Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Variasi beton pada era global seperti saat ini memiliki banyak macam dari segi
jenis, mutu maupun bentuknya. Beton saat ini banyak dipakai sebagai salah satu
bahan bangunan. Berbeda dengan bahan bangunan yang lain, beton merupakan
bahan bangunan yang kuat terhadap tekan dan lemah terhadap tarik. Beton
memiliki dua jenis diantaranya beton normal dan beton khusus.
Beton normal diperoleh dengan cara mencampurkan bahan yang terdiri dari
semen portland, air, dan agregat. Sedangkan, beton khusus dengan cara
menambahkan bahan tambah pada campuran beton, misalnya pozolan, bahan
kimia pembantu, kawat, sterofoam dan sebagainya. Tujuan dari pemberian bahan
tambah yaitu untuk menghasilkan beton khusus yang lebih baik daripada beton
normal.
Mutu dan jenis beton telah berkembang sesuai perkembangan jenis struktur dan
jenis bangunan yang akan didirikan. Macam mutu beton dalam suatu bangunan
memiliki kekuatan masing-masing sesuai fungsinya. Mutu beton untuk kolom
diperlukan kekuatan minimal sebesar f’c 25 MPa dan mutu beton untuk balok
diperlukan kekuatan minimal sebesar f’c 25 MPa. Bentuk dari beton pun memiliki
variasi dari silinder ataupun kubus. Penggunaan bentuk beton tergantung fungsi
beton itu sendiri. Beton digunakan untuk pembuatan kolom misalnya bisa
digunakan bentuk kubus maupun silinder.
Dalam pembuatan beton yang mengikuti perkembangan dapat dikembangkan
dengan menggunakan agregat tambahan misalnya limbah. Limbah yang
ditemukan dikalangan proyek sangatlah banyak dijumpai. Terutama limbah yang
ada didalam mixer pengaduk beton, banyak ditemui limbah yang masih menempel
bahkan jarang yang dibersihkan karena terbatasnya waktu dan alat. Pada
penelitian yang akan dilaksanakan adalah pengolahan limbah yang ada di dalam
adukan mixer sebagai bahan tambah atau recyle. Dimana limbah beton digunakan
lagi sebagai agregat tambah dalam pembuatan beton. Limbah merupakan hasil

1
dari sisa suatu pengelolahan. Salah satunya adalah limbah beton yang merupakan
hasil sisa dari pengelolahan beton. Sisa beton yang menempel pada mixer
merupakan limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan beton.
Silinder beton adalah suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat dari
campuran semen portland atau bahan pelekat hidrolik sejenisnya, air dan agregat
dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton.
Pada umumnya agregat yang digunakan dalam campuran silinder adalah semen
portland, air, agregat kasar berupa kerikil dan agregat halus berupa pasir.
Silinder beton dibuat dari campuran semi kering dengan rasio air semen kurang
dari. Pemadatan dilakukan dengan proses tekan (pressing) atau digetarkan
(vibrating). Proses pembuatan silinder beton meliputi penempatan campuran
agregat kedalam bekisting yang sudah disiapkan. Silinder beton banyak digunakan
dalam bidang kontruksi. Silinder beton bisa digunakan untuk kolom ataupun
balok pada sebuah bangunan.
Bentuk silinder beton di desain sesuai dengan fungsi serta penggunaannya.
Salah satu keuntungan silinder beton adalah tahan lama. Kerusakan silinder beton
disebabkan beberapa hal, seperti mutu bahan yang tidak spesifikasi, gerusan air
hujan, dll. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan mutu silinder
beton dengan penambahan limbah beton. Limbah beton yang dipakai adalah
limbah yang menempel dalam mixer pengolah beton. Alasan menggunakan
limbah beton adalah jumlah limbah yang menempel pada mixer cukuplah banyak
dan bila dibersihkan hanya akan dibuang dan akan mengeras di tanah.
Dalam penelitian ini limbah beton digunakan sebagai bahan tambah dalam
pembuatan silinder beton untuk mengurangi berat agregat halus. Adapun
komposisi campuran limbah beton sebagai bahan tambah pembuatan silinder
beton sebesar 0%, 20%, 25%, dan 30% dari berat agregat halus. Pemilihan bahan
tambah dalam pembuatan silinder beton ini berupa limbah beton, karena bahan
tersebut dapat mensubtitusikan jumah agegat halus yang dibutuhkan sebelumnya.
Pemilihan abu sekam padi (ASP) sebagai bahan subtitusi pengganti semen.
Silinder beton yang dibuat nantinya diuji pada umur 28 hari untuk mengetahui
kuat tekan silinder beton tersebut.

2
Menurut L. J. Murdock dan K. M. Brook (1999), pozzolan adalah bahan yang
bereasi dengan kapur ikat bebas selama pengikatan semen, termasuk daya
tahannya terhadap agresi sulfat, air kotor, dan lain-lain. Di dalam pozzolan
terdapat sedikit atau tidak sama sekali sifat-sifat semennya. Bahan ini digunakam
untuk penambah, atau untuk pengganti sampai dengan 70 persen semen bahan ini
mereduksi kecepatan pengerasan beton, dan hal ini salah satu keberatan dari
penggunanya.
Pozzolan dapat terjadi dalam bentuk alamiah, seperti contohnya, abu vulkanis,
scoria dan batu apung. Yang terpenting adalah suatu produk buatan dari bentuk
pozzolan yang dikenal sebagai pulverized fuel ash (PFA)/abu bahan sisa
pembakaraan yang berbentuk halus.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang serta maksud dan tujuan penelitian, maka timbul
permasalahan yang menarik yaitu:
a. Adakah pengaruh campuran limbah beton20%, 25% 30% dan abu sekam padi
10% terhadap mutu silinder beton yang di hasilkan?
b. Berapa kuat tekan tertinggi yang didapat oleh silinder beton dengan campuran
limbah beton 20%, 25% 30% dan abu sekam padi 10% ?
c. Berapa kadar optimum yang didapat oleh beton dengan campuran limbah
beton 20%, 25% 30% dan abu sekam padi 10%?
d. Apakah setelah dilakukan penelitian limbah beton dapat digunakan untuk
pembuatan beton baru ?

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN


Tujuan dilakukan penelitian ini adalah:
a. Mengetahui pengaruh dari subtitusi limbah beton dan abu sekam padi
b. Mengetahui berapa kuat tekan tertinggi yang didapat dari silinder beton yang
dibuat dengan bahan tambah limbah beton dan abu sekam padi.
c. Mengetahui kadar optimum limbah beton yang dapat menghasilkan kuat tekan
silinder beton tertinggi.

3
1.4 BATASAN MASALAH
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Bahan campuran limbah beton diperoleh dari PT. Jaya Alam Sarana.
b. Agregat halus berasal dari pasir Merapi.
c. Semen yang digunakan adalah Semen Gresik.
d. Abu sekam padi diperoleh dari tempat pembakaran batu bata di Godean,
Sleman, Yogyakarta.
e. Silinder beton berbentuk silinder dengan ukuran diameter 15cm dan tinggi
30cm.
f. Persentase limbah beton sebesar 0%, 20%, 25%, dan 30% dari berat agregat
halus.
g. Pengujian kuat tekan silinder beton dilakukan pada umur 28 hari
menggunakan alat Compression Testing Machine (CTM).
h. Pengujian karakteristik material meliputi :
1. Pemeriksaan berat volume
2. Berat jenis pasir
3. Kadar lumpur pasir
4. Gradasi butiran
i. Setiap variasi dibuat 3 sampel benda uji.
j. Persentase abu sekam padi sebesar 10% dari berat semen untuk beton dengan
campuran limbah beton.
k. Mutu beton direncanakan fc’ = 25 MPa.

1.5 MANFAAT PENELITIAN


Dari hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi yang
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat di antaranya
adalah:
a. Sebagai salah satu sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan
sehingga menambah wawasan khususnya pada bidang teknologi bahan yang
berkaitan dengan beton serta bahan tambahnya.
b. Menambah informasi tentang pengaruh limbah beton terhadap kuat tekan
silinder beton.

Anda mungkin juga menyukai