8.NE Pada Berbagai Penyakit PDF
8.NE Pada Berbagai Penyakit PDF
PADA
BERBAGAI PENYAKIT
b e an s
n t
u s
Tahap I
Bila terjadi hematemesis melena
maka dipuasakan
Tahap II
Hasil kumba lambung (Gastric cooling ) 3x hasil negatif
mulai diberikan makanan cair
Tahap III
Bila 1-2 hari (melena masih ada) scr bertahap
diberikan makanan saring, makanan
lunak rendah serat
• Pada penyakit hati terjadi perubahan
metabolisme protein.
• Dari konsensus European Society of
Parenteral and Enteral Nutrition
disimpulkan :
1. Pasien dengan sirosis hepatis cenderung
untuk hipermetabolik dan memerlukan
asupan diet protein yang lebih tinggi dari
normal.
2. Sebagian pasien dapat mentoleransi
asupan protein yang normal atau bahkan
meningkat tanpa ada risiko ensefalopati.
3. Modifikasi pola makan, berupa beberapa
jenis makanan dan pemberian makanan
selingan malam hari dapat bermanfaat
Lanjutan
1. Asidosis metabolik
Menggambarkan kegagalan fungsi tubulus
ginjal.
Nafas cepat dan dalam
HIPERMETABOLISME
HIPERKATABOLISME
IMUNOSUPRESI
• Asupan kalori non protein pada pasien trauma
adalah 25-40 kcal/kg/hari, dimulai dari kalori
rendah yaitu 9-18 kkal/kg BB/hari.
• Protein : 1,5 – 2 g/kg BBI/hari.
• Pada luka bakar berat, protein dapat diberikan
sampai 2,5 g/kgBB/hari, dengan rasio
nitrogen/kalori non protein adalah 1 : 80-110
Rasio nitrogen : Kalori non protein =
1 : 80 -110 (protein tidak dihitung
sebagai kalori) 1 gram nitrogen
setara dengan 6,25 protein.
Protein tidak diergunakan sebagai
sumber energi.
Lemak : 30 – 40% total energi
Karbohidrat 60-70% total kalori
(sisa dari perhitungan total
energi dikurangi energi lemak)
Densitas Kalori 1,2-2 kkal/cc
Disfungsi dari usus yang tersisa
Perubahan struktur dan fungsi usus yang
tersisa (Penurunana fungsi absorbsi cairan,
elektrolit, makronutrien, mineral dan vitamin).
Perubahan- adaptasi intestinal dimulai pasca
bedah sd 12 bulan, kadang sd >2 tahun.
Adanya nutrisi dalam lumen usus kan
mempercepat adaptasi intestinal.
Efek stimulasi sekresi pankreas, peptida
intestinal akan meningkatkan pertumbuhan
dan fungsi dari usus yang tersisa.
Pembberian NE melalui pipa nasojejunal,
yang terlampau distal akan mempersulit
adaptasi usus halus bagian proksimal,
sehingga mengurangi kemampuan total
permukaan absorbsi.
Pemberian NE mencegah atropi mukosa usus,
meningkatkan fungsi absorbsi usus,
menurunkan risiko kolestasis.
Lanjut....................
Pada pasien fistula di esofagus, gaster,
duodenum -- NE via pipa ke yeyenum
(yeyenistomi)
Pada pasien yang tidak dapat mentoleransi NE
(adanya peningkatan fistula, residu gaster,
kram abdomen, diare)- NE dikurangi
NE diberikan sebagai makanan usus : 10-20
ml/jam.
NE pad pasca bedah dapat diberikan
segera dalam 24 jam pertama.
PX laparotomi dan reseksi usus dapat
mulai diberikan NE pada 2-3 jam pasca
bedah.
NE dimulai dengan memberikan 15
ml/jam.
Bila toleransi baik, volume dapat
ditingkatkan secara bertahap.
KAPAN NE DIBERIKAN?