Anda di halaman 1dari 3

INDUSTRI GARMEN (PAKAIAN) DI BANYUWANGI

Industri garmen merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi komponen garmen


(panel). Industri garmen memiliki peranan yang cukup vital di bidang industri. Proses produksi
yang dilaksanakan adalah memproses bahan baku menjadi produk jadi (finish good product),
yaitu mengubah atau memproses bahan baku dari awal yang berupa kain sampai menjadi
produk jadi berupa kemeja dengan bermacam–macam style.

Menurut Tersine (1994) Persediaan merupakan bahan persediaan, bahan baku, bahan
dalam proses dan barang jadi, sedangkan pengertian persediaan menurut Baroto (2002)
“persediaan adalah bahan mentah, barang dalam proses (work in process), barang jadi, bahan
pembantu. Pewarna reaktif sering digunakan oleh industri tekstil karena kapasitas gugus
fungsional reaktifnya mudah berikatan dengan gugus fungsional hidroksil serat tekstil
membentuk ikatan kovalen. Hal ini dapat meningkatkan interaksi antara pewarna dan serat
sehingga enegi yang dikonsumsi berkurang. Pewarna reaktif biasanya digunakan untuk
mewarnai serat selulosa seperti katun, rayon, wool, sutera, nylon dan kulit. Air limbah industri
tekstil sebagian besar dibuang ke lingkungan saat masih nampak berwarna. Warna air limbah
tekstil tergantung tipe bahan pewarna yang digunakan. Konsentrasi pewarna pada air limbah
biasanya tidak begitu sulit untuk menghilangkannya. Namun, karena struktur kimia pewarna
tahan terhadap paparan cahaya, sehingga warna dari air limbah tekstil masih terlihat
(Marlena et.al., 2012).

Pengelolaan limbah kain germen dapat dilakukan dengan beberapa cara salah satunya
dengan cara membuat kerajinan. Pembuatan kerajinan membutuhkan suatu keterampilan,
kreativitas, dan ketelitian. Pengelolaan pemisahan kain dilakukan dengan memisahkan kain
kecil atau kain dalam ukuran tali-tali. Kain yang seperti ini digunakan untuk pembuatan keset
atau ornament lainnya. Kain besar yang berukuran 0,5 m sampai 2 meter digunakan dalam
pembuatan tas, sarung bantal, dan inner jilbab ( Respati et.al., 2014).

Pembuatan eternitit membutuhkan bahan yang terdiri dari semen, serat kain, nilon, dan
oli bekas. Adanya limbah kain dari sisa produk germen dapat dijual untuk pembuatan eternit.
Penjualan tersebut dapat menambah keuangan dari pihak pabrik sendiri jika diolah sendiri atau
dapat dikelola oleh warga sekitar pabrik. (Dahlan et.al., 2016)

Daur ulang limbah industri garmen adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat
yang dianggap sudah tidak memiliki nilai ekonomis yang terdiri atas kegiatan
pemilahan,pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas
pakai menjadi produk baru. Salah satu contohnya, PT. Putra Indonosa (PT. PI) merupakan salah
satu perusahaan yang bergerak di bidang industri garmen yang mempunyai limbah sisa
produksi antara lain adalah bahan kain, kertas, kones, dan benang. Limbah garmen tersebut
dapat dimanfaatkan atau didaur ulang menjadi Keset Celana Pendek/ Kolor Lap
(Respati dan Novirani, 2014).
Daerah yang menjadi wilayah sektor basis dalam sektor pertanian di wilayah Tapal
Kuda: Kabupaten Pamekasan (3.53), Sampang (3.06), Sumenep (3.46), Bangkalan (2.01),
Pasuruan (1.47), Probolinggo (1.81), Situbondo (2.39). Nilai kontribusi yang diberikan oleh
Wilayah Tapal Kuda di sektor pertanian terhadap perekonomian di Propinsi Jawa Timur
sebesar 25,17 persen, faktor yang dapat menjadi pendorong perkembangan perekonomian di
Wilayah Tapal Kuda adalah pertumbuhan sektor pertanian di setiap kabupaten/kota dan faktor
yang dapat menjadi penghambat adalah: kesenjangan perkembangan ekonomi regional antar
wilayah. Perkebunan kapas ditemukan di Dusun Watu Kebo Banyuwangi. Industri garmen
dapat dibangun di daerah Licin, Banyuwangi karena pasokan kapas banyak ditemukan di
Dusun Watu Kebo Banyuwangi. Kapas tersebut akan diolah menjadi kain. Kain-kain yang
sudah diproduksi dapat dijadikan pakaian (Nurhasanah et.al., 2014).

REFERENSI

Dahlan.M, Winarso.R, Slamet.S, 2016. Rancang Bangun Mesin Pengolah Limbah Kain dan
Kertas Sebagai Bahan Industri Eternit. Teknik,37(1),vol(1-6).

Respati.P.H, Yuniar, Novirani.D, 2014. Usulan Urutan Penanganan Limbah Produksi Germen
Berdasarkan Prioritas Menggunakan Failur Mode And Effect Analysis di PT.
Putra Indonesia. Reka Integra, vol.1(3).

Nurhasanah, N. Syarif H., Ajeng P., Devi U., Faikar Z., Nida’ul H. 2014. Perencanaan Sistem
Persediaan Bahan Baku Industri Garmen Di Pt.Dm. Jurnal Optimasi Sistem
Industri, vol. 13(2):589-617

Marlena, Bekti, Aris Mukimin dan Eni Susana. 2012. Dekolorisasi Pewarna Reaktif Pada Air
Limbah Industri Tekstil Secara Elektrokimia. Jurnal Riset Teknologi
Pencegahan Pencemar an Industri. Vol. 2 (2) : 98-105
LAMPIRAN ABSTRAK JURNAL

Anda mungkin juga menyukai