Anda di halaman 1dari 15

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

RUMAH ANTI BANJIR UNTUK JAKARTA

BIDANG KEGIATAN:
PKM GT

Diusulkan Oleh
Resa Wahyuni (6411411138/2011)
Ika setia Ariyati (6411411155/2011)
Devinta Very Fridayanti (6411411156/2011)
Saikha Zuhda Fitriayunda (6411412170/2012)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


SEMARANG
2013

i
i
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : ​RUMAH ANTI BANJIR UNTUK JAKARTA

2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM AI (X) PKM-GT

3. Ketua Pelaksana Kegiatan


a. Nama Lengkap : Resa Wahyuni
b. NIM : 6411411138
c. Jurusan : Ilmu Kesehatan Masyarakat
d. Universitas/ Institut/ Politeknik : Universitas Negeri Semarang
e. Alamat Rumah dan No Tel./ HP : Nguter RT 03 RW 04, Sukoharjo
087736278806
f. Alamat email : encha93@yahoo.com

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/ Penulis : 3 orang

5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Eram Tunggul P, S.KM, M.Kes
b. NIDN : 0028097408
c.Alamat Rumah dan No Tel./ HP : Jalan Kutilang Sari blok A 411
Ungaran, 08156616776
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur rahmat Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat
menyelesaikan karya tulis kami tepat waktu. Banyak rintangan yang telah kami lalui untuk
menyelesaikan karya tulis ini, tetapi tetap tidak menyurutkan niat yang sudah bulat untuk
menyelesaikannya.
Banyak ide yang tercuat mulai dari masalah kesehatan sampai ke masalah lingkungan,
tetapi penulis kali ini memilih tema banjir. Tema tersebut dipilih karena masalah ini belum juga
dapat teratasi meskipun sudah sering terjadi. Kami menyadari, usaha pemerintah sangat baik
dengan melakukan berbagai upaya pencegahan banjir, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa
kerugia-kerugian akibat banjir itu sendiri belum dapat ditangani dengan maksimal. Oleh sebab
itu, karya tulis ini memberikan suatu sistem yang dapat diaplikasikan oleh pihak pemerintah
untuk menekan kerugian akibat banjir. Pada karya tulis ini yang kami kedepankan adalah ide
konsep sistem bukan ke masalah teknis.
Tak ada gading yang tak retak, penulis sadar kesempurnaan masih sangat jauh dari karya
tulis ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran untuk
perbaikan karya tulis ini di kemudian hari. Akhir kata, penulis berharap agar karya tulis ini
bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, Maret 2013

Penulis
i
i
i

DAFTAR ISI

Halaman Judul i
Lembar Pengesahan​​ ii
Kata​​ ​Pengantar​​ iii
Daftar Isi​​ iv
Daftar​​ ​Gambar​​ v
Ringkasan​​ vi
PENDAHULUAN
Latar Belakang.…..……………………………………………………..............................1
Tujuan dan Manfaat yang Ingin Dicapai…………………………………….....................2

GAGASAN
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan.……………………………………………………..2
Solusi yang Pernah Diterapkan Untuk Memperbaiki Pencetus Gagasan ...………………4
Rumah Anti Banjir Untuk Menekan Kerugian Akibat banjir……………………………..4
Pihak-pihak yang Terkait……………………………………………………………….....6
Langkah-langkah Strategis untuk Mengimplementasikan Rumah Anti Banjir…………...6

KESIMPULAN
Gagasan yang diajukan.…………………………………………………………..……….6
Teknik Implementasi yang akan Dilakukan.……………………………………..……….7
Prediksi Hasil yang akan Diperoleh ………………………………………...…………….7

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...……………….7

CURRICULUM VITAE PENULIS ​……………………………………..……………………..8


CURRICULUM VITAE DOSEN PEMBIMBING​​……………………………………………9

i
v
DAFTAR GAMBAR

v
Gambar 1. Mesin Hidrolik pada Pencucian Mobil ……………………………………………5
RINGKASAN

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang banyak. Seiring
makin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, semakin meningkat pula kebutuhan
penduduk. Mulai dari sandang, pangan, dan papan. Tidak dapat dipungkiri, hal ini pun juga
menimbulkan dampak negatif. Salah satunya adalah banjir. Banjir bisa disebabkan oleh semakin
banyaknya lahan yang dipakai untuk membuat rumah sehingga memperkecil wilayah untuk
resapan air hujan, kondisi ini diperparah dengan makin berkurangnya pepohonan dan kebiasaan
buruk bagi beberapa orang yang sering membuang sampah sembarangan.
Banjir ini dikarenakan oleh daya resap tanah Ibukota yang jarang atau semakin sempit.
Dan kebanyakan tanah di Jakarta sudah menjadi lahan bangunan, diaspal dan di paving blok
sehingga airpun tidak mampu meresap ke tanah dengan cepat apalagi pohon-pohon di jakarta
sudah banyak yang ditebangi untuk dijadikan bangunan sehingga debit air pun tidak bisa diatasi
lagi (Berita, 2013)
Sehingga tidak mengherankan jika sekarang banyak wilayah yang sering terkena banjir.
Banjir mengakibatkan berbagai kerugian, baik secara fisik, materi, maupun psikologis.Berbagai
kerugian memang tidak dapat dihindari karena banyaknya harta benda yang tidak dapat
diselamatkan ketika banjir datang. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengurangi
resiko tersebut.
Gagasan yang diajukan dalam penulisan ini adalah menerapkan sistem rumah anti banjir.
Sistem ini mengadaptasi mesin hidrolik pada tempat pencucian mobil. Mesin hidrolik dan
kompresor dipasang di bagian bawah pondasi rumah. Jumlah dan lebar mesin disesuaikan
dengan besar dan luas bangunan rumah yang akan dibangun diatas mesin hidrolik ini. Rumahpun
dibangun tinggi keatas, tidak melebar kesamping. Hal ini dimaksudkan agar mesin hidrolik dapat
bekerja dengan maksimal saat digunakan untuk mengangkat rumah. Pada saat banjir datang,
rumah dapat diangkat dengan mesin hidrolik tersebut sehingga tidak terendam banjir.
Barang-barang yang ada di dalam rumah pun akan aman dari rendaman air banjir. Dengan
menerapkan sistem ini, diharapkan akan mengurangi kerugian (terutama materi), akibat banjir.
Dalam proses implementasi dibutuhkan suatu teknik-teknik, teknik yang diberikan pada
gagasan (sistem) ini terfokus pada proses untuk jangka panjang. Langkah strategis untuk jangka
panjang terpusat pada dua pihak, yaitu pemerintah dan masyarakat. Langkah-langkah strategi
untuk mengimplementasikan sistem rumah anti banjir ini antara lain membuat dan memasang
iklan mengenai sistem rumah anti banjir. Isinya antara lain mengenai apa itu sistem rumah anti
banjir, bagaimana mekanisme kerjanya, sampai manfaat serta kelebihan dari sistem ini. Langkah
lain adalah dengan mengadakan penyuluhan terhadap warga mengenai sistem rumah anti banjir
ini.

v
i

1
RUMAH ANTI BANJIR UNTUK JAKARTA

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang banyak.


Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, Indonesia masih menduduki peringkat ke-4
negara dengan jumlah penduduk terbesar, yakni sekitar 237,6 juta jiwa. Hingga saat ini, laju
pertambahan penduduk Indonesia masih tinggi. Pada periode 2000-2010, laju pertambahan
penduduk mencapai 1,49 pertahun. Artinya jumlah penduduk Indonesia akan bertambah
sebanyak 3,5 juta jiwa per tahunnya (Ken, 2012).
Berdasarkan proyeksi penduduk dari data statistik Indonesia, ditahun 2013 jumlah
penduduk mencapai 242,013.8 juta jiwa.
Seiring makin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, semakin meningkat pula
kebutuhan penduduk. Mulai dari sandang, pangan, dan papan. Tidak dapat dipungkiri hal ini pun
juga menimbulkan dampak negatif. Salah satunya adalah banjir. Banjir bisa disebabkan oleh
semakin banyaknya lahan yang dipakai untuk membuat rumah sehingga memperkecil wilayah
untuk resapan air hujan, kondisi ini diperparah dengan makin berkurangnya pepohonan dan
kebiasaan buruk bagi beberapa orang yang sering membuang sampah sembarangan. Sehingga
tidak mengherankan jika sekarang banyak wilayah yang sering terkena banjir.
Beberapa wilayah yang sempat mengisi berbagai laporan berita diantaranya adalah
Jakarta dan Bandung. Di Jakrta misalnya, Wilayah Kampung Pulo, Kampung Melayu,
Jatinegara, Jakarta Timur kembali terendam banjir, Selasa (5/3/2013). Pantauan ​Kompas.com,​
hingga pukul 11.04 WIB air setinggi sekitar dua meter menggenangi wilayah tersebut (Adisty,
2013)
Banjir ini dikarenakan oleh daya resap tanah Ibukota yang jarang atau semakin sempit.
Dan kebanyakan tanah di Jakarta sudah menjadi lahan bangunan bangunan, diaspal dan di
paving blok sehingga airpun tidak mampu meresap ke tanah dengan cepat apalagi pohon pohon
di jakarta sudah banyak yang ditebangi untuk dijadikan bangunan sehingga debit air pun tidak
bisa diatasi lagi (Berita, 2013)
Menurut Kepala Pusat Data dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugrogo, banjir mulai
merendam Ibu Kota sejak pukul 03.00. Bahkan debit air sudah mulai naik sejak pukul 01.30.
Menurut Sutopo, ketinggian air yang merendam sembilan kelurahan itu berkisar 10 sampai 250
sentimeter. Banjir tersebut setidaknya telah merendam 5.933 rumah di 24 RW dan 118 RT.
Adapun daerah-daerah yang terendam banjir, kata Sutopo, adalah Kelurahan Kampung Melayu,
Bidara Cina, Cawang, Cililitan, Pejaten Timur, Bukit Duri, Kebon Baru, Rawa jati, dan
Pengadegan. Kampung ini saat banjir besar pertengahan Januari lalu juga terendam (Siregar,
2013)
Banjir mengakibatkan berbagai kerugian, baik secara fisik, materi, maupun psikologis.
Yang tidak mungkin terhindarkan adalah kerugian secara materi. Dikutip dari kompas.com,
"Kerugian akibat banjir ini tidak sedikit. Kalau dihitung-hitung, total kerugian banjir pada tahun
ini kira-kira mencapai Rp 20 triliun," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Selasa (22/1). Namun,
kerugian besar tidak hanya terjadi banjir tahun ini saja. Pada banjir besar yang melanda Jakarta
2007 silam, kerugian juga mencapai angka triliunan. Berdasarkan data dari 'Laporan Perkiraan
Kerusakan dan Kerugian Pasca Bencana Banjir Awal Februari 2007 di Wilayah Jabodetabek',
yang dikeluarkan Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) 16
Februari 2007, diperkirakan kerugian mencapai Rp 5,16 triliun. Bila dirinci, banjir yang melanda
dari 31 Januari hingga 8 Februari 2007 itu, perkiraan merugikan sektor UKM dan koperasi
sekitar Rp 781 juta per hari. Sementara kerugian pada BUMD senilai Rp 14,4 miliar. Sektor
kerugian BUMN, seperti PLN merugi Rp 17 miliar per hari, PT Telkom merugi Rp 18 miliar,
dan PT Pertamina Rp 100 miliar. Kerusakan infrastruktur sungai diperkirakan senilai Rp 383,87
miliar. Karena rusaknya tanggul pada 13 sungai, dan Kanal Banjir Timur dan Barat, serta tebing
kali Ciliwung dan pintu air. Perkiraan kerugian jalan raya dan kereta api Rp 601,39 miliar.
Berdasarkan informasi selama satu minggu, diperkirakan PT KAI mengalami opportunity loss
dari pendapatan penjualan karcis senilai Rp 1 sampai 1,5 miliar per hari. Perkiraan terhadap
kerugian perbaikan sarana dan prasarana kegiatan belajar, senilai Rp 14,17 miliar. Kerugian
akibat kerusakan rumah tinggal, yang diperkirakan sebanyak 89,770 rumah terendam mencapai
Rp 695,7 juta lebih. Bappenas mengasumsikan kerugian Rp 10 juta per unit, untuk rumah non
permanen yang hilang tersapu banjir. Sedangkan Rp 20 juta per unit, untuk memperbaiki rumah
dan kerusakan terhadap furniture serta peralatan rumah permanen, dan Rp 5 juta untuk kalkulasi
kerusakan ringan. Kerugian besar akibat banjir, juga harus ditelan warga Jakarta pada 2002 lalu.
Berdasarkan data dari buku 'Hubungan Kerjasama Institusi dalam Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai' karya omo Rusdiana dan kawan-kawan, Jakarta harus merugi sedikitnya Rp 9,8 triliun.
Dengan rincian kerugian sektor ekonomi Rp 2,5 triliun, transportasi dan telekomunikasi sebesar
Rp 78,5 miliar, kerusakan langsung Rp 5,3 triliun, dan kerusakan tidak langsung Rp 2,8 triliun.
Pada banjir 2002, sedikitnya 3,7 juta dari 8,3 juta penduduk Jakarta kebanjiran. Sedangkan,
luasan daerah yang kebanjiran mencapai 65 hektar, dan luas genangan banjir 8,7 hektar
(Merdeka, 2013).
2
Berbagai kerugian memang tidak dapat dihindari diakibatkan banyaknya harta benda yang tidak
dapat diselamatkan ketika banjir datang. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk
mengurangi resiko tersebut. Gagasan yang diajukan dalam penulisan ini adalah menerapkan
sistem rumah anti banjir.
Sistem ini mengadaptasi dari mesin hidrolik pada tempat pencucian mobil. Pada saat
banjir datang, rumah dapat diangkat dengan mesin hidrolik tersebut sehingga tidak terendam
banjir. Barang-barang yang ada di dalam rumah pun akan aman dari rendaman air banjir. Dengan
menerapkan sistem ini, diharapkan akan mengurangi kerugian (terutama materi), akibat banjir.

Tujuan dan Manfaat yang Ingin Dicapai


Penulisan ini memiliki tujuan untuk memaparkan sistem alternatif untuk mengurangi
kerugian akibat banjir, utamanya kerugian materi. Dan mengetahui langkah-langkah strategis apa
yang dapat dilakukan untuk mengimplementasikan sistem alternatif ini.
Adapun manfaat yang dapat dicapai dari penulisan ini adalah memberikan masukan
kepada pemerintah dalam bentuk sistem yang lebih efisien untuk mengatasi masalah kerugian
akibat banjir.

GAGASAN

Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan


3
Setiap manusia dimanapun berada membutuhkan tempat untuk tinggal yang disebut rumah.
Rumah berfungsi sebagai tempat untuk kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat
melepaskan lelah, tempat bergaul dan membian rasa menyimpan barang berhar ga, dan rumah
juga merupakan status lambang sosial (Azwar, 1996 ; Mukono, 2000).
Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang
dipakai sebagai tempa ttinggal dan sarana pembinaan keluarga (UU RI No. 4 Tahun 1992).
Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana
lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk
kesehatan keluarga dan individu (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2001).
Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat, bertambah pula kebutuhan
dan berbagai masalah sosial, salah satunya yaitu banjir.Banjir ini dikarenakan oleh daya resap
tanah Ibukota yang jarang atau semakin sempit. Dan kebanyakan tanah di Jakarta sudah
menjadi lahan bangunan bangunan, diaspal dan di paving blok sehingga airpun tidak mampu
meresap ke tanah dengan cepat apalagi pohon pohon di jakarta sudah banyak yang ditebangi
untuk dijadikan bangunan sehingga debit air pun tidak bisa diatasi lagi
Menurut Kepala Pusat Data dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugrogo, banjir mulai
merendam Ibu Kota sejak pukul 03.00. Bahkan debit air sudah mulai naik sejak pukul 01.30.
Menurut Sutopo, ketinggian air yang merendam sembilan kelurahan itu berkisar 10 sampai 250
sentimeter. Banjir tersebut setidaknya telah merendam 5.933 rumah di 24 RW dan 118 RT.
Adapun daerah-daerah yang terendam banjir, kata Sutopo, adalah Kelurahan Kampung Melayu,
Bidara Cina, Cawang, Cililitan, Pejaten Timur, Bukit Duri, Kebon Baru, Rawa jati, dan
Pengadegan. Kampung ini saat banjir besar pertengahan Januari lalu juga terendam (Siregar,
2013)
Banjir mengakibatkan berbagai kerugian, baik secara fisik, materi, maupun psikologis.
Yang tidak mungkin terhindarkan adalah kerugian secara materi. Dikutip dari kompas.com,
"Kerugian akibat banjir ini tidak sedikit. Kalau dihitung-hitung, total kerugian banjir pada tahun
ini kira-kira mencapai Rp 20 triliun," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Selasa (22/1). Namun,
kerugian besar tidak hanya terjadi banjir tahun ini saja. Pada banjir besar yang melanda Jakarta
2007 silam, kerugian juga mencapai angka triliunan. Berdasarkan data dari 'Laporan Perkiraan
Kerusakan dan Kerugian Pasca Bencana Banjir Awal Februari 2007 di Wilayah Jabodetabek',
yang dikeluarkan Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) 16
Februari 2007, diperkirakan kerugian mencapai Rp 5,16 triliun. Bila dirinci, banjir yang melanda
dari 31 Januari hingga 8 Februari 2007 itu, perkiraan merugikan sektor UKM dan koperasi
sekitar Rp 781 juta per hari. Sementara kerugian pada BUMD senilai Rp 14,4 miliar. Sektor
kerugian BUMN, seperti PLN merugi Rp 17 miliar per hari, PT Telkom merugi Rp 18 miliar,
dan PT Pertamina Rp 100 miliar. Kerusakan infrastruktur sungai diperkirakan senilai Rp 383,87
miliar. Karena rusaknya tanggul pada 13 sungai, dan Kanal Banjir Timur dan Barat, serta tebing
kali Ciliwung dan pintu air. Perkiraan kerugian jalan raya dan kereta api Rp 601,39 miliar.
Berdasarkan informasi selama satu minggu, diperkirakan PT KAI mengalami opportunity loss
dari pendapatan penjualan karcis senilai Rp 1 sampai 1,5 miliar per hari. Perkiraan terhadap
kerugian perbaikan sarana dan prasarana kegiatan belajar, senilai Rp 14,17 miliar. Kerugian
akibat kerusakan rumah tinggal, yang diperkirakan sebanyak 89,770 rumah terendam mencapai
Rp 695,7 juta lebih. Bappenas mengasumsikan kerugian Rp 10 juta per unit, untuk rumah non
permanen yang hilang tersapu banjir. Sedangkan Rp 20 juta per unit, untuk memperbaiki rumah
dan kerusakan terhadap furniture serta peralatan rumah permanen, dan Rp 5 juta untuk kalkulasi
kerusakan ringan. Kerugian besar akibat banjir, juga harus ditelan warga Jakarta pada 2002 lalu.
4
Berdasarkan data dari buku 'Hubungan Kerjasama Institusi dalam Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai' karya omo Rusdiana dan kawan-kawan, Jakarta harus merugi sedikitnya Rp 9,8 triliun.
Dengan rincian kerugian sektor ekonomi Rp 2,5 triliun, transportasi dan telekomunikasi sebesar
Rp 78,5 miliar, kerusakan langsung Rp 5,3 triliun, dan kerusakan tidak langsung Rp 2,8 triliun.
Pada banjir 2002, sedikitnya 3,7 juta dari 8,3 juta penduduk Jakarta kebanjiran. Sedangkan,
luasan daerah yang kebanjiran mencapai 65 hektar, dan luas genangan banjir 8,7 hektar
(Merdeka, 2013).

Solusi yang Pernah Diterapkan untuk Memperbaiki Keadaan Pencetus Gagasan


Solusi yang pernah diterapkan Pemerintah untuk mengatasi kerugian akibat banjir, salah
satunya adalah dengan menyediakan rumah susun (rusun) bagi para korban banjir untuk
pengganti rumah mereka yang rusak akibat banjir. Namun sayangnya hal ini masih belum dapat
terlaksana dengan maksimal. Jumlah tempat relokasi pun belum menutup banyaknya korban
banjir itu sendiri. Sebagian orang ada yang merasa kurang nyaman berada ditempat relokasi,
sehingga ada yang mengungsi ditempat sanak saudara atau bahkan nekat berada di rumahnya
sendiri yang kebanjiran. Kekhawatiran akan kerusakan barang-barang maupun kehilangan
barang-barang tersebut pun menjadi salah satu faktor yang membuat warga enggan untuk
engungsi. Padahal, dengan tetap bertahan di tempat yang terkena banjir ini tentu saja berbahaya.
Kerugian berupa kerusakan barang-barang yang terendam banjir inipun harus ditanggung sendiri
oleh warga.
Berbagai kerugian yang diakibatkan oleh banjir ini pun membuat warga khawatir dengan
kerugian yang akan ditanggungnya. Warga Kp Pulo, Jatinegara, Jaktim menolak direlokasi.
Mereka ingin agar Kali Ciliwung di normalisasi. Tapi kalaupun terpaksa, warga ingin agar
mereka mendapat ganti untung, bukan ganti rugi. "Jadi kalau warga pindah dari kampung sini,
harus bisa punya rumah lagi, jangan sampai malah ngontrak. Kita ingin ganti untung, bukan
ganti rugi," kata Ketua RW 02, Kamaludin saat berdialog dengan Wali Kota Jaktim Krisdianto di
lokasi (Kusuma, 2013).
Tuntutan warga untuk meminta ganti untung ini tentunya juga dirasa berat bagi
pemerintah. Karena tidak sedikit warga yang mengalami musibah banjir ini, padahal semua
memiliki hak yang sama bila nantinya akan mendapat bantuan dari pemerintah.

Rumah Anti Banjir untuk Menekan Kerugian Akibat Banjir


Salah satu alasan mengapa warga menolak untuk direlokasi adalah karena kurang
nyaman dengan rusun yang sudah disediakan pemerintah. Selain itu mereka juga khawatir
dengan keadaan rumah yang tidak ada yang menjaga. Mereka khawatir dengan kondisi
barang-barang mereka yang akan rusak bila terendam banjir. Oleh karena itu, sistem rumah anti
banjir ini diajukan untuk memperbaiki kondisi kekinian tersebut. Sistem ini diharapkan mampu
mengatasi kekhawatiran masyarakat akan kerusakan barang-barangnya akibat terendam air saat
banjir datang.
Konsep Sistem Rumah Anti Banjir
Sistem rumah anti banjir ini mengadaptasi dari kinerja mesin hidrolik pada pencucian
mobil. Mesin hidrolik pada pencucian mobil berguna untuk mendongkrak mibil sehingga bagian
chasis atau bawahnya dapat dibersihkan dengan leluasa. Mesin hidrolik ini nantinya akan
diangkat menggunakan kompresor.
5
Pada dasarnya teknologi semacam ini merpukan konsep yang sederhana dan mudah
dipahami.​ ​Tekanan fluida​ statis zat cair yang diberikan di dalam ruang tertutup diteruskan sama
besar ke segala arah. Pernyataan ini dikenal dengan nama Hukum Pascal.Berdasarkan hukum ini
diperoleh prinsip bahwa dengan gaya yang kecil dapat menghasilkan suatu gaya yang lebih
besar. Penerapan hukum Pascal dalam suatu alat, misalnya dongkrak hidrolik, dapat dijelaskan
melalui analisis seperti terlihat pada Gambar.
G
a
m
b
a
r
1
.
M
e
s
i
n
H
i
d
r
o
l
i
k
p
a
d
a
P
e
n
c
u
c
i
a
n
M
o
b
i
l

Apabila pengisap 1 ditekan dengan gaya F1, maka zat cair menekan ke atas dengan gaya
pA1. ​Tekanan ini akan diteruskan ke penghisap 2 yang besarnya pA2. Karena tekanannya sama
ke segala arah, maka didapatkan persamaan sebagai berikut. Cara kerja pada pengangkat mobil
dengan menggunakan fluida dirasa kurang efisien.Biasanya cuci mobil menerapkan sisitem
hyropneumatic. yaitu tenaga angin yang dirubah menjadi tenaga dorongan pada piston hydrolic
(sulistyo, 2011).

Mekanisme Kerja Rumah Anti Banjir


6
Rumah dibangun meninggi keatas, bukan melebar kesamping. Hal ini dimaksudkan agar
alat hidrolik yang digunakan dapat lebih stabil. Alat dipasang di bagian bawah pondasi rumah.
Jumlah dan lebar alat sendiri menyesuaikan lebar dan besar rumah yang akan dibangun. Hal ini
dilakukan agar alat dapat bekerja dengan maksimal saat mengangkat rumah. Saat banjir datang
rumah diangkat menggunakan mesin hidrolik dan kompresor tersebit hingga tidak terendam air
banjir. Hal ini akan menghindarkan kerusakan barang-barang dalam rumah karena terendam
banjir.

Pihak-pihak yang Terkait


Kerugian materi akibat banjir dikarenakan barang-barang terendam air banjir karena tidak
sempat diselamatkan. Untuk memperbaiki/ menekan kerugian ini, debutuhkan suatu sistem
dimana sistem tersebut dapat mnekan kerugian akibat banjir tersebut. Sistem ini membutuhkan
suatu sarana dari pihak-pihak mewujudkan sistem tersebut, antara lain:
1. Pemerintah kota Jakarta
2. Masyarakat, terutama yang tinggal didaerah yang rawan banjir.
Kedua pihak inilah yang berperan penting dalam mewujudkan sistem tersebut. Oleh karena itu
diperlukan kerja sama dari kedua pihak ini untuk menjalankan sistem rumah anti banjir tersebut.
Langkah-langkah Strategis untuk Mengimplementasikan Rumah Anti Banjir
Untuk mengimplementasikan suatu sistem yang bertujuan untuk membuat suatu yang
rumit menjadi sederhana perlu adanya strategi-strategi khusus. Langkah-langkah strategi untuk
mengimplementasikan sistem rumah anti banjir ini antara lain:
1. Membuat infrastruktur: yaitu dengan memesang mesin hidrolik dan kompresor pada pondasi
baeah rumah.
2. Membuat dan memasang iklan mengenai sistem rumah anti banjir.
3. Mengadakan penyuluhan terhadap warga mengenai sistem rumah anti banjir ini.

KESIMPULAN
Gagasan yang Diajukan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem rumah anti banjir merupakan
sebuah sistem yang digunakan untuk menekan kerugian material akibat banjir. Sistem rumah anti
banjir ini mengadaptasi mesin hidrolik pada pencucian mobil. Nantinya mesin hidrolik dan
kompresor akan dipasang di bawah pondasi rumah. Jumlah dan besar mesin pun disesuaikan
dengan besar rumah sehingga kerja dari mesin ini nantinya dapat bekerja dengan maksimal. Pada
saat banjir datang rumah dapat diangkat menggunakan mesin tersebut, sehingga barang-barang
didalam rumah tidak akan rusak akibat terendam air banjir. Sistem ini dapat digunakan sebagai
solusi bagi masalah kerugian materi yang disebabkan oleh banjir. Jadi tidak perlu ada tuntutan
dari korban banjir untuk mendapatkan perbaikan bagi barang-barangnya, sistem ini justru
melindungi barang-barang dari kerusakan akibat banjir. Manfaat dari sistem ini pun dapat
dirasakan bagi warga dan sekaligus pemerintah. Disamping kita memang harus mengupayakan
berbagai upaya pencegahan terjadinya musibah banjir, kitapun juga berusaha untuk menekan
berbagai kerugian jika banjir sudah terlanjur terjadi. Sistem ini sebenarnya dapat diterapkan di
berbagai daerah yang rawan banjir, mengingat tujuan dari gagasan ini adalah ditujukan bagi para
korban banjir.
7

Teknik Implementasi yang Akan Dilakukan


Dalam proses implementasi dibutuhkan suatu teknik-teknik, teknik yang diberikan pada
gagasan (sistem) ini terfokus pada proses untuk jangka panjang. Langkah strategis untuk jangka
panjang terpusat pada dua pihak, yaitu pemerintah dan masyarakat. Langkah-langkah strategi
untuk mengimplementasikan sistem rumah anti banjir ini antara lain membuat dan memasang
iklan mengenai sistem rumah anti banjir. Isinya antara lain mengenai apa itu sistem rumah anti
banjir, bagaimana mekanisme kerjanya, sampai manfaat serta kelebihan dari sistem ini. Langkah
lain adalah dengan mengadakan penyuluhan terhadap warga mengenai sistem rumah anti banjir
ini. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut nantinya akan diperkenalkan mengenai apa itu rumah anti
banjir, manfaat serta kelebihannya, bagaimana dapat menerapkan sistem ini, dan berbagai
macam informasi lain mengenai rumah anti banir ini. Sehingga akan memudahkan dalam
penerapan sistem rumah anti banjir ini dikalangan masyarakat.

Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh (Manfaat dan Dampak Gagasan)


Sistem ini memerlukan ​peran serta pemerintah dan masyarakat. Dapat diperkirakan
bahwa sistem ini memiliki peluang dan tantangan sendiri untuk mengimplementasikan. Nantinya
sistem rumah anti banjir ini akan memberikan manfaat media baru yang lebih efisien dalam
melindungi barang-barang dari air banjir, sehingga akan menekan kerugian akibat banjir
tersebut. Hal ini tentunya akan memberikan solusi bagi para korban banjir yang mengalami
berbagai kerugian akibat datangnya banjir.

DAFTAR PUSTAKA

Adisty, Lariza Oky. 2013. ​Banjir Lagi, Warga Kp Pulo Tetap Beraktivitas. Jakarta:
Kompas.com. Diakses tanggal 09 Maret 2013.
Admin. 2013. ​Foto-foto Banjir 2013​. Bingkai Berita. Diakses tanggal 10 Maret 2013.
Anonim. Proyeksi Penduduk.​ ​http://www.datastatistik-indonesia.com​.​ Diakses
tanggal 10 Maret 2013.
Anonim. 2013. ​Analisa kerugian akibat banjir Jakarta dari tahun ke tahun. Jakarta:
Merdeka.com. Diakses tanggal 10 Maret 2013.
Azwar, A. 1996. ​Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan.​ Jakarta: Mutiaran Sumber Widya

Febriyatri Kusuma, Edward. 2013. ​Warga Korban Banjir di Kp Pulo Siap Direlokasi Asal
Dapat

Ganti Untung. ​Jakarta: detikNews. Diakses tanggal 19 Maret 2013.

Ken. 2012. ​Jumlah Bayi Lahir di Indonesia Setara Jumlah Penduduk Singapura. Makassar:
harian Fajar. Diakses tanggal 09 Maret 2013.
8
Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan. (2001). Planet Kita Kesehatan Kita .
Kusnanto H (Editor). Yogyakarta : Gajah Mada University Press, p. 279.
Siregar, Dimas. 2013. ​Banjir Lagi, Ribuan Rumah di Jakarta Terendam. Jakarta: Tempo.com.
Diakses tanggal 10 Maret 2013.
Sulistyo,S.2011.​Suara Pelajar.​ http://55tbo.blogspot.com. Diakses tanggal 09 Maret 2013.
Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1992 tentang ​Perumahan dan Pemukiman. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI

CURRICULUM VITAE
Biodata Mahasiswa
1. Ketua
a. Nama Lengkap : Resa Wahyuni
b. Tempat, Tanggal Lahir : Sukoharjo, 02 Agustus 1993
c. Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat : PKM Pembuatan Keset dari Batang
Bayam di Desa Kandang Panjang Pekalongan.
d. Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih : -

2. Anggota I
a. Nama Lengkap : Ika Setia Ariyati
b. Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 16 Mei 1993
c. Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat : Potensi Kentang Sebagai Makanan
Variasi untuk bayi
d. Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih : -

3. Anggota II
a. Nama Lengkap : Devinta Very Fridayanti
b. Tempat, Tanggal Lahir : Jepara, 25 januari 1994
c. Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat : 1) PKMK Dodol Mengkudu
(Morinda citrifolia l) Sebagai Alternatif Jajanan Sehat, 2) Pemanfaatan Kulit Pisang
sebagai Penyembuh Luka pada Kulit.
d. Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih : -
4. Anggota III
a. Nama Lengkap : Saikha Zuhda Fitriayunda
b. Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 7 Maret 1995
c. Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat : PKMK Nata de Gostic (Nata de
Mango Sticky), Pembuatan Nata Rasa Mangga dari Air Tajin Beras Ketan.
d. Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih : -

Biodata Dosen Pembimbing


a. Nama Lengkap dan Gelar : Eram Tunggul P, S.KM, M.Kes
b. Tempat, Tanggal Lahir : Semarang, 28 september 1974
c. Alamat, No Telp/HP : Jalan Kutilang Sari blok A 411 Ungaran,
08156616776
1
0

Anda mungkin juga menyukai