Kelompok : II (Dua)
Nama : Aldo Seveno Mahendra
Lintang Nirwana
Niko Aulia
PENDAHULUAN
Senyawaan Sulfur
Crude oil yang densitinya lebih tinggi mempunyai kandungan sulfur yang
lebih tinggi pula. Keberadaan sulfur dalam minyak bumi sering banyak
menimbulkan akibat, misalnya dalam gasolin dapat menyebabkan korosi
(khususnya dalam keadaan dingin atau berair), karena terbentuknya asam yang
dihasilkan dari oksida sulfur dan air.
Senyawaan Oksigen
Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah kurang dari 2%
menaik dengan naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisa naik apabila
produk itu lama berhubungan dengan udara. Oksigen dalam minyak bumi berada
dalam bentuk ikatan sebagai asam karboksilat, keton, ester, eter, anhidribida,
senyawa monosiklo dan disiklo serta phenol. Sebagai asam karboksilat berupa
asam nepthenat (asam alisklik) asam alifatik.
Senyawaan Nitorgen
Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah, yaitu
0,1-0,9%. Kandungan tertinggi terdapat pada tipe Asphalitik. Nitrogen
mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat membentuk gum/getah pada
fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak terdapat pada fraksi titik didih tinggi.
Nitrogen kelas dasar yang mempuyai berat molekul yang relatif rendah dapat
diekstrak dengan asam mineral encer, sedangkan yang mempunyai berat molekul
yang tinggi tidak dapat diekstrak dengan asam mineral encer.
KonstituenMetalik
Logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan vanadium pada
proses katalitik cracking mempengaruhi aktifitas katalis, sebab dapat menurunkan
produk gasolin, menghasilkan banyak gas dan pembentukan coke. Pada power
generator temperatur tinggi, misalnya oil-fired gas turbin, adanya konsistuen
logam terutama vanadium dapat membentuk kerak pada rotor turbin. Abu yang
dihasilkan dari pembakaran fuel yang mengandung natrium dan terutama
vanadium dapat bereaksi dengan refactory furnace (bata tahan api), menyebabkan
turunnya titik lebur campuran sehingga merusak refactory itu. Agar dapat diolah
menjadi produk-produknya, minyak bumi dari sumur diangkut kekilang
menggunakan kapal, pipa, mobil tangki atau kereta api. Di dalam kilang minyak,
minyak bumi diolah menjadi produk yang kita kenal secara fisika berdasarkan
treyek didihnya (destilasi), dimana gas berada pada puncak kolom fraksinasi dan
residu (aspal) berada pada dasar kolom fraksinasi. Setiap trayek titik didih disebut
“fraksi”, missal :
0 - 500C : Gas
50 - 850C : Gasoline
85 - 1050C : Kerosin
105 - 1350C : Solar
>1350C : Residu (umpan proses lebih lanjut)
PERCOBAAN
2.1 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan analisa TPH (Total Petroleum
Hidrokarbon) pada pencemaran tanah antara lain :
2.2 Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan analisa TPH (Total Petroleum
Hidrokarbon) pada pencemaran tanah antara lain :
1. Batang pengaduk
2. Corong
3. Cawan porselin
4. Desikator
5. Erlenmeyer 250 ml
6. Gelas ukur
7. Kertas saring
8. Oven
9. Pipet tetes
10. Timbangan analitik
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢
% 𝑇𝑃𝐻 = 𝑥 100
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
2.5 Diagram Alir Percobaan
Diagram alir percobaan analisa TPH (Total Petroleum Hydrocarbon) pada
pencemaran tanah disajikan pada Gambar 2.1.
Penyaringan ke-I
Penyaringan ke-II
- disaring menggunakan kertas saring
Filtrat
Residu (Na2SO4)
- dimasukkan kedalam cawan
- ditimbang
Pengovenan, 100oC
Analisa TPH
3.2 Pembahasan
Tahap pertama yang dilakukan pada percobaan analisa TPH (Total
Petroleum Hidrokarbon) terhadap pencemaran tanah yaitu dimulai dengan
menimbang sebanyak 10 gram sampel tanah yang telah tercemar oleh minyak
bumi (petroleum hidrokarbon) dan dicampurkan dengan 100 ml n-Heksan,
kemudian dilakukan pengaduk ± 60 menit. Pengadukan yang dilakukan bertujuan
supaya sampel terkontakkan seluruhnya dengan pelarut n-Heksan. Penggunaan
larutan n-Heksan sebagai pelarut dikarenakan larutan ini bersifat nonpolar dan
sesuai dengan sampel yang akan dianalisa yaitu tanah yang telah tercemar oleh
minyak bumi. Prinsip like dissolved like menyebabkan larutan n-Heksan ini
mampu melarutkan minyak bumi yang terkandung di dalam sampel tanah
tersebut. Ketika proses pencampuran dan pengadukan, minyak bumi (petroleum
hidrokarbon) yang terkandung didalam sampel tanah akan terikat dengan larutan
n-Heksan dan terekstraksi ke dalam larutan n-Heksan, sehingga menyebabkan
larutan n-Heksan yang sebelumnya berwarna bening berubah warna menjadi
coklat tua. Perubahan warna ini mengindentifikasikan bahwa sampel telah
terbebas dari zat pencemar ini.
Proses selanjutnya yaitu memisahkan sampel tanah dengan larutan
n-Heksan yang telah bercampur dengan minyak bumi. Pemisahan dilakukan
dengan menyaring campuran menggunakan kertas saring yang ditempatkan
didalam corong. Proses penyaringan menghasilkan residu berupa tanah dan filtrat
berupa larutan n-Heksan yang bercampur minyak bumi dengan warna coklat
kehitaman. Adapun rangkaian peralatan pada proses penyaringan disajikan pada
Gambar 3.1, sedangkan filtrat hasil penyaringan disajikan pada Gambar 3.2.
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, didapatkan harga TPH
(Total Petroleum Hidrokarbon) dari sampel tanah yang diuji yaitu sebesar 2,23%.
Nilai ini melebihi batas ambang TPH yang telah ditetapkan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup dalam Kepmen LH 128/2003, yaitu hanya 1%. Ini artinya,
bahwa sampel tanah yang diuji di dalam percobaan ini tercemar dan apabila tanah
ini tidak diolah (bioremediasi), maka tanah ini berbahaya dan akan menimbulkan
dampak negatif bagi makhluk hidup yang terdapat dilingkungan tersebut.
4.2. Saran
Sebaiknya digunakan pengadukan otomatis agar larutan lebih homogen,
karena waktu proses pengadukan berlangsung cukup lama.
DAFTAR PUSTAKA
Hasil percobaan :
Berat cawan dengan kertas saring dan padatan = 91,69 gram (D)
= 2,03 gram
𝐸
%𝑇𝑃𝐻 = 𝐵+𝐸 × 100%
2,03 𝑔𝑟𝑎𝑚
%𝑇𝑃𝐻 = 88,99 𝑔𝑟𝑎𝑚+2,03 𝑔𝑟𝑎𝑚 × 100%
2,03 𝑔𝑟𝑎𝑚
%𝑇𝑃𝐻 = × 100%
91,03
%𝑇𝑃𝐻 = 2,23%
LAMPIRAN I
LAPORAN SEMENTARA
Judul praktikum : Analisa TPH (Total Petrolium Hidrokarbon) pada
Pencemaran Tanah
Kelompok/anggota : Kelompok 4
Hasil percobaan :
Berat cawan dengan kertas saring dan padatan = 91,69 gram (D)
= 2,03 gram
𝐸
%𝑇𝑃𝐻 = 𝐵+𝐸 × 100%
2,03 𝑔𝑟𝑎𝑚
%𝑇𝑃𝐻 = 88,99 𝑔𝑟𝑎𝑚+2,03 𝑔𝑟𝑎𝑚 × 100%
2,03 𝑔𝑟𝑎𝑚
%𝑇𝑃𝐻 = × 100%
91,03
%𝑇𝑃𝐻 = 2,23%
Diagram alir percobaan :
Penyaringan ke-I
Penyaringan ke-II
- disaring menggunakan kertas saring
Filtrat
Residu (Na2SO4)
- dimasukkan kedalam cawan
- ditimbang
Pengovenan, 100oC
- ditimbang kembali hingga beratnya konstan
Analisa TPH