Disusun oleh:
Ardhila Aida Nirmala G4A015138
Mona Septina Rahayu G4A015141
Pembimbing:
dr. Iwan Dwi Cahyono, Sp. An
2016
2
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh:
Ardhila Aida Nirmala G4A015138
Mona Septina Rahayu G4A015141
Telah disetujui,
Pada September 2016
Mengetahui,
Dokter Pembimbing
I. LAPORAN KASUS
A. Identitas
Nama : Ny. S
Umur : 39 tahun
Tanggal Lahir : 6 Desember 1976
Alamat : Beji RT 02/ RW 04, Pandanarum
Berat Badan : 50 kg
Tinggi badan : 150 cm
Diagnosis : Meningioma
Pro : Craniotomi, eksisi tumor
DPJP Anestesi : dr. Iwan Dwi Cahyono, Sp. An
Tanggal Operasi : 25 Agustus 2016 (09.00)
B. Anamnesis Pre-Anestesi
1. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien mengeluhkan kepala terasa pusing dan
pipi sebelah kiri terasa tebal. Pasien datang ke Poli Bedah Saraf RSUD
Prof DR Margono Soekarjo tanggal 22 Agustus 2016 dan direncanakan
untuk dilakukan operasi pada tanggal 25 Agustus 2016.
2. Riwayat Penyakit Dahulu: riwayat asma (-), maag (-), DM (-), sesak nafas
(-), jantung (-), pingsan (-), HT (-), hepatitis (-), GGK (-), anemia (-),
stroke (-), alergi makanan (-), alergi obat (-), riwayat operasi (-), mengorok
(-), riwayat obat (-)
3. Riwayat Penyakit Keluarga: asma (-), diabetes (-), jantung (-), hipertensi (-
), gangguan pembekuan darah (-)
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum: Sedang
b. Kesadaran: Compos mentis
c. Tanda Vital:
1) Tekanan Darah : 110/80 mmHg
2) Heart Rate : 84x per menit
3) Respiratory Rate : 20x per menit
4
4) Suhu : 36,5 C
d. Airway: Clear (+), gigi palsu (+), gigi tanggal (-), gigi goyang (-), buka
mulut 5 jari, Mallampati II, TMD 6 cm
e. Kepala/Leher: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks
pupil (+/+), massa di wajah (-), membran mukosa mulut basah, mulut
sianosis (-), massa di leher (-), luka bakar (-), deviasi trakea (-).
f. Breathing/Thorak:
Spontan (+), RR 20x per menit
1) Paru : Suara dasar vesikular (+/+), wheezing (-/-), ronki basah
kasar (-/-), ronki basah halus (-/-)
2) Jantung : s1>s2 reguler, gallop (-), murmur (-)
g. Circulation
Tekanan darah 110/80 mmHg, Nadi 84x per menit, tegangan dan isi
cukup
h. Abdomen :
Cembung, supel, bising usus (+) normal, timpani, nyeri tekan (-)
i. Ekstremitas
Akral (hangat), capillary refill <2 detik, edema superior (-/-) edema
inferior (-/-), parese superior (-/-), parese inferior (-/-), paralise
superior (-/-), paralise inferior (-/-)
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium 24/07/2016
1) Hb : 14.0 gr/dL
2) Ht : 44 %
3) Leukosit : 11890 U/L (H)
4) Eritrosit : 4,7 juta/uL
5) Trombosit : 238.000/uL
6) PTT : 9,9 detik
7) aPTT : 28,6 detik (L)
8) Ureum : 28,6 mg/dL
9) Kreatinin : 0,60 mg/dL
10) GDS : 116 mg/dL
5
1) Fentanyl 200 mg
2) Thiopental 250 mg
3) Roculax 50 mg
4) Dexa 10 mg
5) Asam tranexamat 500 mg
6) Vitamin K 1 amp
7) Ondansetron 4 mg
8) Precedex Syr pump
9) Roculax Syr pump
b. Cairan yang masuk:
1) NaCl 0.9 % 2500 ml
2) Ringer laktat 1000 ml
3) HES 500 ml
c. Perdarahan : 1000 ml
d. Urin : 1500 ml
7
5. Balance Cairan
Tabel 2. Total intake dan output tanggal 25 Agustus 2016
Output
Urine 200 cc 350 cc 200 cc
Muntah/ CMS - - -
IWL 83 cc 125 cc 125 cc
Balance -225 cc
Balance 24 Jam +512 cc
9
A. Fisiologi Cairan
Tubuh manusia terdiri dari berbagai molekul padat dan cairan. Dari
kedua komposisi tersebut air merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia,
persentasenya dapat berubah tergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat
obesitas seseorang. Pada bayi usia <1 tahun cairan tubuh adalah sekitar 70-
80% berat badan dan pada bayi usia >1 tahun mengandung air sebanyak 60-
70%. Sedangkan untuk orang dewasa sebanyak 60% total berat badan laki-laki
dan 50% total berat badan perempuan terisi oleh cairan tubuh. Cairan tersebut
didistribusikan oleh tubuh menjadi 2 bagian yaitu cairan ekstraseluler (CES)
serta cairan intraseluluer (CIS). Cairan intraseluler adalah cairan yang berada
di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan
yang berada di luar sel (Fox, 2004; Martini et al., 2012; Gwinnutt & Thorburn,
2010).
Gambar 1. Komposisi cairan tubuh pada pria dan wanita (Martini et al., 2012)
Cairan ekstraseluler terdiri dari tiga kelompok yaitu: cairan
intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler (Martini et al.,
2012; Guyton & Hall, 2006).
1. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler.
Rata–rata volume intravasukular orang dewasa kira–kira 5-6 L (8% BB)
yang terdiri dari plasma (3 L/60%) sel darah merah, leukosit dan
trombosit (2-3 L/40%).
10
2. Cairan interstitial adalah cairan yang terletak di antara sel, pada orang
dewasa volume cairan intersisial sekitar 8 L.
3. Cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan
serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan non
elektrolit. Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan
dan tidak bermuatan listrik, seperti: protein, urea, glukosa, oksigen,
karbondioksida dan asam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh
mencakup kation (elektrolit bermuatan positif) seperti natrium (Na+), kalium
(K+), Kalsium (Ca2+), Magnesium (Mg2+) serta anion (elektrolit bermuatan
negatif) seperti Klorida (Cl-), Bikarbonat (HCO3-), Fosfat (HPO42-), Sulfat
(SO42-). Komposisi dari zat elektrolit bergantung pada lokasi cairan apakah
intraseluler maupun ekstaseluler (Martini et al., 2012).
Tabel 4 . Komposisi cairan intrasel (CIS) dan cairan ekstrasel (CES)
(Sjamsuhidajat, 2010)
B. Terapi cairan
Selain untuk mempertahankan atau memenuhi kebutuhan cairan dan
elektrolit, penderita yang akan/sedang menjalani masa pascabedah memerlukan
tambahan pemberian cairan untuk mengganti asupan cairan selama pasien
dipuasakan, mengganti asupan cairan selama pasien dipuasakan, mengganti
kehilangan darah, kehilangan cairan ke rongga ketiga, dan kehilangan cairan
lambung, dan lain-lain. Tiga prinsip utama yang harus dipenuhi untuk
melakukan terapi cairan yaitu memenuhi kebutuhan normal per hari, koreksi
kekurangan atau kehilangan cairan, dan koreksi kekurangan atau kehilangan
elektrolit. Koreksi tidak perlu dilakukan sampai mencapai nilai normal, namun
cukup sampai masuk ke batas kompensasi karena selanjutnya akan diatasi oleh
11
Total 5750 mL
Cairan Keluar
Total 5500 mL
Tabel 11. Perbedaan Nilai kimia darah sebelum dan sesudah operasi
E. Balance Cairan
Untuk mempertahankan volume cairan tubuh kurang lebih tetap, maka
harus ada keseimbangan (balance) antara air yang keluar dan yang masuk ke
dalam tubuh. Hal ini terjadi karena adanya pertukaran cairan antar
kompartmen dan antara tubuh dengan lingkungan luarnya (Sherwood, 2011).
III. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Gwinnutt, & Thorburn, J., 2010. Body fluid - part 1 anasthesia tutorial od the
week 184. [Online] anesthesia Available at:
http://www.frca.co.uk/Documents/184%20Body%20fluids%20-
%20part%201.pdf.
Horne, M.M. & Swearingen, L.P., 2001. Keseimbangan cairan, elektrolit dan
asam basa. 2nd ed. Jakarta: ECG.
Rassam, S.S. & Counsell, D.J., 2005. Perioperative electrolyte and fluid balance.
Continuing Education in Anesthesia, Critical Care & Pain, 5(5), pp.157-
60.
Sabiston, D.C., 2004. Buku Ajar Bedah (Sabiston's essentials surgery). Jakarta:
ECG.
Sherwood, L., 2011. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. 6th ed. Jakarta: EGC.
Sjamsuhidajat, R., 2010. Buku ajar ilmu bedah Sjamsuhidajat-de Jong. Jakarta:
EGC.