Disusun Oleh:
Refi Cintya Hayuningtyas 170020102011003
Rizky Aji Shiddiqy 170020110011005
Penetapan suatu pertimbangan awal tentang tingkat materialitas adalah untuk membantu
auditor merencanakan bukti audit yang memadai yang harus dikumpulkan.
Nilai-nilai yang melibatkan kecurangan seringkali dianggap lebih penting dari pada
sejumlah nilai yang sama tetapi yang diakibatkan oleh kekeliruan yang tidak
disengaja karena perbuatan tersebut merefleksikan kejujuran serta reliabilitas
manajemen atau karyawan yang terlibat.
Kesalahan penyajian yang kecil dapat bersifat material jika terdapat kemungkinan
timbulnya berbagai konsekuensi atas sejumlah kewajiban kontrak.
Ada tiga kesulitan utama dalam upaya mengalokasikan tingkat materialitas ke akun-akun
neraca yaitu :
Auditor memiliki ekspektasi bahwa sejumlah akun tertentu mengandung lebih banyak
salah saji dari pada akun-akun lainnya
Baik salah saji lebih, maupun salah saji kurang harus tetap dipertimbangkan
Biaya-biaya audit secara relatif mempengaruhi pengalokasian.
RISIKO
Risiko dalam auditing berarti bahwa auditor menerima suatu tingkatan ketidakpastian
tertentu dalam pelaksanaan audit. Auditor menyadari, misalnya, bahwa ada ketidakpastian
mengenai kompetensi bahan bukti, efektif struktur pengendalian intern klien, dan
ketidakpastian apakah laporan keuangan memang telah tersaji secara wajar setelah audit
selesai
Seorang auditor yang efektif menyadari bahwa risiko-risiko ada dan akan menangani
dengan sepantasnya. Kebanyakan dari risiko tersebut sukar diukur dan memerlukan
penanganan yang hati-hati dan seksama. Misalkan, kalau auditor menyadari bahwa bidang
industri sebuah klien mengalami perubahan teknologi besar-besaran, yang tidak saja
mempengaruhi klien tadi, tapi juga pelanggannya.Ini akan menyebabkan usangnya
persediaan klien, mempengaruhi kolektibilitas piutang usaha, bahkan dapat mempengaruhi
kesinambungan usahanya. Bagaimana auditor menangani risiko-risiko ini dengan pantas
adalah sangat penting dalam menjaga mutu suatu audit.
PDR = AAR
IR x CR
Dimana :
PDR = Risiko penemuan yang direncanakan (Planed Detection Risk)
AAR = Risiko audit yang dapat diterima (Accceptable Audit Risk)
IR = Risiko bawaan (Inherent Risk)
CR = Risiko pengendalian (Control Risk)
Resiko Bawaan
Risiko bawaan adalah penetapan auditor akan kemungkinan adanya salah uji dalam
segmen audit yang melewati batas toleransi, sebelum memperhitungkan faktor efektifitas
pengendalian intern. Risiko bawaan adalah faktor kerentanan laporan keuangan terhadap
salah saji yang material, dengan asumsi tidak ada pengendalian intern.
Hubungan risiko bawaan dengan risiko penemuan serta rencana penumpulan Bahan
buikti adalah risiko bawaan sifatnya berbanding terbalik dengan risiko penemuan, dan
berbanding lurus dengan bahan bukti.
Resiko Pengendalian
Risiko pengendalian adalah ukuran penetapan auditor akan kemungkinan adanya
kekeliruan (salah saji) dalam segmen audit yang melewati batas toleransi ,yang tak terditeksi
atau tercegah oleh struktur pengendalian intern klien. Risiko pengendalian mengandung
unsur (1) penetapan apakah struktur pengendalian intern klien cukup efektif untuk
mendeteksi atau mencegah kekeliruan Dan (2) keinginan auditor untuk membuat penetapan
tersebut dibawah nilai maksimum (100%) dalam rencana audit.
Seperti risiko bawaan ,hubungan risiko pengendalian dengan risiko penemuan adalah
berbanding terbalik , sementara dengan bahan bukti adalah bebanding lurus.
Sebelum auditor dapat menetapkan tingkat risiko pengendalian yang lebih kecil dari
100% ia harus melakukan 3 hal : memperoleh pemahaman mengenai struktur pengendalian
intern klien,mengevaluasi seberapa baik struktur tersebut seharusnya berfungsi berdasasrkan
pemahaman yang diperoleh dan melakukan pengujian atas efektifitas pengendalian. Hal
pertama berhubungan dengan menumbukan pemahaman terhadap perusahana klien yang
diperlukan untuk keseluruhan audit. Dua lainnya adalah langkah menetapkan risiko
pengendalian harus diambil jika auditor menginginkan untuk menetapkan angka risiko
pengendalian dibawah maksimum. Bila auditor memilih untuk tidak menetapkan risiko
pengendalian dibawah nilai maksimumnya,risiko pengendalian harus dicatat 100% tanpa
melihat efektifitas aktual struktur pengendalian internnya.(dengan asumsi risiko bawaan
tinggi)
Mengubah Resiko Usaha atau Resiko Audit yang Dapat Diterima Karena Usaha
Risiko usaha adalah tingkat resiko bahwa auditor atau kantor akuntan publik akan
menderita kerugian yang diakibatkan hubungan dengan klien, walaupun laporan audit yang
diberikan sudah pantas.
Tingkat ketergantungan pemakai pada laporan keuangan, kalau pemakai memiliki
ketergantungan yang besar pada laporan keuangan ,dengan sendirinya risiko audit perlu
diperkecil. Beberapa faktor dapat dijadikan petunjuk tingkat ketergantungan pemakai pada
suatu laporan keuangan:
Ukuran perusahaan klien
Distribusi kepemilikan
Jumlah dan sifat kewajiban perusahaan
Kemungkinan akan adanya kesulitan keuangan klien yang timbul setelah laporan
audit diterbitkan, bila klien terpaksa dinyatakan pailit setelah audit selesai ,besar
kemungkinan auditor akan diminta untuk mempertahankan kualitas audit yang dilaksanakan.
Sulit bagi auditor untuk meramalkan kesulitan keuangan sebelum benar-benar terjadi, namun
beberapa indikator dapat yang dicatat:
Posisi likuiditas
Laba (rugi) tahun sebelumnya
Metode pertumbuhan pembiayaan
Sifat operasi klien
Kompetensi manajemen
Resiko Bawaan
Pada awal audit tidak banyak yang bisa diperbuat untuk mengubah resiko bawaan.
Fakto-faktor utama dibawah ini harus ditelaah dalam menetapkan risiko bawaan:
Sifat bidang usaha klien
Integritas manajemen
Motivasi klien
Hasil audit sebelumnya
Penugasan pertama atau penugas ulang
Hubungan istimewa transaksi tidak rutin
Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun dan transaksi secara benar
Kerentanan terhadap kecurangan
Unsur-unsur populasi
Mengevaluasi Hasil
Setelah auditor melakukan perencanaan penugasan dan mengumpulkan bukti audit,
hasil audit dapat dinyatakan pula dalam sejumlah istilah dari versi evaluasi atas model resiko
audit. Model resiko audit untuk mengevaluasi resiko audit dinyatakan sebagai berikut :
ACAR= IR x CR x ACDR
Dimana :
ACAR : Achieved audit Risk, sutau pengukuran resiko yang dilakukan oleh auditor dan
menyatakan bahwa suatu akun dalam laporan keuangan mengandung salah saji yang material
setelah auditor melakukan pengumpulan bukti audit.
IR : Inherent Risk ( resiko bawaan)
CR : Control Risk ( resiko pengendalian)
ACDR : Achieved detection Risk (resiko deteksi yang tercapai)
Formula ini menunjukan bahwa terdapat tiga cara untuk mengurangi tingkat resiko
audit yang tercapai hingga mencapai tingkat resiko yang dapat diterima.
1. Mengurangi tingkat resiko inheren
2. Mengurangi tingkat resiko pengendalian
3. Mengurangi tingkat resiko deteksi yang tercapai dengan meningkatkan uji-uji yang
substantive.
Penggabungan ketiga jenis factor ini dilakukan secara subyektif untuk mencapai
tingkat resiko audit yang dapat diterima yang rendah membutuhkan pertimbangan
professional yang matang.
Arens, Alvin A., Elder, Randal J., Beasly, Mark S. 2001. Auditing and Assurance Services –
An Integrated Approach 9th edt. New Jersey: Prentice Hall International, Inc.