Oleh:
Kelompok I (Satu)
Anggota:
Arya Wibisono 161411033
Cahya Handayani 161411034
Ditta Atsna Nuriya Salsabila 161411035
Umpan dimasukan melalui bagian atas kolom dan secara grafisional. Jika vakum
tidak dioperasikan turun dan membasahi dinding bagian dalam kolomm dan dinding
bagian luar tabung-tabung penukar panas dan dalam kolom sebagian lapisan tipis (film).
Maka panas yang diberi medium pemanas didalam penukar panas dan dipakai untuk
memanaskan larutan mencapai titik temperatur diatasnya. Sehingga didalam kolom
evaporator akan terdapat campuran larutan pada temperatur penguapan pelarut atau lebih
sedikit lebih rendah/tinggi dan uap pelarut. Karena temperatur pada bagian bawah
kolom, maka sistem pada kolom tersebut akan mengalami evakuasi (pengosongan) yang
dalam arti sebenarnya terjadi penurunan tekanan sehingga konsisi seperti vakum terjadi
oleh karena campuran tersebut akan terhisap menuju tangki pemisah dimana bagian
campuran yang berupa larutan produk yang lebih berat dan pekat turun menuju tangki
pengumpul produk sedangkan uap pelarut menuju kondenser di kondensasikan dan turun
ke tangki pengumpul distilat.
Proses penguapan berlangsung pada kalandria shell and tube. Di dalam kalandria
tersebut terdapat tabung berjumlah tiga, umpan masuk didistribusi ke masing-masing
tube kemudian membentuk lapisan tipis pada selimut bagian dalam tube. Sementara
pemanas berada di luar tube, bahan umpan yang turun secara gravitasi menyerap panas
maka terjadi penguapan pelarut sehingga keluar dari kalandria terdiri dari dua fasa (fasa
uap pelarut dan larutan pekat) kemudian dipisahakan di evaporator. Penguapan yang
terjadi akan berada di bawah titik didih air atau pelarut lain dalam kondisi curah.
Penguapan akan memerlukan kalor yang lebih sedikit untuk umpan yang memang
sedikit karena umpan mengalir dalam bentuk lapisan tipis (film). Berikut ini skematik
falling film evaporator secara umum.
Gambar 1. FFE
Keuntungan yang lebih dari falling film evaporator ialah sangat terbatasnya waktu
tinggal dari liquid. Waktu tinggal di dalam tube terhitung dalam satuan detik,
membuatnya ideal juga untuk produk-produk yang sensitif akan panas seperti susu, sari
buah, obat-obatan dan lain sebagainya.
Pada dasarnya evaporator adalah alat dimana pertukaran panas terjadi. Laju
perpindahan panas dinyatakan dalam persamaan umum :
Q = U A dT
2. Timbangan - 1
3. Ember - 5
4. Stopwatch - 1
5. Termometer - 1
7. Selang - -
B. Bahan
Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Air kran - -
IV. PROSEDUR KERJA
A. Pemanasan Langsung
Panel pengendali dinyalakan dan diatur tekanannya sebesar 0,25 bar pada
run pertama; 0,5 bar pada run kedua, 0,75 bar pada run ketiga. Setiap run
dilakukan percobaan dengan lima variasi laju alir yaitu 100, 150, 200, 250
dan 300 L/jam.
Mencatat suhu yang terdapat pada panel pengendali (T4) serta T11 yang
berada pada termometer aliran produk.
Dilakukan pengukuran laju alir massa umpan dan steam pada setiap laju alir.
Membuka katup V6 untuk mengisi pipa dengan air, kendurkan tutup odol dan tutup
V6 jika air dari tutup odol sudah meluap.
Panel pengendali dinyalakan dan diatur tekanannya sebesar 0,1 bar pada run
pertama, 0,2 bar pada run kedua dan 0,3 bar pada run ketiga. Setiap run dilakukan
percobaan dengan lima variasi laju alir yaitu 100, 150, 200, 250 dan 300 L/jam.
Mencatat suhu yang terdapat pada panel pengendali T4, T14, T8 dan T11 pada
termometer aliran produk.
Setelah selesai dilakukan pengukuran pada tekanan 0.1 bar, selanjutnya dilakukan
prosedur yang sama untuk variasi tekanan yang berbeda.
V. DATA PENGAMATAN
Kalibrasi laju alir
Rotameter Kalibrasi 1 Kalibrasi 2 Rata-rata
(L/h) (Kg/h) (Kg/h) (Kg/h)
100 195,6 189,6 192,6
150 244,8 236,4 240,6
200 294 297,4 295,7
250 345,6 348 346,8
300 398,4 400,8 399,6
Evaporasi dengan pemanasan langsung ( A = 0,21 m2 )
P Q Feed m1 m2 m3 ms
T7 (°C) T11 (°C)
(bar) (L/h) (kg/jam) (kg/jam) (kg/jam) (kg/jam)
100 192,6 193,2 -0,6 32,4 28,4 94
150 240,6 236,4 4,2 32,4 27,8 90
0,25 200 295,7 286,8 8,9 34,8 27,6 85
250 346,8 345,6 1,2 27,6 27,5 71
300 399,6 396 3,6 37,2 27,5 65
100 192,6 217,2 -24,6 27,6 27,7 94
150 240,6 241,2 -0,6 30 27,7 88
0,5 200 295,7 296,4 -0,7 32,4 27,8 78
250 346,8 348 -1,2 34,8 27,9 78
300 399,6 402 -2,4 33,6 27,8 71
100 192,6 184,8 7,8 33,6 27,8 98
150 240,6 236,4 4,2 37,2 27,8 96
0,75 200 295,7 292,8 2,9 38,4 27,7 88
250 346,8 343,2 3,6 38,4 27,9 81
300 399,6 390 9,6 45,6 27,9 78
Q Feed m1 ms T7 T8 T11
P (bar) T4 (°C)
(L/h) (kg/jam) (kg/jam) (°C) (°C) (°C)
100 192,6 4,8 174 26,6 58,3 28
150 240,6 2,4 94,7 26,4 57,1 28
0,1
200 295,7 3,6 95 26,5 56,6 27
250 346,8 3,6 94,1 26,5 57,4 27
300 399,6 3,6 86,3 26,6 56,8 27
100 192,6 4,8 84,7 26,9 57,5 27
150 240,6 2,4 83,7 26,8 54,8 28
0,2 200 295,7 3,6 83,2 26,7 54,6 27
250 346,8 7,2 82,3 26,6 54 27
300 399,6 3,6 81,8 26,5 60 27
100 192,6 6 81,7 26,5 53,4 27
150 240,6 4,8 81,1 26,7 54 28
0,3
200 295,7 4,8 80,4 26,8 56,4 28
250 346,8 7,2 79,4 26,7 52,7 28
300 399,6 8,4 79,1 26,9 54 27
80.0
60.0
40.0
20.0
0.0
0 50 100 150 200 250 300 350
Laju ALir Umpan (L/h)
1400.0
1200.0
1000.0
800.0
600.0
0 50 100 150 200 250 300 350
Laju Alir Umpan (L/h)
50.00
40.00
Effesiensi (%)
30.00
20.00
10.00
0.00
0 50 100 150 200 250 300 350
-10.00
laju alir umpan (L/h)
0,1 barg 0,2 barg 0,3 barg
0.040
U(W/m² K)
0.030
0.020
0.010
0.000
0 50 100 150 200 250 300 350
Laju alir umpan (L/h)
Prinsip dari alat FFE ini adalah menjatuhkan umpan berupa larutan ( encer) secara
gravitasi sehingga memebentuk lapisan tipis pada tube kolom calandria selanjuntya larutan
encer yang digunakan akan teruapkan oleh kalor steam yang diberikan pada sisi shell,
pembentukan lapisan tipis ini bertujuan agar proses pengupan dapat beralngsung pada suhu
yang lebih rendah dibandingkan titik didih larutan dan kontak anatara steam dan bahan lebih
besar atau memeperluas bidang kontak antara steam dan larutan. Hasil dari proses pengupan
ini adalah terjadi perubahan fasa pada larutan encer menjadi fasa uap dan fasa cair. Dua fasa
ini akan menuju kebawah dan dipisahkan pada separator, fasa uap selanjutnya menuju
kondensor dilakukan proses kondensasi sehingga dihasilkan cairan. Sedangkan fasa cair
(larutakan pekat) akan langsung ditampung sebagai produk
Tedapat dua metoda yang digunakan untuk proses pengupan, yang pertama adalah
pemanasan langsung, pemanasaan langsung ini menggunakan media pemanas steam yang
langsung dikontakan dengan larutan encer. yang kedua adalah pemanasan tidak langsung
yaitu menggunakan media pemanas air panas, air panas berasal dari kontak antara air keran
( tanah) dengan steam, oleh karena adanya dua metode yang berbeda, maka perlu
diperhatikan valve-valve yang terbuka dan tertutup sehingga proses dapat berjalan dengan
baik dan aman. Pengontakan cairan dilakuakan secara co-current disebabkan karena bentuk
kolom calndria yang vertical, sehingga jika pengontakan dilakukan dengan counter current
laju aliran steam akan terhambat oleh kondensat yang terbentuk
Pada praktikum variasi yang digunakan untuk proses pengupan dengan pemanasan
langsung pada tekanan 0,25 ; 0,5 ; 0,75 bar gauge dan variasi laju alir larutan encer (air)
pada 100, 150, 200, 250, 300 L/h. Dari hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa nilai
efesiensi pemanasan langsung jauh lebih baik dibanding pemanasan tidak langsung karena
kalor yang terima oleh larutan lebih besar. Sedangkan untuk proses pengupan dengan
pemanasan tidak langsung variasi yang digunakan pada tekanan 0,1 ; 0,2 ; 0,3 bar gauge dan
laju alir 100,150,200,250,300 L/h , dari hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa efesiensi
pemansan tidak langsung jauh lebih kecil dibandingkan dengan pemanasan langsung karena
kalor yang diberikan pada larutan cukup kecil sehingga nilai koefisein perpindahan panas
keseluruhan juga kecil .
Pada metode pemanasan langsung efisiensi penggunaan steam berada pada rata rata
88% ini mengindikasikan bahwa hampir semua variasi tekanan dan laju alir pada metode
pemanasan langsung menyerap hampir semua kalor yang diberikan oleh steam, sedangkan
pada metode pemanasan tidak langsung efesiensi berada pada rata rata 4,8% in
mengindikasikan bahwa pemanasan tidak langsung kurang efektif dalam proses pengupan
alat falling film evaporator hal ini juga bisa disebabkan karena steam yang tidak konstan
pada tekanan yang ditentukan. Efesiensi ini juga berpengaruh langsung terhadap koefisien
perpindahan keseluruhan (U) semakin tinggi efisiensi penggunaan steam maka U kan
semakin besar. Dari grafik dapa dilihat pengaruh tekanan pada laju alir sama terhadap
efisensi dan koefiensien perpindahn panas ( pemansan langsung) pada laju alir 300 L/h,
semakin besar tekanan maka efisiensi akan semakin besar karena kalor steam yang diberikan
semakin besar.
Ada beberapa penyimpangan yang terjadi, antara lain, efisiensi yang minus, selain
itu juga efiseinsi lebih dari 100 % salah satu factor penyebabnya adalah steam yang tidak
kosntan pada tekanan yang ditentukan dan terdapat kalor yang tersimpan pada alat sehingga
menambah kalor yang diberikan pada larutan. Steam yang tidak konstan ini juga
berpengaruh terhadapat flukluatif yang terjadi pada efisiensi maupun koefiesen perpidahan
keseluruhan.
Hasil dari praktikum ini didapatkan bahwa dari rata-rata efisiensi yang dihasilkan
oleh pemanasan langsung nilainya lebih besar dibandingkan dengan efisiensi pemanasan
tidak langsung karena pada pemanasan secara tidak langsung pertukaran kalor yang terjadi
lebih kecil darpada pemanasan langsung sehingga mengakibatkan nilai perpindahan
panasnya pun kecil. Pada efisiensi tersebut ada yang bernilai negative hal tersebut
disebabkan oleh steam yang dikonsumsi tidak stabil pada saat itu yang menyebabkan
perpindahan panasnya pun berkurang. Efisiensi juga berpengaruh terhadap koefisien
perpindahan panas keseluruhan (U) dimana semakin tinggi efisiensi nilai U yang dihasilkan
pun semakin besar. Sehingga metode yang baik digunakan untuk proses evaporasi dengan
falling film evaporator ini ialah dengan pemanasan langsung karena saat konsumsi steam
tidak stabil jika pemanasan langsung setidaknya perpindahan panas yang terjadi masih
cukup besar dibandingkan dengan yang berkontak terlebih dahulu dengan air (panas steam
sudah berkurang karena dipakai pemanasan air terlebih dahulu).
VIII. KESIMPULAN
IX. DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN