Anda di halaman 1dari 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

PADA PEMBELAJARAN IPA ANAK TUNAGRAHITA SDLB

Andriana Wahyu Istanti*1


H. A. Triwidjaja*2
Universitas Negeri Malang
1

Email:andriana.wahyu22@yahoo.com

Abstract: The purpose of this research was (1) Describing the applying of Picture and Picture Learning
Method In Sains Teaching and Learning Process of the third Grade Mental Retardation Students in SDLB
B-C Kepanjen, Malang Regency. (2) Describing the activities of the mild mental retardation students in
SDLB B-C Kepanjen while they was applying picture and picture method in sains learning. (3) Describing
the result of the mild mental retardation stundents in SDLB B-C Kepanjen after they was applying by picture
and picture method.This research use class action research (CAR). The result of the pre-research was 54,29
with learning completeness 29%. In the first cycle was about 64,99 with the class learning completeness
was 42,86%. While in the second cycle was about 74,29 with the learning completeness was 85,71%. The
conclusion of the research was trough Applying Picture and Picture Learning

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan penerapan model pembelajaran picture and
picture pada mata pelajaran IPA siswa tunagrahita ringan SDLB B - C Kepanjen Kabupaten Malang, (2)
mendeskripsikan aktivitas siswa tunagrahita ringan kelas III SDLB B-C Kepanjen saat diterapkan model
pembelajaran picture and picture pada pembelajaran IPA, (3) mendeskripsikan hasil belajar IPA siswa
tunagrahita ringan kelas III SDLB B-C Kepanjen setelah diterapkannya model pembelajaran picture and
picture. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK).
Hasil penelitian pratindakan diperoleh rata-rata mencapai 54,29 dengan ketuntasan belajar kelas 29%, siklus
I di peroleh hasil rata-rata mencapai 64,99 dengan ketuntasan belajar kelas 42,86%. Sedangkan pada siklus
II diperoleh rata-rata kelas mencapai 74,29 dengan ketuntasan belajar kelas 85,71%. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran picture and picture hasil belajar
IPA siswa tunagrahita ringan kelas III SDLB di SLB B-C Kepanjen dapat ditingkatkan.

Kata Kunci: Pembelajaran, IPA, Model Picture And Picture, Tunagrahita

Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata yang dilakukan oleh peneliti pada guru pengajar
pelajaran yang diajarkan pada jenjang pendidikan kelas III SDLB B-C Kepanjen tanggal 21 Januari
formal (sekolah). Depdiknas (2006:484) menyatakan sampai dengan 23 Januari 2014, diperoleh fakta
bahwa “Ilmu IPA berhubungan dengan cara bahwa 5 siswa SDLB B-C Kepanjen yang kurang
mencari tahu tentang alam secara sistematis, tertarik dengan pelajaran IPA, selama pembelajaran
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan IPA berlangung guru hanya menjelaskan materi
pengetahuan yang berupa fakta - fakta, konsep secara lisan, tertulis dipapan tulis, guru juga kurang
- konsep, atau prinsip - prinsip saja tetapi juga menggunakan media pembelajaran, hanya terpaku
merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan pada buku teks, kemudian memberikan tugas
IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik menyalin kalimat. Siswa cenderung pasif pada saat
untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, diberi tugas oleh guru siswa malas untuk mengerjakan
serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam tugas yang diberikan oleh guru, siswa berbicara
menerapkannya didalam kehidupan sehari - hari. sendiri dengan teman sebangkunya dan kurang bisa
“Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangatlah penting memahami materi yang disampaikan oleh guru.
bagi kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan Berbagai model pembelajaran sudah diterapkan akan
sehari - hari yang berhubungan dengan alam sekitar tetapi siswa masih mengalami kesulitan. Berdasarkan
agar tidak berdampak negatif terhadap lingkungan data aktivitas diperoleh data sebagai berikut : 57%
sekitar serta dapat memanfaatkannya dengan dari seluruh siswa di kelas, pasif dan tidak menyukai
tepat”. pelajaran ini, dan hanya 43% dari seluruh siswa di
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kelas yang aktif. Sehingga pada penelitian ini, penulis
169
170 JURNAL P3LB, VOLUME 1, NOMOR 2, DESEMBER 2014: 169 - 174

memfokuskan pada siswa kelas III, karena pada berulang-ulang sampai tindakan yang dilaksanakan
kelas ini siswanya kurang menyukai pelajaran IPA. telah mencapai tujuan yang diharapkan.
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, jumlah Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah
siswa kelas III adalah sebanyak 7 siswa yang terdiri siswa - siswi kelas III tunagrahita di SDLB B - C
dari 4 orang siswa putri dan 3 siswa putra, dengan Kepanjen Kabupaten Malang semester I tahun
standar kelulusan minimum pada mata pelajaran pelajaran 2013/2014, dengan jumlah siswa 7, yang
IPA adalah 65. Ketercapaian hasil belajar siswa terdiri dari 3 siswa putra dan 4 siswa putri.
dijabarkan dalam data prestasi sebagai berikut : Data diperoleh melalui guru dan siswa. Teknik
jumlah siswa yang mendapatkan nilai > 65 adalah pengumpulan data dengan cara observasi, tes, dan
sebanyak 2 siswa dengan persentase 29% dan jumlah dokumentasi. Observasi yang dimaksudkan adalah
siswa yang mendapatkan nilai < 65 adalah sebanyak untuk mengetahui aktivitas guru dalam menerapkan
5siswa dengan persentase 71%. Berdasarkan paparan pembelajaran dan untuk mengetahui aktivitas siswa
diatas, guru diharapkan menggunakan model selama pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran yang dekat dengan siswa. Dengan pembelajaran picture andpicture. Sedangkan tes
adanya guru yang penuh kreativitas maka akan dalam penelitian ini adalah evaluasi pada akhir
membuat motivasi belajar siswa lebih baik dan pembelajaran pada setiap siklus. Instrument yang
meningkatnya pemahaman materi siswa terhadap digunakan adalah lembar observasi dan soal tes untuk
mata pelajaran IPA. Untuk menyikapi hal tersebut, evaluasi setiap akhir pembelajaran.
guru dapat memanfaatkan model pembelajaran Prosedur penelitian ini meliputi perencanaan,
picture andpicture karena dapat membantu siswa pelaksanaan, observasi dan refleksi. Analisis data
untuk belajar dengan baik, dan siswa akan lebih dilakukan secara deskriptif baik secara kuantitatif
aktif dalam mengikuti pembelajaran. Menurut (prosentase dan rata - rata) maupun kualitatif yang
Suyanto (2008:76) “picture and picture adalah telah diperoleh. Data yang dianalisis secara deskriptif
suatu model pembelajaran yang menggunakan kualitatif adalah data yang terdapat pada lembar
gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi observasi pembelajaran dengan penerapan model
urutan logis”. Berdasarkan karakteristik siswa pembelajaran picture and picture, data keaktifan
kelas III yang masih pada tahapan operasional siswa dikumpulkan melalui panduan observasi
kongkret, model pembelajaran picture and picture (pengamatan) pada lembar observasi aktivitas siswa
ini sangat bermanfaat dan membantu siswa dalam menggunakan model pembelajaran picture and
belajar IPA sehingga siswa dapat memahami materi picture. Data yang dianalisis secara deskriptif kualitatif
mendeskripsikan bagian - bagian tubuh hewan dan berupa hasil observasi terhadap pembelajaran
tumbuhan dengan baik. yang akan dianalisis dengan beberapa tahapan,
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk diantaranya: pemaparan data, penyederhanaan data,
mendeskripsikan penerapan model pembelajaran pengelompokan data sesuai dengan fokus masalah
picture and picture pada mata pelajaran IPA siswa dan pemaknaan.
tunagrahita ringan SDLB B-C Kepanjen Kabupaten
Malang, mendeskripsikan aktivitas siswa tunagrahita HASIL DAN PEMBAHASAN
ringan kelas III SDLB B-C Kepanjen saat diterapkan Hasil
model pembelajaran picture and picture pada Pelaksanaan model pembelajaran picture and
pembelajaran IPA, dan mendeskripsikan hasil belajar picture pada mata pelajaran IPA kelas III Tunagrahita
IPA siswa tunagrahita ringan kelas III SDLB B-C SDLB B-C Kepanjen materi Bagian-Bagian Tubuh
Kepanjen setelah diterapkannya model pembelajaran Hewan yang telah dilaksanakan pada siklus I dan
picture and picture. siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan
tersebut dapat dilihat dari hasil pelaksanaan
METODE pembelajaran dengan menggunakan model picture
and picture pada siklus I memperoleh skor rata-
Penelitian ini menggunakan rancangan
rata 61 dengan persentase keberhasilan 84,72%,
penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan
sedangkan pada siklus II memperoleh skor rata-rata
kelas merupakan merupakan suatu kegiatan kerja
65,5 dengan prosentase keberhasilan 90,98%.
sama sekelompok guru untuk memperbaiki kondisi
Aktivitas belajar siswa kelas III Tunagrahita
praktek pembelajaran di dalam kelas sekaligus
SDLB B-C Kepanjen Kelurahan Ardirejo Kecamatan
mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kelas
Kepanjen Kabupaten Malang setelah diterapkan
teresebut. Penelitian tindakan kelas harus dilakukan
model pembelajaran picture and picture mengalami
Andriana Wahyu, Penerapan Model Pembelajaran ... 171

peningkatan. Peningkatan tersebut di lihat dari hasil pembelajaran menggunakan dalam gambar-gambar,
observasi pada siklus I yang memperoleh skor rata- h) guru lebih mengetahui kemampuan masing-
rata 60,76, dan meningkat pada siklus II menjadi masing siswa, melatih berpikir logis dan sistematis”.
82,74. Melalui pembelajaran dengan menggunakan model
Hasil belajar siswa kelas III Tunagrahita SDLB picture and picture secara tidak langsung mengasah
B-C Kepanjen sebelum dan setelah diterapkan kemampuan berpikirnya dalam mengurutkan gambar
model pembelajaran picture and picture pada menjadi urutan yang logis.
mata pembelajaran IPA mengalami peningkatan. Dalam penelitian ini penerapan model picture
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil and picture dapat diukur keberhasilannya dari
pratindakan yang memperoleh skor rata-rata 54,29 lembar observasi penerapan model picture and
atau 28,57% siswa yang tuntas belajar, siklus I picture. Lembar observasi tersebut menilai ketepatan
memperoleh skor rata-rata 64,99 atau 42,86% pembuatan RPP dan keberhasilan guru dalam
siswa yang tuntas belajar, dan siklus II memperoleh penerapan model picture and picture. skor yang
skor rata-rata 74,29 atau 85,71% siswa yang tuntas diperoleh saat penerapan pembelajaran dengan
belajar. model picture and picture pada dua siklus yang
digunakan.
Pembahasan Perolehan analisis data guru dalam menerapkan
pembelajaran sesuai dengan model picture nad
Penerapan Pembelajaran IPA Dengan Model picture ini mengalami peningkatan yang signifikan
Picture And Picture pada siklus II pertemuan I dan pertemuan 2. Pada
Penerapan model picture and and picture pada siklus II pertemuan I memperoleh skor 64 dengan
siswa kelas III Tunagrahita SDLB B-C Kepanjen prosentase keberhasilan 88,89% yang termasuk ke
Kelurahan Ardirejo Kecamatan Kepanjen Kabupaten dalam kategori sangat baik. Sedangkan pada siklus II
Malang mengindikasikan bahwa model picture pertemuan 2 skor perolehan dalam penerapan model
and picture sangat efektif untuk meningkatkan picture and picture ini juga mengalami peningkatan
pembelajaran. Sebelum menggunakan model yaitu memperoleh skor 67 dengan prosentase
picture and picture pembelajaran IPA hanya terpaku keberhasilan 93,06% yang termasuk kategori sangat
pada guru dengan menggunakan metode ceramah baik. Rata-rata yang diperoleh dalam siklus II yaitu
dan pemberian tugas menyalin. Sedangkan siswa dengan prosentase keberhasilan 90,98%. Dalam
pada saat pembelajaran hanya mendengarkan dan hal ini dapat dikatakan bahwa guru berhasil dalam
menyalin tulisan yang diberikan oleh guru, maka menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan model
aktivitas siswa tidak dapat berkembang. Sebaliknya picture and picture.
dengan menggunakan model pembelajaranpicture Dalam penerapan model picture andpicture
andpicture, guru lebih berperan sebagai pembimbing pada siklus I pencapaiannya belum maksimal,
siswa, jadi dalam pembelajaran siswa yang lebih dikarenakan masih banyak siswa yang belum mengrti
aktif berpikir dalam pembelajran. Hal ini disesuaikan dalam memahami maksud LKS dan masih banyak
dengan pendapat Nurwahidah (2011) picture and siswa yang hanya melihat temannya mengerjakan
picture dipandang sebagai “a) melatih siswa tidak LKS. Siklus II, didasarkan pada hasil refleksi dari
sekedar menghafal suatu materi pembelajaran siklus I, sehingga kendala-kendala yang ada pada
tetapi juga mengetahui alasan mengungkapkan ide siklus I telah diatasi dan diantisipasi pada siklus II,
pendapatnya, b) siswa cepat tanggap atas materi maka ketercapaian model picture and picture lebih
yang disampaikan karena diiringi dengan gambar- baik dibandingkan dengan siklus I. Hal ini diperkuat
gambar, c) memudahkan siswa untuk memahami dengan pendapat Trianto (2010:17) “Pembelajaran
yang dimaksudkan oleh guru ketika menyampaikan merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks,
materi pelajaran, d) siswa lebih konsentrasi serta yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran
mengasyikkan bagi mereka atas tugas yang diberikan secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi
guru karena berkaitan dengan permainan mereka berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman
sehari-hari yakni main gambar-gambar, e) adanya hidup. Pembelajaran dalam makna kompleks adalah
saling berkompetensi antar kelompok dalam usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan
menyusun gambar yang telah dipersiapkan oleh guru siswanya (mengarhkan interaksi siswa dengan
sehingga suasana kelas terasa hidup, f) siswa lebih sumber belajar lainnya) dalam rangkan mencapai
kuat mengingat konsep-konsep atau atau bacaan yang tujuan yang diharapkan”.
ada pada gambar, g) menarik bagi siswa dikarenakan
172 JURNAL P3LB, VOLUME 1, NOMOR 2, DESEMBER 2014: 169 - 174

Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran IPA mengurutkan gambar, mengungkapkan alasan,


Dengan Model Picture And Picture mengungkapkan konsep, menyimpulkan. Aktivitas
Aktivitas siswa kelas III Tunagrahita SDLB siswa selama pembelajaran dengan menggunakan
B-C Kepanjen Kelurahan Ardirejo Kecamatan picture and picture meningkat karena dalam
Kepanjen Kabupaten Malang meningkat selama pembelajaran didesain berpusat pada siswa. Hal ini
pembelajaran menggunakan model picture and diperkuat dengan kelebihan dari model picture and
picture. Aktivitas siswa sebelum menggunakan picture yaitu kelebihan dari model picture and picture
model pembelajaran picture and picture cenderung yaitu model ini diperkuat oleh rancangan bentuk
ramai sendiri dan berkeliling kekelas lain, sedangkan pembelajaran berpusat pada siswa.
setelah menggunakan model picture and picture Siklus I rata-rata klasikal yang didapat yaitu
aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA lebih 77,38% yang termasuk dalam kategori baik. Aktivitas
meningkat bila dibandingkan sebelum menggunakan siswa meningkat pada siklus II mendapatkan rata-
model pembelajaran picture and picture. Dalam rata klasikal 88,09% yang termasuk dalam kategori
pembelajaran model picture and picture siswa aktif sangat baik pernyataan diatas membuktikan bahwa
bekerja kelompok, berdiskusi, demonstrasi dn tanya penerapan model picture and picture pada mata
jawab. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat D. pelajaran IPA dengan materi “Bagian-Bagian Utama
Dierich dalam Hamalik (2007:90-91) antara lain “1) Tubuh Hewan (Kepala, Badan, Dan Kaki)” siswa
Kegiatan-kegiatan visual: membaca, melihat gambar- kelas III Tunagrahita SDLB B-C Kepanjen aktivitas
gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, siswa meningkat.
pameran mengamati orang lain yang bekerja atau
bermain; 2) kegiata-kegiatan lisan: mengemukakan Hasil Belajar Siswa Selama Pembelajaran Ipa
suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu Dengan Model Picture And Picture
kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, Berdasarkan hasil observasi terhadap
mengemukakan pendapat, berwawancara atau pembelajaran IPA materi “Bagian-Bagian Utama
diskusi; 3) kegiatan-kegiatan mendengarkan: Tubuh Hewan (Kepala, Badan, Dan Kaki)” siswa
mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan kelas III Tunagrahita SDLB B-C Kepanjen,
percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan hasil belajar siswa belum memenuhi KKM yang
suatu permainan instrumen musik, mendengarkan ditetapkan, yaitu 65. Dari hasil pre test yang dilakukan
siaran radio; 4) kegiatan menulis: menulis cerita, oleh peneliti menunjukkan bahwa siswa yang tuntas
menulis laporan, memeriksa karangan, membuat belajar 2 siswa atau 29% dari 7 siswa, maka dapat
sketsa atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi dikatakan bahwa siswa kelas III Tunagrahita SDLB
angket; 5) kegiatan-kegiatan menggambar: B-C Kepanjen belum tuntas belajar IPA materi
menggambar, membuat grafik, diagram peta, pola; “Bagian-Bagian Utama Tubuh Hewan (Kepala,
6) kegiatan-kegiatan metrik: melakukan percobaan, Badan, Dan Kaki)”.
memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat Hasil belajar siswa kelas III Tunagrahita
model, simulasi; 7) kegiatan-kegiatan mental: SDLB B-C Kepanjen mengalami peningkatan
merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, setelah diterapkan model picture and picture adapun
menganalisis faktor-faktor, membuat keputusan; 8) deskripsi hasil belajar siswa siklus I pertemuan 1
kegiatan-kegiatan emosional: minat, membedakan, dan pertemuan 2 sebanyak 7 siswa. Pada siklus I
berani dan tenang”. pertemua ke-1 dapat dianalisis siswa yang belum
Jadi pembelajaran dengam menggunakan tuntas belajar sebanyak 3 atau 42,86% dengan
picture and picture dapat meningkatkan aktivitas kreteria cukup, pada siklus I pertemuan ke-2 siswa
belajar siswa hal ini dikarenakan dalam pembelajaran yang tuntas belajar sebanyak 5 atau 71,43% dengan
diutamakan keterlibatan langung dari siswa, kreteria baik. Pada siklus II pertemuan ke-1 siswa
sedangkan guru hanya sebagi pembimbing dan yang tuntas belajar sebanyak 6 siswa atau 85,71%
kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa. dengan kreteria sangat baik, pada siklus II pertemuan
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa ke-2 siswa yang tuntas belajar sebanyak 6 siswa
menunjukkan bahwa setiap siswa yang mengalami atau 85,71% dengan kreteria sangat baik.pernyataan
peningkatan aktivitas sebanyak 7 siswa, dan tidak diatas membuktikan bahwa penerapan model picture
ada siswa yang mengalami penurunan aktivitas, and picture pada mata pelajaran IPA dengan materi
jadi semua aktivitas siswa meningkat. Kreteria “Bagian-Bagian Utama Tubuh Hewan (Kepala,
aktif diperoleh dari dari aktivitas belajar siswa yang Badan, Dan Kaki)” siswa kelas III Tunagrahita SDLB
sesuai dengan model picture and picture antara lain B-C Kepanjen hasil belajar siswa meningkat.
Andriana Wahyu, Penerapan Model Pembelajaran ... 173

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar SDLB B-C Kepanjen sebanya 6 siswa, dan jumlah
siswa ditentukan dengan ketuntasan belajar sec siswa yang tidak tuntas belajar sebanyak 1 siswa.
belajar secara individual dan secara klasikal. Siswa yang belum tuntas belajar akan diberi materi
Penguasaan minimal belajar yang digunakan dalam tambahan oleh guru kelas. Sedangkan ketuntasan
penelitian ini adalah secara individual, dianggap klasikal siswa kelas III Tunagrahita SDLB B-C
telah “tuntas belajar” apabila telah mencapai 65% Kepanjen mencapai 60,75% siklus 1 dan siklus II
dari jumlah siswa yang mempunyai daya serap 65. 82,74% dari keseluruhan siswa.
Sedangkan secara klasikal dianggap telah “tuntas Diasumsikan bahwa siswa kelas III Tunagrahita
belajar” apabila mencapai 65% dari jumlah siswa SDLB B-C Kepanjen pada pelajaran IPA “tuntas
yang mencapai daya serap. Pada siklus I pertemuan belajar”. Penerapan model pembelajaran picture
1 ketuntasan klasikal adalah 62,14%, kurang dari and picture dapat membuat pembelajaran IPA
yang ditargetkan yaitu 65% maka siklus I dilanjutkan dengan materi “Bagian-Bagian Utama Tubuh
ke pertemuan 2 dengan harapan ketuntasan belajar Hewan (Kepala, Badan, Dan Kaki)” siswa kelas III
dapat tercapai. Sedangkan siklus I pertemuan 2 Tunagrahita SDLB B-C Kepanjen terkesan menarik
ketuntasan klasikal adalah 67,85%, lebih dari yang dan tidak monoton. Hal ini dibuktikan dengan
ditargetkan yaitu 65%. Maka pada siklus I ini target aktivitas siswa dan hasil belajar siswa meningkat.
ketuntasan kelas sudah tercapai. Meski sudah tercapai Dan diperkuat oleh pendapat Snelbelker (dalam
tetapi peneliti masih ingin meneruskan pada siklus Rusmono, 2012:8) mengatakan bahwa “perubahan
II pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2 karena pada atau kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah
siklus I pertemuan 2 masih ada 2 siswa yang belum melakukan perbuatan belajar adalah merupakan hasil
tuntas belajar. Diharapkan dengan dilanjutkan pada belajar, karena pada dasarnya adalah bagaimana
siklus II pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2 semua perilaku sesorang berubah akibat pengalaman.
siswa dapat tuntas belajar. Pada siklus II pertemua
ke-1 hasil belajar secara klasikal sudah melebihi
target KKM yang sudah ditentukan yaitu 77,38% KESIMPULAN DAN SARAN
dari 65%, tetapi penelitian ini masih dilanjutkan pada Kesimpulan
pertemuan ke-2 dengan pertimbangan masih ada 1
siswa yang belum mencapai SKM. sedangkan pada Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan
siklus II pertemuan ke-2 hasil belajar siswa secara sebagai berikut : penerapan pembelajaran dengan
kalsikal telah mencapai 88,09% dari target yang menggunakan model picture and picture dapat
ditentukan yaitu 65%. meningkatkan pembelajaran IPA siswa kelas III
Penelitian ini berhenti pada siklus II pertemuan Tunagrahita SDLB B-C Kepanjen Kelurahan
ke-2 karena target yang dicapai sudah melebihi Ardirejo Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang.
target yang direncanakan. Pada penelitian ini Peningkatan ini ditunjukkan pada perolehan tahap
sebenarnya sudah memenuhi target pada siklus pertama menyajikan materi sebagi pengantar siklus
I pertemuan 2 tetapi peneliti masih melanjutkan I diperoleh 100% dan hasilnya tetap pada siklus II
pada siklus II dengan harapan pada pembelajaran menjadi 100%. Pada tahap kedua menunjukkan atau
IPA dengan materi “Bagian-Bagian Utama Tubuh memperlihatkan gambar berkaitan dengan materi
Hewan (Kepala, Badan, Dan Kaki)” siswa kelas siklus I diperoleh 75% dan meningkat pada siklus
III Tunagrahita SDLB B-C Kepanjen hasil belajar II menjadi 100%. Pada tahap ketiga menunjuk atau
siswa meningkat menjadi lebih baik. Asumsi yang memanggil siswa secara bergantian untuk memasang
menyebabkan target ketuntasan hasil belajar siswa atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan
telah tercapai pada siklus I pertemua 2 karena yang logis pada siklus I memperoleh 62,5% dan
disebabkan oleh: siswa sudah pernah mempelajari meningkat pada siklus II menjadi 87,5%. Pada
materi ini sebelum penelitian ini dilakukan sehingga tahap keempat menanyakan alasan atau dasar
siswa sudah siap untuk belajar pada materi yang pemikiran urutan gambar siklus I memperoleh 50%
sudah pernah diajarkan, selain itu yang kedua adalah dan meningkat pada siklus II menjadi 75%. Pada
soal yang dibuat oleh peneliti banyak varian gambar tahap kelima guru memulai menanamkan konsep
yang dapat memancing ingatan siswa sehingga siswa atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin
merasa mudah dalam mengerjakan. dicapai siklus I memperoleh 87,5% dan meningkat
Berdasarkan hasil observasi yang telah pada siklus II menjadi 100%. Pada tahap terakhir
dilakukan oleh observer dapat diketahui bahwa atau tahap Keenam memberikan kesimpulan atau
ketuntasan individual siswa kelas III Tunagrahita rangkuman siklus I memperoleh 75% dan meningkat
174 JURNAL P3LB, VOLUME 1, NOMOR 2, DESEMBER 2014: 169 - 174

pada siklus II menjadi 100%, sedangkan secara baik. Sedangkan pada siklus II pertemuan 1 siswa
klasikal pada siklus I yaitu 84,72% dan meningkat yang tuntas belajar sebanyak 6 siswa 85,71% dengan
pada siklus II menjadi 90,98%. kriteria sangat baik dan pada pertemuan 2 siswa yang
Aktivitas siswa kelas III Tunagrahita SDLB tuntas belajar sebanyak 6 siswa atau 85,71% dengan
B-C Kepanjen Kelurahan Ardirejo Kecamatan kriteria sangat baik.
Kepanjen Kabupaten Malang setelah pembelajaran
dengan menggunakan model picture and picture pada Saran
pembelajaran IPA meningkat. Peningkatan ini dapat Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa
dilihat dari perolehan hasil aktivitas belajar siswa saran yang dikemukakan adalah sebagai berikut
pada tahap mengurutkan gambar siklus I diperoleh : agar persiapan pembelajaran lebih matang
2,64%, pada siklus II menjadi 2,79%. Pada tahap dalam penerapan model picture and picture perlu
mengungkapkan alasan pada siklus I memperoleh dipersiapkan terlebih dahulu materi-materi yang akan
2,07%, pada siklus II menjadi 2,57%. Pada tahap dipelajari oleh siswa. Hal ini akan lebih menambah
mengungkapkan konsep pada siklus I memperoleh persiapan dalam penerapan model picture and picture.
1,14%, pada siklus II menjadi 2,14%. Pada tahap Alangkah baiknya jika model pembelajaran picture
terakhir menyimpulkan pada siklus I memperoleh and picture diterapkan pada anak tunarungu.
1,43%, pada siklus II menjadi 2,43%. Sedangkan Agar mudah dalam mengkondisikan kelas
secara klasikal semua komponen picture and picture dan mengorganisasikan kelas dengan baik, guru
siklus I memperoleh 77,38% menjadi 88,09% pada diharapkan memberikan penguat yang baik untuk
aiklus II. memacu keaktifan siswa, selain itu juga siswa
Hasil belajar siswa kelas III Tunagrahita SDLB diberikan penghargaan berupa hadiah.
B-C Kepanjen Kelurahan Ardirejo Kecamatan Selama penerapan model picture and picture
Kepanjen Kabupaten Malang setelah pembelajaran supaya pembelajaran tidak membuat siswa jenuh
dengan menggunakan model picture and picture ataupun bosan, guru dapat menggunakan permainan
pada pembelajaran IPA meningkat. Peningkatan ini untuk mengalihkan sejenak perhatian siswa
dapat dilihat dari perolehan hasil belajar siswa pada setelah itu baru difokuskan perhatian siswa pada
siklus I pertemuan ke 1 siswa yang tuntas belajar pembelajaran.
sebanyak 3 siswa atau 42,86% dengan kreteria
cukup, pada siklus I pertemuan 2 siswa yang tuntas
belajar sebanyak 5 atau 71,43% dengan kreteria

DAFTAR PUSTAKA
BSNP. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran Dengan
Dasar Sekolah Luar Biasa Problem Based Learning Itu Perlu Untuk
Tunagrahita Ringan (SDLB-C). Jakarta: BSNP Meningkatkan Profesionaltas Guru. Bogor:
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Ghalia Indonesia
Pendidikan. Jakarta: Depdiknas Suyanto. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Pendidikan. Jakarta: Depdiknas Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran
H a m a l i k , O e m a r. 2 0 0 7 . D a s a r - d a s a r Inovatif-Progresif. Jakarta: PT. Prenada
Pengembangan Kurukulu Bandung: PT. Media
Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai