PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
yaitu kurangnya aktivitas fisik (Lutsey dkk. 2008) dalam (Suhaema dan
Masthalina 2015).
2
10,40%. Khususnya Kota Mataram menyumbangkan angka obesitas
pada laki laki sebesar 5,36% dan pada perempuan sebesar 6,02%.
3
tahun 2014 sebanyak 105 ton per 35 Ha luas panen, kemudian
meningkat di tahun 2015 sebanyak 301 ton per 47 Ha luas panen.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
4
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik sampel meliputi umur, jenis
kelamin,alamat, status gizi, konsumsi rokok, riwayat penyakit
keluarga.
b. Mengidentifikasi asupan zat gizi (Energi, Protein, Lemak,
Karbohidrat, serat) yang dikonsumsi subjek.
c. Mengidentifikasi kadar glukosa darah subjek sebelum dan
sesudah perlakuan.
d. Menganalisis efektivitas pemberian yogurt kacang merah
(Phaseolus vulgaris L) dalam menurunkan kadar glukosa
darah pada pasien sindrom metabolik.
D. Hipotesis
E. Manfaat penelitian
1. Manfaat ilmiah
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sumber informasi
dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan serta
dapat menjadi acuan untuk penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat bagi institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan di bidang gizi
khususnya dalam pemanfaatan minuman yogurt kacang merah
untuk menurunkan kadar glukosa darah pada penderita sindrom
metabolik.
3. Manfaat bagi peneliti
Khusus bagi peneliti, untuk memperluas wawasan dan
menambah pengetahuan tentang penerapan keilmuan di
lapangan khususnya mengenai pengaruh pemberian yogurt
5
kacang merah terhadap kadar glukosa darah pasien sindrom
metabolik.
4. Manfaat praktis
Diharapkan dapat menjadi sumber informsi terkait potensi
yogurt kacang merah, dapat diterima oleh masyarakat, dan
dapat diterapkan untuk menangani masalah hiperglikemia.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Patofisiologi
7
(ROS), sehingga terjadi stres oksidatif karena enzim antioksidan
menurun di dalam sirkulasi darah. Kondisi ini juga akan
menyebabkan sistem kerja jaringan adiposa terganggu, inilah
awal patofisiologi terjadinya sindrom metabolik, hipertensi, dan
aterosklerosis (Stocker dan Keaney 2004) dalam (Rini, 2015).
b. Glukosa darah
8
c. Trigliserida dan HDL Kolesterol
d. Tekanan darah
9
sindrom metabolik. Hal yang harus diperhatikan adalah sekresi
hormon insulin untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah
dan hormon glukagon yang meningkatkan kadar glukosa darah
(Kronenberg et al. 2008).
a. Konsumsi Karbohidrat
10
stakiosa yang banyak di jumpai dalam kacang kacangan,
sedangkan bila mengandung lebih dari sepuluh unit gula
disebut polisakarida seperti kanji, glikogen dan sellulosa
(Hardinsyah dkk. 2016).
b. Aktivitas Fisik
c. Penggunaan Obat
d. Keadaan sakit
11
terhadap metabolisme karbohidrat. Hormon tiroid dapat
meningkatkan kecepatan penggunaan glukosa oleh sel,
meningkatkan proses glukoneogenesis, meningkatkan
kecepatan absorpsi saluran cerna, bahkan meningkatkan
sekresi insulin (Guyton dan Hall 2008).
e. Stres
f. Siklus Menstruasi
g. Dehidrasi
12
tekanan osmotik dalam cairan ekstraseluler dan
menyebabkan dehidrasi seluler. Konsentrasi glukosa darah
yang berlebihan akan menyebabkan glikosuria (kondisi
hilangya glukosa melalui urin) dan akan mengrah ke deuresis
osmotik yang menghabiskan cairan dan elektrolit tubuh (Chee
dan Fernando 2007) dalam (Yastutik, 2017).
h. Konsumsi Alkohol
i. Usia
5. Kacang Merah
a. Budidaya tanaman kacang merah
13
dan kebiasaan panennya. Kacang merah atau kacang jogo
merupakan kacang buncis tipe tegak (tidak merambat), lain
halnya dengan kacang buncis yang pada umumnya tumbuh
merambat. Biasanya kacang merah dipanen polong tua, sehingga
disebut (bush bean) sedangkan kacang buncis dipanen polong
muda sehingga disebut (pole beans) (Rukmana, 2009) dalam
(Fatimah, 2013).
(a) (b)
14
(a) (b)
15
Gambar 5.3. Berbagai varietas Phaseolus Pulgaris L
(Sumber: Gepts, 2008)
16
Gambar 2.1 Kacang Merah Red Bean
17
dijalur sintesa lipoprotein (Andreson dkk. 1990) dalam
(Marcelia dan Kartasurya 2015).
18
d. Kandungan gizi kacang merah
Kandungan gizi kacang merah kering per 100 gram:
NO ZAT GIZI JUMLAH
2 Protein (g) 11
9 Natrium (mg) 7
11 Cu (mg) 0,34
12 Zn (mg) 1,4
13 Retinol (mcg) -
16 Vitamin C -
19
6. Yogurt kacang Merah
a. Kandungan Gizi
Kandungan gizi yogurt sari kacang merah selama 16 jam
fermentasi per 100 cc:
NO ZAT GIZI JUMLAH
1 Kadar air (g) 82,39
2 Kadar abu (g) 0,81
3 Protein (g) 4,77
4 Lemak (g) 0,49
5 Karbohidrat (g) 11,55
6 Serat kasar (g) 0,287
(Sumber : dalam Yasinta, 2015)
20
9 Cemaran Mikroba
9.1 Bakteri Coliform APM/g atau Maks. 10
koloni/g
9.2 Salmonela - Negatif/ 25 gr
9.3 Listeria - Negatif/ 25 gr
monocytogenes
10 Jumlah bakteri Koloni/ gr Min. 107
starter
(Sumber : Badan Standarisasi Nasional, 2009)
21
laktat yang dapat menghidrolisis senyawa isoflavon menjadi
senyawa isoflavon bebas dalam bentuk aktif yang disebut
dengan aglikon. Selain itu, bakteri asam laktat juga
berperan langsung dalam menurunkan kolesterol melalui
mekanisme asimilasi kolesterol, sehingga terjadi efek
antioksidan dan terhidrolisisnya aktivitas garam empedu.
Bakteri asam laktat yang terkandung dalam yogurt kacang
merah juga dapat menurunkan kolestrol melalui proses
asimilasi kolestrol dan perubahan aktivitas garam empedu
terhidrolasi. Proses asimilasi terjadi melalui pengambilan
kolestrol oleh BAL. Kolestrol tersebut berinkoporasi dengan
memberan sel bakteri sehingga menyebabkan berkurangnya
jumlah kolestrol bebas yang ada dalam tubuh. Sementara
perubahan aktivitas garam empedu terhidrolasi mengakibatkan
asam empedu menjadi sulit diabsorpsi kembali sehingga akan
lebih banyak asam empedu yang akan diekskresikan melalui
feses (Goktepe et al. 2006) dalam (Marcelia dan Kartasurya,
2015).
22
d. Hasil penelitian
e. Cara pembuatan
Menurut SNI 01-2981-2009 yogurt adalah produk yang
diperoleh dari fermentasi susu dan atau susu rekonstitusi
dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophillus dan atau bakteri asam laktat lain
yang sesuai, dengan/atau tanpa penambahan bahan pangan
lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan.
23
dengan cara memblender dengan air panas dalam (Marcelia
dan Kartasurya 2015).
Menurut Agustina dan Rahman (2010) penambahan
susu skim dan sukrosa secara nyata dapat meningkatkan
produksi atau jumlah asam pada proses pembuatan yogurt
yang terbuat dari kacang. Produksi asam laktat pada fermentasi
yogurt masih dapat dilakukan tanpa penambahan sukrosa dan
susu skim, namun dalam jumlah yang sangat terbatas dan
belum memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan oleh SNI
01-2981-2009 dalam (Marcelia dan Kartasurya 2015).
Starter yogurt terdiri dari dua jenis bakteri yaitu
Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus
dalam perbandingan 1 : 1, kedua jenis bakteri hidup dalam
simbiosis dan untuk memperoleh produksi asam yang cepat,
perbandingan ini harus tetap dipertahankan. Rasio antara
Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus dapat
dipertahankan dengan mengatur suhu inkubasi dan persentase
inokulum Streptococcus thermophillus menyukai suhu 40o C
sedangkan Lactobacillus bulgaricus menyukai suhu lebih tinggi
dan waktu inkubasi yang lebih lama. Bila persentase inokulum
diturunkan maka diperlukan waktu inkubasi lebih lama
(Sumanti, 2007) dalam (Purba, 2012).
Winarno et al. (2003) menyatakan bahwa pembuatan
yogurt merupakan proses fermentasi komponen gula yang ada
di dalam susu terutama laktosa menjadi asam laktat dan asam-
asam lainnya. Peningkatan citarasa selama proses ferementasi
dimana susu menjadi asam dan timbulnya aroma khas yogurt
karena adanya asam laktat yang dihasilkan dari proses
fermentasi tersebut. Selain itu, fermentasi juga dapat
meningkatkan keasaman atau menurunkan pH yogurt,
sehingga menyebabkan semakin sedikitnya mikroba yang
mampu bertahan hidup dan dapat menghambat proses
24
pertumbuhan mikroba patogen dan mikroba perusak susu
dimana umur simpan susu dapat menjadi awet dan tahan lama
dalam (Marcelia dan Kartasurya 2015).
Tahap inkubasi merupakan kunci keberhasilan dalam
pembuatan yogurt. Pada tahap ini akan terjadi proses
fermentasi yang akan mengubah laktosa menjadi asam laktat.
Pada umumnya, fermentasi dilakukan pada suhu optimum BAL,
yaitu 40-45 . Namun, inkubasi juga dapat dilakukan pada suhu
ruang (290C), dengan waktu yang lebih lama, yaitu 14-24 jam
(Kusantati dkk. 2007) dalam (Anugerah, 2018).
f. Bentuk yogurt
Menurut Hasruddin dan Pratiwi (2015) dalam
(Anugerah, 2018), jenis yogurt berdasarkan karakteristik
struktur fisiknya, antara lain:
1) Firm Yogurt
2) Stirred Yogurt
25
Pada saat proses dilakukan pengadukan sehingga
gel pecah dan kemudian didinginkan dan dikemas
setelah terjadi penggumpalan kembali. Selama dalam
kemasan, terjadi peningkatan viskositas dan tekstur
produk cukup padat dan biasanya pada yogurt jenis ini
ditambahkan pengental.
3) Drinking Yogurt
1) Berdasarkan rasa
a) Plain yogurt atau yogurt murni
b) Flavoured yogurt
c) Fruit Yogurt
26
Fruit yogurt adalah yogurt yang ditambahkan sari
atau irisan buah. Selain aroma dan rasanya menjadi
lebih enak, kandungan gizinya pun menjadi lebih
lengkap. Penambahan sari atau potongan buah
biasanya mencapai 10%.
27
7. Kerangka Konsep
Sindrom metabolik
1. Konsumsi
karbohidrat
2. Aktivitas
1. Status gizi normal fisik
2. Tidak 3. Pengguna
mengkonsumsi an obat
rokok 4. Keadaan
3. Asupan zat gizi sakit
makro seimbang 5. Stres
4. Konsumsi yogurt 6. Siklus
kacang merah menstruasi
(Phaseolus vulgaris 7. Dehidrasi
L) 225 mL/hari 8. Konsumsi
alkohol
Faktor Intrinsik
Menurunkan kadar
glukosa darah 1. Usia
Keterangan :
28
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Waktu
B. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Kuasi Eksperimen dengan
rancangan Non Equevalent Control Grup. Jenis kuasi
eksperimen ini digunakan karena ketidakmungkinan untuk
29
mengontrol dan memanipulasi semua variable secara relevan,
hubungan sebab akibat melibatkan kelompok kontrol di
samping kelompok eksperimen, namun pemilihan kedua
kelompok tersebut tidak dengan teknik random. Rancangan
non equivalent control grup maksudnya adalah kelompok
kontrol tidak mungkin akan benar benar sama, dimana
kelompok kontrol diberikan pretest, intervensi, dan posttest
sedangkan kelompok kontrol diberikan pretest dan posttest
saja. Adapun rancangan penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:
Pretest Intervensi Posttest
Kelompok Perlakuan 01 X 02
Kelompok kontrol
01 02
Keterangan:
2. Sampel
30
1) Laki-laki atau perempuan (tidak dalam kondisi hamil)
yang berusia di atas 15 tahun,
2) Memiliki kadar glukosa darah puasa ≥100 mg/dL, dan
Memiliki 2 dari kriteria seperti di bawah :
a) ukuran lingkar perut ≥ 90 cm untuk laki laki dan ≥ 80
cm untuk perempuan
b) Memiliki kadar kolestrol HDL <40 mg/dL untuk laki
laki dan <50 mg/dL untuk perempuan,
c) Memiliki kadar trigliserida ≥150 mg/dl,
d) Tekanan darah (sistolik ≥130 mmHg atau diastolik
≥85 mmHg),
3) Berdomisili di kota Mataram dan mempunyai alamat yang
jelas,
4) Dapat berkomunikasi dengan baik,
5) Bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, dengan
menandatangani Informed Consent.
[(𝑧𝛼 + 𝑧𝛽)𝑠]2
𝑛=
[𝑋𝑎 − 𝑋𝑜]2
31
s= simpang baku populasi standar (5,78) mengacu
pada penelitian (Putriningtyas dan Astuti, 2012).
Xα-Xo= perbedaan klinis yang diinginkan (5,27)
mengacu pada penelitian (Putriningtyas dan Astuti,
2012).
Cara perhitungan :
[(1,96 + 1,282)5,78]²
n=
[(5,27)]²
[18,73]²
n=
[(5,27)]²
350,97
n=
27,77
n = 12,6
n = 13 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
n = 13 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 + 3 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
n = 16
32
D. Data yang dikumpulkan
1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapatkan dari pengumpulan
data langsung dari subjek oleh peneliti.
a. Data karakteristik subjek meliputi umur, jenis kelamin,
alamat, berat badan, tinggi badan, status gizi, konsumsi
rokok, dan riwayat penyakit keluarga.
b. asupan zat gizi (Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, serat,)
c. Data kadar glukosa darah puasa dan data 2 kriteria dari
gejala atau tanda sindrom metabolik.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan dengan cara
pengumpulan data yang tidak dilakukan secara langsung, tetapi
mengutip dari data yang sudah ada.
a. Data jumlah pasien yang menderita sindrom metabolik.
E. Cara pengumpulan data
1. Data Primer
a. Data karakteristik subjek meliputi meliputi umur, jenis
kelamin, alamat, konsumsi rokok, dan riwayat penyakit
keluarga dilakukan dengan cara wawancara dengan alat
bantu form identitas.
Untuk berat badan dan tinggi badan didapatkan dengan cara
pengukuran secara langsung menggunakan alat ukur
timbangan digital dengan tingkat ketelitian 0,1 kg untuk berat
badan dan mikrotoa dengan tingkat ketelitian 0,1 cm untuk
tinggi badan. Data status gizi sampel dikumpulkan dengan
menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan
membandingkan antara berat badan dan tinggi badan.
b. Data asupan zat gizi subjek
Konsumsi zat gizi energi, protein, lemak, karbohidrat, dan
serat yang dikonsumsi oleh pasien dikumpulkan dengan
cara wawancara dengan metode recall 1 x 24 jam yaitu
33
sebelum dan sesudah pemberian yogurt kacang merah di
hari ke 11.
c. Data kadar glukosa darah puasa didapat melalui
pengukuran, dengan menggunakan alat ukur GCU (Glucose
Cholestrol Uric Acid). Pengukuran glukosa darah dibantu
oleh enumerator yang berstatus lulusan Jurusan Analis
Kesehatan Poltekkes Mataram yang sudah memiliki surat
tanda registrasi (STR), sehat jasmani dan rohani. Dan dua
kriteria diantara tanda tanda sindrom metabolik dilihat dalam
data rekam medis.
2. Data Sekunder
badan subjek.
𝐵𝐵 (𝑘𝑔)
Status gizi (IMT) = 𝑇𝐵 (𝑚)²
34
(WHO/IASO/IOTF. The Asia Pacific perspective: Redefining
Kurus <18,5
(Underweight)
Normal 18,5 – 22,9
Gemuk >23
Obesitas dengan 23-24,9
resiko
Obesitas I 25-29,9
Obesitas II ≥30
d) Konsumsi rokok (ya dan tidak), dibuat dalam bentuk tabel
kemudian dideskripsikan.
e) Riwayat penyakit keluarga (ya dan tidak), dibuat dalam
bentuk tabel kemudian dideskripsikan.
2. Data tentang asupan zat gizi energi, protein, lemak, dan
kategorinya adalah :
Persentase Kategori
<90% Defisit
90-119% Normal
35
Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute
(NHLBI) menganjurkan asupan serat 25-30 g/hari dalam
(Marcelia dan Kartasurya 2015). Langkah-langkah pelaksanaan
recall 24 jam dapat dilihat pada lampiran.
G. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat dan bivariat
dengan menggunakan bantuan (SPSS).
a. Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik
setiap variabel yang diteliti pada penelitian ini yaitu umur, jenis
kelamin, alamat, status gizi, konsumsi rokok, riwayat penyakit
keluarga data tentang asupan zat gizi subjek, dan data kadar
glukosa darah. Data tersebut ditabulasi kemudian dianalisis
secara deskriptif.
b. Analisis bivariat yang digunakan pada penelitian ini adalah uji
beda dua mean independent sample t-test untuk melihat ada
atau tidak adanya perbedaan glukosa darah puasa antara
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Sedangkan untuk
melihat pengaruh perlakuan terhadap glukosa darah puasa,
dilakukan uji independent t-test pada selisih perubahan glukosa
darah puasa antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
36
Uji statistik untuk seluruh analisis tersebut dianalisis dengan
tingkat kemaknaan 95% (alpha 0.05), dimana jika nilai p < 0.05
maka secara statistik disebut ada perbedaan dan jika nilai p >
0.05 maka hasil hitungan disebut tidak ada perbedaan.
H. Definisi Operasional
Cara
Skala
No Variabel Definisi Hasil pengukuran pengumpulan
Data
data
1. Sindrom Suatu kondisi dimana Glukosa darah Melihat dari Nomin
metabolik terjadi paling sedikit 3 puasa ≥100 data rekam al
tanda dari 5 kriteria mg/dl, Obesitas medis.
sindrom metabolik sentral (lingkar
yang dialami perut ≥ 90 cm
seseorang. Salah satu untuk laki laki dan
dari 3 tanda tersebut ≥ 80 cm untuk
adalah peningkatan perempuan),
kadar glukosa darah Trigliserida ≥150
dan 2 tanda lainnya. mg/dl, Kadar HDL
(<40 mg/dl untuk
laki laki dan <50
mg/dl untuk
perempuan),
Tekanan darah
(sistolik ≥130
mmHg atau
diastolik ≥85
mmHg)
37
menggunakan starter Sedangkan
(Lactobacillus menurut The
bulgaricus dan International
Steptococcus Dairy Foods
thermophilus) Association
sebanyak 5%. (IDFA) (2009)
adalah 4,6
Alat :
- Blender
- Waskom
- Panci
- Kompor gas
- Dandang
- Inkubator
- Kemasan
- refrigator
Bahan :
38
- Starter (Lactobacillus bulgaricus dan Steptococcus
thermophilus) sebanyak 5%.
Cara membuat :
39
J. Alur penelitian
40
melakukan pemeriksaan awal kadar glukosa darah puasa
subjek, dimana pemeriksaan ini dilakukan sebagai pretest
(sebelum perlakuan)
10. Tabulasikan data yang telah diperoleh
11. Mendatangi kembali rumah subjek pada pagi hari dengan
membawa yogurt kacang merah dan memberikan instruksi
untuk meminum yogurt tersebut. Pemberian yogurt kacang
merah dilakukan selama 11 hari, diberikan setiap pagi hari
pukul 08.00 WITA
12. Melakukan pemeriksaan akhir kadar glukosa darah puasa
subjek, dimana pemeriksaan ini dilakukan sebagai posttest
(setelah perlakuan)
13. Mengolah data kadar glukosa darah puasa yang telah
dikumpulkan, yang terdiri dari data pretest dan posttest.
41