Materi Ajar-1
PENDAHULUAN
Persoalan yang melibatkan model matematika banyak model berbagai disiplin
ilmu pengetahuan ( bidang Fisika, Kimia, Teknik, dsb )
Sering ditemukan model matematika tersebut rumit dan tidak dapat
diselesaikan dengan METODE ANALITIK
METODE ANALITIK adalah metode penyelesaian model matematika dengan
rumus-rumus aljabar yang sudah lazim digunakan.
Persoalan Matematika
Bagaimana cara menyelesaikannya?
1. Tentukan akar-akar persamaan polinom berikut:
23.4 x 7 1.25 x 6 120 x 4 15 x3 120 x 2 x 100 0
2. Selesaikan sistem persamaan linier berikut:
1.2a 3b 12c 12d 4.8e 5.5 f 100 g 18
0.9a 3b 10c 16d 8e 5 f 10 g 17
4.6a 3b 6c 2d 4e 6.5 f 13 g 19
3.7 a 3b 8c 7 d 14e 8.4 f 16 g 6
2.2a 3b 17c 6d 12e 7.5 f 18 g 9
5.9a 3b 11c 9d 5e 25 f 10 g 0
1.6a 3b 1.8c 12d 7e 2.5 f g 5
Soal 1, untuk polinom derajat 2 masih dapat dicari akar-akar polinom dengan
rumus abc
Sedangkan untuk polinom dengan derajat > 2 tidak terdapat rumus aljabar
untuk menghitung akar polinom
Dengan cara pemfaktoran, semakin tinggi derajat polinom, jelas semakin sukar
pemfaktorannya
Soal 2, juga tidak ada rumus yang baku untuk menemukan solusi sistem pers
linier. Apabila sistem pers linier hanya mempunyai 2 peubah, kita dapat
menemukan solusinya dengan grafik, aturan cramer
2
1
A pqrs
f 1 f 1 2 0.5 / 2 f 1 2 f 0 0.5 / 2
Metode Analitik
Solusi dapat berupa fungsi matematik
Solusi yang dihasilkan berupa solusi eksak yaitu solusi dengan error/galat
sama dengan nol
Kesalahan Numerik
Kesalahan numerik adalah kesalahan yang timbul karena adanya proses
pendekatan
Hubungan kesalahan dan penyelesaian adalah:
x xe
Keterangan:
x : nilai yang sebenarnya (nilai eksak)
x : nilai pendekatan yang dihasilkan dari metode numerik
e : kesalahan numerik (galat/error)
Kesalahan fraksional adalah prosentase antara kesalahan numerik dan nilai
sebenarnya, dengan rumus
e
100%
x
Pada banyak permasalahan kesalahan fraksional sulit dan tidak bisa dihitung
karena nilai eksaknya tidak diketahui. Sehingga kesalahan fraksional dihitung
berdsarkan nilai pendekatan yang diperoleh:
e
100%
x
Dimana e pada waktu ke-n adalah selisih nilai pendekatan ke-n dan ke-(n-
1), perhitunan kesalahan semacam ini dilakukan untuk mencapai keadaan
konvergensi pada suatu proses iterasi
4
Metode Newton-Raphson
Metode Secant
METODE TERTUTUP
Metode Tabel
Metode Biseksi
METODE TERBUKA
Metode Iterasi Sederhana
Metode Newton-Rapshon
Metode Secant
Teorema:
Suatu range x = [a,b] mempunyai akar bila f(a) dan f(b) berlawanan tanda atau
memenuhi f(a).f(b) < 0
Teorema diatas dapat dijelaskan dengan grafik-grafik sebagai berikut:
METODE TABEL
Metode Tabel atau Pembagian Area, dimana untuk x antara a dan b dibagi
sebanyak-n bagian dan pada masing-masing bagian dihitung nilai f(x) sehingga
diperoleh tabel:
x f(x)
X0 = a f(a)
x1 f(x1)
X2 f(x2)
X3 f(x3)
… …
Xn f(b)
Contoh:
Selesaikan persamaan non linier berikut:
x ex 0
Dengan range x 1,0
Penyelesaian:
Range dibagi menjadi 10 bagian, sehingga diperoleh:
x f(x)
-1.0 -0.632121
-0.9 -0.493430
-0.8 -0.350671
-0.7 -0.203415
-0.6 -0.051188
-0.5 0.106531
-0.4 0.270320
-0.3 0.440818
-0.2 0.618731
-0.1 0.804837
0.0 1.000000
Dari table diperoleh penyelesaian berada di antara –0,6 dan –0,5 dengan nilai f(x)
masing-masing -0,0512 dan 0,1065,
sehingga dapat diambil keputusan penyelesaiannya di x = -0,6.
Bila pada range x = [-0,6 , -0,5] dibagi 10 maka diperoleh f(x) terdekat dengan nol
pada x = -0,57 dengan F(x) = 0,00447
METODE BISEKSI
Ide awal metode ini adalah metode table, dimana area dibagi menjadi N bagian.
Hanya saja metode biseksi ini membagi range menjadi 2 bagian, dari dua bagian ini
dipilih bagian mana yang mengandung dan bagian yang tidak mengandung akar
dibuang.Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga diperoleh akar persamaan.
8. Bila f (a). f (b) 0 maka b x dan f (b) f ( x) , bila tidak ada a x dan
f (a) f ( x)
9. Jika b a e atau iterasi > iterasi maksimum maka proses dihentikan
didapatkan akar = x dan bila tidak ulangi langkah 6
Contoh soal:
Tentukan solusi persamaan berikut
xe x 1 0
Penyelesaian:
Dengan menggunakan range x [1, 0]
Diperoleh tabel sebagai berikut:
Iterasi a b x = (a+b)/2 f(x) f(a) Keterangan
1 -1 0 -0.5 0.175639365 -1.718281828 berlawanan tanda
2 -1 -0.5 -0.75 -0.587750012 -1.718281828
3 -0.75 -0.5 -0.625 -0.167653723 -0.587750012
4 -0.625 -0.5 -0.5625 0.012781755 -0.167653723 berlawanan tanda
5 -0.625 -0.5625 -0.59375 -0.075142355 -0.167653723
6 -0.59375 -0.5625 -0.578125 -0.030619244 -0.075142355
7 -0.578125 -0.5625 -0.5703125 -0.008779997 -0.030619244
8 -0.5703125 -0.5625 -0.56640625 0.002035378 -0.008779997 berlawanan tanda
9 -0.5703125 -0.56640625 -0.568359375 -0.003363662 -0.008779997
10 -0.568359375 -0.56640625 -0.567382813 -0.000661983 -0.003363662
ab
Dimana x
2
Pada iterasi ke 10 diperoleh x = -0.56738 dan f(x) = -0.000661983
Untuk menghentikan iterasi, dapat dilakukan dengan menggunakan toleransi
error atau iterasi maksimum.
Catatan : Dengan menggunakan metode biseksi dengan tolerasi error 0.001
dibutuhkan 10 iterasi, semakin teliti (kecil toleransi errornya) maka semakin
besar jumlah iterasi yang dibutuhkan.
12
Contoh:
Selesaikan persamaan xe x 1 0 pada range x [1, 0]
Penyelesaian:
f (b)(b a)
iterasi a b x b f(x) f(a) f(b)
f (b) f (a)
1 -1 0 -0.367879441 0.468536395 -1.718281828 1.000000000
2 -1 -0.367879441 -0.503314332 0.167420076 -1.718281828 0.468536395
3 -1 -0.503314332 -0.547412051 0.053648692 -1.718281828 0.167420077
4 -1 -0.547412501 -0.561115182 0.016574995 -1.718281828 0.053647488
5 -1 -0.561115182 -0.565308331 0.005062787 -1.718281828 0.016574995
6 -1 -0.565308331 -0.566585355 0.001540997 -1.718281828 0.005062788
7 -1 -0.566585355 -0.566973703 0.000468542 -1.718281828 0.001540996
8 -1 -0.566973703 -0.567091749 0.000142415 -1.718281828 0.000468543
9 -1 -0.567091749 -0.567127626 0.000043283 -1.718281828 0.000142414
10 -1 -0.567127626 -0.56713853 0.000013155 -1.718281828 0.000043284
14
Contoh:
Selesaikan persamaan x – e-x = 0 dengan menggunakan Fixed Point dengan 10
iterasi atau sampai dua angka dibelakang koma tidak berubah.
Penyelesaian:
f(x)= x – e-x
ubah terlebih dahulu kedalam bentuk x = g(x), sehingga diperoleh x = e-x
misal kita ambil titik awalnya x1 = 0.5, maka iterasinya adalah xn+1 = e-x_{n}akan
diperoleh
x1 = 0.5 (penetuan titik awal)
f(x1) = 0.5 – e-0.5 = -0.1065
x2 = g(x1) = e-0.5 = 0.6065 (iterasi pertama)
f(x2) = 0.6065 – e-0.6065 = 0.0612
x3 = g(x2) = e-0.6065 = 0.5452 (iterasi ke-2)
f(x3) = 0.5452 – e-0.5452 = -0.0345
x4 = g(x3) = e-0.5452 = 0.5797 (iterasi ke-3)
f(x4) = 0.5797 – e-0.5797 = 0.0196
.
.
x9 = g(x8) e-0.5664 = 0.5675 (iterasi ke-9)
f(x9) = 0.5 – e-0.5 = -0.1065
x10 = g(x9) e-0.5675 = 0.5669 (iterasi ke-10)
f(x10) = 0.5 – e-0.5 = -0.1065
15
iterasi xn g ( xn1 ) f ( xn )
1 0.5 0.60653066 -0.10653066
2 0.60653066 0.545239212 0.061291448
3 0.545239212 0.579703095 -0.034463883
4 0.579703095 0.560064628 0.019638467
5 0.560064628 0.571172149 -0.011107521
6 0.571172149 0.564862947 0.006309202
7 0.564862947 0.568438048 -0.003575101
8 0.568438048 0.566409453 0.002028595
9 0.566409453 0.567559634 -0.001150182
10 0.567559634 0.566907213 0.000652421
Contoh:
Selesaikan persamaan x e x 0 dengan titik pendekatan awal x0 0
Penyelesaian:
f x x e x
f ' x 1 e x
f x0 0 e0 1
f ' x0 1 e0 2
f x0 1 1
x1 x0 0 0,5
f ' x0 2 2
Soal:
x e x cos x 2 0 x0 1
18
METODE SECANT
Pada Metode Newton-Raphson memerlukan syarat wajib yaitu fungsi f(x) harus
memiliki turunan f'(x). Sehingga syarat wajib ini dianggap sulit karena tidak semua
fungsi bisa dengan mudah mencari turunannya. Oleh karena itu muncul ide dari
yaitu mencari persamaan yang ekivalen dengan rumus turunan fungsi. Ide ini lebih
dikenal dengan nama Metode Secant.
Ide dari metode ini yaitu menggunakan gradien garis yang melalui titik (x0, f(x0))
dan (x1, f(x1)). Perhatikan gambar dibawah ini.
19
Metode secant merupakan salah satu metode terbuka untuk menentukan solusi
akar dari persamaan non linier, dengan prinsip utama sebagai berikut:
Metode ini melakukan pendekatan terhadap kurva f(x) dengan garis secant
yang ditentukan oleh 2 titik terakhir
Nilai taksiran akar selanjutnya adalah titik potong antara garis secant dengan
sumbu x
Contoh:
Selesaikan persamaan x2 x 1 e x 0
Penyelesaian:
n konstanta : a1 , a2 , a3 ,..., an
Contoh:
f x 4x 2
3x 5 y 6 z 10
x1 4 x2 2 x3 5x4 0
Bentuk matriks
22
x y z 1
2x 6 y z 0
3 x y 4 z 2
Penyelesaian:
Produk Jumlah
Deluxe Profesional
Keuntungan/ minggu 10 15 Maksimum
Aluminium Alloy 2 4 100
Steel Alloy 3 2 80
Banyak Produk x1 x2
Misal:
x1 = jumlah produk deluxe
Banyaknya produk : x1 , x2 0
24
Contoh 2:
Diandaikan bahwa ekonomi suatu daerah tertentu tergantung pada tiga
industri: pelayanan, elektrisitas, dan produksi minyak. Berdasarkan
pengawasan operasi terhadap tiga industri tersebut atas periode satu tahun
diperoleh pengamatan sebagai berikut:
1. Untuk memproduksi 1 unit pelayanan, industri pelayanan harus memakai
0,3 unit dari produknya sendiri, 0,3 unit elektrisitas dan 0,3 unit minyak
untuk menjalankan operasinya.
2. Untuk memproduksi 1 unit elektrisitas, pabrik pembangkit daya harus
membeli 0,4 unit pelayanan, 0,1 unit dari produksinya sendiri, dan 0,5 unit
minyak.
3. Terakhir, perusahaan yang memproduksi minyak memerlukan 0,3 unit
pelayanan, 0,6 unit elektrisitas dan 0,2 unit dari produksinya sendiri untuk
memproduksi 1 unit minyak.
Tentukan tingkat produksi dari setiap industri tersebut dalam rangka
memenuhi permintaan internal dan eksternal dengan asumsi bahwa model di
atas adalah tertutup.
Penyelesaian:
Diambil variabel-variabel sebagai berikut:
1. p1 = tingkat produksi untuk industri pelayanan
2. p2 = tingkat produksi untuk pabrik pembangkit daya (elektrisitas).
3. p3 = tingkat produksi untuk perusahaan yang memproduksi minyak.
Karena model adalah tertutup, maka total pemakaian dari setiap industri harus
sama dengan total produksi.
Diperoleh sistem linear sebagai berikut:
0,3p1 + 0,3p2 + 0,3p3 = p1
0,4p1 + 0,1p2 + 0,5p3 = p2
0,3p1 + 0,6p2 + 0,2p3 = p3.
a2 x b2 y c2 (a2 , b2 0)
Metode Numerik
Metode Eliminasi Gauss
Metode Eliminasi Gauss Jordan
Metode Iterasi Gauss-Siedel
27
Maka
Penyelesaian dari persamaan linier simultan diatas adalah nilai d1, d2, d3, …,dn
Atau:
x1 d1 , x2 d2 , x3 d3 ,..., xn dn
29
Maka diperoleh:
Contoh:
Selesaikan persamaan linier simultan berikut:
4 x y 2 z 15
2 x y z 10
2 x y 3 z 16
Dengan menggunakan metode Gauss-Seidel.
Jika diketahui nilai awal x = 2, y = 2, z = 2 serta ketelitian hingga 3 desimal
Penyelesaian:
Cek apakah mempunyai solusi tunggal
4 1 2
det (A) 2 1 1 4 0
2 1 3
Iterasi x y z ex ey ez
0 2 2 2 - - -
1 2.25 3.5 2.666666667 0.1111111111 0.4285714286 0.2500000000
2 1.541666667 4.25 2.888888889 0.4594594595 0.1764705882 0.0769230769
3 1.243055556 4.625 2.962962963 0.2402234637 0.0810810811 0.0250000000
4 1.112268519 4.8125 2.987654321 0.1175858481 0.0389610390 0.0082644628
5 1.05304784 4.90625 2.995884774 0.0562374061 0.0191082803 0.0027472527
6 1.025495113 4.953125 2.998628258 0.0268677305 0.0094637224 0.0009149131
7 1.012404621 4.9765625 2.999542753 0.0129300991 0.0047095761 0.0003048780
8 1.006087999 4.98828125 2.999847584 0.0062783995 0.0023492561 0.0001016157
9 1.003005895 4.994140625 2.999949195 0.0030728666 0.0011732499 0.0000338707
10 1.001490246 4.997070313 2.999983065 0.0015133937 0.0005862810 0.0000112901
Karena iterasi sudah dirasakan cukup dengan melihat nilai error, maka diperoleh
x 1
y 5
z 3
31
Contoh 2:
Kecepatan dorong suatu roket untuk tiga waktu berbeda adalah:
Waktu, t (s) Kecepatan, v (m/s)
5 106.8
8 177.2
12 279.2
Data kecepatan pada tabel diatas dapat di dekati dengan persamaan polonomial
berikut:
v(t ) a1t 2 a2t a3 ,5 t 12
Persamaan dalam bentuk matriks
t12 t1 1 a1 v1 25 5 1 a1 106.8
2
t2 t2 1 a2 v2 → 64 8 1 a2 177.2
t32 t3 1 a3 v3 144 12 1 a 279.2
3
Perkiran nilai awal:
a1 1
a2 2
a 5
3
Solusinya :
Satu dari sistem persamaan selalu konveren dimana koefisien matriks adalah
dominan diagonal,
Cek apakah koefisien matriks dominan diagonal?
12 3 5
A 1 5 3
3 7 13
32
INTERPOLASI
Definisi Interpolasi
Interpolasi adalah proses menemukan dan mengevaluasi fungsi yang grafiknya
melewati himpunan titik-titik yang diberikan.
Interpolasi digunakan untuk memperkirakan suatu fungsi dan nilai yang
berada diantara beberapa nilai hanya dengan data-data yang telah diketahui.
Metode Interpolasi:
Interpolasi Linier
Interpolasi Kuadratik
Interpolasi Polinomial
Interpolasi Lagrange
Interpolasi Linier
Menentukan titik-titik antara nilai dari 2 buah titik dengan menggunakan garis
lurus.
Ilustrasi:
33
Contoh:
1. Carilah nilai x untuk titik y 2.315 yang berada diantara P1 (1,1.5) dan
P2 (3, 2.5)
2. Carilah nilai y untuk titik x 4 yang berada diantara P1 (1,1.5) dan
P2 (3, 2.5)
34
Penyelesaian:
n x f(x) = y
1 1 1.5
2 3 2.5
Mencari nilai y 2.63 2.315
Mencari nilai x 6 4
Persamaan Garisnya
y= mx C
y= 0.5 1
Soal: Pada data percobaan pemanasan sampel bahan diketahui bahwa setelah
pemanasan 5 menit suhu bahan 42 derajat Celsius dan setelah pemanasan 10
menit suhu bahan menjadi 48 derajat Celsius. Perkirakan suhu benda setelah
pemanasan 7 menit dengan interpolasi linear!
Jawab:
X1 = 5 menit
Y1 = 42 derajat celsius
X2 = 10 menit
Y2 = 48 derajat celsius
X = 7 menit
Maka Y = 44,4
35
Interpolasi Kuadrat
Interpolasi kuadratik digunakan untuk mencari titik-titik antara nilai dari 3
buah titik P1 ( x1 , y1 ) , P2 ( x2 , y2 ) dan P3 ( x3 , y3 )
Dengan menggunakan pendekatan fungsi kuadrat
Cara lain:
y y1
x x2 x x3 y x x1 x x3 y x x1 x x2
x1 x2 x1 x3 2 x2 x1 x2 x3 3 x3 x1 x3 x2
36
Contoh:
Diberikan titik ln(8.0) = 2.0794, ln(9.0) = 2.1972, dan ln(9.5) = 2.2513,
tentukan ln(9.2)
Penyelesaian:
n x f(x) = y I
1 0 7 42
2 2 15 45
3 1 6 -48
Solusi -2 39
Cara II
a0 + (8.0) a1 + (8.0^2) a2 = 2.0794
a0 + (9.0) a1 + (9.0^2) a2 = 2.01972
a0 + (9.5) a1 + (9.5^2) a2 = 2.2513
Matriksnya yaitu:
1 0 0 7
1 2 4 15
1 1 1 6
1 0 0 7
0 2 4 8
0 1 1 -1
1 0 0 7
0 1 2 4
0 0 -1 -5
1 0 0 7
0 1 0 -6
0 0 1 5
a0 = 7
a1 = -6
a2 = 5
persamaan kurvanya
y= a0 a1x a2x^2
y= 7 -6 5
37
INTERPOLASI LAGRANGE
Contoh :
Diketahui 3 titik 0, 1 , 1, 1 , dan 2, 7 tentukan nilai y jika x = -3 dan
tentukan polinom derajat 2 P2(x)
Karena diketahui 3 titik yaitu
(x0, y0) = (0, -1),
(x1, y1) = (1, -1) dan
(x2, y2) = (2,7)
maka digunakan rumus
P2(x) = 2L0 (x) + 2L1 (x) + 2L2 (x)
Penyelesaian:
n x f(x)
0 0 -1
1 1 -1
2 2 7
soal -3 ?
n an yn Ln
0 10 -1 -10
1 -15 -1 15
2 6 7 42
maka:
x= -3
y= 47
Persamaan kurvanya,
x x1 x x2 x x x1 x2 x1 x2
y0 y0 y0 y
x0 x1 x0 x2 x0 x1 x0 x2 x0 x1 x0 x2 x0 x1 x0 x2 0
x x0 x x2 x x x0 x2 x0 x2 y
y1 y1 y1
x1 x0 x1 x2 x1 x0 x1 x2 x1 x0 x1 x2 x1 x0 x1 x2 1
x x0 x x1 x x x0 x1 x0 x1
y2 y2 y2 y
x2 x0 x2 x1 x2 x0 x2 x1 x2 x0 x2 x1 x2 x0 x2 x1 2
P2(x) ax^2 bx c
0 -0.5 1.50 -1
1 1 -2.00 0
2 3.5 -3.50 0
f(x) 4 -4 -1
f ( x) 4 x 2 4 x 1
39
x x0 x x2
2
L1 x y1
x1 x0 x1 x2
x 0 x 2
1
1 0 1 2
x2 2x
1
1
2x2 4x
2
x x0 x x1
2
L2 x y2
x2 x0 x2 x1
x 0 x 1
7
2 0 2 1
x2 x
7
2
7 x2 7 x
2
x 2 3x 2 2 x 2 4 x 7 x 2 7 x
P2 x
2 2 2
8x2 8x 2
2
4x 4x 1
2
40
INTERPOLASI NEWTON
P2 x a0 a1 x x0 a2 x x0 x x1
P3 x a0 a1 x x0 a2 x x0 x x1 a3 x x0 x x1 x x2
.
.
.
Pn x a0 a1 x x0 ... an x x0 x x1 ... x xn1 x xn
f x1 , x2 f x0 , x1
a2 f x0 , x1 , x2
x2 x0
f x1 , x2 , x3 f x0 , x1 , x2
a3 f x0 , x1 , x2 , x3
x3 x0
.
.
.
f x1 ,..., xn f x0 ,..., xn 1
an f x0 ,..., x2
xn x0
Contoh:
Diberikan fungsi f(x) = cos x dari titik-titik x0 = 0.2, x1 = 0.3, dan x2 = 0.4
menggunakan Interpolasi Newton
Penyelesaian:
a0 f x0 f 0.2 cos 0.2 0.98
cos 0.3 cos 0.2 0.9553 0.98
a1 f x0 , x1 0.247
0.3 0.2 0.1
41
P2 x a0 a1 x x0 a2 x x0 x x1
0.98 0.247 x 0.2 0.425 x 0.2 x 0.3
0.98 0.247 x 0.0494 0.425 x 2 0.2125 x 0.0255
1.0039 0.0345 x 0.425 x 2
Cara lain:
Iterasi xi f(xi) ST-1 ST-2 ST-3
0 X0 F(X0) F(X1,X0) F(X2,X1,X0) F(X3,X2, X1,X0)
1 X1 F(X1) F(X2,X1) F(X3,X1,X0)
2 X2 F(X2) F(X3,X2)
3 X3 F(X3)
ST: Selisih Terbagi
Contoh:
Tentukanlah perkiraan nilai f pada titik x = 8 dengan menggunakan metode
interpolasi newton dengan ketelitian hingga 2 desimal, jika diketahui:
x 2 4 7 9
F(x) 4 5 0 -3
penyelesaian:
Iterasi x y = f(x) ST-1 ST-2 ST-3
0 2 4 0.5 -0.4333333 0.066666667
1 4 5 -1.666666667 0.0333333
2 7 0 -1.5
3 9 -3
Soal 8 ?
a0 = 4 IN(0) 4
a1 = 0.5 IN(1) 3
a2 = -0.43333 IN(2) -10.4
a3 = 0.066667 IN (3) 1.6
P(8) -1.8
42
P3 x a0 a1 x x0 a2 x x0 x x1 a3 x x0 x x1 x x2
y0 a0
y1 a1 x0 a1 x
y2 a2 x0 x1 a2 x0 x1 x a2 x x
y3 a3 x0 x1 x2 a3 x0 x1 x0 x2 x1 x2 x a3 x0 x1 x2 x 2 a3 x 3
Persamaan Kurvanya
y= a bx cx^2 dx^3
y1 = 4
y2 = -1 0.5
y3 = -3.46667 2.6 -0.43333
y4 = -3.73333 3.333333 -0.86667 0.066667
y= -4.2 6.433333 -1.3 0.066667
43
DIFFERENSIASI NUMERIK
diselesaikan secara manual. Terutama jika fungsinya hanya diketahui berupa nilai
44
atau grafis. Misalkan menghitung puncak distribusi data yang berupa distribusi
e m m x
poisson. f ( x)
x!
Menghitung differensial ini tidak mudah, disinilah metode numerik dapat
digunakan. Hubungan antara nilai fungsi dan perubahan fungsi untuk setiap
titiknya didefinisikan dengan :
y f ( x) f '( x).h( x)
Contoh:
Hitung diffensial dari f x e x sin x 1 pada interval x [0,1] dengan h = 0.05
Penyelesaian:
f x e x sin x 1
f x h f x
f ' x
h
Interval [0 , 1]
x f(x) f(x+h) f'(x) Eksak Error
0.00 1.00000 1.04754 - 1 -
0.05 1.04754 1.09033 0.950833128 0.902498979 0.048334149
0.10 1.09033 1.12862 0.855827091 0.809983989 0.045843102
0.15 1.12862 1.16266 0.765791633 0.722420561 0.043371072
0.20 1.16266 1.19268 0.680681964 0.639753957 0.040928008
0.25 1.19268 1.21893 0.600434128 0.561911356 0.038522772
0.30 1.21893 1.24164 0.524967129 0.488803924 0.036163205
0.35 1.24164 1.26103 0.454184945 0.420328762 0.033856183
0.40 1.26103 1.27735 0.387978405 0.356370727 0.031607678
0.45 1.27735 1.29079 0.326226968 0.296804152 0.029422816
0.50 1.29079 1.30156 0.268800374 0.241494442 0.027305932
0.55 1.30156 1.30988 0.215560188 0.190299564 0.025260624
46
Contoh:
Hitung diffensial dari f x e x sin x 1 pada interval x [0,1] dengan h = 0.05
Penyelesaian:
f x e x sin x 1
f x h e x sin x h 1
f x h e x h sin x h 1
f x h f x h
f ' x
2h
48
Interval [0 , 1]
x f(x) f(x+h) f(x-h) f'(x) Eksak Error
0.00 1.00000 1.04754 0.94746 1.000833125 1 0.000833125
0.05 1.04754 1.09033 1.00000 0.90333011 0.902498979 0.000831131
0.10 1.09033 1.12862 1.04754 0.810809362 0.809983989 0.000825373
0.15 1.12862 1.16266 1.09033 0.723236799 0.722420561 0.000816238
0.20 1.16266 1.19268 1.12862 0.640558046 0.639753957 0.000804089
0.25 1.19268 1.21893 1.16266 0.562700629 0.561911356 0.000789273
0.30 1.21893 1.24164 1.19268 0.489576037 0.488803924 0.000772113
0.35 1.24164 1.26103 1.21893 0.421081675 0.420328762 0.000752913
0.40 1.26103 1.27735 1.24164 0.357102686 0.356370727 0.00073196
0.45 1.27735 1.29079 1.26103 0.297513671 0.296804152 0.000709519
0.50 1.29079 1.30156 1.27735 0.242180281 0.241494442 0.000685839
0.55 1.30156 1.30988 1.29079 0.190960714 0.190299564 0.00066115
0.60 1.30988 1.31594 1.30156 0.143707096 0.14307143 0.000635667
0.65 1.31594 1.31991 1.30988 0.100266763 0.099657178 0.000609585
0.70 1.31991 1.32198 1.31594 0.06048344 0.059900354 0.000583086
0.75 1.32198 1.32233 1.31991 0.024198333 0.023641997 0.000556336
0.80 1.32233 1.32111 1.32198 -0.00874888 -0.009278365 0.000529485
0.85 1.32111 1.31848 1.32233 -0.038519141 -0.039021812 0.000502671
0.90 1.31848 1.31458 1.32111 -0.065273184 -0.065749202 0.000476018
0.95 1.31458 1.30956 1.31848 -0.089170795 -0.089620431 0.000449637
1.00 1.30956 1.30354 1.31458 -0.110370137 -0.110793765 0.000423628
49
f ( n ) x f ' f n1 x
Dapat dituliskan dengan:
dn f d d n1 f
dx n dx dx n1
Diferensiasi tingkat 2
f x h 2 f x f a h
f '' x
h2
Untuk menghitung differensial tingkat 2 ini maka diambil h yang kecil, karena
error dari metode ini:
h2 (4)
E f f x
12
Kesalahan ini dinamakan kesalah diskritisasi
Contoh:
Hitung diffensial dari f x e x sin x 1 pada interval x [0,1] dengan h = 0.05
Penyelesaian:
f x e x sin x 1
50
f x h e x sin x h 1
f x h e x h sin x h 1
f x h 2 f x f a h
f '' x
h2
f ' x e x sin x e x cos x
Interval [0 , 1]
x f(x) f(x+h) f(x-h) f''(x) Eksak Error
0.00 1.00000 1.04754 0.94746 -1.999999861 -2 0.0000001389
0.05 1.04754 1.09033 1.00000 -1.900120757 -1.900081271 0.0000394861
0.10 1.09033 1.12862 1.04754 -1.800709152 -1.800634 0.0000751525
0.15 1.12862 1.16266 1.09033 -1.702193375 -1.702086307 0.0001070673
0.20 1.16266 1.19268 1.12862 -1.60495673 -1.604821295 0.0001354358
0.25 1.19268 1.21893 1.16266 -1.509339966 -1.509179506 0.0001604605
0.30 1.21893 1.24164 1.19268 -1.415643697 -1.415461356 0.0001823407
0.35 1.24164 1.26103 1.21893 -1.324130796 -1.323929525 0.0002012714
0.40 1.26103 1.27735 1.24164 -1.235028739 -1.234811296 0.0002174433
0.45 1.27735 1.29079 1.26103 -1.148531885 -1.148300843 0.0002310421
0.50 1.29079 1.30156 1.27735 -1.064803708 -1.06456146 0.0002422480
0.55 1.30156 1.30988 1.29079 -0.983978958 -0.983727723 0.0002512353
0.60 1.30988 1.31594 1.30156 -0.906165751 -0.905907578 0.0002581724
0.65 1.31594 1.31991 1.30988 -0.831447591 -0.83118437 0.0002632214
0.70 1.31991 1.32198 1.31594 -0.759885318 -0.75961878 0.0002665381
0.75 1.32198 1.32233 1.31991 -0.691518969 -0.691250697 0.0002682715
0.80 1.32233 1.32111 1.32198 -0.626369572 -0.626101008 0.0002685639
0.85 1.32111 1.31848 1.32233 -0.564440854 -0.564173303 0.0002675512
0.90 1.31848 1.31458 1.32111 -0.505720869 -0.505455507 0.0002653624
0.95 1.31458 1.30956 1.31848 -0.450183546 -0.449921427 0.0002621197
1.00 1.30956 1.30354 1.31458 -0.39779016 -0.397532221 0.0002579390
Definisi 2
Sebuah titik puncak a dikatakan titik maksimum pada kurva y = f(x) bila f '' a 0
Definisi 3
Sebuah titik puncak a dikatakan titik minimum pada kurva y f ( x) bila f '' a 0
52
Contoh:
Hitung diffensial dari f x e x sin x 1 pada interval x [0,1] dengan h = 0.05
Penyelesaian:
f x e x sin x 1
f x h e x sin x h 1
f x h e x h sin x h 1
f x h f x h
f ' x
2h
f x h 2 f x f a h
f '' x
h2
x f(x) f(x+h) f(x-h) f'(x) f''(x)
-1.00 -1.28736 -1.10326 -1.47879 3.755366227 -2.935481546
-0.95 -1.10326 -0.92667 -1.28736 3.606819832 -3.006374244
-0.90 -0.92667 -0.75773 -1.10326 3.45525493 -3.05622185
-0.85 -0.75773 -0.59651 -0.92667 3.301679634 -3.086789989
-0.80 -0.59651 -0.44303 -0.75773 3.147015685 -3.099767957
-0.75 -0.44303 -0.29730 -0.59651 2.992102287 -3.096767956
-0.70 -0.29730 -0.15926 -0.44303 2.837699969 -3.079324758
-0.65 -0.15926 -0.02885 -0.29730 2.684494456 -3.048895778
-0.60 -0.02885 0.09405 -0.15926 2.533100524 -3.006861501
-0.55 0.09405 0.20956 -0.02885 2.384065831 -2.954526238
-0.50 0.20956 0.31784 0.09405 2.237874695 -2.893119173
-0.45 0.31784 0.41906 0.20956 2.094951824 -2.823795662
-0.40 0.41906 0.51340 0.31784 1.955665964 -2.747638767
-0.35 0.51340 0.60109 0.41906 1.82033347 -2.665660985
-0.30 0.60109 0.68233 0.51340 1.689221792 -2.578806144
-0.25 0.68233 0.75734 0.60109 1.562552852 -2.487951452
-0.20 0.75734 0.82638 0.68233 1.440506324 -2.393909664
-0.15 0.82638 0.88967 0.75734 1.323222799 -2.297431348
-0.10 0.88967 0.94746 0.82638 1.210806834 -2.199207237
-0.05 0.94746 1.00000 0.88967 1.103329887 -2.099870632
53
Terlihat bahwa nilai puncak terjadi antara 0.75 dan 0.8., karena nilai f '( x)
mendekati nol . pada nilai tersbut terlihat nilai f '' x 0 maka nilai puncak
INTEGRASI NUMERIK
Permasalahan Integrasi
Perhitungan integral adalah perhitungan dasar yang digunakan digunakan dalam
kalkulus, dalam banyak keperluan. Integral ini secara definitif digunakan untuk
menghitung luas daerah yang dibatasi oleh fungsi y = f(x) dan sumbu x. Perhatikan
gambar berikut :
x
e x dx
2
2
x e dx x3 e x 1 e1 0 e0 e 1 e
2 x
0 3 0 3 3 3 3
Tetapi pada banyak permasalahan, integral sulit sekali dihitung bahkan dapat
dikatakan tidak dapat dihitung secara manual, sebagai contoh :
2
sin x
1 x
dx
Dalam hal ini, metode numerik dapat digunakan sebagai alternatif untuk
menyelesaikan integral di atas.
Pada penerapannya, perhitungan integral ini digunakan untuk menghitung luas
area pada peta, volume permukaan tanah, menghitung luas dan volume-volume
55
benda putar dimana fungsi f(x) tidak ditulis, hanya digunakan gambar untuk
menyajikan nilai f(x). Sebagai contoh, diketahui photo daerah sebagai berikut :
Untuk menghitung luas daerah yang diarsir L, perlu digunakan analisa numerik.
Karena polanya disajikan dalam gambar dengan faktor skala tertentu.
f ( x) dx lim f x x
a
x 0
i
Pada metode ini, luasan yang dibatasi oleh y = f(x) dan sumbu x dibagi menjadi N
bagian pada range x = [a,b], yang akan dihitung. Kemudian dihitung tinggi dari
setiap partisi ke-I yaitu f(xi). Li adalah luas setiap persegi panjang dimana
Li f xi xi
56
L L0 L1 L2 ... Ln
Bila diambil x0 x1 x2 ... xn L maka didapat metode integral reimann
sebagai berikut:
b n
f x dx h f xi
a i 0
Contoh:
Hitung Luas yang dibatasi y x 2 dan sumbu x untuk range x 0,1
1
L x 2 dx
0
0.6 0.36
0.7 0.49
0.8 0.64
0.9 0.81
1 1
L= 0.38401
10
L h f xi
n 0
0.1 0 0.01 0.04 0.09 0.16 0.25 0.36 0.49 0.64 0.81 1.00
Secara kalkulus:
1
1
1
L x dx x3 0.333...
2
0 3 0
Terdapat kesalahan e = 0.385 – 0.333 = 0.052
Untuk mengurangi kesalahan dapat dilakukan dengan memperkecil nilai h atau
memperbesar jumlah pembagi N
Li
1
2
f xi f xi 1 .xi
Atau
1
Li fi fi 1 . xi
2
Dan luas keseluruhan dihitung dengan menjumlahkan luas dari semua bagian
trapezium.
n 1
L Li
i 0
Sehingga diperoleh
n 1
1 h
L h fi fi 1 f 0 2 f1 2 f 2 ... 2 f n 1 f n
i 0 2 2
Contoh:
e x
2
Hitung 1 2 sin x dx dengan step h = 0.1
Dengan menggunakan tabel diperoleh:
h= 0.1
x f(x)
0 0.5
0.1 0.430909
0.2 0.372376
0.3 0.322723
0.4 0.280537
0.5 0.244625
0.6 0.213991
0.7 0.1878
0.8 0.165355
0.9 0.146073
1 0.129468
L= 0.267912
L
0.1
2
0.5 2 0.431 2 0.372 ... 2 0.146 0.129 0.2679
59
Dengan menggunakan aturan simpson, luas dari daerah yang dibatasi fungsi y=f(x)
dan sumbu X dapat dihitung sebagai berikut:
h h h h h
L f0 2 fi 2 fi f 2 f 2 2 f3 ... f n2 2 f n1 2 f n1 f n
3 3 3 3 3
Atau dapat ditulis dengan:
h
L f0 4 fi 2 fi f n
3 i ganjil i genap
Contoh:
1
Hitung 2x3dx dengan h = 0.1
0
L= 0.5
L
0.1
3
0 4 0.002 2 0.016 4 0.054 2 0.128 ... 2 1.024 4 1.458 2
0.1
15 0.5
3
Dibandingkan dengan hasil perhitungan kalkulus, maka kesalahannya sangat kecil.
61
Untuk menghitung luas integral di peta di atas, yang perlu dilakukan adalah
menandai atau membuat garis grid pada setiap step satuan h yang dinyatakan
dalam satu kotak. Bila satu kotak mewakili 1 mm, dengan skala yang tertera
maka berarti panjangnya adalah 100.000 mm atau 100 m.
Pada gambar di atas, mulai sisi kiri dengan grid ke 0 dan sisi kanan grid ke n
(dalam hal ini n=22). Tinggi pada setiap grid adalah sebagai berikut:
n y(n)
0 0
1 1
2 2.5
3 4.5
4 6
5 7
6 6.5
7 6
8 6
9 6.5
10 6.5
11 6
12 5.5
13 3.5
14 3
15 3
16 0
Dari tabel di atas, luas area dapat dihitung dengan menggunakan 3 macam
metode:
62
h
L y0 y16 4 yi 2 yi 74
3 i ganjil i genap
f x dx
b 2
Volume benda putar : Vp
a
Sebagai contoh : hitung luas permukaan dan volume dari benda berikut ini:
satuan dalam cm
Ruang benda putar dapat dibedakan menjadi 4 bagian seperti gambar di atas,
dimana bagian I dan III merupakan bentuk silinder yang tidak perlu dihitung
63