Anda di halaman 1dari 37

Seminar Peta Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017 dan

Revisi SNI 1726:2012


Makassar, 12 Maret 2018

‘Antisipasi Dampak Peta


Gempa Indonesia pada
Struktur Bangunan ’
Prof. Ir. Priyo Suprobo, MS, PhD
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
priyo@ce.its.ac.id
OUTLINES
1 Pendahuluan
Rujukan perencanaan berdasarkan peraturan SNI gempa

2 Perubahan SNI Gempa


Perubahan percepatan puncak di batuan dasar dan spektrum

3 Contoh Kasus dan Evaluasi


Evaluasi kinerja struktur gedung dan jembatan

4 Penutup
Kesimpulan dari hasil yang diperoleh beserta rekomendasi
Riwayat Gempa di Indonesia

PENINGKATAN AKTIVITAS GEMPA


Berdasarkan data dari Badan Metereologi dan
Geofisika (BMKG), gempa bumi di Indonesia
pada tahun 2016 telah terjadi sebanyak 5.578
kali dan pada tahun 2017 terjadi sebanyak
6.929 kali. Artinya, pada tahun 2017 terjadi
peningkatan 1.351 kali peristiwa gempa bumi.
Intensitas Gempa Berdasarkan Magnitude

INTENSITAS GEMPA BERDASARKAN MAGNITUDENYA

Detail gempa yang terjadi pada tahun 2017:


1. Gempa kecil (<4,0)  5.116 kali
2. Gempa ringan (4,1–5,0)  1.658 kali
3. Gempa menengah (5,1–6,0)  147 kali
4. Gempa kuat (6,1–7,0)  6 kali
5. Gempa besar (7,1– 8,0)  2 kali yaitu Maluku Utara (7,1 SR) pada 29
April 2017 dan Gempa Laut Sulawesi (7,2 SR) pada 10 Januari 2017
6. Gempa dahsyat (8,1 – 9,0 SR)  belum terjadi
Peraturan Gempa di Indonesia

Dalam konsep perencanaan struktur bangunan gedung dan jembatan tahan gempa, desain
spesifikasi yang dijadikan acuan adalah peraturan yang dirumuskan oleh Badan Standardisasi
Nasional yaitu:

SNI 1726:2012 “Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa


01 untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung”

02 SNI 2833:2013 “Perancangan Jembatan terhadap Beban Gempa”

Sejak ditetapkannya peta gempa Indonesia pada tahun 2010 (tertuang dalam SNI Gempa), gempa
bumi tercatat telah terjadi sebanyak 33.866 kali di wilayah Indonesia (BMKG, 2011- Agustus 2017).
Oleh karena itu, diperlukan pembaharuan peta gempa dengan tujuan peningkatan integritas
struktur dalam upaya menahan gaya gempa yang juga berujung pada keselamatan jiwa manusia.
PERUBAHAN KONTUR PETA GEMPA SULAWESI
Percepatan Puncak (PGA) di Batuan Dasar (SB) dengan Periode Ulang 2500th

PETA 2010 PETA 2017

BIASANYA
DIGUNAKAN
UNTUK DESAIN
GEDUNG
PERUBAHAN KONTUR PETA GEMPA SULAWESI
Spektra Percepatan 0.2s (SS) di Batuan Dasar (SB) dengan Periode Ulang 2500th

PETA 2010 PETA 2017

BIASANYA
DIGUNAKAN
UNTUK DESAIN
GEDUNG
PERUBAHAN KONTUR PETA GEMPA SULAWESI
Spektra Percepatan 1.0s (S1) di Batuan Dasar (SB) dengan Periode Ulang 2500th

PETA 2010 PETA 2017

BIASANYA
DIGUNAKAN
UNTUK DESAIN
GEDUNG
PERUBAHAN KONTUR PETA GEMPA SULAWESI
Percepatan Puncak (PGA) di Batuan Dasar (SB) dengan Periode Ulang 1000th

PETA 2010 PETA 2017

BIASANYA
DIGUNAKAN
UNTUK DESAIN
JEMBATAN
PERUBAHAN KONTUR PETA GEMPA SULAWESI
Spektra Percepatan 0.2s (SS) di Batuan Dasar (SB) dengan Periode Ulang 1000th

PETA 2010 PETA 2017

BIASANYA
DIGUNAKAN
UNTUK DESAIN
JEMBATAN
PERUBAHAN KONTUR PETA GEMPA SULAWESI
Spektra Percepatan 1.0s (S1) di Batuan Dasar (SB) dengan Periode Ulang 1000th

PETA 2010 PETA 2017

BIASANYA
DIGUNAKAN
UNTUK DESAIN
JEMBATAN
RASIO PETA GEMPA 2017 DAN 2010

Peta bahaya gempa untuk periode ulang 2500th


Wilayah kota besar di Data ground motion
Sumber
Sulawesi SS S1

Makassar 0.317 0.142

Kendari 0.825 0.330


PETA GEMPA 2010
Palu 2.164 0.765
Manado 1.035 0.442

Makassar 0.275 0.075


’TERJADI Kendari 0.65 0.125
PETA GEMPA 2017
PENINGKATAN Palu 2.25 0.950

SIGNIFIKAN Manado
Makassar
0.95
0.87
0.350
0.53
PADA WILAYAH Kendari 0.79 0.38
Rasio 2017/2010
PALU’ Palu 1.04 1.24

Manado 0.92 0.79


“ Pengaruh perubahan peta gempa akan
berimplikasi pada perubahan nilai PGA,
S S, d a n S 1. P e r u b a h a n n i l a i t e r s e b u t a k a n
mengakibatkan pula modifikasi grafik
respons spektrum yang umumnya
digunakan sebagai beban gempa dalam
analisis linear dinamis pada struktur.
CASE 1 – PERUBAHAN RESPONS SPEKTRUM PALU

Respons spektrum Palu untuk periode ulang 2500th

RS 2010 RS 2017
CASE 2 – PERUBAHAN RESPONS SPEKTRUM PALU

Respons spektrum Palu untuk periode ulang 1000th

RS 2010 RS 2017
“ Peta gempa dengan probabilitas
terlampaui 2% dalam 50th (periode ulang
2500th) umumnya dipakai untuk desain
gedung. Sedangkan peta gempa dengan
probabilitas terlampaui 7% dalam 75th
(periode ulang 1000th) umumnya dipakai
untuk desain jembatan
HAL YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN AKIBAT UPDATE PETA GEMPA

Skenario 1
Jika struktur masih dalam tahap desain, respons spektrum gempa diperbaharui mengikuti peta
gempa 2017

Skenario 2
Jika struktur sudah berada dalam tahap konstruksi maka:
o Evaluasi ulang dilakukan, meliputi analisa kekuatan pada kondisi service dan ultimatw
o Jika memungkinkan, perubahan desain dapat dilakukan. Jika tidak, seismic retrofitting perlu
dilakukan

Skenario 3
Jika struktur sudah dibangun, maka:
o Perlunya mengecek perubahan level kinerja struktur dengan metode analisa nonlinear static
dan dinamik.
STUDI PARAMETRIK 1
Bangunan Gedung Beraturan 10 Lantai
EVALUASI BANGUNAN GEDUNG

Sebuah gedung bertingkat 10 lantai yang telah


dibangun di wilayah Sulawesi, desain dengan
menggunakan konsep ‘moment resisting frame’
berdasarkan SNI 1726:2012. Konstruksi telah
dilakukan, namun seiring dengan adanya
pembaharuan peta gempa, perilaku struktur
harus ditinjau kembali.

Asumsi tipe profil tanah adalah SD dengan


probabilitas gempa terlampaui 2% dalam 50
tahun.

COURTESY LAB BETON DAN


BAHAN BANGUNAN ITS
ANALISA LINEAR DINAMIS

Analisa linear dinamis dilakukan dengan menggunakan respons spektrum peta


gempa 2010 dan 2017 untuk 4 wilayah di daerah Sulawesi. Asumsi dimensi,
property material dan beban gravitasi yang bekerja pada gedung dianggap
sama.

Simpangan maksimum akibat kombinasi pembebanan

Earthquake Displacement (mm) Rasio simpangan


Wilayah
Map [EM] UX UY UZ UX UY UZ ”PALU”
2010 19.04 23.05 -4.43
Makassar
2017 19.04 23.05 -4.43
1 1 1 MELEBIHI
Kendari
2010 57.76 69.95 -4.65
0.54 0.54 0.95
SIMPANGAN
2017 31.06 37.59 -4.43 IJIN
2010 177.63 189.96 -6.87
Palu 1.23 1.23 1.08
2017 217.81 232.90 -7.43
2010 65.78 79.81 -4.73 DI LEVEL MANAKAH
Manado 1 1 1 KINERJANYA???
2017 65.78 79.81 -4.73

Level kinerja struktur dan mekanisme
sendi plastis yang terjadi pada ujung -
ujung balok dapat diketahui melalui
analisis static nonlinear atau lebih
dikenal dengan PUSHOVER
ANALISA NONLINEAR STATIK (PUSHOVER)

MASIH BEBERAPA
DALAM BALOK
KONDISI TELAH
ELASTIK MENCAPAI
BATAS
LELEH

STEP 1 STEP 2
Displacement 50mm Displacement 77.1mm
ANALISA NONLINEAR STATIK (PUSHOVER)

BALOK BEBERAPA
DOMINAN BALOK
TELAH TELAH
MENCAPAI MENCAPAI
BATAS LEVEL IO
LELEH

STEP 3 STEP 4
Displacement 129.6mm Displacement 180.3mm
ANALISA NONLINEAR STATIK (PUSHOVER)

BEBERAPA BALOK
BALOK DOMINAN
TELAH TELAH
MENCAPAI MENCAPAI
LEVEL LS LEVEL LS

STEP 7 STEP 8
Displacement 343.2mm Displacement 394.9mm
ANALISA NONLINEAR STATIK (PUSHOVER)

BEBERAPA
BALOK
BALOK
TELAH
TELAH
MENCAPAI
MENCAPAI
LEVEL CP
KONDISI
DAN
FAILURE
BEBERAPA
BALOK
SUDAH
MENCAPAI
KONDISI
ULTIMATE

STEP 14 STEP 16
Displacement 506.5mm Displacement 513.5mm
BASE SHEAR VERSUS DISPLACEMENT

Displacement yang
diperoleh dari analisis
linear dinamis diplot
pada kurva ini untuk
mengetahui kondisi SATUAN DALAM
yang dialami struktur KN-MM
(elastic atau plastic)

Palu berada
pada level
LS - CP
STUDI PARAMETRIK 2
Jembatan Long Span Balanced Cantilever
EVALUASI JEMBATAN BENTANG PANJANG

COURTESY PT. ITS KEMITRAAN

“Sebuah struktur jembatan bentang panjang direncanakan untuk


dibangun di wilayah Sulawesi. Evaluasi struktur dilakukan
dengan mengacu pada peta gempa 2010 dan 2017.
EVALUASI JEMBATAN PANJANG

‘Case of interest’ yang ditinjau pada jembatan bentang panjang


ini adalah pada elemen kolom (pier).

SIDE MAIN MAIN


SPAN SPAN SPAN SIDE
1 1 2 SPAN
2
ANALISIS LINEAR DINAMIS
Displacement maksimum akibat kombinasi extreme event

PETA 2010
ANALISIS LINEAR DINAMIS
Displacement maksimum akibat kombinasi extreme event

PETA 2017

D i k a r e n a k a n p e r u b a h a n k e c i l p a d a n i l a i P G A , S S, d a n
S1 pada Peta Gempa 2010 dan 2017 terlampaui 7%
dalam 75 tahun, deviasi nilai displacement yang
diperoleh dengan menggunakan dua peta tersebut
tidak signifikan . Disamping itu, displacement yang
diperoleh masih dibawah displacement izin. Hal ini
mengindikasikan dimensi struktur jembatan yang
didesain masih sangat aman terhadap perubahan
peta gempa.
WHAT IF? ANALYIS

Jika d ef orma si ya ng t erja di pada str uktur j emb atan ti dak


memenuh i p er sy arata n, mak a di p erl ukan a nal i sa l ebih
l anjut mengg unak an meto de N O NL IN EA R STATIC
ANA LYS IS deng an cara p u sh o v er s ep ert i kas u s g ed ung di
atas.
ATAU
Inv es ti ga si dapat dilak ukan d en gan metod e NO NL IN EA R
T IME HISTO R Y ANA LYS IS d en ga n k o n s ep d ir ect
i nt eg ration .
WHAT IF? ANALYIS

BAGAIMANA MENDAPATKAN DATA


TIME HISTORY INDONESIA ???
WHAT IF? ANALYIS
Sejauh ini Indonesia belum memiliki data time history, sehingga konsep scaling time
history pada lokasi yang memiliki karakteristik gempa yang sama dengan lokasi di
Indonesia dapat dilakukan. Konsep scaling time history ini pada prinsipnya harus
menyelaraskan psoudo acceleration pada grafik time history dengan respons
spektrum yang dipakai.

Gambar scaling artifical time history Gambar grafik fungsi time history yang telah diskalakan
KESIMPULAN
Perubahan pembaharuan peta gempa secara berkala merupakan salah
01 satu bentuk antisipasi terhadap keruntuhan struktur akibat gempa bumi

Dengan adanya pembaharuan peta gempa, diperlukan adanya evaluasi


02 kelayakan struktur pada bangunan maupun infrastruktur yang telah
dibangun

Metode seismic retrofitting atau perkuatan struktur perlu dikaji lebih


03 baik dalam upaya meningkatkan perilaku pada struktur yang rentan
terhadap gempa
THANKS!
Any questions?
You can reach me at priyo@ce.its.ac.id

Anda mungkin juga menyukai