JARINGAN PERMANEN
TUGAS BIOLOGI
Nama Anggota Kelompok:
1. Inggil Aziez N.A. ( XI-7 / 15 )
2. Eragradiansyah H. ( XI-7 / 09 )
3. Naftali Canadian P.Y. ( XI-7 / 27 )
4. Khofifah Setyaning ( XI-7 / 17 )
5. Nabila Izaz Afinda ( XI-7 / 26 )
JARINGAN PERMANEN
Jaringan permanen (jaringan dewasa) adalah jaringan yang terdiri atas sel-sel
yang sudah berhenti membelah dan telah mengalami diferensiasi. Diferensiasi adalah
perubahan bentuk sel yang disesuaikan dengan fungsinya.
Berdasarkan fungsinya, jaringan dewasa dapat dibedakan menjadi jaringan pelindung, jaringan
dasar, jaringan penguat, dan jaringan pengangkut.
A. Jaringan Pelindung
1. Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis merupakan
jaringan yang terletak paling luar dan
menutupi permukaan tubuh tumbuhan.
Ciri-ciri jaringan epidermis:
a) Terdiri atas satu lapis sel
b) Susunannya rapat tanpa ruang
antarsel
c) Tersusun dari sel-sel hidup dan tidak
berklorofil
Fungsi jaringan epidermis:
a) Melindungi bagian/jaringan dalam tubuh tumbuhan dari pengaruh buruk
lingkungan atau patogen
b) Menyerap air dan mineral (khusus daerah akar)
c) Menyekresi lapisan lilin atau kutikula yang bisa mencegah evaporasi (pada
batang dan daun)
Derivat epidermis adalah suatu bangunan/alat tambahan pada epidermis yang
berasal dari sel inisial yang sama dengan epidermis tertentu mempunyai struktur
dan fungsi yang berlainan dengan epidermis itu sendiri. Derivat-derivat ini dapat
ditemukan baik pada akar, batang, maupun
daun.
a) Stomata (tunggal disebut stoma) atau mulut
daun
Merupakan pori kecil yang diapit oleh dua sel
penjaga. Di dalam sel penjaga terdapat
kloroplas. Kloroplas merupakan bagian
epidermis yang berisi klorofil dengan peran
sebagai tempat terjadinya proses fotosintesis.
Fungsi stomata adalah sebagai tempat
terjadinya respirasi (pertukaran gas) dan juga
transpirasi (proses penguapan air).
b) Sel kipas. ( Bulliform Cell)
Sel kipas terdapat pada epidermis atas
daun rumput-rumputan (Gramineae atau
Cyperaceae). Sebagai contoh, sel kipas
pada rumput teki dan daun bambu. Sel
kipas bentuknya lebih besar dibanding
sel epidermis, dinding sel tipis dan bisa
mengempis. Daun rumput teki, bambu,
dan sejenisnya dapat menggulung untuk
mengurangi penguapan. Sel epidermis daun atas juga mengalami diferensiasi.
a) Jaringan Kolenkim
Jaringan kolenkim memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
- Tersusun atas sel-sel hidup
- Dinding selnya tidak mengandung lignin, tetapi mengandung selulosa,
pektin, dan hemiselulosa sebagai penguat pada organ-organ tumbuhan yang
masih muda atau bagian tubuh tumbuhan yang lunak
- Merupakan penguat utama organ-organ tumbuhan yang masih aktif
mengadakan pertumbuhan dan perkembangan
Berdasarkan letak dan bentuk penebalannya, kolenkim dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu kolenkim angular, kolenkim lamelar, dan kolenkim tubular.
- Kolenkim angular (kolenkim sudut) adalah penebalan dinding pada sudut sel
dan memanjang mengikuti sumbu sel. Contoh pada daun Vitis, Begonia, dan
Solanum tuberosum.
- Kolenkim lamelar (kolenkim papan) adalah penebalan dinding pada dinding
tangensial (sejajar permukaan) sehingga seperti papan yang berderet,
contoh pada korteks batang Sambucus.
- Kolenkim tubular (lakunar) adalah penebalan pada dinding yang menghadap
ruang antarsel, contoh tangkai daun Salvia.
b) Jaringan Sklerenkim
Jaringan sklerenkim memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
- Terdiri atas sel mati dengan dinding sel tebal
- Hanya terdapat pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan
perkembangan dan pertumbuhan
- Merupakan jaringan penguat dengan dinding sekunder yang tebal dan terdiri
atas lignin
Jaringan sklerenkim terdiri atas serabut sklerenkim dan sklereid.
- Serabut sklerenkim, berupa benang panjang dalam berkas pengangkut
- Sklereid (sel batu), terdapat pada semua bagian tumbuhan terutama di
dalam kulit kayu, pembuluh tapis, buah, dan biji.
4. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut (vascular tissue) adalah salah satu dari tiga kelompok
jaringan permanen yang dimiliki tumbuhan hijau berpembuluh (Tracheophyta).
Jaringan ini disebut juga pembuluh dan berfungsi utama sebagai saluran utama
transportasi zat-zat hara yang diperlukan dalam proses vital tumbuhan.
- Xilem
Xilem berfungsi mengangkut air dan
unsur hara dari akar ke daun. Sel
penyusunnya sudah mati dengan
dinding sekunder yang sangat tebal
sebagai jaringan penguat. Xilem terdiri
atas:
1) Unsur trakeal, merupakan unsur
yang berperan dalam pengangkutan
air dan zat terlarut di dalamnya. Sel
trakeal berbentuk memanjang, tidak
mengandung protoplas, dinding sel
berlignin, dan mempunyai noktah.
Lubang pada trakea disebut lubang
perforasi.
2) Serabut xilem, merupakan sel panjang dengan dinding sejunder yang
biasanya berlignin. Serabut xilem ada dua macam, yaitu serabut trakeid
dan serabut libriform. Serabut trakeid mempunyai noktah terlindung ,
ukuran pendek, dan dinding sel cenderung tipis, Sedangkan Serabut
libriform memiliki ukuran yang lebih panjang, dinding sel tebal, dan
mempunyai noktah sederhana.
3) Parenkim xilem, tersusun atas sel-sel yang masih hidup, dijumpai pada
xilem primer maupun sekunder. Parenkim xilem berfungsi sebagai
tempat makanan cadangan.
Parenkim kayu, sel-selnya dibentuk oleh sel-sel pembentuk unsur-
unsur trakea yang sering mengalami penebalan sekunder pada
dindingnya.
Parenkim jari-jari empelur, tersusun atas sel-sel yang bersumbu
panjang ke arah radial dan vertikal.
- Floem
Jaringan floem atau
pembuluh tapis
merupakan jaringan
pengangkut yang
berfungsi mengangkut
hasil fotosintesis yang
berlangsung di daun.
Jaringan ini akan
mengangkut glukosa dari
daun ke seluruh sel di
dalam tubuh tumbuhan.
1) Sel tapis memiliki bentuk seperti tabung dengan ujung yang berlubang-
lubang. Sel tapis saling berhubungan dengan sel tapis yang lainnya dan
saling berlekatan antara dinding ujung sel di bawah atau di atasnya.
Deretan sel memanjang ini disebut pembuluh tapis
2) Sel pengiring berupa deretan sel yang hidup dan mempunyai sel-sel
parenkim. Sel pengiring berperan dalam transportasi zat makanan. Sel
pengiring tidak dijumpai pada tumbuhan Gymnospermae dan
Pteridophyta.
3) Sel albumim terletak di dekat sel tapis yang merupakan sel parenkim
kaya akan zat albumim. Sel albumim menyusun jari-jari empelur. Sel
albumim hanya dapat ditemukan pada tumbuhan Gymnospermae. Sel
albumim diduga mempunyai fungsi yang sama dengan sel pengiring.
4) Parenkim floem merupakan parenkim yang terletak di bagian buluh tapis
yang berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan albumim, lemak,
dan zat organik lainnya.
5) Serat floem berbentuk panjang dan ujung-ujungnya saling berimpitan.
Dinding sel serabut floem mengalami penebalan sekunder sehingga
berfungsi sebagai penguat floem.