BAB I
ANALISA GRANULOMETRI
1.1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengerti dan memahami cara
pemisahan fragmen butiran dalam ukuran-ukuran tertentu, serta dapat menentukan
mean, standar deviasi, skewness, dan kurtosis, sehingga sampai ke sistem
penamaan batuan dalam geologi. Dan dapat mengetahui proses mekanisme arus
yang bekerja pada saat pengendapan berlangsung.
Sedimen klastik dalam hal ini butiran yang berukuran pasir sampai lempung, ada
beberapa pendapat dari beberapa ahli secara teoritis yang erat hubungannya
dengan analisa granulometri. Sebagai latar belakang ada beberapa teori yang dapat
dikemukakan disini. Mekanisme sedimen yang mengontrol pada suatu cekungan
dimana batuan sedimen diendapkan tidak hanya satu proses yang bertanggung
jawab, itulah maka fasies bukan berarti lingkungan pengendapan dan an pula unit
genetik. Dalam satu sikuen pengendapan mulai dari bawah keatas penyebaran
butiran sudah barang tentu akan bervariasi.
Untuk mengetahui penyebaran – penyebaran butiran tersebut dapat dilakukan
pembuatan – pembuatan kurva kumulatif berdasarkan data – data yang telah diolah,
dan dinyatakan dalam besaran – besaran Mean, Standar deviasi, skewness, dan
kurtosis.
1. Mean merupakan harga rata – rata secara statistik (yang representatif).
Mean (x) =
2. Standar Deviasi merupakan suatu nilai statistik sampai sejauh mana besar butir
suatu populasi menyimpang dari harga rata – rata. Harga standar deviasi kecil,
menunjukkan bahwa sortasinya semakin baik.
Standart Deviasi ( ) =
3. Skewness merupakan ukuran tingkat simetrinya penyebaran besar butir atau arah
condongnya penyebaran besar butir, Skewness positif apabila mempunyai
kecenderungan kearah kasar. Skewness negatif apabila mempunyai kecenderungan
kearah halus.
Skewness (α) =
1.2.1. Sortasi
Sortasi adalah tingkat keseragaman suatu butir. Sortasi dapat menunjukkan batas
ukuran butir atau keanekaragaman ukuran butir, tipe dan karakteristik serta lamanya
waktu sedimentasi dari suatu populasi sedimen (Folk, 1968). Menurut (Friedman dan
Sanders, 1978), sortasi atau pemilahan adalah penyebaran ukuran butir terhadap
ukuran butir rata-rata. Sortasi dikatakan baik jika batuan sedimen mempunyai
penyebaran ukuran butir terhadap ukuran butir rata-rata pendek. Sebaliknya apabila
sedimen mempunyai penyebaran ukuran butir terhadap rata-rata ukuran butir
panjang disebut sortasi jelek.
Ada hubungan antara ukuran butir dan sortasi dalam batuan sedimen. Hubungan ini
terutama terjadi pada batuan sedimen berupa pasir kasar sampai pasir sangat halus.
Pasir dari berbagai macam lingkungan air menunjukan bahwa pasir halus
mempunyai sortasi yang lebih baik daripada pasir sangat halus. Sedangkan pasir
yang diendapkan oleh angin sortasi terbaik terjadi pada ukuran pasir sangat halus (
Blatt,dkk dalam Koesumadinata, 1980).
Standar deviasi ( ) =
Berdasarkan hasil perhitungan, Folk membatasi nilai sortasi menurut besaran
standar deviasi :
Tabel 1.1. Hubungan Antara Standar Deviasi dengan Sortasi
1.2.3. Kurtosis
Kurtosis yaitu suatu nilai statistik yang menunjukkan derajat kemancungan
suatu penyebaran normal. Setelah semua data-data tersebut didapat maka dapat
dibuat suatu diagram histogram. Bila dalam diagram histogram tersebut terdapat
satu puncak disebut unimodal dan bila terdapat dua puncak disebut bimodal. Pada
daerah endapan pantai, endapan sungai yang halus, serta endapan gurun, pada
umunya mempunya grafik histogram yang unimodal. Selain itu kita pun harus
membuat kurva kumulatif yang merupakan hubungan antara % kumulatif dengan
diameter (phi).
Rumusan kurtosis :
Kurtosis (β) =
f. Kuas digunakan sebagai alat pengambilan sisa – sisa butiran pasir yang tertinggal
dimesh.
Mesh Diameter
(mm) Diameter
(Phi) Berat cawan (gr) Berat sampel + cawan Berat sampel Berat% %Kumulatif
8 2,38 -1,25 26 0 0 0 0
16 1,19 -0,75 26 29 1 1 1
30 0,59 0,75 26 52,84 24,84 24,96 25,96
60 0,297 1,75 26 77,77 49,27 49,5 75,46
100 0,149 2,75 26 47,51 19,01 19,1 94,56
200 0,074 3,75 26 32,44 4,44 4,46 99,02
Pan < 0,074 >3,79 26 28,95 0,95 0,95 99,97
Total 268,51 99,51 99,97 99,97
Kelas Interval Nilai tengah (m) (f.M) (m-x) F(m-x)2 F(m-x)3 F(m-x)4
(-2,25) ~ (-1,25) -1,75 -1,61 -2,37 5,16 -12,24 29,02
(-1,25) ~ (-0,25) -0,75 -7,32 -1,37 18,3 -25,09 34,38
(-0,25) ~ (-0,75) 0,25 -11,80 -0,37 6,46 -2,39 0,88
(0,75) ~ (1,75) 1,25 36,62 0,63 11,63 7,32 4,61
(1,75) ~ (2,75) 2,25 15,97 1,63 18,8 3,96 50,11
(2,75) ~ (3,75) 3,25 4,09 2,63 8,71 23,83 62,67
(3,75) ~ (4,75) 4,25 2,63 3,63 8,16 30,61 107,65
Total (∑) 128,19 73,09 40,67 202,52
No mesh Diameter
(mm) Diameter
(phi) Berat cawan
(gr) Berat sampel +
kertas
(gr) Berat sampel
(gr)
(F) Persentase berat sampel
(%) Persentase kumulatif
(%) Kelas interval Nilai tengah (m) (F. m) m – x F (m-x)2 F (m-x)3 F (m-x)4
8 2,38 -1,25 26 - - - - (-2,25) -(-1,25) -1,75 0 -3,03 0 0 0
16 1,19 -0,75 26 29 1 1 1 (-1,25)-(-0,25) -0,75 -0,75 -2,03 4,12 -8,36 16,98
30 0,59 0,75 26 52,84 24,84 24,96 25,96 (-0,25)-0,75 0,25 6,21 -1,03 26,35 -27,14 27,95
60 0,297 1,75 26 77,77 49,27 49,5 75,46 0,75-1,75 1,25 61,58 -0,03 0,04 -0,001 0,000039
100 0,149 2,75 26 47,51 19,01 19,1 94,56 1,75-2,75 2,25 42,77 0,97 17,88 17,34 16,82
200 0,074 3,75 26 32,44 4,44 4,46 99,02 2,75-3,75 3,25 14,43 1,97 17,23 33,94 66,87
Pan < 0,074 >3,79 26 28,95 0,95 0,95 99,97 3,75-4,75 4,25 4,03 2,97 8,37 24,88 73,91
Total (∑) 268,51 99,51 99,97 99,97 128,19 73,09 40,67 202,52
Dalam pengolahan data pada analisa granulometri, dapat digunakan beberapa
metode. Pada laboratorium Sedimentologi digunakan metode statistik. Perhitungan
data ini dilakukan untuk menentukan nilai Mean (x), Standar Deviasi (σ), Skewness
(α) dan Kurtosis (β).
Mean (x) adalah harga rata-rata statistik yang mewakili seluruh data yang didapatkan
(representatif).
Standar deviasi (σ) merupakan suatu nilai statistik sampai sejauh mana besar butir
suatu populasi menyimpang dari nilai rata-rata. Nilai deviasi kecil menunjukkan
bahwa sortasinya semakin baik.
Skewness (α) merupakan ukuran tingkat simetrinya penyebaran besar butir atau arah
condongnya penyebaran besar butir. Skewness positif apabila mempunyai
kecenderungan ke arah kasar. Skewness negatif apabila mempunyai kecenderungan
ke arah halus.
Kurtosis (β) merupakan derajat kemencengan terhadap suatu penyebaran normal.
Semakin tinggi harga kortusis-nya, maka grafiknya akan semakin mancung dan hal
ini menunjukkan bahwa sortasinya semakin baik.
Berdasarkan data hasil analisa pengolahan data, maka akan didapatkan nilai-nilai
dari Standar Deviasi (σ), Skewness (α) dan Kurtosis (β) dari sampel yang di analisa.
Standar deviasi (σ) yang bernilai 0,85 artinya sampel pasir yang dianalisa memiliki
tingkat pemilahan besar butirnya sedang (Moderatelly Sorted).
Skewness (α) yang bernilai 0,66 artinya tingkat kecenderungan simetri penyebaran
besar butir yang cenderung ke arah kasar (Very Negatively Skewed).
Kurtosis (β) yang bernilai 3,89 artinya grafik kurtosis-nya akan semakin mancung
dan sampel memiliki sortasi yang sangat baik (Extremely Leptokurtic).
Kurva Kurtosis
Grafik 1.1. Kurva Kurtosis
Kurva Probabilitas
1.4.2. Pembahasan
Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap 100 gram sampel pasir, menghasilkan
99,51gram sampel pasir setelah pengayakan yang dilakukan dengan mesin pengayak
(shaker) selama 10 menit. Kemudian dari data hasil penimbangan berat sampel
tersebut, dilakukan perhitungan persentase dan pesentase kumulatif berat sampel
pada masing-masing mesh termasuk PAN serta penentuan kelas interval dan nilai
tengahnya secara statistik dengan cara manual.
Adapun data hasil analisa pengolahan data, maka akan didapatkan nilai-nilai dari
Standar Deviasi (σ), Skewness (α) dan Kurtosis (β) dari sampel yang di analisa.
Standar deviasi (σ) yang bernilai0,85 artinya sampel pasir yang dianalisa memiliki
tingkat pemilahan besar butirnya sedang (Moderatelly Sorted).
Skewness (α) yang bernilai 0,66 artinya tingkat kecenderungan simetri penyebaran
besar butir yang cenderung ke arah kasar (Very Positively Skewed).
Kurtosis (β) yang bernilai 3,89 artinya grafik kurtosis-nya akan semakin mancung dan
sampel memiliki sortasi yang sangat baik (Extremely Leptokurtic).
Dari nilai standar deviasi dan harga skewness diatas dapat diketahui bahwa
lingkungan pengendapannya adalah pantai, karena nilai kurva dari kurtosisnya
memiliki satu puncak (unimodal)
Dari hasil perhitungan diatas maka dapat diketahui mekanisme arus yang bekerja
pada masing-masing ukuran butir tersebut dan dapat ditentukan pada kurva
probabilitas. Diketahui bahwa dari ukuran butir > -1.25 dan < 2,75 merupakan
kumpulan material yang disebabkan adanya arus traksi (traction current) dengan
mekanisme bed load yaitu tertransportasi dengan cara merayap (creeping) dan
saltasi (saltation). Pada nilai 2,75 terjadi Zone of Mixing yang merupakan terjadinya
percampuran arus traksi menjadi arus gravity (suspensi) dimana pada zona ini terjadi
percampuran material yang diakibatkan oleh perubahan arus tersebut. Dari ukuran
butir >2.75 merupakan kumpulan material dari hasil arus gravity (suspensi) pada
tahap ini akan menjadi awal dari terjadinya pengendapan karena pada tahap ini
arusnya telah berubah menjadi tenang.