Anda di halaman 1dari 7

1.

Teori pertama dikemukakan oleh beberapa ahli dari Belanda,


diantaranya Pijnappel, yang mengatakan bahwa asal mula islam
menjalin kontak dengan Asia Tenggara berangkat dari wilayah
Gujarat dan Malabar
Teori kedua disampaikan oleh Fatimi yang memberikan
kesimpulan bahwa islam masuk Asia Tenggara, terutama
Nusantara berasal dari Bengal ( Banglades).
Teori ketiga menyebutkan bahwa islam datang ke Asia Tenggara
bukan dari Bengal, melainkan langsung dari Arab, tepatnya di
Hadramaut. Menurut teori ini, Islam masuk ke Asia Tenggara sejak
masa abad pertama Hijriah atau abad ke-7 dan abab ke-8 Masehi.
Proses masuknya islam pada masa ini, ditandai dengan dominasi
pedagang Arab dalam perdagangan Barat-Timur.

 Saluran Perdagangan
Kesibukan lalu-lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16
membuat pedagangpedagang Muslim (Arab, Persia dan India)
turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian
Barat, Tenggara dan Timur Benua Asia.
 Saluran Perkawinan
Dari sudut ekonomi, para pedagang Muslim memiliki status sosial
yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk
pribumi terutama puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk menjadi
isteri saudagar-saudagar itu. Sebelum dikawin mereka diislamkan
terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan, lingkungan
mereka makin luas, akhirnya timbul kampung-kampung, daerah-
daerah dan kerajaan Muslim.

 Saluran Tasawuf

Pengajar-pengajar tasawuf atau para sufi mengajarkan teosofi


yang bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh
masyarakat Indonesia.

 Saluran Pendidikan
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren
maupun pondok yang diselenggarakan oleh guru-guru agama,
kiai-kiai dan ulama.
 Saluran Kesenian

Saluran Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah


pertunjukan wayang.

 Saluran politik

Di Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam


setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu.

2. Perkembangan Islam di Malaysia


Pola pertama Islam masuk ke Nusantara termasuk Malaysia
melalui jalur perdagangan dan ekonomi yang melibatkan orang dari
berbagai etnik dan ras yang berbeda-beda bertemu dan berinteraksi,
serta bertukar pikiran tentang masalah perdagangan, politik, sosial, dan
keagamaan. Seiring itu pola kedua mulai menyebar melalui pihak
penguasa dimana istana sebagai pusat kekuasaan berperan dibidang
politik dan penataan kehidupan sosial, dengan dukungan ulama yang
terlibat langsung dalam biroksasi pemerintahan, hukum Islam
dirumuskan dan diterapkan, kitab sejarah ditulis sebagai landasan
legitimasi bagi penguasa muslim.
3. Perkembangan Islam di Thailand
Kedatangan Islam di negeri Muanghtai telah terasa pada masa
kerajaan Sukhathai diabad ke-13, yang merupakan buah dari hubungan
dagang yang dibagun oleh para saudagar muslim. Hal ini bermula dari
dua orang bersaudara dari persia yaitu Syeikh Ahmad dan Muhammad
syaid yang juga disebut Khaek Chao Sen (satu cabang mazhab syiah),
menetap di kerajaan tersebut yang terus melakukan perdagangan
sekaligus menyebarkan agama Islam. Sebelum berdirinya kerajaan
Ayyuthaya sebagai pengganti kerajaan Shukhotai setelah yang terakhir
ini runtuh pada abad ke-14, Islam telah memiliki kekuatan politik yang
sangat besar. Perdagangan merupakan perintis proses islamisasi dan
perkembangan politik kerajaan-kerajaan maritim diwilayah kepulauan di
abad ke-15, 16, dan 17. Perdagangan juga pulalah yang merupakan
faktor dominan yang mendekatkan Islam dengan kerajaan Ayyuthaya.

4. Perkembangan Islam di Philiphina


Para peneliti sejarah menyebutkan bahwa Islam masuk ke wilayah
Filipina melalui jalan Sumatra dan Melayu, ini dimulai Sekitar Tahun
270 H/883 M

5. Perkembangan Islam di Myanmar


Agama Islam pertama kali tiba di Myanmar pada tahun 1055. Para
saudagar Arab beragama Islam ini mendarat di delta Sungai
Ayeyarwady, semenanjung Tanintharyi, dan daerah Rakhin.
6. Perkembangan Islam di Singapura
Islam masuk ke Singapura tidak dapat dipisahkan dari
proses masuknya islam ke Asia Tenggara secara umum, karena secara
geografis Singapura hanyalah salah satu pulau kecil yang terdapat di
tanah Semenanjung Melayu.

7. Perkembangan Islam di Vietnam dan Kamboja


Komunitas Campa adalah warga kerajaan Campa, suatu kerajaan
besar di Asia Tenggara pada abad ke-17. Kontak dagang dengan
berbagai negara tetangga telah membuka jalan bagi masuknya agama
Islam di kerajaan ini. Islam masuk ke Campa diperkirakan pada tahun
1607. Banyak warga Campa yang kemudian memeluk Islam, tak hanya
warga biasa, keluarga kerajaan banyak yang memeluk Islam. Campa,
terletak di Vietnam tengah, garis lintang 17 utara hingga Saigon,
merupakan sebuah kerajaan tertua yang pernah ada dan disinggung
dalam satu teks Cina pada akhir abad ke-11 Masehi.

2. Negara-negara yang termasuk ke dalam ATDaratan adalah.


Kamboja. Laos. Myanmar. Thailand. Vietnam.
Negara-negara yang termasuk ATMaritim adalah. Brunei. Filipina.
Indonesia. Malaysia. Singapura. Timor Leste.

3. Kitab sejarah melayu menceritakan bahwa raja Malaka, Megat


Iskandar Syah, adalah orang pertama di kesultanan itu yang
memeluk agama Islam. Selanjutnya ia memerintahkan segenap
warganya baik yang berkedudukan tinggi maupun rendah untuk
menjadi Muslim.
Respon sultan dan rakyat Malaka yang antusias terhadap
kedatangan agama islam, pada gilirannya turut pula mengangkat
posisi Malaka sebagai pusat kegiatan dakwah. Selain rakyatnya
menyebarkan dakwah ke luar negeri, banyak pula orang luar yang
datang ke Malaka untuk menuntut ilmu. Sunan Bonang dan Sunan
Kalijaga, dua ulama dari jawa yang begitu terkenal sebelumnya,
menamatkan pengajiannya di Malaka. Adalah melalui kekuasaan
kerajaan Malaka, Islamisasi kepulauan mendapat dorongan baru.

4. Mengenai proses Islamisasi, peninggalan-peninggalan kerajaan


Islam pertama di Indonesia ditemukan di Aceh. Salah satunya
adalah makam Sultan Malikulsaleh, pendiri Kerajaan Samudera
Pasai yang meninggal tahun 1297. Dikatakan bahwa peran
Kerajaan ini dalam penyebaran Islam di Malaka dan Nusantara
teramat besar. Bahkan Sunan Ampel dan Sunan Giri yang sangat
dihormati di Jawa berasal usul dari Kerajaan Pasai ini.

Masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda dianggap sebagai


contoh terbaik dimana ajaran-ajaran Islam sungguh melandasi
praktek-praktek kehidupan. Ungkapan, “adat bak Po
Teumeureuhom, Hukom bak Teungku Syiah Kuala”
memperlihatkan adanya dua pilar penting dalam kehidupan rakyat
Aceh, yaitu Sultan Iskandar Muda dan Teungku Syiah Kuala
(ulama) sebagai kepaduan antara adat (praktek hidup) dan hukum
(syariat).

Dalam seluruh riwayat kesultanan di Aceh, prinsip dalam


ungkapan di atas selalu berusaha diwujudkan, dengan raja/sultan
sebagai rujukan untuk adat dan ulama untuk agama (syariat).
Berbeda dengan daerah lainnya di Nusantara, dalam sejarah dan
tradisi Aceh,pusat kekuasaan didirikan dan diyakini dengan
didasarkan oleh Islam. Dengan kata lain, Islamlah yang memberi
dasar bagi adanya pusat kekuasaan Islam itu. Maka Islam juga
berkembang seinringan dengan dibangunnya kerajaan tersebut.
Ada dua faktor penting yang menyebabkan masyarakat Islam
mudah berkembang di Aceh, yaitu:
1. Letaknya sangat strategis dalam hubungannya dengan jalur
Timur Tengah dan Tiongkok.
2. Pengaruh Hindu – Budha dari Kerajaan Sriwijaya di Palembang
tidak begitu berakar kuat dikalangan rakyat Aceh, karena jarak
antara Palembang dan Aceh cukup jauh.

5. Orang-orang menggunakan Tharekat sebagai perekat tali


persaudaraan antara sesama umat muslim. Perkembangan
Tharekat di Indonesia yaitu Tharekat Qodiriyah dan
Naqsyabandiyah. Di samping sama-sama menekankan pentingnya
syari'at dan menentang paham Wihdatul Wujud. Dengan
penggabungan kedua jenis tersebut diharapkan para muridnya
akan mencapai derajat kesufian yang lebih tinggi, dengan cara
yang lebih mudah atau lebih efektif dan efisien. Dalam kitab Fath
al-'Arifin, dinyatakan tarekat ini tidak hanya merupakan
penggabungan dari dua thorekat tersebut.Jadi, perkembangan
Tharekat pada masa sekarang masih berjalan dengan baik karena
umat muslim masih menggunakan kedua tharekat tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.
6. Dalam penyebaran islam di jawa, walisongo memiliki peran
yang cukup besar dalam proses akulturasi islam dengan budaya
jawa. Mereka menghasilkan karya-karya kebudayaan sebagai
media penyebaran islam. Untuk memperkenalkan unsur-unsur
budaya baru hasil akulturasi islam dengan budaya jawa itu, para
wali melakukan pengenalan nilai-nilai baru secara persuasif.

7. Lahir dan wafatnya Wali Songo

1. Syarif Hidayatullah ( Sunan Gunung Jati )


beliau lahir pada tahun 1448 / 1450 dan wafat pada tahun 1569
Masehi

2. Raden Said ( Sunan kalijaga )


beliau lahir sekitar tahun 1450, beliau wafat tahun 1513

3. Jaffar Shadiq ( Sunan Kudus )


Beliau dilahirkan di daerah Jipan Panolan pada tahun 1500 M.
Beliau wafat pada tahun 1550 Masehi dan Beliau dimakamkan di
Kota Kudus, Jawa Tengah
4. Raden Umar Said ( Sunan Muria )
mengenai kapan lahir dan wafatnya tidak ada sumber yang sahih
menyebutkannya wafat 1551
5. Raden Makhdun Ibrahim ( Sunan Bonang )
Lahir beliau pada tahun 1465 Masehi dan wafatnya pada tahun
1525 M dan dimakamkan di Tuban, Jawa Timur.
6. Raden Qasim ( Sunan Drajat )
dilahirkan pada tahun 1470 M yang kemudian wafat pada tahun
1522 M.
7. Maulana Malik Ibrahim ( Sunan Gresik )
lahir di Samarkandy (Asia Tengah) awal abad 14. Sunan Gresik
wafat pada tahun 1419. makamnya terdapat di Gresik tepatnya di
desa Gapurawetan, Gresik, Jawa Timur.
8. Raden Paku/Ainul Yaqin ( Sunan Giri )
lahir di Blambangan, 1442 M. beliau wafat pada tahun 1506 M dan
dimakamkan di Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten
Gresik, Jawa Timur
9. Raden Rahmat ( Sunan Ampel )
lahir di Champa (Kamboja) 1401 Masehi. Beliau wafat pada tahun
1481 M dan makam beliau ada di Sebelah Barat Masjid Sunan
Ampel, Desa Ampel, Kota Surabaya

Anda mungkin juga menyukai