Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS dan MENYUSUI

“ABSES PAYUDARA”

Untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui

Dosen Pembibimbing: Maryuni, Am.Keb, MKM

DISUSUN OLEH:

Hilda Ramadhani Hutomo

KEBIDANAN A’16

Jl. Kalibata Raya No. 25-30, Cawang, Kramat Jati, RT.12/RW.5, Cawang,
Kramatjati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13630, Indonesia
(Telepon: +62 21 80880882)
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya yang
telah dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “ ABSES PAYUDARA “

Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :
1. Dosen pembimbing mata kuliah Nifas Ibu Maryuni Am.Keb, MKM
2. Pihak-pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah turut membantu
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun.

Senin, 25 September 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ...........1


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ...........2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………...…...…………………………….……………..……..3
B. Tujuan ……………………………………………………………...….….…..3
C. Manfaat…………………..………………………………..……...……..…….4
BAB II PEMBAHASAN

I. Teori Kasus
A. Definisi ……………………………………………………………….……...5
B. Faktor penyebab ……………………………………………………………..5
C. Tanda Gejala ………………………………………………………………....6
D. Diagnosis ……………………..……………………………………………...6
E. Pencegahan ………………..…………………………………………………7
F. Penatalaksanaan ……………………………………………………………...8

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ……………………………………………………..…………10
B. SARAN………………………………………………………………………....10

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... ..........11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Abses Payudara adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan kumpulan
nanah yang terbentuk di bawah kulit payudara sebagai akibat dari infeksi bakteri. Kondisi ini
menyebabkan payudara membengkak, merah, dan nyeri bila disentuh. Pada beberapa kasus,
orang-orang sdengan abses payudara dapat menderita demam. Kondisi ini umumnya terjadi
pada orang-orang yang berusia antara 18 sampai dengan 50 tahun tetapi sangat jarang terjadi
pada wanita yang tidak menghasilkan air susu ibu (ASI). Oleh karena itu, wanita yang
menyusui memiliki resiko lebih tinggi untuk terjadinya abses payudara.
Ketika ASI tidak dikeluarkan sepenuhnya sewaktu menyusui, sisa ASI
terperangkap di dalam salurannya dan menyebabkan terjadinya peradangan. Kondisi ini
dikenal sebagai mastitis. Peradangan akan meningkatkan resiko infeksi bakteri selanjutnya
pada saluran tersebut.
Infeksi bakteri juga dapat terjadi melalui kulit puting payudara yang pecah. Ketika
bakteri memasuki jaringan payudara, sistem kekebalan tubuh akan berusaha untuk melawan
bakteri-bakteri tersebut dengan mengirim sel-sel darah putih ke tempat terjadinya infeksi.
Pada proses pembunuhan bakteri-bakteri ini, beberapa jaringan dapat mengalami kerusakan,
membentuk suatu kantung kecil yang akan diisi oleh nanah (campuran dari jaringan mati,
bakteri dan sel-sel darah putih), membentuk abses payudara. Untungnya, abses payudara
dapat dihilangkan melalui drainase abses dan pemakaian antibiotik.

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Abses Payudara
2. Untuk mengetahui faktor penyebab Abses Payudara
3. Untuk mengetahui manifestasi Klinik Abses Payudara
4. Untuk mengetahui tanda gejala Abses Payudara
5. Untuk mengetahui pencegahan Abses Payudara
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan Abses Payudara

4
C. MANFAAT
Setelah membaca makalah ini pembaca dapat :
1. Mengetahui pengertian Abses Payudara
2. Mengetahui faktor penyebab Abses Payudara
3. Mengetahui factor penyebab Abses Payudara
4. Mengetahui tanda gejala Abses Payudara
5. Mengetahui pencegahan Abses Payudara
6. Mengetahui penatalaksanaan Abses Payudara
7. Mengetahui manajemen Abses Payudara

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

I. ABSES PAYUDARA
A. DEFINISI
Breast abscess atau Abses payudara adalah akumulasi nanah pada jaringan
payudara. Hal ini biasanya disebabkan oleh infeksi pada payudara. Cedera dan infeksi
pada payudara dapat menghasilkan gejala yang sama dengan di bagian tubuh lainnya,
kecuali pada payudara, infeksi cenderung memusat dan menghasilkan abses kecil. Hal ini
dapat menyerupai kista.
Abses Payudara adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan kumpulan
nanah yang terbentuk di bawah kulit payudara sebagai akibat dari infeksi bakteri.

Ada dua jenis abses payudara yaitu:

 Abses menyusui (laktasi). Terbentuk pada bagian pinggir payudara, biasanya di bagian
atas.
 Abses non-menyusui (non-laktasi). Biasanya akan muncul di sekitar areola (bagian
berwarna gelap di sekitar puting susu) atau bagian bawah payudara.

B. FAKTOR PENYEBAB DAN FAKTOR RESIKO


Infeksi pada payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang umum ditemukan pada kulit
normal (staphylococcus aureus). Infeksi terjadi khususnya pada saat ibu menyusui. Bakteri
masuk ke tubuh melalui kulit yang rusak, biasanya pada puting susu yang rusak pada masa
awal menyusui. Area yang terinfeksi akan terisi dengan nanah.
Infeksi pada payudara tidak berhubungan dengan menyusui harus dibedakan dengan
kanker payudara. Pada kasus yang langka, wanita muda sampai usia pertengahan yang
tidak menyusui mengalami subareolar abscesses (terjadi dibawah areola, area gelap sekitar
puting susu). Kondisi ini sebenarnya terjadi pada perokok.

6
Faktor risiko:
1. Diabetes mellitus
Selain diabetes dan obesitas yang merupakan faktor risiko utama, beberapa faktor lain
ternyata dapat meningkatkan risiko abses payudara. Hal ini terungkap dalam sebuah
penelitian di University of Iowa, yang dipublikasikan dalam Journal of The American
College of Surgeons edisi Juli 2010.
2. Perokok berat
Salah satu faktor yang dimaksud adalah rokok, yang dapat meningkatkan risiko abses
payudara 6 kali lipat dibanding pada wanita yang tidak merokok. Selain itu, rokok
juga membuat peluang kekambuhan melonjak hingga 15 kali lipat. Dari sejumlah
pasien yang mengalami kekambuhan, 60 persen di antaranya merupakan perokok
berat. Oleh karena itu, peneliti menyarankan para pendeita abses yang merokok untuk
menghentikan kebiasaanya agar risiko kambuh bisa dikurangi.
Dalam penelitian ini, para ahli melibatkan 68 wanita yang mengalami abses payudara,
termasuk 43 wanita perokok dan 9 wanita yang memiliki tindik di putingnya. Seluruh
partisipan tidak memiliki riwayat kanker payudara dan tidak sedang menjalani
penyinaran dengan radiasi maupun operasi payudara dalam 12 bulan terakhir.
3. Tindik di bagian puting susu (baru pertama kali diungkapkan)
Risiko untuk mengalami abses payudara pada wanita yang putingnya ditindik
cenderung meningkat pada kurun waktu hingga 7 tahun sejak tindik dibuat.
4. Infeksi setelah melahirkan
5. Anemia
6. Penggunaan obat steroid
7. Rendahnya sistem imun
8. Penanaman silicon

7
C. TANDA GEJALA
1. Sakit pada payudara ibu tampak lebih parah.
2. Payudara lebih mengkilap dan berwarna merah.
3. Benjolan terasa lunak karena berisi nanah. Kadang-kadang keluar cairan nanah melalui
puting susu. Bakteri terbanyak penyebab nanah pada payudara adalah
STAFILOKOKUS AUREUS DAN SPESIES STREPTOKOKUS.
4. Pada lokasi payudara yang terkena akan tampak membengkak.Bengkak dengan getah
bening dibawah ketiak.
5. Nyeri dan teraba masa yang fluktuatif / ‘empuk
6. Sensasi rasa panas pada area yang terkena
7. Demam dan kedinginan, menggigil
8. Rasa sakit secara keseluruhan
9. Malaise, dan timbul limfadenopati pectoralis, axiller, parasternalis, dan subclavia.

D. DIAGNOSIS
Untuk memastikan diagnosisnya perlu dilakukan aspairasi nanahmya. Differensial
diagnosisnya galactoele, fibroadenoma dan carcinoma.

E. PENCEGAHAN
1. Perawatan Putting Susu Rata
Beberapa ibu memiliki puting susu yang rata dan membuat menyusui adalah hal yang
sulit atau tidak mungkin. Untuk memperbaiki hal ini, Hoffman’s exercises dapat
dimulai sejak 38 minggu kehamilan. Oles sedikit pelicin (contoh Vaseline) pada
areola. Dua ruas jari atau satu jari dan jempol diletakkan sepanjang sisi puting susu
dan kulit dengan lembut ditarik dengan arah horizontal. Kemudian, gerakan ini di
ulang dengan arah horizontal, lakukan pada keduanya beebrapa kali. Jika latihan ini
dilakukan beberapa kali per hari, akan membantu mengeluarkan puting susu. Metode
alternatif adalah penarikan puting susu, digunakan pada lapisan khusus di dalam bra
pada saat kehamilan.
2. Puting susu dan payudara harus dibersihkan sebelum dan setelah menyusui.

8
3. Setelah menyusui, puting susu diolesi kembali dengan ASI dan biarkan kering dengan
sendirinya (dapat diberikan salep lanolin atau vitamin A dan D)
4. Hindari pakaian yang menyebabkan iritasi pada payudara
5. Menyusui secara bergantian payudara kiri dan kanan
6. Untuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan saluran, kosongkan payudara
dengan cara memompanya
7. Gunakan teknik menyusui yang baik dan benar untuk mencegah robekan/luka pada
puting susu.
8. Minum banyak cairan
9. Menjaga kebersihan puting susu
10. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui.

F. PENATALAKSANAAN
1. Teknik menyusui yang benar.
2. Kompres payudara dengan air hangat dan air dingin secara bergantian.
3. Meskipun dalam keadaan mastitis, harus sering menyusui bayinya.
4. Mulailah menyusui pada payudara yang sehat.
5. Hentikan menyusui pada payudara yang mengalami abses, tetapi ASI harus tetap
dikeluarkan.
6. Apabila abses bertambah parah dan mengeluarkan nanah, berikan antibiotik.
7. Rujuk apabila keadaan tidak membaik.

Terapi : Evakuasi abses dengan cara dilakukan operasi (insisi abses) dalam anestesi
umum. Setelah diinsisi, diberikan drain untuk mengalirkan sisa abses yang ‘mungkin’
masih tertinggal dalam payudara.

Abses / nanah kemudian diperiksa untuk kultur resistensi dan pemeriksaan PA.
Jika abses diperkirakan masih banyak tertinggal dalam payudara, selain dipasang drain juga
dilakukan bebat payudara dengan elastic bandage. Setelah 24 jam tindakan, pasien kontrol
kembali untuk mengganti kassa. Pasien diberikan obat antibiotika dan obat penghilang rasa
sakit.

9
Penanganan yang dapat dilakukan antara lain :

Pengeluaran susu terhambat dilakukan untuk mastitis adalah pemanasan lokal, antipiretik
dan analgesik ringan, pengosongan payudara berkala dengan terus memberikan ASI atau
memompa, dan terapi antibiotika oral. Namun jika sudah terjadi abses, perlu diberikan
antibiotik intravena, aspirasi, atau insisi dan jika perlu drainase. Setiap cairan aspirasi perlu
dilakukan pemeriksaan histologik untuk menyingkirkan keganasan.

Dilakukan pengompresan hangat pada payudara selama 15-20 menit, 4 kali/hari.


Diberikan antibiotik dan untuk mencegah pembengkakan, sebaiknya dilakukan pemijatan
dan pemompaan air susu pada payudara yang terkena.

Jika terjadi abses, biasanya dilakukan penyayatan dan pembuangan nanah, serta dianjurkan
untuk berhenti menyusui.

Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri (misalnya acetaminophen atau
ibuprofen). Kedua obat tersebut aman untuk ibu menyusui dan bayinya.

10
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Breast abscess atau Abses payudara adalah akumulasi nanah pada jaringan
payudara. Hal ini biasanya disebabkan oleh infeksi pada payudara.
Infeksi pada payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang umum ditemukan
pada kulit normal (staphylococcus aureus). Infeksi terjadi khususnya pada saat ibu menyusui.
Bakteri masuk ke tubuh melalui kulit yang rusak, biasanya pada puting susu yang rusak pada
masa awal menyusui. Area yang terinfeksi akan terisi dengan nanah.

B. SARAN
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah:
1. Tenaga Kesehatan terutama Bidan harus lebih memperhatikan keadan umum ibu nifas.
2. Tenaga Kesehatan terutama Bidan harus lebih sering memperhatikan komplikasi yang
mungkin terjadi pada ibu nifas.
3. Tenaga Kesehatan terutama Bidan harus lebih intensif memberikan pengertian masalah
– masalah yang mungkin akan terjadi pada ibu nifas, serta tidak lupa cara menyusui
yang benar agar kejadian Abses payudara dapat dicegah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono,2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Prawirohardjo, Sarwono,2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Prawirohardjo, Sarwono,2010. Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Sulistyawati, Ari,2009. Buku ajar asuhan kebidanaan pada ibu nifas. Yogyakarta : CV. Andi
Offset.

Hyre, Anne.2001. Asuhan Kebidanan Care. jakarta : pusdinakes.

Syaipudin, Abdul Bari.2001. Paduan Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran (EGC).

Manuaba, Ida Ayu Chandranita dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran (EGC).

http://midwiferydayu.wordpress.com/2012/06/28/42/

Scribd.Com. Askeb Abses payudara/2011/02/08

12

Anda mungkin juga menyukai