PENDAHULUAN
osteon, yang berarti tulang, myelo yang berarti sumsum tulang, dan itis, yang
adalah proses peradangan dari seluruh tulang termasuk korteks dan periosteum,
vascular perifer, atau compromised immune systems, dan orang yang sedang
menjalani hemodialisa, fraktur terbuka, dll. . Diagnosis yang tidak memadai atau
dapat diobati, infeksi yang tidak dirawat dapat menjadi kronis, berpotensi
klinis dan untuk memberikan informasi mengenai lokasi yang tepat dan sejauh
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
disebabkan oleh bakteri piogenik. Infeksi bisa terlokalisir atau menyebar sepanjang
Osteomielitis dapat bersifat akut atau kronis, yang berlangsung kurang dari 3
bulan dinamakan infeksi akut, sedangkan lebih dari 3 bulan dinamakan infeksi
kronik. Beberapa penulis, kadang memasukkan kategori ketiga yaitu sub-akut untuk
2.2 Epidemiologi
Di Amerika Serikat, insidensi osteomieltis adalah 1 dari tiap 5000 orang, dan 1 dari
tiap 1000 usia bayi. Prevalensi osteomieltis setelah adanya trauma pada kaki bisa
meningkat yaitu 16% terdapat dalam 30-40% pasien diabetes. Angka kematian akibat
osteomielitis rendah, biasanya disebabkan sepsis atau kondisi medis serius yang
menyertai.(5)
yang masih rendah dan pengertian pengobatan yang belum baik, diagnosis yang
2
terlambat sehingga biasanya berakhir dengan osteomielitis kronik, angka kejadian
tuberculosis masih tinggi, pengobatan yang memerlukan waktu lama dan biaya tinggi,
serta banyak pasein dengan fraktur terbuka yang datang terlambat dan sudah menjadi
osteomielitis.(5)
2.3 Etiologi
1.Pada bayi yang berusia kurang dari 1 tahun, organism tersering adalah Grup
Candida spp
3
2.4 Patofisiologi
disebabkan adanya akumulasi bakteri di dalam tulang yang berasal dari focus infeksi
di tempat lain. Kondisi ini terjadi terutama pada anak-anak. Lokasi yang paling
umum adalah pembuluh darah di metafisis. Metafisis merupakan bagian akhir dari
diafisi yang berkembang dan tumbuh pada anak-anak. Pada orang dewasa, metafisis
menghilang dan tidak ada lagi aliran darah. Osteomielitis pada orang dewasa
terhadap bakteri, dalam hal ini adalah fagosit yang akan mengeleminasi bakteri yang
terdapat di dalam aliran darah. Bakteri yang lolos dari fagosit akan mencapai
metafisis ataupun vertebra. Penyebaran jalur lain adalah melalui jalur contagious
seperti adanya luka terbuka, biasanya pada diabetic ulcer. Apabila luka tersebut tidak
dan mencapai tulang. Cara lain masuknya bakteri melalui operasi, fraktur terbuka,
4
Ketika bakteri mencapai tulang makan keadaan ini membentuk respon inflamasi,
dimana fagosit datang untuk mengatasi infeksi dan dalam waktu bersamaan fagoist
akan menghasilkan radikal oksigen dan melepaskan enzim proteolitik yang dapat
melisiskan jaringan sekitarnya, sehingga terjadi kerusakan pada tulang. Aliran darah
intramedular akan meningkat dan eksudat menyebar sepanjang korteks metafisis yang
meningkat dan menyebar pada bagian tulang yang lain. Disamping itu, terdapat juga
dan menciptakan defek yang dikenal sebagai kloaka. Apabila pus menembus tulang,
maka terjadi pengaliran pus dari involucrum melalu sinus ke jaringan lunak dan kulit
sekitar.(4,6,7)
5
Gambar 1. Tulang yang terinfeksi membentuk sequestrum, involucrum, dan cloaca
2.5 Klasifikasi
Mader yang ditentukan berdasarkan anatomi dan tingkat keterlibatan tulang. Sistem
tulang meduler.
Tulang kortikal yang lebih dalam dan rongga meduler tetap utuh.
3. Stage 3, sering polymicrobial,, infeksi local yang meluas dari tulang dan
jaringan lunak.
6
4. Stage 4, yang melibatkan beberapa lapisan tulang dan jaringan lunak, dan
1. Kelas A : individu dengan fungsi tubuh, metabolic, dan sistem imun yang
normal.
3. Kelas C : Pasien dengan terapi infeksi lebih parah atau seseorang yang
7
Adapun pembagian osteomielitis yang lain adalah sebagai berikut:(2)(6)
osteomielitis primer pada anak-anak dan dapat dibagi menjadi akut dan
kronik
panjang seperti femur, tibia, humerus, radius, ulna, dan fibula. Bagian
hematogen akut. Dapat terjadi oleh karena terapi yang tidak adekuat,
sekitarnya
8
b. Osteomielitis akibat post operasi. Osteomielitis ini terjadi setelah
pembedahan.
2.6 Diagnosis
Pasien selalu mengeluhkan demam, malaise, udem, hangat, dan nyeri yang
hebat pada tulang yang terkena. Pada sebagian kasus, toksemia biasa
menolak untuk disentuh dan anak akan kesulitan tegak secara normal. Ada
riwayat infeksi yang baru terjadi, misalnya infeksi jempol, sakit tenggorokan,
atau keluarnya secret dari telinga. Pada ostemielitis kronik, ditemukan fistek
Pada awal penyakit, gejala loka seperti pembengkakan atau selulitis belum
tampak. Nyeri spontan lokal yang mungkin disertai nyeri tekan dan sedikit
merupakan gejala osteomielitis hematogen akut. Pada kasus yang berat, semua
bagian tungkai menjadi bengkak, merah, dan hangat. Diagnosis menjadi lebih
tidak khas.(6)
9
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada osteomielitis untuk
1. Pemeriksaan laboratorium
biopsi tulang
2. Pemeriksaan pencitraan
a. Foto Polos
terlihat dalam beberapa hari setelah onset infeksi. Selain itu, radiografi
10
konvensional membantu menyingkirkan kemungkinan fraktur atau
tumor. (3)
5-7 hari pada anak-anak, dan 10-14 hari pada orang dewasa.
lebih padat dari tulang yang masih sehat. Pada sebagian kasus, lapisan
nekrotik.(9)
11
Gambar 3. Osteomielitis epifisis anak-anak tungkai kanan. Foto polos dari distal femur
menunjukkan lesi radioluesen dengan tepi sklerotik (panah putih) pada epifisis distal femur.
12
Gambar 5. Gambaran foto polos osteomielitis kronik yang memiliki
Gambar 6. Osteomielitis. X-Ray AP Kanan menunjukkan lesi litik yang kurang jelas dan
13
Gambar 7. Abses Brodie pada tiga pasien yang berbeda muncul sebagai lesi litik
dengan tipe sklerotik
Gambar 8. X-Ray tulang belakang (lateral) yang menunjukkan lesi litik di daerah
L4-L5
b. CT-Scan
14
umum lebih kecil dibandingkan dengan modalitas pencitraan lainnya.
terhadap MRI.
kelainan intracortical. Hal ini sangat berguna dalam evaluasi lesi pada
Gambar 8. Abses Brodie. Gambar CT Koronal (A) dan aksial (B,C) dari pasien yang sama
menunjukkan dua lesi litik pada anak yang mengalami deman dan nyeri. Abses brodie:
satu di metafisis femoral distal (A,B) dan yang kedua pada metafisi proksimal dari tibia (A,C)
15
Gambar 9. Ankle CT Sagital (A) dan Axial (B) menunjukkan lesi litik pada calcaneum,
mengandung fragmen tulang didalamnya disertai abses brodie dengan sequestrum (lingkaran).
c. MRI
pada 3-5 hari setelah infeksi MRI membantu mendeteksi tahap awal
16
Gambar 10. MRI potongan sagital pada os femur menunjukkan gambaran sequestrum,
involucrum, dan cloaca
2.7 Penatalaksanaan
dan mengalami nekrosis. Pilihan terapi antibiotik ditentukan apabila telah ada hasil
kultur pada saat biopsy tulang atau debridement. Antibiotik parenteral dan oral dapat
terjadi dekstruksi tulang yang luas atau nekrosis, menghasilkan hasil yang terbaik dan
harus diberikan secara parenteral minimal 4-6 minggu untuk mencapai pengobatan
optimal. (2)
waktu yang lebih singkat dibanding terapi antibiotik osteomilietes kronik pada orang
17
dewasa. Terapi selama4 hari menggunakan antibiotik parenteral diikuti pemberian
antibiotik otal selama 4 minggu dapat mencegah kekambuhan pada anak-anak. Untuk
Gambar 11. Terapi antibiotik untuk tatalaksana osteomielitis pada orang dewasa
sequestrum, pasien dengan alat ortopedi yang terinfeksi atau jika pasien tidak
merespon terhadap pemberian antibiotik. Tindakan bedah yang bisa dilakukan adalah
18
2.8 Diagnosis Banding
pada orang dewasa. Fitur pencitraannya beragam mulai dari lesi litik
Gambar 12. Mutiple myeloma X-Ray Femur. Tampak lesi berlubang yang
berbatas tegas pada daerah endosteum (endosteal scalloping)
19
Osteosarcoma adalah tumor yang paling umum di masa anak-anak.
Osteosarkoma primer lebih sering terjadi pada laki-laki antara usia 10-20
lunak.
Gambar 13. X-Ray Genu AP/L tampak ½ bagian distal femur disertai massa heterogen
dan posterior periosteum meningkat (segitiga Codman)
Ewing sarcoma aalah tumor tulang paling umum kedua pada anak-
lunak yang menonjol. Pada MRI, lesi tumor memiliki sinyal rendah pada
20
cenderung terdefinisi dengan baik, tidak seperti yang terlihat pada
osteomielitis.
Gambar 12. Ewing Sarcoma, X-Ray Lateral pada mid-diafisis humerus kiri tampak lesi
permeatif dan reaksi perisostela lamellated.
21
BAB III
KESIMPULAN
terjadi akut maupun kronik yang mengenai tulang dan strukturnya yang diakibatkan
adanya infeksi kuman piogenik. Infeksi dapat melalui penyebaran hematogen maupun
contagious melalui fraktur terbuka, diabetic ulcer, ataupun inokulasi langsung dari
Osteomielitis biasanya menyerang tulang panjang pada anak-anak dan vertebra pada
fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pencitraan foto berupa plain photo, CT scan,
dan MRI. Manajemen pada pasien dengan osteomielitis adalah pengobatan suportif
untuk nyeri, pembebatan area yang terkena, terapi antibiotik, dan drainase
pembedahan.
22
DAFTAR PUSTAKA
http://www.aafp.org/afp/2011/1101/p1027.html
http://emedicine.medscape.com/article/785020-differential.
https://emedicine.medscape.com/article/1348767-treatment#d1
23
8. Pineda C. S pecial R eport Imaging of osteomyelitis : the key is in the
Imaging, and Scintigraphy [Internet]. 2015 [cited 2018 Aug 8]. Available
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2884903/
10. Lima BS. F de, et al. Osteomyelitis- What Radiologists should know. Portugal;
2018.
24