Anda di halaman 1dari 10

4.

1 Pengukuran Diameter Luar Dengan Jangka Sorong

4.X.X One sample T dan Pembahasan

Gambar 4.X One sample T pengukuran diameter luar

Berikut hasil perhitungan dari one sample T dengan menggunakan software


minitab.
H0 hipotesa awal yaitu mean praktikan = data acuan
H1 minimal ada 1 rata-rata yang berbeda
Analisa perhitungan menggunakan One sample T bertujuan untuk
membandingkan rata – rata data masing – masing praktikan dengan data acuan
yang menggunakan Confidence Interval (CI) 95% dan α = 0,05 dengan hipotesa
H0 : µ1 = µ0 dan H1 : µ1 ≠µ0, µ0 adalah data acuan 22.26 mm, sehingga
didapatkan P value dari data Ridho sebesar 0.137, P value dari data Rifqy
sebesar 0.501, P value dari data Ines sebesar 0.079, P value dari data Indira
sebesar 1 , P value dari data Alfa sebesar 0.010, P value dari data Akmal sebesar
0.000, P value dari data Rifqi sebesar 0.596, P value dari data Ghusti sebesar
0.395, dan. P value dari data Izzan sebesar 0.019
Dari pembahasan di atas, didapatkan tiga data praktikan (Alfa, Akmal,
dan Izzan) dengan nilai P value < α maka hipotesa awal H0 ditolak, dan ada
Enam data praktikan (Ridho, Ines, Indira, Rifqy, Rifqi, Ghusti) dengan nilai P
value > α, maka hipotesa awal H0 gagal ditolak.
4.X.X. One way anova dan Pembahasan

Gambar 4.X One Way ANOVA pengukuran diameter Luar


Hasil pengukuran yang dilakukan 5 kali oleh 9 orang praktikan, pada
minitab One-Way Anova menghasilkan P value = 0,003. Dimana P value < α
sebesar 5% maka Ho ditolak. Sehingga hal ini dapat disimpulkan bahawa hasil
pengukuran praktikan satu dengan yang lainnya memiliki variasi yang tidak
sama.
4.2 Pengukuran Diameter Dalam Dengan Jangka Sorong

4.X.X One sample T dan Pembahasan

Gambar 4.X One sample T pengukuran diameter dalam


Berikut hasil perhitungan dari one sample T dengan menggunakan software
minitab.
H0 hipotesa awal yaitu mean praktikan = data acuan
H1 minimal ada 1 rata-rata yang berbeda
Analisa perhitungan menggunakan One sample T bertujuan untuk
membandingkan rata – rata data masing – masing praktikan dengan data acuan
yang menggunakan Confidence Interval (CI) 95% dan α = 0,05 dengan hipotesa
H0 : µ1 = µ0 dan H1 : µ1 ≠µ0, µ0 adalah data acuan 11.8 mm, sehingga
didapatkan P value dari data Ridho sebesar 0.006, P value dari data Rifqy
sebesar 0.006, P value dari data Ines sebesar 0.330, P value dari data Indira
sebesar 0.034 , P value dari data Alfa sebesar 0.000, P value dari data Akmal
sebesar 0.128, P value dari data Rifqi sebesar 0.013, P value dari data Ghusti
sebesar 0.040, dan. P value dari data Izzan sebesar 0.181
Dari pembahasan di atas, didapatkan enam data praktikan (Alfa, Ghusti,
Indira, Ridho, Rifqi, dan Rifqy) dengan nilai P value < α maka hipotesa awal H0
ditolak, dan ada Tiga data praktikan (Akmal, Ines, dan Izzan) dengan nilai P
value > α, maka hipotesa awal H0 gagal ditolak.
4.X.X. One way anova dan Pembahasan

Gambar 4.X One Way ANOVA pengukuran diameter dalam


Hasil pengukuran yang dilakukan 5 kali oleh 9 orang praktikan, pada
minitab One-Way Anova menghasilkan P value = 0,000. Dimana P value < α
sebesar 5% maka Ho ditolak. Sehingga hal ini dapat disimpulkan bahawa hasil
pengukuran praktikan satu dengan yang lainnya memiliki variasi yang tidak
sama.
4.3 Pengukuran Kedalaman Dengan Jangka Sorong

4.X.X One sample T dan Pembahasan

Gambar 4.X One sample T pengukuran Kedalaman


Berikut hasil perhitungan dari one sample T dengan menggunakan software
minitab.
H0 hipotesa awal yaitu mean praktikan = data acuan
H1 minimal ada 1 rata-rata yang berbeda
Analisa perhitungan menggunakan One sample T bertujuan untuk
membandingkan rata – rata data masing – masing praktikan dengan data acuan
yang menggunakan Confidence Interval (CI) 95% dan α = 0,05 dengan hipotesa
H0 : µ1 = µ0 dan H1 : µ1 ≠µ0, µ0 adalah data acuan 11.04 mm, sehingga
didapatkan P value dari data Ridho sebesar 0.002, P value dari data Rifqy
sebesar 0.026, P value dari data Ines sebesar 0.179, P value dari data Indira
sebesar 0.591 , P value dari data Alfa sebesar 0.011, P value dari data Akmal
sebesar 0.004, P value dari data Rifqi sebesar 0.348, P value dari data Ghusti
sebesar 0.019, dan. P value dari data Izzan sebesar 0.022
Dari pembahasan di atas, didapatkan enam data praktikan (Akmal, Alfa,
Ghusti, Izzan, Ridho, Rifqy) dengan nilai P value < α maka hipotesa awal H0
ditolak, dan ada Tiga data praktikan (Indira, Ines, Rifqi) dengan nilai P value >
α, maka hipotesa awal H0 gagal ditolak.
4.X.X. One way anova dan Pembahasan

Gambar 4.X One Way ANOVA pengukuran kedalaman


Hasil pengukuran yang dilakukan 5 kali oleh 9 orang praktikan, pada
minitab One-Way Anova menghasilkan P value = 0,003. Dimana P value < α
sebesar 5% maka Ho ditolak. Sehingga hal ini dapat disimpulkan bahawa hasil
pengukuran praktikan satu dengan yang lainnya memiliki variasi yang tidak
sama.
4.4 Pengukuran Diameter Dengan Micrometer

4.X.X One sample T dan Pembahasan

Gambar 4.X One sample T pengukuran diameter


Berikut hasil perhitungan dari one sample T dengan menggunakan software
minitab.
H0 hipotesa awal yaitu mean praktikan = data acuan
H1 minimal ada 1 rata-rata yang berbeda
Analisa perhitungan menggunakan One sample T bertujuan untuk
membandingkan rata – rata data masing – masing praktikan dengan data acuan
yang menggunakan Confidence Interval (CI) 95% dan α = 0,05 dengan hipotesa
H0 : µ1 = µ0 dan H1 : µ1 ≠µ0, µ0 adalah data acuan 8.73 mm, sehingga
didapatkan P value dari data Ridho sebesar 0.477, P value dari data Rifqy
sebesar 005, P value dari data Ines sebesar 0.014, P value dari data Indira sebesar
0.009 , P value dari data Alfa sebesar 0.178, P value dari data Akmal sebesar
0.000, P value dari data Rifqi sebesar 0.089, P value dari data Ghusti sebesar
0.009, dan. P value dari data Izzan sebesar 0.001
Dari pembahasan di atas, didapatkan enam data praktikan (Akmal,
Ghusti, Indira, Ines, Izzan, Rifqy) dengan nilai P value < α maka hipotesa awal
H0 ditolak, dan ada Tiga data praktikan (Alfa, Ridho, Rifqi) dengan nilai P value
> α, maka hipotesa awal H0 gagal ditolak.
4.X.X. One way anova dan Pembahasan

Gambar 4.X One Way ANOVA pengukuran diameter


Hasil pengukuran yang dilakukan 5 kali oleh 9 orang praktikan, pada
minitab One-Way Anova menghasilkan P value = 0,000. Dimana P value < α
sebesar 5% maka Ho ditolak. Sehingga hal ini dapat disimpulkan bahawa hasil
pengukuran praktikan satu dengan yang lainnya memiliki variasi yang tidak
sama.
4.5 Pengukuran Sudut Dengan Bevel Protractor

4.X.X One sample T dan Pembahasan

Gambar 4.X One sample T pengukuran sudut


Berikut hasil perhitungan dari one sample T dengan menggunakan software
minitab.
H0 hipotesa awal yaitu mean praktikan = data acuan
H1 minimal ada 1 rata-rata yang berbeda
Analisa perhitungan menggunakan One sample T bertujuan untuk
membandingkan rata – rata data masing – masing praktikan dengan data acuan
yang menggunakan Confidence Interval (CI) 95% dan α = 0,05 dengan hipotesa
H0 : µ1 = µ0 dan H1 : µ1 ≠µ0, µ0 adalah data acuan 159O 50’atau 159.83O,
sehingga didapatkan P value dari data Ridho sebesar 0.004, P value dari data
Rifqy sebesar 0.728, P value dari data Ines sebesar 0.022, P value dari data
Indira sebesar 0.030 , P value dari data Alfa sebesar 0.024, P value dari data
Akmal sebesar 0.003, P value dari data Rifqi sebesar 0.660, P value dari data
Ghusti sebesar 0.333, dan. P value dari data Izzan sebesar 0.404
Dari pembahasan di atas, didapatkan Lima data praktikan (Akmal, Alfa,
Indira, Ines, Ridho) dengan nilai P value < α maka hipotesa awal H0 ditolak, dan
ada Empat data praktikan (Ghusti, Izzan, Rifqi, Rifqy) dengan nilai P value > α,
maka hipotesa awal H0 gagal ditolak.
4.X.X. One way anova dan Pembahasan

Gambar 4.X One Way ANOVA pengukuran sudut


Hasil pengukuran yang dilakukan 5 kali oleh 9 orang praktikan, pada
minitab One-Way Anova menghasilkan P value = 0,000. Dimana P value < α
sebesar 5% maka Ho ditolak. Sehingga hal ini dapat disimpulkan bahawa hasil
pengukuran praktikan satu dengan yang lainnya memiliki variasi yang tidak
sama.

Anda mungkin juga menyukai