Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS

TB PARU pada anak

Disusun Oleh :
dr. Johan Budiman

Dokter Pendamping :
dr. Ana Selowati

Wahana :
Puskesmas Ketapang I
Sampit, Kalimantan Tengah
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. N
Usia : 11 tahun
Alamat : Jl. Sekawan
Jenis Kelamin : Perempuan
II. ANAMNESIS
 Keluhan Utama : batuk.
 Riwayat Penyakit Sekarang : pasien mengalami batuk sejak 2 bulan
terakhir. Batuk disertai dahak berwarna putih, darah (-). Pasien mengalami
demam pada malam hari dan menggigil. Berat badan pasien semakin menurun.
 Riwayat Penyakit Dahulu : alergi obat (-), riwayat keluhan serupa (-),
riwayat imunisasi lengkap sesuai dengan usia.
 Riwayat Penyakit Keluarga : Nenek pasien yang tinggal satu rumah
dengan pasien juga batuk-batuk dan demam.
III. PEMERIKSAAN FISIK
 Vital Sign
Frekuensi Nadi : 96 kali/menit
Frekuensi Nafas : 20 kali/menit
Suhu : 38.7oC
Berat Badan : 22 kg
 Keadaan Umum : baik, terlihat kurus
 Kepala : conjunctiva anemis -/-, sclera ikterik (-),
 Leher : pembesaran Inn (-)
 Thorax
Inspeksi : retraksi dinding dada (-)
Palpasi : pengembangan dada simetris (+)
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler (+)/(+), ronkhi(-)
 Abdomen
Inspeksi : dinding abdomen tampak sejajar dengan dinding dada
Auskultasi : peristaltik (+)
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), turgor kulit normal
 Ekstremitas : waktu pengisian kapiler <2 detik, akral teraba hangat
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaaan Radiologi Toraks  Tb Paru Aktif
Saran : Tes Tuberkulin

1
1

1
6
V. DIAGNOSA
Tuberculosis Paru
VI. DIAGNOSA BANDING
Pneumonia
CA Paru
VII. TERAPI
Rujuk ke Spesialis Anak untuk memastikan Diagnosis dan penanganan lebih lanjut.
Hasil rujukan dr.Sp.A mengatakan Postif Tb, dikembalikan ke puskesmas untuk
mendapat terapi TB.  OAT kat I (RHZ) 4 tablet dan Vit B6 atau pyridoxine 1x1 tab
VIII. EDUKASI
- Minum obat secara rutin dan sesuai anjuran dokter
- Konsumsi makanan tinggi karbohidrat dan protein
- Pastikan sirkulasi udara di rumah baik dan terdapat ventilasi, karena kuman
tuberkulosis lebih mudah menyebar dalam ruangan tertutup
- Tutup mulut menggunakan masker. Gunakan masker untuk menutup mulut kapan
saja, dan jangan buang masker bekas pakai sembarangan
- Meludah pada tempat tertentu yang telah diberi desinfektan
- Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam kamar
tidur
- Menjemur kasur, bantal dan tempat tidur terutama pada pagi hari
- Semua barang yang digunakan oleh pasien harus terpisah begitu juga mencucinya dan
jangan digunakan oleh orang lain
TB Pada Anak

A. Epidemiologi
TB pada anak adalah penyakit TB yang terjadi pada anak usia 0-14 tahun. Cara penularan TB pada
anak adalah :

 Sumber penularan adalah pasien TB paru BTA positif, baik dewasa maupun anak.
 Anak yang terkena TB tidak selalu menularkan pada orang disekitarnya, kecuali anak tersebut
BTA positif atau menderita adult type TB.
 Faktor resiko penularan TB pada anak tergantung dari tingkat penularanya, lama pajanan,
daya tahan tubuh anak. Pasien TB dengan BTA positif memberikan kemungkinan risiko
penularan lebih besar dari pada pasien TB dengan BTA negatif.
 Pasien TB dengan BTA negatif juga masih memiliki kemungkinan menularkan penyakit TB.
Tingkat penularan Pasien TB BTA positif adalah 65%, pasien TB BTA negatif dengan hasil
kultur positif adalah 26% sedangkan pasien TB dengan hasil kultur negatif dan foto rontgen
toraks positif adalah 17%.
 Beban kasus TB anak di dunia tidak diketahui karena kurangnnya alat diagnositik yang
“child-friendly” dan tidak adekuatnya sistem pencatatan dan pelaporan pada kasus TB anak.
 Data TB anak Indonesia menunjukkan proporsi kasus Tb anak diantara semua TB pada Tahun
2010 adalah 9.4%, kemudian menjadi 8.5% pada tahun 2011 dan 8.2% pada tahun 2012.
Kasus TB anak dikelompokkan dalam kelompok umur 0-4 tahun dan 5-14 tahun, dengan data
jumlah kasus pada kelompok usia 5-14 tahun yang lebih tinggi dari kelompok umur 0-4
tahun.
B. Patogenesis dan Penularan TB
1) Kuman penyebab TB

Secara Umum sifat kuman TB (mycobacterium Tuberculosis) antara lain:


2) Cara Penularan TB

3) Perjalanan Alamiah TB pada Manusia


C. Diagnosis TB pada anak
1. Penemuan pasien TB anak
Pasien TB anak dapat ditemukan dengan cara melakukan pemeriksaan pada :
a. Anak yang kontak erat dengan pasien TB menular (tinggal serumah atau sering
bertemu dengan pasien TB menular/BTA positif).
b. Anak yang mempunyai tanda dan gejala klinis yang sesuai dengan TB pada anak.
2. Gejala TB pada anak
Batuk BUKAN merupakan gejala utama TB pada anak.
Pertimbangkan Tuberkulosis pada anak jika :
a. BB berkurang dalam 2 bulan berturut-turut turun tanpa sebab yang jelas atau BB
tidak naik dengan adekuat.
b. Demam lama >2 minggu dan atau berulang tanpa sebab yang jelas.
c. Batuk lama >3 minggu, batuk bersifat non-remitting (tidak pernah reda atau
intensitas semakin lama semakin parah).
d. Riwayat Kontak dengan pasien TB paru dewasa.
e. Nafsu makan tidak ada atau berkurang, disertai gagal tumbuh (failure to thrive)
f. Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain.
3. Pemeriksaan Penunjang untuk Diagnosis TB anak
a. Tes cepat GenXpert MTB/RIF yang direkomendasikan oleh WHO untuk
mendiagnosis TB anak dan TB MDR+ HIV
b. Uji Tuberkulin atau mantoux test (PPD RT-23 2 TU)  bila (+) menunjukkan adanya
reaksi hipersensitifitas terhadap antigen (tuberkuloprotein) yang diberikan, yang
menandakan bahwa pernah ada kuman yang masuk ke dalam tubuh anak atau anak
sudah tertular.
c. Pemeriksaan Foto Toraks.
d. Diagnosis TB anak dengan sistem skoring
D. Pengobatan TB pada Anak
Tatalaksana medikamentosa TB anak terdiri dari Terapi (pengobatan) dan Profilaksis
(pengobatan pencegahan). Terapi Tb diberikan pada anak yang sakit TB, sedangkan profilaksis
TB diberikan pada anak yang kontak TB(profilaksis primer) atau anak yang terinfeksiTB tanpa
sakit TB (profilaksis sekunder).
E. Pemantauan TB anak

F. Profilaksis
Kelompok Resiko Tinggi memerlukan medikamentosa profilaksis.
- Profilaksis primer untuk mencegah tertular/infeksi pada kelompok yang mengalami kontak
erat dengan pasien TB dewasa dengan uji BTA positif.
- Profilaksis sekunder untuk mencegah terjadinya sakit TB pada kelompok yang telah terinfeksi
TB tapi belum sakit TB.
Konsep dasar profilaksis primer dan sekunder berbeda, namun obat dan dosis yang digunakan sama
yaity INH 5-10 mg/kgBB/hari. Profilaksis Primer diberikan selama kontak masih ada, minimal selama
3 bula. Pada akhir 3 bulan dilakukan uji Tuberkulin ulang. Jika hasilnya negatif, dan kontak tidak ada
maka profilaksis dihentikan. Jika terjadi konversi tuberlin menjadi positif, di evaluasi apakah hanya
terinfeksi atau sudah sakit TB. Jika hanya infeksi profilaksis primer dilanjutkan sebagai profilaksis
sekunder. Profilaksis sekunder diberikan selama 6-12 bulan yang merupakan waktu resiko tertinggi
terjadinya sakit TB pada pasien yang baru terinfeksi TB.

Referensi : PEDOMAN NASIONAL PENGENDALIAN TUBERKULOSIS. 2014

Anda mungkin juga menyukai