Anda di halaman 1dari 51

KONSELING MENYUSUI

No dokumen :

No revisi :
SOP
Tanggal terbit :

Halaman :
PUSKESMAS
ELLY UYO

Rodinda Sihombing, SKM, M.Kes


NIP. 19660618 199301 2 001
1. Pengertian Konseling dalam upaya untuk memberikan informasi dan membantu
menyelesaikan masalah yang dihadapi ibu dalam proses menyusui
2. Tujuan 1. Sebagai kerangka acuan dalam melakukan konseling menyusui
2. Meningkatkan pengetahuan ibu dalam proses menyusui
3. Membantu menyelesaikan masalah menyusui pada ibu menyusui
yang dihadapi
3. Kebijakan 1. Undang-undang no. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian
Air Susu Ibu Eksklusif
3. Rencana Aksi Pembinaan Gizi Tahun 2014
4. Referensi

5. Alat dan Bahan Paket Peragaan laktasi,botol untuk menampung susu

6.Prosedur/Langk 1. Petugas menerima pasien yang mempunyai masalah dalam


ah-langkah
menyusui yang dirujuk dari BP Umum, Poliklinik MTBS, Poliklinik
KIA, Posyandu dan klien umum
2. Petugas melakukan wawancara untuk mencari faktor penyebab
masalah pasien
3. Mengetahui dan menetapkan faktor-faktor penyebab masalah
pasien dalam proses menyusui
4. Bila diperlukan tindakan dan intervensi lebih lanjut pasien dapat
dirujuk kembali ke poliklinik yang merujuk Rumah Sakit (apabila
menolak dirujuk pasien dan atau keluarga pasien harus
menandatangani Blangko Penolakan)
5. Petugas memberikan penyuluhan terkait faktor gizi yang menjadi
kemungkinan penyebab masalah pada pasien dengan metode
Konsultasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
6. Memberikan brosur gizi terkait masalah pasien (bila perlu)
7. Petugas bersama pasien menetapkan jadwal kunjungan rumah
pasien (bila perlu)
8. Data pasien dicatat dlam Buku Register Kunjungan Klinik Gizi
9. Laporan Kunjungan Klinik Gizi dilaporkan secara rutin ke Dinas
Kesehatan
7. Dokumen 1. Buku Pedoman Konseling Menyusui
Pendukung 2. Modul WHO Konseling Menyusui
3. Format Konseling Menyusui
4. Buku Pedoman Klinik Gizi
5. Buku Register Kunjungan Klinik Gizi

8..Unit Terkait Posyandu, Pustu, KIA


BULAN PENIMBANGAN
BALITA
No dokumen :

No revisi :
SOP
Tanggal terbit :
PUSKESMAS
ELLY UYO Halaman :

Rodinda Sihombing, SKM, M.Kes


NIP.19660618 199301 2 001
1. Pengertian Bulan dimana dilakukan pengukuran antropometri (penimbangan berat
badan,dan pengukuran tinggi badan/Panjang badan)terhadap seluruh
balita yang ada di wilayah puskesmas
2. Tujuan 1. Memperoleh gambaran data status gizi seluruh balita di wilayah kerja
secara berkala
2.Memperoleh data balita gizi buruk berdasarkan nama dan
alamat,kelompok umur,jenis kelamin dan status ekonomi
3. Kebijakan Peraturan Menkes no 741/Mekes/PER/VII/2008 tentang SPM Bidang
Kesehatan di Kab/Kota
4. Referensi Buku Juklak Perbaikan Gizi yang diterbitkan oleh seksi gizi Dinas
Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2015

5. Alat dan Bahan Pengukur tinggi Badan(Microtoice),Panjang Badan,Dacin,standar WHO 2005

6.Prosedur/Langk 1.Persiapan
ah-langkah
-membuat jadwal posyandu
-Sosialisasi lintas program dan Lintas sektor
-Menyiapkan form pencatatan dan pelaporan BPB
-Menyiapkan sarana dan prasarana di posyandu
(dacin,microtoice,alat ukur panjang badan)
-Penyiapan standar WHO 2005
2.Pelaksanaan
-Memantau dan membina pelaksanaan penimbangan berat
badan dan pengukuran panjang / tinggi badan pada hari buka
posyandu
-Menentukan status balita berdasarkan standart WHO 2005
-Membuat rekap dan mengolah data hasil pengukuran
- merekap data balita gizi buruk
-Memvalidasi data balita gizi buruk
-Membuat laporan hasil
3.Evaluasi
-Tersedianya data status Gizi (BB/U,BB/PB/TB,TB/U Atau PB/U)
- Tersedianya data balita gizi buruk berdasarkan nama
alamat,kelompok umur,jens kelamin dan status ekonomi

7. Dokumen Standar WHO 2005


Pendukung Form Pencatatan & Pelaporan BPB

8..Unit Terkait Kader, Bidan, Linsek


PENATALAKSANAAN
MENYUSUI
No dokumen :

No revisi :
SOP
UPT PUSKESMAS
JONGGOL Tanggal terbit :
Kab. Bogor
Halaman :

Dr.Hj. Dina Indriyanti


NIP 197203162002122003
1. Pengertian Teknik menyusui yang benar adalah cara memberi ASI kepada bayi
dengan pelekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar
2. Tujuan Persiapan ASI
Persiapan memberi asi dilakukan bersamaan dengan
kehamilan.persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan
dengan jalan :
1.Membersihkan puting susu dengan air atau minyak sehingga epitel
yang lepas tidak menumpuk
2.Puting susu ditarik-tarik setiap mandi,sehingga menonjol untuk
memudahkan isapan bayi
3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau
dengan jalan operasi
3. Kebijakan 1. Undang-undang no. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 33 Tahun 2012 tentang
Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
3. Rencana Aksi Pembinaan Gizi Tahun 2014
4. Referensi 1. Buku Pedoman Konseling Menyusui
2. Modul WHO Konseling Menyusui

5. Alat dan Bahan Lembar balik Menyusui

6.Prosedur/Langkah 1.Cuci tangan bersih dengan sabun


-langkah
2.Atur posisi bayi
a Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah
seluruh tubuh bayi
b. Lengan ibu pada belakang bahu bayi ,tidak pada dasar
kepala,leher tidak menengadah
c.hadapkan bayi ke dada ibu,sehingga hidung bayi
berhadapan dengan puting susu,sedangkan telinga dan
lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
d.Dekatkan badan bayi ke badan ibu ( Menempel pada perut
Ibu)
3.Pegang payudara kanan dengan tangan kiri,dan sebaiknya.ibu jari
pada ibu berada diatas puting,sedangkan empat jari lain di bawah
puting.jangan menjepit puting dengan jari telunjuk dan jari tengah
,karena posisi puting dalam mulut bayi yg tidak benar mengakibatkan
ASI yg keluar tidak lancar
4.Beri rangsangan bayi untuk membuka mulut dgn cara
menyentuhkan puting susu pada pipi atau sudut mulut bayi terbuka
lebar,cepat masukkan puting ke mulut bayi.usahakan aerola dapat
masuk ke dalam mulut bayi .dagu bayi menempel payudara ,hidung
dekat dengan payudara,tetapi lubang hidung jangan sampai tertutup
payudara
5.Setelah selesai pada satu payudara.lepaskan dgn menggunakan
jari kelingking ibu yg bersih.Jari dimasukkan dalam sudut mulut
bayi,cara lain adalah dengan menekan dagu bayi ke bawah atau
menutup lubang hidung bayi,jangan menarik puting untuk
melepasnya.
6.Susui bayi dengan dua payudara secara bergantian
7,Sendawakan bayi dengan cara :
Menyandarkan bayi di pundak ibu lalu ditepuk –tepuk punggungnya
pelan2.
Bayi ditengkurapkan di pangkuan ibu sambil di gosok2 punggungnya
7. Dokumen Buku Pedoman Konseling Menyusui
Pendukung Modul WHO Konseling Menyusui
Format Konseling Menyusui
Buku Pedoman Klinik Gizi
Buku Register Kunjungan Klinik Gizi

8..Unit Terkait Kader,Bidan Desa,Tenaga Pelaksana Gizi,Ket,Penggerak PKK


desa,Linsek
PENGELOLAAN SARANA DAN
OBAT PADA PELAYANAN GIZI
No dokumen :

No revisi :
SOP
UPT PUSKESMAS
JONGGOL Tanggal terbit :
Kab. Bogor
Halaman :

Dr.Hj. Dina Indriyanti


NIP 197203162002122003
1. Pengertian Sarana dan obat gizi adalah alat dan bahan penunjang dalam
mengoptimalisasikan kegitan pelayanan gizi, terdiri dari :
1. Sarana / alat gizi : Dacin, Timbangan ibu Hamil, Alat Ukur
Panjang/Tinggi Badan, KMS, Iodina Test, Food Model,APE, balok
SKDN, Poster, leaflet
2. Obat Gizi : Vitamin A 100.000 IU, Vitamin A 200.000 IU dan Tablet
Tambah Darah,

2. Tujuan Terpenuhinya kebutuhan sarana/obat gizi di tingkat puskesmas

3. Kebijakan -Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


-Undang-undang no 23 tahun 2014 tentang Kesehatan

4. Referensi Buku Juklak Perbaikan Gizi yang diterbitkan oleh seksi gizi Dias
Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2015

5. Alat dan Bahan

6.Prosedur/Langkah TINGKAT PUSKESMAS


-langkah A. Persiapan/Perencanaan :
 Menyiapkan data sasaran
 Menghitung/menginventariskebutuhan memperhitungkan stok
 Mengajukan surat permintaan kebutuhan ke seksi gizi dinas
kesehatan
 Menyiapkan tempat penyimpanan
B. Pelaksanaan
 Sarana/obat diterima oleh bendahara barang/obat dan dicatat di
buku penerimaan sarana dan kartu sarana
 Sarana/obat dikeluarkan oleh bendahara barang/obat dan
dicatat di buku pengeluaran sarana/obat dan kartu sarana
 Pengelola gizi menerima sarana/obat dan dicatat di kartu
persediaan sesuai jenis saran/obat
 Membuat alokasi sarana/obat sesuai permintaan/sasaran
C. Monitoring,Pelaporan dan Evaluasi
Sarana/obat dilaporkan secara berkala setiap 6 bulan sekali
dengan menggunakan format laporan mutasi sarana

TINGKAT DESA
A. Persiapan/Perencanaan :
 Menyiapkan data sasaran
 Menghitung/menginventaris kebutuhan memperhitungkan stok
 Mengajukan permintaan kebutuhan ke pengelola gizi
puskesmas
B. Pelaksanaan
 Sarana/obat diterima oleh bidan desa dan dicatat di buku
penerimaan sarana dan kartu sarana
 Sarana/obat dikeluarkan oleh bidan desa dan dicatat di buku
pengeluaran sarana/obat
 Bidan desa menerima sarana/obat dan dicatat di buku bantu
 Membuat alokasi sarana/obat sesuai permintaan/sasaran dari
kader
C. Monitoring,Pelaporan dan Evaluasi

 Sarana/obat dilaporkan secara berkala setiap 6 bulan sekali


dengan menggunakan format laporan mutasi sarana tk desa.

7 Unsur Pelaksana 1. Tenaga Pelaksana Gizi


2. Pembina Desa
3. Kader Posyandu
4. Petugas terkait Bendahara barang, bendahara obat

8.Unit Terkait Poskesdes,Posyandu, Pustu, BPA, BPU,KIA,Farmasi


POJOK GIZI ( POZI )
No dokumen :

No revisi :
SOP
Tanggal terbit :
UPT PUSKESMAS
JONGGOL Halaman :
Kab. Bogor

Dr.Hj. Dina Indriyanti


NIP 197203162002122003
1. Pengertian Pojok gizi adalah pelayanan gizi profesional yang diberikan di
puskesmas oleh tenaga terdidik/terlatih kepada setiap pengunjung
puskesmas yang membutuhkan, bertujuan untuk pencegahan dan
pemulihan penyakit yang berkaitan dengan gizi

2. Tujuan Meningkatkan mutu pelayanan gizi di puskesmas dalam rangka


upaya perbaikan gizi masyarakat, sebagai bagian dari quality
assurance pelayanan kesehatan dasar di puskesmas

3. Kebijakan -Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

4. Referensi Buku Juklak Perbaikan Gizi yang diterbitkan oleh seksi gizi Dias
Kesehatan Kabupaten Bogor Tahun 2015

5. Alat dan Bahan Hb meter, tensimeter, timbangan, alat ukur tinggi/panjang badan, pita
lila, alat/reagen reduksi urin, alat tes gula darah, mikroskop dan filling
kabinet

6.Prosedur/Langkah Mekanisme Pelayanan Pojok Gizi


-langkah
1. Adanya jadwal Pozi minimal satu minggu satu kali ( Setiap Kamis)
2. Adanya standar pelayanan gizi di puskesmas yang meliputi :
- Bahan penyuluhan konseling gizi yang terdiri dari protap, brosur
diit, pedoman pemanfaatan ASI,pedoman MP ASI,Pedoman
makanan ibu hamil
dan menyusui, pedomanmakanan Usila,KMS balita,Anak sekolah,Ibu
hamil
dan usila, poster IMT, PUGS, pedoman penanggulan pelayanan
gizi,AKG
daftar bahan makanan penukar, DKBM, food Model,Formulir kajian
kebiasa
an makan dan asupan makan sehari, kartu status/formulir registrasi
dan
formulir rekapitulasi.
- Bahan paket pertolongan gizi meliputi kapsul yodium, kapsul
vitamin A, tablet/sirop
besi, obat cacing, oralit dan pelayanan dietetik makanan khusus
untuk pasien rawat inap
- Alat – alat meliputi Hb meter, tensimeter, timbangan, alat ukur
tinggi/panjang badan, pita lila, alat/reagen reduksi urin, alat tes gula
darah, mikroskop dan filling kabinet
3. Waktu Penyelesaian Pelayanan : 15 Menit
4. Pencatatan dan pelaporan meliputi:
- Kartu status yang terdiri dari no. Register, identitas pengunjung,
rujukan, diagnosa Penyakit,assesmen,anamnesa dan terapi gizi
- Catatan harian
- Laporan triwulan

7. Diagram Alir

Rujuk RS

8. Unsur Pelaksana 1. Dokter


2. Tenaga Pelaksana Gizi
3. Perawat
4. Bidan
5. Promkes
TATA LAKSANA DIET GIZI BURUK
No dokumen :

No revisi :
SOP
Tanggal terbit :
UPT PUSKESMAS
JONGGOL Halaman :
Kab. Bogor

Dr.Hj. Dina Indriyanti


NIP 197203162002122003
1. Pengertian Gizi buruk adalah Keadaan gizi anak yang ditandai dengan satu atau
lebih tanda berikut:Sangat kurus,edema minimal pada kedua
punggung kaki indeks BB menurut TB/PB
(BB/TB) <-3 SD,lingkar lengan atas < 11.4cm(ntuk anak usia 6 -59
bulan) dan atau dengan tanda klinis marasmus, kwasiorkor dan
marasmuk-kwasiorkor.
2. Tujuan Meningkatkan status gizi anak gizi buruk

3. Kebijakan -Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


-PP MENKES RI NO 75 TH 2013.Ttg AKG yang dianjurkan bagi
bangsa indonesia
- Kep Men Kes RI No 1995/Menkes/SK/XII/2010 Ttg Standar
Antromometri penilaian Status Gizi Anak

4. Referensi Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas Th 2014


Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk Th 2014
Buku Pedoman Tata laksana gizi buruk Jilid 1 & 2 Th 2014
Buku Pedoman Tata Laksana KEP pd anak di Puskesmas & Rumah
Tangga Th 2014
Pedoman Gizi Seimbang Th 2014

5. Alat dan Bahan Formula 75 & Formula 100

6.Prosedur/Langkah TATALAKSANA DIET ANAK GIZI BURUK


-langkah I. PRINSIP PEMBERIAN MAKAN
1. Memenuhi energi, protein dan zat gizi lainnya
2. Pemberian diberikan secara bertahap
3. Tidak memberatkan usus dan organ tubuh lainnya
4. Mencapai berat badan normal
5. Porsi kecil dan sering
6. Jenis makanan : a. F 75
b. F 100
c. Makanan lumat
d. Makanan lembek
e. Makanan padat
II. INDIKASI PENGATURAN MAKANAN
1. Tahap stabilitasi
a. Syarat diit :
- Energi : 80 – 100 kkal/kg BB/hari
- Protein : 1 – 1,5 gr/kg BB/hari
- Cairan : 130 ml/kg BB/hari ( jika ada odema berat 100
ml/kg BB/hari )
b. Jenis diit : Formula 75
c. Waktu pemberian : Hari ke 1 -3 atau 7 ( tergantung kondisi
anak )
d. Indikasi perubahan :
- Odema menghilang
- Nafsu makan meningkat ( dapat menghabiskan F 75 sesuai
Porsi
yg dianjurkan / minimal ½ - ¾ Porsi

2. Tahap rehabilitasi
a. Syarat dii : - Energi : 100 – 150 kkal/kg BB/hari
- Protein 2 – 3 gr/kg BB/hari
- Cairan : 150 ml/kg BB/hari
b. Jenis diit : - Formula 100
- Makanan lumat ( bubur saring )
c. Waktu pemberian : - Minggu ke 2 sampai ke 6
d. Indikasi perubahan
- Kenaikan BB > 5gr/kg BB/hari dan arah grafik naik
- Nafsu makan membaik
- Anak tidak rewel dan ceria
- Aktifitas motorik bertambah
- Keluhan sakit berkurang
3. Tahap lanjutan
a. Syarat diit
- Energi : 150 – 220 kkal/gr BB/hari
- Protein : 3 -4 gr/kg BB/hari
- Cairan : 1150 – 200 ml/kg BB/hari
b. Jenis diit
- Dibedakan menurut kelompok umur ( < 2 tahun dan >=
2
Tahun )
- Berangsur menuju ke makanan anak balita sehat (
besar porsi
Macam makanan, frekuensi pemberian )
7. Diagram Alir
8.Unsur Pelaksana 1. Dokter
2. Tenaga Pelaksana Gizi
3. Perawat
4. Bidan
5. Promkes
DISTRIBUSI TABLET FE
No dokumen :
No revisi :
SOP Tanggal terbit :

UPT PUSKESMAS Halaman : 1/1


JONGGOL
Kab. Bogor

dr. HJ. Dina Indriyanti


NIP. 197203162002122003

1. Pengertian Distribusi tablet Fe adalah pemberian tablet Fe untuk


ibu hamil sebanyak minimal 90 tablet.

Semua ibu hamil mendapatkan tablet tambahan darah


2. Tujuan minimal 90 tablet.

3. Kebijakan Merupakan upaya pencegahan terhadap masalah gizi


(anemia).

4. Referensi : Buku Pedoman Distribusi Tablet Fe.

5.Alat & Bahan : Buku KIA,Tablet FE


6. Prosedur1. 7 Diagram Alir
I . Langkah-langkah

 Melakukan registrasi untuk ibu hamil Pengelola


 Melakukan pengajuan/permintaan tablet fe Obat
dengan berkoordinasi dengan petugas
obat melalui bon tambahan obat.
 Menyiapkan tablet Fe
 Mendistribusikan tablet Fe Petugas Gizi
 Memantau jumlah tablet tambah darah yang
diberikan
 Mencatat dan melaporkan hasil distribusi
tablet Fe
 Mengevaluasi hasil pemberian tablet Fe Bidan Desa
(cakupannya)

8. Unit terkait Bidan Desa ,Pengelola Obat


INFOKES/SOSIALISASI /PENYULUHAN

PROGRAM GIZI
No dokumen :
No revisi :
SOP Tanggal terbit :
Halaman :
UPT PUSKESMAS
JONGGOL
Kab. Bogor

dr. HJ. Dina Indriyanti


NIP. 197203162002122003
1. Pengertian : Infokes/sosialisasi gizi adalah suatu proses untuk
menyamakan persepsi dalam menjelaskan
informasi program gizi.

2. Tujuan : Semua sasaran memperoleh kejelasan tentang


informasi program-program gizi.

3. Kebijakan : Terselenggaranya tindaklanjut penyampaian


informasi untuk menyamakan persepsi kegiatan
program gizi.

4. Referensi : Hasil rapat/pertemuan di tingkat Kabupaten dan


Buku Pedoman yang terbaru.

5.
PROSEDUR/Langkah : I. Langkah-langkah
– langkah
1. Menyiapkan bahan rapat/sosialisasi
2. Menjelaskan/sosialisasi program gizi
3. Membuat kesepakatan dan tindak lanjut
4. Membuat notulen
5. Membuat hasil rapat
6. Memberikan umpan balik

: Semua sasaran stakeholder baik lintas program


7. Ruang Lingkup
maupun lintas sektor terkait.

8. alat dan bahan : Materi, Handout,Referensi terkait dan terkini


9. Dokumen Terkait : Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Program
Rutin.

10. Formulir yang


dipergunakan : Buku Pedoman SPM

11. Unit Terkait


: Lintas sektor dan lintas program.
PENDATAAN KELUARGA MANDIRI

SADAR GIZI ( KADARZI)


No dokumen :

No revisi :
SOP
UPT PUSKESMAS
Tanggal terbit :
JONGGOL
Kab. Bogor
Halaman :

Dr.Hj. Dina Indriyanti


NIP 197203162002122003
1. Pengertian : Keluarga Mandiri Sadar Gizi (Kadarzi) adalah Keluarga yang telah
mempraktekkan perilaku gizi yang baik dan benar sesuai kaidah ilmu
gizi, dapat mengenali masalah gizi yang ada dalam keluarga, mampu
mengidentifikasi potensi yang dimiliki keluarga/lingkungan, serta
mampu melakukan tindak lanjut untuk mengatasi masalah gizi yang
ada berdasarkan potensi yang dimilikinya.

2. Tujuan
: Untuk mendapatkan data kadarzi yang akurat dalam rangka
peningkatan status gizi, pencegahan dan penanggulangan masalah
gizi melalui wawancara dan pengamatan.

3. Kebijakan -Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

4. Referensi :Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas Th 2014

: Buku Pedoman Keluarga Mandiri Sadar Gizi (Kadarzi).

: Pedoman Gizi Seimbang Th 2014

5. Alat dan Bahan Kuesioner berisi indikator Kadarzi

6.Prosedur/Langkah I. Langkah-langkah
-langkah
 Menentukan desa sampel.
 Menentukan kelurga sampel yang akan dikunjungi.
 Menyiapkan kuesioner Kadarzi.
 Melakukan kunjungan ke rumah – rumah yang dijadikan
sampel.
 Menanyakan / melakukan wawancara tentang indikator
Kadarzi.
 Mencatat hasil wawancara di kuesoner Kadarzi.
 Menempel hasil wawancara di papan rumahnya.
 Merekap hasil kunjungan rumah.
 Membuat laporan.

7. Diagram Alir

Petugas Kesehatan
Promkes,TPG

* Membagikan Format Pendataan Kadarzi

Bidan Desa

* Membagikan Format Pendataan Kadarzi


* 1 Kader Mendata 10 = 20 RT

Kader Dasa
Wisma/Kadarzi

Rumah Tangga yg
didata

8.Unsur Pelaksana : Bidan Desa,Kader kadarzi


MONITORING GARAM BERYODIUM
No dokumen :
No revisi :
SOP Tanggal terbit :
Halaman :

UPT PUSKESMAS
Dr. HJ. Dina Indriyanti
JONGGOL
Kab. Bogor
1. Pengertian : Monitoring garam adalah kegiatan yang dilakukan
secara berkala minimal setiap tahun sekali melalui
pemeriksaan garam (NaCl) baik jenis maupun mutu
yang dikonsumsi oleh rumah tangga.

2. Tujuan : Sebagai acuan petugas gizi Puskesmas dalam


melaksanakan monitoring garam tingkat rumah tangga
di wilayahnya minimal sekali setahun.
3. Kebijakan
: Monitoring garam adalah proses kegiatan yang
dilakukan secara berkala pada keadaan (baik jenis
maupun mutu,dll ) garam (NaCl) yang dikonsumsi oleh
rumah tangga.

: Buku Petunjuk Monitoring Garam Tingkat Rumah


4. Referensi Tangga.

5.PROSEDUR/Langkah
– langkah A Persiapan :
1. Metode pemantauan dilakukan dengan cara
Survey Cepat dan pengambilan sampelnya
dilakukan dengan metode sampel kluster
2. Wawancara dilakukan kepada ibu rumah tangga
B Pelaksanaan :
1. Petugas memeriksa garam kepada ibu rumah
tangga yg menjadi sampel
Dgn cara meneteskan 2 tetes yodium tes pada
garam
2. Perubahan warna garam setelah ditetesin
yodium tes
Ungu Pekat : Garam mengandung cukup
yodium
Ungu Pucat :Garam tidak mengandung
cukup yodium
Putih Tidak Berubah : garam tidak
mengandung yodium
3.Penentuan warna pada pemetaan :
- Warna Hitam : Apabila hasil pengujian
garam yg kurang dan tidak
Beryodium > 30 %
- warna Merah : Apabila hasil pengujian
garam yang kurang dan tidak
Beryodium 20 – 29,9 %
- Warna Kuning : Apabila hasil pengujian
garam yang kurang dan tidak
Beryodium 5 19,9 %
- Warna Hijau : Apabila hasil pengujian
garam yang kurang dan tidak
Beryodium < 5 %
C. Waktu pelaksanaan Kegiatan Pemantauan Garam
Yodium : Bulan Februari dan Agustus 2013
D.Monitoring & Evaluasi
1. Monitoring Dan Evaluasi
2. Pencatatan dan Pelaporan

Pemetaan: Rumah tangga dari populasi posyandu


terpilih.

6.Alat dan bahan


: Garam dapur, Iodina tes

7.Dokumen Terkait
 Register sasaran
 Laporan hasil monitoring garam tingkat
rumah tangga
 Leaflet, poster
8Formulir yang
dipergunakan : Formulir Laporan Hasil Monitoring Garam Tingkat
Rumah Tangga.

9.Unit Terkait
. : Bidan Desa,Kader Posyandu
PENGELOLAAN PROGRAM GIZI
No dokumen :

No revisi :
SOP
Tanggal terbit :
UPT PUSKESMAS
JONGGOL Halaman :
Kab. Bogor

Dr.Hj. Dina Indriyanti


NIP 197203162002122003
Pengertian Suatu Kegiatan Pengumpulan,Pengelolaan,Analisa data,
Merumuskan Masalah, Mengidentifikasi Sasaran dan merumuskan
tujuan serta Target Kegiatan dalam rangka menentukan kegiatan gizi
sesuai dengan masalah yg ada. tenaga dan sarana untuk mencapai
tujuan yang ditentukan

Tujuan Tersusunnya kegiatan berdasarkan hasil,analisa masalah


disesuaikandengan sumber daya yang ada

3. Kebijakan

4. Referensi

5.Prosedur/Langkah- A Persiapan :
langkah 1. Mengidentifikasi masalah (Mengumpulkan,Mengolah,Menganalisa
data)
2. Menganalisis Masalah ( Membuat Peringkat Membandingkan
dengan Target,Melihat Kecenderungan
3. Menentukan Kegiatan
B Pelaksanaan
1. Menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
2. Menyusun Plan of Action (POA)Atau Rencana Pelaksanaan
Kegiatan(RPK)
C Monitoring & Evaluasi :
1. Tersusunnya RUK dan POA

6.Unsur Pelaksana : Bidan Desa,Kader kadarzi


PELACAKAN KASUS GIZI BURUK
No dokumen :

No revisi :
SOP
Tanggal terbit :
UPT PUSKESMAS
JONGGOL Halaman :
Kab. Bogor

Dr.Hj. Dina Indriyanti


NIP 197203162002122003
Pengertian  Inap Balita Gizi Buruk (BB/TB atau BB/PB<- 3 SD ) dengan
atau tanpa gejala klinis.
 Balita gizi buruk (BB/U <-3 SD dengan tanda klinis
 Balita Gizi buruk Pasca Rawat
Tujuan Meningkatkan berat badan dan status gizi balita melalui tata laksana
Gizi Buruk

3. Kebijakan -1. Buku Penanganan SKD/KLB Gizi Buruk Depkes RI tahun 2008
2. Buku WHO Antropometri tahun 2005 Depkes RI tahun 2010
3. Balita Gizi Buruk Pasca Rawat Inap

4. Referensi Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas Th 2014


Petunjuk teknis kegiatan Gizi tahun2015
Pedoman Gizi Seimbang Th 2014

5. Alat dan Bahan Format W1

6.Prosedur/Langkah A Persiapan :
-langkah
1. Mempersiapkan data gizi buruk yang ada dan ditangani
(berdasarkan laporan kronologis,LSM,Media ,Desa )
2. Lead
B Pelaksanaan :
1. Validasi Hasil Berat Badan danTinggi Badan Balita Gizi Buruk
untuk penentuan kasus
2. Mengunjungi Rumah Kasus
3. Wawancara dan Mengisi format kronologis temuan kasus
dengan melakukan pengukuran antropometri,wawancara
identitas kasus sesuai dengan format kronologis dengan
konseling.
4. Pemberian PMT sesuai dengan tatalaksana gizi buruk /sesuai
tahapan.
C Monitoring & Evaluasi
1. Pencatatan & Pelaporan /Memantau hasil pertumbuhan &
Perkembangan TB/BB kasus dengan melaporkan
perkembangan BB dan status Gizi
2. Merujuk kasus dengan kegawat darurstan medis atau dengan
penyakit yang beresiko ke RS/Membuat surat Pernyataan
untuk kasus yang tidak mau dirujuk.
7.Unsur Pelaksana : Dokter,TPG,Promkes,Surveilen,Kesling,Tokoh Masyarakat,PKK
desa,Kader,LSM,
SOP
DISTRIBUSI KAPSUL VITAMIN A
No dokumen :

No revisi :
UPT PUSKESMAS SOP
JONGGOL Tanggal terbit :
Kab. Bogor
Halaman :

Dr.Hj. Dina Indriyanti


NIP 197203162002122003
Vitamin A merupakan zat gizi yg penting (asensial) bagi manusia
2. PENGERTIAN
tentang zat gizi ini tidak dapat dibuat oleh tubuh.sehingga harus
dipenuhi dari luar tubuh .prinsip dasar untuk mencegah dan
menanggulangi masalah KVA adalah menyediakan vit A yg cukup
untuk tubuh
Menurunkan prevalensi dan mencegah kekurangan vitamin A pada
3. TUJUAN
anak balita
3. Kebijakan -Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

4. Referensi Buku Pedoman Distribusi Vitamin A.

Petunjuk teknis kegiatan Gizi tahun2015

5. Alat dan Bahan Kapsul Vit A 100.000 IU

Kapsul Vitamin A 200.000 IU

6.Prosedur/Langkah 1. Penentuan jumlah sasaran


-langkah
A. Tingkat posyandu
- Anak balita dasar penentuan jumlah sasaran adalah registrasi di
seluruh wilayah kerja posyandu.Registrasi dilakukan sebulan
memjelang bulan kapsul vitamin A olek kader posyandu /PKK
Ibu nifas Jumlah sasaran ditentukan berdasarkan jumlah ibu bersalin
.Angka tersebut dapat diperoleh dari registrasi sasaran dan laporan
persalinan oleh tenaga kesehatan dan dukun bayi.
B. Tingkat Puskesmas
- Anak balita : Petugas puskesmas dibantu oleh kader dan bidan desa
mengumpulkan hasil registrasi di posyandu hasil registrasi tersebut
dijumlahkan hasil yang diperoleh merupakan jumlah sasatanuntuk
tingkat puskesmas atau kecamatanyang kemudian dikirim di tingkat
kabupaten
- Ibu nifas : petugas puskesmas mengumpulkan hasil registrasi
sasaran KIA tiap desa ,laporan persalinan oleh nakes dan dukun
bayiserta kohor ibu yg ada di puskesmas hasil perolehan merupakan
jumlah sasaran untuk puskesmas.
2. Pengadaanm kapssul vitsmin A
Di posyandu/tempat lain yg sudah disepakati.Kapsul vitamin A
sudahharus tersedia dalam jumlah yang cukup sebelum bulan
pembagian kapsul
a. Jumlah sasaran ,ditentukan berdasarkan registrasi ditingkat
posyandu
b. Stok kapsul dan penggunaannya dalam memesan kapsul
harus memperhatikan stok yg masih ada.dalam
penggunaannya hendaknya menggunakan sistim fifo
c. Kemasan untuk pengiriman ke posyandu hendaknya tetap
dalam kemasan botol ( jangan dibuka) dan sisanya tetap
disimpan dalam botol di posyandu/tempat yg disepakati
d. D jalur pengiriman pengiriman ke posyandu/tempat lain yg
disepakati dilakukan menjelang bulan kapsul vitamin dilakukan
oleh tenaga puskesmas dibantu bidan desa dan kader
e. Penyimpanan kapsul agar tidak cepat rusak penyimpanan
harus tetap dalam botol kemasan yang ditutup rapat dan
disimpan di tempat teduh

7.Unsur Pelaksana : Kader,Bidan desa

8.DOKUMEN Laporan Vitamin A di Posyandu


PENDUKUNG
Laporan Vitamin A di puskesmas
Laporan Vitamin A di tk Dinas kesehatan
DIET PADA PENYAKIT TEKANAN
DARAH TINGGI (HIPERTENSI)

No dokumen :

No revisi :
UPT PUSKESMAS SOP
JONGGOL Tanggal terbit :
Kab. Bogor
Halaman :

Dr.Hj. Dina Indriyanti


NIP 197203162002122003
Pengertian Petugas gizi melakukan konsultasi gizi dan memberikan diet rendah
garam kepada pasien hipertensi

Tujuan Memberikan kosultasi gizi pada pasien hipertensi

Kebijakan Pasien memperoleh pelayanan gizi sesuai dengan protap gizi


sebagai standar pelayanan gizi

Prosedur PROTAP DIET PADA PENYAKIT TEKANAN DARAH TINGGI (


HIPERTENSI )

1. Baca catatan medik pengunjung


2. Lakukan riwayat gizi dan Anamnesa Diet
3. Buat rencana diet sehari sesuai dengan hasil anamnesis diet dan
pola kebiasaan makan
Pasien
4. Jika dokter tidak menentukan diet, maka pasien untuk sementara
diberikan diet rendah
Garam III ( RG III )
5. Isilah leaflet Rg
6. Berikan penjelasan diet ;
a. Jika diet RG III ( 2 gr garam dapur = ½ sendok teh ). Beri
penjelasan bahwa 2 jenis
masakan dapat diberikan garam , yaitu 1 Jenis Masakan siang
hari dan 1 Jenis masakan
malam hari sedangkan yang lainnya tidak boleh.
b. Bila diet RG II ( 1 gr garam dapur = ¼ gram teh ) hanya 1 jenis
masakan yg diberi garam
untuk siang atau malam .
c. Bila diet RG I , semua hidangan tidak boleh diberikan garam
dapur
7. Tunjukan dan berikan leafet diet RG, jelaskan kelompok bahan
makanan yg rendah garam , bahan makanan yang boleh dimakan
dan yg tidak boleh dimakan dan makanan yg dibatasi
8. Beri kesempatan pasien untuk bertanya
9. Buat kesepakatan dengan pasien untuk berkunjung 2 minggu
kemudian untuk evaluasi asupan makan, BB dan tekanan darah
10. Catat pada kartu status jenis diet dan hasil konseling
DIET PADA GIZI LEBIH ( OBESITAS )

No dokumen :

No revisi :
SOP
UPT PUSKESMAS Tanggal terbit :
JONGGOL
Kab. Bogor Halaman :

Dr.Hj. Dina Indriyanti


NIP 197203162002122003
Pengertian Petugas gizi melakukan konsultasi gizi dan memberikan diet
RENDAH ENERGI kepada pasien OBERITAS ( KEGEMUKAN )

Tujuan Memberikan kosultasi gizi pada pasien OBESITAS

Kebijakan Pasien memperoleh pelayanan gizi sesuai dengan protap gizi


sebagai standar pelayanan gizi

Prosedur PROTAP DIET PADA GIZI LEBIH ( OBESITAS )

1. Baca catatan medik pengunjung , Timbang BB pengunjung


2. Lakukan riwayat gizi, Anamnesa Diet dan pola makan
3. Buat rencana diet sehari sesuai dengan hasil anamnesis diet dan
pola kebiasaan makan pasien
4. Jika dokter tidak mementukan diet, maka pasien untuk sementara
diberikan diet rendah Kalori dengan energi yg di berikan 85 % - 90 %
dari hasil anamnesis diet.
5. Bila diet permintaan dokter adalah
a. Diet Rendah Enrgi I artinya energi yang diberikan adalah 1200
kal
b Diet Rendah Enrgi II artinya energi yang diberikan adalah 1500
kal
. C. Diet Rendah Enrgi III artinya energi yang diberikan adalah 1700
kal
6. Tulis perencanaan diet yang diminta pada leafet
7. Jelaskan diet sesuai dengan permintaan , pembagian makan
dalam sehari, daftar penukar dan food model
8. Diskusikan dengan pasien pengganti bahan makanan samapai
pasien dapat memahami termasuk penjelasan makanan yg dapat
dimakan
9. Anjurkan banyak maknan yg dapat memberikan rasa kenyang serti
sayuran dan buah buahan
10. Sarankan untuk mencatat makanan sehari hari baik jenis maupun
jumlahnya
11. untuk mempercepat penurunan BB, disarankan untul melakukan
olah raga sacara teratur 3 kali seminggu salama 30 menit1
12.. Beri kesempatan pasien untuk bertanya
13 Buat kesepakatan dengan pasien untuk berkunjung 2 minggu
kemudian untuk/ evaluasi asupan makan, BB
10. Catat pada kartu status jenis diet dan hasil konseling
DIET PADA GIZI KEKURANGAN
ENERGI PROTEIN ( KEP )

No dokumen :

No revisi :
UPT PUSKESMAS SOP
JONGGOL Tanggal terbit :
Kab. Bogor
Halaman :

Dr.Hj. Dina Indriyanti


NIP 197203162002122003
Pengertian Petugas gizi melakukan konsultasi gizi dan memberikan diet TETP
kepada pasien KEKURANGAN ENERGI PROTEIN ( KEP )

Tujuan Memberikan kosultasi gizi pada pasien KEP

Kebijakan Pasien memperoleh pelayanan gizi sesuai dengan protap gizi


sebagai standar pelayanan gizi

Prosedur PROTAP DIET TETP PADA KEP

1. Kaji hasil pengukuran BB dan Umur berdasarkan KMS


2. Amati keadaan kesehatan balita
a. Bila balita mempunyai penyakit penyerta atau komplikasi, balita
Dirujuk Ke dokter
b. Bila balita BB nya pada KMS berada di diatas garis merah dan
dibawah pita kuning berilah penyuluhan gizi
yg ditekankan pada jumlah porsi, frekuensi atau variasi makana
nan dan anjurkan rajin ke Posyandu.
3. Bila tidak sakit dan pada KMS anak berada di bawah garis merah,
maka pelayanan gizi
Mengikuti :
a. Lakukan anamnesis dan riwayat gizi balita, amati jumlah porsi,
frekuensi dan jenis
makanan yg diberikan
b. Siapkan diet lunak/ Lumat untuk anak balita berdasarkan
macam jumlah gizi sesuai
umur ( AKG )
4. Bila balita sakit dan KMS berada di bawah garis merah , maka
langkah-langkahnya :
a. Lakukan anamnesis dan riwayat gizi balita
b. Tentukan status gizinya jika masuk dalam giizi buruk berat
lakukan rujukan ke rumah
sakit, tetapi jika ringan layani di POZI
c. Tentukan kebutuhan kalori dan protein anak KEP ringan dengan
memberikan
diet TETP ( Tinggi Eniergi Tinggi Protein ) yaitu Kalori : 100-150
Kal/Kg BB dan
protein 2-3 gr/ kg BB.
5. Tulis diet anak pada leaflet maknanan anak, dengan
memperhatikan frekuensi, jumlah
Dan jenis
6. Jelaskan makanan anak saat ini perlu ditambah dengan cara
meningkatkan jumlah
Porsi, frekwensi dan menambah variasi bahan makanan.
7. Anjurkan diet anak selalu terdiri dari aneka ragam bahan makanan
tetapi disiapkan dalam
Bentuk lumat atau lunak.
8. Sarankan ibu menyiapkan makanan dalam porsi kecil yaitu 3 kali
makanan untuk bayi
Umur sampai 9 bulan dan ditambah 2 kali makanan selingan untu
umur 9-24 bulan.
ASI tetap diberikan
9. Beri kesempatan pasien untuk bertanya
10. Buat kesepakatan dengan pasien untuk berkunjung 2 minggu
kemudian untuk evaluasi
Asupan makanan,BB
11. Catat pada kartu status jenis diet dan hasil konseling
DIET PADA PENYAKIT KENCING
MANIS
( DIABETES MELLITUS / DM )

No dokumen :

UPT PUSKESMAS No revisi :


JONGGOL SOP
Kab. Bogor Tanggal terbit :

Halaman :

Dr.Hj. Dina Indriyanti


NIP 197203162002122003
Pengertian Petugas gizi melakukan konsultasi gizi dan memberikan diet DM
kepada pasien KENCING MANIS

Tujuan Memberikan kosultasi gizi pada pasien DM

Kebijakan Pasien memperoleh pelayanan gizi sesuai dengan protap gizi


sebagai standar pelayanan gizi

Prosedur PROTAP DIET PADA PENYAKIT DM


1. Baca catatan medik pengunjung , Timbang BB pengunjung
2.Tentukan kategori BB pada kurus/normal/gemuk dan hitung
kebutuhan kalori sesuai dengan jenis kelamin dan aktivitas
3. Lakukan riwayat gizi, Anamnesa Diet dan pola makan
4. Jika dokter tidak menentukan jenis Diet DM maka gunakan
patokan sebagai berikut ;
a. BB Kurus diberikan diet 2300-2500 kalori
b. BB normal diberikan 1700- 2100 kalori
c. Gemuk diberikan 1300-1500 kalori
5. Pengunjung yg diberikan pelayanan gizi adalah pengunjung
dengan kriteria berikut ;
a. Reduksi urine positif 1 ( + ) dan 2 ( ++ )
b. Tidak ada komplikasi
6. Jika dijumpai pengunjung diluar kriteria ini langsung rujuk ke RS
7. Rencanakan diet pengunjung sesuai permintaan dokter
perhitungkan kebutuhan kalori dan pola makan pengunjung
8. Siapkan laflet diet DM ( yg sesuai ) dan standar diet DM(
I,II,II,IV,V,VI,VII,VIII) kemudian tulis susun menu sehari dalam daftar
diet DM sesuai standar diet DM
9. Siapkan daftar pengganti bahan makanan, food model dan laeflet
yg telah diisi
10. jelaskan diet DM sesuai permintaan dokter dan porsi makan
sesuai dengan pembagian makan sehari, dengan menggunakan food
model
11. jelaskan kelompok bahan makanan yang boleh, tidak boleh dan
yg dibatasi
12. Anjurkan untuk mencatat makanan yg dimakan baik jenis
maupun jumlahnya setiap hari
13 . Jika memungkinkan timbang makanan yg dimakan
14. Buat kesepakatan dengan pasien untuk berkunjung 2 minggu
kemudian untuk evaluasi asupan makan, BB
15 . Catat pada kartu status jenis diet dan hasil konseling
DIET PADA PENYAKIT KENCING
MANIS
( DIABETES MELLITUS / DM )

No dokumen :

UPT PUSKESMAS No revisi :


JONGGOL SOP
Kab. Bogor Tanggal terbit :

Halaman :

Dr.Hj. Dina Indriyanti


NIP 197203162002122003
Pengertian Petugas gizi melakukan konsultasi gizi dan memberikan diet DM
kepada pasien KENCING MANIS

Tujuan Memberikan kosultasi gizi pada pasien DM

Kebijakan Pasien memperoleh pelayanan gizi sesuai dengan protap gizi


sebagai standar pelayanan gizi

Prosedur PROTAP DIET PADA PENYAKIT DM


1. Baca catatan medik pengunjung , Timbang BB pengunjung
2.Tentukan kategori BB pada kurus/normal/gemuk dan hitung
kebutuhan kalori sesuai dengan jenis kelamin dan aktivitas
3. Lakukan riwayat gizi, Anamnesa Diet dan pola makan
4. Jika dokter tidak menentukan jenis Diet DM maka gunakan
patokan sebagai berikut ;
a. BB Kurus diberikan diet 2300-2500 kalori
b. BB normal diberikan 1700- 2100 kalori
c. Gemuk diberikan 1300-1500 kalori
5. Pengunjung yg diberikan pelayanan gizi adalah pengunjung
dengan kriteria berikut ;
a. Reduksi urine positif 1 ( + ) dan 2 ( ++ )
b. Tidak ada komplikasi
6. Jika dijumpai pengunjung diluar kriteria ini langsung rujuk ke RS
7. Rencanakan diet pengunjung sesuai permintaan dokter
perhitungkan kebutuhan kalori dan pola makan pengunjung
8. Siapkan laflet diet DM ( yg sesuai ) dan standar diet DM(
I,II,II,IV,V,VI,VII,VIII) kemudian tulis susun menu sehari dalam daftar
diet DM sesuai standar diet DM
9. Siapkan daftar pengganti bahan makanan, food model dan laeflet
yg telah diisi
10. jelaskan diet DM sesuai permintaan dokter dan porsi makan
sesuai dengan pembagian makan sehari, dengan menggunakan food
model
11. jelaskan kelompok bahan makanan yang boleh, tidak boleh dan
yg dibatasi
12. Anjurkan untuk mencatat makanan yg dimakan baik jenis
maupun jumlahnya setiap hari
13 . Jika memungkinkan timbang makanan yg dimakan
14. Buat kesepakatan dengan pasien untuk berkunjung 2 minggu
kemudian untuk evaluasi asupan makan, BB
15 . Catat pada kartu status jenis diet dan hasil konseling
PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN
No dokumen :

No revisi :
SOP
Tanggal terbit :
UPT PUSKESMAS
JONGGOL Halaman :
Kab. Bogor

Dr.Hj. Dina Indriyanti


NIP 197203162002122003
Pengertian Serangkaian kegiatan Mengubah ( Memasak) bahan makanan
mentah menjadi makanan yang siap dimakan,berkualitas dan aman
untuk dikonsumsi

Tujuan Mengurangi resiko kehilangan zat-zat gizi bahan


makanan,meningkatkan nilai cerna,meningkatkan dan
mempertahankan warna,rasa,keempukan,danpenampilan
makanan,Bebas dari organism dan zat yang berbahaya untuk tubuh.

Prosedur Prasyarat
1. Tersediannya Siklus Menu
2. Tersediannya peraturan penggunaan bahan Tambahan
Pangan( BTP )
3. Tersediannya bahan makanan yg akan diolah
4. Tersediannya peralatan pengolahan bahan makanan
5. Tersedia aturan penilaian
6. Tersedianya Protap Pengolahan
Pengolahan makanan di DTP Jonggol
- Tenaga Pengolahan hanya 1 org dimulai dari pengolahan
makanan pokok,lauk & sayur,pengolahan snack berkuah
PENDISTRIBUSIAN MAKANAN
No dokumen :

No revisi :
SOP
Tanggal terbit :
UPT PUSKESMAS
JONGGOL Halaman :
Kab. Bogor

Dr.Hj. Dina Indriyanti


NIP 197203162002122003
Pengertian Serangkaian kegiatan penyaluran makanan sesuai dengan jumlah
porsi dan jenis makanan Konsumen yang dilayani,khususnya pasien
tergantung jenis diitnya.

Tujuan Penampilan menarik mengguggah selera makan pasien


Prosedur Syarat distribusi /penyaluran makanan:
- Tersedianya standar pemberian makanan rumah sakit yang
menyangkut standar penyediaan energy dan zat gizi lainnya
sesuai dietetika
- Tersedianya standar porsi yang ditetapkan Puskesmas
- Adanya peraturan pengambilan makanan
- Adanya bon permintaan makanan
- Tersediannya makanan sesuai ketentuan diet pasien
- Tersediannya peralatan makanan
- Tersediannya sarana pendistribusian makanan
- Adanya jadwal pendistribusian makanan di dapur utama
Puskesmas Jonggol Memakai Sistim Distribusi/Penyaluran makanan
yang dipusatkan ( SENTRALISASI)Dimana makanan pasien dibagi
dan disajikan dalam alat makan sekaligusdi tempat pengolahan
makanan.
Keuntungan : Menggunakan sistim distribusi SENTRALISASI
diantaranya adalah menghemat tenaga dan biaya,pengawasan dapat
dilakukan dengan mudah dan teliti,ruangan pasien terhindar dari
keributan dan bau masakan yang menyebar saat pembagian
makanan dan pekerjaan dilakukan lebih cepat.
Kelemahannya : Butuh tempat (troli) yang lebih luas/besar,
tambahan biaya untuk peralatan,perlengkapan serta
pemeliharaan,makanan sdh dingin saat sampai ke tangan
konsumen,makanan mungkin sudah tercampur sehingga tampilan
kurang menarik.
DIET ASAM URAT

No dokumen :

No revisi :
SOP
UPT PUSKESMAS Tanggal terbit :
JONGGOL
Kab. Bogor Halaman :

Dr.Hj. Dina Indriyanti


NIP 197203162002122003
Pengertian Petugas gizi memberikan konsultasi dan memberikan Diet Asam Urat
kepada pasien dengan kadar asam urat tinggi

Tujuan Memberikan konsultasi gizi pada pasien dengan kadar asam urat
tinggi

Prosedur PROTAP DIET ASAM URAT


1. Baca catatan medik pasien, timbang BB, ukur TB pasien
2. Tentukan kategori BB pada sangat
kurus/kurus/normal/gemuk/obesitas dan hitung kebutuhan kalori
sesuai dengan jenis kelamin dan aktivitasnya.
3. Lakukan anamnesa riwayat gizi, anamnesa diet dan pola makan
4. Syarat – syarat Diet Asam Urat :
a. Energi sesuai dengan kebutuhan tubuh
b. Protein cukup, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
c. Lemak sedang, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
d. Karbohidrat, sisa dari kebutuhan energi total
e. Hindari bahan makanan sumber protein yang mengandung
purin > 100 mg/ 100 g bahan makanan
f. Makanan yang menghasilkan sisa basa tinggi diutamakan, dan
yang menghasilkan sisa asam tinggi dibatasi
g. Cairan tinggi, yaitu 2,5 – 3 liter / hari, separonya berasal dari air
putih
h. Mineral dan vitamin cukup
5. Siapkan leaflet Diet Asam Urat yang sudah diisi, Daftar Pengganti
Bahan Makanan dan Food Model.
6. Jelaskan Diet Asam Urat, porsi makan dan makanan pengganti
dengan food model
7. Jelaskan makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan serta
makanan yang dibatasi
8. Anjurkan untuk mencatat makanan yang dimakan baik jenis
maupun jumlahnya setiap hari
9. Catat hasil konsultasi gizi pada kartu status pasien
10. Buat kesepakatan dengan pasien untuk berkunjung 2 minggu
kemudian untuk evaluasi asupan makanan, BB dan kadar asam
urat
11. Pasien yang diberikan pelayanan gizi adalah pasien dengan kadar
asam urat melebihi batas normal dan tanpa komplikasi, apabila
ada komplikasi langsung dirujuk ke rumah sakit.
DIET RENDAH PURIN

No dokumen :

No revisi :
SOP
UPT PUSKESMAS Tanggal terbit :
JONGGOL
Kab. Bogor Halaman :

Dr.Hj. Dina Indriyanti


NIP 197203162002122003
Pengertian Petugas gizi memberikan konsultasi dan memberikan Diet Asam Urat
kepada pasien dengan kadar asam urat tinggi ( > 7,5 mg/dl )

Tujuan Memberikan konsultasi gizi pada pasien dengan kadar asam urat
tinggi ( > 7,5 mg/dl )

Prosedur PROTAP DIET RENDAH PURIN


1. Baca catatan medik pasien, timbang BB, ukur TB pasien
2. Tentukan kategori BB pada sangat
kurus/kurus/normal/gemuk/obesitas dan hitung kebutuhan kalori
sesuai dengan jenis kelamin dan aktivitasnya.
3. Lakukan anamnesa riwayat gizi, anamnesa diet dan pola makan
4. Syarat – syarat Diet Rendah Purin :
a. Energi sesuai dengan kebutuhan tubuh
b. Protein cukup, yaitu 1,0-1,2 g/kg BB atau 10-15% dari
kebutuhan energi total
c. Lemak sedang, yaitu 10-20% dari kebutuhan energi total
d. Karbohidrat dapat diberikan lebih banyak, yaitu 65 – 75% dari
kebutuhan energi
e. Hindari bahan makanan sumber protein yang mengandung
purin > 150 mg/ 100 g bahan makanan
f. Cairan disesuaikan dengan urine yang dikeluarkan setiap hari.
Rata – rata cairan yang dianjurkan adalah 2 - 2,5 liter / hari
g. Mineral dan vitamin cukup
5. Siapkan leaflet Diet Rendah Purin yang sudah diisi, Daftar
Pengganti Bahan Makanan dan Food Model.
6. Jelaskan Diet Asam Urat, porsi makan dan makanan pengganti
dengan food model
7. Jelaskan makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan serta
makanan yang dibatasi
8. Anjurkan untuk mencatat makanan yang dimakan baik jenis
maupun jumlahnya setiap hari
9. Catat hasil konsultasi gizi pada kartu status pasien
10. Buat kesepakatan dengan pasien untuk berkunjung 2 minggu
kemudian untuk evaluasi asupan makanan, BB dan kadar asam
urat.
11. Pasien yang diberikan pelayanan gizi adalah pasien dengan kadar
asam urat > 7,5 mg/dl dan tanpa komplikasi, apabila ada
komplikasi langsung dirujuk ke rumah sakit.
DIET KOMPLIKASI KEHAMILAN
( DIET HIPEREMESIS )

No dokumen :

No revisi :
UPT PUSKESMAS SOP
JONGGOL Tanggal terbit :
Kab. Bogor
Halaman :

Dr.Hj. Dina Indriyanti


NIP 197203162002122003
Pengertian Petugas gizi memberikan konsultasi dan memberikan Diet
Hiperemesis kepada pasien / ibu hamil yang mengalami rasa mual
dan muntah yang berlebihan dalam waktu relatife lama ( sampai
trimester II )

Tujuan Memberikan konsultasi gizi pada pasien / ibu hamil yang mengalami
tanda dan gejala hiperemesis

Prosedur PROTAP DIET HIPEREMESIS


1. Baca catatan medik pasien, timbang BB pasien, ukur LiLA
2. Tentukan kategori BB pada sangat
kurus/kurus/normal/gemuk/obesitas dan hitung kebutuhan kalori
3. Lakukan anamnesa riwayat gizi, anamnesa diet dan pola makan
4. Syarat – syarat Diet Hiperemesis :
a. Karbohidrat tinggi, yaitu 75 – 80% dari kebutuhan energy total
b. Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
c. Lemak rendah, yaitu ≤ 10% dari kebutuhan energi total
d. Makanan diberikan dalam bentuk kering
e. Pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7
– 10 gelas per hari
f. Makanan mudah cerna dan tidak merangsang saluran cerna
g. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan ditingkatkan sesuai
keadaan dan kebutuhan pasien
5. Siapkan leaflet Diet Hiperemesis yang sudah diisi, Daftar
Pengganti Bahan Makanan dan Food Model.
6. Jelaskan Diet Hiperemesis, porsi makan dan makanan pengganti
dengan food model
7. Jelaskan makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan
8. Anjurkan untuk mencatat makanan yang dimakan baik jenis
maupun jumlahnya setiap hari
9. Catat hasil konsultasi gizi pada kartu status pasien
10. Buat kesepakatan dengan pasien untuk berkunjung kembali untuk
evaluasi asupan makanan, BB dan LiLA
11. Pasien yang diberikan pelayanan gizi adalah pasien / ibu hamil
yang mengalami tanda dan gejala hiperemesis
12. Apabila keadaan pasien tidak membaik, dirujuk ke rumah sakit
DIET KOMPLIKASI KEHAMILAN
( DIET PREEKLAMPSIA )

No dokumen :

No revisi :
UPT PUSKESMAS SOP
JONGGOL Tanggal terbit :
Kab. Bogor
Halaman :

Dr.Hj. Dina Indriyanti


NIP 197203162002122003
Pengertian Petugas gizi memberikan konsultasi dan memberikan Diet
Peeklampsia kepada pasien / ibu hamil yang mengalami tanda dan
gejala hipertensi, proteinuria, oedema, mudah timbul kemerah –
merahan, mual, muntah, pusing, nyeri lambung, oliguria, gelisah dan
kesadaran menurun pada saat usia kehamilan masuk minggu ke dua
puluh
Tujuan Memberikan konsultasi gizi pada pasien / ibu hamil yang mengalami
tanda dan gejala preeklampsia

Prosedur PROTAP DIET PREEKLAMPSIA


1. Baca catatan medik pasien, timbang BB pasien, ukur LiLA
2. Tentukan kategori BB pada sangat
kurus/kurus/normal/gemuk/obesitas dan hitung kebutuhan kalori
3. Lakukan anamnesa riwayat gizi, anamnesa diet dan pola makan
4. Syarat – syarat Diet Preeklampsia :
a. Energi dan semua zat gizi cukup.
b. Protein tinggi, yaitu 1,5 – 2 g/kg BB
c. Lemak sedang
d. Vitamin cukup; vitamin C dan B6 diberikan sedikit lebih tinggi
e. Mineral cukup terutama kalsium dan kalium
f. Garam diberikan rendah sesuai dengan berat ringannya retensi
garam /air.
g. Penambahan berat badan diusahakan dibawah 3 kg/bulan atau
dibawah 1 kg/ minggu
h. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan
pasien
i. Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan oliguria, cairan
dibatasi dan disesuaikan dengan cairan yang keluar melalui
urine, muntah, keringat, dan pernapasan.
5. Siapkan leaflet Diet Preeklampsia yang sudah diisi, Daftar
Pengganti Bahan Makanan dan Food Model.
6. Jelaskan Diet Preeklampsia, porsi makan dan makanan
pengganti dengan food model
7. Jelaskan makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan
8. Anjurkan untuk mencatat makanan yang dimakan baik jenis
maupun jumlahnya setiap hari
9. Catat hasil konsultasi gizi pada kartu status pasien
10. Buat kesepakatan dengan pasien untuk berkunjung kembali untuk
evaluasi asupan makanan, BB dan LiLA
11. Pasien yang diberikan pelayanan gizi adalah pasien / ibu hamil
yang mengalami tanda dan gejala preeclampsia
12. Apabila keadaan pasien tidak membaik, dirujuk ke rumah sakit
DIET KOMPLIKASI KEHAMILAN
( DIET PREEKLAMPSIA )

No dokumen :

No revisi :
UPT PUSKESMAS SOP
JONGGOL Tanggal terbit :
Kab. Bogor
Halaman :

Dr.Hj. Dina Indriyanti


NIP 197203162002122003
Pengertian Petugas gizi memberikan konsultasi dan memberikan Diet
Peeklampsia kepada pasien / ibu hamil yang mengalami tanda dan
gejala hipertensi, proteinuria, oedema, mudah timbul kemerah –
merahan, mual, muntah, pusing, nyeri lambung, oliguria, gelisah dan
kesadaran menurun pada saat usia kehamilan masuk minggu ke dua
puluh
Tujuan Memberikan konsultasi gizi pada pasien / ibu hamil yang mengalami
tanda dan gejala preeklampsia

Prosedur PROTAP DIET PREEKLAMPSIA


13. Baca catatan medik pasien, timbang BB pasien, ukur LiLA
14. Tentukan kategori BB pada sangat
kurus/kurus/normal/gemuk/obesitas dan hitung kebutuhan kalori
15. Lakukan anamnesa riwayat gizi, anamnesa diet dan pola
makan
16. Syarat – syarat Diet Preeklampsia :
j. Energi dan semua zat gizi cukup.
k. Protein tinggi, yaitu 1,5 – 2 g/kg BB
l. Lemak sedang
m. Vitamin cukup; vitamin C dan B6 diberikan sedikit lebih tinggi
n. Mineral cukup terutama kalsium dan kalium
o. Garam diberikan rendah sesuai dengan berat ringannya retensi
garam /air.
p. Penambahan berat badan diusahakan dibawah 3 kg/bulan atau
dibawah 1 kg/ minggu
q. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan
pasien
r. Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan oliguria, cairan
dibatasi dan disesuaikan dengan cairan yang keluar melalui
urine, muntah, keringat, dan pernapasan.
17. Siapkan leaflet Diet Preeklampsia yang sudah diisi, Daftar
Pengganti Bahan Makanan dan Food Model.
18. Jelaskan Diet Preeklampsia, porsi makan dan makanan
pengganti dengan food model
19. Jelaskan makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan
20. Anjurkan untuk mencatat makanan yang dimakan baik jenis
maupun jumlahnya setiap hari
21. Catat hasil konsultasi gizi pada kartu status pasien
22. Buat kesepakatan dengan pasien untuk berkunjung kembali untuk
evaluasi asupan makanan, BB dan LiLA
23. Pasien yang diberikan pelayanan gizi adalah pasien / ibu hamil
yang mengalami tanda dan gejala preeclampsia
24. Apabila keadaan pasien tidak membaik, dirujuk ke rumah sakit
DISTRIBUSI MP - ASI
No dokumen :

No revisi :
SOP
Tanggal terbit :
UPT PUSKESMAS
JONGGOL Halaman :
Kab. Bogor

Dr.Hj. Dina Indriyanti


NIP 197203162002122003
Pengertian Serangkaian kegiatan yang terdiri dari :
1.Pemberian makanan bergizi di samping Air Susu Ibu ( ASI )
kepada bayi umur 6 -11 bulan dalam bentuk MP ASI bubuk atau
tepung
2.Pemberian makanan bergizi disamping ASI (ASI) kepada bayi
usia 12-24 bulan dalam bentuk MP-ASI padat
3. Pemberian makanan bergizi Kepada ibu hamil dgn KEK Lila <
23,5 Usia Kehamilan Trimester IV.
Tujuan Untuk Menanggulangi dan mencegah terjadinya gizi buruk dan gizi
kurang sekaligus mempertahankan status gizi baik pada bayi ( 6-11
bulan) dan anak (12-24 bulan )

Prosedur 1. Menyiapkan data jumlah sarana ,membuat rencana


kebutuhan serta rencana distribusi MP-ASI kepada
sasaran.
2. Mendistribusikan MP-ASI Kepada sasaran melalui
bantuan kader posyandu atau bidan desa.
3. Melakukan Pemantauan BB dan TB/PB sasaran di
posyandu setiap bulannya selama 3 bulan berturut-
turut.
4. Melakukan penentuan status gizi sasaran setelah
dilaksanakan pemberian MP – ASI Selama 90 hari.
5. Memperoleh hasil status gizi sasaran berdasarkan
standar
6. Membuat pencatatan berupa hasil komunikasi
selama 90 hari perkembangan BB,Penilaian status
gizi awal dan akhir sasaran serta format laporan
tingkat puskesmas..
7. Pelaporan Kegiatan MP-ASI Tingkat Puskesmas Ke
Dinas Kesehatan.
Unsur Pelaksana Bidan Desa dan kader Posyandu

Dokumen Pendukung Pedoman Pelaksanaan pendistribusian dan pengelolaan MP ASI


PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA
No dokumen :

No revisi :
SOP
Tanggal terbit :
UPT PUSKESMAS
JONGGOL Halaman :
Kab. Bogor

Dr.Hj. Dina Indriyanti


NIP 197203162002122003
Pengertian Serangkaian kegiatan pemantauan dan Pembinaan proses kegiatan
penimbangan balita di posyandu yang terdiri dari :
 1. Penilaian pertumbuhan anak secara teratur melalui
penimbangan berat badan setiap bulan,pengisian KMS
menentukan status pertumbuhan berdasarkan hasil
penimbangan berat badan dibandingkan dengan umur.
 2.Menindak lanjuti setiap kasus gangguan pertumbuhan
Tujuan Mencegah memburuknya keadaan gizi sebagai upaya meningkatkan
keadaan gizi dan mempertahankan keadaan gizi yang baik

3. Kebijakan Buku Pemantauan Pertumbuhan balita Depkes RI


Kartu Menuju Sehat ,Depkes RI Tahun 2009
Buku WHO Antropometri tahun 2005 Depkes RI tahun 2008

4. Referensi Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas


Petunjuk teknis kegiatan Gizi tahun2015

5. Alat dan Bahan KMS,Dacin,Microtoice,Pengukur Panjang Badan

6.Prosedur/Langkah- 1.Membuat jadwal posyandu


langkah
2. Mengikuti proses pelaksanaan pemantauan pertumbuhan di
Posyandu
3.Mengecek kelengkapan sarana ,peralatan,dan form pencatatan
pelaporan di posyandu.
4.Mengecek Pemasangan dacin dan microtoice
5. Mengecek cara kader menimbang dan mengukur balita
6. Mengecek cara pengisian KMS dan cara penentuan status
pertumbuhan balita
7.Mengecek cara pencatatan dan pelapran hasil pemantauan
pertumbuhan pada buku SIP dan F1 Gizi
8.Bersama kader merekap balita BGM,2T dan gizi buruk
9.Memvalidasi balita BGM,2T dan gizi Buruk
10.Mendata balita 2 T dan Gizi Buruk
11.Merujuk balita 2 T dan Gizi Buruk
12.Mengevaluasi hasil pemantauan pertumbuhan
(N,T,O,B,K/S,D/S,N/S,N/D)
13.Memberi masukan dan saran kepada kader tentang hal-hal yang
berkaitan dengan Proses Pelaksanaan Pemantauan di Posyandu
7.Unsur Pelaksana : Kader,Bidan desa,Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas

Dokumen Pendukung Buku SIP,KMS,F1 Gizi,Form Rujukan Balita 2T atau Gizi Buruk,Standar
WHO 2005

Anda mungkin juga menyukai