Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
odul ini terdiri atas dua kegiatan belajar, yaitu manajemen kinerja
sebagai suatu sistem dan faktor-faktor yang mempengaruhi sistem
manajemen kinerja. Manajemen kinerja sebagai suatu sistem meliputi: (1)
pengertian manajemen kinerja sebagai sistem, (2) keterbatasan (tantangan)
sistem manajemen kinerja, dan (3) alasan dibutuhkannya sistem baru bagi
pengelolaan kinerja organisasi baru. Faktor-faktor yang mempengaruhi
sistem manajemen kinerja meliputi (1) pengaruh lingkungan terhadap
manajemen kinerja, dan (2) isu-isu terkait dengan sistem manajemen kinerja.
1.2 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
KEGIATAN BELA&JAR 1
1. Pengertian
Manajemen kinerja haruslah dipandang sebagai suatu sistem yang
beroperasi secara luas agar hasil dari manajemen kinerja maksimal. Makna
manajemen kinerja sebagai suatu sistem dapat dijelaskan sebagai berikut.
1 n~.ut ,__.__.""-
;>
..... · p·~<tses
, ·
c:=:~
' 1V ·
Gluft'3 •·
•
-· ""~'"'
t
--~-- ~====
Gambar 1.1.
Sistem Meliputi Input, Proses, Output
keuntungannya kalau kita tidak memiliki memory yang cukup, karena CPU
dan memory saling berinteraksi.
Mengapa konsep "sistem" ini penting? Kita telah bicara tentang
konsekuensi sistem manajemen kinerja yang buruk, potensi kerusakan yang
ditimbulkan, waku dan sumber daya yang terbuang bila manajemen kinerja
dilaksanakan secara buruk. Bahwa salah satu alasan utama mengapa banyak
manajemen kinerja gagal adalah karena upaya tersebut sama sekali tidak
dihubungkan dengan kesuksesan kerja, peningkatan kinerja, pengembangan
diri karyawan, sasaran organisasi ataupun bagian penting lainnya dari
organisasi. Jadi, kita perlu memahami bahwa manajemen kinerja adalah
sebagai suatu sistem. Sebagai suatu sistem, manajemen kinerja harus
berhubungan dengan fungsi-fungsi penting lain lain pada organisasi seperti
kesuksesan kerja, peningkatan kinerja, pengembangan diri karyawan, dan
• •
sasaran organ1sas1.
Semakin baik kita merangkaikan suatu sistem manajemen kinerja dengan
hal-hal lain yang harus dilakukan organisasi, semakin besar kemungkinan
orang memahami bahwa hal ini mempunyai manfaat yang penting. Selain itu,
kita harus memasukkan seluruh komponen sistem manajemen kinerja. Jika
kita melupakan satu atau dua bagian, maka sistem tidak akan berjalan lancar.
Sistem manajemen kinerja bermanfaat untuk menilai, memberikan
reward dan pengembangan sumber daya man usia sebagai jantung manajemen
sumber daya manusia. Pendekatan sistem juga bermanfaat agar kita mampu
berpikir dan memecahkan masalah secara menyeluruh (wholistic) atau tidak
terkotak-kotak (parsial) sehingga mendapatkan basil yang maksimal.
Pendekatan sistem bermanfaat karena masalah semakin kompleks, kegiatan
semakin banyak, ruang lingkup semakin luas, hambatan dan ancaman
semakin bertambah, peluang semakin terbuka, ketidakpastian semakin tinggi,
perubahan semakin kecil, dan ramalan semakin sulit diprediksi.
Bagaimanakah kriteria praktis sistem yang baik? Sistem yang baik
adalah
a. sesederhana mungkin,
b. sedikit mungkin memerlukan pekerjaan administrasi dan birokrasi,
c. sedikit mungkin memerlukan waktu,
d. memberikan kenyamanan maksimal, dan
e. memenuhi kebutuhan manajer, karyawan, dan organisasi.
1.6 MANA.JEMEN KINER.JA e
perubahan akan cepat bosan dengan sistem yang ada. Orang-orang yang pro
perubahan merasa kreativitas dan inovasinya terbelenggu oleh sistem.
Akibatnya, mereka tidak kreatif dan inovatif, suasana menjadi kaku, mereka
merasa tidak betah di perusahaan dan pada gilirannya dapat menurunkan
kinerjanya. Mereka menginginkan sistem yang sudah tidak mendukung
(kondusit) agar segera diubah ke sistem yang lebih baik lagi.
Keterbatasan sistem manajemen kinerja dalam menampung kebutuhan
sistem operasi perusahaan saat ini adalah keterbatasan sistem pengukuran
kinerja finansial yang belum mampu mengakomodasi tuntutan persaingan di
pasar bebas. Penelitian-penelitian tentang keterbatasan sistem pengukuran
kinerja fmansial telah banyak dilaksanakan, namun hasilnya belum
memuaskan semua pihak karena keterbatasan sistem pengukuran kinerja
finansial adalah ketidakmampuan pengukuran yang didasarkan atas sistem
akuntansi dalam menampung kebutuhan sistem operasi perusahaan saat ini.
Keterbatasan sistem pengukuran kinerja finansial ini dijelaskan oleh Kaplan
(1983) dan Cooper, et al. (1992) meliputi: (1) kekurangrelevanan
(ketidakcocokan) sistem pengukuran kinerja berbasis finansial bagi
pengelolaan usaha saat ini (lack of relevance), (2) sistem konvensional
berorientasi pada pelaporan kinerja masa lalu (lagging metrics), (3)
berorientasi jangka pendek (short-termism), (4) kurang luwes atau fleksibel
(inflexible), (5) tidak memicu perbaikan (does not foster improvement), (6)
dan sering rancu pada aspek biaya (cost distortion).
Penjelasan keenam hal di atas menurut Wibisono (2006) adalah sebagai
berikut.
fleksibilitas, dan pengiriman yang handal. Jika ketiga variabel (bia ya,
fleksibilitas, dan pengiriman) tersebut kompetitif dibandingkan perusahaan
lain, secara otomatis biaya pada jangka panjang akan menurun. Tetapi ketiga
variabel tersebut tidak dapat diakomodasikan ke dalam laporan finansial.
Fokus perusahaan saat ini bukan hanya semata-mata mengejar keuntungan
finansial, tetapi juga membidik aspek nonfinansial dengan memberikan nilai
tambah bagi stakeholders yang lain seperti masyarakat di sekitarnya,
pelanggan, pemasok, pemerintrah, dan kepedulian pada lingkungan hidup
yang telah menjadi isu sentral di abad ini.
Contohnya penemu Smadav Pro 2011 (antivirus made in Indonesia) dan
kawan-kawannya memutuskan bahwa bagi pengguna komputer yang
menginginkan Smadav Pro dapat mengirimkan donasinya ke bank yang
ditunjuk dengan harga sukarela. Walaupun usaha mereka belum termasuk
dalam usaha kelas dunia, tetapi mereka tidak menjadikan keuntungan finasial
jangka pendek sebagai fokus utama. Mereka membidik keuntungan
nonfinansial dengan memberikan nilai tambah dan kepuasan kepada
stakeholder.
d. Kurang fleksibel
Pengukuran kinerja konvensional dirancang berdasarkan variabel-
variabel pengukuran yang sudah standar dan tetap yang sudah tidak sesuai
lagi dengan lingkungan persaingan yang dinamis, sulit diramalkan, dan
semakin ketat. Perusahaan sulit bersaing pada semua aspek atau variabel
persaingan dan dalam keseluruhan dimensi persaingan. Oleh sebab itu,
perusahaan harus memiliki aspek atau variabel yang akan dipilih menjadi
prioritas unggulan perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain.
Prioritas inilah yang harus selalu fleksibel untuk dikaji ulang dan direvisi
sehingga mencerminkan pilihan keunggulan yang dinamis.
Contoh, pengukuran kinerja perusahaan berdasarkan standar Biaya
produksi, Mutu produk, dan Waktu yang tepat (BMW) sudah tidak sesuai
lagi untuk bersaing dengan perusahaan lain yang selevel atau setingkat lebih
tinggi. Cara ini sudah kurang fleksibel. Perusahaan harus mencari unggulan
lain yang menjadi prioritas untuk memenangkan persaingan yang semakin
ketat. Unggulan itu misalnya memproduksi suatu barang atau jasa khas
daerah lokal yang tidak dimilik daerah lain, atau memproduksi barang/jasa
berdasarkan hasil riset kebutuhan pelanggan.
1.10 MANA.JEMEN KINER.JA e
Dari keempat prinsip di atas, dapat ditambahkan satu prinsip lagi, yaitu
perusahaan memanfaatkan dan menggunakan berbagai proses untuk berbagai
bagian di dalam organisasi. Proses-proses itu beroperasi di dalam suatu
kerangka kerja keseluruhan yang sama dan dihubungkan oleh nilai, sasaran
yang eksplisit serta dipahami dan dimiliki bersama.
Manajemen kinerja bekerja atas prinsip dasar yang dapat dijadikan acuan
bersama agar dapat mencapai hasil yang diharapkan. Prinsip dasar
manajemen kinerja menjadi pondasi yang kuat bagi kinerja perusahaan untuk
mencapai tujuan (Wibowo, 2010). Terdapat 16 (enambelas) prinsip dasar
manajemen kinerja menurut Wibowo (2010), yaitu
1) strategis, artinya menggunakan pendekatan jangka panjang;
1.14 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
Glob.~Ji~asi dan·~ib~raljsas1
Perclaganfla ·Bebas
j4setin Frse Tra(ls.Ate-5 (A·FT~)
. . "' .
Tl1e .Asta P?_~I(J.G E'cbnornl~ Puppel~ti.Q/1 (AflEC),
Non~~ Atrnenca -wrft!l,A~~ r~NAF:fA)
Gan!!r'Fil·Agi:.SeJrteJ.t .on 1alif!·arrd Ttrid:e (GATT)
- r 1
...r,
-~ -
-
Paru~hari Ur;:.glru11ganr
,t-\(Jl)rungc-ln Jd®J•'iJr, pof.U~kr ~ktm9111C . ®a~. b~•d.aya,
]~~~~nfitn·. ~ k~f'l1a"nan n~$l o.nat.. m1U 1ter..:t~an :agr.1m~
~(lpolaKsosbudnankamnasmmagJ
-
-
~ - ~'
•
Fara'tJJ~rlia :a~wu
- • .J
Gambar 1.2.
Kebutuhan akan Sistem Manajemen Kinerja Baru
Dari simpulan Skinner di atas tampak jelas bahwa era pemakaian rasio
finansial saja untuk menganalisis kinerja perusahaan tidak lagi memenuhi.
Seperti diketahui, laporan finansial yang sampai saat ini dipakai oleh
perusahaan seperti neraca, laporan untung-rugi, aliran kas, dan sebagainya itu
diciptakan pada tahun 1800-an di mana sistem manajemen usaha masih
sangat tradisional dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
seni (iptek) belum sepesat saat ini (Wibisono, 2006).
Sistem pengukuran kinerja tradisional (konvensional) menghasilkan
informasi yang terlalu lambat, terlalu global, kurang fokus, dan terlalu
terdistorsi bagi manajer untuk melakukan proses perencanaan dan
pengambilan keputusan. Saat ini, pengukuran kinerja berbasis nonfinansial
menjadi semakin penting karena meningkatnya minat tingkat manajemen
yang lebih tinggi untuk menemukan 'jantung' dan proses operasi bisnis
mereka (Stoop, 1996; Ferdow dan De Meyer, 1990; Kenny dan Dunk's,
1989). Salah satu keuntungan dan penggunaan kriteria nonfinansial adalah
variabel-variabel tersebut lebih mudah dimengerti oleh siapa pun yang
mengunjungi lantai operasi (shop floor) sehingga persoalan-persoalan dalam
proses operasi baik di perusahaan manufaktur maupun jasa dapat dikenali
sesegera mungkin. Sebagai contoh, jumlah buangan material yang tidak
terpakai (scrap) pada periode tertentu lebih bermakna bagi manajer operasi
dan pekerjanya dibandingkan dengan jumlah rupiah dan material tak terpakai
tersebut (Wibisono, 2006). Globerson dan Riggs (1989) serta Stoop (1996)
menerangkan demikian:
1.18 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
.
Pemegan-g1·.
. _ S®aln
~
Pela~ga~
..
•
-
P-eran1ar~
I - ,
'P'etusabean
- .
· ·Masyarakat
'
~ ..
Sumber: Wibisono, 2006
Gambar 1.3.
lnteraksi Perusahaan dengan Stakeholder
Gambar 1.4.
Pergeseran Fokus Perusahaan
Dari Gambar 1.4. dapat dijelaskan bahwa sampai tahun 1980-an, fokus
perusahaan hanya pada keinginan dan kebutuhan satu stakeholder yaitu
investor karena persaingan usaha pada saat itu belum begitu ketat. Caranya
adalah dengan memenuhi keinginan dan kebutuhan investor. Pengusaha lebih
mengutamakan kepuasan investornya agar investor tidak menarik sahamnya.
Saat itu, perusahaan dapat bertahan dan berkembang karena kesetiaan
investor terhadap perusahaan.
Pada tahun 1980-an sampai 1900-an, fokus perusahaan meningkat, yaitu
pada keinginan dan kebutuhan dua stakeholder, yakni investor dan pelanggan
1.22 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
karena persaingan pada saat itu sudah mulai ketat. Pengusaha tidak saja harus
memuaskan investornya, tetapi juga harus memuaskan pelanggannya agar
investor tidak menarik sahamnya dan pelanggan tidak meninggalkan
perusahaannya. Caranya adalah dengan memenuhi keinginan dan kebutuhan
investor dan pelanggan. Pada saat itu, perusahaan dapat bertahan dan
berkembang karena kesetiaan investor dan pelanggannya.
Pada Tahun 1900 sampai sekarang, fokus perusahaan meningkat lagi
yaitu bukan hanya fokus pada keinginan dan kebutuhan dua stakeholder
(investor dan pelanggan) tetapi fokus pada keinginan dan kebutuhan seluruh
stakeholder karena persaingan pada saat ini semakin ketat, penuh
ketidakpastian dan sulit diramalkan. Pengusaha tidak saja harus memuaskan
investor dan pelanggannya, tetapi seluruh stakeholder yang terdapat pada
Gambar 1.3 harus dipuaskan agar semua stakeholder tidak meninggalkan
perusahaannya. Caranya adalah dengan memenuhi keinginan dan kebutuhan
semua stakeholder. Pada saat itu, perusahaan dapat bertahan dan berkembang
karena kesetiaan seluruh stakeholder-nya.
Para pemimpin perusahaan atau Chief Executive Officer (CEO) di
berbagai belahan dunia menyadari akan pentingnya memenuhi kepuasan
setiap stakeholder agar perusahaan dapat bertahan dan berhasil dalam jangka
panjang. Perusahaan-perusahaan mulai menaruh perhatian akan pentingnya
memenuhi kepuasan stakeholder. Untuk memenuhi kepuasan stakeholder
yang selalu meningkat menyebabkan munculnya standar mutu baru dalam
laporan perusahaan-perusahaan. Sebagai contoh, sebuah organisasi di lnggris,
UK Cooperative Bank telah membuat laporan kinerja bisnisnya dibandingkan
dengan harapan setiap stakeholder dalam sebuah laporan tahunan yang
dinamakan Partnership Report (Wibisono, 2006).
Berbagai pendekatan formal juga mulai dikembangkan untuk
mendapatkan sebuah bentuk laporan pertanggungjawaban yang standar
seperti yang dilakukan oleh Institute for Social and Ethical Accountability
yang terlibat dalam penyusunan The Copenhagen Charter: A Guide to
Stakeholder Reporting dan pengembangan AA 1000 Stakeholder Reporting
Framework. Selain pihak pengelola perusahaan, para investor juga mengerti
arti pentingnya perusahaan untuk memenuhi berbagai kepuasan setiap
stakeholder. Mereka menyadari jika perusahaan tidak memberikan perhatian
yang cukup kepada kepuasan setiap stakeholder, hal tersebut akan membawa
dampak pada reputasi perusahaan dan pangsa pasarnya. Sebaliknya, jika
perusahaan memperhatikan dan berusaha memenuhi berbagai
e EKMA4263 / MODUL 1 1.23
Tabel 1.1.
Kontribusi dari Para Stakeholder
' ~
a
.. •- __.
~
.. LATIHAN
i lli;zr
___ __ .......
1) Sistern sudah baik tetapi dilaksanakan oleh orang -orang yang tidak baik,
maka sistem itu akan berjalan tidak efektif dan efisien. Sis tern itu akan
hancur. Sebaliknya, jika sistem yang jelek dilaksanakan oleh orang yang
baik-baik, maka orang baik-baik itu akan berusaha mengusulkan atau
memperbaiki sistem yang belum baik tersebut. Kesimpulannya, sistem
dan orang yang melaksanakan sistem sama pentingnya. Alasannya, jika
pekerjaan dikerjakan oleh bukan ahlinya tunggulah kehancurannya.
2) Komentar:
Bila pengukuran kinerja dilaksanakan pada unsur yang keliru, akan
terjadi perilaku organisasi yang tidak sejalan dengan strategi perusahaan,
seperti dicontohkan dalam kasus di bawah ini.
Berdasarkan kasus di atas tampak bahwa dari segi ukuran kinerja,
perusahaan berhasil memenuhi ukuran yang ditetapkan (10 hari kerja),
tetapi perusahaan gagal apabila dilihat dari sisi pelayanan yang diberikan
kepada pelanggan (pengembalian uang Rp 1.000,00 tidak sebanding
dengan pengalaman buruk yang dialami kedua wanita tua tersebut karena
gagal merayakan tahun baru bersama keluarga besarnya di Pulau Bali,
belum lagi harus mencari penginapan di Banyuwangi yang tidak mudah
didapatkan di akhir tahun.
1.26 MANA.JEMEN KINER.JA e
Kebutuhan akan sistem manajemen kinerja yang baru tidak terlepas dari
beberapa situasi dan kondisi, yang meliputi: (1) berubahnya lingkungan
persaingan usaha, (2) aturan-aturan pemerintah, (3) kontrol pengendalian
yang diperlukan terhadap perilaku manusia yang bervariasi, dan (4)
pengkajian kembali manajemen strategik dalam rangka meningkatkan
daya saing perusahaan. Keempat hal ini akan dijelaskan dalam subbab
faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen kinerja.
3) Berhubungan dengan kesuksesan kerja, peningkatan kinerja,
pengembangan diri karyawan, dan sasaran organisasi.
4) Subsistem masing-masing yang ada dalam sistem manajemen kinerja
saling berinteraksi, berdependensi, dan berkorelasi.
5) 1+ 1 hasilnya lebih dari 2. Sapu lidi akan lebih kuat daripada lidi sendiri-
sendiri.
6) Ada delapan keterbatasan sistem manajemen kinerja.
7) Sistem pengukuran kinerja tradisional (konvensional) menghasilkan
informasi yang terlalu lambat, terlalu global, tidak mampu
mengakomodasi tuntutan persaingan pasar bebas.
RANGKUMAN- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
TES FORMATIF 1
-------------------------------
2) Sistem yang menghasilkan kerja melebihi dari jumlah basil kerja setiap
subsistem disebut ....
A. energi
B. strategi
C. apologi
D. sinergi
1.28 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
KEGIATAN BELA..JAR 2
Sistem terdiri atas sistem tertutup dan sistem terbuka. Sistem tertutup
adalah sistem yang tidak mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungannya.
Sebaliknya, sistem terbuka adalah sistem yang dipengaruhi dan
mempengaruhi lingkungannya. Contoh sistem tertutup adalah kotak hitam
(black box) yang terdapat di pesawat terbang. Contoh sistem terbuka adalah
sistem sosial termasuk sistem manajemen kinerja. Faktor-faktor yang
mempengaruhi sistem manajemen kinerja adalah (1) perubahan lingkungan
persaingan usaha, (2) aturan -aturan pemerintah, (3) kontrol pengendalian
yang diperlukan terhadap perilaku man usia bervariasi, (4) pengkajian ulang
manajemen strategik, (5) budaya perusahaan, (6) komitmen pemimpin
perusahaan, (7) sarana dan prasarana perusahaan, (8) kerja sama semua pihak
yang terlibat, (9) melaksanakan pemantauan dan evaluasi, dan (10) sistem
ganjaran dan hukuman (reward and punishment). Penjelasan kesepuluh
unsur tersebut adalah sebagai berikut.
e EKMA4263/MODUL 1 1.31
terhadap setiap orang, (3) manajemen berdasarkan fakta, dan (4) perbaikan
terus-menerus (Fandy Tjiptono & Anastasia Diana, 1995). Kanban ialah
orang Jepang yang menemukan metode kesalahan harus nol (zero defect).
Kaizen singkatan dari kai yang artinya perubahan atau tindakan untuk
memperbaiki dan zen artinya baik atau bagus. Kaizen berarti perbaikan terus-
menerus dan sedikit demi sedikit. Kaizen ditirukan oleh orang Jepang yang
bernama Masaaki Imai. Untuk mengadakan perubahan demi perbaikan Aa
Gym menyingkatnya dengan 5M, yaitu Mulai dari diri sendiri, Mulai dari
sedikit-demi sedikit (yang kecil-kecil), Mulai dari yang mudah, Mulai dari
yang murah, dan Mulai dari sekarang juga. Bussiness Process Reengineering
adalah rekayasa proses bisnis agar bisnis semakin menguntungkan.
Pengukuran kinerja yang berdasarkan hanya pada laporan fmansial tidak
lagi memadai. Lingkungan persaingan sudah tidak dapat diramalkan,
persaingan begitu ketat, siklus produk menjadi sangat pendek, dan model-
model cepat berubah. Informasi tersebar begitu cepatnya, dan konsumen
memiliki banyak pilihan produk global. Oleh sebab itu, diperlukan sistem
pengukuran kinerja baru yang dapat mengakomodasi gejala-gejala atau
fenomena-fenomena tersebut. Kondisi lingkungan persaingan yang turbulen
digambarkan arah anak panah yang tidak menentu. Hasil pengukuran masa
lalu sampai sekarang digambarkan dengan grafik garis. Akan tetapi, ukuran-
ukuran pendekatannya pada masa yang akan datang masih dipertanyakan,
yang digambarkan dengan tanda tanya (Wibisono, 2006). Keadaan seperti itu
dapat dilukiskan seperti tampak pada gambar berikut ini.
2. Aturan-aturan Pemerintah
Aturan-aturan yang ditetapkan pemerintah mempengaruhi secara berarti
atau bermakna (signifikan) terhadap penyusunan strategi perusahaan dan
sistem manajemen kinerja yang akan diterapkan untuk mengelola
perusahaan. Aturan -aturan pemerintah tersebut antara lain adalah sebagai
berikut.
c. Kebijakan ekspor
Kebijakan ekspor yang ditetapkan pemerintah dan jatah (kuota) impor
yang diterapkan negara pengguna berpengaruh terhadap penentuan strategi
perusahaan. lndustri tekstil merupakan contoh yang jelas bahwa sebuah
negara sering berlindung dibalik kuota ekspor. Sebenarnya memproteksi
produk dalam negerinya, mensyaratkan berbagai jenis dan tingkat mutu,
harga, dan pengiriman (delivery) yang diinginkan. Oleh sebab itu, untuk
dapat bersaing secara global, perusahaan ekspor tekstil harus mengutamakan
mutu, harga, dan ketepatan waktu pengiriman. Dalam sistem manajemen
kinerja dirancang dan diterapkan pengutamaan mutu, harga, dan ketepatan
waktu pengiriman tersebut (Wibisono, 2006).
d. Kebijakan impor
Kebijakan impor yang ditetapkan pemerintah dan jatah (kuota) ekspor
yang diterapkan negara pengguna berpengaruh terhadap penentuan strategi
perusahaan. lndustri pertanian dan perkebunan merupakan contoh yang jelas
bahwa sebuah negara sering berlindung dibalik kebijakan impor untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sebenarnya barang-barang impor
cenderung memiliki mutu yang lebih baik dan harga yang lebih murah.
Akibatnya, produk lokal kalah bersaing dengan produk impor yang lebih
mengutamakan mutu, harga, dan waktu penyampaian. Oleh sebab itu, untuk
e EKMA4263/MODUL 1 1. 35
Tabel 1.2.
Kriteria Kinerja Perusahaan di Berbagai Negara
Perbandingan kategori MBNQA, dengan Australian Quality Award (AQA), European Quality
Awar (EQA), dan Singapore Quality Award (SQA)
istilah khusus (jargon) yang populer dinyatakan sebagai ((You get what you
measure", Anda mendapatkan apa yang Anda ukur. Sering kali orang akan
berkonsentrasi pada hal-hal yang terukur tersebut khususnya jika terdapat
konsekuensi finansial di dalamnya. ((What get measured gets attention,
particularly when rewards are tied to the measure". Apa yang diukur
biasanya mendapatkan perhatian, khususnya jika pencapaian target atas
ukuran yang ditetapkan tersebut berkaitan dengan bonus yang akan diterima.
Yang lebih penting adalah jika kita tidak dapat mengukur suatu hal, maka
sulit untuk dapat mengelolanya. ((if you cannot measure it, you cannot
manage it". Dalam kerangka pikir inilah dapat dinyatakan bahwa pengukuran
kinerja menjadi sebuah alat untuk mengkaji ulang manajemen strategik yang
diterapkan oleh pihak manajemen (Wibisono, 2006).
Berbagai perusahaan mencoba mengadopsi macam-macam kerangka
sistem manajemen kinerja yang telah dikenalkan oleh para ahli secara luas
pada dekade terakhir, seperti berikut.
a. SMART (Cross & Lynch, 1989).
b. Performance Measurement Questionnaire (Dixon, et al., 1990).
c. Performance for World Class Manufacturing (Maskell, 1991).
d. Quantum Performance Measurement Model (Hronec, 1993).
e. The Balanced Scorecard (Kaplan & Norton, 1992).
f. Prism (Neely & Adams, 1999).
g. Malcolm Baldrige National Quality Award (Department of Commerce,
USA, 1987).
h. ISO series.
Tabel 1.3.
Kelebihan dan Kelemahan Model Kerangka Kerja Sistem Manajemen Kinerja
Catatan:
SMART -- Strategic Measurement Analysis and Reporting Technique;
PMQ -- Peiformance Measurement Questionnaire,
PWCM -- Peiformance for World Class Manufacturing;
QPMM -- Quantum Peiformance Measurement;
BSC -- The Balance Scorecard
Fokus dari modul ini adalah untuk mendorong para mahasiswa agar
memusatkan perhatian pada proses perancangan sistem Manajemen kinerja
yang sesuai dengan kondisi lingkungannya (kontekstual) terhadap kebutuhan
masing-masing perusahaan dengan memanfaatkan berbagai keunggulan yang
dimiliki oleh kerangka-kerangka kerja tersebut, sehingga tidak terjadi
fanatisme dengan sekedar mengadopsi kerangka kerja tanpa melihat
kebutuhan nyata kondisi usaha yang dihadapi serta lingkungan persaingan
usaha yang saat ini terjadi (Wibisono, 2006).
3. Agenda Sosial
Usaha untuk menyesuaikan antara model pengukuran kinerja dengan
strategi perusahaan belum dipandang cukup oleh masyarakat. Perusahaan
perlu membangun citra mereka dan kepedulian masyarakat terhadap kinerja
mereka. Masyarakat tidak lagi begitu saja percaya dengan apa yang telah
dilakukan oleh organisasi/perusahaan sehingga perusahaan perlu
membuktikan bahwa apa yang mereka lakukan dan capai tersebut memang
terbukti nyata memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Sarana pembuktian
tersebut berupa data pengukuran yang valid yang sebaiknya juga menyangkut
kepentingan masyarakat. Misalnya berupa penerapan ranking secara nasional,
standar kinerja intemasional, akreditasi, pengembangan komunitas sekitar
perusahaan, dan sebagainya. Kepedulian perusahaan terhadap lingkungan/-
masyarakat menjadi penting sebab apa yang dilakukan oleh perusahaan
sering harus melibatkan dan dipantau oleh masyarakat. Oleh sebab itu,
ukuran yang mendapat banyak perhatian di antaranya adalah ukuran dari
variabel yang menunjukkan sejauh mana perusahaan melakukan aktivitas
yang dapat dirasakan oleh masyarakat (corporate social respinsibility ).
Ukuran ini terbukti membawa pengaruh positif bagi perusahaan berupa
peningkatan reputasi, posisi dalam persaingan, dan pengurangan risiko
terhadap kegagalan usaha (Wibisono, 2006).
:~~
~... -.--... LATIHAN
,, -
- ' .-
~
~ ---'
( ~ ~
___
I
:.._ ~
~--
RANGKUMAN
'! p
•p
P~UB~N S~TEGI DUN IA USAHA
- -
• -
MEfV'I=N;ANG~~ ;t<'._e:l~_~fMAN &
~GB\J*rl:JMAN. STA·KEl~OLJ:JbR
• P~lenirulait -. St.irlk.SJ lit~nJh'
•· l >~~.tor • ~r).~a~Sf!l'
• P..el~~r.u~tsb • Makar.akal
Mt tfB aliens ·Remaso~
• Pef"antat-a • K-ercn~c,ok rwn~~n
I 1 ,
\
1~ t
I
TES FORMATIF
Glosarium
ABC •
• Activity Based Costing.
ABM •
• Activity Based Management.
AFTA •
• Asean Free Trade Area.
APEC •
• The Asia Pacific Economic Coorperation .
AQA •
• Australia Quality Award.
ATPM •
• Agen Tunggal Pemegang Merk .
BSC •
• The Balanced Scorecard.
BUMN •
• Badan Usaha Milik Negara.
Bussiness Process
Reengineering •
• adalah rekayasa proses bisnis agar bisnis semakin
menguntungkan.
CEO •
• Chief Executive Officer.
DBMS •
• Data Base Management System .
EVA •
• Economic Value Added.
EQA •
• Europe Quality Award.
GATT •
• General Agreement on Tariffs and Trade .
ISO •
• International Standar Organization .
Just in Time •
• adalah tepat waktu.
Kaizen •
• adalah perbaikan terus-menerus dan sedikit demi
sedikit.
Kanban •
• ialah orang Jepang yang menemukan metode
kesalahan harus nol (zero defect).
KPI •
• Key Performance Indikator.
MVA •
• Market Value Added.
MBNQA •
• Malcolm Baldridge National Quality Award.
NAFTA •
• North America Free Trade Area .
OLAP •
• On Line Analytic Processing.
PDCA •
• Plan-Do-Check and Action.
PMQ •
• Performance Measurement Questionnare.
PWCM •
• Performance for World Class Manufacturing.
QPMM •
• Quantum Performance Measurement Model .
ROCE •
• Return On Capital Employed .
ROI •
• Return of Invesment.
e EKMA4263 / MODUL 1 1. 55
SMART •
• Strategic Measurement Analysis and Reporting
Technique.
SMK •
• Sistem Manajemen Kinerja.
Stakeholder •
• adalah berbagai pihak yang berkepentingan yaitu
investor (penanam modal), pemerintah, kelompok
penekan (pesaing), serikat buruh, karyawan,
masyarakat, pemasok, mitra afiliasi, perantara,
pelanggan, dan lain -lain.
Strategi •
• adalah pendekatan jangka panjang. Lawannya
adalah pendekatan jangka pendek yang disebut
taktik.
SQA •
• Singapore Quality A ward .
Total Quality
Management (TQM) : adalah manajemen mutu terpadu.
1.56 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
Daftar Pustaka
Nelly, A., Adam, C., and Kennerly, M. (2002). The Performance Prism-The
Scorecard for Measuring and Managing Business Success. London:
Pearson Education Limited.
Supriyadi, Deddy & Fasli Jalal. 2008. Reformasi Pendidikan di Era Otonomi
Daerah. Yogyakarta: Adicipta.
e EKMA4263 / MODUL 1 1.57
PENDAHULUAN
KEGIATAN BELA&JAR 1
Dasar Perancangan
Sistem Manajemen Kinerja
Kebijakan dan sistem imbalan yang baik di atas merupakan salah satu
dari tujuan manajemen kinerja tetapi bukanlah menjadi tujuan yang utama.
Sedangkan tujuan manajemen kinerja menurut Wibowo (2010) adalah untuk
menjamin agar aktivitas yang dijalankan organisasi dapat mencapai hasil
yang diharapkan. Dengan demikian, hakikat manajemen kinerja adalah
bagaimana mengelola seluruh kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.12 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
2. Bagi Individu
Menurut Bacal (2005), kenali manfaat manajemen kinerja bagi diri kita
sendiri. Kalau kita akan melakukan investasi, baik waktu maupun upaya,
untuk menjalankan manajemen kinerja dengan baik dan benar, kita perlu tahu
keuntungan apa yang akan didapat. Bila tidak, kita tidak akan termotivasi.
Secara berkala, ingatkan diri kita sendiri mengapa kita melakukannya dan
bagaimana hal itu akan menghemat waktu, serta menghindarkan kita dari
kesulitan. Meskipun manajemen kinerja tidak dapat memecahkan semua
masalah, manajemen kinerja berpotensi untuk memecahkan banyak di antara
masalah-masalah manajemen umum ini. Harap diperhatikan kata 'potensi ".
Kalau kita pergunakan dengan benar, kita investasikan waktu, dan kita
ciptakan hubungan yang kooperatif maka manajemen kinerja dapat:
a. mengurangi keterlibatan kita dalam semua hal (manajemen mikro);
b. menghemat waktu dengan membantu para karyawan mengambil
keputusan sendiri, dengan memastikan bahwa mereka memiliki
pengetahuan serta pemahaman yang diperlukan untuk mengambil
keputusan dengan benar;
c. mengurangi kesalahpahaman yang menghabiskan waktu di antara para
staf ten tang siapa yang bertanggung jawab atas apa;
d. mengurangi frekuensi situasi di mana kita tidak memiliki informasi pada
saat kita membutuhkannya;
e. mengurangi berbagai kesalahan (dan terulangnya kesalahan) dengan
membantu kita serta staf kita mengidentifikasikan sebab-sebab terjadinya
kesalahan ataupun inefisiensi;
f. kejelasan peran dan sasaran;
g. rangsangan serta dukungan untuk dapat berkinerja yang lebih baik;
h. tersedianya bimbingan serta bantuan untuk mengembangkan potensi dan
kemampuan;
i. suatu landasan yang obyektif dan adil dalam mengevaluasi kinerja; dan
2.14 MANA.JEMEN KINER.JA e
4. Bagi Organisasi
Organisasi bekerja lebih efektif bila tujuan -tujuan organisasi, unit-unit
kerja yang lebih kecil dan tanggung jawab kerja setiap karyawan semuanya
terhubungkan. Bilamana orang-orang di dalam organisasi memahami
bagaimana pekerjaan mereka memberikan kontribusi bagi keberhasilan
perusahaan, biasanya semangat dan produktivitas akan meningkat. Sebuah
perusahaan dapat menyatukan semua bagiannya untuk mencapai sebuah
tujuan tertentu. Manajemen kinerja adalah kunci untuk membuat rangkaian
ini terlihat jelas bagi semua orang.
Ada satu alasan lagi mengapa manajemen kinerja penting dilihat dari
alasan hukum. Dalam hal ini pemerintah, baik pemerintah pusat maupun
daerah, telah menetapkan berbagai undang-undang, ketentuan dan peraturan
2.16 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
yang mengatur apa yang boleh dilakukan oleh perusahaan berkenaan dengan
pemutusan hubungan kerja, tata cara mempekerjakan karyawan, dan
diskriminasi. Meskipun hukumnya mungkin berbeda-beda menurut
yurisdiksinya, satu hal yang pasti bahwa hukum tersebut berlaku bagi kita.
Apa artinya bagi kita dan perusahaan kita? Jika kita terpaksa memecat
seorang karyawan karena kinerja yang jelek, ia mungkin saja menempuh
upaya hukum untuk melawan pemecatan itu. Karyawan yang bersangkutan
dapat mengklaim bahwa pemecatan tersebut dilaksanakan pada suatu bentuk
diskriminasi (jenis kelamin, usia, ataupun latar belakang etnis) dan/atau
bahwa tidak ada peringatan yang diberikan sebelumnya sehingga tidak ada
kesempatan baginya untuk memperbaiki diri. Apabila tuntutan karyawan ini
diterima atau proses peradilan berlanjut, maka perusahaan akan dituntut
menyediakan bukti bahwa pemecatan itu didasarkan kepada kinerja yang
buruk. Bukti yang diberikan untuk membela keputusan perusahaan haruslah
seobjektif mungkin.
Manajemen kinerja juga memberikan suatu sarana yang amat berguna
bagi komunikasi ke atas dan ke samping. Para individu serta tim dapat
dirangsang untuk memformulasikan sasaran mereka sendiri dan
mendiskusikan seberapa konsistennya mereka dengan sasaran yang lebih
tinggi tingkatannya dan juga dengan yang berada pada bidang aktivitas yang
berhubungan.
Semakin tinggi tingkatannya, maka manajemen kinerja semakin dapat
memberikan ruang untuk penilaian ke atas; para karyawan dapat memberikan
komentamya tentang kepemimpinan, bimbingan serta dukungan yang
diberikan oleh para manajer dan keterbatasan organisasi yang dapat
menghambat pencapaian sasaran. Pelaksanaan manajemen kinerja itu sendiri
dapat memberikan kesempatan yang berharga untuk mengomunikasikan
nilai-nilai baru dalam organisasi yang mengindikasikan adanya perubahan
dalam budaya organisasi. Suatu organisasi yang belajar adalah suatu
organisasi yang memfasilitasi pembelajaran bagi seluruh anggotanya dan
mengubah dirinya sendiri secara terus menerus.
Selain memberikan imbalan, manajemen kinerja lebih diarahkan kepada
usaha mengembangkan individu. Falsafahnya menekankan kepada sifat
pengembangan yang berkesinambungan, bukan hanya umpan balik, penilaian
dan pengkajian ulang. Tiap aspek manajemen kinerja dipandang sebagai
suatu cara untuk memberikan kesempatan belajar yang dimulai dengan
sebuah kesepakatan kinerja, dilanjutkan dengan evaluasi berkala, dan diakhiri
e EKMA4263/MODUL 2 2.17
Manfaat jadwal bagi manajer adalah sebagai kontrak waktu kerja dengan
karyawan dan untuk melihat kinerja karyawan sesuai jadwal tersebut.
Bagi karyawan, jadwal tersebut sebagai kontrak waktu kerja dengan
manajer sehingga karyawan mengetahui kapan mulai dan kapan selesai
untuk setiap tugas pekerjaan.
f. Pihak manajemen dalam menjalankan dan mengeluarkan kebijakan harus
mengedepankan prinsip kehati-hatian (prodental) karena suatu kebijakan
yang telah dikeluarkan sulit untuk diubah atau ditarik kembali. Jika
kebijakan sering berubah terkesan bahwa pihak manajemen tidak
memiliki konsistensi dalam bersikap.
- -
M~a ·e.mer.l'
rlnerJa
- •
- - . •
-
..: · .rv1~tllngkatbarr· -
kt~erJ.~ ' 'r---~,__-----\------;· PeRQetoraan
p~rseo~ ng_
a_n_da.n jmbalati~
.- -
orgartls.aSJ
• •
' I ·- •
.. M'e ngembpqgkan ·Mertlr~gkatkan
kemarnpuan Clan efekt1vUas
I~Pm-pet~usi martajetial
- - -
Sumber: Amstrong, 1994.
Gambar 2.1.
Manajemen Kinerja sebagai Sebuah Kelebihan Penggabung
-- ---. _
..
-,.,..,. LATI HAN
6
hi •-
-- - =-- ~
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerj akanlah latihan beriku t!
1) Sis tern manajernen kinerja hanya bisa berjalan dengan rnelibatkan sernua
orang di perusahaan. Orang yang dilibatkan merasa dihargai. Orang yang
dihargai akan rnerasa terlibat dan ikut bertanggung jawab terhadap
peningkatan kinerja.
2) Kelompok ruang lingkup manajemen kinerja dengan fungsi-fungsi
rnanajern.en pada urnumnya rneliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan.
3) Efisiensi berupa penghematan waktu, tenaga, material, dan biaya.
Keefektifan berupa pencapaian tujuan perusahaan dan tingkat kepuasan.
4) Uraikan manfaat manajemen kinerja bagi manajer, individu, karyawan,
dan organisasi.
5) Kelebihannya ada 7 hal dan kekurangannya ada 4 hal.
2.24 MANA.JEMEN KINER.JA e
TES FORMATIF 1- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
KEGIATAN BELAL.JAR 2
Tahap Perancangan
Sistem Manajemen Kinerja
akan pelayanan yang mereka berikan semakin tinggi sehingga hampir setiap
hari di media massa terjadi interaksi antara pelanggan dan perusahaan yang
saling berkomunikasi dalam surat pembaca, di mana pelanggan melontarkan
klaim dan perusahaan merespons dengan cepat. Hal ini merupakan antisipasi
perusahaan karena berdasarkan penelitian, jika seorang pelanggan puas
terhadap layanan/produk yang diberikan maka pelanggan tersebut akan
menginformasikan kepada 5-6 orang lain, sebaliknya, jika tidak puas, ia akan
membeberkan kepada 30-50 orang lain. Penyelesaian proyek-proyek
penanggulangan penyimpangan kinerja inilah yang saat ini gencar dilakukan
perusahaan dan diakomodasikan menjadi dasar dari sertifikasi semacam
master black belt dalam Six Sigma oleh perusahaan maupun penyelenggara
pelatihan. Anda akan mendapatkan sertifikat master black belt jika dapat
menyelesaikan dua proyek peningkatan kinerja terpilih yang memberikan
manfaat yang signifikan bagi perusahaan.
1. Tahap 0: Fondasi
Dalam mengembangkan sistem manajemen kinerja terdapat empat
fondasi sebagai pedoman prinsip yang perlu dipahami dan dilaksanakan
e EKMA4263/MODUL 2 2.33
' ''
.Pro~IQk P-snll
-
~tersedt·a·an Pentg;tntl
~et~~di~a11 1~gginlti
a~.aya· p:erp1ndallan.pengguna
Keuotc.tngan P.e.ngaha_s]f ba,r:ang
.SUe.stnusl dan agre·slv\tasnya
• I
HBrga~c11ai pef!gg&.nti ·
Gambar 2.2.
Elemen Struktur lndustri, Lima Kekuatan Porter
2.36 MANA.JEMEN KINER.JA e
3. Tahap 2: Perancangan
Perancangan terdiri dari penentuan visi, misi, strategi, dan kerangka
kerja (framework) yang digunakan sebagai dasar penentuan variabel kinerja,
keterkaitan antarvariabel, dan kaji banding (benchmark). Variabel kinerja
meliputi keluaran organisasi, proses internal, dan kemampuan sumber daya.
Keterkaitan meliputi sebab akibat, dan bobot pengaruh. Kaji banding
meliputi internal dan ekstemal.
4. Tahap 3: Penerapan
Tahap ini merupakan pelaksanaan rancangan sistem manajemen kinerja.
Pada saat penerapan harus diuji apakah sistem manajemen kinerja telah
mengakomodasi empat hal utama, yaitu pengukuran, evaluasi, diagnosis, dan
tindak lanjut yang diperlukan jika kinerja perusahaan/organisasi menyimpang
dari standar yang telah ditetapkan.
5. Tahap 4: Penyegaran
Merupakan tahap evaluasi terhadap kemutakhiran sistem manajemen
kinerja yang dirancang dengan mempertimbangkan informasi dan
perkembangan pengetahuan terkini.
Berbagai perusahaan mencoba mengadopsi berbagai macam kerangka
sistem manajemen kinerja yang telah dikenalkan oleh para ahli secara luas
pada dekade terakhir seperti berikut.
a. Strategic Measurement Analysis and Reporting Technique (SMART)
(Cross &Lynch, 1989).
b. Performance Measurement Questionnaire (PSQ) (Dixon, et al., 1990).
c. Performance for World Class Manufacturing (Maskell, 1991).
d. The Balanced Scorecard (Kaplan & Norton, 1992).
e. Quantum Performance Measurement Model (Hronec, 1993).
f. Prism (Needy & Adam, 1999).
5 -
-
~~·
-....!
•-__,
...,_-
E.....
•
- LATIHAN
-- _::. -....
Untuk memperdalam pemahaman Anda rnengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Buat dalam bentuk tabel kernudian cari makna dasar-dasar yang berbeda.
2) Buat dalam bentuk tabel kemudian cari makna dasar-dasar yang sama.
RANGKUMAN
T E S F 0 R MAT IF 2:_____ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __
1) Salah satu dasar perancangan sistem manajemen kinerja yang selalu ada
menurut para pakar adalah lebih diutamakan menggunakan
pendekatan ....
A. kualitatif
B. kuantitatif
C. evaluatif
D. produktif
Glosarium
Daftar Pustaka
Cross, K.F., and Lynch, R.L. (1989). "The SMART way to define and sustain
success", National Productivity Review, Vol.8, No. 1, pp. 23-33.
Decker, L.E. & Decker, V.A. 2003. Home, School, and Community
Partnership. Linham, Maryland, Oxford: The Scarecrow Press, Inc.
Dixon, R.J., Nanni, A.J., and Vollman, T.E. (1990). The New Performance
Challenge: Measuring Operations for World Class Competition. New
York: Richard D. Irwin, Inc.
Hronec, S.M. (1993). Vital Signs: using quality, time, and cost peiformance
measurements to chart your company's future. New York: Amacom.
e EKMA4263/MODUL 2 2.45
Noe, A.R., Hollenbeck, R.J., & Wright, M.P. (1999). Human Resources
Management: Gaining Competitive Advantage. Third Edition. New
York: McGraw Hill, Inc.
PENDAHULUAN
KEGIATAN BELA&JAR 1
·. SQSlA!it~A;::
-~
~· ~ '
-.
-z
•~
m
;~-
z
~
~
~
., E"
I~ '
-
'
.f!j
•
z11;1
~~
:z.
t§J ~
ttl
-;:sc
-
,z
llJ,~ -<
_.11
-J
<:t:
z:.
J 0
~ <
~a... ~
Qlffi~:
z ~
w ,fQ
(jj &
~m~ f-!n ~
;a ~ .tm,'
~{5) ~ ~
oo" § .
.« m z :z
m l
~· •
~· u_
z
--
¢.J
·~!:Jt ~l 'l::I~KAffAN ·K'/\JI ~ANDrf\Jr!
(k
~ER~~AA I<ERJA {FRAM&WOR~)
~
~
J'SI
\:llSl
• I
1. Persiapan
Kita telah berbicara tentang menghubungkan manajemen kinerja dengan
proses-proses lain dalam organisasi. Untuk melakukan hal itu, baik
manajer maupun karyawan harus mengetahui dengan baik ke mana arah
tujuan organisasinya. Hal ini merupakan sesuatu yang dapat dilakukan
sebelum mereka bertemu. Di samping itu, karyawan dapat mengkaji
ulang deskripsi kerjanya secara independen. Jadi, tahap persiapan dapat
melibatkan manajer, karyawan, atau keduanya untuk mengkaji ulang
tentang:
a. rencana atau sasaran strategis dan operasional perusahaan,
b. rencana tujuan dan sasaran setiap unit kerja,
c. basil evaluasi kinerja dan rencana kerja yang lalu,
d. deskripsi kerja karyawan yang ada sekarang.
3.10 MANA.JEMEN KINER.JA e
2. Pertemuan
Pertemuan adalah jantungnya perancangan manajemen kinerja. Pada
pertemuan ini diadakan diskusi antara manajer dan karyawan secara
personal tentang rencana pekerjaan di tahun yang akan datang. Prinsip-
prinsip yang digunakan dalam pertemuan ini, antara lain sebagai berikut.
a. Kemitraan, mekanisme perancangan merupakan kemitraan yang
setara antara manajer dengan karyawan. Mereka berunding bersama
dan mempunyai kepentingan yang sama yaitu meraih sukses.
Perancangan manajemen kinerja tidak dapat dilaksanakan oleh
manajer seorang diri karena karyawanlah yang paling kenai dengan
pekerjaannya sendiri.
b. Karyawan lebih banyak menentukan kriteria untuk mengukur
keberhasilan, karena karyawanlah orang yang paling ahli dengan
pekerjaannya. Manajer cukup memfasilitasi penentuan kriteria
tersebut. Manajer mungkin hanya lebih ahli dalam hal-hal kriteria
yang bersifat global atau umum.
c. Mewujudkan iklim dialog dan kerja sama tim selama pertemuan.
3. Penutupan
Manajer dan karyawan bersama-sama membereskan berbagai hal yang
masih belum tuntas dan menyelesaikan penentuan tujuan serta standar.
Hal ini dapat dilakukan dalam pertemuan-pertemuan lanjutan yang lebih
fokus dan singkat.
Bacal (2005) menyatakan bahwa pada akhir mekanisme perancangan
sistem manajemen kinerja, manajer dan karyawan harus sudah dapat
menj a wab pertan yaan-pertanyaan berikut.
a. Apa tanggung jawab terbesar karyawan untuk tahun ini?
b. Bagaimana kita dapat mengetahui berhasil atau gagalnya karyawan?
c. Jika sesuai, kapan karyawan harus mengembangkan tanggung
jawab?
d. Seberapa jauh tingkat kewenangan yang dimiliki karyawan dengan
tugas-tugasnya?
e. Manakah tanggung jawab yang paling penting dan paling tidak
penting?
f. Berapa besar kontribusi tanggungjawab karyawan bagi divisinya?
g. Berapa besar kontribusi tanggung jawab karyawan bagi perusahaan?
h. Mengapa karyawan melakukan apa yang dikerjakannya?
e EKMA4263/MODUL 3 3.11
LATIHAN
--. --~
1) Karena: (1) keberhasilan adalah belajar dari kesalahan, (2) tidak akan
melakukan kesalahan yang sama, dan (3) pengalaman adalah guru yang
terbaik.
3.12 MANA.JEMEN KINER.JA e
RANGKUMAN
------------------------------------
TES FORMATIF 1- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
KEGIATAN BELAL.JAR 2
Jika kita melibat gejala sukses orang-orang terkenal seperti Bill Gates,
Donald Trump, Jack Welch, George Soros, Goe Girand, dan lain-lainnya
maka akan ditemukan kesamaan sebab. Sebabnya ialab mereka mempunyai
visi yang jelas dalam bidupnya. Visi telab memberikan arab ke mana mereka
bendak pergi atau apa yang menjadi tujuan mereka. Akibatnya, mereka tabu
persis yang diinginkan. Mereka setia dengan visinya dan tidak pernab
berhenti untuk mewujudkan mimpinya. Kekuatan apakab yang sebenarnya
berada di balik visi sebingga visi dapat menjadi sedemikian dabsyat
mempengarubi seseorang atau organisasi? Jawabnya adalab karena visi
merupakan keadaan di masa depan yang ingin dicapai. Jadi, semakin jelas
suatu visi, semakin mudab menyusun peta jalannya (road map). Semakin
jelas peta yang barus dijalani, semakin mudab pula mengukur tingkat
keberbasilannya dan semakin tinggi tingkat pencapaiannya. Dengan memiliki
visi, berarti sekolab telab memiliki gambaran yang lebih jelas tentang
keadaan sekolab yang diinginkan 10 sampai 25 tahun yang akan datang.
3.16 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
Dengan visi yang jelas, akan memudahkan warga sekolah menetapkan cara-
cara untuk mencapainya. Cara-cara untuk mencapai visi disebut misi. Berikut
ini disajikan cara membuat visi yang baik beserta cara menilainya.
Visi adalah ke mana perusahaan hendak di bawa. Visi adalah mimpi
yang dapat diwujudkan. Visi menurut Wibisono (2006) adalah cita-cita atau
impian yang ingin dicapai di masa depan. Visi menurut David (2007) ialah
jawaban atas pertanyaan, "What do we want to became?" (Kita mau jadi
apa?). Secara singkat dapat dinyatakan, visi adalah pemyataan want to be
dari organisasi/perusahaan. Jika setiap orang di dalam organisasi/perusahaan
mengerti akan menjadi apa organisasi/perusahaan tempat mereka bekerja di
masa depan merupakan hal yang sangat baik. Visi mencanangkan masa
depan organisasi/perusahaan untuk 3 sampai 10 tahun ke depan, yang
merupakan hal yang sangat penting bagi organisasi/perusahaan untuk
menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang. Organisasi/perusahaan
membutuhkan visi yang dapat digunakan atau bermanfaat sebagai:
1. penyatuan tujuan, arah, dan sasaran organisasi/perusahaan;
2. dasar untuk pemanfaatan alokasi sumber daya serta pengendaliannya;
dan
3. pembentuk dan pembangun budaya organisasi/perusahaan
(organization/cooperate culture) (Wibisono, 2006).
Tabel 3.1.
Vision Generator
Vision Generator
Daftar A: Daftar B: Daftar C:
World class Producer Leading-edge
Leading Manufacturer Innovative
Premiere Provider Market-driven
Benchmark Distributor Value-added
Biggest Developer Benchmark-level
World's best Processor Highest quality
Preferred Supplier Cost effective
Number one Facilitator Customer focused
Daftar D: Daftar E:
Solution Empowered employees
Products Highest quality materials
Services The best technology
Systems High-petiormance teams
Data New paradigms
3.18 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
Vision Generator
Materials Leading-edge system
Daftar F: Daftar G:
Synergistic fashion Meet the real needs of customers
Total quality manner Delight our customers
Reengineered processes Exceed stakeholder expectations
Our core competencies Deliver consistent profits and growth
Market-driven Supplier of chaise
Contoh 1
Our vision is to be the number one manufacturer of the highest quality,
most innovative products for consumer product electronic industry, using the
best technology and high peiformance teams, capitalising on our core
competencies to consistenly exceed all of our stakeholder's expectations.
Contoh 2
Our vision is to become a world class, leading-edge supplier of
benchmark-level sysems for the financial services industry, using self-
directed teams in a synergistic fashion ti delight our costumers, stakeholders,
and employees.
Contoh 3
Our vision is to be number one developer of innovative, leading-edge
solutions for the real problems of our customers, using leading-edge
technology and our empowered workforce to produce consistently excellent
financial for our shareholders.
Contoh 4
Our vision is to dominate the global foodservice industry (McDonald).
Contoh 5
A computer on every desk and in every home using graet software as an
empowerng tool (Microsoft) .
e EKMA4263 / MODUL 3 3.19
Contoh 6
To create advanced computer system for PC users (Intel).
Contoh 7
To be the worldwide airline of choice (Delta Airlines).
Contoh 8
To be the leading supplier of PCs and PC servers in all customer
segments.
Tabel 3.2.
Contoh Visi Organisasi I Perusahaan di Indonesia
Tabel 3.3.
Artikulasi Visi
lnterpretasi lmplikasi
Kata-kata
(Apa arti dari tiap kata dalam (Apa yang harus dilakukan
Kunci
pernyataan visi) untuk mewujudkannya)
Critical mass Menghasilkan jumlah wirausaha yang Membangun fasilitas untuk
signifikan untuk membuat perubahan. mendukung jumlah lulusan
Mengembangkan pengetahuan untuk yang mencukupi.
memberikan dampak bagi perubahan Merekrut dosen-dosen yang
terse but. menunjukkan rasio
Harus terbuka bagi masyarakat luas perbandingan dosen-
mahasiswa yang ideal.
Entrepreneurs
Memiliki perilaku: inovatif, kreatif, Mengembangkan budaya
berani mengambil risiko, sportif, pembelajaran yang
memiliki kemampuan kerja sama, mendukung kualifikasi yang
mampu menghadapi tantangan, disyaratkan.
memiliki daya juang. Menciptakan penghargaan
Integrity Memiliki jati diri, tidak munafik, dan dan hukuman untuk
jujur. mendorong terciptanya
~---------+~----------------------~
Ethics Berpegang pada nilai-nilai dan norma kondisi yang diinginkan.
yang berlaku. Mengembangkan aturan dan
Social Peduli terhadap masyarakat dan hukum.
Responsibility pihak-pihak yang berkepentingan. Memiliki staf dan pengelola
yang memberikan contoh
sikap yang ingin dibentuk.
Sumber: Wibisono, 2006
Tabel 3.4.
Lembar Penilaian Visi
Kriteria Ya Tidak
Tabel 3.5.
Lembar Penilaian Visi Perusahaan
Contoh: jika isian ya hanya 1 artinya baru 10% baik, jika ada enam
artinya sudah 60% baik. Jika visi belum baik, maka visi tersebut harus
direvisi dan dinilai kembali sampai menghasilkan visi yang baik.
Misi adalah cara untuk mencapai visi. Misi adalah penjabaran visi. Misi
adalah tugas yang diemban oleh perusahaan untuk dilaksanakan. Misi adalah
pernyataan tujuan atau alasan keberadaan perusahaan yang memuat apa yang
disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk maupun
jasa (Wheelen, 2004 ). Pemyataan misi menurut David (2007) adalah jawaban
terhadap, "What is our business?" (Apa yang kita urns?). Berdasarkan kedua
pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa misi adalah cara untuk
• • •
mencapa1 VISL
Pernyataan misi merupakan sebuah arah atau kompas yang membantu
organisasilperusahaan menemukan arah dan menunjukkan jalan yang tepat
saat organisasilperusahaan tersesat dalam rimba bisnis saat ini (Paul
Kalkbrenner, klien dari Shea Homes di Phoenix di Brown (2001)).
Tujuan pernyataan misi adalah untuk mengomunikasikan kepada
stakeholder di dalam dan di luar perusahaan, tentang alasan pendirian
perusahaan dan ke arah mana perusahaan akan menuju. Oleh sebab itu,
rangkaian kalimat dalan misi sebaiknya dinyatakan dalam suatu bahasa dan
komitmen yang mudah dimengerti dan dirasakan relevansinya oleh semua
pihak yang terkait.
Di antara para ahli strategi, terdapat beberapa perbedaan tentang definisi
pemyataan misi sehingga tidak terdapat definisi yang mutlak terhadap hal ini.
Meskipun demikian, terdapat beberapa usulan bahwa perusahaan harus
berkonsentrasi pada kalimat pendek dan jelas menyangkut "tujuan strategis
perusahaan". Karena tidak ada perusahaan yang secara persis sama dalam
konteks kepemilikan, sumber daya, dan batasan lingkungannya. Pemyataan
misi adalah sesuatu yang khas pada setiap perusahaan.
Secara esensi terdapat lima elemen penting yang harus terkandung dalam
pernyataan misi, seperti terdapat dalam tabel di bawah ini.
e EKMA4263 / MODUL 3 3.25
Tabel 3.6.
Lima Elemen Misi yang Bagus
Elemen Keterangan
Pertimbangan bisnis apa adanya Bisnis apa yang kita masuki?
(nature business) dari Bisnis apa yang seharusnya kita gel uti?
organisasi/perusahaan.
-- ••
L •
•
OtoFilas
-
. \
Misi yang telah dicanangkan merupakan sebuah misi yang bagus. Untuk
menjamin bahwa misi sudah bagus, maka misi tersebut harus:
1. cukup luas untuk dapat diterapkan selama beberapa tahun sejak saat
ditetapkan,
2. cukup spesifik untuk mengomunikasikan arah,
3. fokus pada kompetensi atau kemampuan yang dimiliki
organisasilperusahaan,
4. bebas dari jargon dan kata- kata yang tidak bermakna,
5. diawali dengan kata kerja,
6. merupakan langkah-langkah kegiatan untuk mencapai visi (Wibisono,
2006).
• • • •
Cara membuat misi sebaiknya menggunakan prms1p-pnns1p yang
disingkat ACHIEVE (West-Burnhan, 1997), yaitu
Attendance •
• manajer dan semua karyawan harus hadir mendiskusikan dan
menyepakati misi yang akan dilaksanakan dengan penuh kebulatan
tekad.
Commitment •
• manajer dan semua karyawan merasa terpanggil untuk mengabdi
dalam melaksanakan misi perusahaan.
Homework •
• manajer dan semua karyawan menganggap misi sebagai pekerjaan
rumah yang harus segera diselesaikan.
Improve •
• manajer dan semua karyawan selalu berupaya meningkatkan mutu
pelaksanaan misi secara berkelanjutan
Efford •
• pelaksanaan misi harus diusahakan sebaik mungkin bukan hanya
ditulis di atas kertas.
Value •
• misi memiliki nilai-nilai yang disepakati bersama untuk dilaksanakan.
Everyone •
• setiap orang bertanggung jawab terhadap kesuksesan
melaksanakan misi.
e EKMA4263/MODUL 3 3.27
Tabel 3.7.
Contoh Misi Organisasi/Perusahaan Asing
Nama
Misi
Perusahaan
Boeing To push the leading edge of aviation, taking on huge challenges
innovatively, and doing what others cannot do
3M To solve unsolved problems
Walt Disney To make people happy
Hewlett- To make technical contributions
Packard
Wai-Mart To give ordinary folk the chance to buy the same things as rich people
Sony To experience the sheer joy advancing technology and applying it for the
public's benefit
Merck To preserve and improve human life
Marriot To make people away from home feel that they're among friends and
really wanted
Nike To experience the emotion of competition, winning, and crushing
competitors
Otis Elevator To provide any customer a means of moving people and things up,
down, and sideways over short distances with higher reality than any
similar enterprise in the world.
Intel To the preeminent block supplier to the new computing industry
wordwide.
3.28 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
Tabel 3.8.
Contoh Misi Organisasi/Perusahaan Indonesia
Nama
Misi
Perusahaan
PT Telkom To provide one stop services with excellent, quality &competitive price
Indonesia Managing business through best practices, optimizing superior human
resource, competitive technology, and synergizing business partners
SBM -ITB Educate and develop entrepreneurial leaders
Build an institution that inspires the development of business &
management knowledge
Make impacts and influence the improvement of our society
PT PLN Melakukan bisnis kelistrikan dan bidang usaha terkait yang berorientasi
pada kepuasan pelanggan, karyawan, dan pemegang saham
Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat
Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong
kegiatan/pertumbuhan ekonomi
Menjalankan kegiatan usaha dengan kaidah ekonomi yang sehat serta
berorientasi pada kepuasan pelanggan dan berwawasan lingkungan
PT Angkasa Mengelola jasa kebandaraan dan pelayanan lalu lintas udara dan
Pura 2 mengutamakan keselamatan penerbangan dan kepuasan pelanggan,
dalam upaya memberikan manfaat opsional kepada pemegang saham,
mitra kerja, karyawan, masyarakat, dan lingkungan, dengan memegang
teguh etika bisnis
PT Showa Untuk menjadi pemasok terbesar di ASEAN dan pemasok global yang
andal
RS . Anissa Memberikan pelayanan prima melalui pelayanan unggulan kesehatan ibu
Bekasi dan anak
Memberikan pelayanan kesehatan kepada para pekerja dan menangani
kasus kecelakaan kerja serta kegawatdaruratan
Carrefour Menjadi benchmark bagi bisnis ritel modern dalam setiap pasar, dengan
Indonesia memberikan keuntungan kepada semua pihak yang berkepentingan
dengan perusahaan
Rincian dari pemyataan misi SBM ITB tersebut dapat diuraikan seperti
tertera pada tabel berikut.
e EKMA4263 / MODUL 3 3.29
Tabel 3. 9.
Uraian Misi SBM ITB
lmplikasi
lnterpretasi
Misi {apa yang harus dilakukan untuk
(Apa yang dimaksud)
mereal isasikannya)
Educate Leaders: not conventional Excellent in Design of.' Education
entrepreneurial leaders, but systems, such as learning methods,
leaders transformational leaders for curriculum, staff, organization,
social sector facilities, etc.
Develop Excellent in conducting: Networking
entrepreneurial
leaders
Build an institution that inspires the development of business & management knowledge
Institution inspires Spark, encourage, provoke, Large grant for faculty research,
development role model publications, recognized sustainable
Business Practical, experience, skill community of expertise
knowledge to develop commerce,
sense, intuition
Management POA C in all functions such
knowledge as marketing, finance,
people, operations
Make impacts and influence the improvement of our society
Impacts to Energy Recognized institution and reputable
improve society Change staffs
Influence on Programs on social development
improvement
society
Misi yang telah disusun merupakan misi yang baik. Untuk menjamin
misi tersebut sudah baik, dapat diperiksa dengan menggunakan checklist
seperti pada tabel berikut ini.
3.30 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
Tabel 3.1 0.
Lembar Evaluasi Misi
Kriteria Ya Tidak
Kriteria Ya Tidak
organisasi/perusahaan
Tabel 3.11.
Lembar Penilaian Misi Perusahaan
Contoh: jika isian ya hanya 1 artinya baru 10% baik, jika ada enam
artinya sudah 60% baik. Jika misi belum baik, maka misi tersebut harus
direvisi dan dinilai kembali sampai menghasilkan misi yang baik.
Exxon
To provide shareholders a secure investment with a superior return.
Alcan Aluminium
To be the lowest-cost producer of aluminium and to outperform the
average return on equity of the standar and poor's industrial stock index.
e EKMA4263/MODUL 3 3.33
General Electric
To became the most competitive enterprise in the world by being number one
or number two in market share in every business the company is in. To
achieve an average of 10 inventory turns and a corporate operating profit
margin of 16% by 1998.
McDonald
Strategic priorities:
continued growth,
providing exceptional customer care,
remaining and efficient and quality producer,
offering high value and good-tasting products, and
effectively marketing McDonald's brand on a global scale.
1. Berkesinambungan.
2. Keputusan-keputusan dalam organisasi/perusahaan dapat dijaga/di-
pelihara sehingga hidup perusahaan akan langgeng.
3. Mengembangkan proses untuk menyampaikan strategi.
4. Bagaimana mengembangkan organisasi/perusahaan atau memberikan
kesempatan pada organisasi untuk berkembang demi mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Tabel 3.12.
Siklus Hidup lndustri
N[laj total'
yan·g-. N·uaJy~ng
•
diha$ilkan
•
dipe-rsleh
:a.1~¥~= Jumra·nyan~ p~tu:sahaan·
di5i:iyar~an , pad a
~~~~awai ~alil p_em~sek. · N;Jai ·yang
dipar:aleh
l3tay.a p$01asek ,p~masak
(-au ojaya
.oportu 1itas):
Sumber: Wibisono,2006
Gambar 3.3.
Prinsip Dasar Strategi
3.38 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
1. Low-Cost Strategy
Strategi ini berfokus pada penawaran harga yang kompetitif yang
digabungkan dengan mutu produk yang baik dan ajek (konsisten),
kemudahan dan kecepatan dalam pengiriman produk (delivery), proses
pembayaran, dan proses klaim apabila ditemukan cacat pada produk yang
ditawarkan. J adi, strategi ini bukan saja menitikberatkan pada penawaran
harga yang murah tetapi juga memperhatikan konsistensi mutu produk yang
e EKMA4263/MODUL 3 3.39
2. Product Leadership
Strategi ini menekankan pada inovasi produk sebagai ujung tombak
organisasilperusahaan. Organisasilperusahaan yang menerapkan strategi ini
cenderung menganggap kecepatan saat memasuki pasar (first to market)
sebagai prioritas utama. Dengan menjadi yang pertama dalam pasar, mereka
dapat menetapkan harga yang tinggi dan meraih pangsa pasar yang luas.
Target pasarnya adalah kalangan konsumen yang mau membayar lebih untuk
keunggulan fungsional dari produk yang ditawarkan dan umumnya tidak
terlalu sensitif terhadap harga.
3.40 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
:~~
~... -.--... LATI HAN
,, -
- ' .-
~
~ ---'
( ~ ~
___
I
:.._ ~
~--
Untuk menilai apakah visi tersebut sudah baik gunakan Tabel 3.4
mengenai lembar penilaian visi
2) Untuk menjamin bahwa misi telah baik, maka misi tersebut harus:
a. cukup luas untuk dapat diterapkan selama beberapa tahun sejak saat
ditetapkan;
b. cukup spesifik untuk mengomunikasikan arah;
c. fokus pada kompetensi atau kemampuan yang dimiliki perusahaan;
d. bebas dari jargon dan kata-kata yang tidak bermakna; dan
e. Untuk menilai bahwa misi sudah baik dapat menggunakan Tabel
3.10 mengenai lembar evaluasi misi.
e EKMA4263/MODUL 3 3.43
RANGKUMAN
Visi adalah cita-cita. Visi adalah impian yang ingin dicapai di masa
depan. Visi adalah ke mana organisasi/perusahaan hendak dibawa. Jika
setiap orang di dalam organisasilperusahaan mengerti akan menjadi apa
organisasilperusahaan tempat mereka bekerja di masa depan merupakan
hal yang sangat baik. Visi mencanangkan masa depan
organisasilperusahaan untuk 3 sampai 10 tahun ke depan, yang
merupakan hal yang sangat penting bagi organisasilperusahaan untuk
menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang. Organisasil
perusahaan membutuhkan visi sebagai:
1. penyatuan tujuan, arab, dan sasaran organisasilperusahaan,
2. dasar untuk pemanfaatan alokasi sumber daya serta
pengendaliannya, dan
3. pembentuk dan pembangun budaya organisasilperusahaan.
Glosarium
Misi ialah pemyataan tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang memuat
apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa
produk ataupun jasa.
Visi adalah cita-cita atau impian yang ingin dicapai di masa depan. Visi
adalah pemyataan want to be dari organisasi atau perusahaan.
e EKMA4263/MODUL 3 3.49
Daftar Pustaka
David, P.R. (2007). Strategic Management Concept and Cases. Upper Saddle
River, New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Kerangka Kerja
Sistem Manajemen Kinerja
PENDAHULUAN
KEGIATAN BELA&JAR 1
6.. .s.
I'
• •
. Fa$ill~
, JP.~gmnb&~ga.rr
.~~mS;ofa;a~an keraqaka dit~t a~
SMK
.• PD~f!f;lJ.IgaTI • .P.e l~:!af.l
p~f'l-~gu war~ •ndi~Jdu
SMl\ • :P.romus'
.
• K'cinsull:a~t. p(ii.llJgguna~m
de"~illl ~$MK
s!BJ~el ~rJ}f1lRI. • :Perw~J}Ban·
• Sfandf1rdJ
. a$1
. 1 ~r~Jil< y~ng +
SM~ i~nsn~!!fn ,
• ;Presen1a.s'
!grafll~~ ~ng
.bFfVf!U~J,
• ~~lrJb.ef.lfJfl
·d.ul\-unWtn
• :Psng~aJ'M
·4JI~flff,
Gambar 4.1.
Tujuh Langkah Pengembangan Sistem Manajemen Kinerja
4.4 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
•
Langkah Pertama: Menyelaraskan pengembangan sistem manaJemen
kinerja dengan strategi perubahan lain dalam
perusahaan.
Oleh sebab itu, harus dijelaskan keterlibatan sistem manajemen kinerja dalam
pekerjaan mereka dan bagaimana sistem manajemen kinerja tersebut mereka
gunakan. Sistem manajemen kinerja tidak hanya digunakan oleh manajemen
tetapi juga oleh setiap karyawan. Bagi karyawan sangat penting untuk
memahami tujuan dari penerapan sistem manajemen kinerja. Dalam
penggunaannya, jangan lupa untuk menginformasikan kepada pelanggan dan
pemasok mengenai keputusan yang telah diambil berkaitan dengan penerapan
sistem manajemen kinerja baru dan perubahan yang diharapkan perusahaan
terhadap kedua pihak tersebut. Secara garis besar, langkah kedua ini meliputi:
1. membangun kemitraan (partnership) dengan semua pihak, sebagai
strategi menyeluruh (holistic) untuk mengantisipasi dan persiapan untuk
menanggapi (merespons) terjadinya perubahan;
2. menunjukkan bagaimana sistem manajemen kinerja membantu proses
perubah an;
3. menetapkan tujuan yang akan dicapai dalam 2-3 tahun ke depan;
4. memberikan pengarahan singkat tentang program perancangan dan
penerapan sistem manajemen kinerja;
5. mengidentifikasi karyawan kunci yang akan berperan dalam
perancangan dan penerapan sistem manajemen kinerja; dan
6. menjelaskan langkah selanjutnya yang akan ditindaklanjuti, yang
meliputi tindak lanjut, aturan main, jangka waktu, konsekuensi, dan
sebagainya.
-
-,-
;z
.. -
-' ·~
))!
1:!!
i
:;:)
i
~
C)
~
m
·A-
·
- =
z
~
o·
-
·~
~·
~
·0 '
.....
z
-
Dari Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa dalam kerangka kerja sistem
manajemen kinerja, terdapat tiga hal utama yang harus diperhatikan, yaitu
pemilihan variabel kinerja, keterkaitan antarvariabel kinerja, dan kaji banding
yang akan diambil. Pemilihan variabel kinerja akan dibahas dalam Kegiatan
Belajar 2 dalam modul ini.
4.14 MANA.JEMEN KINER.JA e
:~~
~... -.--... LATI HAN
,, -
- ' .-
~
~ ---'
( ~ ~
___
I
:.._ ~
~--
TES FORMATIF 1- - - - - - - - - - - - - - - -
KEGIATAN BELAL.JAR 2
Variabel kinerja ada 2 (dua) tipe yaitu variabel kuantitatif dan kualitatif.
Variabel kuantitatif berupa angka-angka, sedangkan variabel kualitatif berupa
kata-kata. Variabel kinerja kuantitatif lebih disukai karena dapat dihitung dan
hasilnya lebih objektif. Variabel kinerja kuantitatif biasanya tidak
menghabiskan waktu untuk mengukumya dan tidak menimbulkan
interpretasi ganda. Beberapa contoh variabel kuantitatif yang tidak
diperlukan harus dihindari karena tidak memberikan makna, sebagai contoh:
1. jumlah peserta yang hadir dalam sebuah pelatihan,
2. jumlah pertemuan (rap at) yang dihadiri,
3. jumlah laporan yang dikumpulkan,
4. jumlah proses yang diperbaiki, dan
5. jumlah saran yang diberikan oleh karyawan (Wibisono, 2006).
Tabel 4.1.
Variabel Kualitatif
Rating 1 (terbaik) 2
Ranking 3 4 (terburuk)
Tabel 4.2.
Contoh Varia bel Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa De pan
ini memperlihatkan kinerja yang sedang terjadi. Kinerja saat ini masih dapat
diperbaiki jika terjadi penyimpangan dari target yang telah ditetapkan.
Ukuran yang berorientasi masa depan bukanlah prediksi atau ramalan
tetapi merupakan indikator yang memandu kinerja masa lalu dan masa kini
agar kinerja masa depan lebih baik. Variabel kinerja masa depan ini justru
merupakan variabel terpenting karena akan mendukung pengelolaan
organisasilperusahaan yang lebih baik. Kinerja masa depan sering kurang
mendapatkan perhatian dari organisasi/perusahaan saat merancang variabel
manajemen kinerja yang akan diterapkan. Pengujian apakah indikator masa
depan yang kita pilih sudah baik atau belum dengan cara mengkaji adanya
keterkaitan antara indikator tersebut dengan indikator saat ini dan masa lalu.
Sebagai contoh, sebuah organisasi/perusahaan menemukan bahwa indeks
kesetiaan (loyalitas) pelanggan memiliki hubungan yang tinggi dengan
perilaku membeli dari pelanggan saat ini. Dengan mengetahui hubungan ini,
organisasilperusahaan dapat meramalkan keberhasilan di masa depan
berkaitan dengan kemungkinan peningkatan pendapatan. Oleh sebab itu,
sangat baik jika dilakukan riset terlebih dahulu untuk memastikan
hubungannya dengan indikator masa lalu dan masa kini. Pemilihan indikator
masa depan yang sama sekali tidak berkaitan dengan indikator masa lalu dan
masa kini sangat berbahaya. Oleh sebab itu, tips penting dalam pemilihan
indikator adalah dengan menanyakan, ((dapatkah kita mempengaruhi kinerja
variabel yang kita pilih ini?" (Wibisono, 2006)
Menurut Wibisono (2006) terdapat 2 (dua) jenis variabel pengukuran
kinerja ditinjau dari tingkat penentuan dan fungsinya yaitu variabel stratejik
dan variabel operasional. Perbedaan kedua variabel tersebut seperti yang
ditunjukkan pada tabel berikut ini.
e EKMA4263/MODUL 4 4.21
Tabel 4.3.
Perbedaan Variabel Strategik dan Operasional
JAQ·-.katJ~epentln@.an. =.tingQI
.. .-
l
-~
I
I
~
Gambar 4.3.
Gap
. ' .
I'
-~
· --------------------
••
tan.gkah
. . 1·
·=ldeintift~i; faJdrif ~g ,
f'f1GI11~11£lC¥lJhl 'kiFleJ.: ~
~ToaJK pemet~anlko~rlfm') '
•
r
·---------------------
r
'
.
Langkal12.. "
•
~ $truk.tur:ts_
as, uli;_urM-y~ran
s:e.ca~ nierrarijis.
• (.TooJit a:ebaJ~ a)~~hat d~11
·c1~~gra m:·-siruk~ur}'
~ ,'
•
I• .f_.al"\g·kiif" 3:
. r<uanfl~sl afet~ dan ra~uor
te.rha~aP. k~ne•ja
• ( TOoJ~ At-fP dati AnAUsts..
fa l, tatl
'
,- I
'
•
•
•
...,
•
[ 1 1.34Sft7) 'l<uaUtas ~ ( '1 2 i .4 ·$ rl 7 1
"
r.4~ &· r ]
[ ·1 ,z .
FJekslbllitas ~ [ :1--z ' · 4 s e1 I
•
{ 1 .2: ~~ . 4 ~ 6 T1:,:_
I Peng1nmaP\ :" [ 1 2 3=4 ~~ s f.l
Sumber: Wibisono, 2006
4.24 MANA.JEMEN KINER.JA e
Tabel 4.5.
Gap dan False Alarm
I .
lln§kat k-epenttnaarr
~ratam tarnadap faktor
- -·· ~en~kan~n wei.~
pet_t:t~aJi_Bah
1
~Tnef1_a pe.ng ~uran
I
. I •
{ 1. ~ .3· 4 5 ,6: 7 ] ~
•
•
LaJu per~f:cli~an: (~ i l'· ~ $ p 1· ]
. l~.~~uatan . te(h_C,Jdf;lll ·~.~ '[ ·;. 2 j , 4 .5 6 7 ']
[ 1_l2~3 4 5.Jt 7 _l srJ.esiOkpsl L
I
i r 1 .~ l ....~ s s.: z 1 i Ongkos kuali~ '-11~ j· £1 '59 l J
i
>
~--------------------------------------------------~ ·
Re.v1st, dlSr1}tt}(
J1!in Ji~lro?Qfan
Gambar 4.6.
Pengkajian Kontekstualitas Variabel Kinerja
4.26 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
Kriteria
Tabel 4.6.
Perubahan Orientasi Variabel Kinerja
Tabel4.7.
Perbedaan Orientasi Variabel Kinerja Antarnegara 1996
:~~
~... -.--... LATI HAN
,, -
- ' .-
~
~ ---'
( ~ ~
___
I
:.._ ~
~--
TES FDRMATIF 2
-------------------------------
4) Hal penting dan dicermati dari variabel kinerja adalah keseimbangan ....
A. kinerja masa lalu, saat ini, dan masa depan
B. an tara data kuantitatif dan kualitatif
C. an tara teori dan praktik manajemen
D. an tara internal dan eksternal organisasi
e EKMA4263/MODUL 4 4.31
KEGIATAN BELA&JAR 3
Data yang bermutu atau memenuhi syarat dapat disingkat 8C, yaitu
Complete : harus lengkap, tidak ada yang tertinggal.
Clear : jelas, tidak samar-samar, tidak menimbulkan macam-
macam interpretasi.
Courtesy : menyebutkan dari mana sumbernya, menjamin
kerahasiaan nama responden.
Correct : benar-benar apa adanya, tidak ditambah dan dikurangi.
Comprehensive : menyeluruh.
Cross check : kebenaran data didukung basil cross check.
Concistent : data yang dikumpulkan ajek atau taat asas, tidak ada
yang bertentangan.
Credibility : data yang dikumpulkan dapat dipercaya (valid dan
reliabel).
Valid adalah alat pengumpul data sudah mengukur apa yang akan
diukur. Sebagai contoh, jika kita mengukur panas badan dengan termometer
badan, maka alat tersebut adalah valid. Tetapi jika kita mengukur panas
badan dengan telapak tangan, maka alat pengumpul data tersebut tidak valid.
Reliabel adalah alat tersebut stabil (ajek) atau konsisten. Sebagai contoh:
panas badan saya diukur dengan termometer badan saat ini 27 derajat
Celsius. Beberapa detik kemudian saya ulangi tetap 27 derajat Celsius.
4.34 MANA.JEMEN KINER.JA e
f Perlindungan data
Hal ini penting bagi perusahaan, terutama jika data tersebut merupakan
data yang hanya digunakan untuk keperluan internal perusahaan dan tidak
disebarluaskan ke pihak luar perusahaan. Banyak perusahaan yang
menerapkan sistem informasi dua tingkat. Tingkat satu berisi informasi yang
dapat dikonsumsi publik, dan tingkat dua berisi informasi khusus untuk
internal perusahaan (operasi, finansial, dan informasi kinerja lainnya).
g. Mutu data
Tingkat mutu data ditentukan berdasarkan 4 (empat) kriteria, yaitu (1)
akurasi (tingkat error), (2) kelengkapan, (3) konsistensi, dan (4) penyebaran
data (tingkat umur data sehubungan dengan waktu dan frekuensi
pengumpulannya). Sekarang ini, telah diciptakan sebuah software untuk
membantu pengumpulannya, analisis, pemrosesan, dan pengomunikasian
informasi manajemen yang bersifat real time, baik dalam bentuk visual
maupun basil print.
h. Pertimbangan sampel
Sampel (contoh) adalah sebagian anggota populasi. Populasi adalah
seluruh objek dan/atau subjek yang akan diteliti. Sampel harus mewakili
populasi atau harus representatif. Sampel yang tidak representatif, hasilnya
tidak dapat dipertanggungjawabkan untuk mengambil keputusan. Berapa
besar anggota sampel (sample size) agar representatif? Untuk itu perlu
membaca buku-buku statistik. Untuk kepentingan praktis besar sampel dapat
diketahui dengan menggunakan Tabel Krecie & Morgan seperti yang
terdapat pada Lampiran I.
i. Bias
Pada setiap metode evaluasi pasti terdapat kemungkinan unsur bias, yang
akan menyebabkan pengumpulan data cenderung menggambarkan satu sisi
masalah saja.
j. Sebaran demografi
Aspek ini terkait dengan target populasi dari program sampling yang
akan dilakukan, di mana anggota populasinya terdiri dari multifaktor
(nonhomogen/heterogen)
4.36 MANA.JEMEN KINER.JA e
k. Sebaran geografis
Beberapa program sampling akan mencakup beberapa area geografi
demi membatasi proses pengumpulan data, dan jika area yang akan dicakup
cukup besar akan membutubkan biaya mabal.
l. Tingkat akurasi
Pengumpulan data akan mengbasilkan berbagai informasi yang tingkat
akurasinya bervariasi. Pengumpulan data yang didapat dari proses statistik
biasanya kurang akurat, jika dibandingkan dengan basil pengukuran individu.
m. Tingkat kerincian
Pimpinan program barus mempertimbangkan tingkat rincian informasi
yang dibutubkan, kesesuaian, dan cara mengakumulasikannya. Hasil statistik
dan kuesioner akan memberikan informasi yang dibutuhkan untuk evaluasi,
tapi tidak terlalu rinci dibandingkan dengan studi kasus, focus group, dan
wawancara individu yang akan memberikan informasi yang lebih mendalam.
n. Tingkat respons
Merupakan rasio dari respons yang diterima terhadap jumlah kuesioner
yang disebarkan (atau metode pengumpulan data lainnya). Aspek ini penting
dalam menentukan bias atau data yang didapat.
o. Kecepatan
Beberapa metode pengumpulan data membutubkan waktu yang tidak
sebentar, oleb karena itu, perlu ada pertimbangan dalam pemiliban metode
pengumpulan data, sebubungan dengan waktu penggunaan informasi.
Umumnya, data yang dikumpulkan dalam waktu singkat akan meniadakan
salab satu karakteristik penting (misalnya, data yang dihasilkan kurang detail
atau tidak akurat).
_Glf9tl~tt. th\lll
~ ~
of II •-Sta~t~l~f
.. - -. Rt{~lfUu.
. • ····""J0 -r ~· P~rllpbJ!l
[)1 -'"':a
e~ ~R~~Ratc; -Bik ~ mmnu· mpu1 . . -.;!f'!l
!II!OQIEV ' ~~·~~
Di\tmliy tmilkvJ I. teAl;
~ T;,.,....,- t~tlll~~..u__ _
•
f.eS:S Sinrnrm: u1 - ~~~..~~1J&lU81tal
. ,, II. Twtml
. - I'1JIHTJWJ
';;-.. ficiDriE'II
I
t "Tim 'D'ft-
--w-ma,\t: R;v-
ra.-wl----~-~- ~~~~~ .w. m .$,~.)
han
f·~·~'iltJcwtt EntJ}\lertAA$ f rmgf}t f 1rtdillJ ~~·· .lIingg• T1LltiJI TLil>w;trRT .f.ta I'H'ii:Q L Mode,rJJ~ lm~
:~It$
= -:::-
ffilll Rttt tf!W ~Ck~{
I
)>
z)>
t.
1'1
I
1'1
z
71\
-z
1'1
;o
t.
)>
•
e EKMA4263 / MODUL 4 4.39
Alat bantu yang digunakan dalam observasi, antara lain daftar riwayat
kelakuan (anecdotal record); catatan berkala; daftar catatan (check list);
rating scale, yaitu pencatatan gejala menurut tingkatannya; alat-alat optik
serta elektronik.
Efek atau pengaruh yang sering terjadi selama melaksanakan observasi
dapat berbentuk hallo effects, yaitu jika observer dalam melakukan observasi
telah terpengaruh atas hal-hal yang baik dari observasi: generosity effects,
yaitu jika observer dalam keadaan tertentu cenderung untuk memberikan
penilaian yang menguntungkan; carryover effects, yaitu jika observer tidak
mampu memisahkan gejala yang satu dengan gejala lainnya.
4.42 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
Tabel4.9.
Keunggulan dan Kelemahan Metode Survei
Keunggulan
d. Angket
Angket berupa pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk diisi responden.
Angket terbagi 2 (dua), yaitu tertutup dan terbuka. Angket tertutup adalah
4.46 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
h. Content review
Content review merupakan metode pengumpulan data yang mengarah
pada kodifikasi dan analisis data kualitatif. Dengan pengodean dan klasifikasi
sumber data kualitatif tersebut, dapat dikembangkan pengertian atas sejumlah
besar analisis kualitatif (Wibisono, 2006).
i. File review
Pengkajian ulang terhadap data yang telah dikumpulkan dapat
memberikan informasi yang diperlukan, yang terutama berhubungan dengan
e EKMA4263/MODUL 4 4.49
evaluasi program. Meskipun terdapat begitu banyak berkas (files), file review
biasanya membantu untuk kasus-kasus tertentu, seperti informasi yang
berkaitan dengan demografis. Dengan file review yang teliti, akan ditemukan
kunci pengukuran kinerja atau laporan yang dikehendaki (Wibisono, 2006).
j. Focus group
Focus group merupakan sebuah kelompok kecil yang dibentuk untuk
mengumpulkan informasi yang mendalam secara tepat dan umumnya
melibatkan pihak ketiga. Kegunaan Focus Group antara lain menghasilkan
hipotesis penelitian yang dapat dimanfaatkan untuk penelitian lebih lanjut
dan dapat diuji menggunakan pendekatan kuantitatif, memicu timbulnya ide
baru dan konsep yang kreatif, mendiagnosis masalah yang sedang dihadapi,
mengetahui dan mempelajari bagaimana responden mendeskripsikan
pandangan mereka, mengolah basil kuantitatif yang sudah diperoleh
sebelumnya, serta menjadi forum bagi stakeholder untuk menuangkan
pandangan mereka dan berpartisipasi dalam proses yang berlangsung.
Keuntungan Focus Group antara lain sebagai berikut.
1) Menyediakan data yang dikumpulkan dari sekelompok orang dalam
waktu singkat dan biaya lebih sedikit dibandingkan dengan melakukan
wawancara secara individual.
2) Peneliti dapat berinteraksi secara langsung dengan responden, sehingga
memungkinkan adanya pertanyaan lanjutan, klarifikasi terhadap respons
yang diberikan, dan observasi lebih Ianjut dari respons nonverbal.
3) Responden dapat membangun respons dari anggota lain dalam
kelompok.
4) Terdapat fleksibilitas dalam menentukan kisaran topik dan subjek yang
ada.
5) Merupakan forum untuk merespons jawaban secara cepat dari pada
menulis jawaban satu persatu (Wibisono, 2006).
4. Pengecekan Data
Dalam mengkaji strategi pengumpulan data, yakinkan bahwa Anda
sudah:
4.50 MANA.JEMEN KINER.JA e
Kriteria Ya Tidak
Mempertimbangkan berbagai variasi pendekatan sebelum menetapkan
salah satu metode untuk diterapkan.
...
~
~
.c;:- s_-...
. ...
= ...
jr .. LATIHAN
-
-- --·-
b •
RANGKUMAN
6. perlindungan data,
7. mutu data,
8. pertimbangan sampel,
9. bias,
10. sebaran demografi,
11. sebaran geografis,
12. tingkat akurasi,
13. tingkat respons,
14. kecepatan, dan
15. input stakeholder.
T E S F 0 R MAT IF 3;.__ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __
Glosarium
Gap adalah kegiatan yang tidak mengukur variabel kinerja yang seharusnya
diukur.
Validitas adalah alat pengumpul data sudah mengukur apa yang akan diukur.
Daftar Pustaka
Kaplan, R.S. and Norton, D.P. (1996). The Balanced Scored: Translating
Strategy into Action. Boston: Harvard Business School Press.
Neely, A., Adam, C., and Kennerly, M. (2002). The Performance Prism -
The Scorecard for Measuring and Managing Business Success. London:
Pearson Educational Limited.
MODUL 5
Keluaran Organisasi
PENDAHULUAN
odul ini rnernbahas dua subpokok bahasan, yaitu (1) variabel kinerja
fin an sial dan (2) variabel kinerja nonfinansial. Variabel kinerja
finansial rneliputi pendapatan, arus kas, biaya, dan pengeluaran modal.
Sedangkan variabel nonfinansial rneliputi pelanggan, pernerintah, dan
masyarakat.
5.2 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
KEGIATAN BELA&JAR 1
Menurut Irham Fahmi (20 10), dari segi analisis sistern, jenis sis tern
manajemen kinerja dapat dikelompokkan menjadi:
1. sistem manajemen kinerja yang berfokus pada karyawan sebagai input,
2. sistem manajemen kinerja yang berfokus pada proses, dan
3. sistem manajemen kinerja yang berfokus pada keluaran.
z: -
(l)
1-
-<~ ~ ........ 'i] ~ ~
. ~: -
ff)
z <
~
lJl
~ (~ X :::::.
:<(_
·0
~.
~
IX
r£
'.:::>
UJ~ -~
r!ll ·~ _.J
< i
a: 's.·~
%·
-«;
·ffi·
0 z- . z~
~<(
~
.
mffi
0 · .
tJ) ·A
oc ti
tL
.,,.•
~·
~-
m i~ Cl ~
•Ol
co· o_
~
~-
w
a...
N <·
t/)
0 ~ ~ ffi - !
UI
-
~
·a..;
1!(,
~·
0::
-GL..
~
IUJ
' X. m
r--
c:r
-ct.4
~-
~·
VJAR·lABBL ~I ~
ITAN. BAN NG ·0 '
'
1£.
.
XIN·6HJA (BEN,JCH/JitR~
•
..
' • -
~
Gambar 5.1.
Variabel Kinerja
Tabel 5.1.
Perspektif Sistem Manajemen Kinerja
Perspektif Aspek
Finansial
Keluaran Organisasi
Nonfinansial
lnovasi
Proses operasi
Proses Internal
Pemasaran
Pelayanan purna jual
Dalam Kegiatan Belajar 1 ini dikaji variabel kinerja secara rinci yang
menjadi fokus keluaran organisasi. Tabel 1 memperlihatkan bahwa variabel
kinerja keluaran organisasi dibagi menjadi 2 (dua) kategori yaitu variabel
kinerja fmansial dan nonfinansial. Keluaran kinerja finansial antara lain fokus
pada:
1. investor atau pemegang saham,
2. karyawan, hal ini berkenaan dengan bonus, keamanan bekerja di
perusahaan, dan kemungkinan kenaikan gaji di tahun berikutnya,
3. masyarakat,
4. pesaing, yang digunakan sebagai tolok ukur kinerja finansial perusahaan,
dan
5. pemerintah, untuk menyusun regulasi dan mengantisipasi berbagai
kemungkinan, seperti kebangkrutan, gejolak karyawan, dan sebagainya.
~. ·· - 'KEPWA.SAN -.
S.TA~TfW.olbER
. ·-
VAR-TABE.L .VA~ lAS.Etl"
K1NERJ~ KtNERJA
F-INANSfAl
• I - - NONFINANStAl
- •
Kefom.poR
'
3. biaya (cost),
4. pengeluaran modal (capital expenditure),
5. penelitian dan pengembangan (R&D),
6. kinerja pada sektor tertentu (segment performance),
7. pernyataan tujuan yang strategis (statement of strategic global),
8. pengembangan produk baru (new product development), dan
9. pangsa pasar (market Share) (Wibisono, 2006).
3. Loyalitas Investor
Teknologi industri telah rnengubah cara rnendapatkan inforrnasi yang
dapat digunakan dalarn proses analisis dan juga cara rnenyebarluaskannya ke
seluruh dunia. Monitoring harga saharn di bursa saharn internasional, sangat
rnudah rnelalui internet sehingga banyak perusahaan saat ini lebih fokus pada
e EKMA4263/MODUL 5 5.9
Radi:~
--------"1'. ~~~lftg ~-
.OOs:tJ-
. .
--- - - - ~
.
·· ;·• ·l f.ic~ '
.. ·L.!fYena~ ~ :! .I •
• I • ~~U<.il; .
11~~"~\~ .g~.ar~fC?.·t · _. · ~t- . ;. ·,. ' am~~~~e
. Ci:tSJ~ J
. rmne!iathn'l. I • l;;t\VEmat:JA . '. . ,.at;11l"y ..
. .. ' i • cltlSUrel
· ·OP.ntmci: 17.r~fer \ -•
,· Gtittrnlie. , ·®umae ·
L. •
-p·~ ;cnig_' _ ~~ •·
~-;..:;::
->---L.,~ >.:o-.,--r"";:c•' . . ~SIVtCe. I . g~>ot1e
. · · .t:11f trr:tUQtl ·. - - . i:OOC ~.· · .· . · OOSIS
._
~
- .. ~
~
·
. ~~:~1~11... J
r;hanuels
-.
1tiS11U tkfr,
iir~eskiE.
l"Qi~l s,,are~ir - .1 o i i F - - - - - - - n
__--_ r~wm · ~-
- - -
. ~ ~~e~ captlallzalfit~,.
'\.: I " j,
.- . -- - ,. -
. .
. . ~_a;h nm
. lna~~gernet~\
- -
• • •
• ..(!l l:nc
~"h ....,.
of· I .
im.hvrriilld \
1HBJlksl I
· i~mftnl':
- --
-
Opanitihg ~\=-
' -------1 --
~~~Q~ ~ b--=============~~ - ' -
-~ .
•I
_.- lns1itt:.lffonal- .
r'
lnv~r
. datedidn
--
•
. -_ lvta nay'S ·· •
•
;=::======::;::...~.,.: 1 frr~~~r . ·f!-=
_ • _ =========:;...,
· ==
.
· -·,oiJlfTil.JniaaJten -=
.. e.. ... rt. - '
-- -
-
- !!Or- -~=±1-_____, • ·~
I , . . . . - - - --
' -" - -- - , . -
.
r - - - - - - - - i·
'
'
..
'F~t~k 'P-ost n1erfjer SUGGBSSIOIJ P.ubll~
tr: e:nJu...~~-r'IQO - 1n ~g~U_o'1 .
•
ret
••
pl~flnlr.\Q ' - altos;
. .... .. ..
•
Sumber: Wibisono,2006
Gambar 5.5.
Peta Model Kegagalan
Debt Ratio (DR) adalah 75 %, berarti 75% aset dibiayai dari utang dan
25% berupa modal sendiri (Bertoneche & Knight, 2001). Sedangkan Ratio
Times Interest Earned (TIE) mengukur seberapa besar ruang bebas yang
dinikmati perusahaan antar pembayaran bunga (interest) reguler agar mereka
terhindar dari tuntutan/default (Brealy & Myers, 1996).
Likuiditas (liquidity) mengindikasikan seberapa mudah perusahaan
mendapatkan uang kas (Brealy and Myers, 1996). Rasio finansial yang
merepresentasikan likuiditas dengan rumus sebagai berikut.
sales
Sales to total assets = -------
average total assets
current assets
Current ratio =
current liabilities
Tidak terdapat standar yang dapat digunakan sebagai kaji banding bagi
rasio-rasio Sales to Total Assets, Sales to Networking Capital, Net Profit
Margin, dan Inventory Turnover. Mengelola rasio-rasio tersebut sehingga
dapat selalu meningkat dari waktu ke waktu merupakan pendekatan yang
paling praktis bagi perusahaan untuk menunjukkan kinerja yang makin
membaik. Average Collection Period mengukur seberapa cepat pelanggan
dalam membayar tagihan (Brealy & Myers, 1996). Semakin cepat mereka
5.14 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
ROI=--(_ne_t_p_ro_f_it_x_1_0_0)__
total capital employed
Nilai ROI yang lebih besar dari bunga bank yang berlaku biasanya
dianggap sebagai ukuran kinerja investasi yang menguntungkan.
Variabel kinerja finansial yang umum dipakai perusahaan, baik untuk
perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, jasa, pendidikan, maupun di
bidang kesehatan dapat diringkas seperti tabel berikut ini.
Tabel 5.2.
Ringkasan Variabel Kerja Finansial
Bidang
Variabel Kinerja Kunci Deskripsi
Usaha
Perusahaan Assets management Ukuran untuk menilai efisiensi suatu perusahaan
Manufaktur ration dalam memanfaatkan aset yang dimilikinya.
Profitability ratio Ukuran yang dihasilkan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan.
Liquidity ratio Ukuran untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
Market share Bagian dari pasar yang dilayani oleh perusahaan
relatif pada keseluruhan pasar.
Market position Posisi perusahaan relatif terhadap keseluruhan
pasar.
Business growth Tren yang menunjukkan perkembangan skala
bisnis perusahaan.
Perusahaan Assets management Ukuran untuk menilai efisiensi suatu perusahaan
Jasa ratio dalam menghasilkan keuntungan .
Profitability ratio Ukuran untuk menilai tingkat kemampuan
e EKMA4263/MODUL 5 5.15
Bidang
Variabel Kinerja Kunci Deskripsi
Usaha
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Liquidity ratio Ukuran untuk menilai kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Market share Bagian dari pasar yang dilayani oleh perusahaan
relatif terhadap keseluruhan pasar.
Market position Posisi perusahaan relatif terhadap kompetitor.
Business growth Trend yang menunjukkan perkembangan skala
bisnis perusahaan.
Lembaga Budget growth Tingkat anggaran yang dibutuhkan institusi
Pendidikan pendidikan dibandingkan dengan tingkat inflasi
yang terjadi.
Non-state budget Tingkat pertumbuhan besarnya dana/anggaran
growth yang diterima dari pemerintah.
Annual tuition and fees Besar biaya pendidikan yang ditetapkan institusi
compared to competitor pendidikan dibandingkan dengan yang
ditetapkan kompetitor lainnya.
Number and value of Jumlah dan besar beasiswa yang telah
scholarship dikeluarkan oleh institusi pendidikan.
Lembaga Assets management Ukuran untuk menilai efisiensi suatu perusahaan
Kesehatan ratio dalam memanfaatkan aset yang dimilikinya.
Profitability ratio Ukuran untuk menilai tingkat kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan .
Liquidity ratio Ukuran untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam men hasilkan keuntun an.
Market share Bagian dari pasar yang dilayani oleh perusahaan
relatif terhadap keseluruhan pasar.
Market position Posisi perusahaan relatif terhadap kompetitor.
Business growth Tren yang menunjukkan perkembangan skala
bisnis perusahaan.
Sumber: Wibisono, 2006
._ . ,. LATIHAN
5
____ .......
5
::tc-
...,~- - ·-
......,
""*- • .
4) Sebutkan variabel kinerja fin an sial dan nonfinansial yang penting dalam
keputusan investasi!
5) Untuk menilai kinerja perusahaan yang lebih rinci terdapat kesepakatan
antara analis dan manajer keuangan untuk melakukan pengukuran
terhadap variabel-variabel yang dinilai pen tin g. J elaskan!
f) pangsa pasar,
g) pengalaman manajemen,
h) mutu pada kompensasi eksekutif,
i) mutu proses, dan
j) kepemimpinan.
.... RANGKUMAN
------------------------------------
TES FORMATIF 1
KEGIATAN BELAL.JAR 2
A. PELANGGAN
Tabel 5.1.
Pandangan Pelanggan terhadap Mutu Pelayanan
~------------------------------------------------------ ·
lt!3 n,ulul
rncttvJ.du • ma~-a lalu ·.eJC~1~Jmd
I • • Y~g aB]i~tPili~t' • •
{"Timg1a1es)
.• k!:ariQ8t~ '(Re/~7/jlfltjt
•· D~ya t.a.nggpp (R~,~f) ,,..~
I:.
SJVfJilef.SJ
~OJT(p~t&os_i (CM7prr •
laoC'e)
I • ~E"$fjPrCl J~ac1 (.C.oa~~)·
·
·• ·~foolblllias [ Otedtbinly) ·
1 j• l<eamanan'Sscunry} ....
~ Lay·~n ~ing
A.~sJI\CQff&S) .dJGfJ ~ · g~
1
• •
• Kdrnttnlke5J (Co#Jfi~u-
. ·~ ____
,
.~
.
.
.
.
.
.
.
_
_
~ . . ~
•
· I ~--~-------=~
Tabel 5.2.
Keterkaitan 10 Dimensi Mutu Lay an an dan SERVQUAL
Reliabil
Competence, Courtesy,
Credibi/' , Sec ·
Access, Communication,
Understanding the
customer
Sumber: Wibisono, 2006
-
·~rbaikan!~~tih~uaan (f.l ~1~) ·· ..
- - -
_;~ .s.J:.2
~ tr ~-
•
-
't9,S _; 1 19..9.
.
1~, 5 12~0
#
~
· •
J 13,6 ~\
{rf '
· ~. I e
-
Q.6 ~~ •
ft2
••
6ank (Jl =rt-~)
:!:
,.. ~
16t], -
~ .
~
l 160,
-
1·2'.6 ~~ .1:i.6·
'
-~
10,3.
•
.. .....\.
~..,.,
21;,1
.
v·;6 ·b '1'.1
Gam bar 5. 7.
Dimensi SERVQUAL Terpenting dari Berbagai Jenis Usaha
..-.
'i······· ··· ··~
I
;
•~• ·~· o·~ · ·~· -~• -·~ ~
_ • .• _ • •• 1.
- - - ~-~·. • .!r!f>____ -~- ___..,. - . ·-~·-- J!Y_• • _- .....-_..--... - - - - - -- .
-·• ·• •·
• - -· -~~ - ~~ . •.!!!:!f>:_.-- -~
•
' '.
..._
'.
• - ·• • ·
- - - - - - · . _. . . ._. -~~ - ~---. •.!!!:!f>:_.--·-----~- ----~-!-'"---~~---· -·-
· ---
. .j
1
GAP 5 :'t~-
~~~----~
. ••,
GAP 1 j
•
I
1:
••
.j''
I
•
lI
i•
•
j
•,,
I
i I .. ~ •
j. GAP 2· •
I
~ Pereepsi m·anaj~rn-en
t ....,_.. ~rhadJ3P ekspekta~i
.petansgaN
Gambar 5.8.
Model Konseptual Mutu Layanan
Harapan pelanggan
t
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi:
• Komitmen manajemen yang tidak memadai terhadap kualitas
pelayanan.
• Standarisasi yang tidak mencukupi.
• Tidak adanya penetapan tujuan (Absence of goal setting).
t
Spesifikasi Kualitas Layanan
Penyampaian Layanan
t
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi :
1. Komunikasi horizontal yang tidak mencukupi :
• Komunikasi yang tidak memadai antara promosi dan
•
operas1.
• Tidak cukup an tara bagian penjualan dan operasi.
• Komunikasi yang tidak memadai antara bagian
kepegawaian, pemasaran dan operasi.
• Perbedaan kebijakan antarcabang dan antardepartemen.
2. Terlalu mengumbar janji.
t
•
· ~----------------~ ·I
lttfak I ~
I
11arapan p.er~ng·g~rC?
J "
... . ___
,...,., -
.,__~ ,
--------~~--------
' ·
~------~~--~--~ ·
t Ya .~
r----------------'1
.Apak.ah And arnenawar.kar.t
I
~
• Ya
- --------~--------~ !
-t
Av>akah ,jnfdrmas; yang
disarnpaikan ke pelanggan
tentang apa yang Anda per~.(~an
, _ __ _ _ _ _ _ _ ___..._.1
~warkian . ~'KtJrat7
va.
' '
; .I
'
'
•
~------------------------------------------~·
Sumber: Wibisono, 2006
Gambar 5.13.
Model Perbaikan Mutu Layanan Berkelanjutan
5.34 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
1. Pemilihan Pelanggan
Proses pemilihan pelanggan dimulai dengan membagi pasar ke dalam
segmen-segmen. Selanjutnya menentukan segmen-segmen yang menjadi
sasaran supaya perusahaan dapat berkonsentrasi di segmen tersebut untuk
memaksimalkan peluang yang menguntungkan (profitable opportunities).
Tujuan proses pemilihan pelanggan dan ukuran yang digunakan seperti yang
tercantum pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.3.
Pemilihan Pelanggan
2. Akuisisi Pelanggan
Perusahaan harus berusaha untuk menawarkan produknya kepada
pelanggan yang belum pemah menggunakan produknya dalam proses
akuisisi pelanggan. Dalam proses ini, biasanya muncul kecemasan pelanggan
terhadap produk yang baru dikenalnya terutama nilai mutu produk terhadap
uang yang dikeluarkan. Oleh sebab itu, perusahaan harus berusaha
5.36 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
Tabel 5.4.
Akuisisi Pelanggan
3. Mempertahankan Pelanggan
Perusahaan harus berusaha mempertahankan pelanggan yang telah
dimilikinya karena lebih mudah mempertahankan pelanggan yang sudah
dimilikinya dibandingkan dengan harus mencari lagi pelanggan baru. Ada
beberapa tingkatan kesetiaan (loyalitas) pelanggan terhadap perusahaan,
seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini.
e EKMA4263 / MODUL 5 5.37
•
Kensljmen memilfkl- komltm~n
-
customer Commitment •
... '
ttertladap P.roduk tniJik R.erusahaan
•
• '
• . 1\onsumen mernberltahukan kansltmen
Loyal c.u&to_mer .I~Ui meng.ena i:k~pl)asaruwa ~~:tflad.aP.
• proouk. atau ray.anan p(:ln.Jsalta.an •
Tujuan Proses
Ukuran yang Digunakan
Mempertahankan Pelanggan
Menyediakan layanan premium • Jumlah pelanggan premium
bagi pelanggan • Quality ratings dari pelanggan premium
• Waktu bagi pelanggan untuk mendapat
tanggapan terhadap komplain yang dilayangkan
Membangun value-added Besarnya pendapatan dan persen keuntungan dari
partnership pembelian oleh pelanggan
Menyediakan layanan yang baik Service level
Membangun pelanggan yang • Account Share
sangat loyal • Jumlah referensi kepada pelanggan baru
• Jumlah pelanggan baru yang direferensikan oleh
pelanggan lama
• Jumlah masukan terhadap produk dari pelanggan
yang loyal
Sumber: Wibisono, 2006
5.38 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
4. Pertumbuhan Pelanggan
Pertumbuhan pelanggan dapat dilakukan dengan cara akuisisi pelanggan
baru atau meningkatkan share pembelian produk oleh pelanggan yang telah
dimiliki. Salah satu cara meningkatkan share pembelian produk oleh
pelanggan yang telah dimiliki adalah dengan membangun hubungan yang
baik dengan pelanggan tersebut. Hubungan baik antara lain dilakukan dengan
cara membangun layanan purna jual yang dapat meningkatkan kepuasan
pelanggan (Wibisono, 2006). Tujuan proses pertumbuhan pelanggan dan
ukuran yang digunakan seperti yang tercantum pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.6.
Pertumbuhan Pelanggan
Tabel 5. 7.
lndikator Kunci Kinerja Pelanggan
Bidang
Variabel Kinerja Kunci Deskripsi
Usaha
Cacat produk Jumlah produk 'gagal produksi' dibandingkan
(Defect level) dengan total produk yang diproduksi dalam
Perusahaan kurun waktu tertentu.
Manufaktur Waktu antar Waktu yang dibutuhkan untuk menyediakan
(Delivery time) produk bagi konsumen, sejak pemesanan
hingga konsumen menerima produk tersebut.
e EKMA4263 / MODUL 5 5.39
Bidang
Variabel Kinerja Kunci Deskripsi
Usaha
Daya tahan produk Ketahanan produk yang dihasilkan.
(Product durability)
Kemudahan penggunaan Waktu yang dibutuhkan untuk mengenali
(Ease of use) produk sehingga konsumen dapat memberi
dampak pada biaya pokok produksi tersebut.
Harga (Price) Perbandingan tingkat harga produk dengan
perubahan tingkat inflasi yang dapat memberi
dampak pada biaya pokok produksi tersebut.
Komplain yang tidak dapat Jumlah komplain konsumen yang tidak dapat
ditindaklanjuti (Complaint ditindaklanjuti oleh customer seJVice.
abandon rate)
Day a tanggap (Speed of Rata-rata waktu yang diperlukan untuk
answer) merespons komplain konsumen.
Penghargaan (Recognition Jumlah penghargaan yang diterima
from customer and perusahaan dari konsumen atau dari suatu
independent rating organisasi independen.
organization)
Tingkat kepuasan Keseluruhan kepuasan konsumen terhadap
(Customer satisfaction rate) produk yang ditawarkan perusahaan.
Tingkat keluhan Jumlah keluhan yang ditujukan pada
Customer complaints rate perusahaan dalam kurun waktu tertentu.
Pembelian ulang Jumlah dan waktu pembelian ulang
(customer retention) konsumen terhadap produk yang pernah
dibelinya.
Perubahan konsumen Perubahan dalam jumlah total konsumen dan
(Gains and losses of jumlah pembelian dari setiap konsumen
customer and customer dalam kurun waktu tertentu.
accounts
Ide pelanggan Jumlah ide untuk melakukan inovasi yang
(Customer innovation datang dari konsumen dalam kurun waktu
suggestion) tertentu.
Pasar Jumlah dan tipe pasar yang dapat dimasuki
(Market entered) oleh perusahaan.
Waktu antar Waktu yang dibutuhkan untuk melayani
(Delivery time) konsumen, sejak permintaan jasa hingga
pel avan an selesai dilakukan.
Akurasi Tingkat ketetapan pelayanan sesuai dengan
Perusahaan (accuracy) permintaan konsumen.
Jasa Tingkat layanan Tingkat pelayanan yang diberikan kepada
(Level of seJVice) konsumen.
Keandalan Tingkat keandalan dan kepercayaan
(Reliability) konsumen terhadap pelayanan yang
diberikan.
5.40 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
Bidang
Variabel Kinerja Kunci Deskripsi
Usaha
Penghargaan Jumlah penghargaan yang diterima
(Recognition from customer perusahaan dari konsumen atau dari suatu
and independent rating organisasi independen.
organization)
Tingkat kepuasan Keseluruhan kepuasan konsumen terhadap
pelanggan (Customer jasa yang ditawarkan perusahaan.
satisfaction rate)
Tingkat komplain Jumlah komplain yang ditujukan pada
(customer complaints rate) perusahaan dalam kurun waktu tertentu.
Pembelian ulang Jumlah dan waktu permintaan ulang
(Customer retention) konsumen terhadap jasa yang pernah
dimintanya.
Kinerja proses pembelajaran Tingkat pengetahuan, keahlian, dan kinerja
(Student learning pembelajaran mahasiswa yang dimiliki
performance) pel ajar.
Survei perusahaan Tingkat kepuasan pemberi kerja mengenai
(Employer Survei) mutu lulusan dari institusi pendidikan
tersebut.
Survei orang tua Tingkat kepuasan orang tua murid mengenai
(Parent survei) proses pembelajaran, fasilitas, dan
pengetahuan yang dimiliki pel ajar setelah
menuntut ilmu di institusi tersebut.
Survei alumni Tingkat kepuasan alumni terhadap almamater
(Alumni surve1) mereka mengenai peningkatan kemampuan
mereka dalam mengaplikasikan
pengetahuannya.
Kepuasan mahasiswa Tingkat kepuasan pelajar secara keseluruhan
Lembaga (Student satisfaction with terhadap institusi pendidikan tersebut.
Pendidikan institution
Kepuasan alumni (Alumni Tingkat kepuasan alumni secara keseluruhan
satisfaction with institution) terhadap institusi pendidikan tersebut.
Kepuasan perusahaan Tingkat kepuasan pemberi kerja terhadap
pemakai (Employer lulusan institusi pendidikan tersebut.
satisfaction)
Kepuasan terhadap staf dan Tingkat kepuasan terhadap staf dan
manajemen (Satisfaction manajemen institusi pendidikan tersebut.
with teaching quality)
Kepuasan pengajaran Tingkat kepuasan pelajar terhadap mutu
(Student satisfaction with pengajar dan kegiatan belajar.
teaching quality)
Kepuasan di luar pengajaran Tingkat kepuasan pelajar terhadap
(Satisfaction with kemudahan bertemu dan berkonsultasi
accessibility of instructor dengan staf pengajar di luar jam belajar.
e EKMA4263 / MODUL 5 5.41
Bidang
Variabel Kinerja Kunci Deskripsi
Usaha
outside of class)
Kepuasan terhadap fasilitas Tingkat kepuasan terhadap fasilitas
(Satisfaction with quality of pendukung proses belajar-mengajar.
facility)
Rekomendasi ke pihak lain Tingkat kepuasan pelajar yang mengukur
(Student retention) seberapa tinggi dia akan merekomendasikan
institusi pendidikan ini kepada orang lain.
Jumlah pendaftar (Institution Jumlah calon pelajar yang mendaftar ke
quality recognition) institusi pendidikan ini.
Pengendalian penyakit Proses pengenalan dan pengobatan terhadap
(Pain control) penyakit yang diderita pasien.
Perlakuan emergensi Layanan yang diberikan kepada pasien di
(Emergency treatment) ruang gawat darurat.
Perlakuan terhadap pasien Layanan yang diberikan kepada pasien sejak
(Patient treatment) masuk hingga keluar.
Layanan konsultasi Layanan yang disediakan bagi pasien yang
(consultancy setVices) ingin mendapat masukan mengenai
penyakit/kesehatan dari ahli kesehatan.
Kelengkapan perawatan Tingkat keragaman jenis perawatan
(Completeness of health kesehatan yang ditawarkan.
care type provided}
Kegagalan layanan Jumlah kegagalan yang berhubungan dengan
(Patient-related incidents) pelayanan bagi pasien, seperti masalah
administrasi, kesalahan pengobatan, dan
pengambilan obat.
Lembaga Layanan laboratorium Pelayanan pada konsumen yang berkaitan
Kesehatan (Laboratory service) dengan kegiatan laboratorium.
Tingkat kepuasan pasien Kepuasan pasien terhadap pelayanan yang
(Patient satisfaction rate) diberikan oleh penyedia perawatan
kesehatan tersebut.
Tingkat komplain dan Jumlah komplain dari pasien dan hal yang
penyelesaiannya dilakukan untuk merespons komplain
(Patient complaints and terse but.
resolution rate)
Penghargaan Jumlah penghargaan yang diterima oleh
(Recognition from patient perusahaan dari konsumen atau suatu
and independent rating organisasi independen.
organization)
Kepuasan pasien Perlakuan dokter, terapis, dan perawat dalam
dibandingkan dengan memberikan layanan pada pasien.
lembaga kesehatan lain
(Patient satisfaction
compared to other health
5.42 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
Bidang
Variabel Kinerja Kunci Deskripsi
Usaha
care provider)
Citra di masyarakat Pandangan masyarakat terhadap mutu
(Community Quality image) pelayanan yang diberikan oleh penyedia
layanan kesehatan tersebut.
Loyalitas pelanggan Jumlah pasien yang kembali mempercayakan
(Patience loyality) pelayanan kesehatan terhadap penyedia
layanan kesehatan yang pernah dikunjungi.
Sumber: Wibisono, 2006
3. Kepedulian Sosial
Kebijakan memperhatikan lingkungan hidup memberikan keuntungan
yang nyata pada shareholder value, membantu merangsang inovasi,
meningkatkan efisiensi perusahaan melalui pengelolaan sumber energi dan
bahan baku yang ramah lingkungan, bahkan dapat meningkatkan earning per
share. Oleh sebab itu, kepedulian sosial tidak lagi diartikan secara sempit
sebagai bagian pengorbanan perusahaan. Tetapi dalam arti luas yaitu untuk
meningkatkan daya tawamya.
5. Reputasi Perusahaan
Perusahaan harus lebih siaga dan waspada dalam memonitor
aktivitasnya, terutama bagian terdepan bisnis mereka. Perusahaan harus lebih
peduli kepada rantai suplai (supply chain) mereka untuk memelihara reputasi
perusahaan. Karena membutuhkan waktu yang lama untuk membangun
reputasi. Akan tetapi, reputasi juga sangat mudah jatuh seketika, untuk itu
perusahaan perlu membangun hubungan yang saling mempercayai. Bukan
5.44 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
6. Pemasok
Menurut Wibisono (2006), pemasok merupakan salah satu pihak yang
turut menentukan kinerja perusahaan. Berikut ini hal-hal penting yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan pemasok yang sebaiknya dijadikan fokus.
a. Berbagi nilai
Pemasok sebaiknya memiliki nilai-nilai yang sama dengan yang dimiliki
perusahaan. Oleh sebab itu, etika bisnis yang kuat merupakan dasar kerja
sama yang harus selalu disepakati.
b. Lokasi
Lokasi pemasok sebaiknya dekat secara fisik dengan perusahaan untuk
pertimbangan keefektifan dan penghematan (efisiensi).
c. Ukuran pemasok
Perusahaan sebaiknya memiliki pemasok dengan ukuran yang kecil
tetapi ban yak karena jika bahan tidak tersedia di pemasok satu akan tersedia
di pemasok lainnya.
Tabel 5.9.
Evaluasi Pemasok
Rating
No. Item
1 2 3 4 5
1 Keefektifan kemitraan secara keseluruhan
2 Kenaikan profit sharing yang seimbang
3 Peningkatan volume bisnis
4 Persetujuan jangka panjang
5 Etika dan kepercayaan (dalam tindakan, bukan janji-janji
saja)
6 Panduan pengembangan yang nyata (dalam mutu, ongkos
dan siklus)
7 Keterlibatan dini dalam proyek-proyek
8 Spesifikasi yang jelas, bermakna dan ditentukan bersama
9 Menerima saran yang disampaikan
10 Berbagi jadwal
11 Pertukaran data secara elektronik
12 Harga produk yang variabel terhadap volume
13 lnisiatif untuk memperluas jaringan
Sumber: Wibisono, 2006
. ......
• $ _ --'""" ... •~
:...-
.. LATIHAN
1 €- - 3 •
_____:._
RANGKUMAN
1. reliability,
•
2. responslveness,
3. assurance,
4. empathy, dan
5. tangibles.
T E S F 0 R MAT IF 2:_____ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __
Glosarium
Daftar Pustaka
Nelly, A., Adam, C., and Kennerly, M. (2002). The Performance Prism-The
Scorecard for Measuring and Managing Business Success. London:
Pearson Education Limited.
PENDAHULUAN
odul ini membahas tiga subpokok bahasan yaitu (1) sumber daya
manusia, (2) sumber daya teknologi, dan (3) sumber daya organisasi.
Sumber daya manusia meliputi menjelaskan pengelolaan sumber daya
manusia, mengidentifikasi kelompok jabatan strategis, membuat profil
kompetensi yang cocok, menilai kesiapan strategis, dan membuat
pengembangan surnber daya manusia. Surnber daya teknologi rneliputi
menjelaskan cara memilih teknologi, variabel kinerja untuk mengelola
teknologi, dan menjelaskan perangkat keras dan lunak. Sumber daya
organisasi meliputi menjelaskan budaya organisasi, kepemimpinan,
keselarasan, dan kerja sarna tim.
6.2 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
KEGIATAN BELA&JAR 1
Ketiga aset tersebut sering kali tidak dapat diukur secara terpisah karena
merupakan suatu kesatuan sumber daya. Berdasarkan penelitian, dua per tiga
perusahaan tidak dapat menyelaraskan antara strategi perusahaan yang
dikembangkan dengan program pengembangan sumber daya manusia dan
teknologi informasi yang diterapkan. Akibatnya, program pengembangan
sumber daya manusia dan teknologi informasi yang dilaksanakan tersebut
tidak dapat menghasilkan manfaat yang maksimal dalam membantu
penerapan strategi perusahaan. Jika ketiga komponen, yaitu sumber daya
manusia, teknologi, dan organisasi, diselaraskan dengan strategi perusahaan,
maka perusahaan akan memiliki kemampuan untuk menjalankan proses
perubahan yang diperlukan dalam melaksanakan strategi tersebut (Wibisono,
2006).
Nilai intangible asset ditentukan dari seberapa tinggi tingkat kesesuaian
aset tersebut dengan prioritas strategi perusahaan. Semakin sesuai intangible
asset dengan strategi, semakin besar nilainya bagi perusahaan. Sebaliknya,
intangible asset yang tidak sesuai dengan strategi tidak akan memberikan
banyak manfaat, meskipun telah banyak dana yang dikeluarkan untuk
pengembangan aset tersebut. Nilai intangible asset tidak diukur atau
ditentukan oleh:
1. berapa banyak dana yang dikeluarkan untuk menciptakan dan
mengembangkan aset tersebut,
2. penilaian secara terpisah akan kemampuan dan nilai aset sumber daya
manusia, teknologi, dan organisasi,
3. penilaian secara terpisah akan manfaat dan sumber daya manusia,
teknologi, dan organisasi (Wibisono, 2007).
• •
Setelah mengikuti kuliah Inl, mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan:
1. pengelolaan sumber daya manusia,
2. mengidentifikasi kelompok jabatan strategis,
3. mendefinisikan profil kompetensi yang cocok,
4. menilai kesiapan strategis, dan
5. program pengembangan sumber daya manusia.
(3) potensi yang merupakan aset dan modal organisasi yang paling berharga;
(4) pemanfaatan SDM untuk mencapai tujuan organisasi; (5) kegiatan
melaksanakan, merencanakan, mengembangkan, memotivasi, dan
memelihara pegawai agar kinerja semakin tinggi di tempat kerja suatu
organisasi; (6) merekrut, mempekerjakan, melatih, menggaji, menilai, dan
mengembangkan karyawan; (7) bagian dari organisasi yang menaruh
perhatian pada manusia; (8) proses merencanakan, merekrut, menyeleksi;
melatih dan mengembangkan; memotivasi, dan memelihara SDM agar tetap
betah di suatu organisasi.
MSDM merupakan disiplin ilmu yang relatif baru dalam perkembangan
khasanah perkembangan ilmu manajemen di Indonesia. Sebelumnya, para
praktisi dan pakar manajemen lebih mengenal terminologi Manajemen
Personalia.
MSDM dapat dipelajari dari 3 (tiga) perspektif: (1) MSDM sebagai
manajemen orang-orang (people management) atau disebut juga MSDM
dalam arti luas, (2) MSDM sebagai manajemen kepegawaian (personnel
management) disebut juga MSDM dalam arti sempit, dan (3) MSDM sebagai
manajemen strategik (strategic management).
Jadi, MSDM dalam arti sempit adalah manajemen kepegawaian di suatu
instansi, sedangkan dalam arti luas adalah manajemen tenaga kerja di suatu
negara.
MSDM dalam arti sempit bertujuan untuk merekrut atau menarik
(attract), mengembangkan (develop), memelihara (retain), dan memotivasi
(motivate) SDM sehingga mampu: (1) mencapai tujuan secara efektif dan
efisien, (2) membantu anggota dalam posisi yang memuaskan menurut
standar kinerja kelompok, (3) mengembangkan karier secara maksimal, dan
(4) menyeimbangkan dan mendamaikan antara tujuan individu dengan tujuan
organisasi. MSDM dalam arti luas bertujuan untuk mampu bersaing di
kancah internasional.
MSDM bermanfaat bagi organisasi dan manajer SDM untuk (1)
mendapatkan: informasi analisis tugas, (2) mendesain sistem informasi SDM,
(3) menganalisis organisasi dan definisi tugas, (4) merencanakan SDM, (5)
merekrut SDM, (6) menyeleksi dan penempatan SDM, (7) mengklasifikasi
tugas dan mengevaluasi kinerja SDM, (8) membuat standar kinerja dan
sistem ganjaran, (9) mendesain kurikulum diklat, (10) merencanakan karier
dan pengembangan SDM, (11) perencanaan sukses, (12) menganalisis
kekuatan kerja, dan (13) mendesain manusia- sistem mesin.
6.6 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
Manfaat MSDM bagi pekerja: (1) menimbulkan rasa aman, keadilan, dan
kepuasan; (2) memperoleh penilaian kinerja yang objektif; (3) memperoleh
gaji yang relatif layak; (4) memperoleh iklim kerja yang menyenangkan; dan
(5) memusatkan perhatian pada prestasi kerja.
Manfaat MSDM bagi masyarakat: (1) eksistensi organisasi
menyesuaikan hukum yang berlaku, (2) meningkatkan pelayanan prima
kepada masyarakat, (3) menjadikan masyarakat sebagai mitra, (4)
menghimpun diri dalam serikat pekerja seluruh Indonesia, dan (5)
menyiapkan diri dalam persaingan global.
Ruang lingkup MSDM adalah: (1) informasi analisis jabatan, (2) desain
sistem informasi SDM, (3) analisis organisasi dan definisi tugas, (4)
perencanaan SDM, (5) rekrutmen, (6) seleksi, orientasi, dan penempatan, (7)
klasifikasi tugas dan evaluasi, (8) standar kinerja dan sistem ganjaran, (9)
desain kurikulum diklat, (10) perencanaan karier dan pengembangan, (11)
perencanaan sukses, (12) analisis kekuatan kerja, dan (13) manusia-sistem
•
mestn.
Sumber daya manusia merupakan sumber daya paling penting untuk
dapat memenangkan persaingan karena merupakan tulang punggung dari
seluruh sistem yang dirancang, metode yang diterapkan, dan teknologi yang
digunakan. Pengelolaan sumber daya manusia dimulai dari proses rekrutmen
yang kompetitif, pelatihan yang sistematis, peningkatan kepuasan pegawai,
peningkatan pendidikan pegawai, dan pemberdayaan pegawai sampai dengan
jaminan pensiun yang memadai. Perusahaan yang memiliki pegawai yang
sangat terampil dan efektif merupakan salah satu kunci sukses perusahaan
manufaktur kelas dunia (Hayes, Wheelwright, dan Clark, 1988).
Dalam jangka panjang, program pengembangan sumber daya manusia
yang harus dimiliki perusahaan sekurang-kurangnya menyangkut:
1. pendidikan lanjutan bagi pegawai;
2. pelatihan reguler bagi pegawai;
3. sis tern dan prosedur bagi rotasi kerja;
4. sistem dan prosedur jalur karier;
5. sistem dan prosedur untuk perbaikan kesehatan, keselamatan, dan
keamanan kerja;
6. evaluasi kinerja individu; dan
7. pengukuran kepuasan pegawai yang menyangkut gaji, jam kerja,
kesehatan dan keselamatan, insentif, serta pelatihan dan pendidikan
(Wibisono, 2006).
e EKMA4263/MODUL 6 6.7
I •
1
MernjltJeh.tlfllfc:iSI •
Proamn
~ Kel.oropo.k 1®atiui· P~ngembangan
$lhnegs Moe1~1 S.DM
Mefl&il
Ke:s1apan
Siraliigl,s
'
~ ..~
II'T ..,, . • ' - • •
Jsml·'{efll~ . -·
r: r" )I' -, . r
Oatl,c;eftffll ·· -·
\
. . _ -~ -_
' :'\
r-, . •
"e-~9~
:prt:ig(anl
ftiEl1;~
.~(IJ(,ans
•
8
lepreSGn~ SC!'f ~S$t'gtfl HI~d sf® . E~F®~J
.:JUII_,.c" \}m
•
•.en~Tneer 'tiilivas $pe8faPISfs: trat1iils. .en9meer.s
"=
====j~
· '":::======~
·--!";:~====----~..,~
...,., "--....
"'=- - - - i i i~'
c.J
.J ....
. __ ____.,..I ;" .
l .{'~~aJah.Ual'l; *" Pe~~fi-~ , • P~~tlitfW!I'I • n-mu VSJ~ · lfnw~~u
•ndus.TPj 1(Utt;kunt 0.'16f\9Sl11U, WerJQBIUU ~ bi&Jng dlleKu l'JI, tll~l
...~teiililtmi •;pangebtruaa
·r-..-·---
k'cnisumen kor1SUTTTan .c~i1h yang ... ~~tstiLnm .. • Ptlnjr.:!'l3bmin
~y9~tiSalt rn~m1rarta1
~
konwme~ nasl\
1 ' - - - - - - I'+ ' - - - - --i· t - - - - - - + - - - - - - t r- - - - - - + - - - - t:t--
I
iI
·· - - - - tt
'26 36. 2(~ ~ 5 5 1
-
1 t5 •
1G· 1'5. 0
I •
1 • I
~
r
•
40.o/11
J , .., '·
D. MENILAIKESIAPAN STRATEGIS
yang digunakan untuk menyusun strategi ini, yaitu model kelompok jabatan
strategis dan model nilai-nilai strategis seperti yang terlihat pada Gambar 6.3
di bawah ini.
Mode·l ~etgrnp~R
Jabata.nStrategis·
1 Kelompok · "
~ t30/o.
' .
.
I ~
.;e;
c
.m 'ii
-
'
s
.., 4 8
c
I t; •
.._
--
fUn§Sr
t Q)i t .t'Q• .m
9JJ%
·O[:letasie nal
l".:Zl
c.·
'Ol·t
' Q)
~ z
'~
Gambar 6.3.
Model untuk Pengembangan Model Sumber Daya Manusia
I '!i -
'•\
\
\' *
J,
BCtllflm81Qrr I
.f.I.8Craum =1
Mr:flifl.9ka~.a r'
7
fiWitt1flff1fiD.i -
1
Enym~~ . - ~107h
Tabel 6.1.
Variabel Kinerja Sumber Daya Manusia
LATIHAN
__. __ ..........
T E 5 F 0 R MAT IF 1_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __
1) Sumber daya manusia adalah aset perusahaan yang sangat penting dan
tak temilai karen a sebagai ....
A. pengelola perusahaan
B. modal perusahaan
C. kunci kelas dunia perusahaan
D. penggerak perusahaan
KEGIATAN BELA&JAR 2
A. PEMILIHAN TEKNOLOGI
Tabel .6.2.
Variabel Kinerja Pengelolaan Teknologi
1. Perangkat Keras
Perangkat keras yang biasa dipakai dalam sistem basis data sangat
beragam bentuk dan jenisnya, tergantung jenis data yang akan dikelola,
misalnya berupa CPU, hard disc, motherboard, main memory, kabel fiber
optic, dan lain-lain. Untuk data elektronik perangkat keras yang digunakan
dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsinya sebagai berikut.
a. Pengelola masukan, alat masukan ini digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu
on line input (input langsung) dan off line input (input tidak langsung).
Alat input langsung diproses oleh Central Processing Unit (CPU) tanpa
media lain. Sedangkan alat input tidak langsung diproses oleh CPU
dengan menggunakan media lain seperti flash disc, disket. Alat input
langsung dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu
keyboard, pointing device, scanner, dan lain-lain.
b. Pengelola proses, bagian ini sering disebut dengan CPU yang terdiri dari:
(a) Processor (unit kendali) yang bertugas mengatur dan mengendalikan
e EKMA4263/MODUL 6 6.23
semua peralatan yang ada pada sistem komputer seperti Intel Pentium I,
II, IV, (b) hard disc yang berfungsi untuk tempat program-program dan
data atau tempat penyimpanan program dan data, (c) Main memory yang
berfungsi untuk menampung semua data yang masuk, (d) Arithmetic
Logic Unit (ALU) melakukan tugas perhitungan aritmetika yang terjadi
sesuai dengan instruksi program, (e) VGA Card merupakan interface
yang menghubungkan antara CPU dengan monitor, (f) Motherboard
merupakan salah satu komponen utama CPU yang berfungsi sebagai
penghubung antara hard disc, processor, memory, disc drive, dan lain-
lain serta di dalamnya terdapat port-port input maupun output data
seperti port keyboard, mouse, printer, Universal Serial Bus (USB), (7)
Disc drive berfungsi sebagai input data melalui media lain yaitu disket,
(8) Power Supply merupakan rangkaian yang mengatur kebutuhan arus
dan tegangan yang dapat diterima oleh CPU melalui motherboard.
c. Pengelola penghubung, merupakan rangkaian atau alat yang berfungsi
sebagai perantara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya seperti
kabel serat optik, kabel UTP, HUB, cardlan.
d. Pengelola output, merupakan alat yang digunakan agar data yang
diproses dapat dimengerti oleh manusia seperti monitor dan printer.
Dengan demikian, komputer tetap merupakan "alat mati" dan hanya "hidup"
apabila digerakkan oleh manusia. Jelaslah bahwa apapun manfaat yang
dipetik organisasi dalam menggunakan komputer, besar kecilnya manfaat
tersebut sangat ditentukan oleh unsur manusia yang mengoperasikannya.
Konfigurasi komputer dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu
komputer digital dan komputer analog. Komputer digital bekerja dengan cara
menghitung angka, huruf, dan simbol yang disajikan sebagai angka diskrit,
yaitu 1 dan 0, yang dikenal dengan istilah digit biner. Jenis yang kedua,
adalah komputer analog, yang bekerja dengan mengukur kuantitas elektronik
atau fisik secara berkesinambungan, seperti suhu atau dimensi sesuatu.
Pengalaman menunjukkan bahwa jenis komputer yang paling banyak
digunakan untuk mengolah data bisnis ialah komputer digital. Alasan
utamanya ialah karena kecepatan bekerjanya dan akurasi hasilnya
dibandingkan dengan komputer analog.
Komputer mini merupakan komputer yang berukuran kecil, akan tetapi
kecepatannya dalam mengolah data cukup tinggi, kapasitas penyimpan data
tidak besar dan harganya pun relatif murah. Komputer jenis ini sangat
populer dikalangan bisnis terutama yang berskala menengah. Komputer mini
juga dapat digunakan untuk pemrosesan dengan pangkalan data, penggunaan
jaringan yang on line, untuk aplikasi dengan program yang tidak terlalu
rumit, dan dapat diandalkan sebagai sarana pengolah data dengan kapasitas
yang tidak terlalu besar seperti mainframe. Contoh komputer mini adalah
Notebook. Komputer nano merupakan komputer yang mempunyai
kemampuan menghitung dengan teknologi tinggi, bekerja cepat, dan dengan
kemampuan yang besar. Contohnya kalkulator dengan teknologi tinggi.
Untuk memenuhi tuntutan akan penyediaan informasi yang cepat dan tepat,
maka ada beberapa persyaratan perangkat keras yang harus dipenuhi:
a. kemampuan komunikasi data,
b. kapasitas saluran dan kesamaan bidang (interface) untuk serangkaian
peralatan masukkanlkeluaran dengan kecepatan tinggi,
c. kemampuan untuk pengoperasian on line,
d. penyimpanan besar, dan
e. penyimpanan on line sekunder yang sangat besar.
2. Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang juga dikenal dengan istilah "program" adalah
serangkaian program dengan instruksi-instruksi yang diberikan oleh operator
komputer kepada komputer yang memungkinkan komputer mengerjakan
pekerjaan yang dinginkan oleh pemrogram. Sebenarnya, perangkat lunaklah
yang membuat komputer menjadi alat yang tangguh dan handal bagi
manajemen dalam menjalankan fungsi dan aktivitasnya, khususnya dalam
pengambilan keputusan. Dalam pengoperasian komputer yang berkaitan
dengan perangkat lunak minimal mempunyai 3 (tiga) fungsi, yaitu
a. mengolah berbagai sumber daya komputer yang dimiliki oleh organisasi,
b. mengembangkan berbagai sarana yang dapat digunakan oleh sumber
daya manusia sehingga dicapai pemanfaatannya yang optimal, dan
c. menjembatani peranan informasi sebagai hasil olahan data dengan
penggunanya.
Pada dasarnya terdapat dua jenis perangkat lunak, yaitu perangkat lunak
sistem dan perangkat lunak aplikasi. Perangkat lunak sistem adalah
seperangkat program yang fungsinya mengoordinasikan dan mengendalikan
penggunaan perangkat keras serta sebagai wahana untuk mendukung
penggunaan perangkat lunak aplikasi. Sedangkan yang dimaksud dengan
perangkat lunak aplikasi adalah instruksi yang ditulis oleh atau untuk
pemakai agar dapat mengaplikasikannya untuk bidang tugas masing-masing,
baik yang sifatnya teknis maupun nonteknis. Seperti diketahui instruksi
tersebut harus diberikan dalam "bahasa" komputer. Kenyataan menunjukkan
bahwa perkembangan perangkat lunak sudah sangat pesat, sehingga dewasa
ini dikenal aneka ragam "bahasa" komputer seperti Visual basic, Pascal,
Delphi, Oracle, dan lain-lain. Perkembangan perangkat lunak saat ini sudah
bergeser dari basis DOS ke basis windows yang memiliki banyak keunggulan
di antaranya tampilan yang lebih menarik, kemudahan dalam pengoperasian,
fasilitas yang lebih lengkap, dan lain-lain.
Perkembangan perangkat lunak saat ini semakin pesat, sehingga banyak
perangkat lunak yang berbasis windows. Sebagai contoh perkembangan
perangkat lunak pada saat ini adalah perangkat lunak sistem (server):
windows 2000 for server, windows NT server, windows Linux server, dan
perangkat lunak aplikasi: My SQL, PHP, windows NT, Pascal, Delphi,
Fortran, Visial basic, Visual Fox Proan lain-lain (diambil pada tanggal 20
Desember 2004 dari: http://www.zipzoomfly.com/jsp/ProductDetail.jsp).
6.28 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
Selain itu, Dobb (2005: 1-5) memberikan gambaran bahwa perangkat lunak
sistem dan perangkat lunak aplikasi yang sesuai dengan perkembangan
teknologi informasi adalah berbasis windows dan harus memperhatikan
sistem keamanannya.
Proses pengembangan perangkat lunak dapat dilakukan dengan meninjau
ulang perangkat lunak tersebut. Peninjauan ulang terhadap perangkat lunak
tersebut perlu dilakukan karena merupakan suatu cara untuk melakukan
perbaikan dan pengembangan perangkat lunak secara terus menerus. Dengan
demikian, penyesuaian perangkat lunak dengan perkembangan teknologi
informasi perlu dilakukan untuk perbaikan dan pengembangan perangkat
lunak tersebut. Penyesuaian perangkat lunak dengan perkembangan teknologi
informasi merupakan salah satu kriteria utama yang harus dipenuhi.
Perangkat lunak dalam sistem informasi manajemen biasanya berbentuk
database management system (DBMS) atau sistem manajemen database
dengan tujuan untuk meminimumkan pengulangan data dan mencapai
independensi data. Database adalah suatu koleksi terpadu dari data komputer
yang disusun secara logis dan dikendalikan secara sentral, serta disimpan
dengan suatu cara yang memudahkan pengambilan kembali data tersebut,
jika sewaktu-waktu diperlukan. Integrasi logis dalam catatan-catatan pada
banyakfile ini disebut konsep database. Sebagaimana tersebut di atas bahwa
tujuan utama dari konsep database adalah untuk meminimumkan
pengulangan data dan mencapai independensi data. Pengulangan data adalah
duplikasi data, artinya data yang sama disimpan dalam beberapa file.
Independensi data adalah kemampuan untuk membuat perubahan dalam
struktur data tanpa membuat perubahan pada program yang dipakai untuk
memproses data. Independensi data dicapai dengan menempatkan spesifikasi
data dalam dataset dan kamus data yang terpisah secara fisik dari program.
Program mengacu dataset untuk mengakses data dalam database. Perubahan
dalam struktur data hanya dilakukan sekali, yaitu dalam dataset. Hierarki
data dalam konsep database adalah sebagai berikut.
Database
File (berkas)
Record (catatan)
Field (elemen data)
e EKMA4263/MODUL 6 6.29
3. Perangkat Otak
Personalia adalah aspek manusia atau orang yang menangani proses
komputerisasi. Aspek manusia sangat penting sebab akurat tidaknya suatu
informasi yang dihasilkan komputer sangat dipengaruhi oleh faktor manusia
yang menangani unsur perangkat keras maupun unsur perangkat lunak.
Terdapat 7 (tujuh) personil yang diperlukan dalam suatu sistem informasi
manajemen, sebagai berikut.
e EKMA4263/MODUL 6 6.31
Kriteria pokok yang harus dipenuhi dari segi SDM adalah manajer
pengolah data, analisis sistem, programmer, pengelola database, spesialis
jaringan, dan operator. Sesungguhnya persyaratan yang harus dipenuhi oleh
pekerja otak ini jauh lebih berat dibandingkan dengan karyawan lain dalam
suatu organisasi/perusahaan karena mereka selaku pengolah data dan
penyedia informasi bagi seluruh organisasi/perusahaan. Pekerja otak dituntut
untuk memahami dan memikirkan dengan tepat seluk-beluk seluruh
organisasi/perusahaan seperti yang menyangkut: sejarah organisasi, struktur
organisasi, pihak-pihak yang berkepentingan, orientasi organisasi, dan lain-
lain. Untuk menjamin tersedianya pekerja otak yang memenuhi persyaratan
kompetensi (pengetahuan, keterampilan, sikap) maka manajer SDM
melaksanakan semua fungsi manajemen sumber daya manusia yang meliputi
(a) perencanaan tenaga kerja pengolah data dengan berbagai kategori dan
klasifikasinya, (b) rekrutmen, (c) seleksi, (d) orientasi/induksi, (e)
penempatan, (f) pemberian motivasi, (g) penilaian kinerja yang objektif, (h)
sistem penggajian yang efektif, (i) perencanaan dan pengembangan karier,
(j) penyediaan jasa dan bantuan organisasi, (j) pemeliharaan hubungan yang
serasi antara tenaga kerja tersebut dengan organisasi, dan (k) program
pensiun yang menjamin kehidupan di hari tua. Dengan demikian, diharapkan
para pekerja otak tersebut akan (a) memiliki motivasi yang tinggi untuk
memberikan kontribusi yang maksimal kepada organisasi, (b) menampilkan
sikap yang positif terhadap organisasi, (c) bersedia membuat komitmen yang
besar, dan (d) bersedia memikul tanggung jawab yang besar yang
6.32 MANA.JEMEN KINER.JA e
LATI HAN
__ _:_ .........
TES FORMATIF 2
KEGIATAN BELA&JAR 3
eperti yang telah dijelaskan di atas bahwa setiap organisasi memiliki dua
aset penting, yaitu tangible assets dan intangible assets. Kedua aspek
intangible asset, yaitu human capital dan technological capital, dikelola dan
digunakan organisasi untuk keperluan strategi internal dalam pencapaian
tujuan organisasi. Eksekutif (pelaksana) harus membangun organization
capital agar intangible asset ini dapat berguna bagi organisasi. Organization
capital adalah kemampuan organisasi untuk bergerak dan menopang proses
perubahan yang dibutuhkan dalam melaksanakan strategi. Organization
capital penting bagi suatu organisasi karena memiliki kemampuan untuk
mengintegrasikan intangible asset agar dapat dipergunakan sama baiknya
dengan tangible asset, di mana pada akhimya kedua aset tersebut dapat
dipergunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi (Wibisono,
2006). Proses perkembangan organization capital harus memperhitungkan
kemampuan dan modal organisasi. Secara mendasar, modal organisasi terdiri
dari 4 (empat) komponen, yaitu budaya organisasi, kepemimpinan,
keselarasan, dan kerja sama tim (Wibisono, 2006).
Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami
sumber daya organisasi.
• •
Setelah mengikuti kuliah In I, mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan:
1. buda ya organisasi,
2. kepemimpinan,
3. keselarasan, dan
4. kerja sama tim.
A. BUDAY A ORGANISASI
antara lain nilai dan norma yang dianut anggotanya, kepercayaan, kebiasaan
yang berlaku di dalam organisasi, dan filosofi organisasi yang dianut.
Berbagai faktor tersebut termasuk dalam pengertian budaya organisasi
(Ouchi, 1981).
Koentjaraningrat (1994) menyatakan bahwa budaya berasal dari bahasa
Sanskerta, budhayah, sebagai bentuk jamak budhi, yang artinya budi atau
akal. Dalam bahasa Inggrisnya, budaya sama dengan culture. Culture berasal
dari bahasa Latin, colere yang artinya segala daya dan upaya manusia untuk
mengubah alam. Kotter & Heskett (1992) mendefinisikan budaya sebagai
totalitas pola perilaku, kesenian, kepercayaan, kelembagaan, dan semua
produk lain dari karya dan pemikiran manusia yang menjadi ciri suatu
masyarakat atau penduduk yang ditransmisikan bersama.
Budaya organisasi memiliki banyak definisi dan konotasi. Robbin (2009)
memberikan definisi budaya organisasi sebagai pemberian makna tentang
sistem. Setiap organisasi mempunyai bentuk kepercayaan, lambang, ritual,
mitos, dan praktik-praktik yang terjadi sepanjang waktu. Lebih lanjut, Robbin
(2001) memberikan karakteristik budaya organisasi, yaitu (1) inisiatif
individu, (2) toleransi risiko, (3) pengarahan, (4) integrasi, (5) kontak
manajemen, (6) kontrol, (7) identitas, (8) sistem ganjaran, (9) toleransi
konflik, dan (1 0) pola komunikasi.
Owen (1991) membagi organisasi atas hard dan soft. Hard meliputi
struktur organisasi, aturan -aturan, kebijakan, teknologi, dan keuangan.
Sedangkan soft meliputi manusia dan budayanya. Lebih lanjut, dijelaskan
oleh Owens bahwa budaya sering diartikan sebagai filsafat, ideologi, nilai-
nilai, asumsi-asumsi, keyakinan, sikap, dan norma-norma bersama yang
mengikat dan mempersatukan suatu komunitas. Schein (1992)
mendefinisikan budaya sebagai pola pemecahan masalah eksternal dan
internal yang diterapkan secara konsisten bagi suatu kelompok.
Budaya organisasi adalah suatu kebiasaan yang telah lama berlangsung
dan dipakai serta diterapkan dalam kehidupan akti vitas kerja sebagai salah
satu pendorong untuk meningkatkan kualitas kerja para karyawan dan
manajer perusahaan Irham Fahmi, 2010). Pengaruh budaya organisasi
terhadap peningkatan manajemen kinerja berdasarkan kajian berbagai
literatur, yaitu jika suatu organisasi menerapkan budaya kuat, maka budaya
organisasi itu akan mendorong terjadinya peningkatan kinerja (lrham Fahmi,
2010).
6.38 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
·- .. --- ·- •
. - -· •
- . . ..._-.. . _. _.... _
--
__-· .:~:~~ -___._._..:.. ~- =--..?:12!:• !"''" .. '"!'"- 1t. - · -
~ ---
•
·- Pm£1~-'
.. . - -"'·
.- ----
"'
_ .,.~ ~'"
... -
...---=-..--;..-__i,.~ -
• ..
-· -· •
.-
- -.- -c· ..
~:----~
_
..
··-
•
---
-··
-· ---
- --.. ·- ~ #' - - -
•
-- .,.__.
·-........_
--·
..-- ~
-- ·--
,. --·
-· •
'
-.. --- -- .-.
. . ---
-- ~
'- -~
~
•
;:_
-.- .. --
·- _ --
- -- •
-~-
.•
PrdSeS lnovasi
•
.. .-
-- - ---.• -
• -- :
-· ---: - - -
-;. :-":..- "'r;, . -
...
•
,. -~--
.,_,
•
·-
:.·
--.
'. '-<
-..-!-.."-- . --- . ..-. . r--_
-~
".. ...-
.-
- . ~t:_-.
.....
~':!~ .. ., ..• •
/.- -· 1i ' . -;
-
--~- __ ; -.. .... - - :_--- -
--- ----"'""~'" --- --- .... ..,.. .... ...... .. -;;•.
~
~-:_ .... -• :
-~ :.;..:..
~ . ·-
•
: =
... --
---.--
•
- ..,·-... ~_
....· -:..'"!:" ~
1 -: .
Pelaksanaan Strategi :-- •. a .
_:-;:.., _- ~_:_
~-
......... t .
~=~
...
--~-:
..~-
----~- :
.. .
, -·
.. '!"'
.;
·· ---
-~-
-
.. -ii=-
,£,. -
-- -·- : f.... -....
;-_:--._
.; ......
;~-
"'~
••
- ...
'[
-.
- '- :,._
- -
--- ~
~
,. _....
!--: . -
-- :.: ~. ;-
-. :
• ,.,;. -..
-:.~- :"
~= \J,_:::
-. ---""'• -f\--
·i"
..., '__
.•
. •.
~
- ...
-- •.
-s..-: ~::.c ... --
_ -:.- -·
:'~ ,_
-=. .
.,•
~~~
• .. -.- -
.,. .. , • - - .. -
•
-..t_
-· .
•
'
Sumber: Wibisono, 2006
6.40 MANA.JEMEN KINER.JA e
. ·, . • t~.llrat .Jarl<j:f{a:
- P.a'lraruJ'Shereht~L~Ji
- .. .
·., . - - - - ' - - - - - - i'
~tmt~ P~r l!f7nL). lt.\a".
P.e1tda]}atBu
~-----: - _
:-'-
" ___..,....
~-~-~
• - .' .Nl ·h'll H!fl! ~~
, -Me:rnperb;:11kl~ · · . · Mtmfhllfff.a\kar, ' ~flianfl
$tr~~1~q at~ya , . , ~ullsffilJ,\e.el . ,.
~ '
.~ntta~f~r
-- •
.
·PfO'$~&- Mam\f.,anu n
•
~rc&-es Mtina}amen Pro.ses PNJSe~ S'c'5ial·
IL
O~ra.s4mtill
. - ~ta:nqgat¥ mova-<d Pan R!!gn1~sl,
I=:
~
...-. - - ~,.-_ •
-· ... .!. ~~ .!.
•·
P•~; ~an!:# fT't;_rJY- ,Prose~ .yatnJ · P~s~ yatlO ~$$ :Y.Q'I f\1' l"rl fTT--
1~t.1tan: pr:P llk ~"~lBah,~~l!{arl
, - nita
. . ·•MW!lf' ras.t:afl pa.~ tmgJtu~,
..dSn~C( JtYroduk~Jcrsa tTr.!tr.t dan ~o!nUf!H~
'r
"..-
·~r't$lJTI~· · ~
- I
~ ' ~.
' Mhda~'SaM .)
'
·(·~:
.______ ~-~Plhf~rmt~
____ _ _ _ ______,_
)
Gambar 6.5.
Strategy Maps dan Agenda Perubahan Organisasi
:-, M{H1~~fM1;-"~f/~t
d:ntl 1'11 • ~J" I(IS '~' ~
ptfsn teadm q~~~~a
1
~~R~o\VH~
•
Gambar 6.6.
Agenda Perubahan United Telecom
dipilih. Hal ini terkait dengan lingkup perubahan dan kapasitas organisasi.
Pada organisasi kecil, biasanya hanya akan diidentifikasikan dan dipilih dua
hingga empat faktor saja yaitu: (1) budaya organisasi, (2) kepemimpinan, (3)
keselarasan, dan (4) kerja sama tim (Wibisono, 2006). Kaplan dan Norton
(2004) memberikan contoh yang jelas tentang langkah ini, seperti
diilustrasikan di bawah ini.
Contoh:
United Telecom adalah perusahaan telekomunikasi di Amerika Serikat
yang selama ini mendapatkan banyak fasilitas karena sifat monopoli.
Namun, seiring kemajuan teknologi dan perubahan sosial dan politik,
industri telekomunikasi termasuk bagian dari wilayah yang harus
dideregulasi. Artinya, hak monopoli tidak lagi diberlakukan dan tumbuh
banyak operator-operator telekomunikasi baru yang menawarkan
produk dengan kualitas lebih baik karena investasi pesaing pada
infrastruktur teknologi yang lebih canggih. Perlahan-lahan konsumen
mulai beralih karena United Telecom masih berkutat dengan budaya
perusahaan lama yang tidak terlalu memperhatikan biaya operasional
dan juga kualitas produk dan pelayanannya. Kondisi ini disadari oleh
manajemen yang baru terpilih, dan menetapkan adanya perubahan
untuk membentuk budaya baru yang lebih memperhatikan dan melayani
konsumen, serta membuat produk-produk baru yang lebih menarik dan
inovatif (Wibisono, 2006).
4. Akuntabilitas
Tujuan utama akuntabilitas adalah untuk mendorong terciptanya
akuntabilitas kinerja perusabaan sebagai salab satu prasyarat untuk
terciptanya perusabaan yang baik dan tepercaya. Selain itu, tujuan
akuntabilitas adalab untuk menilai kinerja perusabaan dan kepuasan publik
terbadap pelayanan perusabaan yang diselenggarakan oleb perusabaan, untuk
mengikutsertakan pelanggan dalam pengawasan pelayanan perusabaan, dan
untuk mempertanggungjawabkan komitmen pelayanan pelanggan kepada
publik. Perusabaan dikatakan memiliki akuntabilitas tinggi jika proses dan
basil kinerja perusabaan dianggap benar dan sesuai dengan rencana yang
telab ditetapkan sebelumnya.
Keberbasilan akuntabilitas dapat diukur dengan beberapa indikator
berikut, yaitu (a) meningkatnya kepercayaan dan kepuasan publik terbadap
perusabaan, (b) tumbubnya kesadaran publik tentang tuntutan akan mutu
suatu produk/jasa dari perusabaan, (c) berkurangnya kasus-kasus KKN di
6.44 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
.. ...
.
.
t.')=o,.kus -~~d.~.;p~Jahggan.' ~ :-; ;.; .<.. ~ .·.·::·.
• : . • -:; " ~ '•. , : ~ ·: ~ ' ~ ' '" ~ • : f , •• "' , ' "' I ' •, ~ • ,' ; : ! . , "'·· • • : :
r •• -; ·. ~.. ! - · ·• - • . • • • • . •• •. • . ·' • • . .. .
• •
,:~
~ • tl("ll ' ' ,
nnov·~
It lo o '• I.
A •
) _\
~
-- # ,• 1 !" t ' • , • • • 4 r • ••
· '"o I "'> f '
!~ f~.
0
. ··. ··' ·
o •
·
,•
·
0 '.' , •
• · -' ,,•
• '
. : ··• '•
• -1 ;
':f·
0• > ~· ' '
·· .~ ·
· ' l.,..
0- ' o ,._ - ·
• ...
' ' ' "'
;I •:·- .· •···
'
...
: . '
. ·' '
Keterangan:
1. Pada mulanya, United Cellular menutupi biaya operasionalnya dan alokasi
overhead yang dilakukan perusahaan induknya (United Telecom). N amun,
sekarang United Cellular harus menutupi sendiri biayanya dengan memperoleh
laba dan mendapatkan bisnis yang didasarkan pada biaya yang bersaing, daya
tanggap, dan pelayanan yang dapat menaikkan nilai tambah bagi pelanggan.
2. Sebuah budaya organisasi yang baru harus terbentuk. United Cellular harus
bersaing dengan operator perusahaan telekomunikasi lainnya. United Cellular
harus memperkenalkan suatu strategi yang baru untuk memperoleh konsumen.
Teknologi baru, proses baru, keterampilan baru harus dapat diterapkan oleh
karyawan United Cellular.
6.46 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
B. KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
Tabel 6.3.
lndeks Efektivitas Kepemimpinan
Kepentingan Skor
Rating
Atribut Kepemimpinan (K) (S)
(R)
1•5 S=KxR
A. Filosofi/personal value
1 Etika: integritas yang tidak mengenal kompromi
2 Percaya (trust) kepada karyawan
3 Aktif dalam mengembangkan potensi karyawan
4 Memberi kebebasan bagi pegawai dalam
mencapai tujuan perusahaan
5 Value yang tidak bergeser (konsisten)
6 Memiliki visi untuk mengeksplorasi hal baru yang
belum tergambar
7 Membangkitkan antusiasme dan rasa memiliki
karyawan
8 Memimpin dengan contoh (tidak menggunakan
kekuasaan formal
9 Pengajar dan pelatih tidak bersikap sebagai bos
10 Memiliki EQ yang tinggi: empati, hangat, dan
• •
manUSiaWI
B. Memungkinkan Karyawan Menggunakan
Seluruh Potensi yang dimiliki
1 Tidak terpaku pada prosedur kerja, lebih fokus
pada membangkitkan spirit
2 Membebaskan karyawan dari rasa takut
3 Memberdayakan perusahaan dengan
pembaharuan dan inovasi
4 Memberikan stimulus untuk kreativitas dan berpikir
di luar pakem (out of the box)
5 Memberikan pelatihan pada seluruh karyawan dan
memonitor hasilnya
6 Meningkatkan kualitas kerja dengan pengayaan
pekerjaan Uob enrichment)
7 Menjamin keamanan bekerja dengan minimasi
PHK
8 Mengurangi rasio perbedaan gaji antara
manajemen atas dengan pegawai bawah
9 Memungkinkan berbagi yang setara bagi semua
karyawan (equitable gain sharing)
10 Memenuhi tanggung jawab sosial kepada
masyarakat
Total Skor =Total S/(Total KxS)
Sumber: Wibisono, 2006
6.52 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
C. KESELARASAN (ALIGNMENT)
• I
.. • • • •
. . ...
. . ... .' ·. . ..' . . .
.. .
~ -- . .'•
o ' I • o o o o '• •
. . ..
Sumber: Wibisono, 2006
Gambar 6.8.
Pengorganisasian Pengetahuan
a. Push system
Suatu sistem yang menginginkan pengguna informasi untuk mendaftar
dan selektif dalam menyebarkan informasi, agar informasi tersebut dapat
disampaikan secara tepat.
b. Pull system
Suatu sistem di mana mengharuskan agar pengguna mencari sendiri
informasi apa saja yang dibutuhkan.
Pembelajaran organisasi merupakan tahapan perkembangan dari
perusahaan yang birokrasi menjadi perusahaan yang demokrasi. Bhote (2003)
melakukan riset tentang efektivitas organisasi yang sangat dipengaruhi oleh
perkembangan pemberdayaan karyawan tersebut, yang menyangkut 10 tahap
seperti tertera pada Tabel 6.4.
e EKMA4263 / MODUL 6 6.55
Tabel 6.4.
Sepuluh Tahap Menuju Perusahaan Demokratis
:~~
~... -.--... LATIHAN
,, -
- ' .-
~
~ ---'
( ~ ~
___
I
:.._ ~
~--
RANGKUMAN
TES FORMATIF 3
Glosarium
Daftar Pustaka
Bhote, K. R. (2003). The Power of Ultimate Six Sigma. New York: Amacom.
Bubb, S., & Earley. (2008). Leading and Managing Continuing Prossional
Development. London: Paul Chapman Publishing.
Kaplan, R.S. & Norton, D.P. (2004). The Strategy Map. Boston, MA:
Harvard Business School Press.
Roth, A.V., Giffi, C.A., & Seal, G.M. (1992). "Operating strategic approach
to evaluating manufacturing", in Voss, C.A. (Editor). Manufacturing
Strategy Process and Content. New York: Chapman & Hall.
Spencer, L.M., & Spencer, S.M. (1997). Competence at Work Models for
Superior Peiformance. New York: John Wiley & Son, Inc.
Supriadi, Deddy & Fasli Jalal. (2000). Reformasi Pendidikan di Era Otonomi
Daerah. Y ogyakrta: Adicita.
Terry, G.R. & Rue, H. (1985). The Principles of Management. Third Edition.
Homewood, Illinois: Richard Irwin. Terry & Rue 1985.
PENDAHULUAN
KEGIATAN BELA&JAR 1
ada modul ini akan dibahas berbagai sistem, cara atau metode sederhana
dan "primitif" yang umum digunakan oleh dan/atau dapat ditemukan
pada berbagai organisasi, khususnya perusahaan. Dalam kelompok ini
termasuk cara-cara yang sangat sederhana yang dapat dikatakan benar-benar
bersifat subjektif, karena tanpa didasarkan pada kriteria atau stan dar apa pun.
Cara-cara ini adalah yang disebut metode "Peringkat Paksa" (Forced
Ranking) biasa dan "Peringkat Paksa" yang berbentuk "Kurva Lonceng".
Setelah itu, dibahas metode lain yang juga menekankan pada
"manusia/pelaku kerja", namun sudah didahului dengan penetapan
karakteristik-karakteristik yang harus dinilai. Kegiatan belajar 1 ini dimulai
dengan membahas sistem manajemen kinerja yang memfokuskan pada
individu sebagai manusia dan input-nya (Ruky, 2006).
Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa diharapkan memahami sistem
manajemen kinerja yang memfokuskan pada individu sebagai manusia dan
input-nya.
• •
Setelah mengikuti kuliah In I, mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan:
1) metode peringkat paksa (forced ranking),
2) metode peringkat paksa berbentuk lonceng,
3) metode manajemen kinerja yang berorientasi pada input,
4) metode Graphic Rating Scale (GRS),
5) keuntungan-keuntungan metode GRS,
6) kerugian-kerugian metode GRS.
Metode peringkat paksa atau forced ranking adalah metode yang paling
sederhana, mudah dan murah dari semua macam metode dalam sistem
penilaian kinerja karyawan. Menurut metode ini, pertama-tama ditetapkan
kriteria bagi "karyawan terbaik" dan "karyawan terjelek" bagi setiap unit
kerja', selanjutnya, dipilih dari semua karyawan yang ada dalam unit tersebut
e EKMA4263/MODUL 7 7.3
satu orang yang memenuhi kriteria sebagai karyawan terbaik dan satu orang
sebagai karya wan terjelek. Setelah kedua orang ini dipilih, maka sisa
karyawan yang ada ditetapkan peringkatnya. Dengan demikian, karyawan
dari setiap unit dari yang terendah dalam struktur organisasi misalnya yang
dibawahi oleh seorang supervisor akan disusun berdasarkan peringkat (Ruky,
2006). Contoh peringkat tersebut adalah seperti di bawah ini.
Contoh:
Untuk program Pengembangan Sumber Daya Manusia dan khususnya
Nama-nama Karyawan Berdasarkan Peringkatnya Atas Dasar "Ciri-ciri
Kepribadian dan Kompetensi" adalah sebagai berikut.
Departemen/Seksi
Peringkat tertinggi (1)
1. 11
2. 12.
3. 13.
4. 14.
5. 15.
6 16
7. 17.
8. 18.
9. 19.
10. 20.
Peringkat terendah (20)
Jadi, jelaslah bahwa metode ini sangat sederhana dan mudah dipahami.
Kemudian, kemungkinan bahwa seorang supervisor akan memberikan
predikat "rata-rata" (average) pada sebagian besar anak buahnya tidak akan
terjadi lagi. Metode ini juga dianggap ideal untuk menilai orang dan cocok
untuk diterapkan pada sebuah organisasi kecil. Sebaliknya, metode ini tidak
layak digunakan bila jumlah karyawan pada sebuah unit kerja yang
jumlahnya lebih dari 25 orang (Ruky, 2006). Selain itu, manfaat yang
diperoleh dari metode ini sangat terbatas sekali. Untuk pelatihan hampir tidak
ada informasi yang diperoleh, yang dapat membantu perusahaan. Akhirnya,
kemungkinan untuk terjadinya "subjektivitas" dan rasa "suka atau tidak suka"
7.4 MANA.JEMEN KINER.JA e
dalam pemilihan orang -orang untuk tiap peringkat jelas san gat besar sekali
(Ruky, 2006).
Gambar 7.1.
Kurva Lonceng
e EKMA4263/ MODUL 7 7.5
faktor Nomor 1 yang juga tidak dijelaskan berbentuk apa output tersebut dan
bagaimana mengukurnya. Faktor terakhir yaitu nomor 25 juga disebut
prestasi tetapi ternyata setelah garis miring ditulis kehadiran sehingga yang
dimaksud dengan prestasi barangkali adalah tingkat kehadirannya.
Pertanyaan yang besar sekarang adalah apakah perusahaan dapat memperoleh
manfaat dari sistem Penilaian Prestasi Kerja Karyawan seperti itu? (Ruky,
2006).
Perusahaan-perusahaan di Indonesia masih banyak yang menggunakan
sistem yang tradisional tersebut. Sistem yang digunakan oleh sebuah
perusahaan sering diperoleh dari hasil mencontoh sistem yang digunakan
oleh perusahaan lain. Kadang-kadang, sistem yang di contoh itu tidak cocok
untuk perusahaannya karena adanya perbedaan barang/jasa yang diproduksi
dan budaya perusahaannya (Ruky, 2006).
Berikut ini adalah sebuah contoh formulir Penilaian Prestasi Kerja
Karyawan yang digunakan oleh sebuah perusahaan internasional yang
bergerak pada sektor industri yang semula diberlakukan pada semua
tingkatan karyawan dari helper sampai manajer. Ada beberapa komentar dan
tanda tanya di antara dua tanda kurung yang sengaja diselipkan yang
tujuannya untuk menanyakan apa yang dimaksud dengan istilah itu (Ruky,
2006).
I. EMPLOYEE RECORD
Name : PAIMIN P. Date of hire: 01-10-74
Pers. No. : 8028
Position (present) : Clerk
Section/Department : MWD-I CC. No.:0330
Description of the job summary (indicate type/picture ofjob):
7.8 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Catatan: Conduct Roll adalah istilah yang digunakan oleh perusahaan itu
untuk menyebut Sistem Penilaian Prestasi Kerja Karyawan mereka (Anda
dipersilakan menilai sendiri apa manfaat dan keefektifan sistem Penilaian
Prestasi Kerja Karyawan mereka yang direfleksikan oleh formulir tersebut).
Marilah kita ambil sebuah pekerjaan yang sering memberi pelayanan
kepada kita dalam kehidupan modern untuk memahami metode POPMAN
e EKMA4263/MODUL 7 7.9
dengan mudah, yaitu jabatan Teller Bank. Apa saja input yang diperlukan
untuk jabatan ini? (Ruky, 2006).
Karakteristik kepribadian
1. Teliti.
2. Akurat.
3. Taat aturan (prosedur).
4. Gesit (Cepat).
5. Penuh Konsentrasi.
6. Ramah sopan.
7. Disiplin waktu.
8. Tanggung jawab.
9. Kerja sama.
Metode GRS adalah salah satu metode yang fokus penilaiannya pada
input dalam konsep input-proses-output. Metode ini paling populer dan
paling banyak digunakan oleh perusahaan walaupun mayoritas dari para
praktisi manajemen Sumber Daya Manusia di Indonesia tidak tahu atau tidak
pernah mempersoalkan apa nama metode yang digunakan oleh organisasi
mereka (Ruky, 2006).
Sistem GRS adalah metode POPMAN yang memfokuskan penilaian
pada orang yang melakukan pekerjaan, bukan pada hasil kerjanya. Mula-
mula sejumlah karakteristik yang dianggap penting dan menentukan bagi
keberhasilan seseorang melakukan pekerjaannya diidentifikasi dan karyawan
kemudian dinilai atas dasar karakteristik ini dengan menggunakan lima
sampai tujuh skala. Beberapa karakteristik yang kerap kali digunakan untuk
karyawan pelaksana adalah kemampuan untuk belajar, pengetahuan tentang
pekerjaan (job knowledge), inisiatif, kerja sama, dapat diandalkan, dan
sebagainya. Sedangkan untuk karyawan manajerial, karakteristik tersebut
ditambah antara lain dengan kepemimpinan, kreativitas, kemampuan
perencanaan, ketegasan, dan kemampuan mengekspresikan diri (Ruky,
2006).
Sebagaimana telah disebutkan, sejumlah karakteristik inti yang dianggap
mutlak menentukan sukses seseorang harus didefinisikan dengan jelas agar
terdapat kesamaan pengertian. Kemudian, setiap karakteristik harus
mempunyai skala penilaian yang bisa bersambung atau tidak. Skala yang
bersambung mempunyai angka atau bobot yang rendah pada sebuah
ujungnya dan bobot yang tinggi pada ujung lainnya. Point-point antara kedua
ujung ini kemudian diberi bobot sendiri (Ruky, 2006). Contohnya adalah
seperti di bawah ini.
7.12 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
INISIATIF:
Tingkat atau derajat sampai sejauh mana pemegang jabatan ini mencari
dan menerima tanggung jawab, mengambil tindakan yang tepat tanpa
harus menunggu perintah dari atasan.
5 10 15 20 25
Harus Harus Kadang- Meminta Mengambil
didorong disuruh kadang tug as inisiatif penuh
terus
menerus
Sumber: Ruky, 2006
Atas dasar pedoman seperti di atas, seorang atasan yang menjadi penilai
membandingkan bawahan yang di nilainya dengan patokan-patokan tersebut
dan menetapkan penilaiannya dengan melingkari angka yang dianggap
menggambarkan anak buahnya. Setelah semua karakteristik atau faktor yang
ditetapkan diberi skor, jumlah skor untuk setiap karyawan kemudian
dihitung. Penggunaan skor ini memberikan kemungkinan bagi penilai untuk
membandingkan satu karyawan dengan karyawan lainnya dalam satu unit
kerja dan memberi perasaan aman kepada penilai dan departemen Sumber
Daya Manusia karena bersifat kuantitatif. Angka-angka tersebut kemudian
dijadikan standar untuk menentukan apakah seorang karyawan akan
mendapat kenaikan upah atau bonus atau tidak. Metode GRS relatif mudah
karena itu banyak digunakan, terutama bila tujuan penerapan Manajemen
Kinerja/Penilaian Prestasi Kerja memang khusus untuk menjadi dasar
kenaikan upahlgaji atau pembagian bonus (Ruky, 2006).
Bila yang digunakan adalah skala yang tidak bersambung
(discontinuous), uraian ringkas disediakan untuk setiap skala. Uraian ini
tidak merupakan urut-urutan dari yang jelek ke yang baik, atau sebaliknya
sehingga seperti tidak ada korelasi antara satu dan lainnya (Ruky, 2006).
Contohnya adalah seperti berikut.
e EKMA4263/MODUL 7 7.13
Sikap terhadap: kehadiran dan usaha untuk berada di tempat kerja dan
pekerjaan, ketaatan pada datang tepat waktu tanpa bolos atau waktu
terlambat.
1. J arang absen dan terlambat.
2. Seringkali absen dan ter lambat.
3. Sangat tepat waktu dan hadir secara teratur.
4. Kadang-kadang absen dan kadang-kadang lambat.
5. Sangat tepat waktu, hadir secara teratur dan sukarela pulang lambat.
LATIHAN
___-:._ -...-
l b -.~
1) Metode peringkat paksa atau forced ranking adalah metode yang paling
sederhana, mudah dan murah dari semua macam metode dalam sistem
penilaian kinerja karyawan. Menurut metode ini, pertama-tama
ditetapkan kriteria bagi karyawan terbaik dan karyawan terjelek bagi
setiap unit kerja. Selanjutnya, dipilih dari semua karyawan yang ada
dalam unit tersebut satu orang yang memenuhi kriteria sebagai karyawan
terbaik dan satu orang sebagai karyawan terjelek. Setelah kedua orang
ini dipilih, maka sisa karyawan yang ada ditetapkan peringkatnya.
2) Karyawan pada tiap unit kerja yang terendah harus diperingkat atas dasar
prestasi, sikap, dan perilaku kerja mereka dalam lima kategori (a)
Istimewa, (b) Bagus, (c) Rata-rata, (d) Kurang, dan (e) Buruk. Kemudian
ditetapkan bahwa yang dapat masuk ke kategori Istimewa hanyalah 5%
e EKMA4263/MODUL 7 7.15
dari seluruh jumlah karyawan yang ada pada unit tersebut. Selanjutnya,
pada kategori Bagus hanya 15o/o, pada kategori Kurang harus 15%,
kategori Buruk juga harus 5% sedangkan sisanya yang 60% harus masuk
ke kelompok Rata-rata. Apabila hasil kegiatan tersebut di -plot ke dalam
grafik berbentuk kurva, gambarannya akan berbentuk lonceng telungkup
dan karena itu kurva tersebut disebut bell curve.
3) Metode-metode yang masih memfokuskan penilaiannya pada input
dalam konsep input-proses-output. Karena fokusnya adalah manusianya,
maka disebut Person Oriented Performance Management (POPMAN).
Faktor-faktor yang disebutkan sebelumnya bukanlah prestasi, tetapi
karakteristik yang harus dipenuhi oleh karyawan agar mereka mampu
melaksanakan tugas-tugasnya dengan tepat, benar dan sempurna
sehingga akhimya juga memiliki prestasi yang bagus. Lebih tepat lagi
faktor-faktor tersebut sebenamya adalah input dari konsep input-proses-
output, yaitu apa yang harus dimiliki oleh seorang karyawan untuk dapat
melaksanakan prosesnya dengan berhasil. Tentu saja dalam kelompok
input ini juga masih harus termasuk faktor kemampuan yang terdiri dari
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.
4) GRS berfokus pada penilaiannya input dalam konsep input-proses-
output. GRS adalah metode POPMAN yang memfokuskan penilaian
pada orang yang melakukan pekerjaan, dan bukan pada hasil kerjanya.
Mula-mula sejumlah karakteristik yang dianggap penting dan
menentukan bagi keberhasilan seseorang melakukan pekerjaannya
diidentifikasi dan karyawan kemudian dinilai atas dasar karakteristik ini,
dengan menggunakan lima sampai tujuh skala poin.
5) Ada tiga keuntungan menggunakan metode GRS: teknik mudah,
penilaian pakai angka, dan ada komentar tertulis.
6) Ada tiga kerugian menggunakan metode GRS: harus mengetahui
psikologi, bias budaya, dan subjektivitas.
setiap unit kerja. Selanjutnya, dipilih dari semua karyawan yang ada
dalam unit tersebut satu orang yang memenuhi kriteria sebagai karyawan
terbaik dan satu orang sebagai karyawan terjelek. Setelah kedua orang
ini dipilih, maka sisa karyawan yang ada ditetapkan peringkatnya.
Karyawan pada tiap unit kerja yang terendah harus diperingkat atas
dasar prestasi, sikap, dan perilaku kerja mereka dalam lima kategori: (1)
istimewa, (2) bagus, (3) rata-rata, (4) kurang, dan (5) buruk. Kemudian
ditetapkan bahwa yang dapat masuk ke kategori istimewa hanyalah 5%
dari seluruh jumlah karyawan yang ada pada unit tersebut. Selanjutnya,
pada kategori bagus hanya 15%, pada kategori kurang harus 15%,
kategori buruk juga harus 5% sedangkan sisanya yang 60% harus masuk
ke kelompok rata-rata. Apabila hasil kegiatan tersebut di -plot ke dalam
grafik berbentuk kurva, gambarannya akan berbentuk lonceng telungkup
dan karen a itu kurva tersebut disebut bell curve.
Metode-metode yang masih memfokuskan penilaiannya pada input
dalam konsep input-proses-output. Karena fokusnya adalah manusianya,
maka disebut Person Oriented Peiformance Management (POPMAN).
Faktor-faktor yang disebutkan sebelumnya bukanlah prestasi, tetapi
karakteristik yang harus dipenuhi oleh karyawan agar mereka mampu
melaksanakan tugas-tugasnya dengan tepat, benar, dan sempurna
sehingga akhimya juga memiliki prestasi yang bagus. Lebih tepat lagi
faktor-faktor tersebut sebenamya adalah input dari konsep input-proses-
output, yaitu apa yang harus dimiliki oleh seorang karyawan untuk dapat
melaksanakan prosesnya dengan berhasil. Tentu saja dalam kelompok
input ini juga masih harus termasuk faktor kemampuan yang terdiri dari
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.
GRS berfokus pada penilaiannya input dalam konsep input-proses-
output. GRS adalah metode POPMAN yang memfokuskan penilaian
pada orang yang melakukan pekerjaan, dan bukan pada hasil kerjanya.
Mula-mula sejumlah karakteristik yang dianggap penting dan
menentukan bagi keberhasilan seseorang melakukan pekerjaannya
diidentifikasi dan karyawan kemudian dinilai atas dasar karakteristik ini,
dengan menggunakan lima sampai tujuh skala poin.
Ada tiga keuntungan menggunakan metode GRS: teknik mudah,
penilaian pakai angka, dan ada komentar tertulis. Ada tiga kerugian
menggunakan metode GRS: harus mengetahui psikologi, bias budaya,
dan subjektivitas.
e EKMA4263/MODUL 7 7.17
TES FORMATIF 1- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
KEGIATAN BELAL.JAR 2
Metode Proper Man adalah salah satu metode job centered atau metode
Behaviorally Anchored Rating Scales (BARS). Metode ini termasuk
kelompok Job Centered Approach. Dalam metode Proper Man, fokus
7.20 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
penilaian tidak lagi ditujukan pada traits (ciri-ciri kepribadian), tetapi pada
baik buruknya pelaksanaan tugas oleh seorang karyawan. Dengan modifikasi
ini, diharapkan anggapan bahwa program Penilaian Prestasi Kerja adalah
kesempatan bagi para atasan untuk bermain peran sebagai ahli ilmu jiwa
yang sok ahli menilai manusia dapat dihilangkan. Selain itu, modifikasi ini
II II
Contoh berikut ditemukan dalam buku Bemardine & Russel (1993) yaitu
11
tentang salah satu tugas lnstruktur yang berbunyi: Mengorganisasikan
Pelatihan yang didefinisikan sebagai: Suatu konstruksi teratur dari bahan
II II
pelatihan yang bergerak secara Ian car dari satu topik ke topik yang lain;
rancangan pelatihan yang mengoptimalkan minat peserta pelatihan; peserta
pelatihan dapat dengan mudah mengikuti jalannya pelatihan; silabus
pelatihan diikuti dengan cermat (Ruky, 2006).
e EKMA4263/MODUL 7 7.21
CONTOH
PENERAPAN SISTEM PENILAIAN
PREST ASI KERJA YANG BERORIENTASI
PADA PROSES (PROPER MAN)
Nama Atasan •
•
Jabatan Atasan •
•
Total Nilai:
antara 1 untuk Sangat Buruk, 2 Buruk, 3 Cukup, 4 Baik
dan 5 untuk Sangat Baik (Tiap tingkatan harus
dijelaskanldidefinisikan).
7.22 MANA.JEMEN Kl NER.JA e
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • ••
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • ••
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • ••
Dibuat/Diisi
Di ............... .
01eh: ...................... .
Tanda Tangan: ...................... .
(Direktur pemegang kendaraan)
Catatan:
Buatlah "Skala" lengkap dengan kriteria "prestasi" untuk semua tugas yang
harus dilakukan oleh pengemudi tersebut dan disajikan kepada kelas untuk
dibahas dan difinalkan.
1. setiap nilai yang dibuat harus didukung oleh bukti -bukti yang cukup
kuat;
2. untuk jabatan-jabatan supervisor dan jabatan-jabatan manajerial selain
penilaian dilakukan oleh atasan langsung, penilaian juga dilakukan oleh
bawahan, ternan sejawat, pelanggan luar pemakai jasa/produk
perusahaan;
3. penilaian potensi juga harus dilakukan oleh rekan -rekan atasan yang
tergabung dalam Dewan atau Komisi;
4. penilaian seorang bawahan oleh atasannya juga dikomentari oleh
atasannya dan juga orang-orang lain (Ruky, 2006).
LATIHAN
.
-- .......
_::;.
) -
1) Metode Proper Man adalah salah satu metode job centered yaitu metode
yang disebut Behaviorally Anchored Rating Scales (BARS).
2) Fokus penilaian tidak pada traits, tetapi pada baik buruknya pelaksanaan
tugas oleh seorang karyawan.
3) Kelebihan metode Proper-Man: (1) membantu peningkatan kualitas
SDM, (2) mendorong kemampuan seluruh organisasi lebih tinggi lagi,
(3) menghasilkan peningkatan "output" baik dalam kuantitas maupun
kualitas, dan (4) sis tern penggajian yang didasarkan pada kompetensi.
4) Kelemahan metode Proper Man: (1) cukup sulit membuatnya, dan (2)
kemungkinan subjektivitas dan KKN.
5) Untuk mengatasi kendala pelaksanaan metode Proper Man: (1) setiap
nilai oleh bukti-bukti yang cukup kuat; (2) jabatan-jabatan supervisor
e EKMA4263/MODUL 7 7.25
.... RANGKUMAN
------------------------------------
Metode Proper Man adalah salah satu metode job centered yaitu
metode yang disebut Behaviorally Anchored Rating Scales (BARS).
Metode ini termasuk kelompok Job Centered Approach. Dalam metode
Proper Man ini, fokus penilaian tidak lagi ditujukan pada traits (ciri-ciri
kepribadian), tetapi pada baik buruknya pelaksanaan tugas oleh seorang
karyawan. Dengan modifikasi ini diharapkan anggapan bahwa program
Penilaian Prestasi Kerja adalah kesempatan bagi para atasan untuk
bermain peran sebagai ahli ilmu jiwa yang sok ahli menilai manusia
dapat dihilangkan. Selain itu, modifikasi ini diharapkan akan menekan
tingkat subjektivitas sampai seminimal mungkin.
Ada 4 (empat) kelebihan penerapan metode Proper-Man: (1) jika
disiapkan dengan matang, maka akan membantu peningkatan kualitas
SDM, (2) mendorong kemampuan seluruh organisasi sebagai kesatuan
ke tingkat yang lebih tinggi lagi, (3) akan menghasilkan peningkatan
output baik dalam kuantitas maupun kualitas, dan (4) untuk menerapkan
metode dan sistem penggajian yang didasarkan pada kompetensi. Ada
dua kelemahan metode Proper Man yaitu: (1) cukup sulit membuatnya
dan harus disiapkan oleh sejumlah tenaga spesialis yang bekerja penuh
waktu, dan (2) kemungkinan terjadinya subjektivitas dan "KKN" dalam
penilaian juga masih cukup besar. Untuk mengatasi subjektivitas dan
KKN tersebut dilakukan: (1) setiap nilai oleh bukti-bukti yang cukup
kuat; (2) jabatan-jabatan supervisor dan jabatan-jabatan manajerial
dinilai atasan langsung, bawahan, ternan sejawat, pelanggan luar; (3)
penilaian potensi dilakukan oleh rekan-rekan atasan yang tergabung
dalam Dewan atau Komisi; dan (4) penilaian seorang bawahan oleh
atasannya juga dikomentari oleh atasannya dan orang-orang lain.
7.26 MANA.JEMEN KINER.JA e
T E S F 0 R MAT IF 2:_____ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ __
KEGIATAN BELA&JAR 3
telah dikembangkan oleh ahli -ahli lain seperti Me Gregor, Odiorne, dan
Humble (Ruky, 2006).
Manajemen berdasarkan sasaran dikembangkan sebagai suatu metode
untuk mengelola organisasi dan pegawai serta untuk meningkatkan kinerja
para manajer. Selanjutnya Drucker (1955) memperkenalkan istilah ini dalam
bukunya The Practice of Management, yang menyatakan:
:Sas-aran..:.sasaran
Org~ni~l
-
- -
'.Evat'lrasi K1n~na Sasaran-sasattan
~Pen.isahaa:n
• •
Uhlt Ke1a
Evatuast Kinm]a
l\aryawa.n 'Perseor(Jnga·n
-
Sumber: Amstrong, 1994
Gambar 7.2.
Proses Manajemen Berdasarkan Sasaran
".,.
·ATASAN-
•
• l'
Barsat r.ia•$aTila
.. me~a)!sana~an tmn~pa .an :
-· ••
-
~
. menetaQ~
sasaram kinerJa.
~
.
W8aJ1 -·--
- pervr-Sor
~ saSf.Uan daw
· kem~an
I
memtien"kan ·~ad~ grosas
~
,_rJ~1 kungan M_:_O
'
•
JJAWAHi\N ~
J