Anda di halaman 1dari 29

MODUL

PENDIDIKAN IPS
HAKEKAT, KONSEP DAN MATERI SEJARAH
DALAM PEMBELAJARAN IPS di SD

Oleh:
Rifki Afandi, S.E., M.Pd.
Luluk Iffatur Rochmah, M.Pd.
MODUL PENDIDIKAN IPS
BERBASIS INKURI

HAKEKAT, KONSEP DAN MATERI SEJARAH


DALAM PEMBELAJARAN IPS di SD

PENULIS Rifki Afandi,S.E.,M.Pd


Luluk Iffatur Rochmah, M.Pd.

EDITOR AHLI : Prof. Dr. Warsono, MS.


Dr. Waspodo Tjipto Subroto.

Desain Sampul dan Layout : Nur Kholis

i|Page
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. atas segala


anugerah dan rahmad-Nya, serta sholawat salam kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW. Sehingga kami mampu menyelesaikan modul Pendidikan
IPS berbasis Inkuiri.
Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) merupakan
program yang mempersiapkan tenaga pendidikan di tingkat sekolah dasar.
Sekolah dasar merupakan pondasi utama sebuah pendidikan, sehingga di
perlukan pendidik yang memiliki kemampuan profesional, sesuai dengan
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahn 2003 yang menuntut
profesionalisme guru atau pendidik.
Peran perguruan tinggi sebagai pencetak tenaga pendidikan di
harapkan mampu menghasilkan lulusan yang profesional sesuai dengan
tuntutan dunia pendidikan. Modul ini membahas tentang hakikat, konsep,
dan materi pembelajaran IPS di sekolah dasar, modul Pendidikan IPS
Berbasis Inkuiri yang dikembangkan oleh penulis diharapkan memberikan
sumbangsi terhadap peningkatan tenaga pendidikan khususnya di program
studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
Dengan keberhasilan modul yang di kembangkan tersebut penulis
mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Jendral Perguruan Tinggi telah
mendanai pengembangan modul Pendidikan IPS Berbasis Inkuiri melalui
hibah penelitian dosen pemula tahun anggaran 2013, serta kami ucapkan
kepada Prof. Dr. Warsono, MS dan Dr Waspodo Tjipto Subroto yang
memberikan masulkan terhadap pengembangan modul Pendidikan IPS
Berbasis Inkuiri, serta kepada para mahasiswa Program Studi PGSD
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) semester 3 yang kami
jadikan subjek penelitian dalam pengembangan modul.
Semoga Modul ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan di Indonesia.

Sidoarjo, September 2013

Penulis

ii | P a g e
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................


i
KATA PENGANTAR....................................................................................
ii
DAFTAR ISI...................................................................................................
iii
TINJAUAN MATAKULIAH........................................................................
1
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL..................................................... 3

KEGIATAN BELAJAR I
KONSEP PENDIDIKAN IPS
Hakikat Pembelajaran IPS............................................................................... 4
Pengertian Pendidikan IPS............................................................................. 5
Tujuan Pendidikan IPS.................................................................................... 8

KEGIATAN BELAJAR 2
KONSEP DASAR SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN IPS
Pendahuluan...................................................................................................... 11
Pengertian Sejarah............................................................................................ 11
Karakteristik ilmu sejarah................................................................................. 14
Metode Menulis Sejarah................................................................................... 15

KEGIATAN BELAJAR 3
MATERI SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN IPS
Pendahuan...................................................................................................... 18
Sejarah Masuknya Agama Hindu Budha di Indonesia.................................. 18

GLOSARIUM.................................................................................................
23
DAFTAR PUSTAKA ……………………………….………………............
24

iii | P a g e
iv | P a g e
Modul 1.
Tinjauan Mata Kuliah Pendidikan IPS

Rifki Afandi, S.E., M.Pd.


Luluk Iffatur Rochmah, M.Pd.

Pendahuluan.

P endidikan merupakan salah satu aspek dalam mencerdaskan


kehidupan bangsa. Namun, upaya penyelenggaraan pendidikan tersebut
banyak mengalami permasalahan, salah satu permasalahan tersebut
adalah proses pembelajaran IPS di sekolah dasar. Pertama, pendidikan IPS
di sekolah masih dianggap sebagai pelajaran kedua setelah pelajaran IPA
dan matematika. Menurut Alma, dkk (2010:11) pembelajaran ilmu
pengetahuan sosial merupakan pembelajaran yang sangat membosankan
dan masyarakat menganggap sebagai mata pelajaran kedua setelah ilmu
pengetahuan alam (IPA). Hal ini diakibatkan oleh cara pembelajaran,
pandangan guru ilmu pengetahuan sosial (IPS), dan tujuan ilmu
pengetahuan sosial (IPS) sendiri yang belum dipahami betul oleh guru ilmu
pengetahuan sosial (IPS), sehingga pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS)
bersifat hafalan dan kehilangan makna. Permasalahan semakin di dukung
oleh kebijakan pemerintah, di sekolah dasar pembelajaran IPS tidak
dimasukkan kedalam ujian nasional (UNAS), sehingga siswa lebih terfokus
dalam mempersiapkan belajar untuk mata pelajaran yang di ujikan dalam
ujian nasional (UNAS).
Mata kuliah pendidikan IPS merupakan mata kuliah keahlian
berkarya yang di berika kepada mahasiswa jurusan pendidikan guru
sekolah dasar (PGSD). Mata kuliah pendidikan IPS ini bertujuan untuk
memberikan bekal kepada mahasiswa jurusan PGSD atau calon guru
sekolah dasar (SD) untuk memperdalam isi subtansi materi-materi
pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) di sekolah dasar (SD), strategi
pembelajaran, pendekatan, model dan metode pembelajaran IPS. Dengan
mata kuliah ini di harapkan mahasiswa jurusan PGSD mampu melakukan
proses pengajaran pembelajaran IPS di sekolah dasar (SD) sesuai dengan

1|Page
tujuan pembelajaran IPS, dan menjadi guru sekolah dasar (SD) yang
profesional.
Setelah mengikuti mata kuliah pendidikan IPS ini. Mahasiswa
diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Menjelaskan hakikat pembelajaran IPS dan latar belakang Ilmu
Pengetahuan Sosial dalam kurikulum sekolah.
2. Menjelaskan perbedaan antara pendidikan IPS dengan ilmu sosial
3. Memahami IPS sebagai pendidikan atau sebagai pembelajaran di
sekolah dasar.
4. Menjelaskan tujuan pendidikan IPS.
5. Memahami nilai-nilai pendidikan IPS

2|Page
Petuntuk Penggunaan Modul

Keberhasilan anda dalam mempelajari modul ini


tergantung pada ketekunan dan kedisiplinan dalam
memahami langkah-langkah belajar yang ada. anda Agar
anda berhasil dalam mempelajari modul ini, anda harus
memperhatikan beberapa petunjuk belajar berikut ini:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan ini
sampai Anda memahami secara tuntas tentang
apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari
bahan belajar ini.
2. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan
kata-kata kunci dan katakata yang dianggap baru.
Carilah dan baca pengertian kata-kata kunci
tersebut dalam kamus yang Anda miliki.
3. Tangkaplah pengertian demi pengertian melalui
pemahaman sendiri dan tukar pikiran dengan
teman, apabila mengalami kesulitan dalam
mepelajari modul bisa ditanyakan kepada dosen.
Sebelum belajar, kiranya Anda harus meluruskan
niat agar dalam belajar penuh dengan keikhlasan dan
kesabaran. Semoga ilmu yang Anda peroleh dapat
bermanfaat bagi agama, bangsa dan negara.

3|Page
KEGIATAN BELAJAR 1

HAKIKAT PENDIDKAN IPS


DAN TUJUAN PENDIDIKAN IPS

Tahukah Anda, Mengapa di perlukan Bidang


studi IPS di Sekolah?

M anusia merupakan mahkluk yang paling sempurna di dunia,


karena manusia di bekali oleh akal dan budi. Akal yang di miliki manusia
menjadikannya mampu menciptakan sesuatu hal yang dibutuhkan dalam
kehidupannya, mereka mampu mengenali lingkungan dimana mereka
tinggal, dengan siapa mereka hidup. Dengan budi manusia bisa
menimbang baik dan buruk dalam menjalankan kehidupan. Meskipun
manusia di bekali akal dan budi, dalam kehidupan sehari-hari manusia
tidak bisa hidup sendiri saling ketergantungan dengan manusia lainnya.
Hakikat kehidupan manusia yang tidak perna berhenti, sejak lahir
manusia tidak bisa hidup sendiri, mereka sangat tergantung pada orang
lain, khususnya terhadap orang tuanya terutama ibu yang melahirkannya.
Sejak lahir secara tidak langsung manusia melakukan interaksi sosial
dengan ibunya dan anggota keluarga lainnya. Meskipun hanya hubungan
dengan keluarganya hubungan sosial itu terjadi.
Selanjutnya setelah manusia lahir ke dunia, pertumbuhan jasmani
dan rohani manusia semakin bertambah, sesuai dengan pertambahan
umur. Seiring dengan bertambahnya umur manusi dari bayi menjadi anak-
anak. Perkembangannya si bayi tersebut berkembang menjadi anak-anak
yang tidak hanya berinteraksi dengan keluarganya, anak tersebut
berinteraksi dengan teman sepermainannya, secara tidak langsung mereka
mengenali lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Setiap anak memiliki
lingkungan yang berbeda-beda, ada yang tinggal di kota, desa, wilayah
pegunungan, daerah pantai dan lain sebagainya. Lingkungan dimana anak
tersebut tinggal kehidupan masyarakatnya juga berbeda-beda, kehidupan
masyarakat memiliki budaya yang berbeda, jenis pekerjaan masyarakat
yang berbeda-beda, sesuai dengan budaya suku bangsa dan wilayah

4|Page
lingkunga tempat tinggal masyarakat tersebut. Sehingga dalam berinteraksi
dengan masyarakat sekitar anak-anak harus mampu menyesuaikan nilai-
nilai dan norma dari kehidupan masyarakat tersebut.
Seiring bertambahnya usia anak-anak tersebut, manusia
mengalami usia remaja, berbagai permasalahan sosial mereka hadapi,
mulai dari putus cinta, permasalahan dalam keluarga sendiri,
permasalahan dengan teman mainnya dan lain sebagainya.
Manusia juga berinteraksi tetangganya, warga kampung atau
desanya, dan demikian seterusnya. Hubungan sosial manusia tersebut
semakin meluas. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari anak tersebut
akan memperoleh pengalaman dan pengetahuan dari hubungan sosialnya
secara alamiah. Pengetahuan yang di dapatkan anak tersebut dapat
dikatakan sebagai pengetahuan sosial. Namun, anak tersebut tidak
mengetahui. Hal ini di perlukan pengetahuan yang ilmiah yang di ajarkan
secara formal, sehingga anak-anak mampu mengetahui dan mampu
menyelesaikan permasalahan sosial yang di hadapi dalam kehidupan
sehari-hari sebagai warga masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. sekolah yang memberikan pengetahuan anak secara formal.
Era globalisasi dewasa ini, memudahkan manusia dalam
berinteraksi dengan masyarakat lain, baik antar daerah maupun antar
negara dengan menggunakan teknologi komunikasi. Penggunaan teknologi
komunikasi menyebabkan mudahnya pertukaran budaya. Pengaruh
pertukaran budaya menuntut manusia mudah menerima untuk meniru
budaya asing. Hal ini di perlukan suatu bidang studi di sekolah untuk
memberikan pengetahuan-pengetahuan sosial yang sesuai dengan nilai-
nilai budaya bangsa. Sehingga di perlukan bidang studi khusus yang
mempelajari permasalahan-permasalahan sosial. yaitu bidang studi IPS.

A. Pengertian Pendidikan IPS


Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial yang di singkat IPS dan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial atau yang sering di singkat Pendidikan IPS
tersebut sering dituiskan dan di ucapkan dalam berbagai karya ilmiah
akademik, kedua istilah tersebut dikalangan akademisi terjadi
kesimpangsiuran, menurut Sapriya (2011:7) istilah IPS dan Pendidikan IPS
terjadi tumpang tindih (overlapping) baik dalam ucapan dan tulisan dalam

5|Page
karya ilmiah akademisi di karenakan perbedaan persepsi dan faktor lain
kemungkinan karena kurangnya forum akademik yang membahas dan
mensyaratkan istilah atau nomenklatur hasil kesepakatan akademik.
Permasalahan tersebut menunjukkan ketidak jelasan mengenai istilah IPS
dengan Pendidikan IPS.

Apakah ada perbedaan Istilah IPS dengan


Pendidikan IPS?

Istilah IPS dan Pendidikan IPS


Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah terjemahan dari social
studies di dunia pendidikan dasar dan menengah di Amerika serikat
(Subroto, 2003), dalam kepustakaan asing istilah IPS antara lain: social
education, social studies, social studies education, social sience education,
citizenship education, studies and sciety and environment. Menurut Sapriya
(2011) istilah ini bukan hanya berbeda di gunakan antar negara, namun
antar negara bagian dalam satu negara, istilah IPS di Indonesia dikenal
sejak tahun 1970an. Sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik dan
secara formal digunakan dalam kurikulum pendidikan nasional tahun
1975.
National Council for the Social studies (NCSS) suatu organisasi
profesional yang didirikan di amerika pada tahu 1921, yang secara khusus
membina dan mengembangkan Social studies pada tingkat pendidikan
dasar dan menengah. Menurut National Council for the Social studies
(NCSS) dalam Sapriya (2011:10) merumuskan Social studies sebagai
berikut:
Social studies is the integrated study of the social science and
humanities to promote civic competence. Within the scool program,
social studies provides coordinated, systematic study drawing upon
such disciplines as anthropology, economic, geography, history, law,
philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as
well as appropriate content from the humanities, matematics and
natural sciences.

Menurut Sumaatmadja (2007) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)


adalah mata pelajaran atau mata kuliah yang mempelajari kehidupan
sosial yang kajiannya mengintegrasikan bidang ilmu-ilmu sosial dan

6|Page
humaniora. Kajian materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah dari ilmu
geografi, ilmu sejarah, ilmu ekonomi, ilmu politik, ilmu psikologi, ilmu
sosiologi, dan ilmu antropologi. Seperti halnya nama pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) ini sejajar dengan mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) sebagai integrasi ilmu biologi, ilmu fisika dan ilmu
kimia. Menurut Somantri (Sapriya, 2009:7) istilah IPS dan IPA untuk
membedakan nama-nama disiplin ilmu di universitas.
Istilah Pendidikan IPS terdiri dari dua kata yaitu Pendidikan dan
IPS. Pendidikan mengandung pengertian suatu perbuatan yang sengaja
untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. Dari tahu
menjadi tahu, dari tahu menjadi mengerti, dari mengerti bisa menerapkan
dalam kehidupan dan sebagainya. Selanjutnya pengertian Pendidikann
sesuai dengan undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun
2003 sebagai berikut:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat dan bangsanya.
Pendidkan IPS jika mengacu pada pengertian pendidikan diatas,
Pendidikan IPS tidak hanya sebagai pengetahuan semata, namun
diharapkan melalui pendidikan IPS mampu menanamkan nilai dan norma,
sehingga peserta didik memiliki karakter yang baik. Menurut Warsono
(2011:47) dalam mengembangkan pendidikan untuk kehidupan dan
memanusiakan manusia, maka pendidikan IPS memberi pemahaman arti
penting kebersamaan, nilai dan norma, sehingga konflik dapat dihindari.
Menurut Edgar Bruce Wesley (Barr, Barth, dan Shermis, 1997:1-2) “ social
studie” is the social studies are the sosial sciences simplified pedagogical
purpose. Maksudnya adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk
tujuan pendidikan (Winantaputra, 2005:1.3)
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan suatu bidang studi yang
di ajarkan di sekolah sampai di perguruan tinggi, Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) yang di ajarkan tidak hanya untuk memberikan pengetahuan semata
namun juga berfungsi sebagai pendidikan. IPS sering juga disebut sebagai
Pendidikan IPS, di sekolah dasar Ilmu Pengetahuan Sosial diajarkan secara
terpadu, di sekolah menengah diajarkan secara terpisah dan di jenjang

7|Page
perguruan tinggi IPS di pelajari untuk mengembangkan pembelajaran IPS
di sekolah yang ilmiah, pedagogis dan sosial kultural sebagai Pendidikan.

Kesimpulan istilah IPS dengan Pendidikan IPS

Pendapat beberapa ahli diatas, tentang IPS dan


Pendidikan IPS tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan
yang prinsipil, bahwa istilah IPS dan Pendidikan IPS sering
di gunakan dalam penulisan karya ilmiah akademisi pada
intinya memiliki pengertian yang sama.
Beberapa pendapat diatas IPS dan Pendidikan IPS
dapat disimpulkan yaitu suatu bidang studi di tingkat
sekolah yang materinya di ambil dari ilmu sosial dan
humaniora untuk tujuan pendidikan, dan di jenjang
perguruan tinggi IPS atau Pendidikan IPS bertujuan untuk
mengkaji secara pedagogis materi pembelajaran IPS di
sekolah.

B. Tujuan Pendidikan IPS


Tujuan merupakan ukuran untuk mengetahui tercapai tidaknya
program yang telah di tetapkan (Gunawa, 2011:20). Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) adalah penyederhanaan ilmu sosial yang digunakan sebagai
tujuan pendidikan. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tidak hanya memberi
pengetahuan semata kepada peserta didik, pembelajaran IPS diharapkan
memberi pengetahuan tentang kehidupan sehari-hari sebagai mahkluk
sosial dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Menurut National Council for the Social studies (NCSS) Social
studies memiliki tujuan pokok yaitu the promotion civic competence-which
is the knowledge, skill, and attitudes required af student to be able to

8|Page
assum the office af citizen (Winantaputra, 2007), dalam hal ini tujuan IPS
yaitu sebagai pendidikan kewarhganegaraan yang memberi pengetahuan,
keterampilan dan sikap, agar menjadi warga negara yang baik.
Tujuan pembelajaran IPS tidak hanya menberikan pengetahuan
semata, namun, IPS juga berfungsi sebagai pendidikan. Tujuan dari
pendidikan IPS menurut Sumaatmadja (2007) adalah membina anak didik
menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan
dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi
masyarakat dan negara. Sedangkan Menurut Subroto (2003:7) tujuan
utama pendidikan IPS adalah untuk membentuk warga negara yang baik
(good citizen). Karakteristik warga negara yang baik antara lain:
1. Memiliki sikap patriotisme (cinta tanah air)
2. Mempunyai penghargaan dan pengertian nilai-nilai, pranata, dan
praktek kehidupan kemasyarakatan
3. Memiliki sikap integritas sosial dan tanggung jawab sebagai warga
negara
4. Mempunyai pengertian dan penghargaan terhadap nilai-nilai budaya
atau tradisi yang diwariskan oleh bangsanya
5. Mempunyai motivasi untuk turut serta secara aktif dalam pelaksanaan
kehidupan demokrasi
6. Memiliki kesadaran akan tanggap kesadaran sosial
7. Memiliki ide, sikap, dan keterampilan yang diharapkan sebagai seorang
warga negara
8. Mempunyai pengertian dan penghargaan terhadap sistem ekonomi
yang berlaku
Secara umum tujuan pendidikan IPS sejalan dengan tujuan
pendidikan nasional berdasarkan pasal 3 UU Sidiknas No. 20 tahun 2003
yaitu:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

9|Page
Tujuan pendidikan IPS dapat di gambarkan sebagai berikut:

TUJUAN PENDIDIKAN IPS

PENGETAHUAN DAN MAMPU MENYELESAIKAN


MEMPERSIAPKAN
PEMAHAMAN PERMASALAHAN YANG DI
PESERTA DIDIK HADAPI PESERTA DIDIK
GENERASI MUDAH DI
SECARA ILMIAH DALAM KEHIDUPAN ERA GLOBAL
BERMASYARAKAT

MENJADI WARGA
NEGARA YANG BAIK

Gambar : Tujuan Pembelajaran IPS

Dari beberapa pendapat diatas tujuan


pendidikan IPS adalah “mendidik peserta didik agar
cakap intelektual, menjadi warga negara yang baik (taat
terhadap dasar negara, hukum, nilai dan norma yang
berlaku) dan demokratis, serta memiliki keterampilan
dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya,
masyarakat, bangsa dan negaranya. Untuk
merealisasikan tujuan tersebut proses pembelajaran
IPS meliputi aspek pengetahuan (kognitif), aspek
keterampilan (psikomotor) dan aspek sikap (afektif)

10 | P a g e
Latihan soal

Untuk memperdalam Pemahaman anda materi diatas, kerjakanlah latihan


berikut:
1. Jelaskan hakikat pembelajaran IPS di SD?
2. Jelaskan perbedaan Pendidikan IPS dengan Pembelajaran IPS?
3. Jelaskan Tujuan Pendidikan IPS?

11 | P a g e
KEGIATAN BELAJAR 2

KONSEP DASAR SEJARAH

Pendahuluan.

Sejarah merupakan ilmu sosial yang materi pembelajarannya


masuk dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar. Belajar sejarah sangat
penting bagi anak-anak sekolah dasar, dengan belajar sejarah akan
menanamkan rasa cinta tanak air pada anak-anak. Bung Karno pernah
berkata dalam pidatonya tahun 1966 “bangsa yang besar adalah bangsa
yang menghargai sejarahnya. “Mempelajari sejarah bagi kehidupan bangsa
dapat dijadikan sebagai wahana untuk menanamkan nilai-nilai
nasionalisme, moral demokratisasi maupun memupuk nilai patriotisme”
(Subroto & Suhanadji, 2005:23). Mempelajari sejarah mampu memperluas
wawasan berpikir, artinya sejarah secara terbuka terus memberikan
pedoman dan perspektif tentang perkembangan selanjutnya (Tamburaka,
2002:8). Namun, materi sejarah dalam pembelajaran IPS dianggap siswa
membosankan, dikarenakan kecenderungan guru dalam mengajarkan
materi sejarah dalam pembelajaran IPS bersifat hafalan.
Kecenderungan guru IPS dalam mengajarkan secara masih bersifat
konfensional, anak-anak hanya disuruh menghafal nama-nama tokoh
dalam sejarah. Pembelajaran IPS materi sejarah di sekolah dasar sering
terjadi pergantian materi, seperti materi peristiwa Gerakan 30 september
1965 atau peristiwa pemberontakan PKI.
Pengertian Sejarah
Sebelum mempelajari lebih mendalam konsep ilmu sosial sejarah
dalam pembelajaran IPS, terlebih dahulu mengkaji sejarah secara
epistomoligi atau asal kata. Istilah sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu
Syajaratun (dibaca syajarah) yang berarti terjadi, atau Syajarah yang
berarti pohon kayu. Pengertian pohon kayu disini adalah adanya suatu
kejadian, perkembangan atau pertumbuhan suatu hal (peristiwa) dalam
suatu hal yang berkesinambungan (kontinuitas). Sejarah dalam bahasa

12 | P a g e
Inggris berasal dari kata history bersumber dari bahasa Yunani historia
(dibaca istoria) yang berarti penelitian.
Setelah menelusuri kata sejarah di atas, dengan demikian arti
kata sejarah dapat diartikan sebagai sesuatu yang terkait dengan segala
sesuatu peristiwa yang sudah terjadi dimasa lampau yang terjadi secara
berkesinambungan.
Dari beberapa istilah diatas, tentulah belum cukup mengartikan
pengertian sejarah secara lengkap. Beberapa pendapat para ahli berikut
yang melengkapi pengertian sejarah
a. Menurut Ibnu Khaldun (1332-1406) mendefinisikan sejarah dari
dua sisi: sisi luar sejarah merupakan perputaran waktu, rangkaian
peristiwa dan pergantian kekuasaan, dari sisi dalam pengertian
sejarah adalah suatu penalaran kritis dan usaha yang cermat
untuk mencari kebenaran, suatu penjelasan yang cerdas tentang
sebab akibat, tentang asal usul segala sesuatu dan suatu
pengetahuan yang mendalam tentang mengapa serta bagaimana
peristiwa itu terjadi.
b. Menurut Moh. Hatta sejarah adalah tentang masa lampau, sejarah
tidak sekedar kejadian masa lampau, tetapi pemahaman masa
lampau yang didalamnya mengandung berbagai dinamika,
mungkin berisi problematika pelajaran bagi manusia berikutnya.
c. Edwar Harlott Carr mendefinisikan sejarah adalah histori is a
continous process of interaction between the historian and his facts,
and unending dialouge between the presen and the past
d. Depdiknas (2003:1) mendefinisikan pengertian sejarah adalah
mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai
mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat
Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga masa kini
e. Menurut Supardan (2007:287) sejarah adalah merupakan suatu
penggambaran ataupun rekonstruksi peristiwa, kisah maupun
cerita, yang benar-benar terjadi dimasa lampau.
Beberapa pendapat diatas pengertian sejarah adalah suatu
peristiwa yang terjadi di masa lampau yang sudah terjadi dan tidak bisa
terulang lagi, yang memiliki nilai dan di tulis melalui kaidah-kaidah
penulisan ilmiah.

13 | P a g e
Karakteristik Ilmu Sejarah
Menurut Kuntowijoyo (Subroto & Suhanadji, 2005) karakteristik sejarah
sebagai ilmu, yaitu:
a. Bersifat empiris
Berdasarkan pada sesuatu yang nyata atau bisa dibuktikan dengan
fakta. Sejarah akan sangat bergantung kepada pengalaman dan
aktivitas nyata manusia. Pengalaman itulah yang akan direkan
dalam dokumen, dari dokumen inilah yang diteliti oleh para
sejarawan untuk menemukan fakta.
b. Ada objeknya
Objek sejarah adalah aktivitas manusia dalam dimensi waktu, jadi
waktu menjadi unsur yang paling penting dalam sejarah. Waktu
dalam pandangan sejarah tidak dapat dilepaskan dari manusia,
terutama waktu lampau. Karena itu asal mula atau latar belakang
dari suatu peristiwa juga menjadi kajian objek sejarah.
c. Berdasarkan teori
Seperti juga ilmu yang lain sejarah juga memiliki teori (sering
disebut dengan sejarah filsafat kritis). Teori ini berisikan kaidah-
kaidah pokok suatu ilmu.
d. Mempunyai Generalisasi
Studi dari suatu ilmu selalu ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan
tersebut menjadi kesimpulan umum atau generalisasi. Jadi
generalisasi merupakan sebuah kesimpulan umum dari pengamatan
dan pemahaman penulis.
e. Memiliki Metode
Metode merupakan cara yang teratur dan terpikir baik untuk
mencapai suatu maksud. Setiap ilmu tentu memiliki tujuan. Tujuan
dalam ilmu sejarah adalah menjelaskan perkembangan atau
perubahan kehidupan masyarakat. Metode dalam ilmu sejarah
diperlukan untuk menjelaskan perkembangan atau perubahan
secara benar. Dalam sejarah dikenal metode sejarah guna mencari
kebenaran sejarah. Sehingga seorang sejarawan harus lebih berhati-
hati dalam menarik kesimpulan jangan terlalu berani tetapi
sewajarnya saja.

14 | P a g e
Metode Menulis Sejarah
Pembelajaran IPS dengan materi sejarah di sekolah dasar dianggap
membosankan, dikarenakan dalam hal ini metode mengajar guru yang
masih bersifat konvensional, cenderung berpusat pada siswa dalam proses
pembelajaran, guru hanya bercerama didepan kelas dan siswa cenderung
menghafalkan tokoh-tokoh sejarah, tempat kejadian sejarah, waktu dan
kronologis sejarah. Diharapkan dalam pembelajaran sejarah guru tidak
hanya mengajarkan hafalan, namun di harapkan siswa mampu menulis
sejarah dan memahami makna peristiwa sejarah. Modul ini diharapkan
mampu menuntun mahasiswa untuk mengajarkan sejarah lebih menarik
lagi ketika menjadi seorang guru.
Menurut Hamid Hasan (1985:57) ada empat hal yang perlu
ditempuh dalam menggunakan sejarah:
1. Heuristik yaitu kegiatan menghimpun atau mengumpulkan sumber-
sumber sejarah, berupa jejak-jejak atau bukti-bukti yang tersisa
dalam masa lampau. Inilah yang disebut heuristik, yang berasal dari
kata heurisken yang artinya menemukan. Sumber-sumber sejarah
terdiri dari beberapa berikut:
a. Sumber tertulis berupa kronik, biografi, silsilah, memoir, buku
harian, dll.
b. Sumber lisan, berbentuk balada anekdot, cerita, sga, fonografi,
rekaman, dll.
c. Karya seni berupa, potret, lukisan sejarah, seni patung, mata
uang, medali, film, kineskop, dll.
d. Relik meliputi: peninggalan-peninggalan manusia (belulang),
kesustraan, surat-surat, bahasa, adat istiadat, alat-alat artefak,
dll.
2. Kritik
Setelah sumber-sumber sejarah terkumpul, maka kegiatan
berikutnya adalah melakukan kritik secara kritis. Karena setiap
sumber tertulis mempunyai aspek-aspek ekstern maupun intern,
maka kritik terhadap kedua sumber adalah mengenai kedua aspek
tersebut. Kritik ekstern adalah mengenai masalah otentisitas
(autenticity) dan keaslian (genuineness) sumber, sedangkan kritin

15 | P a g e
intern adalah mengenai masalah keterandalan (credibility). Adapun
tujuan dari kritik tersebut adalah menganalisis data atau memilah-
milah data menjadi fakta sejarah.
3. Interprestasi
Fakta-fakta sejarah masih belum merupakan sejarah, maka
sejarawan (penulis sejarah) dituntuk mampu dalam merangkai
fakta-fakta sejarah secara sistematis menjadi sebuah tulisan s
sejarah.
4. Penyajian
Tahap penyajian adalah kegiatan akhir sejarawan menggunakan
prosedur metode penelitian sejarah, dalam tahap ini sejarawan
dituntut mampu dalam merangkai fakta-fakta sejarah secara
sistematis, dengan menggunakan bahasa yang benar untuk di
komunikasikan kepada masyarakat menjadi sebuah tulisan sejarah.

16 | P a g e
Latihan soal

Untuk memperdalam Pemahaman anda materi diatas, kerjakanlah latihan


berikut:
1. Jelaskan peranan ilmu sejarah dalam pembelajaran IPS
2. Jelaskan pengertian ilmu sejarah
3. Jelaskan karakteristik Ilmu sejarah
4. Jelaskan Metode menulis sejarah
5. Jelaskan permasalahan yang di alami guru SD dalam pembelajaran
IPS materi sejarah

17 | P a g e
KEGIATAN BELAJAR 3

MATERI SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN IPS

Pendahuluan
Indonesia merupakan negara yang kaya dengan peninggalan
sejarah, hal ini menuntun ilmu sosial sejarah sebagai salah satu ilmu
sosial yang materinya masuk dalam materi pembelajaran IPS, berperan
dalam memperkenalkan kepada peserta didik untuk mengenal peninggalan
sejarah di Indonesia. Materi pembelajaran sejarah di sekolah dasar dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013
memuat materi sejarah tentang peninggalan sejarah Hindu dan Budha.
Pada kegiatan belajar 3 diharapkan mahasiswa Program studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) sebagai calon pendidik di sekolah
dasar di harapkan mampu menguasai materi pembelajaran IPS di sekolah
dasar pada materi sejarah penyebaran Hindu-Budha di Indonesia.
Sejarah Masuknya Agama Hindu dan Budha di Indonesia.
Beberapa pendapat para ahli mengungkapkan bahwa ada beberap
pendapat atau teori penyebaran agama Hindu-Budha di Indonesia.
Meskipun pendapat tersebut masih bersifat hipotesis. Namun, sangat
bermanfaat dalam memahami tentang sejarah penyebaran agama Hindu-
Budha di Indonesia. Ada beberapa hipotesis masuknya agama Hindu-
Budha di Indonesia, antara lain sebagai berikut:
1. Hipotesis Waisya
Teori Waisya yang menyatakan bahwa golongan Waisya
(pedagang) merupakan yang berperan dalam menyebarkan agama dan
kebudyaan Hindu-Budha. Para pedagang yang sudah terlebih dahulu
mengenal Hindu-Budha datang ke Indonesia selain untuk berdagang
mereka juga memperkenalkan Hindu-Budha kepada masyarakat
Indonesia. Karena pelayaran dan perdagangan waktu itu bergantung
pada angin musim, maka dalam waktu tertentu mereka menetap di
Indonesia jika angin musim tidak memungkinkan untuk kembali.
Selama para pedagang India tersebut tinggal menetap, memungkinkan
terjadinya perkawinan dengan perempuan-perempuan pribumi dan

18 | P a g e
mereka menjalin hubungan dengan para pedagang di Indonesia. Dari
sinilah pengaruh kebudayaan India menyebar dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Teori ini di kemukakan oleh oleh NJ. Krom
2. Hipotesis Ksatria
Teori Ksatria menyatakan bahwa penyebaran kebudayaan
Hindu-Budha yang dilakukan oleh golongan kaum Kesatria.
Pendukung teori Ksatria, yaitu:
a. Kaum Kesatria turut menyebarkan kebudayaan Hindu-Budha di
Indonesia. Bahwa pada masa lampau di India kaum Kesatria ini
terjadi peperangan, para prajurit yang kalah perang mereka ber
migrasi ke daerah lain, dan salah satunya ke daerah Indonesia.
Para kaum satria India ini ada yang terlibat konflik dalam
masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Bantuan yang
diberikan oleh para ksatria ini sedikit banyak membantu
kemenangan bagi salah satu kelompok atau suku di Indonesia
yang bertikai. Sebagai hadiah atas kemenangan itu, ada di
antara mereka yang dinikahkan dengan salah satu putri dari
kepala suku atau kelompok yang dibantunya. Dari
perkawinannya itu, para ksatria dengan mudah menyebarkan
tradisi Hindu-Budha kepada keluarga yang dinikahinya tadi.
Selanjutnya berkembanglah tradisi Hindu-Budha dalam
kerajaan di Indonesia. Teori ini di kemukakan oleh C.C. Berg.
b. Mookerji mengatakan bahwa golongan ksatria dari Indialah yang
membawa pengaruh kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia.
Para Ksatria ini selanjutnya membangun koloni-koloni yang
berkembang menjadi sebuah kerajaan.
c. J.L. Moens menjelaskan bahwa proses terbentuknya kerajaan-
kerajaan di Indonesia pada awal abad ke-5 ada kaitannya
dengan situasi yang terjadi di India pada abad yang sama.
Sekitar abad ke-5, ada di antara para keluarga kerajaan di India
Selatan melarikan diri ke Indonesia sewaktu kerajaannya
mengalami kehancuran. Mereka itu nantinya mendirikan
kerajaan di Indonesia.

19 | P a g e
3. Hipotesis Brahmana
Teori ini dikemukakan oleh Jc.Van Leur yang menyatakan
bahwa agama dan kebudayaan Hindu-Budha yang datang ke Indonesia
dibawa oleh golongan Brahmana (golongan agama) yang sengaja
diundang oleh penguasa Indonesia. Pendapatnya didasarkan pada
pengamatan terhadap sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan yang
bercorak Hindu-Budha di Indonesia, terutama pada prasasti-prasasti
yang menggunakan Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. Di India
bahasa itu hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan
dan hanya golongan Brahmana yang mengerti dan menguasai
penggunaan bahasa tersebut. Teori ini mempertegas bahwa hanya
kasta Brahmana yang memahami ajaran Hindu secara utuh dan benar.
Para Brahmanalah yang mempunyai hak dan mampu membaca kitab
Weda (kitab suci agama Hindu) sehingga penyebaran agama Hindu ke
Indonesia hanya dapat dilakukan oleh golongan Brahmana.
4. Hipotesis Arus Balik
Teori ini dikemukakan oleh F.D.K Bosch yang menjelaskan
peran aktif orang-orang Indonesia dalam penyebaran kebudayaan
Hindu-Budha di Indonesia. Menurut Bosch, yang pertama kali datang
ke Indonesia adalah orang-orang India yang memiliki semangat untuk
menyebarkan Hindu-Budha. Karena pengaruhnya itu, ada di antara
tokoh masyarakat yang tertarik untuk mengikuti ajarannya. Pada
perkembangan selanjutnya, banyak orang Indonesia sendiri yang pergi
ke India untuk berziarah dan belajar agama Hindu-Budha di India.
Sekembalinya di Indonesia, merekalah yang mengajarkannya pada
masyarakat Indonesia yang lain.

Dari Beberapa teori diatas, Buktikan Bahwa teori tentang


sejarah masuknya Agama Hindu-Budha di Indonesia
sudah benar! Dengan cara mencari bukti-bukti sejarah
yang mendukung teori tersebut.

20 | P a g e
Latihan soal

Untuk memperdalam Pemahaman anda materi diatas, kerjakanlah latihan


berikut:
1. Jelaskan proses masuknya agama hindu menurut teori Waisak?
2. Jelaskan proses masuknya agama hindu menurut teori Kesatria?
3. Jelaskan proses masuknya agama hindu menurut teori
Brahmana?

21 | P a g e
GLOSARIUM

Akademisi : Orang yang berprndidikan tinggi

Akal : Peralatan rohani manusia untuk membedakan


yang salah dan yang benar

Aspek :pemunculan atau penginterprestasian gagasan,


masalah sebagai pertimbangan di lihat dari
berbagai sudut pandang

Demokratis : suatu ciri masyarakat dalam menyelesaikan


permasalahan secara adil dan keputusan di ambil
bersama.

Interaksi : hubungan timbal balik yang ditandai dengan


sebuah Komunikasi

Jasmani : yang berhubungan dengan tubuh manusia

Kepustakaan Asing : Bahan rujukan dari luar negeri

Model Pembelajaran : bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal


sampai akhir yang disajikan secara khas oleh
guru di kelas.

Metode Pembelajaran : suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para
pendidik agar proses belajar-mengajar pada
siswa tercapai sesuai dengan tujuan

Nilai : sebuah konsep abstrak dalam diri manusia


mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang
dianggap buruk dan baik

Norma : suatu peraturan yang ada dalam masyarakat,


jika melanggar mendapatkan sangsi yang
berbeda-beda

Pedagogik : ilmu pendidikan

Rohani : yang berhubungan dengan roh manusia

22 | P a g e
Strategi Pembelajaran : merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian
kegiatan) yang termasuk juga penggunaan
media dan pemanfaatan berbagai sumber
daya/kekuatan dalam pembelajaran

Suku Bangsa : adalah suatu golongan manusia yang anggota-


anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan
sesamanya yang memiliki garis keturunan yang
sama

23 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan


Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Gunawan, R. 2011. Pendidikan IPS: Filosofi, Konsep, dan Aplikasi. Bandung:


Alfabeta.

Hasan, H. 1985. Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Universitas


Terbuka

Sapriya. 2011. Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Remaja


Rosdakarya Offset.

Subroto, W. 2003. Pendidikan IPS. Surabaya: Insan Cendekia.

Subroto, T. Waspodo, & Suhanadji. 2005. Pengetahuan Dasar Ilmu-Ilmu Sosial.


Geografi, Sejarah, Ekonomi, Politik, Sosiologi & Antropologi. Pemahaman
Materi Pokok dan Konsep Dasar Ilmu-Ilmu Sosial Sebagai Sumber
Pengajaran Pengetahuan Sosial. Surabaya: Tiara Mega

Sumaatmatja, N. 2007. Konsep Dasar IPS: Buku Materi Pokok Modul 1-12 (cetakan
ke 24). Jakarta: Universitas Terbuka.

Supardan, D. 2011. Pengantar Ilmu Sosial. Sebuah kajian Pendekatan Stuktural.


Jakarta: Bumi Aksara

Tamburaka, E. Rustam. 2002. Pengantar Ilmu Sejarah Teori dan Filsafat Sejarah.
Sejarah Filsafat dan Iptek. Jakarta: Rineka Cipta

Tuan Guru. 2012. Teori msuknya Kebudayaan Hindu Budha ke Indonesia.


http://www.tuanguru.com/2012/08/teori-masuknya-hindu-budha-ke-
indonesia.html. diakses 1 Agustus 2013.

Warsono. 2011. Rekonstruksi Pendidikan: Kumpilan Pemikiran tentang Perlunya


Merekonstruksi Pendidikan di Indonesia. Surabaya: Unesa University Press.

Winantaputra, S. Udin, dkk. 2007. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.

24 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai