PENDIDIKAN IPS
HAKEKAT, KONSEP DAN MATERI SEJARAH
DALAM PEMBELAJARAN IPS di SD
Oleh:
Rifki Afandi, S.E., M.Pd.
Luluk Iffatur Rochmah, M.Pd.
MODUL PENDIDIKAN IPS
BERBASIS INKURI
i|Page
KATA PENGANTAR
Penulis
ii | P a g e
DAFTAR ISI
Halaman
KEGIATAN BELAJAR I
KONSEP PENDIDIKAN IPS
Hakikat Pembelajaran IPS............................................................................... 4
Pengertian Pendidikan IPS............................................................................. 5
Tujuan Pendidikan IPS.................................................................................... 8
KEGIATAN BELAJAR 2
KONSEP DASAR SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN IPS
Pendahuluan...................................................................................................... 11
Pengertian Sejarah............................................................................................ 11
Karakteristik ilmu sejarah................................................................................. 14
Metode Menulis Sejarah................................................................................... 15
KEGIATAN BELAJAR 3
MATERI SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN IPS
Pendahuan...................................................................................................... 18
Sejarah Masuknya Agama Hindu Budha di Indonesia.................................. 18
GLOSARIUM.................................................................................................
23
DAFTAR PUSTAKA ……………………………….………………............
24
iii | P a g e
iv | P a g e
Modul 1.
Tinjauan Mata Kuliah Pendidikan IPS
Pendahuluan.
1|Page
tujuan pembelajaran IPS, dan menjadi guru sekolah dasar (SD) yang
profesional.
Setelah mengikuti mata kuliah pendidikan IPS ini. Mahasiswa
diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Menjelaskan hakikat pembelajaran IPS dan latar belakang Ilmu
Pengetahuan Sosial dalam kurikulum sekolah.
2. Menjelaskan perbedaan antara pendidikan IPS dengan ilmu sosial
3. Memahami IPS sebagai pendidikan atau sebagai pembelajaran di
sekolah dasar.
4. Menjelaskan tujuan pendidikan IPS.
5. Memahami nilai-nilai pendidikan IPS
2|Page
Petuntuk Penggunaan Modul
3|Page
KEGIATAN BELAJAR 1
4|Page
lingkunga tempat tinggal masyarakat tersebut. Sehingga dalam berinteraksi
dengan masyarakat sekitar anak-anak harus mampu menyesuaikan nilai-
nilai dan norma dari kehidupan masyarakat tersebut.
Seiring bertambahnya usia anak-anak tersebut, manusia
mengalami usia remaja, berbagai permasalahan sosial mereka hadapi,
mulai dari putus cinta, permasalahan dalam keluarga sendiri,
permasalahan dengan teman mainnya dan lain sebagainya.
Manusia juga berinteraksi tetangganya, warga kampung atau
desanya, dan demikian seterusnya. Hubungan sosial manusia tersebut
semakin meluas. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari anak tersebut
akan memperoleh pengalaman dan pengetahuan dari hubungan sosialnya
secara alamiah. Pengetahuan yang di dapatkan anak tersebut dapat
dikatakan sebagai pengetahuan sosial. Namun, anak tersebut tidak
mengetahui. Hal ini di perlukan pengetahuan yang ilmiah yang di ajarkan
secara formal, sehingga anak-anak mampu mengetahui dan mampu
menyelesaikan permasalahan sosial yang di hadapi dalam kehidupan
sehari-hari sebagai warga masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. sekolah yang memberikan pengetahuan anak secara formal.
Era globalisasi dewasa ini, memudahkan manusia dalam
berinteraksi dengan masyarakat lain, baik antar daerah maupun antar
negara dengan menggunakan teknologi komunikasi. Penggunaan teknologi
komunikasi menyebabkan mudahnya pertukaran budaya. Pengaruh
pertukaran budaya menuntut manusia mudah menerima untuk meniru
budaya asing. Hal ini di perlukan suatu bidang studi di sekolah untuk
memberikan pengetahuan-pengetahuan sosial yang sesuai dengan nilai-
nilai budaya bangsa. Sehingga di perlukan bidang studi khusus yang
mempelajari permasalahan-permasalahan sosial. yaitu bidang studi IPS.
5|Page
karya ilmiah akademisi di karenakan perbedaan persepsi dan faktor lain
kemungkinan karena kurangnya forum akademik yang membahas dan
mensyaratkan istilah atau nomenklatur hasil kesepakatan akademik.
Permasalahan tersebut menunjukkan ketidak jelasan mengenai istilah IPS
dengan Pendidikan IPS.
6|Page
humaniora. Kajian materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah dari ilmu
geografi, ilmu sejarah, ilmu ekonomi, ilmu politik, ilmu psikologi, ilmu
sosiologi, dan ilmu antropologi. Seperti halnya nama pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) ini sejajar dengan mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) sebagai integrasi ilmu biologi, ilmu fisika dan ilmu
kimia. Menurut Somantri (Sapriya, 2009:7) istilah IPS dan IPA untuk
membedakan nama-nama disiplin ilmu di universitas.
Istilah Pendidikan IPS terdiri dari dua kata yaitu Pendidikan dan
IPS. Pendidikan mengandung pengertian suatu perbuatan yang sengaja
untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. Dari tahu
menjadi tahu, dari tahu menjadi mengerti, dari mengerti bisa menerapkan
dalam kehidupan dan sebagainya. Selanjutnya pengertian Pendidikann
sesuai dengan undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun
2003 sebagai berikut:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat dan bangsanya.
Pendidkan IPS jika mengacu pada pengertian pendidikan diatas,
Pendidikan IPS tidak hanya sebagai pengetahuan semata, namun
diharapkan melalui pendidikan IPS mampu menanamkan nilai dan norma,
sehingga peserta didik memiliki karakter yang baik. Menurut Warsono
(2011:47) dalam mengembangkan pendidikan untuk kehidupan dan
memanusiakan manusia, maka pendidikan IPS memberi pemahaman arti
penting kebersamaan, nilai dan norma, sehingga konflik dapat dihindari.
Menurut Edgar Bruce Wesley (Barr, Barth, dan Shermis, 1997:1-2) “ social
studie” is the social studies are the sosial sciences simplified pedagogical
purpose. Maksudnya adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk
tujuan pendidikan (Winantaputra, 2005:1.3)
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan suatu bidang studi yang
di ajarkan di sekolah sampai di perguruan tinggi, Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) yang di ajarkan tidak hanya untuk memberikan pengetahuan semata
namun juga berfungsi sebagai pendidikan. IPS sering juga disebut sebagai
Pendidikan IPS, di sekolah dasar Ilmu Pengetahuan Sosial diajarkan secara
terpadu, di sekolah menengah diajarkan secara terpisah dan di jenjang
7|Page
perguruan tinggi IPS di pelajari untuk mengembangkan pembelajaran IPS
di sekolah yang ilmiah, pedagogis dan sosial kultural sebagai Pendidikan.
8|Page
assum the office af citizen (Winantaputra, 2007), dalam hal ini tujuan IPS
yaitu sebagai pendidikan kewarhganegaraan yang memberi pengetahuan,
keterampilan dan sikap, agar menjadi warga negara yang baik.
Tujuan pembelajaran IPS tidak hanya menberikan pengetahuan
semata, namun, IPS juga berfungsi sebagai pendidikan. Tujuan dari
pendidikan IPS menurut Sumaatmadja (2007) adalah membina anak didik
menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan
dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi
masyarakat dan negara. Sedangkan Menurut Subroto (2003:7) tujuan
utama pendidikan IPS adalah untuk membentuk warga negara yang baik
(good citizen). Karakteristik warga negara yang baik antara lain:
1. Memiliki sikap patriotisme (cinta tanah air)
2. Mempunyai penghargaan dan pengertian nilai-nilai, pranata, dan
praktek kehidupan kemasyarakatan
3. Memiliki sikap integritas sosial dan tanggung jawab sebagai warga
negara
4. Mempunyai pengertian dan penghargaan terhadap nilai-nilai budaya
atau tradisi yang diwariskan oleh bangsanya
5. Mempunyai motivasi untuk turut serta secara aktif dalam pelaksanaan
kehidupan demokrasi
6. Memiliki kesadaran akan tanggap kesadaran sosial
7. Memiliki ide, sikap, dan keterampilan yang diharapkan sebagai seorang
warga negara
8. Mempunyai pengertian dan penghargaan terhadap sistem ekonomi
yang berlaku
Secara umum tujuan pendidikan IPS sejalan dengan tujuan
pendidikan nasional berdasarkan pasal 3 UU Sidiknas No. 20 tahun 2003
yaitu:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
9|Page
Tujuan pendidikan IPS dapat di gambarkan sebagai berikut:
MENJADI WARGA
NEGARA YANG BAIK
10 | P a g e
Latihan soal
11 | P a g e
KEGIATAN BELAJAR 2
Pendahuluan.
12 | P a g e
Inggris berasal dari kata history bersumber dari bahasa Yunani historia
(dibaca istoria) yang berarti penelitian.
Setelah menelusuri kata sejarah di atas, dengan demikian arti
kata sejarah dapat diartikan sebagai sesuatu yang terkait dengan segala
sesuatu peristiwa yang sudah terjadi dimasa lampau yang terjadi secara
berkesinambungan.
Dari beberapa istilah diatas, tentulah belum cukup mengartikan
pengertian sejarah secara lengkap. Beberapa pendapat para ahli berikut
yang melengkapi pengertian sejarah
a. Menurut Ibnu Khaldun (1332-1406) mendefinisikan sejarah dari
dua sisi: sisi luar sejarah merupakan perputaran waktu, rangkaian
peristiwa dan pergantian kekuasaan, dari sisi dalam pengertian
sejarah adalah suatu penalaran kritis dan usaha yang cermat
untuk mencari kebenaran, suatu penjelasan yang cerdas tentang
sebab akibat, tentang asal usul segala sesuatu dan suatu
pengetahuan yang mendalam tentang mengapa serta bagaimana
peristiwa itu terjadi.
b. Menurut Moh. Hatta sejarah adalah tentang masa lampau, sejarah
tidak sekedar kejadian masa lampau, tetapi pemahaman masa
lampau yang didalamnya mengandung berbagai dinamika,
mungkin berisi problematika pelajaran bagi manusia berikutnya.
c. Edwar Harlott Carr mendefinisikan sejarah adalah histori is a
continous process of interaction between the historian and his facts,
and unending dialouge between the presen and the past
d. Depdiknas (2003:1) mendefinisikan pengertian sejarah adalah
mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai
mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat
Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga masa kini
e. Menurut Supardan (2007:287) sejarah adalah merupakan suatu
penggambaran ataupun rekonstruksi peristiwa, kisah maupun
cerita, yang benar-benar terjadi dimasa lampau.
Beberapa pendapat diatas pengertian sejarah adalah suatu
peristiwa yang terjadi di masa lampau yang sudah terjadi dan tidak bisa
terulang lagi, yang memiliki nilai dan di tulis melalui kaidah-kaidah
penulisan ilmiah.
13 | P a g e
Karakteristik Ilmu Sejarah
Menurut Kuntowijoyo (Subroto & Suhanadji, 2005) karakteristik sejarah
sebagai ilmu, yaitu:
a. Bersifat empiris
Berdasarkan pada sesuatu yang nyata atau bisa dibuktikan dengan
fakta. Sejarah akan sangat bergantung kepada pengalaman dan
aktivitas nyata manusia. Pengalaman itulah yang akan direkan
dalam dokumen, dari dokumen inilah yang diteliti oleh para
sejarawan untuk menemukan fakta.
b. Ada objeknya
Objek sejarah adalah aktivitas manusia dalam dimensi waktu, jadi
waktu menjadi unsur yang paling penting dalam sejarah. Waktu
dalam pandangan sejarah tidak dapat dilepaskan dari manusia,
terutama waktu lampau. Karena itu asal mula atau latar belakang
dari suatu peristiwa juga menjadi kajian objek sejarah.
c. Berdasarkan teori
Seperti juga ilmu yang lain sejarah juga memiliki teori (sering
disebut dengan sejarah filsafat kritis). Teori ini berisikan kaidah-
kaidah pokok suatu ilmu.
d. Mempunyai Generalisasi
Studi dari suatu ilmu selalu ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan
tersebut menjadi kesimpulan umum atau generalisasi. Jadi
generalisasi merupakan sebuah kesimpulan umum dari pengamatan
dan pemahaman penulis.
e. Memiliki Metode
Metode merupakan cara yang teratur dan terpikir baik untuk
mencapai suatu maksud. Setiap ilmu tentu memiliki tujuan. Tujuan
dalam ilmu sejarah adalah menjelaskan perkembangan atau
perubahan kehidupan masyarakat. Metode dalam ilmu sejarah
diperlukan untuk menjelaskan perkembangan atau perubahan
secara benar. Dalam sejarah dikenal metode sejarah guna mencari
kebenaran sejarah. Sehingga seorang sejarawan harus lebih berhati-
hati dalam menarik kesimpulan jangan terlalu berani tetapi
sewajarnya saja.
14 | P a g e
Metode Menulis Sejarah
Pembelajaran IPS dengan materi sejarah di sekolah dasar dianggap
membosankan, dikarenakan dalam hal ini metode mengajar guru yang
masih bersifat konvensional, cenderung berpusat pada siswa dalam proses
pembelajaran, guru hanya bercerama didepan kelas dan siswa cenderung
menghafalkan tokoh-tokoh sejarah, tempat kejadian sejarah, waktu dan
kronologis sejarah. Diharapkan dalam pembelajaran sejarah guru tidak
hanya mengajarkan hafalan, namun di harapkan siswa mampu menulis
sejarah dan memahami makna peristiwa sejarah. Modul ini diharapkan
mampu menuntun mahasiswa untuk mengajarkan sejarah lebih menarik
lagi ketika menjadi seorang guru.
Menurut Hamid Hasan (1985:57) ada empat hal yang perlu
ditempuh dalam menggunakan sejarah:
1. Heuristik yaitu kegiatan menghimpun atau mengumpulkan sumber-
sumber sejarah, berupa jejak-jejak atau bukti-bukti yang tersisa
dalam masa lampau. Inilah yang disebut heuristik, yang berasal dari
kata heurisken yang artinya menemukan. Sumber-sumber sejarah
terdiri dari beberapa berikut:
a. Sumber tertulis berupa kronik, biografi, silsilah, memoir, buku
harian, dll.
b. Sumber lisan, berbentuk balada anekdot, cerita, sga, fonografi,
rekaman, dll.
c. Karya seni berupa, potret, lukisan sejarah, seni patung, mata
uang, medali, film, kineskop, dll.
d. Relik meliputi: peninggalan-peninggalan manusia (belulang),
kesustraan, surat-surat, bahasa, adat istiadat, alat-alat artefak,
dll.
2. Kritik
Setelah sumber-sumber sejarah terkumpul, maka kegiatan
berikutnya adalah melakukan kritik secara kritis. Karena setiap
sumber tertulis mempunyai aspek-aspek ekstern maupun intern,
maka kritik terhadap kedua sumber adalah mengenai kedua aspek
tersebut. Kritik ekstern adalah mengenai masalah otentisitas
(autenticity) dan keaslian (genuineness) sumber, sedangkan kritin
15 | P a g e
intern adalah mengenai masalah keterandalan (credibility). Adapun
tujuan dari kritik tersebut adalah menganalisis data atau memilah-
milah data menjadi fakta sejarah.
3. Interprestasi
Fakta-fakta sejarah masih belum merupakan sejarah, maka
sejarawan (penulis sejarah) dituntuk mampu dalam merangkai
fakta-fakta sejarah secara sistematis menjadi sebuah tulisan s
sejarah.
4. Penyajian
Tahap penyajian adalah kegiatan akhir sejarawan menggunakan
prosedur metode penelitian sejarah, dalam tahap ini sejarawan
dituntut mampu dalam merangkai fakta-fakta sejarah secara
sistematis, dengan menggunakan bahasa yang benar untuk di
komunikasikan kepada masyarakat menjadi sebuah tulisan sejarah.
16 | P a g e
Latihan soal
17 | P a g e
KEGIATAN BELAJAR 3
Pendahuluan
Indonesia merupakan negara yang kaya dengan peninggalan
sejarah, hal ini menuntun ilmu sosial sejarah sebagai salah satu ilmu
sosial yang materinya masuk dalam materi pembelajaran IPS, berperan
dalam memperkenalkan kepada peserta didik untuk mengenal peninggalan
sejarah di Indonesia. Materi pembelajaran sejarah di sekolah dasar dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013
memuat materi sejarah tentang peninggalan sejarah Hindu dan Budha.
Pada kegiatan belajar 3 diharapkan mahasiswa Program studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) sebagai calon pendidik di sekolah
dasar di harapkan mampu menguasai materi pembelajaran IPS di sekolah
dasar pada materi sejarah penyebaran Hindu-Budha di Indonesia.
Sejarah Masuknya Agama Hindu dan Budha di Indonesia.
Beberapa pendapat para ahli mengungkapkan bahwa ada beberap
pendapat atau teori penyebaran agama Hindu-Budha di Indonesia.
Meskipun pendapat tersebut masih bersifat hipotesis. Namun, sangat
bermanfaat dalam memahami tentang sejarah penyebaran agama Hindu-
Budha di Indonesia. Ada beberapa hipotesis masuknya agama Hindu-
Budha di Indonesia, antara lain sebagai berikut:
1. Hipotesis Waisya
Teori Waisya yang menyatakan bahwa golongan Waisya
(pedagang) merupakan yang berperan dalam menyebarkan agama dan
kebudyaan Hindu-Budha. Para pedagang yang sudah terlebih dahulu
mengenal Hindu-Budha datang ke Indonesia selain untuk berdagang
mereka juga memperkenalkan Hindu-Budha kepada masyarakat
Indonesia. Karena pelayaran dan perdagangan waktu itu bergantung
pada angin musim, maka dalam waktu tertentu mereka menetap di
Indonesia jika angin musim tidak memungkinkan untuk kembali.
Selama para pedagang India tersebut tinggal menetap, memungkinkan
terjadinya perkawinan dengan perempuan-perempuan pribumi dan
18 | P a g e
mereka menjalin hubungan dengan para pedagang di Indonesia. Dari
sinilah pengaruh kebudayaan India menyebar dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Teori ini di kemukakan oleh oleh NJ. Krom
2. Hipotesis Ksatria
Teori Ksatria menyatakan bahwa penyebaran kebudayaan
Hindu-Budha yang dilakukan oleh golongan kaum Kesatria.
Pendukung teori Ksatria, yaitu:
a. Kaum Kesatria turut menyebarkan kebudayaan Hindu-Budha di
Indonesia. Bahwa pada masa lampau di India kaum Kesatria ini
terjadi peperangan, para prajurit yang kalah perang mereka ber
migrasi ke daerah lain, dan salah satunya ke daerah Indonesia.
Para kaum satria India ini ada yang terlibat konflik dalam
masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Bantuan yang
diberikan oleh para ksatria ini sedikit banyak membantu
kemenangan bagi salah satu kelompok atau suku di Indonesia
yang bertikai. Sebagai hadiah atas kemenangan itu, ada di
antara mereka yang dinikahkan dengan salah satu putri dari
kepala suku atau kelompok yang dibantunya. Dari
perkawinannya itu, para ksatria dengan mudah menyebarkan
tradisi Hindu-Budha kepada keluarga yang dinikahinya tadi.
Selanjutnya berkembanglah tradisi Hindu-Budha dalam
kerajaan di Indonesia. Teori ini di kemukakan oleh C.C. Berg.
b. Mookerji mengatakan bahwa golongan ksatria dari Indialah yang
membawa pengaruh kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia.
Para Ksatria ini selanjutnya membangun koloni-koloni yang
berkembang menjadi sebuah kerajaan.
c. J.L. Moens menjelaskan bahwa proses terbentuknya kerajaan-
kerajaan di Indonesia pada awal abad ke-5 ada kaitannya
dengan situasi yang terjadi di India pada abad yang sama.
Sekitar abad ke-5, ada di antara para keluarga kerajaan di India
Selatan melarikan diri ke Indonesia sewaktu kerajaannya
mengalami kehancuran. Mereka itu nantinya mendirikan
kerajaan di Indonesia.
19 | P a g e
3. Hipotesis Brahmana
Teori ini dikemukakan oleh Jc.Van Leur yang menyatakan
bahwa agama dan kebudayaan Hindu-Budha yang datang ke Indonesia
dibawa oleh golongan Brahmana (golongan agama) yang sengaja
diundang oleh penguasa Indonesia. Pendapatnya didasarkan pada
pengamatan terhadap sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan yang
bercorak Hindu-Budha di Indonesia, terutama pada prasasti-prasasti
yang menggunakan Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. Di India
bahasa itu hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan
dan hanya golongan Brahmana yang mengerti dan menguasai
penggunaan bahasa tersebut. Teori ini mempertegas bahwa hanya
kasta Brahmana yang memahami ajaran Hindu secara utuh dan benar.
Para Brahmanalah yang mempunyai hak dan mampu membaca kitab
Weda (kitab suci agama Hindu) sehingga penyebaran agama Hindu ke
Indonesia hanya dapat dilakukan oleh golongan Brahmana.
4. Hipotesis Arus Balik
Teori ini dikemukakan oleh F.D.K Bosch yang menjelaskan
peran aktif orang-orang Indonesia dalam penyebaran kebudayaan
Hindu-Budha di Indonesia. Menurut Bosch, yang pertama kali datang
ke Indonesia adalah orang-orang India yang memiliki semangat untuk
menyebarkan Hindu-Budha. Karena pengaruhnya itu, ada di antara
tokoh masyarakat yang tertarik untuk mengikuti ajarannya. Pada
perkembangan selanjutnya, banyak orang Indonesia sendiri yang pergi
ke India untuk berziarah dan belajar agama Hindu-Budha di India.
Sekembalinya di Indonesia, merekalah yang mengajarkannya pada
masyarakat Indonesia yang lain.
20 | P a g e
Latihan soal
21 | P a g e
GLOSARIUM
Metode Pembelajaran : suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para
pendidik agar proses belajar-mengajar pada
siswa tercapai sesuai dengan tujuan
22 | P a g e
Strategi Pembelajaran : merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian
kegiatan) yang termasuk juga penggunaan
media dan pemanfaatan berbagai sumber
daya/kekuatan dalam pembelajaran
23 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Sumaatmatja, N. 2007. Konsep Dasar IPS: Buku Materi Pokok Modul 1-12 (cetakan
ke 24). Jakarta: Universitas Terbuka.
Tamburaka, E. Rustam. 2002. Pengantar Ilmu Sejarah Teori dan Filsafat Sejarah.
Sejarah Filsafat dan Iptek. Jakarta: Rineka Cipta
Winantaputra, S. Udin, dkk. 2007. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
24 | P a g e