Anda di halaman 1dari 25

Kode/Nama Rumpun Ilmu: 121/Matematika

Bidang Fokus: Kesehatan dan Obat

USULAN

PENELITIAN DISERTASI DOKTOR

PEMODELAN KOEKSISTENSI DENGUE FEVER DAN CHIKUNGUNYA

PENGUSUL
Edwin Setiawan Nugraha, M.Sc (NIDN: 0419107703)

USULAN

PENELITIAN
SEKOLAH TINGGI KEGURUANDISERTASI
DAN ILMUDOKTOR
PENDIDIKAN SURYA
Juni, 2017

i
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
1. Judul Penelitian: Pemodelan Koeksistensi Dengue Fever dan Chikungunya
2. Tim Peneliti:
No Nama Jabatan Bidang Instansi Asal
Alokasi Waktu
Keahlian (jam/minggu)
1 Edwin Setiawan Nugraha Ketua Matematika STKIP Surya 10
Peneliti Terapan

3. Subyek Penelitian: Teoritis dan simulasi


4. Masa Pelaksanaan:
Mulai : Januari 2018
Berakhir : Desember 2018
5. Biaya yang diusulkan: Rp. 60.000.000,-
6. Lokasi Penelitian: Kelompok Keahlian Matematika Industri dan Keuangan, FMIPA ITB
7. Prediksi lulus S-3: Desember 2018
8. Temuan yang ditargetkan: Sistim dinamik koeksistensi dengue fever dan chikungunya
10. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu: Dapat menjelaskan fenomena dinamika
populasi manusia dimana dengue dan chikungunya bersirkulasi bersama-sama sekaligus
dapat mensimulasikan dinamika populasi dengan melibatkan berbagai pencegahan dan
pengedalian penyakit tersebut.
11. Sasaran jurnal ilmiah: Journal of Theoretical Biology, Penerbit Elsevier, accepted
direncanakan November 2018.

iii
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................................... ii


IDENTITAS DAN URAIAN UMUM...........................................................................................iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... iv
RINGKASAN .............................................................................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................................ 2
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 3
1.4 Urgensi Penelitian ....................................................................................................... 4
1.5 Luaran Penelitian ....................................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 State of the Art .............................................................................................................. 5
2.2 Studi Pendahuluan......................................................................................................... 8
2.3 Hasil sudah dicapai....................................................................................................... 11
2.4 Kontribusi dan Kebaruan............................................................................................... 11

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................................ 12


BAB IV ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1 Anggaran Biaya ............................................................................................................. 13
4.2 Jadwal Penelitian ........................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 14
LAMPIRAN I. JUSTIFIKASI PEMBIAYAAN ......................................................................... 15
LAMPIRAN II. DUKUNGAN SARANA DAN PRASARANA ................................................ 17
LAMPIRAN III. SURAT KETERANGAN PROMOTOR.......................................................... 18
LAMPIRAN IV. BIODATA PENELITI..................................................................................... 19
LAMPIRAN V. SURAT PERNYATAAN PENELITI............................................................... 21

iv
RINGKASAN

Koeksistensi penyakit infeksi merupakan dua atau lebih penyakit yang muncul pada suatu populasi
pada waktu bersamaan, contohnya koeksistensi vector borne disease, Dengue Fever dan
Chikungunya. Pada kasus ini, seseorang dapat terinfeksi virus Dengue Fever dan virus
Chikungunya sekaligus (koinfeksi) dengan kondisi lebih parah dibandingkan dengan terinfeksi
masing-masing virus. Oleh sebab itu, kasus koeksistensi lebih berbahaya dibandingkan kasus
penyakit tunggal.

Di dalam hasil-hasil penelitian sebelumnya banyak model penyebaran penyakit baik Dengue Fever
maupun Chikungunya, tetapi tanpa koeksistensi kedua penyakit tersebut. Penelitian ini bertujuan
untuk memodelkan kasus koeksistensi Dengue Fever dan Chikungunya dengan
mempertimbangkan penderita dapat terinfeksi kedua virus tersebut. Model ini dinyatakan dalam
bentuk sistem persamaan differensial biasa dan mendeskripsikan dinamika populasi manusia dan
populasi nyamuk.

Analisis model dilakukan dua pendekatan yaitu secara analitik dan numerik. Pendekatan analitik
meliputi pencarian titik-titik equilibrium dan kestabilannya serta menurunkan tiga formulasi
parameter basic reproduction number (R0) menggunakan metode Next Generation Matrix (NGM).
Ketiga formulasi R0 tersebut berkaitan dengan penyebaran Dengue Fever, Chikungunya dan
koeksistensi Dengue Fever dan Chikungunya. Dalam penedekatan numerik, akan dibahas
parameter-parameter yang berpengaruh penting terhadap nilai R0. Nilai R0 sangat penting karena
menentukan dinamika penyakit dalam suatu populasi.

Kata kunci: Dengue Fever, chikungunya, persamaan differensial, dynamical system.

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Distribusi dan angka kejadian penyakit Dengue Fever terus meningkat dari tahun ke tahun.
Menurut data (WHO, 2015a) diperkirakan sekitar 2,5 miliar penduduk hidup di lebih 100 negara
yang endemik Dengue Fever, dan setiap tahun korban meninggal akibat penyakit ini diperkirakan
mencapai lebih dari 22.000 orang, yang sebagian diantaranya merupakan anak-anak. Hal ini
menunjukkan bahwa saat ini Dengue Fever merupakan masalah kesehatan global yang harus
mendapat perhatian serius pihak-pihak terkait. Penyakit ini disebabkan oleh virus DENV yang
ditransmisikan ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk yang dinamakan vektor. Vektor
utama pembawa virus ini adalah Aedes aegypti dan vektor sekundernya yaitu Aedes albopictus.
Saat ini, DENV diketahui mempunyai empat serotipe diantaranya DENV-1, DENV-2, DENV-3
dan DENV-4. Seseorang yang terinfeksi salah satu dari virus ini tetap berpotensi terkena tiga
serotipe lain dengan kondisi penyakit yang lebih parah (WHO, 2015b).
Chikungunya adalah jenis penyakit lain yang vektor nyamuknya sama seperti pada penyakit
Dengue Fever, tetapi nyamuk tersebut membawa virus Chikungunya yang dinamakan CHIKV.
Biasanya, Chikungunya jarang menyebabkan kematian, namun dampak wabahnya dapat
menyebabkan kerugian ekonomi dan sosial secara signifikan. Hal ini dikarenakan penyakit
Chikungunya akan menurunkan produktifitas sebagian penderita dalam waktu yang cukup lama
(Ramachandran dkk., 2012).

Ketika nyamuk yang terinfeksi menggigit seseorang, maka terdapat kemungkinan virus akan
ditransmisikan ke dalam tubuh orang tersebut. Selanjutnya, virus yang masuk ke dalam tubuh akan
berinkubasi. Selama periode inkubasi, gejala-gejala penyakit belum muncul. Periode inkubasi
untuk Dengue Fever selama 4 - 7 hari, sedangkan untuk Chikungunya selama 2 - 4 hari.
Selanjutnya masuk fase infeksi, untuk Dengue Fever 4-12 hari dan untuk Chikungunya 3-7 hari
(Lahariya dan Pradhan, 2006; Sabin, 1952; Schwartz dan Albert, 2010; Gubler dkk., 1981). Pada
fase ini, muncul gejala-gejala penyakit tersebut. Gejala penyakit Dengue Fever dan Chikungunya
memiliki banyak kemiripan seperti demam dengan suhu > 39; 9o C, myalgias, arthalgias,
headache, rush, bleeding dyscracias, leukonepnia, neutropenia, lymphopenia, dan
trombocytopenia, sedangkan shock merupakan gejala yang hanya terjadi pada penderita Dengue
Fever (Staples dkk., 2009). Saat ini belum ada obat khusus untuk penyakit Dengue Fever maupun
Chikungunya, sehingga penderita akan mendapat obat-obat yang sesuai dengan gejala klinisnya.

2
Selanjutnya adalah fase pemulihan dimana penderita sudah pulih dari penyakit, tetapi penderita
Chikungunya masih mengalami sakit persendian untuk waktu yang cukup lama bahkan bisa
berbulan-bulan (Ramachandran dkk., 2012).
Di Indonesia, penyakit Dengue Fever dan Chikungunya merupakan masalah kesehatan serius yang
jumlah kasus dan penyebarannya terus bertambah dari tahun ke tahun. Pertama kali, Dengue Fever
dilaporkan terjadi di Surabaya pada tahun 1968, tercatat 58 orang terinfeksi dan 24 diantaranya
meninggal dunia (Depkes, 2010). Sejak saat itu, jumlah kasus penyakit Dengue Fever meningkat
dan menyebar ke seluruh Indonesia, dan pada tahun 2006 seluruh wilayah Indonesia menjadi
daerah resiko Dengue Fever (WHO, 2015a). Sedangkan Chikungunya pertama kali tercatat pada
tahun 1973 terjadi di Samarinda dan DKI Jakarta. Kemudian menyebar dengan cepat, hingga saat
ini seluruh wilayah Indonesia menjadi daerah resiko Chikungunya (CDC, 2015). Dengan
demikian, seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah endemik Dengue Fever dan Chikungunya.

1.2 Rumusan Masalah


Umumnya kejadian wabah Dengue Fever dan Chikungunya terjadi secara terpisah. Namun, dalam
kurun waktu 10 tahun terakhir, muncul fenomena baru dimana virus Dengue Fever dan virus
Chikungunya bersirkulasi di daerah yang sama dan pada waktu bersamaan (koeksistensi).
Fenomena-fenomena tersebut dilaporkan terjadi di Gabon (Leroy dkk., 2009) , India (Arora dkk.,
2011; Barde dkk., 2014; Chahar dkk., 2009) dan Yaman (Rezza dkk., 2014) serta ditemukan
adanya penderita yang terinfeksi dua virus sekaligus (koinfeksi) dengan kondisi lebih parah
dibandingkan dengan terinfeksi satu virus. Model matematika untuk kasus ini dapat digunanakan
untuk mengkaji pengendalian dan pencegahan pada penyebaran dengue fever dan chikungunya.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini diantaranya
 Membangun Model Transmisi Dengue Fever dan Chikungunya
 Analis Basic Reproductive Ratio dengan menggunakan metode Next Generation Matrix
 Menemukan titik tetap dan menganalisis kestabilannya dengan pendekatan Jacobian
Matrix dan Critearia Hurwitz
 Melakukan analisis numerik pada daerah titik tetap koeksistensi Dengue Fever dan
Chikungunya
 Melakukan simulasi untuk menetukan parameter-parameter yang berpengaruh besar
terhadap populasi koinfeksi

3
1.4 Urgensi Penelitian
Walaupun belum ada laporan yang menyatakan bahwa koeksistensi Dengue Fever dan
Chikungunya terjadi di Indonesia, namun dimasa yang akan datang, Indonesia mempunyai potensi
masalah kasus koeksistensi tersebut. Hal ini terjadi karena Indonesia sudah menjadi daerah
endemik baik Dengue Fever maupun Chikungunya. Akibatnya beban kesehatan masyarakat
bertambah serius dan berbahaya. Model yang dihasilkan pada penelitian ini dapat digunakan untuk
membantu memprediksi dinamika dengue dan chikungunya dibawah pengaruh kontrol seperti
vaksinasi, fumigasi dan lain-lain.

1.5 Luaran Penelitian


Hasil penelitian ini akan diseminasikan pada seminar internasional terkait. Adapun luaran
dari penelitian ini adalah :
1. Satu artikel pada jurnal internasional yang terindeks di Scopus
2. Satu artikel pada jurnal nasional yang terakreditasi
3. Draft disertasi
Publikasi pada jurnal internasional di atas akan sangat dibutuhkan bagi penyelesaian studi, karena
publikasi ilmiah pada jurnal internasional adalah salah satu syarat kelulusan program doktor yang
sedang diambil pengusul.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 State of The Art


Salah satu penelitian awal mengenai pemodelan Dengue Fever ditemukan pada pekerjaan Esteva
dan Vargas (1998). Mereka membangun model transmisi virus Dengue Fever dan melakukan
analisis terhadap titik equalibrium. Dari analisis tersebut, mereka mendapatkan R0. Model mereka
memiliki dua titik equilibrium masing-masing berkoresponden dengan bebas penyakit dan
eksistensi endemic penyakit. Kestabilan titik tersebut bergantung pada R0. Nuraini dkk. (2007)
mengembangkan sebuah model dengan melibatkan dua strain virus Dengue Fever disertai dengan
kompartemen Dengue Hemorhagic Fever (DHF). Dengan menggunakan metode Next Generation
Matrix (NGM), penulis mendapatkan dua R0 masing-masing berkaitan dengan strain 1 dan strain
2. Selain itu, mereka menentukan formulasi perbandingan jumlah penderita DHF dan infeksi
kedua. Untuk menekan penyakit, pihak-pihak terkait mengadakan program pengendalian dan
pencegahan penyakit salah satu contohnya vaksinasi yang diberikan kepada kelompok umur
tertentu katakanlah anak-anak. Model yang melibatkan pembagian kelompok umur dan kontrol
vaksinasi diusulkan oleh Supriatna dkk. (2008). Dengan menggunakan metode NGM, penulis
mendapatkan threshold number yang ekivalen dengan R0. Penulis juga menunjukkan bahwa
vaksinasi dapat menjadi kontra produktif ketika diberikan kepada anak-anak yang terinfeksi tanpa
gejala penyakit karena dapat menambah periode infeksi. Kemudian terjadi sesuatu paradoks
dimana vaksinasi tersebut menambah nilai R0 yang berarti penyebaran penyakit meningkat.
Model yang melibatkan vaksinasi baik konstan maupun variabel diusulkan oleh Rodrigues dkk.
(2014). Mereka mendiskusikan beberapa model dengan berbagai cara vaksinasi dan juga
mempertimbangkan imunitas yang memudar. Untuk meminimalkan populasi terinfeksi, penulis
merancang fungsi biaya dengan komponen jumlah populasi terinfeksi dan fungsi kontrol
vaksinasi. Fungsi biaya diselesaikan dengan menggunakan pendekatan kontrol optimal dan
solusinya diperoleh secara numerik dengan menggunakan metode langsung dan metode tidak
langsung. Metode langsung menggunakan perangkat lunak optimisasi DOTcvp (toolbox)
sedangkan metode tidak langsung menggunakan Skim Runge Kutta. Hasil simulasi menunjukkan
bahwa vaksinasi dapat menurunkan dan menghilangkan populasi infeksi. Tasman dkk. (2012)
mengembangkan model dari pekerjaan sebelumnya (Supriatna dkk., 2008) dengan
mempertimbangkan vaksinasi untuk imigran. Penulis mendapatkan R0 dengan menyelesaikan 5
model untuk mencari titik equilibrium. Analisis dan simulasi menunjukkan bahwa ketika imigran
sehat masuk ke dalam populasi, R0 dapat diperoleh. Ketika imigran terinfeksi masuk ke dalam

5
populasi, hanya muncul titik equilibrium endemik. Model yang melibatkan kontrol variabel berupa
treatment pengusir nyamuk dan struktur usia anak dan dewasa diajukan oleh Aldila dkk. (2013).
Dalam model ini, populasi yang mendapat treatment dikelompokkan dalam kompartemen yang
terpisah. Fungsi biaya yang penulis rancang terdiri dari jumlah populasi terinfeksi, biaya treatment
dan laju drop out kompartemen anak/dewasa dan diselesaikan menggunakan pendekatan kontrol
teori dan numeriknya Skim Gradient Method. Kemudian masalah control dibahas untuk skenario
pencegahan dan skenario penanggulangan. Untuk pencegahan treatmen diberikan ketika jumlah
populasi terinfeksi masih sedikit, sedangkan pada skenario penanggulangan, treatment diberikan
selama wabah berlangsung yang mana jumlah populasi terinfeksi cukup besar. Simulasi
menunjukkan pada pencegahan, treatment dapat menekan puncak wabah sampai dua kali lebih
kecil dibanding tanpa treatment. Sedangkan untuk skenario penanggulangan, pengurangan
populasi infeksi diiringi dengan laju treatment yang lebih besar dibanding dengan skenario
pencegahan. Hasil simulasi juga menunjukkan bahwa struktur usia anak dan dewasa memberikan
pengaruh signifikan untuk meminimalkan fungsi biaya. Tidak seperti pemodelan Dengue Fever,
kajian-kajian mengenai pemodelan Chikungunya yang tersedia dalam pustaka relatif sedikit. Pada
tahun 2011, Moulay dkk. (2011) mengembangkan model Chikungunya. Mereka memperoleh
threshold R saat perhitungan titik equilibrium, serta mendiskusikan kestabilan titik-titik tersebut
baik local maupun global berkaitan dengan r. Kemudian Ruiz-Moreno dkk. (2012) mengusulkan
model untuk menganalisis dinamika Chikungunya yang terjadi di tiga kota Amerika Serikat
diantaranya New York, Atlanta dan Miami. Model mereka menggabungkan konsep SEIR dengan
pendekatan stokastik dimana temperatur berperan penting terhadap dinamika Chikungunya. Hasil
simulasi menunjukkan bahwa daerah-daerah dengan temperatur musiman dapat menyebabkan
pola penyebaran cikungunya secara musiman dalam daerah tersebut. Penulis juga menunjukkan
bahwa perbandingan vektor dan host berperan penting untuk menurunkan probabilitas terjadinya
wabah untuk daerah-daerah pola temperatur yang kuat.
Selanjutnya Yacob dan Clements (2013) mendiskusikan model dinamika Chikungunya yang
secara spesifik digunakan untuk kasus wabah Chikungunya yang terjadi di Pulau Reunion pada
tahun 2005-2006. Dengan menggunakan data-data tersebut, model mereka memperkirakan nilai
R0 sebesar 4.1. Model mereka memberikan hasil yang dekat dengan data wabah Chikungunya di
Pulau Reunion baik untuk puncak kejadian wabah maupun ukuran epidemik akhir. Selain itu,
mereka menunjukkan bahwa periode laten infeksi dalam tubuh manusia memberikan pengaruh
kuat terhadap hasil epidemiologi. Robinson dkk. (2014) mengembangkan model Chikungunya
dengan pendekatan stokastik untuk kasus wabah yang terjadi di pedesaan Kamboja pada tahun

6
2012. Model mereka mempertimbangkan kasus baik simptom maupun asimptom serta
memperkirakan nilai R0 wabah mencapai 6.46 dengan menggunakan prosedur fitting data. Model
juga menunjukkan bawah nilai ini sensitif terhadap perubahan laju gigitan nyamuk dan umur
nyamuk.

Pemodelan dengue 1
strain, 1998

Pemodelan dengue 2
strain, 2003 & 2007

Pemodelan dengue 1 Pemodelan dengue 1 Pemodelan dengue multi


strain & Kontrol,2008 , strain, stochastic, strain, stochastic, seasonal,
2013 & 2014 seasonal, spatial, 2009 spatial, 2011

Pemodelan dengue dan


chikungunya, 1 strain, 2017
(usulan penelitian)

Pemodelan chikungunya, Pemodelan chikungunya,


Deterministik, 2011 stochasitik, 2012-2014

Gambar 1. Road map penelitian Vector Borne Diseases


(Dengue Fever dan Chikungunya)

7
2.2 Studi Pendahuluan
Dalam pendahuluan, kami mengkaji kasus koeksistensi tanpa meninjau koinfeksi pada manusia.
Pengkajian dilakukan dengan membangun model determinisitik host-vector yang didasarkan pada
konsep SEICR-SEI. Dalam model ini terdiri dari dua populasi yaitu manusia yang disebut host
dan nyamuk yang dinamakan vektor. Berdasarkan status kesehatannya, populasi manusia dan
populasi nyamuk akan dibagi menjadi beberapa kompartemen sebagai berikut
Populasi manusia terdiri: Satu kompartemen Susceptible, dua kompartemen Exposed masi, dua
kompartemen Infected, dua kompartemen Chronic, dan dua kompartemen Recovery. Populasi
nyamuk terdiri dari: satu kompartemen Susceptibel, du kompartemen Exposed, dua kompartemen
Infected. Setiap kompartemen pada masing-masing status terkait dengan dengue fever dan
chikungnya kecuali kompartemen Susceptible. Jumlah seluruhnya terdapat 13 kompartemen.
Susceptible terdiri dari individu-individu yang rawan terinfeksi virus. Exposed berisi individu-
individu yang terinfeksi virus tetapi tidak memiliki kemampuan untuk menularkan virus tersebut.
Pada tahap ini, virus berada dalam periode inkubasi. Infected berisi individu-individu yang
terinfeksi virus dan memikiki kemampuan untuk menularkan virus tersbut. Pada tahap ini, virus
dalam tubuh menyebabkan gejal-gejala penyakit. Recovery (R) berisi individu-individu manusia
yang sudah sembuh dari penyakit. Individu yang berada pada kompartemen ini masih memikili
kekebalan terhadap infeksi virus. Chronic berisi individu yang sudah bebas dari virus chikungunya
tetapi masih merasakan sakit otot dan persendian. Periode chornic tiap individu berbeda-beda.
Pada proposal ini, periode chronic diasumsikan 14-360 hari (Schwartz dan Albert, 2010). Proses
infeksi pada penyakit ini ditransmisikan melalui gigitan nyamuk. Orang yang sehat akan terinfeksi
virus jika digigit oleh nyamuk yang terinfeksi oleh virus, begitu juga sebaliknya. Proses transmisi
virus dengue dan chikungunya diilustrasikan pada Gambar 2. Pengembangan model ini, perlu
pembatasan berdasarkan asumsi-asumsi berikut:
1. Populasi bersifat tertutup
2. Setiap individu yang lahir dikelompokkan dalam kategori susceptible.
3. Tidak ada individu yang mati karena penyakit kecuali kematian alami
4. Populasi host dan vektor bersifat homogeny
5. Host yang sembuh tidak memiliki kekebalan penyakit permanen
6. Tidak ada perbedaan tipe dan strain pada virus dengue dan chikungunya
7. Setiap host dapat terinfeksi dua virus sekaligus
8. Populasi tercampur sempurna dan interaksi antara host dan vektor bersifat random
9. Hanya nymauk Aedes aegypti yang berperan sebagai vektor.

8
Gambar 2. Diagram transmisi dengue fever dan chikungunya

Proses transmisi dengue fever dan chikungunya secara matematis dapat dimodelkan dalam bentuk
persamaan differensial berikut:
dSh bp Ic S bp Id S
 Ah  vh v h  vh v h   c Rch   d Rdh  (h  u1 )Sh
dt Nh Nh
dEch bpvh Icv Sv
  ( c  h ) Ech
dt Nh
dIch
  c Ech  ( c  h ) Ich
dt
dCch
 c Ich  ( c  h )Cch
dt
dRch
  cCch  ( c  h ) Rch
dt
dEdh bpvh Idv Sv
  ( d  h ) Edh
dt Nh
dId h
  d Ed h  (  d  h ) Id h
dt
dRdh
  d Id h  ( d  h ) Rdh  u1Sh
dt
dSv bp Ic S bp Id S bp Icd S
 Av  hv h v  hv h v  hv h v  (v  u2 )Sv
dt Nh Nh Nh
dEcv bphv Ich Sv qbphv Icdh Sv
   (c  v  u2 ) Ecv
dt Nh Nh

9
dIcv
 c Ecv  ( v  u2 ) Ecv
dt
dEdv bphv Idh Sv (1  q)bphv Icd h Sv
   (d  v  u2 ) Edv
dt Nh Nh
dIdv
 d Edv  ( v  u2 ) Idv
dt
Dengan kondisi awal sebagai berikut
Sh (0)  0, Ech (0)  0, Ich (0)  0, Cch (0)  0, Rch (0)  0, Edh (0)  0,
Idh (0)  0, Rdh (0)  0, Ecdh (0)  0, Icdh (0)  0, Rcdh (0)  0, Sv (0)  0,
Ecv (0)  0, Icv (0)  0, Edv (0)  0, Idv (0)  0
Dan domain
  {(Sh , Ech , Ich , Cch , Rch , Edh , Idh , Rdh , Ecdh , Icdh , Rcdh , Sv , Ecv , Icv ,
Edv , Idv )  17
| Sh  Ech  Ich  Cch  Rch  Edh  Idh  Rdh 

Ecdh  Icdh  Rcdh  Nh , Sv  Ecv  Icv  Edv  Idv  Nv }


Tabel 1. Deskripsi parameter model
No Parameter Deskripsi Nilai Sumber
1 Ah, Av Recruitmen manusia,nyamuk - -
2 phc, phd Peluang transmisi virus dari nyamuk 0.001-0.35, Newton and Reiter,
ke manusia, manusia ke nyamuk 0.1-0.75 1992
3 pvc, pvc Peluang transmisi virus dari nyamuk 0.005-0.35, Newton dan Reiter,
ke manusia, nyamuk ke manusia 0.1-0.75 1992
4 b Jumlah gigitan nyamuk per hari 0.33-1 Putnam dan Scott,
1995
5 h-1 umur manusia 60-70 Chitnis dkk., 2013
tahun
6 v-1 umur nyamuk 8-42 hari Chitnis dkk., 2013
7 c-1 periode inkubasi internal 2-4 hari Lahariya dan
chikungunya Pradhan, 2006
8 d-1 periode inkubasi internal dengue 4-10 hari Sabin, 1952
9 c-1 periode infeksi chikungunya 3-7 hari Schwartz dan
Albert, 2010
10 d-1 periode infeksi dengue 4-12 hari Gubler dkk., 1981

10
11 c-1 periode inkubasi chikungunya 7-15 hari Massad dkk., 2008
eksternal
12 d-1 periode inkubasi dengue eksternal 7-14 hari Watts dkk., 1987

Nh dan Nv adalah jumlah jumlah populasi manusia dan jumlah populasi nyamuk. Karena asumsi
asumsi laju kelahiran dan kematian sama, maka populasi manusia dan populasi nyamuk konstan.
Semua penjelasan variable state pada persemaan diatas di sediakan pada Tabel 1.

2.3 Hasil yang sudah Dicapai


Untuk penelitian pendahuluan, kami membangun model koeksistensi Dengue Fever dan
Chikungunya tanpa mempertimbangkan kompartemen koinfeksi. Hasilnya sudah kami
presentasikan dalam forum ilmiah berikut
1. Second International Conference on Advances in Applied Science and Environment
Technology (ASET) 28-29 August, 2015, Bangkok, Thailand
Judul: “Near Endemic Coexistence in a Model Dengue and Chikungunya ”
Dipublikasikan dalam prosiding.
2. The 3rd Conference on Industry and Applied Mathematics (CIAM), 11-13 October, 2015, ITB,
Bandung, Indonesia
Judul: “Control Strategy on Coexistence Model of Chikungunya and Dengue Transmission”
Tidak dipublikasikan dalam prosiding.

2.4 Kontribusi dan Kebaruan


Upaya pencegahan dan pengendalian kasus ini membutuhkan strategi untuk mendapatkan hasil
yang optimal. Secara teoritis, strategi tersebut dapat dilakukan melalui pemanfaatan model
matematika. Namun demikian, sampai saat ini model matematika kasus koeksistensi Dengue
Fever dan Chikungunya belum ditemukan dalam pustaka. Pada kasus ini, seseorang dapat
terinfeksi oleh dua virus (koinfeksi) yang dampaknya lebih parah dibandingkan terinfeksi satu
jenis virus. Walaupun belum menjadi masalah kesehatan global, kasus koeksistensi menimbulkan
masalah klinis yang lebih parah dibandingkan dengan kasus penyakit tunggal. Untuk itu
diperlukan pengkajian dari berbagai aspek untuk pencegahan dan pengendaliannya. Proposal ini
memodelkan kasus tersebut dengan mempertimbangkan koinfeksi dalam tubuh penderita.

11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Secara umum dinamika transmisi penyakit dimodelkan X  AX  F ( X ) dimana X merupakan
variable state (kompartemen) yang berdimensi n. Matriks A merepresentasikan transisi linier
karena proses kelahiran, kematian, infeksi, kesembuhan. F(X) merupakan suku-suku non linier
yang merepresentasikan interaksi antara kompartemen sehat dengan kompartemen infeksi. Untuk
kasus koeksistensi dengue fever dan chikungunya dapat dikaji melalui seperti diatas dengan
melalui 4 tahap seperti diuraikan pada Bagan Penelitian berikut ini
Tahapan 2016 2017 2018
Tahap IV
Intervensi optimal da
Seminar dan
feedback control
jurnal

Seminar dan Simulasi


jurnal

Tahap III
Menyelesaikan
polinom untuk kasus Analisis Numerik
Koekistensi
simetrik analitik

Menemukan
polinomial Analisis Koeksistensi
koeksistensi

Tahap II
Memperoleh titik
Analisis Titik Tetap bebas penyakit dan
titik endemic tunggal

Analisis Threshold Memperoleh basics


reproduction number

Tahap I
Membangun model Seminar dan
pendahuluan proceeding

Studi pustaka

12
BAB IV

ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Anggaran Biaya


Berikut adalah ringkasan pembiayaan program penelitian disertasi doktor. Rincian lengkap
dari pembiayaan tersebut dapat dilihat pada Lampiran
Tabel 2 Ringkasan anggaran penelitian yang diusulkan
No. Jenis Pengeluaran Jumlah (Rp)
1. Gaji dan upah Rp 18.000.000
2. Bahan habis pakai dan peralatan Rp 10.500.000
4. Perjalanan Rp 20.700.000
Lain-lain (pemeliharaan, lokakarya/seminar,
5. Rp 10.800.000
penggandaan, pelaporan, publikasi)
Jumlah Rp 60.000.000

1.2 Jadwal Penelitian


Jadwal pelaksanaan penelitian disusun pada tabel berikut.

Tabel 3 Jadwal penelitian


No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Studi pustaka
2 Membangun model
3 Analisis Basic
Reproduction
Number
4 Mencari Titik Tetap
Boundary
5 Analisis Kestabilan
Titik Tetap Boundary
6 Mencari Titik Tetap
Koeksistensi
Analisi dinamik dan
numeric Titik Tetap
Koeksistensi
8 Simulasi Model
7 Penulisan draft
artikel

13
Submit ke J.
Internasional
8 Desiminasi
9 Penyusunan disertasi
10 Penyusunan laporan
akhir

DAFTAR PUSTAKA

Aldila, D., Gotz, T. dan Soewono, E. (2013): An optimal control problem arising from a dengue
transmission model, Mathematical Biosciences, 242(1), 9–16.
Arora, B., Chugh, S., Gupta, B. dan Agrawal, K. (2011): Dengue and Chikungunya virus fever
outbreaks in Delhi, Ig-M serelogy recent experience, National Journal of basic Medical
scences, 2(4), 336–340.
Barde, P., Shukla, M., Bharti, P., Kori, B., Jatav, J. dan Singh, N. (2014): Co-circulation of dengue
virus serotypes with chkungunya virus in Madya Pradesh, Central India, WHO South-East
Asia Journal of Public Health, 3(1), 36–40.
CDC (2015): Chikungunya Virus, http://www.cdc.gov/chikungunya/geo/index.html, . Diunduh
pada tanggal 11 Mei 2015.
Chahar, H., Bharaj, P., Dar, L., Guleria, R., Kabra, S. dan Broor, S. (2009): Co-infection with
chikungunya virus and dengue virus infection in Delhi, India, Emerging Infectious Disease,
15(7), 1077–1080.
Chitnis, N., Hyman, J. dan Manore, C. (2013): Modelling vertical transmission in vector-borne
disease with application to Rift Valley fever, J. Biol. Dyn., 7, 11–40.
Depkes (2010): Demam berdarah Dengue di Indonesia 1968-2009, Buletin Jendela Epidemiologi,
2, 1–14.
Esteva, L. dan Vargas, C. (1998): Analysis of a dengue disease transmission model, Mathematical
Biosicences, 150(2), 131–151.
Gubler, D., Suharyono, W., Tan, R., Abidin, M. dan Sie, A. (1981): Viraemia in patients with
naturally acquired dengue infection, Bull. World Health Organ., 59, 623–630.
Lahariya, C. dan Pradhan, S. (2006): Emergence of chikungunya virus in Indian subcontinent after
32 years: a review, J. Vector Borne Dis., 43(4), 151.
Leroy, E., Nkoghe, D., Ollomo, B., Nze-Nkogue, C., Becquart, P., Grard, G. dan De Lamballerie,
X. (2009): Concurrent chikungunya and dengue virus infections during simultaneous
outbreaks, Gabon, 2007, Emerging Infectious Disease, 15(4), 591–593.
Massad, E., Ma, S., Burattini, M., Tun, Y., Coutinho, F. dan Ang, L. (2008): The risk of
chikungunya fever in a dengue-endemic area, J. Travel Med., 15(3), 147–155.
Moulay, D., Aziz-Alaoni, M. A. dan Cadivel, M. (2011): The chikungunya disease: modeling,
vector and transmission global dynamics, Mathematical Biosciences, 229(1), 50–63.
Newton, E. dan Reiter, P. (1992): A model of the transmission of dengue fever with an evaluation
of the impact of ultra-low volume (ULV) insecticide applications on dengue epidemic, Am.
J. Trop. Med. Hyg., 47, 709–720.

14
Nuraini, N., Soewono, E. dan Sidarto, K. (2007): Mathematical model of dengue disease
transmission with severe DHF compartment, Bulletin of the Malaysian Mathematical
SciencesSociety, 30(2), 143–157.
Putnam, J. dan Scott, T. (1995): Blood feeding behaviour of dengue - 2 virus infected
Aedesaegypti, Am. J. Trop. Med. Hyg., 55(3), 225.
Ramachandran, V., Malaisamy, M., Ponnaiah, M.and Kaliaperuaml, K., Vadivoo, S. dan Gupte,
M. D. (2012): Impact of chikungunya on health related quality of life Chennai, South India,
Plos one, 7(12), 942–948.
Rezza, G., El-Sawaf, G., Faggioni, G., Vescio, F., Al-Ameri, R., De Santis, R. dan Lista, F. (2014):
Co-circulation of dengue and chikungunga viruses, Al-Hudayah Yemen, 2012, Emerging
Infectious Diseases, 20(8).
Robinson, M., Conan, A., Duong, V., Ly, S., Ngan, C., Buchy, P. dan Rodo, X. (2014): A model
for chikungunya outbreak in rural Cambodian Setting: Implications for disease Control in
Uninfected areas, Plos neglected tropical disease, 8(9).
Rodrigues, H., Monteiro, M. dan Torres, D. (2014): Vaccination models and optimal control
strategies to dengue, Mathematical Biosciences, 247, 1–12.
Ruiz-Moreno, D., Vargas, I., Oslon, K. dan Harrington, L. (2012): Modeling dynamic introduction
of chikungunya virus in the United States, PLos neglected tropical disease, 6(11).
Sabin, S. (1952): Research on dengue during World War II, Am. J. Tro. Med. Hyg., (1), 30–50.
Schwartz, O. dan Albert, M. (2010): Biology and pathogenesis of chikungunya virus, Nat. Rev.
Microbiol, 8(7), 491–500.
Staples, J., Breiman, R. dan Powers, A. (2009): Chikungunya fever: an epidemiological review of
a re-emerging infectious disease, Clinical Infectious Diseases, 49(6), 942–948.
Supriatna, A., Soewono, S. dan Van Gils, S. A. (2008): A two-age classes dengue transmission
model, Mathematical Biosciences, 216(1), 114–121.
Tasman, H., Asep, A., Nuraini, N. dan Soewono, E. (2012): A dengue vacciation model for
immigrant in two-age-class population, International Journal of Mathematics and
Mathematical Sciences, .
Watts, D., Burke, D., Harrison, B., Whitmore, R. dan Nisalak, A. (n.d.): Effect of temperature on
the vector efficiency of Aedes aegypti for dengue 2 virus, Am. J. Trop. Med. Hyg., 36, 143–
152.
WHO (2015a): Impact of Dengue, http://www.who.int/csr/disease/dengue/impact/en. Diunduh
pada tanggal 29 September 2015.
WHO (2015b): Dengue and Severe Dengue,
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117en/.Diunduh pada tanggal 29 September
2015.
Yacob, L. dan Clements, A. (2013): A mathematical model of chikungunya dynamics and control:
the major epidemic on Reunion Island, Plos one, 8(3).

15
LAMPIRAN 1. JUSTIFIKASI ANGGARAN

Gaji dan Upah


No Honor Honor/jam Satuan Minggu Honor
(Rp) (jam/minggu)
1 Peneliti 25,000.00 20 35 18,000,000.00

Bahan/perangkat penunjang
No Keperluan Justifikasi Satuan Jumlah Harga Total Harga
Satuan (Rp)
(Rp)
1 Flash Disk Penyimpanan data buah 5 200,000.00 1,000,000.00
2 Kertas Mencetak dokumen rim 10 50,000.00 500,000.00
3 Tinta printer Mencetak warna buah 5 300,000.00 1,500,000.00
4 Toner printer Mencetak hitam putih Buah 5 900,000.00 4,500,000.00
laser
5 Konsumsi Makan selama paket 100 30,000.00 3,000.000.00
peneltian berjalan
Total 10,500,000.00

Perjalanan
No Keperluan Justifikasi Satuan Jumlah Harga Total Harga
Satuan (Rp)
(Rp)
1 Tiket Seminar Internasional PP 1 15,000,000.00 15,000,000.00
Pesawat Luar Negeri
2 Transport Seminar Internasional Kali 4 300,000.00 1,200,000.00
Lokal Luar Negeri
3 Hotel Seminar Internasional Hari 3 1,500,0000.00 4,500,000.00
Luar Negeri
Sub Total 20,700,000.00

Publikasi Jurnal, Seminar, Draf Disertasi


No Keperluan Justifikasi Satuan Jumlah Harga Total Harga
Perjalanan Satuan (Rp)
1 Publikasi J. IJAMAS halaman 10 500,000.00 5,000,000.00
Inter
2 Pendaftaran Sem. LN kali 1 5,000,000.00 5,000,000.00
3 Draf f.copy & buah 4 200,000.00 800,000.00
disertasi penjilidan
Sub Total 10,800,000.00

16
LAMPIRAN II. DUKUNGAN SARANA DAN PRASARANA PENELITIAN

Sarana yang akan digunakan adalah sarana yang sudah disediakan oleh Program studi Pasca Sarjana,
Matematika, ITB, dengan kapasitas sarana dapat kami gunakan selama hari kerja. Dukungan sarana
yang diberikan Program studi Pasca Sarjana, Matematika, ITB sudah memenuhi spesifikasi yang
diperlukan untuk menunjang kegiatan yang diusulkan 100%, namun biaya prasarana dan kegiatan
tidak ditanggung sepenuhnya oleh Pasca Sarjana sehingga kami mengajukannya melalui proposal ini.
Adapun sarana yang telah disediakan Program studi Pasca Sarjana, Matematika, ITB adalah sebagai
berikut:

1. Laboratorium Pascasarjana
2. Ruang kerja S3, di dalam ruang ini, setiap mahasiswa S3 Matematika memiliki meja
kerja masing-masing yang sangat mendukung dalam pelaksanaan penelitian
3. Fasilitas lain diantaranya computer, akses internet, printer, akses journal sciencedirect,
software untuk pemodelan seperti Maple dan Matlab

17
LAMPIRAN III. SURAT KETERANGAN PROMOTOR

18
LAMPIRAN IV. BIODATA PENELITI

1. Nama Lengkap : Edwin Setiawan Nugraha


2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
4. NIP/NIK : U01011108
5. NIDN : 0419107703
6. Tempat, tanggal lahir : Bandung, 19 Oktober 1977
7. Email : edwin.setiawan@students.itb.ac.id,
edwin.setiawan.n@gmail.com
8. No Telepon/Hp : 081295938973, 083876241981
9. Alamat Kantor : Jl. Imam Bonjol No.88, Karawaci, Kota Tangerang
10. No. Telepon/faks : (021) 55763888, 55764008
11. Riwayat Pendidikan

Jenjang Nama Institusi Gelar Tahun Tamat Bidang Studi


S1 Institut Pertanian Bogor S.Si 2001 Fisika
S2` University Malaysia Terengganu M.Sc 2010 Matematika
S3 Institut Teknologi Bandung - Dalam proses Matematika

12. Pengalaman Mengajar

Mata Kuliah Nama Institusi Tahun


Gelombang Fakultas Tarbiayah UIN Syarif Hidayatullah 2006-2008
Pengantar Kalkulus STKIP Surya 2011-2013
Kalkulus I STKIP Surya 2011-2013
Kalkulus II STKIP Surya 2012-2013

12. Forum Ilmiah/Konferensi/Workshop


1. Bandung Workshop on Biomathematics and Mathematics of Finance, May 25 - June 5,
2015, Bandung Institute of Technology , Bandung, Indonesia
Position: Participant
2. Summer Course on Dynamical System VI (2015), August 2015 4-14, Bandung Institute
of Technology , Bandung, Indonesia
Position: Participant
3. Workshop “Research Best Practice: How a worls-class research culture can be re-
established”, August 29, 2015, ITB.
4. SEAMS School 2015: Modelling and Simulation for the Environmental Phenomena,
September, 7-15, 2015, Sanata Dharma University, Yogyakarta, Indonesia
Position: Participant
5. Lokakarya Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah untuk Publikasi Jurnal Internasional bagi
mahasiswa pascasarjana, 19 September 2015, ITB
6. International Conference on Mathematics, Its Application and Mathematics Education,
September, 14-15, 2015, Sanata Dharma University, Yogyakarta, Indonesia
Position: Presenter
Title: Simple model of Seasonal Epidemiology
7. The 3rd Conference on Industrial and Applied Mathematics (CIAM), Bandung Institute of
Technology , Bandung, Indonesia, October 11th -13th, 2015
Position: Presenter

19
Title: Control Strategy on Coexistence Model of Chikungunya and Dengue
8. Symposium on Biomathematics, Bandung Institute of Technology , Bandung, Indonesia,
November, 4-6, 2015
Position: Presenter
Title: Seasonal Disease Model of Respiratory Syncytial Virus
9. International Forum for Mathematical Modeling, University of Colombo, Sri Lanka,
November 9-20, 2015
Position: Participant
10. Epidemiology Seminar
Presenter: Dr. Nico Stollewerk from CMAF-CIO, Lisbon University
Topic: “Power Law jumps and power law waiting times, fractional calculus and human
mobility in epidemiological system” September 28, 2016, ITB
11. Epidemiology Seminar
Presenter: Dr. Maira Aquiar, CMAF-CIO, Lisbon University,
Topic: The impact of the newly licensed dengue vaccine in endemic countries,
September 29, 2016, ITB
12. Symposium on Biomathematics, Universitas Hasanudin , Makasar, Indonesia, October,
7-9, 2016
Position: Presenter
Title: Design of vaccination and fumigation on host vector model by using input-output
linearization method
13. International Conference in mathematics and applications. Bangkok, December 17-19,
2016
Position: Presenter
Title: Sinus function in output-output linearization method on vaccination on host vector
model
13. Publikasi Ilmiah
1. Khaliq, B.F, Setiawan, E.S, Nuraini, N., Naiborhu, J. and Soewono, E. (2015), Near
Coexistence in a model of dengue and chikungunya, Proceeding of International
Conference Applied Science and Environmental Technology, Thailand.
2. Setiawan, E.S. Naiborhu, J. and Nuraini, N. (2016). Design of vaccination and
fumigation on host vector model by using input-output linearization method, Proceeding
of Symposium on Biomathematics, Universitas Hasanudin, Makasar, Indonesia.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian, biodata ini saya buat dengans sebenar-benarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan penugasan Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi.

Bandung, 17 Mei 2017

(Edwin Setiawan Nugraha)

20
LAMPIRAN V. SURAT PERNYATAAN PENELITI

21

Anda mungkin juga menyukai