PENDAHULUAN
1
dari sisa suatu pengelolahan. Salah satunya adalah limbah beton yang merupakan
hasil sisa dari pengelolahan beton. Sisa beton yang menempel pada mixer
merupakan limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan beton.
Silinder beton adalah suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat dari
campuran semen portland atau bahan pelekat hidrolik sejenisnya, air dan agregat
dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton.
Pada umumnya agregat yang digunakan dalam campuran silinder adalah semen
portland, air, agregat kasar berupa kerikil dan agregat halus berupa pasir.
Silinder beton dibuat dari campuran semi kering dengan rasio air semen kurang
dari. Pemadatan dilakukan dengan proses tekan (pressing) atau digetarkan
(vibrating). Proses pembuatan silinder beton meliputi penempatan campuran
agregat kedalam bekisting yang sudah disiapkan. Silinder beton banyak digunakan
dalam bidang kontruksi. Silinder beton bisa digunakan untuk kolom ataupun
balok pada sebuah bangunan.
Bentuk silinder beton di desain sesuai dengan fungsi serta penggunaannya.
Salah satu keuntungan silinder beton adalah tahan lama. Kerusakan silinder beton
disebabkan beberapa hal, seperti mutu bahan yang tidak spesifikasi, gerusan air
hujan, dll. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan mutu silinder
beton dengan penambahan limbah beton. Limbah beton yang dipakai adalah
limbah yang menempel dalam mixer pengolah beton. Alasan menggunakan
limbah beton adalah jumlah limbah yang menempel pada mixer cukuplah banyak
dan bila dibersihkan hanya akan dibuang dan akan mengeras di tanah.
Dalam penelitian ini limbah beton digunakan sebagai bahan tambah dalam
pembuatan silinder beton untuk mengurangi berat agregat halus. Adapun
komposisi campuran limbah beton sebagai bahan tambah pembuatan silinder
beton sebesar 0%, 20%, 25%, dan 30% dari berat agregat halus. Pemilihan bahan
tambah dalam pembuatan silinder beton ini berupa limbah beton, karena bahan
tersebut dapat mensubtitusikan jumah agegat halus yang dibutuhkan sebelumnya.
Pemilihan abu sekam padi (ASP) sebagai bahan subtitusi pengganti semen.
Silinder beton yang dibuat nantinya diuji pada umur 28 hari untuk mengetahui
kuat tekan silinder beton tersebut.
2
Menurut L. J. Murdock dan K. M. Brook (1999), pozzolan adalah bahan yang
bereasi dengan kapur ikat bebas selama pengikatan semen, termasuk daya
tahannya terhadap agresi sulfat, air kotor, dan lain-lain. Di dalam pozzolan
terdapat sedikit atau tidak sama sekali sifat-sifat semennya. Bahan ini digunakam
untuk penambah, atau untuk pengganti sampai dengan 70 persen semen bahan ini
mereduksi kecepatan pengerasan beton, dan hal ini salah satu keberatan dari
penggunanya.
Pozzolan dapat terjadi dalam bentuk alamiah, seperti contohnya, abu vulkanis,
scoria dan batu apung. Yang terpenting adalah suatu produk buatan dari bentuk
pozzolan yang dikenal sebagai pulverized fuel ash (PFA)/abu bahan sisa
pembakaraan yang berbentuk halus.
3
1.4 BATASAN MASALAH
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Bahan campuran limbah beton diperoleh dari PT. Jaya Alam Sarana.
b. Agregat halus berasal dari pasir Merapi.
c. Semen yang digunakan adalah Semen Gresik.
d. Abu sekam padi diperoleh dari tempat pembakaran batu bata di Godean,
Sleman, Yogyakarta.
e. Silinder beton berbentuk silinder dengan ukuran diameter 15cm dan tinggi
30cm.
f. Persentase limbah beton sebesar 0%, 20%, 25%, dan 30% dari berat agregat
halus.
g. Pengujian kuat tekan silinder beton dilakukan pada umur 28 hari
menggunakan alat Compression Testing Machine (CTM).
h. Pengujian karakteristik material meliputi :
1. Pemeriksaan berat volume
2. Berat jenis pasir
3. Kadar lumpur pasir
4. Gradasi butiran
i. Setiap variasi dibuat 3 sampel benda uji.
j. Persentase abu sekam padi sebesar 10% dari berat semen untuk beton dengan
campuran limbah beton.
k. Mutu beton direncanakan fc’ = 25 MPa.