Pressed 1 PDF
Pressed 1 PDF
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagaimana yang diamanatkan dalam pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), BPKP
ditugaskan untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP terhadap instansi
pemerintah. Pembinaan yang dilakukan meliputi penyusunan pedoman teknis
penyelenggaraan SPIP, sosialisasi SPIP, pendidikan dan pelatihan SPIP,
pembimbingan dan konsultansi SPIP, dan peningkatan kompetensi auditor aparat
pengawasan intern pemerintah.
Dalam pelaksanaan bimbingan teknis dan konsultansi sesuai mandat PP Nomor 60
Tahun 2008 untuk memenuhi permintaan suatu instansi pemerintah perlu diberikan
panduan dalam pelaksanaannya. Panduan pelaksanaan bimbingan teknis dan
konsultansi dimulai dengan pelaksanaan pemetaan/mapping/diagnostic assessment
(untuk selanjutnya akan digunakan istilah pemetaan) dengan harapan memberikan
gambaran kondisi awal penerapan SPIP pada instansi pemerintah, sehingga dapat
diberikan saran terhadap area yang memerlukan perbaikan dalam meningkatkan
derajat kematangan (maturity) SPIP suatu instansi. Oleh karena itu, agar diperoleh
kesamaan langkah dan kualitas pelaksanaan pemetaan SPIP, maka diperlukan
suatu pedoman yang akan memberikan gambaran langkah-langkah pelaksanaan
pemetaan SPIP di suatu instansi pemerintah. Pedoman ini merupakan referensi bagi
tim pemetaan. Dalam pelaksanaan di lapangan tim pemetaan dapat
mengembangkan pedoman ini sesuai dengan kondisi yang dijumpai di suatu
instansi pemerintah.
1
2. Memberikan panduan bagi tim pemetaan dalam melakukan persiapan
pelaksanaan pemetaan
3. Memberikan panduan dalam pelaksanaan pemetaan
4. Memberikan panduan dalam melaporkan pemetaan
D. SISTEMATIKA PEDOMAN
Bab 1 PENDAHULUAN,
Bab ini memberikan gambaran tentang latar belakang, tujuan pedoman
dan ruang lingkup pedoman.
Bab IV Penutup
Bab ini memberikan kesimpulan tentang pemetaan dan hal-hal yang
memerlukan perhatian dalam pelaksanaan pemetaan.
2
BAB II
GAMBARAN UMUM PEMETAAN
3
Mendapatkan gambaran keberadaan infrastruktur SPIP yang terintegrasi
sesuai dengan proses bisnis dan karakteristik instansi pemerintah.
Mendapatkan gambaran kondisi penerapan SPIP instansi pemerintah.
Memberikan saran perbaikan atas kelemahan yang dijumpai dalam
penerapan SPIP di instansi pemerintah.
B. Tahapan
4
1. Tahap Persiapan
Sebelum melakukan kegiatan pemetaan, tim pemetaan perlu melakukan
beberapa langkah persiapan yang mencakup:
a. Penyiapan tim pemetaan dan entry meeting.
b. Pembentukan tim yang akan menjadi rekan kerja (counterpart
ounterpart).
c. Penetapan Kerangka Acuan Kerja (KAK) pemetaan.
d. Presentasi awal berupa pemaparan KAK.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan
laksanaan pemetaan dilakukan melalui langkah-langkah
langkah sebagai
berikut:
Pemahaman proses bisnis instansi pemerintah
pemerintah.
5
Penetapan responden.
Pemberian Penjelasan dan Penyebaran Kuesioner
Tabulasi dan analisis jawaban kuesioner.
Validasi hasil kuesioner melalui proses wawancara, observasi dan atau
reviu dokumen.
Analisis lanjutan hasil wawancara, observasi dan atau reviu dokumen.
Konfirmasi kelengkapan dan kelayakan informasi.
Pendalaman Tambahan.
Analisa Menyeluruh
Penyusunan simpulan sementara.
Presentasi akhir ke Pimpinan.
3. Tahap Pelaporan
Dalam tahap pelaporan tim pemetaan melakukan penyusunan laporan hasil
pemetaan dengan menggunakan format sebagaimana terlampir.
C. Metodologi
Metodologi pengumpulan data yang digunakan dalam kegiatan pemetaan
mencakup:
Kuesioner
Wawancara
Reviu dokumen
Observasi
6
BAB III
LANGKAH- LANGKAH PEMETAAN
A. Tahap Persiapan
7
2. Penetapan Counterpart
Agar mendapatkan hasil yang optimal dalam pelaksanaan pemetaan, diharapkan
ada peran aktif dari instansi pemerintah yang dipetakan. Untuk itu, setiap instansi
pemerintah perlu didorong untuk membentuk satuan tugas penyelenggaraan SPIP
yang akan menjadi rekan kerja (counterpart) dan pendamping tim pemetaan dalam
pelaksanaan pemetaan. Counterpart dapat terdiri dari beberapa pejabat struktural/
fungsional/ staf yang mewakili unit-unit kerja yang ada di instansi pemerintah
tersebut. Anggotanya harus telah memahami SPIP dan mempunyai motivasi tinggi
dalam melakukan perubahan.
Rancangan kerangka acuan kerja pemetaan paling tidak memuat hal-hal sebagai
berikut:
a. Latar belakang
Bagian ini antara lain menguraikan alasan perlunya pelaksanaan pemetaan.
b. Tujuan dan manfaat pemetaan
c. Ruang lingkup pemetaan.
Ruang lingkup pemetaan meliputi pemetaan pada tingkat entitas dan aktivitas.
d. Metodologi pemetaan
Metodologi yang digunakan sebagaimana diuraikan pada pedoman ini.
e. Tahapan dan jadwal waktu pemetaan.
Bagian ini menguraikan tahapan/langkah kerja yang akan diambil berikut waktu
pelaksanaannya. Lamanya pemetaan disesuaikan dengan besar kecilnya dan
kompleksitas instansi pemerintah yang dipetakan. Perencanaan waktu agar
memperhitungkan hambatan yang mungkin dihadapi.
f. Sistematika pelaporan
Sistematika pelaporan sebagaimana diuraikan pada pedoman ini
8
g. Rencana kebutuhan sumber daya
Bagian ini menguraikan kebutuhan sumber daya, antara lain sumber daya
manusia dan dana. Pada bagian ini diuraikan pula instansi pemerintah yang
akan menanggung pembebanan kebutuhan sumber daya.
h. Susunan tim pemetaan
Susunan tim pemetaan merupakan gabungan yang terdiri dari tim fasilitator
pemetaan dan tim counterpart.
Terhadap rancangan kerangka acuan kerja pemetaan, perlu dilakukan pembahasan
bersama di antara tim fasilitator dan tim counterpart.
9
memperoleh pemahaman tentang instansi pemerintah tersebut antara lain
meliputi:
a. Tugas pokok dan fungsi instansi pemerintah
b. Struktur organisasi yang ada
c. Tujuan instansi pemerintah
Tujuan instansi pemerintah dapat tercermin dari visi yang tertuang dalam
rencana stratejik. Pemahaman terhadap tujuan instansi sangat dibutuhkan
mengingat SPIP yang efektif adalah SPIP yang dapat dihubungkan dengan
keberhasilan pencapaian tujuan instansi.
d. Kegiatan utama instansi pemerintah
e. Permasalahan yang dihadapi instansi pemerintah
f. Proses bisnis instansi pemerintah
Tim pemetaan harus memperoleh gambaran yang memadai tentang proses
bisnis instansi pemerintah dan keterkaitan antar unit kerja dalam pelaksanaan
proses bisnis tersebut. Gambaran proses bisnis dituangkan ke dalam bagan alur.
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh tim pemetaan dalam kegiatan ini
adalah:
Memperoleh data dan informasi terkait proses bisnis instansi pemerintah
Menentukan titik kritis pada proses bisnis berdasarkan informasi
permasalahan yang pernah terjadi sebelumnya dan atau analisis atas proses
bisnis dimaksud.
Menentukan beberapa kegiatan utama dalam proses bisnis instansi
pemerintah berdasarkan tingkat risiko.
Seluruh informasi yang dibutuhkan yang diperoleh pada tahapan ini harus
dituangkan ke dalam kertas kerja pemetaan.
2. Penetapan Responden
Setelah memperoleh gambaran umum mengenai instasi pemerintah yang akan
dipetakan, langkah selanjutnya adalah menetapkan responden yang akan
menjadi sumber untuk penggalian informasi tentang kondisi SPIP di instansi
10
pemerintah tersebut. Pemilihan responden didasarkan pada kriteria sebagai
berikut:
a. Responden untuk pemetaan di kementerian/ lembaga:
1) Manajemen puncak, terdiri dari:
Pimpinan tertinggi instansi terkait.
Seluruh pejabat eselon I apabila jumlahnya tidak lebih dari 30
orang. Apabila jumlah pejabat eselon I lebih dari 30 orang,
pemilihan responden dapat dilakukan dengan cara sampel dengan
jumlah minimal 30 orang.
Seluruh pejabat eselon II apabila jumlahnya tidak lebih dari 30
orang. Apabila jumlah pejabat eselon II lebih dari 30 orang,
pemilihan responden dapat dilakukan dengan cara sampel dengan
jumlah minimal 30 orang.
2) Manajemen lini dan staf, terdiri dari:
Seluruh pejabat eselon III pada masing-masing unit eselon II.
Seluruh pejabat eselon IV pada masing-masing unit eselon II
apabila jumlahnya tidak lebih dari 30 orang. Apabila jumlah pejabat
eselon IV tersebut lebih dari 30 orang, pemilihan responden dapat
dilakukan dengan cara sampel dengan jumlah minimal 30 orang
dan dengan memperhatikan keterwakilan.
Staf dengan jumlah sampel minimal 30 orang pada masing-masing
unit eselon II dan dengan memperhatikan keterwakilan setiap
kelompok. Apabila jumlah staf yang ada kurang dari 30 orang,
maka respondennya adalah seluruh staf yang ada.
3) Inspektorat Jenderal:
Responden adalah unit yang bertanggungjawab melakukan pengawasan
atas instansi pemerintah yang dipetakan.
b. Responden untuk pemetaan di pemerintah daerah:
1) Manajemen puncak, terdiri dari:
Pimpinan tertinggi instansi terkait.
11
Seluruh pejabat eselon II apabila jumlahnya tidak lebih dari 30
orang. Apabila jumlah pejabat eselon II lebih dari 30 orang,
pemilihan responden dapat dilakukan dengan cara sampel dengan
jumlah minimal 30 orang.
2) Manajemen lini dan staf, terdiri dari:
Seluruh pejabat eselon III pada masing-masing unit eselon II.
Seluruh pejabat eselon IV pada masing-masing unit eselon II
apabila jumlahnya tidak lebih dari 30 orang. Apabila jumlah pejabat
eselon IV tersebut lebih dari 30 orang, pemilihan responden dapat
dilakukan dengan cara sampel dengan jumlah minimal 30 orang
dan dengan memperhatikan keterwakilan.
Staf dengan jumlah sampel minimal 30 orang pada masing-masing
unit eselon II dan dengan memperhatikan keterwakilan setiap
kelompok. Apabila jumlah staf yang ada kurang dari 30 orang,
maka respondennya adalah seluruh staf yang ada.
3) Inspektorat:
Responden adalah unit yang bertanggungjawab melakukan pengawasan
atas instansi pemerintah yang dipetakan.
Apa yang dimaksud dengan keterwakilan, adalah terwakilinya masing-masing
kelompok jumlah sampel dalam memenuhi syarat untuk mengambil kesimpulan
populasi. Apabila jumlah staf yang ada kurang dari 30 orang, maka
respondennya adalah seluruh staf yang ada. Untuk sampel yang diambil dari
eselon III dan staf adalah sampel dari eselon II yang juga telah menjadi
responden.
Untuk kegiatan pemetaan yang dilakukan pada instansi pemerintah dengan
tingkatan eselon yang lebih rendah dari yang diuraikan di atas, pemilihan
responden dilakukan dengan cara yang sama.
12
dilaksanakan. Penjelasan yang harus diberikan juga meliputi penjelasan atas
kuesioner yang akan dibagikan dan diisi oleh responden. Maksud dari pemberian
penjelasan adalah untuk menghindarkan responden dari ketidakpahaman akan
tujuan pemetaan dan ketidakpahaman dalam mengisi kuesioner. Pemberian
penjelasan kepada responden dapat dilakukan secara bersamaan pada suatu
tempat dan pada waktu yang sama atau dengan cara mendatangi mereka satu
persatu. Cara yang akan ditempuh dalam memberikan penjelasan disesuaikan
dengan kondisi yang dihadapi tim pemetaan.
Setelah tim pemetaan memberikan penjelasan, kuesioner disampaikan kepada
responden untuk diisi. Pengisian dan pengembalian kuesioner yang telah terisi
diupayakan sesegera mungkin.
Setiap kelompok responden mendapat jenis kuesioner tersendiri. Sehingga
terdapat 3 (tiga) jenis kuesioner untuk 3 (tiga) kelompok responden. Kuesioner
untuk eselon I dan II sebagaimana terdapat dalam lampiran 1. Kuesioner untuk
eselon III dan staf sebagaimana terdapat dalam lampiran 2. Kuesioner untuk
inspektorat sebagaimana terdapat dalam lampiran 3. Kuesioner dan tata cara
pengisian serta penggunaan kuesioner, merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pedoman ini.
13
Tingkat 2 : Menggambarkan bahwa responden baru mulai memahami atau
baru mulai menerapkan SPIP di unit kerjanya.
Tingkat 3 : Menggambarkan bahwa pemahaman atau penerapan SPIP di
lingkungan unit organisasi, sudah memadai.
Tingkat 4 : Menggambarkan bahwa pemahaman atau penerapan SPIP di
lingkungan unit organisasi, sudah sangat baik.
Bentuk peta dimaksud di atas adalah sebagai berikut:
Tingkat 4
Pemahaman
Tingkat 3
Tingkat 2
Penerapan
14
Berikan tanda informasi mana saja dalam parameter validasi yang belum
dapat diperoleh dari jawaban responden.
a. Menggali informasi lebih lanjut atas indikasi kelemahan. Hal ini dilakukan
dengan langkah sebagai berikut:
15
6. Analisis Lanjutan hasil wawancara, observasi dan atau reviu dokumen
Analisis lanjutan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh tim pemetaan
berdasarkan informasi tambahan yang diperoleh dari informasi setelah dilakukan
validasi kuesioner pemetaan dengan parameter pemetaan.
Simpulan dari tiap parameter akan menghasilkan informasi terkait AOI, baik
yang terkait dengan keberadaan infrastruktur maupun efektivitas
penerapannya.
Berikut ini diberikan contoh penyusunan simpulan AOI tiap parameter, dari
hasil pengumpulan data di bawah ini.
16
Parameter Validasi Instansi telah melaksanakan kebijakan dan prosedur
pembinaan SDM, sejak rekrutmen sampai dengan
pemberhentian pegawai, yang mengutamakan
kompetensi, etika dan integritas, serta mendorong
tercapainya kinerja.
- Dokumen formasi berbasis kompetensi/jabatan,
Jenis Dokumen
- SOP Penerimaan Pegawai / rekrutmen
- Uraian Jabatan
- SOP pengelolaan pegawai (promosi, mutasi,
remunerasi, dll)
- Panduan, penilaian, dan pelatihan
- SK pemberhentian
Hasil Reviu Telah ada SK Menteri/Kepala LPNK dan Pedoman
Dokumen dimaksud
Simpulan atas hasil pengumpulan data tersebut adalah bahwa dari sisi
keberadaan infrastruktur telah terdapat peraturan dan prosedur baku mengenai:
promosi, remunerasi dan pemindahan yang dikaitkan dengan penilaian kinerja.
Dengan memperhatikan keterkaitan antar sub unsur dalam satu unsur yang
sama (sebagaimana tertuang pada kolom parameter terkait dalam lampiran 5),
assessor dapat menyusun simpulan penerapan suatu unsur tertentu.
17
Contoh penyusunan simpulan penerapan unsur lingkungan pengendalian.
Dari hasil pengumpulan data terkait keberadaan dan implementasi kebijakan dan
prosedur terkait unsur pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang
tepat, disimpulkan bahwa meski sudah ada infrastruktur namun
impelementasinya masih belum efektif.
Setelah dilakukan analisis lanjutan atas hasil kuesioner, wawancara dan reviu
dokumen, maka langkah berikutnya adalah melakukan konfirmasi kelengkapan
dan kelayakan informasi. Tujuan langkah ini adalah memberikan keyakinan
18
kepada tim pemetaan bahwa masing-masing butir/hal penting yang ditanyakan
dalam kuesioner telah memadai dari sisi kelengkapan dan kelayakan informasi
sebagai bahan dasar fasilitator dalam melakukan analisis secara menyeluruh.
Apabila jawaban atas pertanyaan tersebut adalah YA, yang berarti informasi
sudah lengkap dan layak untuk ditarik simpulan khusus atas butir/hal penting
yang termuat dalam kuesioner, maka langkah berikutnya adalah analisis
secara menyeluruh atas seluruh kuesioner.
Informasi yang dianggap lengkap dan layak untuk dibuat simpulan secara
keseluruhan, memenuhi beberapa kriteria antara lain sebagai berikut:
b) Profil risiko
19
Tim pemetaan meyakini informasi yang lengkap apabila menggambarkan
efektivitas informasi dan komunikasi dalam proses pengambilan keputusan.
8. Pendalaman Tambahan
Pada saat dilakukan langkah konfirmasi kelengkapan dan kelayakan informasi,
jika tim pemetaan belum mendapatkan keyakinan yang memadai, maka
langkah pemetaan berikutnya adalah melakukan Pendalaman Tambahan.
Berikut ini adalah petunjuk bagi tim pemetaan dalam melakukan Pendalaman
Tambahan.
a) Wawancara
20
Bagaimana kondisi pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah,
khususnya terkait dengan pengamanan aset? Apakah banyak
terjadi kehilangan/pencurian atau ketidakjelasan status?
21
secara singkat dan lengkap atau pewawancara dapat merekam
jawaban responden tersebut.
b) Reviu dokumen
Jika hasil wawancara belum memberikan keyakinan yang memadai bagi tim
pemetaan atas simpulan menyeluruh tentang kondisi SPIP, maka tim dapat
meminta dan melakukan reviu atas dokumen terkait dengan pertanyaan-
pertanyaan tersebut di atas.
22
penilaian risiko, diketahui bahwa risiko tersebut menduduki ranking tinggi untuk
mendapatkan prioritas penanganan.
Untuk meminimalkan risiko kehilangan sumber daya tersebut, instansi
pemerintah dapat menerapkan kegiatan pengendalian berupa pembatasan
akses atas sumber daya. Berdasarkan hasil pengumpulan data terkait
keberadaan dan implementasi kebijakan dan prosedur terkait pembatasan
akses atas sumber daya, dapat disimpulkan bahwa meskipun organisasi
sudah memiliki infrastruktur, namun impelementasinya masih belum efektif.
Simpulan tersebut harus didukung dengan hasil pengumpulan data terkait
dengan penerapan pada unsur lain yang terkait, seperti:
a) Unsur lingkungan pengendalian terkait struktur organisasi yang tepat sesuai
dengan kebutuhan, sehingga pembatasan akses yang akan dilakukan telah
memperhatikan struktur organisasi secara tepat.
b) Unsur lingkungan pengendalian terkait pendelegasian wewenang dan
tanggung jawab yang tepat, agar pembatasan akses dapat dilakukan
secara berjenjang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab.
c) Unsur lingkungan pengendalian terkait komitmen pada kompetensi, agar
delegasi wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepada pegawai
telah memperhatikan kompetensi pegawai yang ditunjuk.
d) Unsur lingkungan pengendalian terkait penegakan integritas dan nilai etika,
agar tidak terjadi penyalahgunaan wewenang oleh petugas yang memiliki
akses.
e) Unsur kegiatan pengendalian terkait dengan akuntabilitas sumber daya dan
pencatatannya, pembatasan sumber daya perlu dinilai pertanggungjawaban
dan akuntabilitasnya.
f) Unsur Informasi dan komunikasi terkait dengan komunikasi internal, untuk
mengkomunikasikan informasi atas efektivitas pembatasan akses.
g) Unsur pemantauan terkait dengan pemantauan berkelanjutan, untuk
memastikan bahwa pimpinan atau atasan telah memberikan pengarahan
agar pembatasan akses dapat berjalan dengan efektif.
23
Jika hasil pengumpulan dan analisis data terhadap implementasi dari ketujuh
hal tersebut, menunjukkan adanya kelemahan maka, tim assessor dapat
menyimpulkan bahwa :
a) belum terjadi keintegrasian sistem pengendalian intern dalam instansi
pemerintah tersebut, jika kelemahan terkait dengan ketiadaan infrastruktur
(kebijakan dan prosedur), atau
b) sistem pengendalian intern telah terintegrasi namun penerapannya belum
memadai
Berdasarkan simpulan-simpulan tersebut di atas, selanjutnya disusun
rekomendasi yang tepat dan dapat ditindaklanjuti oleh instansi pemerintah
tersebut. Rekomendasi untuk membangun infrastruktur disarankan atas
simpulan point a dan rekomendasi untuk menginternalisasi kebijakan dan
prosedur yang masih lemah atas simpulan point b.
Hal tersebut adalah contoh, namun pada hakekatnya tim pemetaan di dalam
melakukan langkah analisis secara menyeluruh ini harus menemukan benang
merah yang mengaitkan antara unsur SPIP satu dengan unsur SPIP lainnya.
Sebagai gambaran misalnya kelemahan beberapa sub unsur dalam unsur
lingkungan pengendalian (penegakan integritas dan nilai etika, komitmen
terhadap kompetensi, dan kepemimpinan yang kondusif) dapat mempengaruhi
peta risiko dalam pencapaian tujuan organisasi. Berdasarkan kondisi
lingkungan pengendalian dan peta risiko tersebut, derajat/kedalaman kegiatan
pengendalian harus dilihat bagaimana tingkat kesesuaiannya dengan kondisi
lingkungan pengendalian dan peta risiko organisasi tersebut.
Dalam melakukan analisis secara menyeluruh, terkait unsur informasi dan
komunikasi, tim pemetaan harus dapat melihat efektivitas penerapan informasi
dan komunikasi dalam proses pengambilan keputusan secara umum maupun
terkait efektivitas pencapaian tujuan. Pertanyaan yang mengarahkan seperti
apakah selama ini sering terdapat permasalahan informasi dan komunikasi
akan membantu tim pemetaan dalam menangkap sinyalemen tidak lancarnya
informasi dan komunikasi dalam organisasi.
24
Terkait unsur pemantauan, tim pemetaan mengaitkan unsur pemantauan ini
terhadap pencapaian tujuan organisasi. Gambaran kondisi/potret 4 unsur SPIP
lainnya akan berpengaruh terhadap efektivitas pemantauan, juga merupakan
bagian dari benang merah/keterkaitan yang perlu dilihat oleh tim pemetaan.
Jadi analisis secara menyeluruh berupaya memberikan gambaran penerapan
SPIP tidak hanya per unsur, namun memberikan gambaran penerapan SPIP
dalam organisasi tersebut secara keseluruhan.
25
b) Tim pemetaan harus memastikan simpulan sementara sudah selesai untuk
dibagikan kepada pimpinan instansi
c) Menyusun bahan pemaparan dengan isi antara lain:
1) Simpulan sementara
2) Saran
3) Kendala dan keterbatasan pemetaan (jika ada)
4) Hal terkait lainnya (jika ada)
d) Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1) Mengadakan perjanjian terlebih dahulu dengan pimpinan instansi,
mengingat kesibukan pimpinan.
2) Memberikan pemaparan sesuai dengan teknis pemaparan yang baik
3) Memberikan kesempatan kepada pihak yang dilakukan pemetaan
untuk memperoleh penjelasan lebih lanjut tentang hasil pemetaan
yang telah dilakukan.
C. Penyusunan Laporan
Setelah semua tahap pemetaan dilakukan, maka bagian akhir adalah menyusun
Laporan Hasil Pemetaan berdasarkan hasil simpulan sementara yang diperkaya dan
diperbaiki berdasarkan hasil presentasi akhir yang sudah dilakukan kepada
pimpinan instansi. Hal ini merupakan wujud pertanggungjawaban atas telah
selesainya pelaksanaan tugas. Laporan pada dasarnya dapat berbentuk pendek
(bentuk surat) atau panjang (bentuk BAB). Bentuk pilihan laporan disesuaikan
dengan kebutuhan informasi yang akan disampaikan.
Pilihan bentuk laporan tidak mengurangi substansi minimal yang harus dirmuat
dalam laporan yaitu menggambarkan secara ringkas, jelas dan lengkap mengenai
kegiatan yang telah dilakukan, kesimpulan dan saran yang perlu disampaikan.
Format dan isi laporan yang diuraikan di bawah ini terutama adalah untuk laporan
yang disusun dalam bentuk BAB. Bab ini memberikan petunjuk penyusunan
laporan sebagai acuan bagi tim pemetaan, sehingga laporan dapat memberikan
informasi yang memadai kepada pembaca dengan tepat waktu dan tepat sasaran.
26
Selain itu, pedoman dimaksudkan untuk keseragaman bentuk laporan guna
menjaga konsistensi dan keterbandingan antar laporan.
1. Format laporan
1) Lingkungan Pengendalian
2) Penilaian Risiko
3) Kegiatan Pengendalian
27
dengan risiko pencapaian tujuan (akan diuraikan di poin b, simpulan
kondisi SPIP organisasi secara keseluruhan.
5) Pemantauan
2. Distribusi laporan
28
b. Bila pemetaan dilakukan pada Intansi setingkat satker, laporan
ditembuskan kepada Menteri/ kepala/ Ketua/ Gubernur atau Pimpinan
lainnya sebagai atasan langsung pimpinan satker.
29
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan pemetaan merupakan kegiatan untuk memotret kondisi awal
penerapan SPIP di suatu instansi pemerintah dengan tujuan untuk
memperoleh gambaran area-area yang memerlukan perbaikan. Dalam
melalukan pemotretan kondisi penerapan SPIP ini harus disesuaikan dengan
proses bisnis dan karakteristik suatu instansi pemerintah. Oleh karena itu,
hasil pemetaan SPIP akan memberikan gambaran kerangka pengembangan
SPIP di suatu instansi pemerintah yang belum tentu sama dengan instansi
pemerintah lainnya.
B. Lain-lain
Penetapan unit kerja yang akan dilakukan pemetaan SPIP yaitu satu
entitas dan satu tingkatan kegiatan.
Setiap tim pemetaan harus mengikuti secara seksama setiap langkah
dalam tahapan pemetaan.
Keterlibatan tim counterpart akan membantu tim pemetaan dalam pelaksanaan
pemetaan.
30
KUESIONER ESELON I & II
DALAM RANGKA SURVEI PEMAHAMAN DAN PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN
Kuesioner ini disusun untuk menilai pemahaman TOP Manajemen terhadap penerapan
Sistem Pengendalian Intern.
1. Jawab dengan memberikan tanda"√" di “O” pada tempat jawaban yang disediakan
2. jika daftar isisan merupakan titik – titik maka isilah titik tersebut sesuai dengan
kondisi Bapak/Ibu
3. Jawaban atas pertanyaan terdiri dari:
Pemahaman : Mencakup kondisi ideal dan dipahami secara teoritis oleh
responden mengenai topik yang ditanyakan
Penerapan: Mencakup penerapan yang telah atau sedang dilaksanakan oleh unit
Bapak/Ibu terkait topik yang ditanyakan
4. Jawaban dapat lebih dari satu, apabila terdapat jawaban yang bertentangan pilihlah
yang paling dominan atau sering dilakukan/terjadi
5. Jika pernyataan dipandang tidak relevan atau tidak tahu, maka dijawab tidak tahu /
tidak relevan
DATA UMUM
1. Nama : .......................................................................
2. Jabatan : a. O Eselon 1
b. O Eselon 2
.......................................................................
.......................................................................
1
No. Uraian Pemahaman Penerapan
5) hanya berkaitan dengan sedikit dari tujuan tata O O
kelola organisasi
6) merupakan bagian penting dari tata kelola O O
organisasi
7) implementasinya merupakan tanggung jawab O O
Pimpinan Instansi/Unit Kerja.
8) berkaitan dengan beberapa tujuan dari tata kelola O O
organisasi (al; perlindungan terhadap kepentingan
stakeholders dan monitoring kinerja)
9) dipahami sebagai bagian yang paling kritis dalam O O
proses tata kelola organisasi.
10) implementasinya merupakan tanggung jawab O O
seluruh anggota organisasi
I.B. Bagaimana Bapak/Ibu melihat fokus dari Sistem Pengendalian intern:
2
No. Uraian Pemahaman Penerapan
rapat pimpinan dan mendiskusikan masalah
Pengendalian intern secara bebas dengan staff.
7) Tidak tahu / tidak relevan O O
3
No. Uraian Pemahaman Penerapan
penerapan pengendalian internnya dan
melaporkannya setiap saat.
4) Tidak tahu / tidak relevan O O
4
No. Uraian Pemahaman Penerapan
antara visi organisasi dan nilai dan etika perilaku
tidak perlu jelas.
4) Jika ada, kode etik selalu:
a. Direvieu O O
b. dimutakhirkan O O
c. diterbitkan ulang secara periodik O O
5) Pemenuhan terhadap kode etik secara periodik O O
dinyatakan oleh Pimpinan Instansi/Unit Kerja.
6) Pelatihan terkait Kode Etik dilakukan secara periodik O O
7) Visi, nilai dan rencana organisasi diusahakan telah O O
menggambarkan etika prilaku organisasi.
8) Dalam Kode Etik yang ditetapkan ditambahkan suatu O O
kondisi "grey area" dengan detail, yang
dikomunikasikan kepada pegawai, untuk mendukung
kebijaksanaan yang ditetapkan
9) Pelatihan terkait Kode Etik termasuk juga studi kasus O O
apabila pegawai menghadapi suatu kondisi yang
dilematis sehubungan dengan ketidaktaatan
terhadap suatu peraturan.
10)Visi, nilai dan rencana organisasi telah disajikan O O
dengan mengaitkan semangat dari etika prilaku
organisasi.
11)Tidak tahu / tidak relevan O O
5
No. Uraian Pemahaman Penerapan
4. Bagaimana peran ekternal audit dalam sistem pengendalian intern di Unit Kerja
Bapak/Ibu
a. External audit hanya terkait dengan pelaporan O O
keuangan. Dalam pendekatan auditnya internal
control hanya dilihat secara gambaran luasnya saja.
(tidak mendalam)
b. Kadang-kadang mengevaluasi SPI terutama yang O O
terkait dengan laporan keuangan.
c. Kadang-kadang melakukan evaluasi SPI dan dalam O O
pelaksanaannya harus mendapat persetujuan melalui
prosedur audit yang disampaikannya.
d. tidak menilai seluruh aspek dari SPI. O O
e. Fokus audit adalah pada penilaian pengendalian O O
intern organisasi. External Audit memberikan nilai
lebih opini terkait pelaksanaan operasional dari SPI.
f. Tidak tahu / tidak relevan O O
6
No. Uraian Pemahaman Penerapan
f. Memonitor ketaatan peraturan O O
g. Memonitor pencapaian tujuan operasional O O
h. Menganalisa prediksi perbedaan pencapaian target O O
(actual vs budget)
i. Memonitor tujuan strategic organisasi O O
j. Mencari penjelasan perbedaan pencapaian target O O
(actual vs budget), terutama terkait pencapaian
kinerja organisasi yang tidak sesuai target.
k. Tidak tahu / tidak relevan O O
7
No. Uraian Pemahaman Penerapan
mendapatkan informasi yang tepat waktu, relevan,
dan reliable, antara lain terkait: laporan monitoring
secara berkelanjutan status dari pelaksanaan sistem
pengendalian intern dan laporan
e. Ditetapkan suatu prosedur formal untuk O O
mendapatkan informasi yang tepat waktu, relevan,
dan reliable secara detail.
f. Menambahkan saluran penyampaian informasi secara O O
langsung dari staf/pegawai kepada top manajemen
terkait permasalahan yang perlu perhatian khusus.
g. Tidak tahu / tidak relevan O O
Tanggal : Tanggal :
Nama : Nama :
Input data
Tanggal :
Nama :
Tanda tangan :
8
KUESIONER ESELON III, PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DAN PEGAWAI
DALAM RANGKA DIAGNOSTIC ASSESSEMENT PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN
Kuesioner ini disusun untuk menilai pemahaman Manajemen Menengah dan Pegawai
terhadap penerapan Sistem Pengendalian.
1. Jawab dengan memberikan tanda" √ " pada kolom jawaban yang disediakan
2. Jawaban atas pertanyaan terdiri dari:
Pemahaman : Mencakup kondisi ideal & dipahami secara teoritis oleh responden
mengenai topik yang ditanyakan
Penerapan: Mencakup penerapan yang telah atau sedang dilaksanakan oleh unit
Bapak/Ibu terkait topik yang ditanyakan
3. Jawaban dapat lebih dari satu, apabila terdapat jawaban yang bertentangan pilihlah
yang paling dominan atau sering dilakukan/terjadi
4. Jika pernyataan dipandang tidak relevan atau tidak tahu, maka dijawab tidak tahu /
tidak relevan
DATA UMUM
1. Nama : .......................................................................
.......................................................................
.......................................................................
.......................................................................
1
No. Uraian Pemahaman Penerapan
2) pemenuhan terhadap peraturan per UU O O
3) pengendalian risiko O O
4) hubungan antara risiko, tujuan organisasi dan O O
pengendalian intern.
c. Sistem pengendalian intern adalah suatu proses yang
terdiri dari satu kesatuan yang terintegrasi dari
faktor-faktor berikut:
1) lingkungan pengendalian O O
2) aktivitas pengendalian O O
3) penilaian risiko O O
4) informasi dan komunikasi O O
5) monitoring O O
6) pencapaian tujuan organisasi O O
d. Tidak tahu / tidak relevan O O
2
No. Uraian Pemahaman Penerapan
unit kerja Saudara dan bagaimana penjelasannya?
a. Tanggungjawab untuk menerapkan sistem
pengendalian intern:
1) tidak ditetapkan secara jelas O O
2) jarang dimasukkan dalam job discription O O
3) terkadang telah dimasukkan dalam job O O
discription
4) biasanya dimasukkan dalam job discription O O
5) selalu dimasukkan dalam job discription O O
6) jarang dimasukkan dalam perkiraan kinerja O O
(performance appraisals)
7) terkadang telah dimasukkan dalam perkiraan O O
kinerja (performance appraisals)
8) selalu dimasukkan dalam job discription O O
9) selalu dimasukkan dalam perkiraan kinerja O O
(performance appraisals)
10) terdapat pada internal auditor O O
11) terdapat pada pimpinan instansi/unit kerja O O
12) seluruh anggota organisasi O O
13) didukung pendidikan O O
14) didukung pelatihan O O
15) didukung penjelasan sistem dan prosedur yang O O
memfasilitasi penilaian bagaimana personal
seharusnya menjalankan tanggungjawab
pelaksanaan pengendalian intern tersebut
b. Dalam penetapan suatu kebijakan, (antara lain:
operasional kegiatan, pelatihan dan pelayanan
publik):
1) tidak dikaitkan dengan tanggungjawab O O
penerapan Sistem Pengendalian Intern
2) adakalanya dikaitkan dengan tanggungjawab O O
pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern
3) selalu dikaitkan dengan tanggung jawab O O
pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern.
Tanggungjawab tersebut selalu dikomunikasikan
secara periodik melalui media internal (buletin,
majalah)
4) selalu dikaitkan dengan tanggungjawab O O
pelaksanaan pengendalian internnya
c. Tidak tahu / tidak relevan O O
3
No. Uraian Pemahaman Penerapan
dalam kaitan faktor-faktor kritis pencapaian
tujuan organisasi.
3) secara terbatas menyediakan performance O O
feedback dalam kaitan faktor-faktor kritis
pencapaian tujuan organisasi secara relatif.
4) menyediakan performance feedback secara O O
tepat waktu, relevant dan reliable atas
penetapan faktor-faktor kritis untuk
manajemen.
5) menyediakan performance feedback secara O O
tepat waktu, relevant dan reliable untuk
menetapkan faktor-faktor kritis seluruh
organisasi kepada manajemen.
b. Prosedur informal digunakan untuk meyakini bahwa O O
identifikasi faktor-faktor kritis telah menjadi bagian
dari proses perencanaan. Faktor-faktor kritis hanya
ditujukan untuk Pimpinan Instansi/Unit Kerja saja.
c. Prosedur formal digunakan untuk meyakini bahwa
identifikasi faktor-faktor kritis telah menjadi bagian
dari proses perencanaan. Faktor-faktor kritis
ditujukan untuk:
1) Sekjen/Kepala Biro O O
2) Berbagai tingkat pimpinan O O
3) Pegawai O O
d. Tidak tahu / tidak relevan O O
4
No. Uraian Pemahaman Penerapan
d. Sebagai fasilitator dalam pengembangan:
1) risk assessment untuk pencapaian tujuan O O
organisasi.
2) Pengendalian Intern untuk pencapaian tujuan O O
organisasi.
e. Tidak tahu / tidak relevan O O
5
No. Uraian Pemahaman Penerapan
keuangan disajikan detail per bulan, sedangkan
informasi kinerja non finansial kadang-kadang
dilaporkan namun hanya secara umum.
c. Prosedur pelaporan secara formal telah ditetapkan
oleh Pimpinan untuk mendapatkan informasi secara
tepat waktu, relevan dan reliable, termasuk
didalamnya laporan monitoring status sistem
pengendalian intern dan laporan detail tentang
informasi:
1) kinerja non keuangan O O
2) non keuangan. O O
d. Tidak tahu / tidak relevan O O
6
No. Uraian Pemahaman Penerapan
2) aturan umum ditetapkan dipadukan dengan O O
etika kebijakan yang ada.
b. Staf/pegawai mendorong manajemen untuk O O
menyelesaikan setiap permasalahan yang berkaitan
dengan pelanggaran prilaku
c. Manajemen memiliki komitmen yang kuat untuk
menjaga etika dan integritasnya:
1) siap untuk melakukan investigasi dan mengambil O O
tindakan tegas apabila terdapat pelanggaran
kode etik.
2) ditunjukkan dengan ucapan dan perilakunya. O O
d. Terdapat media komunikasi yang ditetapkan secara O O
formal bagi staf/pegawai untuk menanyakan kepada
manajemen tentang permasalahan perilaku yang
tidak baik (improper behaviour)
e. Berbagai tingkat pimpinan dalam menyusun rencana O O
strategis dan pengambilan keputusan telah
mempertimbangkan faktor etika.
f. Tidak tahu / tidak relevan O O
7
No. Uraian Pemahaman Penerapan
a. Tidak terdapat semangat/keberanian untuk O O
melaporkan kelemahan signifikan dari sistem
pengendalian intern.
b. Tanggungjawab untuk melaporkan terjadinya O O
kelemahan sistem pengendalian intern tidak
dikomunikasikan dengan baik.
c. Laporan kelemahan sistem pengendalian intern:
1) direspon/ditindaklanjuti O O
2) tidak dilihat sebagai suatu hal yang harus segera O O
ditindaklanjuti
3) tindakan perbaikan diusahakan dilaksanakan O O
tepat waktu/segera
4) tindakan perbaikan dengan prioritas O O
5) agar tidak terulang dikemudian hari. O O
d. Melaporkan kelemahan signifikan dari sistem
pengendalian intern:
1) antara berani (encouraged) atau tidak berani O O
(discouraged).
2) Terdapat keberanian melaporkan yang signifikan O O
3) didorong secara aktif dan dicontohkan oleh O O
manajemen.
e. Tanggungjawab untuk melaporkan terjadinya
kelemahan sistem pengendalian intern:
1) dikomunikasikan dikalangan tertentu. Misal: O O
Internal Audit.
2) dikomunikasikan pejabat di unit terkait. O O
3) dikomunikasikan seluruh jajaran organisasi O O
4) didukung dengan pelatihan O O
5) didukung dengan prosedur evaluasi kinerjanya O O
f. Tidak tahu / tidak relevan O O
III. PENILAIAN RISIKO (RISK ASSESEMENT) (pasal 16 dan 17 identifikasi dan analisa
risk)
J. Tugas dan Fungsi
12. Bagaimana pembagian tugas dan fungsi dikaitkan dengan tujuan strategis organisasi
di unit kerja Saudara?
a. Staf/Pegawai memiliki pemahaman yang terbatas O O
tentang tujuan strategis organisasi dan kaitan dengan
tugas dan fungsinya.
b. Pembagian tugas dan fungsi staf/pegawai:
1) Terkadang telah dikaitkan dengan tujuan O O
strategis organisasi
2) Umumnya telah dikaitkan dengan tujuan O O
strategis organisasi.
3) Biasanya secara jelas dikaitkan dengan tujuan O O
strategis organisasi.
4) Hampir selalu dikaitkan dengan tujuan strategis O O
organisasi.
c. Manajemen:
1) memiliki kepedulian terhadap permasalahan O O
strategis yang dihadapi organisasi. Namun
8
No. Uraian Pemahaman Penerapan
demikian, pengetahuan tentang issue-issue yang
strategis dan proses utama pelaksanaan tupoksi
masih dibatasi sampai di level manajemen
tingkat bawah.
2) secara regular melakukan diskusi terkait O O
permasalah strategis organisasi dan menjamin
terjadinya koordinasi yang efektif
3) sangat memahami tujuan strategis organisasi O O
dan kaitan tujuan tersebut dengan kegiatan
utama organisasi (tupoksi yang strategis) dan
terutama dengan tugas-tugasnya.
d. Tidak tahu / tidak relevan O O
9
No. Uraian Pemahaman Penerapan
diidentifikasi pengaruhnya terhadap pelayanan
publik.
e. Tujuan stratejik jangka panjang dari analisa risiko O O
secara regular/kontinyu di perhitungkan kembali,
yaitu penetapan tujuan organisasi dipertimbangkan
dalam proses pengukuran risiko.
f. Tidak tahu / tidak relevan O O
10
No. Uraian Pemahaman Penerapan
(under controlled).
b. Pengendalian terkadang secara jelas dikaitkan O O
dengan risiko, terutama pengendalian risiko yang
terkait masalah pelaporan keuangan.
c. Pengendalian umumnya dikaitkan dengan O O
pengendalian risiko terutama masalah pelaporan
keuangan, ketaatan pada peraturan perundang-
undangan, dan risiko operasional
d. Disain prosedur pengendalian biasanya adalah O O
berbasis pada semua risiko (all risk based), yang
fokus pada penempatan orang yang tepat, untuk
mengendalikan kegiatan yang memiliki risiko tinggi.
e. Disain prosedur pengendalian secara regular direviu, O O
untuk meyakini bahwa disain tidak hanya dapat
memitigasi risiko, tapi juga dapat menghilangkannya.
f. Tidak tahu / tidak relevan O O
16. Bagaimana ruang lingkup dari aktivitas pengendalian, jenis pengendalian yang
ditetapkan, dan karakteristik pengendalian di unit kerja Saudara?
a. Lingkup pengendalian adalah:
1) Pengendalian atas pelaporan keuangan O O
2) Fokus pada aktivitas yang berdampak pada O O
pemenuhan target financial.
3) Fokus pada aktivitas yang berdampak pada O O
pemenuhan pengendalian fisik kas.
4) Fokus pada aktivitas yang berdampak pada O O
pemenuhan pengendalian surat berharga.
5) Fokus pada aktivitas yang berdampak pada O O
pemenuhan pengendalian aset-aset lainnya.
6) Pengendalian atas pemenuhan peraturan O O
perundang-undangan.
7) Efektifitas dan efisiensi dari operasi organisasi. O O
b. Pengendalian umumnya merupakan aktivitas untuk O O
melacak/mendeteksi (detective activities)
c. Pengendalian dijalankan sebagai reaksi "reactive O O
basis"
d. Pengendalian tidak selalu efektif - sering terjadi O O
kesalahan di suatu kegiatan yang telah menjalankan
aktivitas pengendalian
e. Pengendalian diyakini efektif - tapi terkadang masih O O
kesalahan di suatu kegiatan yang telah menjalankan
aktivitas pengendalian
f. Pengendalian merupakan paduan dari kegiatan yang O O
bersifat pencegahan (preventif) dan pendeteksian
(detective activities)
g. Pengendalian dijalankan dengan mendasarkan pada O O
pendekatan yang bersifat proaktif (proactive basis)
tanpa mengesampingkan reaksi (reactive basis).
h. Pengendalian umumnya telah efektif, kesalahan O O
jarang terjadi di suatu kegiatan yang telah
menjalankan aktivitas pengendalian
i. Pengendalian dilihat sebagai suatu proses yang O O
11
No. Uraian Pemahaman Penerapan
secara berkelanjutan selalu disempurnakan
j. Pengendalian di seluruh aktivitas hampir selalu O O
efektif, kesalahan hampir tidak pernah terjadi atau
kesalahan yang terjadi tidak material.
k. Tidak tahu / tidak relevan O O
12
No. Uraian Pemahaman Penerapan
d. IT penting untuk membantu mengelola organisasi O O
e. Pimpinan memiliki pemahaman yang memadai O O
tentang IT
f. Investasi cukup untuk pemeliharaan dan terkadang O O
cukup untuk pengembangan IT
g. IT sangat penting untuk membantu mengelola O O
organisasi
h. Pimpinan memiliki pemahaman yang baik tentang IT O O
i. Pimpinan memiliki komitmen yang kuat untuk O O
pengembangan IT dengan menyediakan dana dan
Sumber Daya Manusia
j. IT merupakan keunggulan kompetitif (competitve O O
advantage). Pimpinan memiliki rencana stratejik
untuk pengembangan sistem informasi yang telah
dihubungkan dengan keseluruhan rencana organisasi
k. Pimpinan memiliki pemahaman yang sangat baik O O
tentang IT
l. Pimpinan memiliki komitmen yang kuat untuk O O
pengembangan IT secara berkelanjutan dengan
menyediakan dana dan sumber daya manusia
m. Tidak tahu / tidak relevan O O
O. Komunikasi
19. Bagaimana efektivitas informasi dikomunikasikan dalam unit kerja Saudara?
a. Informasi disampaikan melalui permintaan resmi dari O O
satu unit organisasi ke unit organisasi lainnya
b. Komunikasi cenderung mengalir dari pimpinan ke O O
bawahan (top – down)
c. Komunikasi menggunakan media "memo" O O
d. Staf paham bahwa mereka membutuhkan informasi O O
untuk dikomunikasikan tidak hanya melalui
permintaan resmi, dan sering permintaan informasi
diberikan tanpa permintaan yang spesifik.
e. Komunikasi umumnya mengalir dari atas ke bawah O O
(top – down) dan lintas antara unit organisasi
f. Komunikasi interaktif kadang dilakukan, seperti O O
melalui rapat bulanan
g. Staf mengkomunikasikan informasi dengan berbagai O O
saluran informasi, dan menjamin metode komunikasi
yang dijalankan efektif
h. Komunikasi yang efektif adalah yang mengalir dari O O
atas ke bawah (top – down), sejajar (lateral) dan
dari bawah ke atas (bottom – up)
i. Metode komunikasi yang lebih bermakna O O
(sophisticated) terkadang digunakan, misal:
workshop untuk membahas suatu masalah yang
penting.
j. Pegawai merasa nyaman berkomunikasi dengan O O
berbagai saluran informasi. Seluruh pegawai
mendapat pelatihan cara berkomunikasi yang baik
secara kontinyu.
k. Metode komunikasi mengutamakan pendekatan O O
13
No. Uraian Pemahaman Penerapan
interaktif yaitu timbal balik dua arah (two-way
methods)
l. Tidak tahu / tidak relevan O O
14
No. Uraian Pemahaman Penerapan
pimpinan pada berbagai tingkatan untuk
membuktikan efektivitas sistem pengendalian intern.
k. Tidak tahu / tidak relevan O O
Tanggal : Tanggal :
Nama : Nama :
Input data
Tanggal :
Nama :
Tanda tangan :
15
KUESIONER INSPEKTORAT
DALAM RANGKA DIAGNOSTIC ASSESSEMENT PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN
1. Jawab dengan memberikan tanda"√" di “O” pada tempat jawaban yang disediakan
2. jika daftar isisan merupakan titik – titik maka isilah titik tersebut sesuai dengan
kondisi Bapak/Ibu
3. Jawaban atas pertanyaan terdiri dari:
Pemahaman : Mencakup kondisi ideal & dipahami secara teoritis oleh responden
mengenai topik yang ditanyakan
Penerapan: Mencakup penerapan yang telah atau sedang dilaksanakan oleh unit
Bapak/Ibu terkait topik yang ditanyakan
4. jawaban dapat lebih dari satu, apabila terdapat jawaban yang bertentangan pilihlah
yang paling dominan atau sering dilakukan/terjadi
5. Jika pernyataan dipandang tidak relevan atau tidak tahu, maka dijawab tidak tahu /
tidak relevan
DATA UMUM
1. Nama : .......................................................................
.......................................................................
.......................................................................
.......................................................................
1. Apakah peran dan tujuan/sasaran dari Internal Audit pada instansi saudara ?
Apakah peran IA telah fokus pada aktivitas berikut ini:
1) aktivitas pelaporan keuangan O O
2) pemenuhan peraturan O O
3) aktivitas pengendalian O O
4) monitoring tupoksi organisasi. O O
1
No. Uraian Pemahaman Penerapan
5) aspek lingkungan pengendalian. O O
6) risk assesment O O
7) critical success factors pencapaian O O
tujuan organisasi.
8) aktivitas organisasi yang berisiko O O
(key risk areas) mempengaruhi
pencapaian tujuan organisasi.
b. Apakah peran IA telah meliputi kegiatan
berikut ini:
1) pada prinsipnya adalah melakukan O O
"check up" pelaksanaan tupoksi
organisasi. Dimana hal tersebut
kadang manajemen melihat
sebagai suatu pendekatan yang
confrontational.
2) adalah menjalankan sebagian O O
peran top manajemen dalam
meyakini bahwa sistem
pengendalian intern telah berjalan
dengan baik.
3) sebagai fasilitator dalam O O
pengembangan (pengukuran risiko)
risk assessment untuk pencapaian
tujuan organisasi.
4) sebagai fasilitator dalam O O
management control untuk
pencapaian tujuan organisasi.
c. Apakah IA dalam perencanaan/
pendekatan auditnya telah
melaksanakan langkah-langkah berikut
ini:
1) sedikit sekali melakukan konsultasi O O
dengan pihak manajemen.
2) telah melibatkan pihak manajemen O O
atau telah mengunakan
pendekatan "customer focus".
Customer focus tersebut telah
tergambar dalam tupoksi Internal
Audit.
3) Tugas utama dari Internal Audit O O
adalah menjalankan fungsi reviu
atas pelaksanaan kegiatan
manajemen.
d. Tidak tahu / tidak relevan O O
2
No. Uraian Pemahaman Penerapan
memahami.
3) Updating tupoksi tidak dilakukan O O
secara teratur
4) Tupoksi ditetapkan dalam bahasa O O
yang tidak semua pihak terkait
dapat memahinya dengan jelas,
termasuk Inspektorat sendiri.
5) Tupoksi menjelaskan fungsi dan O O
tanggungjawab internal audit
secara jelas
6) Tupoksi menjelaskan fungsi O O
pengendalian lingkungan
7) Tupoksi menjelaskan fungsi O O
hubungan dengan eksternal audit
8) Tupoksi menjelaskan Informasi dan O O
Teknologi
9) Tupoksi menjelaskan pengendalian O O
atas fraud
10) Tupoksi menjelaskan monitoring O O
11) Tupoksi menjelaskan aturan O O
pelaporan.
12) Tupoksi selalu direviu O O
13) Tupoksi ditetapkan ulang secara O O
periodik.
14) Tupoksi dipahami oleh Inspektorat O O
15) Tupoksi mendapat persetujuan dari O O
top manajemen.
16) Tupoksi mencantumkan kewajiban O O
internal audit dalam perencanaan
auditnya untuk selalu berkonsultasi
dengan pihak manajemen.
17) Tupoksi yang ditetapkan selalu O O
dikomunikasikan dengan pihak
manajemen dan memintakan
saran/masukkan dari pihak
manajemen untuk perbaikannya
b. Tidak tahu / tidak relevan O O
3
No. Uraian Pemahaman Penerapan
setengah tahun sekali atau setiap 4
bulan sekali.
b. Bagaimana gambaran akses Inspektorat
dalam menjalankan tugasnya ?
1) jarang mendapatkan akses ke top O O
manajemen
2) hanya memiliki akses terbatas ke O O
top manajemen
3) memiliki akses langsung ke Top O O
Manajemen
c. Apakah secara teratur Inspektur O O
melakukan komunikasi dengan jajaran
Top Manajemen terkait rencana strategi
pelaksanaan kegiatannya.
d. Tidak tahu / tidak relevan O O
4. Bagaimana cara dan bentuk laporan hasil audit Inspektorat disampaikan kepada
Top Manajemen ?
a. Laporan kepada Top Manajemen:
1) umumnya dilakukan secara O O
informal
2) umumnya top Manajemen O O
menerima laporan yang sifatnya
"good news"
3) dilakukan secara formal O O
4) dilakukan tidak terjadual (sekali O O
dalam setahun).
5) sedikit menjelaskan masalah O O
langkah kerja yang dilakukan
6) sedikit menjelaskan temuan hasil O O
audit serta rekomendasi yang telah
disampaikan.
7) sedikit rekomendasi yang O O
disampaikan.
8) disampaikan secara teratur (4 O O
bulan sekali atau bulanan)
9) disampaikan secara detail O O
10) terdapat perbandingan rencana O O
dan realisasi audit
11) terdapat faktor-faktor yang O O
signifikan mempengaruhi
lingkungan pengendalian (control
environment)
12) terdapat masalah-masalah dalam O O
pengendalian intern lainnya.
13) kaitan antara rekomendasi dengan O O
critical success factor
14) kaitan antara rekomendasi dengan O O
inherent risknya
15) kaitan antara rekomendasi dengan O O
pencapaian tujuan organisasi.
4
No. Uraian Pemahaman Penerapan
16) terdapat Cost benefit analysis O O
17) terdapat pengukuran atas seluruh O O
aktivitas pengendalian lingkungan
18) terdapat pengukuran atas rencana O O
kedepan dari kegiatan audit
19) terdapat pengukuran kinerja O O
Inspektorat.
b. Tidak tahu / tidak relevan O O
5. Bagaimana cara dan bentuk laporan hasil audit Inspektorat disampaikan kepada
line manajemen (Kepala Satuan Kerja/Pimpinan Satgas, Eselon III) ?
a. Laporan kepada line manajemen:
1) hanya terkait dengan rekomendasi O O
yang disampaikan
2) hanya disampaikan jika audit telah O O
selesai dilaksanakan (kurang lebih
sebulan)
3) disampaikan biasanya kurang dari 1 O O
bulan
4) laporan memuat eksekutif O O
summary
5) laporan memuat rekomendasi O O
6) laporan memuat tanggapan dari O O
pihak manajemen.
7) apabila tidak tepat waktu hanya O O
didasarkan atas suatu hal yang
dapat dipahami.
8) memuat penjelasan mengenai O O
faktor-faktor kritis yang
mempengaruhi aktivitas lingkungan
pengendalian
9) laporan memuat penjelasan O O
mengenai faktor-faktor
pengendalian intern lainnya
10) laporan memuat penjelasan O O
mengenai tindak lanjut yang perlu
diprioritaskan.
11) kaitan antara rekomendasi dengan O O
critical success factor
12) kaitan antara rekomendasi dengan O O
inherent risknya
13) kaitan antara rekomendasi dengan O O
pencapaian tujuan organisasi.
14) terdapat Cost benefit analysis O O
15) terdapat pengukuran atas seluruh O O
aktivitas pengendalian lingkungan
16) terdapat pengukuran atas rencana O O
kedepan dari kegiatan audit
17) terdapat komentar atas kinerja O O
Inspektorat dari pihak manajemen.
b. Tidak tahu / tidak relevan O O
5
No. Uraian Pemahaman Penerapan
6
No. Uraian Pemahaman Penerapan
7
No. Uraian Pemahaman Penerapan
melaksanakan tugasnya ?
a. Inspektorat merupakan tempat:
1) yang tidak dinamis O O
2) yang dinamis O O
3) yang tidak penuh tantangan. O O
b. Beberapa orang di Inspektorat telah O O
menempati posisi yang sama dalam
beberapa tahun.
c. pergantian pegawai:
1) dilakukan apabila terdapat O O
pegawai yang pensiun
2) dilakukan apabila terdapat O O
pegawai yang mutasi
3) diganti dengan orang yang memiliki O O
kompetensi sama.
d. sistem mutasi di Inspektorat sama O O
dengan unit lain
e. karir di Inspektorat sama dengan unit O O
lain
f. sedikit staf dari Inspektorat yang di O O
mutasi ke unit organisasi lain.
g. Kebijakan rekrutmen pegawai: O O
1) Tidak ditetapkan secara formal O O
2) ditetapkan secara formal O O
3) memiliki kemampuan dasar sebagai O O
tim audit
4) memiliki pemahaman pelaporan O O
keuangan
5) memiliki pemahaman peraturan O O
6) memiliki pemahaman informasi O O
dan teknologi.
7) menggambarkan pemahaman yang O O
luas terhadap fungsi internal audit
8) memberikan prioritas kepada calon O O
pegawai yang ahli di bidang
akuntansi/auditing.
9) Alternatif recruitment pegawai O O
adalah dari internal organisasi yang
memiliki kompetensi sesuai
kebijakan yang telah ditetapkan.
10) memberikan prioritas kepada calon O O
pegawai yang ahli di bidang
akuntansi/auditing. Alternatif
recruitment pegawai adalah dari
internal organisasi yang memiliki
kompetensi sesuai kebijakan yang
telah ditetapkan.
11) Kebijakan recruitment pegawai O O
telah menggambarkan pemahaman
yang luas terhadap fungsi internal
audit, dan memberikan prioritas
8
No. Uraian Pemahaman Penerapan
kepada calon pegawai yang ahli di
bidang akuntansi/auditing.
Alternatif recruitment pegawai
adalah dari internal organisasi yang
memiliki kompetensi sesuai
kebijakan yang telah ditetapkan.
h. Di Inspektorat dalam pengembangan O O
karir terdapat beberapa aturan yang
berbeda (terkait jabatan fungsional
auditor)
i. Inspektorat dilihat sebagai tempat yang O O
prestisius, suatu area dinamis yang
menghasilkan calon-calon eksekutif
manajemen.
j. Internal audit pada dasarnya adalah O O
inhouse consultancy, sehingga pegawai
yang direcruit harus memahami
operasional organisasi tidak semata-
mata hanya memiliki kemampuan
akuntansi/auditing. Proses recrutment
memberikan kesempatan yang luas
kepada pegawai di unit lain yang
memiliki kemampuan lebih dibanding
pegawai lain yang sebelumnya telah
dikonsultasikan kepada Top
Management.
k. Tidak tahu / tidak relevan O O
9
No. Uraian Pemahaman Penerapan
kegiatan audit Itjen.
g. Inspektorat mengukur kinerjanya sendiri O O
secara regular dan dalam pengukuran
kinerjanya menerima masukkan dari
pihak manajemen/auditan.Feedback
atas kinerja Inspektorat dari pihak
manajemen juga diterima dari pihak
manajemen secara periodik, tidak hanya
pada saat pengukuran kinerja sedang
dilakukan.
h. Feedback dari pihak manajemen/auditan O O
dipertimbangkan untuk pengembangan
Key Performance Indicators, dengan
mempertimbangkan misi, tujuan dan
outcames yang ingin dicapai dari
kegiatan audit Itjen.
i. Tidak tahu / tidak relevan O O
Tanggal : Tanggal :
Nama : Nama :
Input data
Tanggal :
Nama :
Tanda tangan :
10
Lampiran 4
1. Pendahuluan
Input, pengolahan, dan analisis data dilaksanakan dalam satu file berbentuk
excel. Hasil akhir hingga analisis data adalah peta mengenai kondisi K/L yang
diambil datanya.
2. Input Data
Input data terdapat 2 buah worksheet, yaitu input data untuk pemahaman
dan penerapan yang keduanya terletak pada sudut kiri bawah.
Input data pemahaman dan penerapan berasal dari kuesioner sesuai
dengan worksheetnya.
Pada saat diinput, penomoran pada pemahaman dan penerapan harus
sama karena data tersebut berpasangan antara satu dengan lainnya.
Input data dilakukan dengan menuliskan angka “1” pada sel data excel
untuk kuesioner yang dipilih oleh responden dan biarkan sel berisi angka
“0” untuk kuesioner yang tidak dipilih oleh responden.
Bagian row adalah pertanyaan sesuai dengan kuesioner, sedangkan
kolom adalah responden
Standar awal hanya ada satu responden, apabila responden lebih dari
satu orang, maka jumlah kolom untuk responden dapat ditambah sesuai
dengan jumlah responden dengan cara mengkopi penuh satu kolom
(hitamkan dengan mengklik kolom di atasnya kemudian dikopikan ke
kolom sebelah kanan hingga sesuai dengan jumlah responden.
Dalam daftar isian data hanya ada angka “1” dan “0”, tidak ada lain,
apabila ada data lain maka data lain tersebut tidak terbaca dan membuat
error pada proses pengolahan dan analisis data.
Jumlah data yang diinput pada pemahaman dan penerapan harus sama
jumlahnya dan nomor yang ada pun berpasangan datanya.
Apabila telah selesai dapat dilanjutkan ke worksheet pengolahan data
pemahaman dan penerapan.
3. Pengolahan Data
Pengolahan data adalah proses lanjutan setelah pengisian data selesai
dilaksanakan. Tata cara untuk pengolahan data adalah sebagai berikut:
Pengolahan data dilaksanakan oleh dua worksheet yaitu worksheet untuk
pengolahan data pemahaman dan penerapan.
Pengolahan berlangsung secara otomatis atau telah terhubung (link)
dengan input data.
Apabila kolom untuk responden kurang, maka dapat dilakukan proses kopi
dari kolom responden disebelahnya dan jumlah kolom yang dikopi
disesuaikan dengan jumlah responden pada input data.
Jumlah responden pada pengolahan data harus sama dengan jumlah
input data, serta jumlah pemahaman dan penerapan juga harus sama.
Tidak dilakukan perubahan apapun dalam worksheet ini kecuali
penambahan kolom sesuai dengan jumlah responden.
Apabila telah selesai dapat dilanjutkan ke worksheet ringkasan data untuk
pemahaman dan penerapan.
4. Pengolahan Data Lanjutan
Pengolahan data secara berkelanjutan berbentuk ringkasan data adalah
worksheet yang berguna untuk pengambilan data yang dibutuhkan dalam
membuat peta hasil pemetaan.
Pengolahan data lanjutan yang menghasilkan ringkasan data akan secara
otomatis terbuat dan telah dihubungkan (link) dengan worksheet
sebelumnya.
Data yang dihasilkan hanya berbentuk titik – titik simpulan.
Merupakan data yang digunakan untuk membuat peta hasil pemetaan.
Tidak perlu melakukan apapun karena data otomatis terbuat.
Apabila kolom responden kurang maka dapat dibuat dengan cara
mengkopi dari kolom sebelumnya.
5. Peta hasil pemetaan
Peta hasil pemetaan dapat dibuat dari worksheet ringkasan, namun jika
membutuhkan lebih detil maka dapat diambil dari worksheet pengolahan data.
Tata cara membuat peta hasil pemetaan adalah sebagai berikut:
Buka worksheet peta (dalam contoh ini adalah peta untuk kesimpulan
secara umum)
Terlihat adanya gambar peta dengan warna merah, kuning, hijau, dan biru
Di bawah peta terlihat adanya data, dengan kolom Pemahaman,
Penerapan, dan Blok
Buatlah persiapan blok data dengan jumlah row yang sesuai dengan
jumlah responden, bila row responden kurang maka dapat ditambah row
dengan melakukan insert row
Ambil data dari worksheet ”ringkasan pemahaman” di row ”simpulan”
mulai dari awal hingga akhir pada row simpulan, kemudian ”copy”
Kembali ke worksheet peta kemudian pindahkan data yang tadinya
memanjang dari kiri ke kanan di row menjadi dari atas ke bawah di kolom
pemahaman dengan cara ”paste special” – pilih ”paste values” dilanjutkan
”transpose”.
Ulangi untuk data penerapan
Data pemahaman dan penerapan harus berdampingan dan jumlahnya
sama
Perumusan dalam kolom–kolom selanjutnya hingga kolom blok dilakukan
dengan cara mengkopi perumusan yang berada diatasnya
Apabila telah selesai, maka akan otomatis angka–angka tersebut
dimasukan ke dalam peta.
Cara membaca peta (lihat penjelasan tentang analisis jawaban kuesioner)
Apabila ingin memperoleh hasil yang lebih terinci, maka proses membuat
peta dapat diulang untuk setiap unsur SPIP, dapat juga dilakukan secara
detil sampai pada setiap pertanyaan.
1 1 0 0 0 0
4
2,86% 2,86% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
8 0 7 1 0 1
P 3
22,86% E 0,00% 20,00% 2,86% 0,00% 2,86%
M
A
23 H 12 11 0 0 8
A 2
65,71% M 34,29% 31,43% 0,00% 0,00% 22,86%
A
N
3 3 0 0 0 26
1
8,57% 8,57% 0,00% 0,00% 0,00% 74,29%
1 2 3 4
35 35
PENERAPAN
16 18 1 0
45,71% 51,43% 2,86% 0,00%
Pemahaman
Penerapan Pemahaman Penerapan Pemahaman Penerapan Blok
11 3
12 12
13 0
14 1
21 0
22 11
23 7
24 0
31 0
32 0
33 1
34 0
41 0
42 0
43 0
44 0
35
Misalnya:
Bila terjadi gejala awal potensi permasalahan (red flag), beri tanda
pada pertanyaan dalam kuesioner sebagai pertanyaan yang akan
digali lebih lanjut informasinya.
3) Pegawai mengetahui, memahami dengan baik isi aturan perilaku/standar etika, sanksi hukuman terhadap
pelanggaran aturan perilaku/standar etika.
4) Setiap tingkat pimpinan telah memberikan keteladanan penerapan aturan perilaku, dalam tutur kata - Aturan perilaku yang
maupun dalam tindakan nyata. ditetapkan dengan
SE,
- Sample dokumen
Pakta Integritas
5) Pekerjaan yang terkait dengan pelayanan publik dilaksanakan dengan etika yang tinggi. - Kebijakan/mekanisme
penanganan masalah
1
kepegawaian
6) Sanksi atas pelanggaran etika telah dikomunikasikan kepada pegawai, penegakan yang tepat atas - SE/SK Pembentukan
pelanggaran aturan perilaku dan pemantauan tindak lanjutnya. Tim Penegakan
Aturan Perilaku,
- Sample SK
Penjatuhan Sanksi
7) Demi pencapaian tujuan organisasi, pimpinan instansi pemerintah menjelaskan, - Sample Notulen
mempertanggungjawabkan, dan mendokumentasikan, jika ada kejadian intervensi, pengabaian, ataupun Rapat,
pengecualian pengendalian intern. - SE tentang Pedoman
intervensi dan
pengabaian
8) Pimpinan instansi pemerintah menghapus kebijakan, penugasan, atau penetapan sasaran yang tidak - Renstra,
realistis, yang dapat mendorong perilaku tidak etis. - Renja yang SMART
10) IP telah menyusun standar kompetensi untuk setiap tugas dan fungsi pada masing-masing posisi dalam IP - Uraian Jabatan
11) IP telah menyusun, menyelenggarakan program pelatihan dan pembimbingan yang berkesinambungan, - Dokumen Kebijakan
dan melakukan evaluasi untuk memastikan bahwa seluruh pegawai sudah menerima pelatihan yang sesuai Pengelolaan SDM
dengan pelaksanaan tugasnya
2
(rencana diklat yang
sesuai dengan urjab,
dan pengembangan
kompetensi)
12) Pemilihan dan penempatan berbagai tingkatan pimpinan berdasarkan kemampuan manajerial dan - Kriteria promosi,
pengalaman teknis yang luas dalam pengelolaan Instansi Pemerintah. mutasi
3
4. Pembentukan Struktur Organisasi yang sesuai dengan Kebutuhan
20) Struktur organisasi Instansi Pemerintah telah sesuai dengan tujuan, ukuran dan sifat kegiatan dalam - Ketentuan
rangka mencapai tujuan: Perundangan (PP,
- telah memfasilitasi kebutuhan arus informasi internal instansi (proses bisnis) secara menyeluruh, Perda, Permen dll),
- telah mempertimbangkan faktor-faktor dalam menentukan tingkat sentralisasi dan desentralisasi SE pimpinan instansi
kebijakan.
21) Struktur organisasi memberikan kejelasan wewenang dan tanggung jawab serta telah disosialisasikan - Job disc, website,
dan dipahami oleh semua pegawai agenda
22) Terdapat kebijakan yang memberikan kejelasan hubungan dan jenjang pelaporan intern dalam Instansi - SE/SK pengelolaan
Pemerintah, untuk memudahkan Pimpinan IP memperoleh informasi pelaksanaan tugas tanggung informasi dan
jawabnya, saling berkomunikasi, serta pemahaman pegawai terhadap hubungan dan jenjang pelaporan pelaporan
yang telah ditetapkan.
23) Telah dilaksanakan evaluasi dan penyesuaian secara periodik atas struktur organisasi terhadap - Pertimbangan 2
perubahan lingkungan strategis. perubahan SOTK
24) Jumlah pegawai terutama untuk posisi pimpinan telah sesuai kebutuhan, sehingga Pimpinan memiliki - Analisis beban kerja
waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
25) Wewenang telah diberikan secara tepat sesuai dengan tingkat tanggung jawabnya, dimana Pimpinan - SE struktur
bertanggung jawab atas keputusan, menerapkan prosedur pemantauan hasil pendelegasian wewenang organisasi, Uraian
dan tanggung jawab. jabatan
26) Pegawai yang diberi wewenang telah memahami bahwa wewenang dan tanggung jawab yang - SE struktur
diterimanya terkait pihak lain dalam instansi yang bersangkutan yang diatur dalam uraian tugas setiap organisasi, Uraian
tingkatan manajemen dan dievaluasi kinerjanya. jabatan
4
27) Pegawai telah memahami bahwa pelaksanaan wewenang dan tanggung jawabnya dalam penerapan - SE struktur
SPIP: organisasi,
- diberdayakan untuk mengatasi masalah atau melakukan perbaikan, - Uraian jabatan
- keseimbangan antara pendelegasian tersebut dengan keterlibatan pimpinan yang lebih tinggi.
6. Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan Sumber Daya Manusia
28) Instansi telah melaksanakan kebijakan dan prosedur pembinaan SDM, sejak rekrutmen sampai dengan - Dokumen formasi
pemberhentian pegawai, yang mengutamakan kompetensi, etika dan integritas, serta mendorong berbasis
tercapainya kinerja. kompetensi/jabatan,
- SOP Penerimaan
Pegawai / rekrutmen
- Uraian Jabatan
- SOP pengelolaan
pegawai (promosi,
mutasi, remunerasi,
dll)
- Panduan, penilaian,
dan pelatihan
- SK pemberhentian
29) Instansi telah menerapkan kebijakan penelusuran latar belakang calon pegawai yang memadai dalam
proses rekruitmen.
(mencakup investigasi terhadap calon pegawai sehubungan adanya catatan kriminal, konfirmasi atas
atasan calon pegawai di tempat kerja sebelumnya, dan konfirmasi ijazah pendidikan dan sertifikasi
profesi)
30) Instansi telah menerapkan supervisi periodik atas SDM yang memadai.
(dengan memberikan panduan, penilaian, dan pelatihan di tempat kerja, dan pimpinan memastikan
bahwa pegawai memahami tugas, tanggung jawabnya)
5
31) Terdapat mekanisme untuk memberikan keyakinan memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi dan - Piagam Audit, Struktur
efektifitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah, melalui: Organisasi APIP,
- Independensi APIP yang didukung oleh komitmen dari pimpinan tertinggi - Standar Kerja/Standar
- APIP menyusun laporan hasil pengawasan, yang memberikan keyakinan memadai pencapaian tujuan Profesi,
penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah. - PKPT, Laporan hasil
- Dilakukan telaahan sejawat secara berkala, untuk menjaga mutu hasil pemeriksaan APIP pengawasan,
- SOP/Pemantauan
tindak lanjut
32) Terdapat mekanisme peringatan dini dan peningkatan efektivitas manajemen risiko atas - PKPT,
penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah - Pedoman audit, reviu,
bimtek, dll,
- Laporan hasil
pengawasan dengan
sasaran perbaikan
efektivitas
manajemen risiko
33) Terdapat peran APIP independen dan profesional dalam upaya memelihara dan meningkatkan kualitas - Laporan hasil
tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah. pengawasan dengan
sasaran perbaikan
tata kelola
34) Instansi telah melakukan hubungan kerja yang baik dengan IP yang mengelola anggaran, akuntansi dan - MOU Koordinasi
perbendaharaan, dan yang mekasanakan tanggung jawab pengendalian lintas instansi, sehingga tercipta
mekanisme saling uji dan saling berkoordinasi.
(misal rekonsiliasi data keuangan, pembahasan secara berkala tentang pelaporan keuangan dan
anggaran dengan Departemen Keuangan, pengendalian intern dan kinerja, serta musyawarah
perencanaan pembangunan sesuai ketentuan yang berlaku, rapat koordinasi dengan instansi eksternal
yang bertanggung jawab atas fungsi pengendalian lintas instansi (inspektorat, BPKP, dan BPK).
6
URAIAN Dokumen Terkait
35) Pimpinan IP sudah menetapkan tujuan Instansi pemerintah berdasarkan peraturan perundang-undangan seperti Renstra dan Renja tahunan
tercantum dalam Renstra dan Renja tahunan, Memenuhi persyaratan program yang ditetapkan dengan peraturan
dan memenuhi kriteria SMART serta dikomunikasikan dengan seluruh pegawai
36) Pimpinan IP menetapkan strategi operasional yang konsisten dengan renstra dan rencana penilaian risiko,
dengan mempertimbangkan sistem penganggaran (antara lain alokasi, prioritas, rancangan secara rinci, asumsi
dasar renstra dan anggaran konsisten saat ini dan sebelumnya.)
37) Tujuan IP secara menyeluruh mempertimbangkan risiko ekstern dan intern, serta struktur pengendalian
penanganan risiko
38) Penetapan tujuan pada tingkat kegiatan dengan memperhatikan metode yang lazim, diantaranya adanya tujuan
dan renstra IP (entitas), keterkaitan, relevansi,kriteria pengukuran, sumber daya yang cukup dan partisipasi
seluruh tingkatan pimpinan.
3. Identifikasi Risiko
39) Pimpinan IP menggunakan metodologi identifikasi risiko, baik metode kualitatif maupun kuantitatif yang sesuai
dengan tujuan IP dan tujuan kegiatan dengan ditandai :
mempertimbangkan prakiraan rencana jangka pendek dan jangka panjang serta renstra
mempertimbangkan hasil dari temuan audit, hasil evaluasi atau penilaian lainnya,
risiko yang ada pada tingkat pegawai dan pimpinan tingkat menengah menjadi perhatian pimpinan yang
lebih tinggi.
7
URAIAN Dokumen Terkait
40) Penggunaan metodologi tersebut harus dikomunikasikan dengan pegawai yang berkepentingan dan dibahas
dengan jajaran pimpinan,
41) Risiko telah diidentifikasi dengan menggunakan mekanisme yang memadai, dengan mempertimbangkan
perubahan lingkungan strategis eksternal dan internal (eksternal seperti perubahan peraturan, teknologi,
bencana alam, dan internal seperti perubahan kebutuhan, pengurangan pegawai, kecurangan).
42) Penilaian atas faktor lain, yang dapat meningkatkan risiko telah dilaksanakan dengan mempertimbangkan Kertas Kerja Identifikasi
faktor-faktor yang terjadi di masa lalu (seperti kegagalan pencapaian misi, tujuan dan sasaran, pelanggaran Risiko
penggunaan dana dan peraturan), serta risiko melekat pada misi dan program
4. Analisis Risiko
43) Analisis risiko dilaksanakan untuk menentukan dampak risiko terhadap pencapaian tujuan IP dengan Kertas Kerja Analisis Risiko
memperhatikan metode, proses dan hasil:
Metode analisis risiko yang relevan dipergunakan (ada kriteria klasifikasi, melibatkan pimpinan dan
pegawai yang berkepentingan, menetapkan peringkat atau level
Pimpinan IP menetapkan proses formal dan informal untuk menganalisis risiko berdasarkan kegiatan
sehari-hari
Risiko relevan dengan tujuan
44) Pimpinan IP menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menentukan tingkat risiko yang dapat diterima.
5. Pengelolaan Risiko Selama Perubahan
45) IP memiliki mekanisme antisipasi, identifikasi, dan reaksi terhadap perubahan-perubahan dalam pemerintahan,
ekonomi, industri, peraturan, operasional, atau kondisi lain yang dapat mempengaruhi tercapainya maksud dan
tujuan IP secara keseluruhan dan tujuan kegiatan.
8
Dokumen Terkait/
URAIAN Infrastruktur yang tersedia
III. KEGIATAN PENGENDALIAN
Peraturan per-uu-an
47) Penyelenggaraan kegiatan pengendalian telah diarahkan pada karakteristik sebagai berikut:
sebagai landasan hukum
- kegiatan pokok (core business) Instansi Pemerintah; instansi, SOP, Notulen
- melalui proses penilaian risiko; Rapat, Laporan Monitoring
- sifat khusus (specific) Instansi Pemerintah; dan Evaluasi Kegiatan
- kebijakan dan prosedur harus ditetapkan secara tertulis (terdapat dokumentasi); masing-masing instansi.
- prosedur dilaksanakan sesuai yang ditetapkan secara tertulis (terdapat proses internalisasi dan
implementasi di instansi yang bersangkutan); dan
- kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut masih sesuai
dan berfungsi seperti yang diharapkan
9
Dokumen Terkait/
URAIAN Infrastruktur yang tersedia
III. KEGIATAN PENGENDALIAN
Notulen Rapat.
10
Dokumen Terkait/
URAIAN Infrastruktur yang tersedia
III. KEGIATAN PENGENDALIAN
a. klasifikasi sumber daya sistem informasi, identifikasi pengguna yang berhak dan otorisasi akses ke informasi (DBMS, TPS, MIS, EIS)
secara formal,
b. pengendalian fisik dan pengendalian logik untuk mencegah dan mendeteksi akses yang tidak diotorisasi,
c. pemantauan atas akses ke sistem informasi, investigasi atas pelanggaran, serta tindakan perbaikan dan
penegakan disiplin.
52) Terdapat kegiatan pengendalian umum pengamanan pengendalian atas pengembangan dan perubahan
perangkat lunak aplikasi untuk memastikan akurasi dan kelengkapan informasi meliputi :
a. otorisasi atas fitur pemrosesan sistem informasi dan modifikasi program,
b. pengujian dan persetujuan atas seluruh perangkat lunak yang baru dan yang dimutakhirkan,
c. dan penetapan prosedur untuk memastikan terselenggaranya pengendalian atas kepustakaan perangkat
lunak.
53) Terdapat kegiatan pengendalian umum pengamanan pengendalian atas perangkat lunak sistem meliputi :
a. pembatasan akses ke perangkat lunak sistem berdasarkan tanggung jawab pekerjaan dan dokumentasi
atas otorisasi akses,
b. pengendalian dan pemantauan atas akses dan penggunaan perangkat lunak sistem,
c. dan pengendalian atas perubahan yang dilakukan terhadap perangkat lunak sistem
54) Terdapat kegiatan pengendalian umum pengamanan pemisahan tugas meliputi :
a. identifikasi tugas yang tidak dapat digabungkan dan penetapan kebijakan untuk memisahkan tugas tersebut,
b. penetapan pengendalian akses untuk pelaksanaan pemisahan tugas,
c. dan pengendalian atas kegiatan pegawai melalui penggunaan prosedur, supervisi, dan reviu.
55) Terdapat kegiatan pengendalian umum pengamanan kontinuitas pelayanan meliputi :
- penilaian, pemberian prioritas, dan pengidentifikasian sumber daya pendukung atas kegiatan komputerisasi
yang kritis dan sensitif;
- langkah-langkah pencegahan dan minimalisasi potensi kerusakan dan terhentinya operasi komputer;
- pengembangan dan pendokumentasian rencana komprehensif untuk mengatasi kejadian tidak terduga; dan
- pengujian secara berkala atas rencana untuk mengatasi kejadian tidak terduga dan melakukan
penyesuaian jika diperlukan.
11
Dokumen Terkait/
URAIAN Infrastruktur yang tersedia
III. KEGIATAN PENGENDALIAN
- pengentrian dan pemrosesan seluruh transaksi yang telah diotorisasi ke dalam komputer; dan
- pelaksanaan rekonsiliasi data untuk memverifikasi kelengkapan data.
58) Terdapat kegiatan pengendalian aplikasi pengendalian akurasi; dan
- penggunaan prosedur yang memastikan bahwa hanya program dan file data versi terkini digunakan selama
pemrosesan;
- penggunaan program yang memiliki prosedur untuk memverifikasi bahwa versi file komputer yang sesuai
digunakan selama pemrosesan;
- penggunaan program yang memiliki prosedur untuk mengecek internal file header labels sebelum
pemrosesan; dan
- penggunaan aplikasi yang mencegah perubahan file secara bersamaan.
12
Dokumen Terkait/
URAIAN Infrastruktur yang tersedia
III. KEGIATAN PENGENDALIAN
60) Terdapat pengendalian fisik atas aset yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Instansi Pemerintah SOP Procurement, SOP
diimplementasikan dan dikomunikasikan kepada seluruh pegawai: Penerimaan/ Pencatatan,
SOP Pemeliharaan Aset,
- rencana identifikasi, kebijakan, dan prosedur pengamanan fisik; dan SOP Mutasi Aset, SOP
- rencana pemulihan setelah bencana Penghapusan Aset,
Laporan Bulanan/
Triwulanan/ Semester/
Tahunan Aset.
Infrastruktur: Brankas,
Gudang, Garasi dan bentuk
bangunan lain yang sesuai.
6. Penetapan dan Reviu Indikator dan Ukuran Kinerja
61) Terdapat reviu indikator dan ukuran kinerja yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pemerintah mencakup: Surat Keputusan
Penerapan Manajemen
- penetapan ukuran dan indikator kinerja; Kinerja, Renstra, Dokumen
- reviu dan validasi secara periodik atas ketetapan dan keandalan ukuran dan indikator kinerja; Anggaran, Rencana
- evaluasi faktor penilaian pengukuran kinerja; dan Kinerja, Struktur Organisasi,
- membandingkan secara terus-menerus data capaian kinerja dengan sasaran yang ditetapkan dan selisihnya Uraian Jabatan, Surat
dianalisis lebih lanjut. Ketetapan Pembagian
Tugas, Standar Kinerja
Individu, LAKIP, DP3,
Angka Kredit
7. Pemisahan Fungsi
13
Dokumen Terkait/
URAIAN Infrastruktur yang tersedia
III. KEGIATAN PENGENDALIAN
62) Terdapat pemisahan fungsi yang menjamin bahwa seluruh aspek utama transaksi atau kejadian tidak Struktur Organisasi, Uraian
dikendalikan oleh 1 (satu) orang yang ditandai dengan pemisahan tanggung jawab dan tugas atas transaksi atau Jabatan, Surat Ketetapan
kejadian terkait dengan otorisasi, persetujuan, pemrosesan dan pencatatan, pembayaran atau pemerimaan dana, Pembagian Tugas
reviu dan audit, serta fungsi-fungsi penyimpanan dan penanganan aset.
63) Terdapat otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pemerintah SOP untuk kegiatan
dan dikomunikasikan kepada seluruh pegawai, yang ditandai dengan : tersebut, Peraturan per-uu-
an yang berlaku dan
- hanya transaksi dan kejadian signifikan yang dientri adalah yang telah diotorisasi dan dilaksanakan hanya ketentuan pimpinan instansi
oleh pegawai sesuai lingkup otoritasnya pemerintah yang terkait
- persyaratan otorisasi yang sejalan dengan arahan dan dalam batasan yang ditetapkan oleh ketentuan
peraturan perundang-undangan dan ketentuan pimpinan Instansi Pemerintah.
9. Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu atas Transaksi dan Kejadian
64) Terdapat pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian dengan mempertimbangkan: Manual Akuntansi, Bagan
Akun Standar, Buku Besar/
- transaksi dan kejadian diklasifikasikan dengan tepat dan dicatat segera; dan Buku Pembantu, Bukti
- klasifikasi dan pencatatan yang tepat dilaksanakan dalam seluruh siklus transaksi atau kejadian. Transaksi, SPJ, Laporan
Bulanan/ Triwulanan/
Semester/ Tahunan
Transaksi
10. Pembatasan Akses atas Sumber Daya dan Pencatatannya
14
Dokumen Terkait/
URAIAN Infrastruktur yang tersedia
III. KEGIATAN PENGENDALIAN
65) Terdapat pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya, akses hanya diberikan kepada pegawai Aturan pembatasan akses,
yang berwenang dan pimpinan Instansi Pemerintah melakukan reviu atas pembatasan tersebut secara berkala Daftar risiko, Struktur
dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti nilai aset, kemudahan dipindahkan, kemudahan ditukarkan. Organisasi, Uraian Jabatan,
Surat Ketetapan
Pembagian Tugas, SOP
untuk kegiatan tersebut
11. Akuntabilitas terhadap Sumber Daya dan Pencatatannya
66) Terdapat penetapan akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya dengan menunjuk petugas yang Struktur Organisasi, Uraian
bertanggung jawab terhadap penyimpanan sumber daya dan pencatatannya, pimpinan Instansi Pemerintah Jabatan, Surat Ketetapan
melakukan reviu atas penugasan tersebut secara berkala. Pembagian Tugas
12. Dokumentasi yang Baik atas Sistem Pengendalian Intern Serta Transaksi dan Kejadian Penting
67) Terdapat dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern serta transaksi dan kejadian penting, yang SOP untuk kegiatan
diwujudkan dengan cara memiliki, mengelola, memelihara, dan secara berkala memutakhirkan dokumentasi tersebut, Pedoman
tersebut. Akuntansi
15
Dokumen Terkait
URAIAN
IV. INFORMASI DAN KOMUNIKASI
1. Informasi
68) Informasi dari sumber internal dan eksternal yang relevan dengan tugas dan fungsi telah diperoleh dan Notulen rapat staf
disampaikan kepada Pimpinan IP Laporan bulanan
69) Informasi terkait sudah diidentifikasi, diperoleh, dan didistribusikan kepada berbagai pihak yang memerlukan, Agenda surat
dalam bentuk dan waktu yang tepat Surat pengantar
Memo
2. Komunikasi
70) Pimpinan IP memastikan terjalinnya komunikasi internal yang efektif, baik formal maupun informal Notulen rapat
Memo
Dokumentasi coffee
morning
71) Pimpinan IP memastikan terjalinnya komunikasi eksternal yang efektif, yaitu untuk mengetahui berfungsinya Korespondensi dgn
pengendalian intern dan meninformasikan mengenai kode etik yang berlaku pihak regulator
Pamflet ttg kode etik
3 . Bentuk dan sarana komunikasi
72) Pimpinan IP menggunakan berbagai bentuk dan sarana dalam mengkomunikasikan informasi penting, antara lain Buku pedoman
berupa buku pedoman kebijakan, prosedur, surat edaran, memorandum, papan pengumuman, situs internet dan Memo
intranet, rekaman video, e-mail dan arahan lisan kepada pegawai dan lainnya Papan pengumuman
Situs
Jaringan intranet
Rekaman video
Email
Notulen rapat yang berisi
arahan pimpinan
73) IP mengelola, mengembangkan, dan memperbarui sistem informasi untuk meningkatkan kegunaan dan keandalan Rencana strategis/blue
16
Dokumen Terkait
URAIAN
IV. INFORMASI DAN KOMUNIKASI
komunikasi informasi secara terus menerus print sistem informasi
Hasil evaluasi
kecukupan sistem
informasi
74) Dukungan pimpinan Instansi Pemerintah terhadap pengembangan teknologi informasi ditunjukkan dengan Dokumen anggaran
komitmennya dalam menyediakan pegawai dan pendanaan yang memadai terhadap upaya pengembangan SK Pengelola Sistem
tersebut Informasi
Dokumen Terkait
URAIAN
V. PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN
17
Dokumen Terkait
URAIAN
V. PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN
76) Dalam proses melaksanakan kegiatan rutin, pegawai Instansi Pemerintah mendapatkan informasi berfungsinya Laporan Kinerja
pengendalian intern secara efektif, berupa laporan kinerja dan keuangan (triwulanan), triwulanan
Laporan keuangan
trwulanan
77) Terdapat kebijakan untuk membandingkan hal-hal terkait: BA Pemeriksaan fisik
kas, BMN/D
- data dalam sistem dengan fisik secara berkala Laporan kegiatan
- informasi kegiatan yang didapat dari kegiatan sehari-hari dengan informasi yang didapat dari sistem informasi Laporan dari SAKPA/
- upaya mengatasi masalah atau perbedaan yang dihadapi SIMAKBMN
Notulen Rapat
Keputusan terkait
78) Adanya komunikasi dengan pihak eksternal (pengguna jasa dan regulator) yang dapat menguatkan data yang Laporan pengaduan
dihasilkan secara internal atau dapat mengindikasikan adanya masalah dalam pengendalian intern. masyarakat
Surat/bukti penanganan
pengaduan masyarakat
Notulen rapat dengan
regulator (Rapat Dengar
Pendapat)
Bukti/rencana tindak
lanjut penyempurnaan
kebijakan atau prosedur
terkait pengaduan dan
RDP
79) Struktur organisasi dan supervisi memadai dan dapat membantu mengawasi fungsi pengendalian intern, dengan Struktur organisasi sampai
menempatkan petugas verifikasi. tingkat staf
Uraian tugas
Hasil verifikasi
18
Dokumen Terkait
URAIAN
V. PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN
80) Pimpinan Instansi Pemerintah mengambil langkah (dalam bentuk kebijakan, prosedur, dan pelaporan) untuk Kebijakan penanganan
menindaklanjuti rekomendasi penyempurnaan pengendalian internal yang diberikan oleh aparat pengawasan rekomendasi hasil
intern pemerintah, auditor, dan evaluator lainnya. audit/evaluasi
Prosedur penanganan
rekomendasi hasil
audit/evaluasi
Pelapporan tindak lanjut
81) Rapat dengan pegawai digunakan untuk meminta masukan tentang efektivitas pengendalian intern. Notulen hasil rapat
Bukti tindak lanjut hasil
notulen rapat
2. Evaluasi Terpisah
82) Ruang lingkup dan frekuensi evaluasi pengendalian intern secara terpisah telah memadai, yaitu berdasarkan Laporan hasil penilaian
hasil penilaian risiko, efektivitas pemantauan berkelanjutan, dan dilakukan saat terjadi reorganisasi instansi risiko
pemerintah Kebijakan dan pedoman
audit atau evaluasi
Kebijakan reorganisasi
83) Metodologi evaluasi pengendalian intern Instansi Pemerintah haruslah logis dan memadai, yaitu adanya : Program kerja
perencanaan secara menyeluruh, kriteria evaluasi yang disepakati dengan unit terkait, dokumentasi hasil Pemeriksaan Tahunan
evaluasi yang membandingkan rancangan pengendalaian intern dibandingkan dengan pelaksanaannya.. Kesepakatan kriteria
evaluasi
Kertas kerja
Audit/evaluasi
Laporan hasil
audit/evaluasi
84) Aparat pengawasan intern pemerintah yang melaksanakan evaluasi terpisah memiliki sumber daya, Struktur organisasi APIP
kemampuan, dan independensi yang memadai (bertanggung jawab langsung ke pimpinan tertinggi di dalam Uraian Tugas APIP
Instansi Pemerintah) Sertifikat JFA dari
auditor APIP
19
Dokumen Terkait
URAIAN
V. PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN
3. Penyelesaian Audit
85) Instansi Pemerintah memiliki mekanisme untuk meyakinkan ditindaklanjutinya temuan audit atau reviu lainnya Prosedur penanganan
dengan segera, yaitu dengan menetapkan penanggung jawab dan batas waktu penyelesaian tindak lanjut. tindak lanjut temuan
86) Pimpinan Instansi Pemerintah tanggap terhadap temuan dan rekomendasi audit dan reviu lainnya guna Rencana tindak atas tindak
memperkuat pengendalian intern, yaitu dengan adanya rencana tindak yang disusun untuk menindaklanjuti lanjut temuan
rekomendasi perbaikan pengendalian intern.
87) Instansi Pemerintah menindaklanjuti temuan dan rekomendasi audit dan reviu lainnya dengan tepat, yang
ditandai dengan:.
Adanya daftar temuan dan rekomendasi yang diperbaharui secara realtime. log book entri data
temuan
Laporan/daftar saldo
temuan
Secara berkala dilakukan evaluasi atas saldo temuan dan rekomendasi yang belum ditindaklanjuti. Notulen rapat evaluasi
saldo temuan
Tindakan atas tindak lanjut temuan dan rekomendasi terkait dilaporkan kepada unit atasan dan instansi Laporan tindak lanjut
pengawas bersangkutan
Secara berkala dilakukan pembahasan bersama antara instansi pemerintah dengan auditor/evaluator Notulen Rapat
tentang kemajuan tindak lanjut Pemutakhiran Data
Laporan hasil Gelar
Pengawasan
20
Lampiran Pedoman Pemetaan : Format laporan
FORMAT LAPORAN
Format Laporan Hasil Pemetaan Penerapan SPIP adalah sebagai berikut:
SAMPUL DEPAN
RINGKASAN EKSEKUTIF
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Dasar Penugasan
D. Ruang Lingkup Penugasan
ISI LAPORAN
1. RINGKASAN EKSEKUTIF
Berisi pokok-pokok hasil pemetaan, simpulan dan rekomendasi yang perlu
disampaikan oleh penanggungjawab penugasan kepada pemberi tugas
(stakeholder). Istilah yang sering digunakan juga adalah Pengantar.
Ringkasan eksekutif disusun antara 1-2 halaman ditandatangi oleh
Penanggung jawab laporan.
2. BAB I - PENDAHULUAN
Pada BAB ini akan memuat latar belakang, tujuan, ruang lingkup serta
dasar penugasan.
a. Latar Belakang
Latar belakang memuat ringkasan tentang tupoksi Instansi
Pemerintah, pentingnya SPIP dalam membantu keberhasilan Instansi
pemerintah mencapai tujuan serta latar belakang penugasan.
2
b. Tujuan
Untuk memperoleh gambaran yang memadai atas penerapan SPIP di
Instansi Pemerintah.
c. Dasar Penugasan
Berisi dasar penugasan yang diberikan dapat berupa permintaan (by
request) dari Kementerian/ Lembaga/ Instansi Pemerintah atau
Memorandum of Understanding (MoU).
d. Ruang Lingkup Penugasan
Ruang lingkup disesuaikan dengan penugasan antara lain meliputi
periode pemetaan, lingkup penugasan dan keterbatasannya.
3
a. Kondisi pemetaan penerapan SPIP per unsur SPIP
(i) Kondisi Penerapan Lingkungan Pengendalian
Hasil pemetaan atas Kondisi Penerapan Lingkungan Pengendalian
menguraiakan bagaimana pemenuhan atas parameter sesuai
dengan metodologi yang yang digunakan. Uraian kondisi yang ada
harus sampai pada kesimpulan umum seberapa memadai
penerapan setiap sub unsur lingkungan pengendalian, serta
kondisi-kondisi yang memerlukan perbaikan.
4
Hasil pemetaan atas Kondisi Penerapan Pemantauan
menguraiakan bagaimana pemenuhan atas parameter sesuai
dengan metodologi yang yang digunakan. Uraian kondisi yang ada
harus sampai pada kesimpulan umum seberapa memadai
penerapan setiap sub unsur Pemantauan, serta kondisi-kondisi
yang memerlukan perbaikan.
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami materi dapat
disampaikan dalam bentuk deskripsi, tabel dan grafik.