NEUROMUSCULAR DAN
NEUROPATI
dr. Rahmawati Akib, Sp.S, M.Kes
CARPAL TUNNEL SYNDROME
DEFINISI
▶ Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan sindrom
yang timbul akibat N. Medianus tertekan di dalam
Carpal Tunnel (terowongan karpal) di pergelangan
tangan, sewaktu nervus melewati terowongan tersebut
dari lengan bawah ke tangan.
EPIDEMIOLOGI
▶ Angka kejadian Carpal Tunnel Syndrome di Amerika
Serikat telah diperkirakan sekitar 1-3 kasus per 1.000
orang setiap tahunnya.
▶ b) Tinel test
Phalen’s maneuver
Tinel’s sign
DIAGNOSIS
▶ 3) Pemeriksaan Radiologi
▶ Pemeriksaan sinar-X terhadap pergelangan tangan dapat
membantu melihat apakah ada penyebab lain seperti
fraktur atau artritis. Foto polos leher berguna untuk
menyingkirkan adanya penyakit lain pada vertebra. USG,
CT-scan dan MRI dilakukan pada kasus yang selektif
terutama yang akan dioperasi. USG
▶ dilakukan untuk mengukur luas penampang dari saraf
median di carpal tunnel proksimal yang sensitif dan
spesifik untuk carpal tunnel syndrome
DIAGNOSIS BANDING
▶ 1. Cervical radiculopathy.
▶ 2. Thoracic outlet syndrome.
▶ 3. Pronator teres syndrome.
▶ 4. de Quervain's syndrome.
PENATALAKSANAAN
▶ Penatalaksanaan carpal tunnel syndrome tergantung
pada etiologi, durasi gejala, dan intensitas kompresi
saraf.
▶ Kasus ringan bisa diobati dengan obat anti
▶ inflamasi non steroid (OAINS)
PENATALAKSANAAN
▶ b) Terapi operatif
▶ Operasi hanya dilakukan pada kasus yang tidak
mengalami perbaikan dengan terapi konservatif atau
bila terjadi gangguan sensorik yang berat atau adanya
atrofi otot-otot thenar.
PROGNOSIS
▶ Pada kasus CTS ringan, dengan terapi konservatif
umumnya prognosa baik.
▶ Bila keadaan tidak membaik dengan terapi konservatif
maka tindakan operasi harus dilakukan.
▶ Secara umum prognosa operasi juga baik, tetapi
karena operasi hanya dilakukan pada penderita yang
sudah lama menderita CTS penyembuhan post
operatifnya bertahap
TARSAL TUNNEL SYNDROME
Neuropati jebakan srf Trauma, lesi desak ruang,
tibialis, blkg med mal Unilateral biomekanis, idiopatik
GAMBARAN KLINIS
Tanda tinel’s
ANATOMI
N. Ischiadicus
n. peroneus
n. kalkaneus n. tibialis
communis
med & lat
n. plantar lat
n. plantar med
•n tibialis post
•a. tibialis
terowongan tarsal •tendon m.fleksor
halucis longus
•tendon m.fleksor
digitorum longus
PEMERIKSAAN ELEKTRODIAGNOSTIK
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN CAMPUARAN &
KONDUKSI SARAF KONDUKSI SARAF
SENSORIK MOTORIK
Demielinating : latensi
distal n.plantar med &
Amplitudo menurun & lat memanjang
melebar Axonal : latensi distal
normal at sdkt
memanjang
EMG
Sulit, sakit
Durasi memanjang
Amplitudo MUAPs besar pd otot2 kaki
TERAPI
•Istirahat/imobilisasi
•Terapi es
•Sepatu yg lbh longgar
konservatif •Orthotic
•latihan
•NSAID
•Steroid inj
•Sindrom
•Terowongan
•Tarsal
•Amplitudo melebar
•Latensi distal memanjang
•Amplitudo memanjang
•Potensial spontan
NEUROPATI
DEFINISI
▶ Neuropati adalah gangguan saraf perifer yang meliputi
kelemahan motorik, gangguan sensorik, otonom dan
melemahnya refleks tendon yang dapat bersifat akut
atau kronik.
EPIDEMIOLOGI
▶ Telah terbukti bahwa komplikasi kronis pada DM
umumnya terjadi akibat gangguan pembuluh darah
(angiopati) dan kelainan pada saraf (neuropati).
Laki-laki relatif lebih banyak dari pada perempuan.
▶ Prevalensinya 2400/100.000 (2,4 %) meningkat seiring
bertambahnya usia 8000/100.000 (8%).
EPIDEMIOLOGI
▶ Kerusakan saraf perifer dialami oleh 2,4% populasi di
dunia.
▶ Prevalensi ini akan meningkat 8% seiring
bertambahnya usia.
▶ Penyebab polineuropati yang paling sering dijumpai
adalah polineuropati sensorimotor diabetik, dimana
66% penderita DM tipe 1 dan 59% penderita DM tipe 2
mengalami polineuropati
ETIOLOGI
▶ Adapun etiologi dari neuropati adalah sebagai berikut :
1.Metabolik : Diabetes,penyakit ginjal, porfiria
2.Nutrisional : Defisiensi B1, B6, B12 dan asam folat
3.Toksik (bahan metal dan obat-obatan)
4.Keganasan
5.Trauma: neuropati jebakan
6.Infeksi-inflamasi : Lepra, Difteri
7.Autoimun immune-mediated demyelinating disorders
KLASIFIKASI
1.Polineuropati
▶ Neuropati jenis ini menyebabkan kerusakan fungsional
yang simetris,
▶ biasanya disebabkan oleh kelainan-kelainan difus
yang mempengaruhi seluruh susunan saraf perifer,
seperti gangguan metabolik keracunan, keadaan
defisiensi, dan reaksi imunoalergik.
Polineuropati
▶ Bila gangguan hanya mengenai akar saraf spinalis
maka disebut poliradikulopati dan bila saraf spinalis
juga ikut terganggu maka disebut
poliradikuloneuropati.
▶ Gangguan saraf tepi terutama bagian distal tungkai
dan lengan, sensorik dan motorik.
▶ Gangguan distal lebih dahulu berupa gangguan
sensibilitas berupa gambaran kaus kaki dan sarung
tangan (glove and stocking pattern). Tungkai terkena
lebih dahulu.
Polineuropati
▶ Gangguan saraf otak dapat terjadi pada polineuropati
yang berat seperti kelumpuhan nervus fasialis
bilateral dan saraf-saraf bulbar misalnya
poliradikuloneuropati (Sndrom Guillain Barre).
Polineuropati
▶ Pasien dapat menunjukkan gejala parestesia atau nyeri
pada bagian distal.
▶ Gejala motorik meliputi kelemahan dan distal atrofi
otot.
▶ Neuropati jangka panjang dapat menyebabkan
deformitas pada kaki dan tangan (Pes cavus, tangan
cakar) dan gangguan sensorik berat dapat
menyebabkan ulserasi neuropati dan derfomitas sendi
dan dapat pula disertai gejala otonom.
KLASIFIKASI
2. Radikulopati
▶ Lesi utama yaitu pada radiks bagian proksimal,
sebelum masuk ke foramen intervertebralis
▶ Pada kasus ini dijumpai proses demielinisasi yang
disertai degenerasi aksonal sekunder
▶ Demielinisasi diduga sebagai akibat reaksi alergi
Radikulopati
▶ Gangguan sensorik sangat bervariasi, kadang-
▶ kadang berupa gangguan segmental, pola kaus kaki
dan juga dapat normal tanpa kelainan
▶ Kelemahan otot dapat terjadi pada bagian proksimal
maupun distal pada tungkai. Atrofi tidak begitu nyata
dibandingkan pada poli neuropati.
▶ Refleks-refleks dapat menurun sampai menghilang.
3. Mononeuropati
▶ Lesi bersifat fokal pada saraf tepi atau lesi bersifat
fokal majemuk yang berpisah-
pisah (mononeuropati multipleks) dengan gambaran
klinis yang simetris atau tidak simetris.
Penyebabnya adalah proses fokal misalnya
penekanan pada trauma, tarikan, luka, penyinaran,
berbagai jenis tumor, infeksi fokal, dan gangguan
vascular.
PATOMEKANISME
▶ Mekanisme yang mendasari munculnya nyeri
neuropati adalah: sensitisasi perifer, ectopic discharge,
sprouting, sensitisasi sentral, dan disinhibisi.
▶ Perubahan ekspresi dan distribusi saluran ion natrium
dan kalium terjadi setelah cedera saraf, dan
meningkatkan eksitabilitas membran, sehingga
muncul aktivitas ektopik yang bertanggung jawab
terhadap munculnya nyeri neuropatik spontan.
PATOMEKANISME
▶ Kerusakan jaringan dapat berupa rangkaian peristiwa
yang terjadi di nosiseptor disebut nyeri inflamasi akut
atau nyeri nosiseptif
▶ Otonom neuropati :
▶ Gejala & tanda : keringat berkurang, hipotensi ortostatik,
nokturnal diare, inkontinensi alvi, konstipasi, inkontinensi
dan retensio urin, gastroparesis dan impotensi.
▶ Mononeuropati :
▶ Gejala & tanda : terutama mengenai nervi kranialis
(terutama nervi untuk pergerakan bola mata) dan saraf
tepi besar dengan gejala nyeri.
GAMBARAN KLINIS
b. Polineuropati uremikum :
▶ Terjadi pada pasien uremia kronis (gagal ginjal kronis)
2. Tes Lab
3. Pem. Elektrodiagnosis
▶ Gold standar :
ENMG : degenerasi aksonal &demielinisasi
Biopsi sara
PENATALAKSANAAN
▶ Penatalaksanaan Farmakologik
Terapi kausatif
Neuropati perifer disebabkan oleh banyak penyebab.
Kausa yang paling bisa
ditatalaksanai meliputi diabetes melitus,
hipotiroidisme, dan defisiensi vitamin neurotropik
Adapula obat yang merangsang proteosintesis untuk
regenerasi sel Schwann
diantaranya metilkobalamin (derivat B12)
KOMPLIKASI
1. Komplikasi Saraf DM dikaki dan tungkai bawah
2. Neuropati pada saluran pencernaan
3. Neuropati kandung kemih
PROGNOSIS
▶ Hasil akhir neuropati sangat tergantung pada
penyebabnya.
▶ Neuropati perifer sangat bervariasi dari gangguan
yang reversible sampai komplikasi yang bersifat fatal.
Pada kasus yang paling baik, saraf yang rusak akan
Ber-regenerasi