DIPLOMA IV TEKNIK LAPORAN PKL

PERENCANAAN JALAN DAN PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL PANDAAN-

JEMBATAN MALANG SEKSI 4 DAN 5
JURUSAN TEKNIK SIPIL-POLITEKNIK NEGERI PADANG

BAB IV
STUDY KASUS
(ANALISIS PIER PADA TOL PANDAAN-MALANG)

4.1. Uraian Umum

Jembatan merupakan suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan
melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah, dimana rintangan ini biasanya
jalan berupa lain yaitu jalan air atau jalan lalu lintas (Struyk 1995). Jembatan
memiliki arti penting bagi setiap orang, dengan tingkat kepentingan yang berbeda
– beda tiap orangnya (Supriyadi, 2000). Jembatan membutuhkan kekuatan yang
sangat besar untuk menahan beban luar di atasnya seperti lalu lintas, pejalan kaki,
maupun berat sendiri struktur.
Seiring berkembangnya zaman, sistem struktur jembatan semakin
berkembang dengan berbagai inovasi yang muncul. Hal yang menjadi tantangan
adalah bagaimana dapat mendesain suatu struktur yang kuat dengan biaya yang
cukup murah dan dapat menahan beban yang sama seperti keadaan biasanya.
Pada jembatan prategang, komponen struktur prategang mempunyai tinggi
lebih kecil dibandingkan beton bertulang untuk kondisi bentang dan beban yang
sama. Dengan demikian, komponen struktur prategang membutuhkan lebih sedikit
beton dan jumah tulangan. Namun tingginya harga material bermutu tinggi yang
dibutuhkan dalam pemberian prategang. Dan sistem yang digunakan, operasi
pemberian prategang itu sendiri menimbulkan tambahan harga. Cetakan untuk
beton prategang menjadi lebih kompleks, karena geometri penampang prategang
biasanya terdiri atas penempang bersayap dengan beberapa badan tipis.
Latar belakang dari pengambilan study kasus saya ini pada proyek
pembangunan jalan tol Pandaan-Malang ini adalah berdasarkan kapasitas dukung
atau kekuatan dari sesuatu girder untuk memikul beban-beban baik yang akan
melewati jembatan tersebut maupun beban mati dari jembatan itu sendiri.
Serta pada study kasus ini, saya akan menjabarkan apa-apa saja yang akan di analisa
dari suatu girder hingga mendapatkan berapa nilai kekuatan dari girder tersebut

HADI DARMA SAFUTRA Studi Kasus - 1

1511052001
 DIPLOMA IV TEKNIK LAPORAN PKL
PERENCANAAN JALAN DAN PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL PANDAAN-
JEMBATAN MALANG SEKSI 4 DAN 5
JURUSAN TEKNIK SIPIL-POLITEKNIK NEGERI PADANG

untuk memikul atau menopang beban yang akan di lewati dan beban mati dari
jembatan tersebut.

4.2. Batasan Masalah

Pada bab ini, penulis akan memnganalisa pembebanan yang terjadi pada pier
Dan mendesain ulang pier.

4.3. Analisa Perhitungan

4.3.1. Desain Awal
langkah awal yang harus dilakukan adalah menentukan dimensi potongan
melintang jembatan. Jembatan ini dikategorikan tipe e berdasarkan standar
AASHTO LRFD Gambar 4.1 dan 4.2

Gambar 4. 1 Common deck superstructure covered in article

Gambar 4. 2 Live load distribution factor for moment in interior

HADI DARMA SAFUTRA Studi Kasus - 2

1511052001
 DIPLOMA IV TEKNIK LAPORAN PKL
PERENCANAAN JALAN DAN PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL PANDAAN-
JEMBATAN MALANG SEKSI 4 DAN 5
JURUSAN TEKNIK SIPIL-POLITEKNIK NEGERI PADANG

Karena terikat dengan metode analisis struktur beban hidup yang digunakan,
dalam kasus ini menggunakan metode AASHTO LRFD maka desain awal harus
mengikuti persyaratan yang ditetapkan pada yang di atas.
data-data sebagai berikut:
 Panjang jembatan : 21,756 m
 Jarak antar girder : 1,875 m
 Tebal slab : 0,25 m
 Jumlah girder :5 bh
 Lebar girder : 0,7 m
 Tinggi girder : 2,1 m
 Fc’ : 30 Mpa
 Fy : 320 Mpa
 γ Beton : 24 kN/m³

Gambar 4. 3 Traditional minimum depths for constant depth superstructure

Tinggi minimum girder pada kasus ini = 0,07 x panjang jembatan

= 0,07 x 21,756 m = 1,52 m
Dari asumsi variabel tinggi dan tebal pelat diatas, yaitu 1,7 m + 0,25 m = 1,95m,
maka persyaratan tinggi minimum balok terpenuhi.

HADI DARMA SAFUTRA Studi Kasus - 3

1511052001
 DIPLOMA IV TEKNIK LAPORAN PKL
PERENCANAAN JALAN DAN PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL PANDAAN-
JEMBATAN MALANG SEKSI 4 DAN 5
JURUSAN TEKNIK SIPIL-POLITEKNIK NEGERI PADANG

Perhitungan Gaya Dalam

 Beban Permanen
Besarnya beban mati yang bekerja pada sebuah balok T dipengaruhi oleh
lebar pelat efektif. Untuk konstruksi jembatan balok T monolit, lebar efektif untuk
menentukan kuat lentur diambil sebesar lebar tributari tegak lurus terhadap sumbu
dari elemen balok (AASHTO LRFD Pasal 4.6.2.6)

3,5 m

1,7 m
0,25 m
1,83m

6,9 m

Berat sendiri struktur

Berat sendiri pada struktur pada soal ini yaitu : girder, slab beton, barier,
diafragma, aspal.
Maka dihitung berat masing masing dari komponen struktur tersebut.
 Berat girder : 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐺𝑖𝑟𝑑𝑒𝑟 𝑥 𝛾𝐵𝑒𝑡𝑜𝑛
: (0,8 m x 2,1 m) x 2400 Kg/m³
: 3528 Kg/m
 Berar Slab : 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑆𝑙𝑎𝑏 𝑥 𝛾𝐵𝑒𝑡𝑜𝑛
: (1,875 m x 0,25m ) x 2400 Kg/m³
: 1125 Kg/m
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑟𝑖𝑒𝑟 𝑥 𝛾𝐵𝑒𝑡𝑜𝑛 𝑥 𝐽𝑚𝑙.𝐵𝑎𝑟𝑖𝑒𝑟
 Berat Barier : 𝐽𝑚𝑙.𝐺𝑖𝑟𝑑𝑒𝑟

0,43 𝑚 𝑥 2400 Kg/m³ 𝑥 2

: 4

: 516 Kg/m

HADI DARMA SAFUTRA Studi Kasus - 4

1511052001
 DIPLOMA IV TEKNIK LAPORAN PKL
PERENCANAAN JALAN DAN PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL PANDAAN-
JEMBATAN MALANG SEKSI 4 DAN 5
JURUSAN TEKNIK SIPIL-POLITEKNIK NEGERI PADANG

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐷𝑖𝑎𝑓𝑟𝑎𝑔𝑚𝑎 𝑥 𝛾𝐵𝑒𝑡𝑜𝑛

 Berat Diafragma : 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑒𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛

(1,8 𝑚 𝑥 2,1𝑚 ) 𝑥 2400 Kg/m³

: 21,756 𝑚

: 416 Kg/m²
𝐷𝐶𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 : 𝑊𝐺𝑖𝑟𝑑𝑒𝑟 + 𝑊𝑆𝑙𝑎𝑏 + 𝑊𝐵𝑎𝑟𝑖𝑒𝑟 + 𝑊𝐷𝑖𝑎𝑓𝑟𝑎𝑔𝑚𝑎
: 3528 kg/m + 1125 kg/m + 516 + kg/m + 416 kg/m²
: 5585 kg/m
: 5,585 Ton/m

Reaksi perletakan dan gaya dalam dari beban mati

 Reaksi perletakan DC (Dead load of structural components and
nonstructural attachment)
Dc :5,585 x 21,756=121,50 ton

∑Ma : 0 21,756 m
: -VB x 21,756 + Dc x 10,878 m = 0
: - VB x 21,756 + 121,5 ton x 10,878 m
1321,6 𝑡𝑜𝑛/m
: VB = 21,756 𝑚
: VB = 60,75 ton

 Gaya dalam DC

Momen
1
Mx : Va . x - 𝑃𝐷𝐶 . x - 2 x
𝑥²
: VA . x - 𝑃𝐷𝐶 . 2
𝑀0 :0
1²
𝑀1 : 60,75 ton . 1 m - 5,585 𝑡𝑜𝑛/𝑚 2 = 55,165 ton
10,878²
𝑀10,878 : 60,75 ton . 10,878 m - 5,585 𝑡𝑜𝑛/𝑚 = 330,56 ton
2

HADI DARMA SAFUTRA Studi Kasus - 5

1511052001
 DIPLOMA IV TEKNIK LAPORAN PKL
PERENCANAAN JALAN DAN PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL PANDAAN-
JEMBATAN MALANG SEKSI 4 DAN 5
JURUSAN TEKNIK SIPIL-POLITEKNIK NEGERI PADANG

21,756²
𝑀21,756 : 60,75 ton . 21,756 m - 5,585 𝑡𝑜𝑛/𝑚 = 0,005 ton
2
𝑀𝑚𝑎𝑥 : x = 7,31 m
7,31²
60,75 ton . 7,31 m - 5,585 𝑡𝑜𝑛/𝑚 = 330,400 ton
2
Geser
Lx : Va - 𝑃𝐷𝐶 . x
𝐿0 :0
𝐿1 : 60,75 ton– 5,585 ton/m .1 m = 60,75
𝐿10,878 : 60,75 ton – 5,585 ton/m .10,878 m = 0,003
𝐿21,756 : 60,75 ton – 5,585 ton/m .21,756 m = - 60,75

 Reaksi perletakan DW (Dead load of wearing surface and

utilities)

Dw = 0,263 ton/m x 21,756 m = 5,721

ton

∑Ma : 0
: -VB x 21,756 + Dw x 10,878m = 0
: - VB x 21,756 + 5,721 ton x 10,878 m
62,23 𝑡𝑜𝑛/m
: VB = 21,756 𝑚

: VB = 2,86 ton

 Gaya dalam DW

𝑃𝐷𝑊 = 0,263 ton

Momen
1
Mx : Va x - 𝑃𝐷𝑊 . x - 2 x
𝑥²
: VA x - 𝑃𝐷𝑊 2
𝑀0 :0

HADI DARMA SAFUTRA Studi Kasus - 6

1511052001
 DIPLOMA IV TEKNIK LAPORAN PKL
PERENCANAAN JALAN DAN PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL PANDAAN-
JEMBATAN MALANG SEKSI 4 DAN 5
JURUSAN TEKNIK SIPIL-POLITEKNIK NEGERI PADANG

1²
𝑀1, : 2,86 . 1 m - 0,263 𝑡𝑜𝑛/𝑚 2 = 2,729 ton
10,878²
𝑀10,878 : 3,86 ton . 10,878 m - 0,263 𝑡𝑜𝑛/𝑚 = 15,551 ton
2
21,756²
𝑀21,756 : 3,86 ton . 21,756 m - 0,263 𝑡𝑜𝑛/𝑚 = 0,02 ton
2
𝑀𝑚𝑎𝑥 : x = 7,50 m
7,798²
60,75 ton . 7,798 m - 0,263 𝑡𝑜𝑛/𝑚 = 7,50 ton
2
Geser
Lx : Va . x - 𝑃𝐷𝐶 . x
𝐿0 :0
𝐿1 : 60,75 ton . 1,11 m – 0,263 ton/m .1 m = 2,597
𝐿10,878 : 60,75 ton . 7,11 m – 0,263 ton/m .7,11 m
= 0,001
𝐿21,756 : 60,75 ton . 21,756 m – 0,263 ton/m .21,756
m = -2,862
Momen akibat DL berdasarkan Limit State Design
Strenght I,II,III,V,Extreme I, II
Momen akibat DL : 1,25 DC + 1,5 DW
: 1,25 x ( 330,400 ) + 1,5 ( 15,551 )
: 436,32ton
Strenght IV
Momen akibat DL : 1,5 DC + 1,5 DW
: 1,5 . ( 330,400) + 1,5 ( 15,551 )
: 518,92 ton
Service I,I,III,IV
Momen akibat DL : 1 DC + 1 DW
: 1 . ( 330,400 + 1 ( 15,551 )
: 345,95 ton
Beban hidup ( Live Load )
Beban secara singkat adalah beban akibat kendaraan yang melintas di atas
jembatan. Beban lalu lintas untuk desain merupakan kombinasi dari beban
truck/tandem dan beban lane load. Beban lane load (beban lajur) beban merata
pada jembatan yang dikenakan pada jumlah lajur suatu jembatan.

HADI DARMA SAFUTRA Studi Kasus - 7

1511052001
 DIPLOMA IV TEKNIK LAPORAN PKL
PERENCANAAN JALAN DAN PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL PANDAAN-
JEMBATAN MALANG SEKSI 4 DAN 5
JURUSAN TEKNIK SIPIL-POLITEKNIK NEGERI PADANG

 Reaksi Perletakan Lane Load

Q :8,47x 21,756= 206,02 ton

21,756 m

∑Ma : 0
: -VB x 21,756 + Q x 10,878 m = 0
: - VB x 21,756 + 205,02 kN/m x 10,878 m
2241,08 𝐾𝑛/m
: VB = 21,756 𝑚

: VB = 103,01 kN
 Gaya dalam Lane Load

q = 9,47 kn/m

Momen
1
Mx : Va . x - 𝑞. x - 2 x
𝑥²
: VA . x - q 2
𝑀0 :0
1²
𝑀1 : 103,01 kN . 1 m - 9,47 𝑘𝑁/𝑚 2 = 93,54 kN
10,878²
𝑀10,878 : 103,01kN . 10,878 m - 9,47 𝑘𝑛/𝑚 = 560,246 kN
2
21,756²
𝑀21,756 : 103,01 kN . 21,756 m - 9,47 𝑘𝑛/𝑚 = -0,1kN
2
𝑀𝑚𝑎𝑥 : x = 7,311 m
7,7,311²
103,01 kN. 7,311 m - 9,47 𝑘𝑛/𝑚 = 470,092 kN
2
Geser
Lx : Va - 𝑞. x
𝐿0 :0
𝐿1 : 103,01 kN – 9,47 𝑘𝑁/𝑚 .1 m = 93,54
kN
𝐿10,878 : 103,01 kN – 9,47 𝑘𝑁/𝑚.10,878 m = -0,004 kN
𝐿21,756 : 103,01 kN – 9,47 𝑘𝑁/𝑚.21,756 m = -103,19 kN

HADI DARMA SAFUTRA Studi Kasus - 8

1511052001
 DIPLOMA IV TEKNIK LAPORAN PKL
PERENCANAAN JALAN DAN PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL PANDAAN-
JEMBATAN MALANG SEKSI 4 DAN 5
JURUSAN TEKNIK SIPIL-POLITEKNIK NEGERI PADANG

Beban Truk
Beban truk adalah satu kendaraan berat dengan 3 as yang ditempatkan
pada beberapa posisi dalam lajur lalu lintas rencana.
 Reaksi Perletakan (kasus 1)

P1 142 P2 142 P3 36

13,756 m

1m 4m 4m

∑Mb : 0
: VA . x – P1 . x– P2 . x – P3 . x = 0
: VA x 21,756 – 142 x 20,756– 142 x 16,756 – 36 x 12,756 kN/m
5785,918 𝐾𝑛/m
: VA = 21,756 𝑚

: VA = 265,94 kN
 Gaya dalam beban truk kasus 1
Potongan 1

Momen
M1 : Va . x
: 265,84. x 1
: 265,94 kN
Geser
L1 : Va
: 265,94
Potongan 2

HADI DARMA SAFUTRA Studi Kasus - 9

1511052001
 DIPLOMA IV TEKNIK LAPORAN PKL
PERENCANAAN JALAN DAN PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL PANDAAN-
JEMBATAN MALANG SEKSI 4 DAN 5
JURUSAN TEKNIK SIPIL-POLITEKNIK NEGERI PADANG

Momen
M2 : Va . x - 𝑃1 ( 𝑥 − 1 )
: 265,94. 2 – 142 (2-1)
: 389,88 kN
Geser
L2 : Va - 𝑃1
: 265,94 – 142
: 123,94 kN
Potongan 3

Momen
M6 : Va . x - 𝑃1 ( 𝑥 − 1 ) - 𝑃2 ( 𝑥 − 5 )
: 265,94. 6 – 142 (6-1) – 142 (6-5)
: 743,64 kN
Geser
L6 : Va - 𝑃1 - 𝑃2
: 265,94 - 142 – 142
: - 18,06 kN
Potongan 4

Momen

HADI DARMA SAFUTRA Studi Kasus - 10

1511052001
 DIPLOMA IV TEKNIK LAPORAN PKL
PERENCANAAN JALAN DAN PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL PANDAAN-
JEMBATAN MALANG SEKSI 4 DAN 5
JURUSAN TEKNIK SIPIL-POLITEKNIK NEGERI PADANG

M10 : Va . x - 𝑃1 ( 𝑥 − 1 ) - 𝑃2 ( 𝑥 − 5 ) − 𝑃3 ( 𝑥 − 9 )
: 265,94. 10 – 142 (10-1) – 142 (10-5) – 36 (10 -9)
: 635,4 kN
Geser
L10 : Va - 𝑃1 - 𝑃2 − 𝑃3
: 265,84 – 142– 142 – 36
: - 54,06 kN

Beban Tandem

 Reaksi Perletakan (kasus 1)

P1 : 111 kn p2 111 kn

Va
Vb

∑Mb :20,556
1 m 1,2 m
0 m
: VA . x – P1 . x– P2 = 0
: VA x 21,756 – 111kN x 20,756 – 111kN x 19,556 =0
4474,6 𝑘𝑁/m
: VA = 21,756 𝑚
: VA = 205,67 kN
 Gaya dalam beban tandem kasus 1

Potongan 1

Momen
M1 : Va . x
: 205,67. x 1
: 205,67 KN
Geser
L1 : va
: 205,67

Potongan 2

HADI DARMA SAFUTRA Studi Kasus - 11

1511052001
 DIPLOMA IV TEKNIK LAPORAN PKL
PERENCANAAN JALAN DAN PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL PANDAAN-
JEMBATAN MALANG SEKSI 4 DAN 5
JURUSAN TEKNIK SIPIL-POLITEKNIK NEGERI PADANG

111 kn

Momen
M2 : Va . x - 𝑃1 ( 𝑥 − 1 )
: 205,67 KN. 2 – 111 (2-1)
: 300,34 kn
Geser
L2 : Va − 𝑃1
: 205,67 KN- 111
: 94,67 kn

Potongan 3
P1 : 111
P2 : 111

X x-1 x-2,2

 Momen
M3 : Va . x - 𝑃1 ( 𝑥 − 1 )- - 𝑃2 ( 𝑥 − 2,2 )
: 198,492 KN. 3 – 111 (3-1) – 111 (3-2,2_
: 284,67 kn
 Geser
L3 : Va . - 𝑃1 − 𝑃2
: 198,492 KN. 3 – 111 – 111
: -23,508 kn
 Momen total

𝑀𝑀𝑎𝑥 𝑇𝑟𝑢𝑘 : 761,7 kN

𝑀𝑀𝑎𝑥 𝑇𝑎𝑛𝑑𝑒𝑚 : 769,02 kN
𝑀𝑀𝑎𝑥 𝐿𝑎𝑛𝑒 𝐿𝑜𝑎𝑑 : 560,246 kN

HADI DARMA SAFUTRA Studi Kasus - 12

1511052001
 DIPLOMA IV TEKNIK LAPORAN PKL
PERENCANAAN JALAN DAN PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL PANDAAN-
JEMBATAN MALANG SEKSI 4 DAN 5
JURUSAN TEKNIK SIPIL-POLITEKNIK NEGERI PADANG

𝑀𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 : 𝑀𝑇𝑟𝑢𝑘/𝑇𝑎𝑛𝑑𝑒𝑚 x (1 + IM ) + 𝑀𝑀𝑎𝑥 𝐿𝑎𝑛𝑒 𝐿𝑜𝑎𝑑

: 769,02 x (1+0,33) + 560,246
: 1583,04 kN
Strenght 1 LL : 1,75 x 1583,04 = 2770,32 KN
Strenght 2 LL : 1,35 x 1583,04 = 2137,1 KN
Strenght 5 LL : 1,35 x 1583,04 = 2137,1 KN
Kesimpulan
Dari perhitungan yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut :
Beban Mati
1. DC (Dead load of structural components and nonstructural attachment)
 DC total : 5,585 ton
 Mmax Dc : 330,400 ton
 Lmax Dc : -60,75 ton
Beban Hidup
1. Beban Lane Load
 Mmax Lane Load : 560,246 kN
 Lmax Lane Load : -103,01 kN
2. Beban Truk
 Mmax Truk (kasus 1) : 769,02 kN
 Lmax Truk (kasus 1) : -265,84 kN
 Envelope Truk : 860,41 kN
3. Beban Tandem
 Mmax Tandem (kasus 1) : 300,34 kN
 Lmax Tandem (kasus 1) : -205,67 kN
 Envelope Tandem : 783,11 kN
𝑀𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 : 𝑀𝑇𝑟𝑢𝑘/𝑇𝑎𝑛𝑑𝑒𝑚 x (1 + IM ) + 𝑀𝑀𝑎𝑥 𝐿𝑎𝑛𝑒 𝐿𝑜𝑎𝑑
: 760,02 x (1+0,33) +560,246
: 1583,04 KN
Strenght 1 LL : 1,75 x 1583,04 = 2770,32 kN
Strenght 2 LL : 1,35 x 1583,04 = 2137,1 kN
Strenght 5 LL : 1,35 x 1583,04 = 2137,1 kN

HADI DARMA SAFUTRA Studi Kasus - 13

1511052001
 DIPLOMA IV TEKNIK LAPORAN PKL
PERENCANAAN JALAN DAN PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL PANDAAN-
JEMBATAN MALANG SEKSI 4 DAN 5
JURUSAN TEKNIK SIPIL-POLITEKNIK NEGERI PADANG

HADI DARMA SAFUTRA Studi Kasus - 14

1511052001