rekomendasi IDAI No. 002
Tahun 2010.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2018). Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI).
Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan Penyakit Metabolik. Diakses dari :
http.//www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pemberian-makanan-pendamping-air-susu-ibu-
mpasi (Diakses 3 November 2018).

Kadir, N. A. (2014). Menelusuri Akar Masalah Rendahnya Persentase Pemberian ASI Eksklusif
di Indonesia. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Alauddin. Makasar.
Jurnal Al Hikmah. Vol. 15, No. 1.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Infodatin Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI Situasi dan Analisis ASI Eksklusif.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Dukung Ibu Bekerja Beri ASI Eksklusif.
Diakses dari : http://www.depkes.go.id/article/view/15091400003/dukung-ibu-bekerja-
beri-asi-eksklusif.html (Diakes 8 November 2018).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016).Situasi Balita Pendek. Infodatin. Pusat Data
dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.

Lestari, M. U., Lubis, G., dan Pertiwi, D. (2014). Hubungan Pemberian Makanan Pendamping
ASI dengan Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun di Kota Padang Tahun 2012. Jurnal
Kesehatan Andalas. Vol. 3, No.2, Hal. 188-9.

Nutrisiani, F. (2010). Hubungan Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) Pada
Anak Usia 0-24 Bulan dengan Kejadian Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Purwodadi
Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Tahun 2010. Skripsi. Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Puskesmas Tasikmadu. (2018). Profil Kesehatan Puskesmas Tasikmadu dan Rencana Usulan

Kegiatan Tahun 2019. Tasikmadu. Karanganyar.

Ronald E. Kleinman. (2000). American Academy of Pediatrics Recommendations for

Complementary Feeding. American Academy of Pediatrics. Vol. 106. Issue 4.


Siregar, A. M. (2004). Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.

Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas

Sumatera Utara. Hal. 1-2.

Soebadi, A. (2013).1-2-3 Menuju ASI Eksklusif. Departemen Ilmu Kesehatan Anak. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Ikatan Dokter
Anak Indonesia. Diakses dari : http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/1-2-3-menuju-asi-
eksklusif (Diakses 2 November 2018)

Soetjiningsih. (2012). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

UNICEF Indonesia. (2012). ASI Eksklusif, Artinya ASI, Tanpa Tambahan Apapun. Diakses dari
: https://www.unicef.org/indonesia/id/reallives_19398.html (Diakses 4 November 2018).

WHO. (2001). Guiding Principles for Complementary Feeding of The Breastfed Child.Division
of Health Promotion and Protection Food and Nutrition Program.

WHO. (2003). Global Strategy for Infant and Young Child Feeding . Geneva. Swiss.

Anda mungkin juga menyukai