Denah Gereja Immanuel ini sangat sederhana dan berbentuk lingkaran, yang berpusat
tepat di bawah kubah atap. Di ruang utama berdiameter 9,5 meter, terdapat jajaran
bangku melingkar dan mimbar kotbah yang dulu dibuat khusus bagi gubernur jendral
pemerintahan Hindia Belanda.
FAÇADE
Pediment
Abacus
Echinus
Necking
Kolom
Plinth
Di bagian ini terlihat jelas serambi persegi empat dengan pilar-pilar paladian yang
menopang balok mendatar. Paladinisme adalah gaya klasisisme abad ke-18 di Inggris
yang menekan simetri dan perbandingan harmonis.
Serambi-serambi di bagian utara dan selatan mengikuti bentuk bundar gereja
dengan membentuk dua bundaran konsentrik, yang mengelilingi ruang ibadah. Lewat
konstruksi kubah yang cermat, sinar matahari dapat menerangi seluruh ruangan dengan
merata. Menara bundar atau lantern yang pendek di atas kubah dihiasi plesteran bunga
teratai dengan enam helai daun, simbol Mesir untuk dewi cahaya.
Karena bangunan ini bergaya neo Klasik yang mengadaptasi kuil Partheon. Oleh
karena itu, adanya variasi kolom yang lebih estetis dari periode Yunani. Sudah dijelaskan
sebelumnya.
Kolom mulai menempel pada dinding, tidak terpisah seperti pada bangunan Yunani.
Penemuan dan pengembangan beton sebagai material bangunan.
LANTAI
Ruang pada mimbar ini dilapisi marmer abu-abu dan melingkar sebagai konsep
arsitektural, bahwa melingkar bisa membuat kita memusatkan perhatian pada mimbar
sewaktu mendengarkan sabda Tuhan.
Cincin
Occulus
Penutup
Seperti Kuil Pantheon memiliki lubang pada puncak kubah sebagai sarana
memasukkan cahaya dari atas. Dapat dikatakan bahwa teknologi penerangan Romawi
sudah lebih maju dibanding Yunani. Hal ini dipengaruhi juga oleh faktor kepercayaan.
Seiring dengan peredaran matahari, suasana dalam interior diibaratkan sebagai “rotunda
yang berputar siang dan malam, bagaikan nirwana.”
Struktur bangunan ini sangat istimewa dan memerlukan perhatian khusus dalam
perencanaan maupun pembangunannya. Permukaan atapnya seluas sekitar 700 m2 ditutup
dengan bahan ’sirap’ kemerahan, pemilihan ‘sirap’ ini di pertimbangkan mengingat
bentuk atap yang berupa dome karena ’sirap’ mudah untuk dibentuk menjadi kubah.