DISUSUN OLEH
ARISKA 061630401010
M. SULAIMAN H. 061630401024
Fenomena Fluidisasi
Jika suatu aliran udara melewati suatu partikel unggun yang ada dalam
tabung, maka aliran tersebut akan memberikan gaya seret (drag force) pada
partikel dan memberikan pressure drop sepanjang unggun. Pressure drop akan
naik jika kecepatan superficial naik (kecepatan superficial adalah kecepatan aliran
jika tabung kosong).
P2
Bed x
P1
Gas in
Adapun fenomena-fenomena yang dapat terjadi pada proses fluidisasi antara lain:
1. Fenomena fixed bed, terjadi ketika laju alir fluida kurang dari laju minimum yang
dibutuhkan untuk proses awal fluidisasi. Pada kondisi ini partikel padatan tetap
diam. Kondisi ini ditunjukkan pada gambar 3.
150Vs (1 )2 x
F dan PgzF
( D p )2 3
150Vs (1 ) 2 x
P
(Dp ) 2 3
Bila Vs meningkat, meningkat dan P dijaga agar konstan. Dalam hal ini
x juga akan meningkat, akan tetapi pengaruh dari kenaikan x ini lebih kecil
dibandingkan pengaruh yang ditimbulkan oleh perubahan Adapun hubungan x,
P dan kecepatan aliran fluida dapat dilihat pada gambar 10.
m
p ( p f )g
p Sb
ρp = densitas partikel
ρf = densitas fluida
g = percepatan gravitasi
Benda yang lebih ringan akan mengapung di atas unggun (yaitu benda-
benda yang densitasnya lebih kecil daripada densitas bulk unggun),
Permukaan akan tetap horizontal bahkan dalam unggun yang miring,
Solid dapat mengalir melalui bukaan di kolom sama seperti liquid,
Unggun memiliki tekanan statis karena gravitasi, nilainya sebesar ρogh,
Ketinggian antara dua unggun terfluidisasi yang serupa sama dengan
tekanan statik mereka.
Jenis-jenis Fluidisasi
1. Fluidisasi Partikulat
Akan tetapi, tidak semua fluida liquid pasti menghasilkan fluidisasi partikulat,
hal ini dipengaruhi oleh perbedaan densitas. Dalam kasus dimana densitas fluida
dan solid tidak terlalu berbeda, ukuran partikel kecil, dan kecepatan aliran fluida
rendah, unggun akan terluidisasi merata dengan tiap partikel bergerak sendiri-
sendiri melewati jalur bebas rata-rata (mean free path) yang relatif sama. Fase
padat ini memiliki banyak karakteristik liquid dan disebut fluidisasi partikulat.
(Foust, 1959:643)
Pada fluidisasi partikulat, ekspansi yang terjadi adalah seragam dan persamaan
Ergun, yang berlaku untuk unggun diam, dapat dikatakan masih berlaku untuk
unggun yang agak mengembang. Andaikan aliran di antara partikel-partikel itu
adalah laminar, persamaan yang berlaku untuk hamparan yang mengalami
ekspansi adalah (McCabe, 1985:152):
3 150Vs
1 g p s 2 D p 2
Partikel unggun yang lebih ringan, lebih halus, dan bersifat kohesif sangat
sukar terfluidisasi karena gaya tarik antarpartikel lebih besar daripada gaya
seretnya. Partikel cenderung melekat satu sama lain dan gas menembus unggun
dengan membentuk channel.
Vs f b ub (1 f b )U mf
3. Fluidisasi Kontinu
Bila kecepatan fluida melalui hamparan zat padat cukup besar, maka semua
partikel dalam hamparan itu akan terbawa ikut oleh fluida hingga memberikan
suatu fluidisasi kontinu. Prinsip fluidisasi ini terutama diterapkan dalam
pengangkutan zat padat dari suatu titik ke titik lain dalam suatu pabrik pengolahan
di samping ada beberapa reaktor gas zat padat lama yang bekerja dengan prinsip
ini. Contohnya adalah dalam tranportasi lumpur dan tranportasi pneumatic.
(McCabe, 1985:151)
Ketika laju alir fasa fluida melewati kecepatan terminal partikel, unggun
terfluidisasi akan kehilangan identitasnya karena partikel solid terbawa dalam
aliran fluida. Metoda pengangkutan ini sering digunakan dalam industri, biasanya
dengan udara sebagai fasa fluida, antara lain untuk mengangkut produk dari
pengering semprot (spray dryers). Keuntungan metoda ini adalah kehilangan yang
terjadi sedikit, prosesnya bersih, dan kemampuannya untuk memindahkan
sejumlah besar solid dalam waktu singkat. Tetapi kerugiannya antara lain ada
kemungkinan terjadi kerusakan partikel solid serta korosi pada pipa mungkin
besar. (Foust, 1959:647)
Dalam fluidisasi, karena sifat-sifat partikel padat yang menyerupai sifat fluida
cair dengan viskositas tinggi, metode pengontakan fluidisasi memiliki beberapa
keuntungan dan kerugian.
Sifat dan Karakteristik Partikel Unggun
a. Ukuran partikel
Padatan dalam unggun yang terfluidisasi tak pernah sama dalam ukuran
dan mengacu pada distribusi ukuran partikel tersebut. Untuk menghitung ukuran
partikel rata-rata dengan menggunakan diameter rata-rata permukaan (Kirk
Othmer,1994:141).
1
d sv
x
di
pi
b. Densitas padatan
c. Penurunan tekanan
Penurunan tekanan yang terjadi pada campuran dua fasa dinyatakan dalam
beragam bentuk, seperti static head, akselerasi dan kehilangan friksi untuk gas
dan padatan. Untuk aplikasi fluidisasi unggun di luar kondisi ketika akselerasi
penurunan tekanan dapat diterima, penurunan tekanan akan dihasilkan dari static
head padatan. Untuk itu, berat suatu partikel unggun jika dibagi dengan tinggi
padatan akan menghasilkan densitas sesungguhnya dari unggun yang terfluidisasi.
Formulanya dirumuskan sebagai berikut :
PLpggc
Salah satu aspek yang akan ditinjau dalam percobaan ini adalah
mengetahui besarnya penurunan tekanan (pressure drop) di dalam unggun
padatan yang terfluidakan. Hal tersebut mempunyai arti yang cukup penting
karena selain erat sekali hubungannya dengan besarnya energi yang diperlukan,
juga bisa memberikan indikasi tentang kelakuan unggun selama operasi
berlangsung. Penentuan besarnya hilang tekan di dalam unggun terfluidakan
terutama dihitung berdasarkan rumus-rumus yang diturunkan untuk unggun diam,
terutama oleh Balke, Kozeny, Carman, ataupun peneliti-peneliti lainnya.
P kS 2
gc
L 3
dimana:
gc = faktor gravitasi
μ = viskositas fluida
d. Sphericity
d sv
dv
Material yang melingkar seperti katalis dan pasir bulat memiliki nilai sphericity
sebesar 0.9 atau lebih.
e. Kecepatan Fluidisasi Minimum (Umf)
Umf = [(1135.7+0.0408Ar)0.5-33.71]/(gdp)
Ar = gdp3(pgg/2
f. Kecepatan terminal
24
Cd
Re p
d pU g
Re p
Kekosongan f() dari unggun yang terfluidisasi adalah fraksi mol yang
terjadi oleh gas. Fungsi t dapat dinyatakan dengan pendekatan Kozeny-Charman
berikut.
Pendekatan lain yang digunakan untuk sistem banyak fasa yaitu korelasi
Richardson-Zaki untuk partikel tunggal dalam suspensi, yaitu:
U/Ut =n
n merupakan fungsi dari dp/D dan bilangan Re yang divariasikan dari 2.4-4.7
(Kirk Othmer, 1994:144).
g. Batas partikel
Partikel halus
Partikel kasar
Kohesif, partikel yang sangat halus
Unggun yang bergerak
h. Gaya antar partikel
Gaya antar partikel sering kali diabaikan dalam fluidisasi meskipun dalam
banyak kasus gaya ini lebih kuat dibandingkan hydrodinamic yang digunakan
dalam banyak korelasi. Gaya antar partikel yang berhubungan atau berkaitan
dengan unggun yang terfluidisasi, misalnya van der waals, elektrostatik, dan
kapilaritas.
Pada kecepatan gas rendah, suatu padatan dalam tabung unggun akan
berada pada kondisi konstan seiring dengan bertambahnya kecepatan gas, gaya
seret, dan gaya buoyant mengalahkan berat partikel serta gaya antar partikel
tersebut ( Kirk Othmer, 1994:147). Pada fluidisasi minimum partikel
memperlihatkan pergerakan yang minimal dan secara langsung unggun akan
sedikit terangkat.
a. Untuk partikel unggun dengan diameter < 500 dan densitas < 4000 kg/m3
(kecuali paertikel halus yang sangat kohesif), mekanisme utama adalah
adanya sirkulasi antara bulk unggun dan partikel yang berdekatan denghan
permukaan panas (Particle Convective Mechanism).
Partikel mampu mentransfer banyak panas karena mempunyai kapasitas
panas pada saat awal partikel berdekatan dengan permukaan panas, terdapat
gradien suhu lokal yang besar yaitu adanya perbedaan suhu yang besar antara
bulk unggun dengan permukaan sehingga laju perpindahan panas sangat
besar. Akan tetapi, semakin lama suhu unggun semakin mendekati suhu
permukaan. Jadi untuk selang waktu tertentu laju transfer panas semakin
tinggi jika pertikel bersinggungan dengan permuikaan panas dalam recident
time yang singkat yang dapat diperoleh dengan mengatur kondisi operasi.
Tetapi harus diingat bahwa recident time yang ekstrim kecil untuk
memeroleh koefisien perpindahan panas yang paling tinggi dibatasi oleh
konduktivitas panas gas dan jarak jalur transfer panas terpendek di mana
panas mengalir secara konduksi antara partikel unggun dan permukaan panas.
b. Untuk unggun dalam ukuran atau densitas yang lebih besar, kecepatan
interstisial adalah turbulen yang berarti bahwa transfer panas konveksi
melalui gas menjadi penting. Jika transfer panas mode ini menjadi dominan
maka transfer panas akan naik dengan naiknya diameter partikel (karena
makin besar partikel maka makin besar turbulensi kecepatan interstisial).
c. Untuk suhu yang lebih tinggi akan terdapat perbedaan suhu yang sangat besar
antara unggun dan permukaan panas sehingga transfer panas secara radiasi
menjadi penting.
Perpindahan kalor ke permukaan dalam sistem padat-gas koefisien
perpindahan panas ke permukaannya sangat tergantung pada kualitas
fluidisasi yang terjadi (Coulson, 1968:215). Untuk menghitung koefisien
perpindahan panas tersebut dapat digunakan persamaan Dow dan Jacob
berikut.
0,25
hd t d
0,65
d
0,17 (1 e) s C s U d
0,55 t t c t
k L d e C p
D = diameter partikel
Dt = diameter tube
L = panjang unggun
s = densitas padatan
=densitas gas
Umf
Gambar 11. Kurva karakteristik fluidisasi tidak ideal karena terjadi interlock.
Contoh: Reaksi gas dengan katalis padat dan reaksi padat dengan gas.
a. Gasifikasi : batubara
b. Transportasi: Fluidisasi dapat terfluidisasikan sama seperti cairan, sifat ini
digunakan untuk transportasi padat berupa serbuk.
c. Pencampuran bubuk halus (dengan ukuran partikel berlainan)
d. HE
e. Pelapisan bahan peledak pada permukaan logam
f. Drying dan sizeing
Industri yang menggunakan metoda fluidisasi
Reaktor fluidisasi menggunakan katalis padat dengan diameter partikel 0,1 mm, rapat
massa 1,50 g/ml, sperisitas 0,92. Pada kondisi unggun diam, porositas 0,35, tinggi
unggun 2m. Gas masuk dari bagian bawah reaktor pada suhu 600ºC, tekana 1 atm pada
viskositas 0,025 Cp serta rapat massa 0,22 lb/cuft. Pada fluidisasi minimum, porositas
tercapai pada 0,45. Bila fluidisasi katalis pada porositas 0,52, tentukan laju alir semua
gas masuk kolom fluidisasi !
Penyelesaian :
Dik :
cgs british
Diameter Partikel , Dp 0,1 mm 0,01 3,28 x 10-4
Rapat masa partikel, 𝜌p 1,50 g/ml 1,5 93,645
Sperisitas, ∅ 0,92 0,92 0,92
Porositas unggun diam, 𝜀 D 0,35 0,35 0,35
Tinggi unggun diam, LM 2m 200 6,56
Temperatur gas, T 600C
Tekanan gas, P 1 atm
Viskositas gas, 𝜇 0,025 cP 0,00025 1,68x10-5
Rapat massa gas, 𝜌g 0,22 lb/cuft 0,003524 0,22
Porositas fluidisasi minimum, 𝜀 M 0,45 0,45 0,45
Porositas terfluidakan, 𝜀 0,52 0,52 0,52
Gravitasi, g 980,665 32,174
Jawab :
𝑔.(𝜌p−𝜌) 𝜀 3
VO = ∅𝑠2.Dp2
150.𝜇 1−𝜀
980,665.(1,50−0,003524) 0,523
VO = 150.0,00025 1−0,52
0,922.0,012
VO = 0,97 cm/s
VO = 0,032 ft/s