Anda di halaman 1dari 9

A.

Judul
Kemandirian anak dalam kegiatan belajar di kelas
B. Latar belakang kasus

Pendidikan merupakan hal yang baik yang didapat oleh anak yang akan membentuk
intelektual anak kedepannya. Pendidikan kemandirian dalam memenuhi kebutuhan
dasar dapat dilakukan sejak usia sekolah (Kozier, 2010). Kemandirian dalam
memenuhi kebutuhan dasarnya dapat menyebabkan masalah pada anak usia sekolah
yang muncul antara lain: gangguan perkembangan, gangguan perilaku, dan gangguan
belajar yang dapat menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik
(Suyanto,2010). Dalam usia sekolah, anak-anak dituntut untuk mengerjakan dan
menyelesaikan tugas-tugasnya yang telah diberikan oleh guru yang merupakan
pendidiknya selama berada di sekolah .

Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki setiap
individu dan anak.Karena selain dapat mempengaruhi kinerjanya, juga berfungsi
untuk membantu mencapai tujuan hidupnya, prestasi, kesuksesan serta memperoleh
penghargaan. Tanpa didukung oleh sifat mandiri, maka individu maupun anak akan
sulit untuk mencapai sesuatu secara maksimal dan akan sulit pula baginya untuk
meraih kesuksesan (Yusuf, 2009).

C. Kajian Teoritik
Teori Kemandirian Pada Anak
1. Definisi Kemandirian

Kemandirian pada anak adalah kemampuan anak untuk melakukan kegiatan dan
tugas sehari-hari secara sendiri atau sedikit bimbingan sesuai dengan tahap
perkembangan dan kemampuan anak (Lie & Prasasti, 2005). Selanjutnya menurut
Tim Pustaka Familia (2006) menyatakan bahwa yang disebut kemandirian anak
adalah anak yang mampu berpikir dan berbuat untuk dirinya sendiri. Anak yang
mandiri biasanya dapat dilihat dari ciri-ciri misalnya aktif, memiliki daya kreativitas,
berkompeten, tidak bergantung dengan orang lain, dan memiliki spontanitas.

Menurut Marsun, dkk (1986, h.12) kemandirian adalah perilaku yang ditunjukkan
dengan adanya kemampuan untuk mengambil inisiatif, kemampuan mengatasi
masalah, penuh ketekunan, memperoleh kepuasan diri dalam usaha sendiri serta
berkeinginan mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemandirian itu harus
diterapkan atau dikembangkan agar anak-anak tidak selalu ketergantungan dengan
orang lain. Seharusnya anak itu diberi dorongan untuk mandiri dan bertanggung
jawab atas diri sendiri. Tanggung jawab merupakan salah satu perilaku anak
sebagaimana anak itu dapat menghadapi situasi setiap hari yang diputuskan untuk
membentuk kemandirian.

Teori Dasar

a) Definisi Kemandirian Anak

Menurut Hurlock (1980) individu yang memiliki kemandirian baik adalah individu
yang mandiri dalam cara berfikir dan bertindak, mampu mengambil keputusan,
mengarahkan, dan mengembangkan serta menyesuaikan diri sesuai dengan norma
yang ada di sekitarnya.

Sikap mandiri, sopan santun, baik kepada orang sebaya maupun kepada orang tua,
sabar, mengendalikan emosi, menunjukkan kepedulian terhadap sesama dan
lingkungan merupakan perilaku yang bisa dibentuk pada seseorang sejak usia dini
(Erikson, dalam Patmonodewo:2003).

b) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Anak

Menurut Allen dkk (dalam Kulbok, 2004) terdapat beberapa hal yang mempengaruhi
kemandirian yitu:

1. Jenis Kelamin
Anak laki-laki lebih berperan aktif dalam membentuk kemandirian dan dituntut
untuk lebih mandiri, sedangkan anak perempuan mempunyai ketergantungan yang
lebih stabil karena memang dimungkinkan untuk bergantung lebih lama.
2. Usia
Pada setiap tahap perkembangan mempengaruhi kemandirian seseorang.Beberapa
sifat yang ada pada remaja awal menunjukkan masih ada pengaruh dari masa
kanak- kanaknya, misalnya emosional, belum mandiri, belum memiliki pendirian
sendiri.Sedangkan pada remaja akhir sudah diharapkan lebih menunjukkan
kedewasaan seperti menerima keadaan fisiknya, bertanggungjawab.
3. Struktur keluarga
Keluarga sekarang sangat bervariasi, tidak hanya keluarga tradisional seperti dulu
lagi.Perubahan dalam perkawinan ini membawa dampak pada perkembangan
kemandirian anak.Banyak keluarga yang sekarang menjadi single parent dan hal
ini mempunyai dampak pada perkembangan kemandirian anak.
4. Budaya
Setiap daerah, setiap negara mempunyai adat istiadat dan cara tertentu dalam
mendidik anak. Pada budaya barat, anak sangat dituntut lebih cepat mandiri.Anak
pada budaya barat banyak yang kerja part time dan banyak yang sudah mulai
tinggal sendiri tidak bersama orangtua lagi.
5. Lingkungan
Manusia sebagai makhluk sosial memang tidak akan pernah dapat dipisahkan
dengan manusia lain dan juga lingkungan tempat tinggal individu tersebut.
Lingkungan yang baik, dapat mendukung anak untuk mandiri.
6. Keinginan individu untuk bebas
Setiap individu berbeda, ada individu yang memang ingin melakukan sesuatu
dengan bebas dan tanpa harus dikekang oleh orang lain. Perbedaan setiap individu
ini juga
mempengaruhi keinginan setiap orang untuk mandiri.

2. Aspek-aspek

Menurut Ara (dalam Desmita, 2005) menyatakan bahwa aspek-aspek kemandirian


sebagai berikut :

1. Kebebasan merupakan hak asasi bagi setiap manusia begitu juga anak. Anak
cenderung akan mengalami kesulitan untuk mengembangkan kemampuan
dirinya dan mencapai tujuan hidupnya, bila tanpa kebebasan. Perwujudan
kemandirian seseorang dapat di lihat dalam kebebasannya membuat
keputusan.
2. Inisiatif merupakan suatu ide yang diwujudkan dalam bentuk tingkah laku.
Perwujudan kemandirian seseorang dapat di lihat dalam kemampuannya
untuk mengemukakan ide berpendapat, memenuhi kebutuhan sendiri dan
berani mempertahankan sikap.
3. Percaya diri merupakan sikap individu yang menunjukkan keyakinan bahwa
dirinya dapat mengembangkan rasa dihargai. Perwujudan kemandirian anak
dapat di lihat dalam kemampuan untuk berani memilih, percaya akan
kemampuan dalam mengorganisasikan diri dan menghasilkan sesuatu yang
baik.
4. Tangggumg jawab. Aspek tanggung jawab tidak hanya ditunjukkan pada diri
anak sendiri tetapi juga kepada orang lain. Perwujudan kemandirian dapat
dilihat dalam tanggung jawab seseorang untuk berani menanggung resiko
atas konsekuensi dari keputusan yang telah di ambil, menunjukkkan loyalitas
dan memiliki kemampuan untuk membedakan atau memisahkan antara
kehidupan dirinya dengan orang lain di lingkungannya.
5. Ketegasan diri, menunjukkan adanya suatu kemampuan untuk mengandalkan
dirinya sendiri. Perwujudan kemandirian seseorang dapat di lihat dalam
keberanian seseorang untk mengambil resiko dan mempertahankan pendapat
meskipun pendapatnya berbeda dengan orang lain.
6. Pengambilan keputusan. Dalam kehidupannya,anak selalu dihadapkan pada
berbagai pilihan yang memaksanya mengambil keputusan untuk memilih.
Perwujudan kemandirian seorang anak dapat di lihat di dalam kemampuan
untuk menemukan akar permasalahan,mengevaluasi segala kemungkinan di
dalam mengatasi masalah dan berbagai tantangan serta kesulitan lainnya,
tanpa harus mendapat bantuan atau bimbingan dari orang yang lebih dewasa.
7. Kontrol diri memiliki pengertian yaitu suatu kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya,baik dengan mengubah
tingkah laku atau menunda tingkah laku, tanpa peraturan bimbingan dari
orang lain. Dengan kata lain,sebagai kemampuan untuk mengontrol diri dan
perasaannya, sehingga seseorang tidak merasa takut, tidak cemas, tidak ragu,
dan tidak marah yang berlebihan saat dirinya berinteraksi dengan orang lain
atau lingkungannya.

D. Tujuan observasi

Observasi ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran di TK dalam


melatih kemandirian anak usia 5-7 tahun. Dengan melalui beberapa tahap observasi
untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam
melatih kemandirian anak usia 5-7 tahun di TK, dengan mengetahui berdasarkan
kegiatan-kegiatan yang di lakukan anak di sekolah.

E. Jenis Observasi
Observasi Natural/Non Eksperimen, yakni observasi yang dilakukan secara
alamiah di lingkungan subjek, tanpa adanya upaya untuk melakukan kontrol atau
manipulasi variabel. Sehingga dengan melakukan observasi seperti ini, observer
bisa mendapatkan data yang diinginkan tanpa adanya rekayasa ataupun
manipulasi.
Observasi Partisipan Fungsional
Partisipan Fungsional yang dimana hal ini dilakukan dengan keberadaan observer
di lingkungan observee, dan observer mengikuti kegiatan observee namun tidak
terlibat sepenuhnya. Observer melakukan observasi seperti ini dikarenakan
adanya keterbatasan waktu, tetapi observer masih bisa mengamati perilaku
observee yang diinginkan.

F. Metode Pencatatan Data


Anecdotal records
Merupakan metode observasi untuk mencatat suatu peristiwa atau kejadian
penting secara deskriptif yang melukiskan perilaku dan kepribadian seseorang
dalam bentuk pernyataan singkat dan obyektif. Peristiwa penting tersebut
menggambarkan perilaku khusus, hal ini yang menjadi dasar untuk menggunakan
anecdotal record. Ada aspek perilaku khusus yang ingin kami amati dari subjek,
dan hal itu yang membuat metode pengambilan anecdotal record menjadi
metode yang digunakan dalam penelitian observasi ini.

Check list
Disini kami menggunakan check list agar kami dapat mengamati dengan mudah
indikator perilaku yang muncul dan memperkuatnya dengan menuliskan hipotesa
dari indikator perilaku yang muncul.
Contoh tabel :
No Aspek Baris Indikator Deskripsi Hipotesis keterangan
Perilaku perilaku
observasi
Non Verbal Muncul Tidak
Verbal Muncul

G. Deskripsi Subjek
Ketujuh subjek merupakan anak laki-laki dan perempuan yang berusia 5-7 tahun di
kelas B. Mereka semua bersekolah di PAUD Melati, Sekolah Dolan yang beralamat
di Perum. Villa Bukit Tidar A4/209 Merjosari – Malang.

H. Definisi Operasional

Kemandirian merupakan kemampuan yang ada pada diri seseorang termasuk anak-
anak yang dimana anak-anak tersebut dapat melakukan segala sesuatu sendiri, tanpa
bergantung dengan orang lain. Serta mampu mengambil keputusan sendiri, mepunyai
inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi, memiliki kepercayaan diri dalam
mengerjakan tugas-tugasnya serta bertanggung jawab terhadap apa yang
dilakukannya. Subjek yang akan di observasi memiliki rentang usia 5-7 tahun, yang
merupakan sosok individu yang sedang berada dalam proses perkembangan.
Perkembangan anak merupakan proses perubahan perilaku dari tidak matang menjadi
matang. Kegiatan pembelajaran anak usia 5-7 tahun di kelas ialah menggambar,
mewarnai, membaca, menulis, serta menghafal do’a sehari-hari.

Jadi, kemandirian anak dalam kegiatan belajar di kelas adalah salah satu upaya
pembentukan karakter, agar anak tidak bergantung pada orang lain sejak dini. Anak
usia 5-7 tahun merupakan usia dimana seorang anak dapat berkembang secara cepat
dan pesat, sehingga pada masa ini diharapkan seorang anak mampu untuk belajar
secara mandiri dan mampu mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.

I. Indikator perilaku
No Aspek Indikator perilaku
.1 Kebebasan a. Subjek memilih sendiri 1) Mengapa Anda
warna dan gambar yang membebaskan
telah disediakan di dalam murid anda
kelas berkreasi pada
b. Subjek memilih tempat gambarnya dengan
duduk sendiri di kelas warna yang
tanpa dibimbing oleh mereka suka?
gurunya 2) Apa kelebihan dan
c. Subjek memilih lagu anak- kekurangan
anak yang telah di sediakan kebebasan yang
oleh guru anda berikan?
2 Inisiatif a. Subjek membantu gurunya 1) Bisa Anda ceritakan
mengambil peralatan untuk bagaimana cara
menulis murid dalam

b. Subjek menghapus papan membantu

tulis tanpa disuruh gurunya. temannya ketika

c. Subjek membantu gurunya temannya

membawa buku. menghadapi


sesuatu kesulitan
atau mencari
sesuatu ?
2) Bagaimana Anda
menimbulkan rasa
inisiatif untuk
mengambil
keperluannya
sendiri?
3) Coba Anda
ceritakkan reaksi
murid anda ketika
barang anda jatuh!
4) Apa yang Murid
anda lakukan ketika
dia tidak dapat
mengerjakkan tugas
yang anda
berikkan>

3 Percaya diri a. Subjek mengutarakan 1) Bagaimana Anda


pendapat di depan kelas menumbuhkan
b. Subjek menjawab rasa percaya diri
pertanyaan yang diberikan pada murid anda?
gurunya 2) Ceritakkan
c. Subjek menunjukkan hasil bagaimana
karyanya pada guru dan perasaan murid
teman-temannya anda ketika dia
percaya diri d
kelas!
4 Tanggung a. Subjek menyelesaikan 1) Bisa Anda ceritakan
jawab tugas yang diberikan oleh seperti apa sikap
gurunya dengan tepat murid anda ketika

waktu menemui kesulitan

b. Subjek membereskan dalam mengerjakan

mainannya setelah selesai tugasnya?

bermain 2) bagaimana situasi/

c. Subjek merapikan meja dan keadaan murid anda

kursi setelah selesai jam saat mengerjakkan


tugas yang anda
sekolah
berikkan?
J. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
No Hari / Tempat dan Kegiatan Penanggung
Tanggal Waktu Jawab
DAFTAR PUSTAKA

Allen, Christopher, dkk., (2004), Introduction to Relational Databases an SQL


Programming, Illinois: Mc. GrawHill Technology Education.
Dariyo, Agoes. (2007). Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama.
Bandung: Refika Aditama.
Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Rosda : Bandung

Hidayati, Arini, TV dan Perkembangan Sosial Anak, Yogyakarta:


Pustaka Pelajar,(1998).
Hurlock, E. B. (1980). Perkembangan Anak, Jilid 1 Edisi Keenam. Erlangga : Jakarta

Hurlock, Elisabeh, Perkembangan Anak II, Jakarta: Erlangga (2003).


Kozier. B, Erb. G, Berman. A, & Snyder. S.J. (2010). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses, & Praktik. Jakarta: EGC
Lie, Anita dan Sarah Prasasti. 2004. 101 Cara Membaca Kemandirian dan Tanggung
Anak. Media Komputindo : Jakarta
Marsun. dkk. (1986).Studi Mengenai Kemandirian pada Penduduk dari Tiga Suku
Bangsa (Jawa, Batak, Bugis). Laporan Penelitian. Yogyakarta: Universitas
Gajah Mada.
Soemiarti Patmonodewo. (2003).Pendidikan Anak Prasekolah, Jakarta: Rineka Cipta
Suyanto. (2010). Urgensi Pendidikan Karakter. Ditjen Mandikdasmen- Kementerian
Pendidikan Nasional

Tim Pustaka Familia. (2006). Membuat Prioritas Melatih Mandiri Anak. Kanisius :
Yogyakarta

Yusuf, S. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi


Press

Anda mungkin juga menyukai