Yang menarik, kritikan itu dilontarkan secara gencar saat program beasiswa sosial
bagi mahasiswa dari golongan ekonomi lmah sedang digagas. Mereka menolak
pemberian beasiswa sosial itu karena ditengarai bau muatan politik, dan lebih dari
itu akan menciptakandeskriminasi sosial di kalangan mahasiswa. Lebiih-lebih lagi
terdengar kabar beasiswa itu akan dicairkan mendekati pemilu dan diprioritaskan
bagi mahasiswa di perguruan tinggi negeri. Jadi, bukan hanya kebijakan saja yang
dikritik, aspek-aspek lain seperti pelaksanaan dan dampak pelaksanaanya
ANTI KLIMAKS : Mahasiswa mengkritik kebiakan pemerintah di bidang kesejahteraan
sosial. Sesungguhnya itu hanya semacam rekomendasi untuk teknis pembagian
BLT, yang selam aini menuai masalah. Mereka mendukung program bantuan
langsung tunai bagi masyarakat miskin itu, dan mengajukan solusi teknis
pelaksanaanya. Malahan mereka menyediakan dii ikut serta dalam pengakuratan
data yang menjadi akar masalah program itu. Kapanpun diperlukan, mahasiswa siap
membantu kebijakan pemerintah yang berkait dengan penyejahteraan rakyat itu.
INDUKSI : Mahasiswa mengkritik kebijakan pemerintah di bidang kesejahteraan sosial.
Tidak hanya mahasiswa, unsur civitas akademika yang lain pun ikut prihatin pada
kondisi sosial politik negara akhirr-akhir ini. Sebagai masyarakat kampus setiap
unsur civitas akademika sudah selayaknya menaruh perhatian pada ketidakberesan
jalannya pembangunan. Siapapun orangnya dan dari manapun asalnya seharusnya
tidak tinggal diam pada persoalan bangsa dan negara tercinta ini.
DEDUKSI : Mahasiswa mengkritik kebijakan pemerintah di bidang kesejahteraan sosial.
Demo jalanan yang diikuti oleh sebagian mahasiswa PTS itu pemproter program
beasiswa yang hanya diberikan pada mahasiswa PTN. Sekitar seratusan
mahasiswa yang ber-;ongmarch dari sebuah PTS di Jalan Sudirman itu
mempertanyakan landasan hukum program beasiswa itu. Salah seorang dari
mereka menilai SK Mensos tidaklah memadai secara hukum bagi pelaksanaan
program tersebut.
DIVISI : Mahasiswa mengkritik kebijakan pemerintah di bidang kesejahteraan sosial.
Kritikan itu dimanifestasikan dalam demonstrasi jalanan, diskusi ilmiah, dan
rekomendasi langsung ke pemerinitah. Ada demo yang dilakukan mereka sendiri,
dan juga demo yang mengajak dan melibatkan rakyat kecil. Diskusi ilmiahpun
diselenggarakan baik dengan arahan pakar (kadang diambil dari kalangan dosen
yang berkometen, kadang diundang pengamat sosial juga),aupun tanpa arahan
pakar. Hasilnya berupa rekomendasi, disampaikan ke pemerintah melalui lembaga
KLASIFIKASI : Mahasiswa mengkritik kebijakan pemerintah di bidang kesejahteraan
soaial. Kritikan tersebut tergolong sebagai perwujudan ke[edulian mereka terhadap
masalah di luar kampus, yang notabene kepekaan sosial itu menjadi bagian
pengembangan diri secara utuh, disamping kecerdasan otak, dan kelembutan hati.
Semua orang termasuk para pemimpin negara mahfum bahwa pengembangan diri
seutuhnya itu merupakan esensi pendidikan. Yang terakhir ini –pendidikan—tidak
dapat dilepaskan dari nation building.
JUSTIFIKASI : Mahasiswa mengkritik kebijakan pemerintah di bidang kesejahteraan
sosial. Mendinaspun mendukung kritikan mereka asal disampaikan sesuai dengan
kaidah berpikir ilmiah yang selama ini dikembangkan di kampus. Dari dimensi
psikologi, siapapun memaklumi bahwa kritis dan dinamis tidak dapat dilepaskan dari
ciri perkembangan masa dwasa awal seperti mahasiswa itu. Itulah sebabnya, Anhar
Gonggong –sejarahwan ternama itu- ikut menyampaikan catatannya, secara histioris
tidak ada suatu periode sejarah suatu bangsa yang kaum mudanya tidak ikut ambil
peran di dalamnya.
Revolusi industri
NO GAGASAN POKOK PARAGRAF TEKNIK
1 Apa itu revolusi industri Deduktif Definisi
2 Latar belakang Deduktif Klimaks
3 Mencakup apa saja Deduktif Klimaks
4 Negara penggagas Deduktif Klasifikasi
revolusi industri
5 Faktor-faktor Induktif Deduksi
6 Tokoh revolusi industri Deduktif Justifikasi
7 Penemuan Kombinatif Justifikasi
8 Zaman Deduktif Divisi
Temporal
9 Dampak yang terjadi Induktif Definisi
10
REVOLUSI INDUSTRI
nama pengarang (tidak dibalik susunannya) , judul, penerbit, kota, tahun, dan
halaman
polusi : Pengertian Polusi yaitu masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau
komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia
atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Polusi artinya pencemaran, bisa pencemaran udara, suara, air, lingkungan dll.
Sedangkan Polutan itu bahan yang menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan, contohnya
asap, sampah, bahan berbahaya, dll
Lebih dari memenuhi kualifikasi pekerjaan; kualifikasi pekerjaan dianggap hal yang
mendasar, karena produktivitas tinggi tidak mungkin tanpa kualifikasi yang benar;
Bermotivasi tinggi; motivasi sebagai faktor kritis, pegawai yang bermotivasi berada pada
jalan produktivitas tinggi;
Mempunyai orientasi pekerjaan positif; sikap seseorang terhadap tugasnya sangat
mempengaruhi kinerjanya, faktor positif dikatakan sebagai faktor utama produktivitas
pegawai;
Dewasa; pegawai yang dewasa memperlihatkan kinerja yang konsisten dan hanya
memerlukan pengawasan minimal;
Dapat bergaul dengan efektif; kemampuan untuk menetapkan hubungan antar pribadi yang
positif adalah aset yang sangat meningkatkan produktivitas.
Tujuan dari pengukuran ialah akan menentukan jenis rasio mana yang digunakan
dan diantaranya banyak macam produktivitas nilai “Value Produktivity”
produktivitas nilai tambah atau value added productivity lebih cocok digunakan
untuk menggambarkan peningkatan produktivitas dan pembagian hasilnya. Hal
ini dikarenakan nilai tambah umumnya merupakan sumber dari pembagian hasil
produksi ditingkat ekonomi secara nasional maupun tingkat perusahaan.
Contohnya : Mahasiswa: produktifitas mahasiswa dapat dilihat pada saat menjalani kuliah apakah aktif
dalam perkuliahan, mendapatkan nilai yang bagus sehingga setelah lulus dari sebuah universitas
mahasiswa tersebut dapat menjadi orang yang berpendidikan baik dalam bersikap, berfikir dan mengambil
keputusan. Mahasiswa setelah selesai kuliah menjadi sarjana, kemudian memiliki pekerjaan yang layak.
Misalnya setelah kuliah dalam dunia kerja dapat menduduki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan sebelum menjadi sarjana. Jika pekerjaan yang didapat hanya setaraf dengan pendidikan sekolah
menengah dapat dikatakan produktivitasnya menurun.
RUANG LINGKUP : Pandangan tentang produktivitas untuk keperluan definisi dan pemakaian tidaklah sama
dan konsisten. Menurut David J Sumanth ada empat ruang lingkup produktivitas, yaitu :
1. Ruang Lingkup Nasional : Memandang negara secara keseluruhan. Disini diperhitungkan faktor-faktor
secara sederhana seperti buruh, modal, manajemen, bahan mentah dan sumber-sumber lainnya sebagai
keluaran yang mempengaruhi barang-barang dan jasa.
2. Ruang Lingkup Industri: Disini faktor-faktor yang mempengaruhi dan berhubungan dikelompokkan
dalam kelompok industri yang sama, misalnya industri penerbangan, minyak, baja, pendidikan,
kesehatan, transportasi dan lain sebagainya.
3. Ruang Lingkup Perusahaan atau Organisasi.:Dalam suatu perusahaan atau organisasi ada
pengaruh hubungan antar faktor. Produksi yang dibuat dapat diukur dan dapat dibandingkan dengan
keadaan sebelumnya atau dibandingkan dengan perusahaan lainnya untuk meraba efisiensi perusahaan
tersebut.
Siklus produktivitas merupakan salah satu konsep produktivitas yang membahas upaya peningkatan
produktivitas terus-menerus. Ada empat tahap sebagai satu siklus yang saling terhubung dan tidak
terputus:[3]
1. Pengukuran
2. Evaluasi
3. Perencanaan
4. Peningkata
POLUSI UDARA : PENYEBAB : Gas H2SGas H2S ini bersifat racun sehingga sangat
berbahaya bagi tubuh makhluk hidup. Biasanya, gas ini ditemukan di wilayah gunung
berapi, Gas COGas Carbon Monoxyd (CO) adalah salah satu zat yang dihasilkan pada
proses pembakaran pada kendaraan bermotor selain gas H2S. Gas ini bersifat tidak
berwarna, tidak berbau, dan juga tidak berasa, Partikel SO2 Sulfur dioksida (SO2)
merupakan polutan utama dari sulfur oksida yang berada di udara. Sulfur dioksida (SO2)
memiliki sifat tidak berwarna tetapi memiliki bau yang sangat tajam.
DAMPAK : Terganggunya kesehatan manusia, Hujan asam, Efek rumah kaca, Kerusakan
lapisan ozon
AIR : PENYEBAB : Fosfat berasal dari penggunaan pupuk buatan dan deterjen. Selain fosfat,
juga terdapat nitrat dan nitrit yang berasal dari penggunaan pupuk buatan yang berlebihan.
Pencemaran air juga terjadi akibat pembuangan sampah rumah tangga ataupun sampah
industri di air. Polusi air yang paling berbahaya yaitu apabila pabrik membuang limbahnya
ke saluran air tanpa diolah terlebih dahulu.
DAMPAK : Air merupakan kebutuhan pokok manusia. Apabila air tercemar, air tidak layak
untuk dikonsumsi. Air yang terkontaminasi zat polutan akan bersifat sangat beracun.
Mengonsumsi air yang tercemar dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti diare
dan yang paling parah adalah mutasi sel dan juga kanker. Mengonsumsi airtercemar juga
dapat menyebabkan kelahiran cacat. Biota perariran seperti ikan, plankton, ataupun biota
lainnya juga akan mati apabila air tempat tinggal mereka tercemar oleh berbagai macam
polutan.
POLUSI TANAH : PENYEBAB : Penyebab terjadinya polusi tanah paling banyak adalah
pembuangan limbah padat (sampah) secara sembarangan. Banyak sekali limbah padat yang
tidak dapat terurai, seperti plastik, sterofom , dan lainnya. Limbah-limbah ini akan
menyebabkan pencemaran pada tanah. Selain itu, logam berat seperti timbal, kromium,
besi, dan tembaga juga dapat menyebabkan polusi pada tanah. Penggunaan pestisida
berlebih selain bisa menyebabkan polusi air juga bisa menyebabkan polusi tanah
DAMPAK : Dampak yang paling mudah terlihat adalah pemandangan yang tidak sedap
karena sampah menumpuk. Selain itu, sampah-sampah yang menumpuk dan membusuk
menyebarkan aroma yang sangat tidak enak. Selain dampak tersebut, polusi tanah juga
dapat menyebabkan tanah menjadi tidak subur. Tanah yang tidak subur sangat tidak cocok
untuk menjadi lahan pertanian. Hal ini disebabkan karena tanah yang terpolusi tidak
ditinggali oleh organisme pengurai seperti cacing tanah. Hasil pertanian akan menurun
drastis.