Tokoh Pem. Eko
Tokoh Pem. Eko
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui Proteksionisme dan Hambatan Perdagangan.
1.3.2 Untuk mengetahui Kebijakan Tarif.
Untuk mengetahui Jenis-Jenis Kebijakan Tarif.
Untuk mengetahui Sistem Tarif.
Untuk mengetahui Keuntungan dan Kelemahan Sistem Tarif.
1|Kebijakan Tarif
1.4 Metode Penulisan (Kajian Pustaka)
Jenis dan Sumber Data
Jenis sumber data yang digunakan dalam paper ini yaitu data sekunder. Sumber
data sekunder, penulis dapatkan dari kepustakaan dan media internet.
Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data, penulis menggunakan beberapa teknik yakni:
1. Kepustakaan, yaitu melihat dari beberapa sumber buku.
2. Media Internet, yaitu mencari informasi melalui Media Internet.
2|Kebijakan Tarif
BAB II
PEMBAHASAN
3|Kebijakan Tarif
dipergunakan oleh pemerintah untuk melindungi perekonomian dalam negeri. Proteksionisme
dipergunakan untuk mengendalikan impor dan ekspor untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk
melaksanakan perlindungan tersebut, berbagai kebijaksanaan dilaksanakan oleh pemerintah.
Pada dasarnya bentuk perlindungan dalam perdagangan ini antara lain kebijakan tarif, kuota,
larangan impor, subsidi dan dumping. Dimana, pada kali ini kita membahas mengenai Kebijakan
Tarif.
HAMBATAN PERDAGANGAN
Terkadang di dalam kegiatan perdagangan internasional ini seringkali mengalami beberapa
hambatan sehingga mempengaruhi proses perdagangan yang terjadi. Hambatan perdagangan
internasional sendiri merupakan regulasi ataupun peraturan yang dikeluarkan pemerintah yang
seringkali membatasi perdagangan bebas. Banyak bentuk-bentuk hambatan yang bisa terjadi di
dalam proses perdagangan internasional, antara lain adalah:
Mata uang yang berlaku di setiap negara berbeda – beda. Negara yang melakukan
kegiatan ekspor, biasanya meminta kepada negara pengimpor untuk membayar dengan
menggunakan mata uang negara pengekspor. Pembayarannya tentunya akan berkaitan
dengan nilai uang itu sendiri. Padahal nilai uang setiap negara berbeda-beda. Apabila
nilai mata uang negara pengekspor lebih tinggi daripada nilai mata uang negara
pengimpor, maka dapat menambah pengeluaran bagi negara pengimpor. Dengan
demikian, agar kedua negara diuntungkan dan lebih mudah proses perdagangannya perlu
adanya penetapan mata uang sebagai standar internasional.
4|Kebijakan Tarif
anggotanya. Kebijakan serta peraturan yang dikeluarkannya pun hanya untuk kepentingan
negara – negara anggota saja. Sebuah organisasi ekonomi regional akan mengeluarkan
peraturan ekspor dan impor yang khusus untuk negara anggotanya. Akibatnya apabila ada
negara di luar anggota organisasi tersebut melakukan perdagangan dengan negara
anggota akan mengalami kesulitan.
Menurut Hamdy Hady, tarif adalah pungutan bea masuk yang dikenakan
atas barang impor yang masuk untuk dipakai/ dikonsumsi habis di dalam
negeri.
5|Kebijakan Tarif
Pengertian tarif dikemukakan pula oleh Sobri, yaitu suatu pembebanan
atas barang yang melintasi daerah pabean (costum area). Daerah pabean
adalah suatu daerah geografis, yang mana barang-barang bebas bergerak
tanpa dikenakan cukai (= bea pabean).
Sedangkan menurut Tulus T.H. Tambunan, tarif adalah salah satu
instrumen dari kebijakan perdagangan luar negeri yang membatasi arus
perdagangan internasional.
Selanjutnya menurut Aliminsyah, dkk dalam buku Kamus Istilah
Akuntansi (2002:290-291) mendefinisikan tarif sebagai pengaturan yang
sistematik dari bea yang dipungut atas barang dan jasa yang melewati
batas-batas Negara.
Dari pendapat-pendapat diatas bahwa tarif merupakan pungutan yang
dibebankan untuk semua barang-barang yang melewati batas negara baik untuk barang
yang masuk maupun keluar. Tarif merupakan salah satu kebijakan pemerintahan dalam
mengatasi perdagangan dalam negeri dan merupakan salah satu devisa negara.Tarif
merupakan suatu rintangan yang membatasi kebebasan perdagangan internasional.
Bentuk umum kebijakan tarif adalah penetapan pajak impor dengan persentase tertentu
dari harga barang yang diimpor.
Aplikasi atau penerapan dari pengenaan tarif terutama dalam bentuk bea masuk
adalah sebagai berikut :
1. Pembebasan bea masuk atau tarif rendah yaitu antara 0% sampai dengan 5%, yang
dikenakan untuk bahan kebutuhanpokok dan vital, seperti beras, mesin-mesin, alat-alat
militer dan lain-lain.
2. Tarif sedang antara 5% sampai dengan 20%, yang dikenakan untuk barang setengah
jadi dan barang-barang lain yang belum cukup diproduksi di dalam negri.
6|Kebijakan Tarif
3. Tarif tinggi diatas 20%, yang dikenakan untuk barang-barang mewah dan barang-
barang lain yang sudah cukup diproduksi di dalam negri dan bukan barang kebutuhan
pokok.
SISTEM TARIF
Dalam menentukan besarnya tarif yang berlaku bagi setiap barang atau komoditi yang
diperdagangkan secara internasional, para pelaku perdagangan internasional (eksportir-
importir) menggunakan pedoman berdasarkan sistem tarif yang berlaku. Sistem tarif yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Tarif Tunggal (Single Column Tariff)
Pengenaan satu tarif untuk satu jenis barang atau komoditi yang besarnya (prosentasenya)
berlaku sama untuk impor komoditi tersebut dari negara mana saja, tanpa kecuali.
2. Tarif Umum/Konvensional (General Conventional/Tariff)
Dikenal juga dengan istilah tarif berganda (double coloum tariff) yaitu pengenaan satu
tarif untuk satu komoditi yang besar prosentase tarifnya berbeda antara satu negara
dengan negara lain.
3. Tarif Preferensi (Preferensi Tariff)
Tarif yang ditentukan oleh lembaga tarif internasional GATT yang persentasenya
diturunkan, bahkan untuk beberapa komoditi sampai menjadi 0% yang diberlakukan oleh
negara terhadap komoditi yang diimpor dari negara-negara tertentu karena adanya
hubungan khusus antara negara pengimpor dengan negara pengekspor.
7|Kebijakan Tarif
Terdapat diferensiasi harga produk sesuai kualitasnya.
Kerugian :
Memberikan beban yang cukup berat bagi administrasi pemerintah, khususnya
bea cukai karena memerlukan data dan rincian harga yang lengkap.
Sering menimbulkan perselisihan dalam menetapkan harga untuk perhitungan bea
masuk antara importir dan bea cukai, sehingga dapat menimbulkan stagnasi atau
kemacetan arus barang di pelabuhan.
2. Dasar Jumlah Barang (Ad Specific) bersifat regresif.
Keuntungan :
Mudah dilaksanakan karena tidak memerlukan rincian harga barang sesuai
kualitasnya.
Dapat digunakan sebagai alat kontrol proteksi industri dalam negeri.
Kerugian :
Pengenaan tarif dirasakan kurang atau tidak adil karena tidak membedakan harga
dan kualitas barang.
Hanya dapat digunakan sebagai alat kontrol proteksi yang bersifat statis.
8|Kebijakan Tarif
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kebijakan ekonomi internasional adalah keseluruhan tindakan pemerintah suatu
negara yang bertujuan untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
pendapatan negaranya dengan melalui kegiatan yang mendorong ekspor dan
mengatur/mengendalikan impor. Salah satu tujuan kebijakan kebijakan ekonomi
internasional, salah satunya adalah Proteksi. Proteksionisme adalah pola sikap atau
kecenderungan suatu negara untuk memberikan perlindungan bagi hasil produksi dalam
negeri dengan mengambil langkah membatasi masuknya barang impor. Terkadang di
dalam kegiatan perdagangan internasional ini seringkali mengalami beberapa hambatan
sehingga mempengaruhi proses perdagangan yang terjadi, antara lain : Kebijakan Tarif
yang Menjadi Hambatan Perdagangan Internasional, Perbedaan Mata Uang Antarnegara,
Adanya Organisasi – Organisasi Ekonomi Regional, Kualitas Sumber Daya yang Rendah,
dsb. Selanjutnya, pengertian Tarif adalah suatu pembebanan terhadap barang yang
melintasi daerah pabean (suatu daerah geografis dimana barang bebas bergerak tanpa
dikenakan cukai/bea pabean). Dalam pelaksanaan kegiatan ekspor impor pembebanan
tarif dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, antara lain : Exports Duties (bea
ekspor), Transit Duties (bea transit), Import Duties (bea impor). Dalam menentukan
besarnya tarif yang berlaku bagi setiap barang atau komoditi yang diperdagangkan secara
internasional, para pelaku perdagangan internasional (eksportir-importir) menggunakan
pedoman berdasarkan sistem tarif yang berlaku. Sistem tarif yang dimaksud adalah
sebagai berikut : Tarif Tunggal (Single Column Tariff), Tarif Umum/Konvensional
(General Conventional/Tariff), Tarif Preferensi (Preferensi Tarif). Berdasarkan sistem
atau cara pemungutan tarif bea masuk, dapat dilihat keuntungan dan kelemahan dari
masing-masing sistem / cara pemungutan tarif bea masuk tersebut.
9|Kebijakan Tarif
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ajarekonomi.com/2017/01/mengenal-kebijakan-proteksionisme-dalam.html
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/kebijakan-ekonomi-internasional
https://incotermforum.wordpress.com/2018/01/06/kebijakan-proteksionisme-dalam-perdagangan-
internasional/
http://pengertiandanartikel.blogspot.com/2017/04/pengertian-proteksionisme-dan-tujuan.html
https://dewimayasari.wordpress.com/2011/04/23/hambatan-perdagangan-internasionalantar-negara/
https://informazone.com/hambatan-perdagangan-internasional/
https://www.academia.edu/21971951/Makalah_kebijakan_ekonomi_dan_perdagangan_Internasional
https://w3cargo.com/sistem-tarif-dalam-export-dan-import/
10 | K e b i j a k a n T a r i f