Anda di halaman 1dari 3

A.

Identitas Novel
1. Judul : 86
2. Pengarang : Okky Madasari
3. Penerbit : Gramedia Pustaka
4. Tahun Terbit : 2014
5. Jumlah Halaman : 256 halaman
A. Unsur – Unsur Intrinsik
1. Tema : Korupsi
2. Tokoh dan Perwatakan
No. Nama Tokoh Fisiologis Psikologis Sosiologis
1. Arimbi - Berparas - Ambisius - Istri dari Ananta
seperti gadis - Mudah - Berasal dari
biasanya terpengaruh keluarga kurang
- - Rajin mampu
Berpenampilan - Tergesa-gesa - Pegawai juru ketik
norak - Ramah pengadilan
2. Ananta - Tampan - Ramah - Suami Arimbi
- Suka bergaul - Bekerja sebagai
surveyor leasing
- Anak dari makelar
tanah
- Pengedar sabu-sabu
3. Bu Danti - Cantik - Licik - Pejabat panitera
- Tampilannya - Mudah - Memiliki banyak
menggoda bergaul kenalan pengacara
- Tenang
4. Tutik -Bertubuh - Kasar - Kepala sel penjara
besar - Penyuka - Anak buah cik
-Tinggi sesama jenis Aling
5. Cik Aling (tidak - Cerdik - Pemilik bisnis sabu-
diceritakan) - Suka sabu
menolong

3. Struktur Novel
Abstrak :
Arimbi diceritakan sebagai anak desa yang merantau ke kota untuk
memperbaiki nasib keluarga mereka dengan kuliah di salah satu kampus swasta di
Solo. Arimbi yang sangat beruntung lulus dari kuliahnya dan menjadi seorang juru
ketik di salah satu pengadilan di Jakarta.
Orientasi :
Arimbi menjalani segala sesuatunya dengan monoton hingga suatu saat setelah
empat tahun bekerja, dia mendapatkan kiriman sebuah AC dari seseorang yang tidak
dikenal. Arimbi mulai belajar dan mengerti apa itu yang namanya 86 dalam suatu
pekerjaan. Arimbi menikmati pekerjaannya sebagai juru ketik juga komisi uang dari
pengacara yang tidak segan-segan mengeluarkan segelintir uang agar kasusnya dapat
diatasi dengan baik.
Komplikasi:
Suatu saat, Bu Danti sebagai senior Arimbi memberi tugas Arimbi untuk
menemui salah satu kliennya. Kemudian Arimbi pulang ke rumah Bu Danti dengan
membawa uang komisi untuk para hakim. Apesnya sesaat setelah Arimbi tiba di
rumah Bu Danti, datanglah tim KPK yang siap menyelidik rumah Bu Danti. Mereka
berdua seketika menjadi kacau tak karuan akhirnya terungkap kasusnya hingga
mereka berdua harus dipenjara di tahanan khusus wanita. Keadaan Arimbi diperparah
saat mengetahui ibunya sedang sakit keras di kampung dan harus cuci darah dengan
biaya yang tak murah setiap minggunya.
Resolusi:
Tutik, teman satu sel Arimbi yang sekaligus menjadi kepala sel di tempat
arimbi ditahan ikut memanfaatkan keadaan Arimbi. Arimbi awalnya dipinjami uang
oleh Tutik untuk membiayai ibunya cuci darah. Arimbi merasa penasaran darimana
Tutik bisa mendapat uang sebanyak itu, hingga suatu saat Tutik menawarkan Arimbi
untuk terjerumus sebagai pengedar narkoba. Arimbi terpaksa meminta suaminya
untuk membantu mengedarkan narkoba untuk menghidupi keluarganya di kampung.
Hingga suatu saat Arimbi mendapat tawaran untuk keluar dari penjara dengan
membayar sejumlah uang kepada petugas penjara.
Koda:
Setelah keluar penjara Arimbi masih harus memenuhi kebutuhannya di kota
hingga akhirnya pekerjaan haramnya itu masih saja dilakukan oleh suaminya bahkan
tempat suaminya mengedar bukan saja di dalam kota melainkan harus keluar kota
untuk mendapatkan uang yang lebih banyak. Hingga akhirnya mereka berdua ingin
berhenti dari pekerjaannya itu, namun saat Ananta suaminya mengatakan ini untuk
yang terakhir kali, malangnya ia tertangkap oleh pihak yang berwenang.

4. Latar
Latar Tempat Latar Waktu Latar Suasana
Rumah kontrakan Tahun 2004 Gembira
Kamar kos Jam kerja kantor Terheran-heran
Kantor pengadilan Tertekan
Rumah Bu Danti Menegangkan
Penjara wanita
Stasiun pasar senin
Ponorogo
5. Sudut Pandang
Sudut pandang yang dipakai dalam novel ini adalah sudut pandang orang ketiga
serba tahu yang menceritakan seluruh kisah hidup tokoh-tokoh di dalam novel ini.

6. Amanat
a. Kita hidup sebagai manusia sudah layak dan sepatutnya selalu bersyukur atas
apa yang kita miliki.
b. Sepandai-pandai nya tupai melompat pasti akan terjatuh juga sama seperti
cerita yang terkandung dalam novel ini sebaik-baiknya kita menutupi
keburukan tetap saja akan terlihat juga.
c. Dengan uang kita dapat mendapatkan banyak hal, namun tidak semua hal
dapat kita beli dengan uang.
d. Jangan terlalu percaya dengan seseorang karena di keadaan terjepit orang lain
bisa saja memperdaya kita.

Anda mungkin juga menyukai