Konsep Persalinan Dan Jenis
Konsep Persalinan Dan Jenis
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Agar dapat mengeahui konsep persalinan dan jenis-jenis persalinan
2. Agar dapat mengetahui bagaimana pemantauan kesejahteraan janin
BAB II
PEMBAHASAN
Pada saat kehamilan kedua hormon tersebut berada dalam keadaan yang
seimbang, sehingg kehamilan bisa dipertahankan. Perubahan keseimbangan
kedua hormon tersebut menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan oleh hipofise
parst posterior dapat menimbulkan kontraksi dalam bentuk Braxton Hick..
kontraksi ini akan menjadi kekuatan yang dominan pada saat persalinan
dimulai, oleh karena itu semakin tua kehamilan maka frekuensi kontraksi
makin sering. Oksitoksin diduga berkerja bersama melalui atau prostaglandin
yang semakin meningkatkan mulai umur kehamilan minggu ke-15 sampai
aterm lebih-lebih saat partus (persalinan). Disamping faktor gizi ibu hamil dan
keregangan otot rahim dapat memberikan pengaruh penting untuk mulainya
kontraksi rahim. Denga demikian dapat di kemukakan beberapa teori yang
memungkinkan terjadinya proses persalianan:
1. Teori Keregangan
Oto rahim mempunyai kemampuan untuk meregang dalam batas
tertentu. Setelah melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat dimulai. Keadaan uterus yang semakin membesar dan
menjadi tegang menyebabkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini menjadi
salah satu faktor yang dapat menganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga
plasenta mengalami degenerasi. Pada kehamilan ganda seringkali terjadi
kontraksi setelah keregangan tertentu, sehingga menimbulkan proses
persalinan. (Sumarah dkk, 2009)
4. Teori prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkatkan sejak umur kehamilan 15
minggu, yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin pada
saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga terjadi
persalian. Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadi
persalian.
C. Tahapan Persalianan
Persalian dibagi menjadi 4 tahap. Pada kala I serviks membuka daro 0
sampai 10 cm. Kala I dinamakan juga kala pembukaan. Kala II dengan kala
pengeluaran, oleh karena kekuatan his dan kekuatan mengedan, janin didorong
keluar sampai lahir. Dalam kala III atau disebut juga kala urie, plasenta
terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV mulai dari lahirnya
plasenta sampai 2 jam kemudian. Dalam kala tersebut diobservasi apakah
terjadi pendarahan post partum.
1. Persalinan Kala I
Persalinan kaala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his kala
pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga ibu atau wanita masih
dapat berjalan-jalan. Klinis dapat dinyatakan mulai terjadi partus jika
timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir yang bersemu darah
(blood show). Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lendir kanalis
servikalis karena serviks mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darah
berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalis
servikalis tersebut pecah karena pergeseran-pergeseran ketika serviks
membuka. Proses ini berlangsung kurang lebih 18-24 jam, yang terbagi
menjadi 2 fase, yaitu fase laten (8 jam) dari pembukaan 0 cm sampai
pembukaa 3 cm, fase aktif (7 jam) dari pembukaan serviks 3 cm sampai
pembukaan 10 cm. Dalam fase aktif ini masih dibagi menjadi 3 fase lagi
yaitu: fase akselerasi, dimana dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm
menjadi 4 cm, fase dilatasi maksimal, yaitu dalam waktu 2 jam
pembukaan berlangsung sngat cepat, dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm,
dan fase deselerasi, dimana pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam
waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi 10 cm. Kontraksi menjadi lebih
kuat dan lebih sering pada fase aktif. Keadaan tersebut dapat dijumpai baik
pada primi gravida maupun multigravinda, akan terjadi pada multigravida
fase laten, fase aktif dan fase deselarasi terjadi lebih pendek. Berdasarkan
kurve Fridman, diperhitungkan pembukaan pada pimigravida 1 cm/jam
dan pembukaan pada multigravida 2 cm/jam. Dengan demikian waktu
pembukaan lengkap dapat diperkirakan. Mekanisme membukanya serviks
berbeda antara primigravida dan multigravida. Pada dahulu, sehingga
serviks akan mendatar dan menipis. Kemudian ostium uteri eksternum
membuka.
2. Kala II (Pengeluaran)
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) samapi bayi lahir. Proses
ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida.
Pada kala ini his ini menjadi lebih kuat dan cepat, kurang lebih 2-3 menit
sekali. Dalam kondisi yang normal pada kala ini kepala janin sudah masuk
dalam ruang panggul, maka pda saat his dirasakan pada tekanan pada otot-
otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan.
Wanita merasakan adanya tekanan pada rektum dan seperti akan buang air
besar. Kemudian perineum mulai menonjil dan menjadi lebar dengan
membukanya anus. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian
kepala janin tampak dalam vulva pada saat ada his. Jika dasar panggul
sudah berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi diluar his. Dengan
kekuatan his dan mengejan maksimal kepala janin dilahirkan dengan
suboksiput dibawah simpisis dan dahi, muka, dagu melewati perineum.
Setelah his istirahat sebentar, maka his akan mulai lagi untuk
mengeluarkan anggota badan bayi.
3. Kala III (Pelepasan Uri)
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba
keras dengan fundus uteri agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian
uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan dari dindingnya.
4. Kala IV (Observasi)
Dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partem.
Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan yang memadai
selama persalian dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang
bersih dan aman, dengan memberikan aspek sayang ibu sayang bayi.
Observasi yang harus dilakukan dalam kala IV adalah:
a. Tingkat kesadran pasien
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, pernapasan, dan
suhu.
c. Kontraksi uterus
d. Terjadi pendarahan. Pendarahan dianggap masih normal jika
jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc.
c. Pencegahan Infeksi
Tindakan pencegahan infeksi (PI) merupakan komponen tidak terpisah dengan
tindakan-tindakan lain dalam asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi.
Pencegahan infeksi harus diterapkan dlam setiap aspek asuhan untuk melindungi
ibu, bayi lahir, kaluarga, penolong perssalinan dan tenaga kesehatan lainnya
dengan jalan menghindarikan trasmisi penyakit yang lainnya yang disebabkan
oleh bakteri, virus, dan jamur. Penyakit berbahaya yang masih sampai saat ini
belum ditemukan cara pengobatannya, seperti Hepatitits dan HIV/AIDS.
Tindakan pencegahan infeksi termasuk dalam tindakan :
1. Mencuci tangan.
2. Memakai sarung tangan.
3. Memakai perlengkapan perlindungan diri (celemek atau pakaian penutup, kaca
mata, sepatu tertutup).
4. Menggunakan teknik aseptsis atau teknik aseptik.
5. Memperoses alat bekas pakai.
6. Menangani peralatan tajam dengan aman.
7. Menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan serta membuang sampah denga
benar.
d. Pencatatan
Pencatatan merupakan bagian penting dari proses membuat keputusana klinik
karena dengan pencatatan yang benar memungkinkan penolong persalinan dapat
terus menrus memperhatikan asuhan yang sudah diberikan selama proses
persalinan dan kelahiran bayi. Catat yang sudah ada dapa tdikaji ulang jika
diperlukan dan sangat memungkinkan untuk menganalisis data yang telah
dikumpulakan agar dapat lebih efektif dalam merumuskan suatu diagnosis serta
membuat rencana asuhan atau perawatan bagi ibu atau bayinya.
e. Rujukan
Tindakan rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitasi kesehatan
atau yang memiliki sarana lebih lengkap diharpkan mampu menyelamatkan jiwa
paraa ibu dan bayi baru lahir. Anjurkan ibu untuk membahas rujukan dan
membuat rencana rujukan bersama suami dan keluarga serta tawarkan untuk
berbicara dengan suami dan keluarganya untuk menjelaskan antisipasi rencana
rujukan.
Persiapan dan informasi yang perlu dimasukkan dalam rencana rujukan :
1. Siapa yang yang akan menemani ibu dan bayi baru lahir.
2. Tempat-tempat mana saja yang disukai ibu dan keluarga.
3. Sarana transportasi yang akan digunakaan dan siapa yang akan
mengendarai.
4. Orang yang ditunjuk menjadi donor darah, jika transfusi darah diperlukan.
5. Uang untuk asuhan medis, transportasi, obat-obatan dan bahan-bahan.
6. Siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain pada saat ibu
tidak di rumah pada ibu pada kehamilan keduan.
Apabila ibu dan keluarga belum membuat rencana rujukan selama kehamilannya
penting untuk mendiskusikan rencana rujukan tersebut dengan ibu dan
keluarganya pada saat awal persalinan. Rujukan tepat waktu adalah unggulan
asuhan sayang ibu dalam upaya mendukung keselamatan ibu.
2. Persalinan Abnormal
a. Distosia
Persalinan yang sulit dan ditandai dengan kemajuan persalinan yang
lambat. Keadaan ini diakibatkan empat abnormalitas yang berbeda, yang
dapat terjadi satu demi satu atau dalam kombinasi :
1. Abnormalitas kekuatan mendorong. Kontraksi uterus yang tidak cukup
kuat atau koordinasi yang tidak tepat untuk penipisan dan dilatasi
serviks-disfungsi uterus. Mungkin juga otot volunteer ibu yang tidak
kuat selama persalinan kala dua.
2. Abnormalitas presentasi,posisi,atau perkembangan janin.
3. Abnormalitas tulang panggul ibu-yaitu,kontraksi pelvis.
4. Abnormalitas jaringan panggul ibu-yaitu kontraksi pelvis.
c. Etiologi
Faktor-faktor presentasi bokong meliputi prematuritas, air
ketuban yang berlebihan. Kehamilan ganda, plasenta previa, panggul
sempit, fibra, myoma,hydrocepalus dan janin besar. Banyak yang
diketahui sebabnya, ada pesentasi bokong membakal. Beberapa ibu
melahirkan bayinya semua dengan presentasi bokong menunjukkan
bahwa bentuk panggulnya adalah sedemikian rupa sehingga lebih
cocok untuk presentasi bokong daripada presentasi kepala. Implantasi
plasenta di fundus atau di tonus uteri cenderung untuk mempermudah
terjadinya presentasi bokong ( Harry oxorn,1996 ).
Penyebab letak sungsang dapat berasal dari
a. Sudut Ibu
b. Keadaan rahim
o Rahim arkuatus
o Septum pada rahim
o Uterus dupleks
o Mioma bersama kehamilan
c. Keadaan plasenta
o Plasenta letak rendah
o Plasenta previa
d. Keadaan jalan lahir
o Kesempitan panggul
o Deformitas tulang panggul
o Terdapat tumor menjalani jalan lahir dan perputaran ke posisi
kepala
4. Pelahiran Caesar
a. Pengertian
A. USG(Ultrasonography)
USG merupakan alat bantu diagnostic yang semakin penting didalam
pelayanan kesehatan ibu hamil, bahkan mungkin saja suatu saat alat USG ini
menjadi sepertis tetoskop bagi dokter spesialis obstetric dan ginekologi. Salah
satu fungsi penting dari alat ini adalah menentukan usia gestasi dan
pemantauan keadaan janin (deteksidinianomali). Pemeriksaan panjang kepala-
bokongjanin(CRL= crown-rumplength) yang dilakukan pada kehamilan
trimester pertama memiliki akurasi dengan kesalahan kurang dari satu minggu
dalam hal penentuan usia gestasi. Pengukuran CRL ini juga merupakan satu-
satunya parameter tunggal untuk penentuan usia gestasi dengan kesalahan
terkecil. Pengukuran diameter biparietal (DBP) atau panjang femur memiliki
kesalahan lebih dari satu minggu. Manfaat lain dari pemeriksaan USG adalah
penapisan anomaly congenital yang dilakukan rutin pada kehamilan 10–14
minggu dan 18–22 minggu. Janin-janin dengan kelainan bawaan, terutama
system saraf pusat dan jantung akan memberikan perubahan dalam pola gerak
janin dan hasil kardiotokografi. Jangan sampai kesalahan interpretasi
kardiotokografi terjadi akibat tidak terdeteksinya cacat bawaan pada janin.
2. Pernafasan
Gambaran pada respirasi janin adalah gerakan dinding pada paradoks.
Selama inspirasi dinding dada justru kolaps dan abdomen menonjol (Jhonson
dkk., 1988). Ada 2 jenis gerakan pernapasan:
1. Nafas tersengal-sengal (gasps atau sighs) yg terjdi dgn frekuensi 1-4/mnt
2. Letupan gerakan nafas irreguler (irreguler bursts of breathing) yg terjadi dgn
laju sampai 240 siklus/mnt (Dawes, 1974)