DISUSUN
O
L
E
H
1. SYAPUTRI RAISNA
2. LIZA HAYATUL KHAIRI
3. ISRAJUL JANNAH
4. RAHMAD MUBARAQ
5. AHMAD FARHAN HABIBIE
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah kimia ini
dengan judul “Unsur Periode Ketiga”. Makalah ini, disusun guna memenuhi tugas
Kimia.
Dengan penyusunan makalah ini diharapkan agar siswa - siswi dapat lebih
meningkatkan pengetahuan tentang unsur – unsur kimia khususnya unsur periode
ketiga, dan pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan perolehan hasil belajar.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran untuk meningkatkan kualitas makalah
ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi .................................................................................................... 2
B. Pembuatan unsur periode ketiga ............................................................. 3
C. Sifat – Sifat Fisis dan sifat-sifat kimia .................................................... 4
D. Pereduksi dan Pengoksidasi .................................................................... 9
E. Asam dan Basa ........................................................................................ 9
F. Reaksi - reaksi pada periode ke-3 ........................................................... 10
G. Kegunaan dan Bahaya Unsur-Unsur periode ketiga ............................... 13
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 17
B. Saran ....................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-
unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Ada beberapa hal yang mendasari pengelompokan
unsur-unsur kimia, yaitu sifat logam,elektron valensi, dan jumlah kulit elektron. Brdasarkan
sifat logamnya, unsur kimia dikelompokan menjadi logam, semilogam, nonlogam, dan gas
mulia. Berdasarkan elektron valensinya unsur kimia dikelompokan menjadi golongan utama
dan transisi. Golongan utama terdiri dari golongan, IA, IIA. IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan
VIIIA. Adapun golongan tarnsisi dapat dibagi lagi menjadi golongan transisi dalam,
lantanida dan aktinida. Berdasarkan jumlah kulit elektron yang dimilikinya, unsur kimia
dapat dikelompokan menjadi 7 periode yaitu periode 1 sampai 7. sifat logam unsur-unsur
seperiode dari kiri kekanan semakin bersifat nonlogam.
Dalam hal ini, Unsur-unsur periode ketiga memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang
bervariasi. Unsur-unsur yang terdapat pada periode ketiga adalah Natrium (Na), Magnesium
(Mg), Aluminium (Al), Silikon (Si), Fosfor (P), Belerang (S), Klor (Cl), dan Argon (Ar).
Dari kiri (Natrium) sampai kanan (Argon), jari-jari unsur menyusut, sedangkan energi
ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan meningkat. Selain itu, terjadi perubahan
sifat unsur dari logam (Na, Mg, Al) menjadi semilogam/metaloid (Si), nonlogam (P, S, Cl),
dan gas mulia (Ar). Unsur logam umumnya membentuk struktur kristalin, sedangkan unsur
semilogam/metaloid membentuk struktur molekul raksasa (makromolekul). Sementara,
unsur nonlogam cenderung membentuk struktur molekul sederhana. Sebaliknya, unsur gas
mulia cenderung dalam keadaan gas monoatomik. Variasi inilah yang menyebabkan unsur
periode ketiga dapat membentuk berbagai senyawa dengan sifat yang berbedaUnsur-unsur
logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan. Alam Indonesia sangat kaya
akan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan teknologi untuk mengolahnya
menjadi logam yang dibutuhkan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
1. Natrium atau sodium (Na) adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti
lilin, yang termasuk ke logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam. Dia
sangat reaktif, apinya berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat
dengan air. Natrium memiliki nomor atom 11 dan berat atom 22,99.
2. Magnesium (Mg) adalah elemen terbanyak kedelapan yang membentuk 2% berat kulit
bumi, serta merupakan unsur terlarut ketiga terbanyak pada air laut. Magnesium
memiliki nomor atom 12 dan berat atom 24,31.
3. Aluminium (Al) adalah elemen yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi dan
paling berlimpah ketiga.Alumunium memiliki nomor atom 13 dan berat atom 26,98.
4. Silikon (Si) adalah elemen terbanyak kedelapan di alam semesta dari segi massanya.
Lebih dari 90% kerak bumi terdiri dari mineral silikat, menjadikan silikon sebagai unsur
kedua paling melimpah di kerak bumi (sekitar 28% massa) setelah oksigen. Silikon
memiliki nomor atom 14 dan berat massa 28,09.
5. Fosfor(P) berupa jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti zink
sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat (Zn2SiO4)yang
dicampur dengan mangan. Fosfor memiliki nomor atom 15 dan berat massa 30,97.
6. Sulfur atau belerang (S) adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam
dua asam amino. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa. Belerang, dalam bentuk
aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Belerang dapat ditemukan sebagai
unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfida dan sulfat. Belerang memiliki nomor
atom 16 dan berat massa 32,06
7. Klor (Cl) adalah pembentuk garam dan senyawa lain yang tersedia di alam dalam
jumlah yang sangat berlimpah dan diperlukan untuk pembentukan hampir semua bentuk
kehidupan, termasuk manusia. Unsur ini termasuk kelompok halogen berbentuk gas,
klorin berwarna kuning kehijauan, dan sangat beracun. Klor memiliki nomor atom 17
dan berat massa 35,45.
8. Argon (Ar) adalah elemen yang hampir tidak mengalami reaksi kimia. Argon
merupakan kelompok golongan Gas mulia. Argon membentuk 1% dari atmosfer bumi.
Argon memiliki nomor atom 18 dan berat massa 39,95.
2
B. Pembuatan unsur periode ketiga
a. Unsur Natrium diperoleh dengan cara elektrolisis NaCl yang dicairkan dengan katode
besi dan anode karbon. Sel yang digunakan adalah sel Downs. Natrium cair terbentuk
pada katode, selanjutnya dialirkan dan ditampung dalam wadah berisi minyak tanah.
Dalam proses ini bejana elektrolisis dipanaskan dari luar dan dijaga agar natrium yang
terbentuk tidak bersinggungan dengan udara, karena akan terbakar. Hasil samping
elektrolisis ini adalah klorin
b. Unsur Magnesium diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan magnesium klorida.
Sekarang ini, Mg juga dapat diperoleh dari air. Selain itu Mg diperoleh juga dari reduksi
MgO dengan karbon.
c. Unsur Aluminium diperoleh dari elektrolisis bauksit yang dilarutkan dalam kriolit cair.
Proses ini dikenal dengan proses Hall. Pada proses ini bauksit ditempatkan dalam tangki
baja yang dilapisi karbon dan berfungsi sebagai katode. Adapun anode berupa batang-
batang karbon yang dicelupkan dalam campuran.
d. Unsur silikon dapat dibuat dari reduksi SiO2 murni dengan serbuk aluminium pada suhu
tinggi.
e. Unsur Fosfor diperoleh melalui reaksi batuan fosfat dengan batu bara dan pasir dalam
pembakaran listrik. Fosfor didistilasi dan terkondensasi di bawah air sebagai P4.
f. Unsur Belerang, cara untuk mengekstrak belerang yang dikenal dengan cara Frasch.
Pada proses ini pipa logam berdiameter 15 cm yang memiliki dua pipa konsentrik yang
lebih kecil ditanam sampai menyentuh lapisan belerang. Uap air yang sangat panas
dipompa dan dimasukkan melalui pipa luar, sehingga belerang meleleh, selanjutnya
dimasukkan udara bertekanan tinggi melalui pipa terkecil, sehingga terbentuk busa
belerang yang keluar mencapai 99,5%.
g. Unsur Klor diperoleh dari garam klorida dengan mereaksikan zat oksidator atau lebih
sering dengan proses elektrolisis
h. Unsur Argon dihasilkan dari penyulingan bertingkat udara cair karena atmosfer
mengandung 0.94% Argon.
3
C. Sifat – Sifat Fisis dan sifat-sifat kimia
a. Struktur/konfigurasi elektronik
Pada periode ketiga, orbital 3s dan 3p terisi oleh elektron. (Ne = 1s2, 2s2, 2p6)
Unsur Konfigurasi Unsur Konfigurasi
11 Na [Ne] 3s1 15 P [Ne] 3s2 3p3
12 Mg [Ne] 3s2 16 S [Ne] 3s2 3p4
13 Al [Ne] 3s2 3p1 17 Cl [Ne] 3s2 3p5
14 Si [Ne] 3s2 3p2 18 Ar [Ne] 3s2 3p6
b. Jari-jari atom
Jari-jari atom unsur periode ke-3 “dari kiri ke kanan, jari-jari atom makin kecil”.
Meskipun sama – sama terdiri atas tiga lapis kulit, “jumlah proton dan jumlah elektron
dalam masing – masing atom makin ke kanan makin banyak”. Hal itu menyebabkan gaya
tarik inti atom terhadap elektron – elektron makin kuat, sehingga elektron – elektron tertarik
lebih dekat kearah inti atom.
perubahan jari-jari atom pada unsur-unsur periode 3
Penjelasan kecenderungan
Jari-jari metalik dan kovalen menunjukkan jarak dari inti ke pasangan elektron ikatan.
Dari Natrium hingga Argon, ikatan elektron semuanya berada di kulit ke-3. Peningkatan
jumlah proton dalam inti sepanjang perioda akan meningkatkan tarikan elektron menjadi
lebih dekat ke inti.
4
c. Daya hantar arus listrik (konduktor)
Penghantar / konduktor arus listrik yang baik : Natrium, Magnesium dan
Alumunium
Semikonduktor : Silikon
Sisanya bukan merupakan konduktor.
Tiga logam pertama, sudah pasti merupakan penghantar listrik karena adanya delokalisasi
elektron (suatu keadaan dimana elektron valensi logam tidak tetap posisinya pada 1 atom)
yang bebas bergerak / berpindah sepanjang padatan atau cairan logam.
Silikon memiliki struktur seperti intan. Jadi kita tidak dapat memperkirakan silikon dapat
menghantarkan arus listrik, tapi silikon memang dapat menghantarkan arus listrik.
Sisanya tidak menghantarkan arus listrik karena merupakan senyawa dengan molekul
sederhana. Tidak ada elektron yang dapat bebas bergerak.
Tarikan dan titik leleh serta titik didih pada strukur metalik meningkat karena:
Inti atom memiliki muatan positif yang semakin besar
Elektron makin bermuatan negatif
Elektron makin dekat ke inti dan tertarik makin kuat.
Keterlibatan elektron pada struktur metalik:
Dalam natrium hanya ada satu elektron yang terlibat dalam ikatan metalik.
Dalam magnesium, kedua elektron terluarnya terlibat.
Dalam alumunium, ketiga elektron terluarnya terlibat.
5
Cara penyusunan atom dalam kristal logam pada struktur metalik:
Natrium mengalami koordinasi-8 di mana masing-masing atom natrium bersentuhan
dengan 8 atom natrium yang lain.
Magnesium dan alumunium mengalami koordinasi-12 (meskipun dengan cara yang
berbeda). Ini adalah cara yang lebih efisien dalam menyusun atom untuk mengurangi
pemborosan tempat dalam struktur logam dan ikatan logam yang lebih kuat.
- Silikon
Silikon memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih tinggi karena memiliki struktur
kovalen raksasa. Kita harus memutuskan ikatan kovalen yang kuat itu sebelum akhirnya
meleleh atau mendidih. Bagian terkecil dari struktur dapat dilihat seperti di bawah ini:
Strukturnya terikat dengan ikatan kovalen yang kuat dalam tiga dimensi.
6
Penjelasan :
Untuk molekul fosfor, anda tidak dapat memecahkan ikatan kovalennya. Molekul
dengan gaya van der Waals antar molekulnya yang lemah.
Molekul sulfur berbentuk cincin, lebih besar dari pada molekul fosfor dengan gaya
van der Waals yang lebih kuat, hal ini penting untuk menjelaskan titik leleh dan titik
didih yang lebih tinggi.
Klor adalah molekul yang lebih kecil dengan gaya van der Waals yang lebih lemah
dan klor memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih rendah dari sulfur dan fosfor.
Molekul argon hanya terdiri dari satu atom. Jangkauan gaya van der Waals antar
atom-atomnya sangat terbatas serta titik leleh dan titik didih argon paling rendah.
e. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah ukuran kecenderungan atom untuk menarik pasangan
elektron ikatan. Harga keelektronegatifan unsur – unsur periode ke-3, “ makin ke kanan,
makin besar “. Artinya, makin ke kanan kemampuan atom untuk menarik elektron dari
atom lain makin bertambah. Harga keelekrtonegatifan terbesar dalam periode ketiga
dimiliki oleh klorin, karna Argon dalam struktur elektronnya sudah stabil dan tidak
membentuk ikatan kovalen sehingga secara nyata tidak memiliki keelektronegatifan.
Penjelasan kecenderungan
Kecenderungan dijelaskan dengan cara yang sama seperti kecenderungan pada jari-jari
atom. Sepanjang periode, elektron ikatan selalu berada pada kulit yang sama yaitu kulit
ke-3, dan selalu diperisai oleh elektron dalam yang sama.
Semuanya berbeda dalam hal jumlah proton yang terus meningkat dan tarikan pasangan
elektron ikatan makin mendekati inti.
f. Energi ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu elektron yang
terikat paling lemah dari satu mol atom dalam keadaan gas menjadi satu mol ion dalam
keadaan gas dengan muatan +1. Contoh :
g. Kelogaman
Sifat kelogaman unsur-unsur periode ketiga, “dari kiri ke kanan, makin berkurang” :
Unsur logam : Natrium ( Na ), magnesium ( Mg ), dan aluminium (Al)
Unsur metaloid : Silikon ( Si )
Unsur non logam : Fosfor ( P ), belerang ( S ), dan klor ( Cl )
Gas mulia : Argon (Ar ) (Bukan logam)
8
D. Pereduksi dan Pengoksidasi
“Dari kiri ke kanan, Sifat reduktor berkurang dan sifat oksidator bertambah”
Sifat pereduksi semakin bertambah, sedangkan sifat pengoksidasi unsure-unsur periode
ke tiga ini dapat anda lihat dari harga potensial reduksinya.
Tabel potensial reduksi standart unsur-unsur periode ketiga.
Sifat Senyawa Na Mg Al Si P S Cl Ar
Potensial reduksi -2,711 -2,375 -1,706 - - -0,508 +1,358 -
Natrium merupakan pereduksi yang reaktif terhadap air. Sifat pereduksi magnesium
lebih lemah dibandingkan natrium. Sehingga logam Mg hanya dapat bereaksi dengan air
panas. Contoh :
Mg (5) + H2O (l) (tidak bereaksi)
Mg (5) + 2H2O (l) (panas) Mg (OH)2 + H2 (g)
Sedangkan silicon memiliki sifat pereduksi lebih lemah dibandingkan aluminium sehingga
silicon yang bereaksi dengan oksidator kuat, seperti oksigen dan klorin.
Contoh :
Si (5) + O2 (g) Si O2(5)
Si (5) + 2Cl2 (g) Si Cl4 (l)
Senyawa dengan struktur diatas dapat pula bertindak sebagai asam dengan memutuskan ikatan
MO-H sehingga berbentuk ion hidrogen ( H+ ).
9
F. Reaksi - reaksi pada periode ke-3
1. Reaksi dengan Air
a. Natrium
Natrium mengalami reaksi yang sangat eksoterm dengan air dingin menghasilkan hidrogen
dan larutan NaOH yang tak berwarna.
b. Magnesium
Magnesium mengalami reaksi yang sangat lambat dengan air dingin, tetapi terbakar dalam
uap air. Lempeng magnesium yang sangat bersih dimasukkan ke dalam air dingin akhirnya
akan tertutup oleh gelembung gas hidrogen yang akan mengapungkan lempeng magnesium
ke permukaan. Magnesium hidroksida akan terbentuk sebagai lapisan pada lempengan
magnesium dan ini cenderung akan menghentikan reaksi.
Magnesium terbakar dalam uap air dengan nyala putih yang khas membentuk magnesium
oksida dan hidrogen.
c. Aluminium
Serbuk alumunium dipanaskan dalam uap air menghasilkan hidrogen dan alumunium
oksida. Reaksinya berlangsung relatif lambat karena adanya lapisan alumunium oksida
pada logamnya, membentuk oksida yang lebih banyak selama reaksi.
d. Silikon
Umumnya silikon abu-abu yang berkilat dengan keadaan agak seperti logam hampir
tidak reaktif.
Banyak sumber menyatakan bahwa bentuk silikon ini bereaksi dengan uap air pada
suhu tinggi menghasilkan silikon dioksida dan hidrogen.
Tapi juga mungkin untuk membuatnya menjadi bentuk silikon yang lebih reaktif yang
akan bereaksi dengan air dingin menghasilkan produk yang sama.
e. Fosfor dan sulfur
Fosfor dan sulfur tidak bereaksi dengan air.
f. Klor
Klor dapat larut dalam air untuk beberapa tingkat membentuk larutan berwarna
hijau. Terjadi reaksi reversibel (dapat balik) menghasilkan asam klorida dan asam
hipoklorit.
10
g. Argon
Argon tidak bereaksi dengan air
b. Magnesium
Magnesium terbakar dengan nyala putih yang kuat menghasilkan magnesium
klorida.
c. Aluminium
Alumunium seringkali bereaksi dengan klor dengan melewatkan klor kering di
atas alumunium foil yang dipanaskan sepanjang tabung. Alumunium terbakar
dalam aliran klor menghasilkan alumunium klorida yang kuning sangat pucat.
Alumunium klorida ini dapat menyublim (berubah dari padatan ke gas dan
kembali lagi) dan terkumpul di bagian bawah tabung saat didinginkan.
d. Silikon
Jika klor dilewatkan di atas serbuk silikon yang dipanaskan di dalam tabung,
akan bereaksi menghasilkan silikon tetraklorida. Silikon tetraklorida adalah
cairan yang tak berwarna yang berasap dan dapat terkondensasi.
e. Fosfor
Fosfor putih terbakar di dalam klor menghasilkan campuran dua klorida. Fosfor
(III) klorida dan fosfor (V) klorida (fosfor triklorida dan fosfor pentaklorida).
11
f. Sulfur
Jika aliran klor dilewatkan di atas sulfur yang dipanaskan, akan bereaksi
menghasilkan cairan berwarna jingga dengan bau tak sedap, disulfur diklorida,
S2Cl2.
c. Alumunium
Kegunaan :
• Banyak dipakai dalam industri pesawat
• Untuk membuat konstruksi bangunan
• Dipakai pada berbagai macam aloi
• Untuk membuat magnet yang kuat
• Tawas sebagai penjernih air
• Untuk membuat logam hybrid yang dipakai pada pesawat luar angkasa
• Membuat berbagai alat masak
• Menghasilkan permata bewarna-warni : Sapphire, Topaz, dll.
Bahaya : Aluminium dapat merusak kulit, dalam bentuk bubuk dapat meledak di udara jika
dipanaskan , dan dalam bentuk Al2O3 jika di reaksikan dengan karbon akan
menyebabkan pemanasan global.
d. Silikon
Kegunaan :
• Dipakai dalam pembuatan kaca
• Terutama dipakai dalam pembuatan semi konduktor
• Digunakan untuk membuat aloi bersama alumunium, magnesium, dan tembaga
• Untuk membuat enamel
• Untuk membuat IC
Bahaya : Silikon yang digunakan untuk kecantikan wajah dapat menyebabkan kerusakan
bentuk wajah dan melumpuhkan beberapa otot wajah.
14
e. Fosfor
Kegunaan :
• Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen
• Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum
• Pemisah sulfur dari besi dan baja
• Dipakai pada lempeng yang digunakan di industri percetakan
• Untuk membuat lampu kilat
• Sebagai katalis reaksi organic
Bahaya : Jika biji fosfor diolah menjadi fosfat dan larutan dalam air akan menyebabkan
terjadinya limbah radioaktif.
f. Belerang
Kegunaan :
• Dipakai sebagai bahan dasar pembuatan asam sulfat
• Digunakan dalam baterai
• Dipakai pada fungisida dan pembuatan pupuk
• Digunakan pada korek dan kembang api
• Digunakan sebagai pelarut dalam berbagai proses
Bahaya : Belerang dalam bentuk H2S sangat beracun dan dapat menyebabkan kematian,
sedangkan dalam bentuk H2SO4 dapat merusak kulit dan menyebabkan korosi.
g. Klor
Kegunaan :
• Dipakai pada proses pemurnian air
• Cl2 dipakai pada disinfectan
• KCl digunakan sebagai pupuk
• ZnCl2 digunakan sebagai solder
• NH4Cl digunakan sebagai pengisi batere
• Digunakan untuk menghilangkan tinta dalam proses daur ulang kertas
• Dipakai untuk membunuh bakteri pada air minum
• Dipakai pada berbagai macam industry
Bahaya : Klor mengiritasi sistem pernafasan. Bentuk gasnya mengiritasi lapisan lendir dan
bentuk cairnya bisa membakar kulit. Baunya dapat dideteksi pada konsentrasi sekecil 3.5
ppm dan pada konsentrasi 1000 ppm berakibat fatal setelah terhisap dalam-dalam.
15
h. Argon
Kegunaan :
• Sebagai pengisi bola lampu karena Argon tidak bereaksi dengan kawat lampu
• Dipakai dalam industri logam sebagai inert saat pemotongan dan proses lainnya
• Untuk membuat lapisan pelindung pada berbagai macam proses
• Untuk mendeteksi sumber air tanah
• Dipakai dalam roda mobil mewah
Bahaya : Bila argon menggantikan oksigen diudara dapat menyebabkan sesak napas karena
udara yang mengandung oksigen kurang dari 16% sangat berbahaya.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas kami dapat menyimpulakan bahwa unsur-unsur periode ketiga
dapat dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam satu golongan, yaitu golongan
A (golongan utama). Selain itu, unsur-unsur periode ketiga dapat dikelompokkan menjadi
unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia. Dalam kehidupan sehari-hari, unsur-
unsur periode ketiga banyak membantu kita dalam melaksanakan kegiatan. Sulit dibayangkan
jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang ada di alam ini
mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau
paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, unsur-unsur periode
ketiga memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan
dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari
sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut.
B. Saran
Saran yang kami dapat berikan bagi pembaca yang senang dengan bahan-bahan kimia,
lebih baik anda lebih waspada dengan unsur-unsur yang belum anda kuasai. Ketelitian itu
penting dalam hal ini karna kesalahan kecil yang anda lakukan dapat membuat kerusakan
besar pada anda ataupun lingkungan anda. Jangan hanya membaca dari satu sumber saja,
karna ilmu pengetahuan terus berkembang setiap waktunya.
.
17
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Sutresna, Nana. 2010. Belajar Kimia Secara Menarik. Bandung : Grafindo
Sunardi. 2009. Kimia Bilingual. Bandung : Yrama Widya
Sofyatiningrum, etty, dkk. 2007 . Sains Kimia. Jakarta : Bumi Aksara
Purba, Michael. 2007. Kimia. Jakarta : Erlangga
Harjani, Tati dkk. 2012. Sains Kimia. Jakarta : Masmedia
SITUS WEB :
http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium
http://id.wikipedia.org/wiki/Magnesium
http://id.wikipedia.org/wiki/Alumunium
http://id.wikipedia.org/wiki/Silikon
http://id.wikipedia.org/wiki/Sulfur
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosfor
http://id.wikipedia.org/wiki/Klor
http://id.wikipedia.org/wiki/Argon
http://simuzz.wordpress.com/kimia/unsur-unsur-periode-ketiga/
http://slideshare.net
18