Anda di halaman 1dari 12

Angka kecukupan kalsium yang dianjurkan

Tinjauan ulang mengenai kebutuhan sehari-hari berbagai nutrien esensial telah diterbitkan
oleh food and Nutrition Board of the National Research Council sebagai kecukupan nutrisi
yang dianjurkan (Recommended Dietary Allowances ? RDA). RDA adalah standar di
Amerika yang berisi kebutuhan rata-rata zat gizi per hari yang dianjurkan sehingga suatu
masyarakat dapat hidup sehat.Di Indonesia RDA dikenal dengan angka kecukupan Gizi yang
ditetapkan melalui kongres Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (WKNPG).

AKG atau RDA adalah banyaknya masing-masing zat gizi esensial yang harus dipenuhi dari
makanan mencakup hampir semua orang sehat untuk mencegah defisiensi zat gizi.AKG
dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas berat, tinggi badan, genetika, dan keadaan
fisiologis, seperti hamil atau menyusui.

Untuk pertamakalinya sejak RDA dipublikasikan tahun 1989, pemerintah federal di Amerika
akhirnya meningkatkan rekomendasi asupan kalsium harian. Hal ini berdasarkan temuan riset
terbaru yang dilakukan The Food and Nutrition Board di National Academy of Sciences yang
menyatakan bahwa peningkatan rekomendasi asupan kalsium dapat mencegah perburukan
tulang. Rekomendasi terbaru disebut dinamakan Dietary Referance Intakes (DRI) yang
merupkan perluasan dari cakupan dan aplikasi RDA.Di Indonesai WKNPG VII telah
diselenggarakan pada tahun 2003 dan hasilnya (AKG) telah dipublikasikan tahun 2004.
Berikut ini akan disajikan tabel yang memuat asupan kalsium yang direkomendasikan antara
masyarakat di Indonesia dan Amerika.

Tabel 1. Dietary Reference Intakes for Calcium

LIFE STAGE GROUP CALCIUM MG/DAY ADEQUATE


INTAKE

Infants

 0-6 bulan 210


 6-12 bulan
270

Anak-anak

 1-3 tahun 500


 4-8 tahun 270

Laki-laki / Perempuan

 9-18 tahun 1300


 19-50 tahun
1000
 > 51 tahun
1200

Tabel 2. Angka Kecukupan Gizi Kalsium 2004 bagi orang Indonesia

Kelompok Umur Kalsium (mg/hari)

Anak

 0-6 bulan 200


 7-12 bulan
400
 1-3 tahun
 4-6 tahun 500
 7-9 tahun
500

600

Laki-laki

 10-18 tahun 1000


 19-29 tahun
800
 39-49 tahun
 50-64 tahun 800
 > 60 tahun
800

800

Wanita

 10-18 tahun 1000


 19-29 tahun
800
 39-49 tahun
 50-64 tahun 800
 > 60 tahun
800

800

Wanita hamil (tambahan)

 Trimester 1 +150
 Trimester 2
+150
 Trimester 3
+150

Wanita menyusui (tambahan)

 6 bulan pertama +150


 6 bulan kedua
+150

Sumber kalsium

Diet harus didasrkan pada berbagai macam makanan, baik untuk memenuhi kebutuhan yang
sudah diketahui maupun untuk menyediakan nutrien lain yang kebutuhannya pada manusia
masih belum bisa ditentukan secara tepat. Sumber utama kalsium adalah susu dan produk
olahannya, seperti keju, yoghurt, es krim, serta ikan. Enam studi Randomized Controlled
Trial pada orang dewasa dan anak-anak yang menggunakan produk olahan susu sebagai
sumber utama kalsium, seluruhnya menunjukkan efek positif bermakna yang memiliki paling
sedikit efek yang sama kuat dengan suplemen kalsium. Hal ini membuktikan bahwa susu dan
produk olahannya adalah sumber nutrien yang baik yang dibutuhkan untuk perkembangan
dan mempertahankan tulang. Sereal, kacang-kacangan dan hasil olahannya serta sayuran
hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga, tetapi bahan makanan ini banyak
mengandung zat yang menghambat penyerapan kalsium seperti serat, fitat dan oksalat.Susu
non-fat merupakan sumber terbaik kalsium, karena ketersesian biologiknya yang tinggi.
Kebutuhan kalsium akan terpenuhi bila kita makan makanan yang seimbang setiap hari.

Akibat kekuranga kalsium


Kurang asupan kalsium dapat berakibat buruk terhadap tubuh. Akibat defisiensi kalsium
adalah sebagai berikut :
a. Osteoporosis
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 1994, mendefinisikan osteoporosis
sebagai suatu penyakit tulang sistematik dengan karakteristik yang khas yaitu rendahnya
massa tulang disertai perubahan-perubahan mikroarsitektur dan mundurnya kualitas jaringan
pada tulang. Kejadian osteoporosis diawali terlebih dahulu dengan terjadinya osteopenia yang
biasa menyerang pada usia 19-35 tahun dan bila keadaan terus berlanjut menyebabkan
terjadinya osteoporosis.
Osteoporosis merupakan penyakit tersembunyi, terkadang tanpa gejala dan tidak terdeteksi,
sampai timbul gejala nyeri karena microfracture atau karena patah tulang anggota gerak
Osteoporosis merupakan salah satu penyakit kronis yang dapat menyebabkan kecacatan yang
serius. Osteoporosis adalah penyakit sistem skeletal dan memiliki karakteristik rendahnya
massa tulang dan terjadinya kemunduran fungsi jaringan tulang. Penyakit ini diestimasi
menyerang hampir 10 juta orang dan hampir 24 juta lebih diestimasi memiliki massa tulang
yang rendah, sehingga menempatkan mereka dalam kondisi yang tinggi risiko frakturnya
Menurut Junaidi (2007) dalam Tsania (2008), penyebab osteoporosis secara garis besarnya
dikelompokan kedalam dua kategori :
1) Penyebab primer : Menopause, usia lanjut, dan penyebab lain yang tidak diketahui
2) Penyebab Sekunder : Pemakaian obat kortikosteroid, gangguan metabolisme, gizi buruk,
penyerapan yang buruk, penyakit tulang sumsum, gangguan fungsi ginjal, penyakit hepar,
penyakit paru kronis, cedera urat saraf tulang belakang, rematik, dan transplantasi organ.
Selain itu, osteoporosis juga dapat dikelompokan berdasarkan penyebab penyakit atau
keadaan dasarnya :
1) Osteoporosis postmenopause terjadi karena kurangnya hormon estrogen (hormon utama pada
perempuan), yang membantu mengatur pengangkatan kalsium kedalam tulang pada
perempuan. Biasanya gejala timbul pada perempuan berusia 51-75 tahun, tetapi dapat muncul
lebih cepat atau lebih lambat. Tidak semua perempuan kulit putih dan daerah timur lebih
rentan menderita penyakit ini daripada perempuan kulit hitam.
2) Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang
berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan antara kecepatan hancurnya tulang
(osteoklas) dan pembentukan tulang baru (osteoblas). Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya
terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada orang-orang yang berusia diatas 70
tahun dan 2 kali lebih sering menyerang perempuan. Perempuan seringkali menderita
osteoporosis senilis dan postmenopausal.
Osteoporosis adalah kondisi dimana berkurangnya massa tulang yang mengakibatkan tulang
menjadi rapuh dan rawan mengalami fraktur. Menurut Muchtadi (2009), osteoporosis
disebabkan oleh penurunan massa tulang akibat absorpsi kalsium yang kurang baik,
kurangnya jumlah kalsium dalam makanan yang berlangsung lama, proses resorpsi tulang
(keluarnya kalsium dari tulang) yang meningkat dan proses kalsifikasi (masuknya kalsium
kedalam matriks tulang) tulang yang terhambat. Penyebab terjadinya dua hal terakhir tersebut
adalah abnormalitas kerja kelenjar paratiroid dalam resorpsi tulang, kegaglan sintesis matriks
kolagen, imobilitas atau kehilangan stimulus estrogen dalam kalsifikasi tulang.
Pada kejadian osteoporosis, laju pembentukan tulang kemungkinan juga normal, namun
terjadi percepatan resorpsi tulang sehingga massa tulang berkurang. Resorpsi tulang tersebut
terjadi untuk mempertahankan kadar kalsium didalam darah agar tetap normal. Hal tersebut
terjadi bila kadar kalsium dalam makanan yang dikonsumsi rendah atau penyerapan kalsium
rendah. Menurut Lau (2004), dalam Suryono (2007), faktor risiko yang mempengaruhi
terjadinya osteoporosis ialah IMT yang rendah, asupan kalsium yang rendah, sejarah keluarga
menderita osteoporosis, aktivitas fisik rendah, merokok, konsumsi alkohol, usia dan obat-
obatan tertentu.
Menurut Kartono dan Soekatri (2004), kekurangan kalsium dapat meningkatkan risiko
osteoporosis pada orang dewasa yaitu gangguan yang menyebabkan penurunan secara
bertahap jumlah dan kekuatan jaringan tulang. Penurunan itu disebabkan oleh terjadinya
demineralisasi yaitu tubuh yang kekurangan kalsium akan mengambil simpanan kalsium
yang ada pada tulang dan gigi. Pada masa pertumbuhan, kekurangan kalsium dapat
menyebabkan pengurangan pada massa dan kekerasan tulang yang sedang dibentuk.
Cara paling efektif untuk mencegah atau setidaknya menimbulkan terjadinya osteoporosis
adalah dengan mencukupi kebutuhan kalsium sepanjang hidup, berolahraga, tidak merokok,
dan kecukupan hormonal, misalnya penggunaan terapi pengganti esterogen (Esterogen
Replacement Therapy -ERT) setelah menopause (Guthrie dan Picciano, 1995).
Kejadian osteoprosis sering dialami oleh perempuan dibandingkan pria. Kenyataanya 1 dari 2
orang perempuan dan 1 dari 4 pria berusia 50 tahun keatas mengalami fraktur akibat
osteoporosis sepanjang hidupnya (Nieves, 2005). Menurut Purwoastuti (2008) dalam Agustin
(2009), massa tulang pada wanita lebih cepat berkurang daripada laki-laki. Karena pada
wanita mengalami menopause, sehingga terjadi penurunan hormon estrogen yang
menyebabkan aktivitas sel osteoblas menurun sedangkan osteoklas meningkat. Selain itu,
umumnya ras campuran Afrika-Amerika memiliki massa tulang tertinggi, sedangkan ras kulit
putih, khususnya keturunan dari Eropa Utara, memiliki massa tulang rendah. Massa tulang
ras campuran Asia-Amerika berada diantara keduanya.
Konsumsi makanan/minuman kaya kalsium sepanjang hidup membantu mengoptimalkan
puncak pembentukan massa tulang, memperlambat resorpsi tulang, dan mengurangi risiko
osteoporosis.
b. Osteomalasia
Osteomalasia ialah kondisi penurunan kualitas tulang. Keadaan ini sering ditemukan pada
wanita yang tinggal didaerah subtropis dimana intensitas sinar matahari rendah dan jarang
keluar rumah (jarang terkena sinar matahari), mengkonsumsi obat-obatan anticonvulsive,
atau kekurangan cadangan mineral kalsium akibat kehamilan atau menyusui dalam waktu
lama. Meskipun osteomalasia berhubungan dengan kadar fosfor rendah, namun lebih
dipengaruhi oleh kadar kalsium didalam darah yang rendah.
c. Kanker Kolon
Beberapa studi menunjukan korelasi terbalik antara kejadian asupan kalsium dengan kejadian
kanker kolon, meningkatkan asupan kalsium mampu mengurangi risiko terkena kanker kolon
yaitu dengan mengurangi konsentrasi asam empedu bebas fekal dan asam lemak bebas,
sehingga mengurangi sitotoksisitas.Selain itu suplementasi kalsium dan vitamin D dapat
mengurangi risiko kanker kolon dengan mengurangi proliferasi sel epitel kolon (Guthrie dan
Picciano, 1995).
Setiap kenaikan 1000 mg kalsium sehari atau lebih akan mampu mengurangi 15% risiko dari
kanker usus pada wanita dan 10% pada pria. Dalam publikasinya, Dr. Eunyong Cho
mengatakan melalui data yang didapatnya bahwa konsumsi susu dan kalsium bisa
mengurangi risiko dari terkena kanker usus.
d. Tetani
Kadar kalsium darah yang sangat rendah dapat menyebabkan tetani atau kejang.Kepekaan
serabut saraf dan pusat saraf terhadap rangsangan meningkat, sehingga terjadi kejang otot
misalnya pada kaki.Tetani dapat terjadi pada ibu hamil yang makanannya terlalu sedikit
mengandung kalsium dan terlalu tinggi mengandur fosfor.
MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinis defisiensi zinc pada manusia sangat bervariasi, tergantung pada beberapa
hal, antara lain usia mulai terjadi defisiensi, derajat dan lamanya defisiensi, penyakit dan
kelainan yang merupakan latar belakang penyebab primer defisiensi, besarnya masukan zinc
dan interaksi dengan nutrien atau faktor-faktor lain dalam makanan. Misalnya, wanita hamil
dan menyusui rentan terhadap kekurangan zinc. Usia lanjut juga mudah menderita defisiensi,
terutama jika mengkonsumsi makanan rendah zinc dan jika terdapat gangguan absorpsi
(Reviana Ch, 2004).

Manifestasi klinis pada defisiensi zinc berbeda- beda pada setiap orang. Gejala defisiensi ini
bervariasi dan non-spesifik, sehingga sulit untuk menegakkan diagnosis hanya dengan
melakukan pemeriksaan fisik. Gejala defisiensi juga cenderung memburuk dan mengurangi
cadangan dalam tubuh setiap waktunya. Tidak terdapat manifestasi yang spesifik pada
defisiensi ini. Kebanyakan gejala bersifat general dan berhubungan dengan masalah
kesehatan lainnya (Jerome Nriagu, 2007).

Defisiensi zinc berefek pada beberapa hal, diantaranya: (Hiroyuki Yanagisawa, 2004)
1. Reproduksi
Zinc berperan penting dalam sintesis dan sekresi Luteininzing Hormones (LH) dan
Follicle-stimulating Hormones (FSH), diferensiasi gonad, serta fertilisasi. Defisiensi zinc
menyebabkan masalah fertilitas (termasuk hipogonad, kegagalan maturitas seksual,
prognatitis jinak pada laki-laki, dan kram saat menstruasi pada wanita). Dapat pula
menyebabkan kelenjar kelamin mengecil pada anak laki-laki.
2. Kehamilan dan perkembangan prenatal
Defisiensi zinc maternal dapat mengganggu fungsi normal tropoblast, komponen yang
berasal dari embrionik pada plasenta yang berperan dalam implantasi, produksi dan sekresi
hormone. Disfungsi dari tropoblast dihubungkan dengan perkembangan fetus yang
terganggu, dan gangguan lain seperti aborsi spontan, prolonged gestation, berat badan lahir
rendah, dan komplikasi lainnya pada kelahiran. Malformasi yang berkaitan dengan
defisiensi zinc diantaranya abnormalitas fungsi mata dan otak, bibir sumbing dan palatum,
dan abnormalitas pada jantung, paru, dan system urogenital.
Fetus pada ibu hamil yang mengalami defisiensi zinc dapat menunjukkan retardasi mental
dan abnormalitas skeletal. Selain itu, dapat menyebabkan perkembangan postnatal yang
terganggu dan efek laten yang dapat bertahan seumur hidup. Bayi dengan defisiensi zinc
secara umum memiliki morbiditas tinggi yang ditandai dengan rickets, anemia, dystrophy,
dermatitis atopic dan beberapa tipe alergi, dan gangguan pencernaan serta meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi.
Defisiensi zinc juga berpengaruh pada perkembangan central nervous system (CNS).
Disfungsi CNS merupakan manifestasi klinis pada kebanyakan acrodermatitis
enteropathica dan defek genetic yang berhubungan dengan sindrom defisiensi zinc.
Defisiensi zinc juga berpengaruh pada kognitif anak, seperti gangguan motorik,
perkembangan lokomotif, berbicara, dan kemampuan orientasi.

3. Immunitas
Zinc berperan dalam kebanyakan sel yang terlibat dalam imunitas dan defisiensi zinc dapat
mengurangi imunokompeten dan resistensi terhadap infeksi. Defisiensi zinc menurunkan
proliferasi dan sekresi sitokin pada mitogen-activated leukocytes. Tanda defisiensi zinc
adalah terjadinya atrofi thymic dan lymphopenia. Defisiensi zinc menyebabkan infeksi
oportunistik yang frekuen.

4. Pertumbuhan
Zinc berperan dalam pertumbuhan tulang melalui sejumlah hormone yang terlibat dalam
metabolism tulang dan berhubungan dengan calcium metabolic pathway. Diantaranya,
berperan dalam crosslinking kolagen serta menstimulasi pembentukan tulang, menurunkan
resorpsi tulang dan mineralizatin. Manifestasi defisiensi zinc adalah retardasi pertumbuhan
(dwarfism) dan hipogonadism. Defisiensi zinc juga dapat menyebabkan retardasi
pertumbuhan intrauterine.
5. Efek klinis lainnya (Jerome Nriagu, 2007).
- Efek dermatologis disebabkan oleh defisiensi zinc berat dan pada pasien yang
menderita acrodermatitis enteropathica. Gangguan berupa erythematous scaling
eruptions pada lipatan nasolabial dan retro-auricular, dengan dermatitis yang menyebar
pada kepala dan ekstremitas dan dapat menjadi eksudat pada defisiensi zinc yang
berkelanjutan. Defisiensi dapat pula menyebabkan jerawat dan striae.
- Diare merupakan manifestasi klinis utama pada kebanyakan kasus acrodermatitis
enteropathica, syndrome defisiensi zinc.
- Metabolism zinc dan homeostatis berhubungan dengan proses penuaan dan gangguan
neurodegenerative. Beberapa studi menunjukkan defisiensi zinc berhubungan dengan
terjadinya Parkinson disease yang berkorelasi dengan gangguan perlihatan, gangguan
penciuman dan perasa.
- Defisiensi zinc berhubungan dengan terganggunya proses penyembuhan luka
(inflamasi, proliferasi selular dan remodeling) dan waktu yang lama untuk perbaikan
jaringan. Beberapa studi menunjukkan defisiensi zinc berhubungan dengan
peningkatan risiko luka kronis dan penyembuhan luka yang terlambat.
- Suatu studi menemukan bahwa defisiensi zinc berhubungan dengan pathogenesis dari
anorexia nervosa. Selain itu, kelainan ini juga dapat menyebabkan gangguan perasa,
sekresi saliva dan hilangnya penciuman yang menjadi predisposisi terhadap penurunan
nafsu makan.
- Bintik putih pada kuku kadang dihubungkan dengan defisiensi zinc.
- Penurunan adaptasi terhadap gelap, terjadi pada kasus defisiensi zinc moderate.
- Abnormalitas mental (depresi) dapat terjadi pada kasus defisiensi zinc yang berat.

PENILAIAN NUTRISI
1. Asupan Pangan
Penilaian nutrisi berdasarkan asupan pangan meliputi ingatan pangan 24 jam, kuesioner
frekuensi pangan, riwayat pangan, catatan pangan, dan Weighing method. Ingatan Pangan
24 jam adalah estimasi jumlah pangan dan minuman yang dimakan oleh seseorang selama
24 jam yang lalu sebelum wawancara dilakukan. Kuesioner frekuensi pangan terdiri dari
dua komponen yaitu daftar jenis pangan, dan frekuensi konsumsi pangan. Riwayat
pangan dimaksudkan untuk menemukan pola inti pangan sehari-hari pada jangka waktu
lama serta untuk melihat antara intake pangan dan kejadian penyakit tertentu. Catatan
pangan yaitu mencatat semua pangan dan minuman yang dikonsumsi selama seminggu.
Pencatatan dilakukan oleh seorang responden dengan menggunakan ukuran rumah
tangga(urt) atau menimbang langsung berat pangan yang dimakan. Weighing method
adalah mengukur secara langsung berat setiap jenis pangan yang dikonsumsi oleh
seseorang pada hari wawancara (Yuniastuti,2008).

Table 1: Angka Kecukupan Gizi 2004 bagi Orang Indonesia (Hartriyanti,2008)

No Kelompok Umur Zinc(mg) No Kelompok Umur Zinc(mg)

Anak Wanita

1 0-6 bulan 1,3 13 10-12 12,6

2 7-12 bulan 7,5 14 13-15 tahun 15,4


3 1-3 tahun 8,2 15 16-18 tahun 14

4 4-6 tahun 9,7 16 19-29 tahun 9,3

5 7-9 tahun 11,2 17 30-49 tahun 9,8

Laki-laki 18 50-64 tahun 9,8

6 10-12 tahun 14 19 60+ tahun 9,8

7 13-15 tahun 17,4 Hamil(+an)

8 16-18 tahun 17 20 Trimester 1 1,7

9 19-29 tahun 12,1 21 Trimester 2 4,2

10 30-49 tahun 13,4 22 Trimester 3 9,0

11 50-64 tahun 13,4 Menyusui(+an)

12 60+ tahun 13,4 23 6 bln pertama +4,6

24 6 bln kedua +4,6


Defisiensi zinc ringan Defisiensi zinc berat

Oligospermi Alat-alat kelamin mengecil


Dermatitis Infeksi
Pertumbuhan terhambat Diare
Penyembuhan luka terhambat Perubahan neurologis
Gangguan adaptasi gelap Kematian
Perubahan emosi

Menurut sumber dari Recommended Dietary Allowance (RDA), zinc yang diperlukan
tubuh berdasarkan usia adalah sebagai berikut (Anonim, 2010) :
1. Bayi (0-6 bulan): 2 mg per hari
2. Bayi (7-11 bulan): 3 mg per hari
3. Anak (1-3 tahun): 3 mg per hari
4. Anak (4-8 tahun): 5 mg per hari
5. Anak (9-13 tahun): 8 mg per hari
6. Pria dewasa (di atas 14 tahun): 11 mg per hari
7. Wanita (14-18 tahun): 9 mg per hari
8. Wanita (di atas 19 tahun): 8 mg per hari
9. Wanita hamil (18 tahun ke atas): 11-12 mg per hari
10. Wanita menyusui (18 tahun ke atas): 12-13 mg per hari

Karena tubuh tidak bisa memproduksi sendiri mineral ini, maka sangat penting untuk
menyertakan makanan kaya zinc dalam menu harian. Beberapa makanan kaya zinc antara
lain seperti tiram, kepiting, hati sapi, kuaci, dan lobster. Berikut merupakan tabel
kandungan zinc pada beberapa bahan-bahan makanan:

SUMBER KANDUNGAN SUMBER KANDUNGAN ZINC


MAKANAN ZINC (mg) MAKANAN (mg)
Tiram 25,8 Oatmeal, ¼ cup 0,86
Kepiting 6,48 Avocado 0,73
Hati sapi 6,07 Kentang panggang 0,65
Ayam tanpa kulit 2,80 Asparagus 0,43
Kuaci 2,51 Roti 0,42
Lobster 2,48 Apricot 0,28
Kedelai 1,98 Pisang 0,19
Yogurt 1,34 Orange jus 0,13
Susu skim 0,98 Lemak, minyak, Bukan sumber yang
gula penting

Absorpsi zinc dipercepat oleh protein kedelai, glukosa, dan laktosa. Vitamin A dan
vitamin B6 juga membantu absorpsi zinc. Absorpsi zinc dihalangi oleh tembaga, zat besi,
mangan, dan tinggi kalsium. Fitat yang terdapat pada makanan kaya zinc seperti kacang-
kacangan, biji-bijian, gandum dan padi-padian dapat mengikat zinc, sehingga sulit bagi
tubuh untuk dapat mengabsorpsinya. Obat diuretik dapat mengurangi absorpsi zinc
dengan cara meningkatkan ekskresi. Kontrasepsi oral dapat menurunkan kadar zinc dalam
darah. Zinc dapat menurunkan jumlah tetrasiklin yang diserap dalam darah, sehingga
mengurangi efisiensi (Lipoeto, 2009).

Karena tubuh tidak bisa memproduksi sendiri mineral ini, maka sangat penting untuk
menyertakan makanan kaya zinc dalam menu harian. Beberapa makanan kaya zinc antara
lain seperti tiram, kepiting, daging sapi, kuaci, udang, jamur, dan bayam. Absorpsi zinc
dipercepat oleh protein kedelai, glukosa, dan laktosa. Vitamin A dan vitamin B6 juga
membantu absorpsi zinc. Absorpsi zinc dihalangi oleh tembaga, zat besi, mangan, dan
tinggi kalsium. Fitat yang terdapat pada makanan kaya zinc seperti kacang-kacangan, biji-
bijian, gandum dan padi-padian dapat mengikat zinc, sehingga sulit bagi tubuh untuk
dapat mengabsorpsinya. Obat diuretik dapat mengurangi absorpsi zinc dengan cara
meningkatkan ekskresi. Kontrasepsi oral dapat menurunkan kadar zinc dalam darah. Zinc
dapat menurunkan jumlah tetrasiklin yang diserap dalam darah, sehingga mengurangi
efisiensi (Lipoeto, 2009).

Anda mungkin juga menyukai