Berikut hasil perhitungan dari one sample T dengan menggunakan software
minitab. H0 hipotesa awal yaitu mean praktikan = data acuan H1 minimal ada 1 rata-rata yang berbeda Analisa perhitungan menggunakan One sample T bertujuan untuk membandingkan rata – rata data masing – masing praktikan dengan data acuan yang menggunakan Confidence Interval (CI) 95% dan α = 0,05 dengan hipotesa H0 : µ1 = µ0 dan H1 : µ1 ≠µ0, µ0 adalah data acuan 22.26 mm, sehingga didapatkan P value dari data Ridho sebesar 0.137, P value dari data Rifqy sebesar 0.501, P value dari data Ines sebesar 0.079, P value dari data Indira sebesar 1 , P value dari data Alfa sebesar 0.010, P value dari data Akmal sebesar 0.000, P value dari data Rifqi sebesar 0.596, P value dari data Ghusti sebesar 0.395, dan. P value dari data Izzan sebesar 0.019 Dari pembahasan di atas, didapatkan tiga data praktikan (Alfa, Akmal, dan Izzan) dengan nilai P value < α maka hipotesa awal H0 ditolak, dan ada Enam data praktikan (Ridho, Ines, Indira, Rifqy, Rifqi, Ghusti) dengan nilai P value > α, maka hipotesa awal H0 gagal ditolak. 4.X.X. One way anova dan Pembahasan
Gambar 4.X One Way ANOVA pengukuran diameter Luar
Hasil pengukuran yang dilakukan 5 kali oleh 9 orang praktikan, pada minitab One-Way Anova menghasilkan P value = 0,003. Dimana P value < α sebesar 5% maka Ho ditolak. Sehingga hal ini dapat disimpulkan bahawa hasil pengukuran praktikan satu dengan yang lainnya memiliki variasi yang tidak sama. 4.2 Pengukuran Diameter Dalam Dengan Jangka Sorong
4.X.X One sample T dan Pembahasan
Gambar 4.X One sample T pengukuran diameter dalam
Berikut hasil perhitungan dari one sample T dengan menggunakan software minitab. H0 hipotesa awal yaitu mean praktikan = data acuan H1 minimal ada 1 rata-rata yang berbeda Analisa perhitungan menggunakan One sample T bertujuan untuk membandingkan rata – rata data masing – masing praktikan dengan data acuan yang menggunakan Confidence Interval (CI) 95% dan α = 0,05 dengan hipotesa H0 : µ1 = µ0 dan H1 : µ1 ≠µ0, µ0 adalah data acuan 11.8 mm, sehingga didapatkan P value dari data Ridho sebesar 0.006, P value dari data Rifqy sebesar 0.006, P value dari data Ines sebesar 0.330, P value dari data Indira sebesar 0.034 , P value dari data Alfa sebesar 0.000, P value dari data Akmal sebesar 0.128, P value dari data Rifqi sebesar 0.013, P value dari data Ghusti sebesar 0.040, dan. P value dari data Izzan sebesar 0.181 Dari pembahasan di atas, didapatkan enam data praktikan (Alfa, Ghusti, Indira, Ridho, Rifqi, dan Rifqy) dengan nilai P value < α maka hipotesa awal H0 ditolak, dan ada Tiga data praktikan (Akmal, Ines, dan Izzan) dengan nilai P value > α, maka hipotesa awal H0 gagal ditolak. 4.X.X. One way anova dan Pembahasan
Gambar 4.X One Way ANOVA pengukuran diameter dalam
Hasil pengukuran yang dilakukan 5 kali oleh 9 orang praktikan, pada minitab One-Way Anova menghasilkan P value = 0,000. Dimana P value < α sebesar 5% maka Ho ditolak. Sehingga hal ini dapat disimpulkan bahawa hasil pengukuran praktikan satu dengan yang lainnya memiliki variasi yang tidak sama. 4.3 Pengukuran Kedalaman Dengan Jangka Sorong
4.X.X One sample T dan Pembahasan
Gambar 4.X One sample T pengukuran Kedalaman
Berikut hasil perhitungan dari one sample T dengan menggunakan software minitab. H0 hipotesa awal yaitu mean praktikan = data acuan H1 minimal ada 1 rata-rata yang berbeda Analisa perhitungan menggunakan One sample T bertujuan untuk membandingkan rata – rata data masing – masing praktikan dengan data acuan yang menggunakan Confidence Interval (CI) 95% dan α = 0,05 dengan hipotesa H0 : µ1 = µ0 dan H1 : µ1 ≠µ0, µ0 adalah data acuan 11.04 mm, sehingga didapatkan P value dari data Ridho sebesar 0.002, P value dari data Rifqy sebesar 0.026, P value dari data Ines sebesar 0.179, P value dari data Indira sebesar 0.591 , P value dari data Alfa sebesar 0.011, P value dari data Akmal sebesar 0.004, P value dari data Rifqi sebesar 0.348, P value dari data Ghusti sebesar 0.019, dan. P value dari data Izzan sebesar 0.022 Dari pembahasan di atas, didapatkan enam data praktikan (Akmal, Alfa, Ghusti, Izzan, Ridho, Rifqy) dengan nilai P value < α maka hipotesa awal H0 ditolak, dan ada Tiga data praktikan (Indira, Ines, Rifqi) dengan nilai P value > α, maka hipotesa awal H0 gagal ditolak. 4.X.X. One way anova dan Pembahasan
Gambar 4.X One Way ANOVA pengukuran kedalaman
Hasil pengukuran yang dilakukan 5 kali oleh 9 orang praktikan, pada minitab One-Way Anova menghasilkan P value = 0,003. Dimana P value < α sebesar 5% maka Ho ditolak. Sehingga hal ini dapat disimpulkan bahawa hasil pengukuran praktikan satu dengan yang lainnya memiliki variasi yang tidak sama. 4.4 Pengukuran Diameter Dengan Micrometer
4.X.X One sample T dan Pembahasan
Gambar 4.X One sample T pengukuran diameter
Berikut hasil perhitungan dari one sample T dengan menggunakan software minitab. H0 hipotesa awal yaitu mean praktikan = data acuan H1 minimal ada 1 rata-rata yang berbeda Analisa perhitungan menggunakan One sample T bertujuan untuk membandingkan rata – rata data masing – masing praktikan dengan data acuan yang menggunakan Confidence Interval (CI) 95% dan α = 0,05 dengan hipotesa H0 : µ1 = µ0 dan H1 : µ1 ≠µ0, µ0 adalah data acuan 8.73 mm, sehingga didapatkan P value dari data Ridho sebesar 0.477, P value dari data Rifqy sebesar 005, P value dari data Ines sebesar 0.014, P value dari data Indira sebesar 0.009 , P value dari data Alfa sebesar 0.178, P value dari data Akmal sebesar 0.000, P value dari data Rifqi sebesar 0.089, P value dari data Ghusti sebesar 0.009, dan. P value dari data Izzan sebesar 0.001 Dari pembahasan di atas, didapatkan enam data praktikan (Akmal, Ghusti, Indira, Ines, Izzan, Rifqy) dengan nilai P value < α maka hipotesa awal H0 ditolak, dan ada Tiga data praktikan (Alfa, Ridho, Rifqi) dengan nilai P value > α, maka hipotesa awal H0 gagal ditolak. 4.X.X. One way anova dan Pembahasan
Gambar 4.X One Way ANOVA pengukuran diameter
Hasil pengukuran yang dilakukan 5 kali oleh 9 orang praktikan, pada minitab One-Way Anova menghasilkan P value = 0,000. Dimana P value < α sebesar 5% maka Ho ditolak. Sehingga hal ini dapat disimpulkan bahawa hasil pengukuran praktikan satu dengan yang lainnya memiliki variasi yang tidak sama. 4.5 Pengukuran Sudut Dengan Bevel Protractor
4.X.X One sample T dan Pembahasan
Gambar 4.X One sample T pengukuran sudut
Berikut hasil perhitungan dari one sample T dengan menggunakan software minitab. H0 hipotesa awal yaitu mean praktikan = data acuan H1 minimal ada 1 rata-rata yang berbeda Analisa perhitungan menggunakan One sample T bertujuan untuk membandingkan rata – rata data masing – masing praktikan dengan data acuan yang menggunakan Confidence Interval (CI) 95% dan α = 0,05 dengan hipotesa H0 : µ1 = µ0 dan H1 : µ1 ≠µ0, µ0 adalah data acuan 159O 50’atau 159.83O, sehingga didapatkan P value dari data Ridho sebesar 0.004, P value dari data Rifqy sebesar 0.728, P value dari data Ines sebesar 0.022, P value dari data Indira sebesar 0.030 , P value dari data Alfa sebesar 0.024, P value dari data Akmal sebesar 0.003, P value dari data Rifqi sebesar 0.660, P value dari data Ghusti sebesar 0.333, dan. P value dari data Izzan sebesar 0.404 Dari pembahasan di atas, didapatkan Lima data praktikan (Akmal, Alfa, Indira, Ines, Ridho) dengan nilai P value < α maka hipotesa awal H0 ditolak, dan ada Empat data praktikan (Ghusti, Izzan, Rifqi, Rifqy) dengan nilai P value > α, maka hipotesa awal H0 gagal ditolak. 4.X.X. One way anova dan Pembahasan
Gambar 4.X One Way ANOVA pengukuran sudut
Hasil pengukuran yang dilakukan 5 kali oleh 9 orang praktikan, pada minitab One-Way Anova menghasilkan P value = 0,000. Dimana P value < α sebesar 5% maka Ho ditolak. Sehingga hal ini dapat disimpulkan bahawa hasil pengukuran praktikan satu dengan yang lainnya memiliki variasi yang tidak sama.