Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERCOBAAN V
OLEH
STAMBUK : F1C117047
KELAS : KIMIA A
KELOMPOK : III
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2018
2
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
melalui dua pendekatan, target, dan metode. Meskipun kimia analisis modern
beberapa prinsip yang digunakan dalam kimia anlisis moderen berasal dari teknik
diketahui lebih lanjut. Analisis dalam ruang lingkup kimia dilasifikasikan menjadi
menyangkut identifikasi atau spesies zat, yaitu unsur atau senyawa yang ada
zat tertentu atau kadar yang ada di dalam suatu sampel dengan zat yang ditentukan
sering disebut sebagai analit. Analisis kualitatif dan kuantitatif termasuk dalam
prinsipnya menggunakan basa kuat sebagai titrannya dan analitinya adalah asam
atau senyawa yang bersifat asam. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
C. Manfaat
A. Titrasi
tidak dikenal. Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui
larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer adalah
larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat
dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif
2016).
B. Asidimetri
Asidimetri merupakan tipe reaksi penetralan yang ada dalam titrasi asam-
titrasi, yaitu mengukur volume titran yang perlukan untuk mencapai titik ekivalen;
artinya ekivalen pereaksi-pereaksi sama. Reaksi yang terjadi juga disebut reaksi
netralisasi. Umumnya diartikaan sebagai titrasi yang menyangkut asam dan basa,
yang diawali dengan penetapan larutan standar. Selanjutnya larutan yang tidak
pH 8,3-10,0 dengan warna larutan delam asam menjadi transparan dan basa
C. HCl
pada suhu kamar adalah gas tidak berwarna yang membentuk kabut putih asam
klorida ketika melakukan kontak dengan kelembaban udara. Gas hidrogen klorida
dan asam klorida adalah senyawa yang penting dalam bidang teknologi dan
industri. HCl merupakan senyawa kovalen polar sehingga ketika dilarutkan dalam
D. NaHCO3
memadamkan api berada di kisaran 70-200 m, sejak partikel besar melewati api
dengan sedikit reaksi dan partikel kecil terurai di zona pemanasan awal. Ledakan
debu aluminium yang sangat sulit untuk dihambat, berhasil ditekan oleh NaHCO3
E. Indikator
dapat dipergunakan suatu zat yang disebut indikator. Indikator umumnya adalah
senyawa yang berwarna, dimana senyawa tersebut akan berubah warnanya dengan
6
kromofornya diubah oleh reaksi asam basa. Salah satu indikator yaitu metil jingga
berwarna merah dalam keadaan asam dan berwarna kuning dalam keadaan basa.
Metil jingga digunakan untuk mentitrasi asam mineral dan basa kuat, menentukan
alkalinitas dari air tetapi tidak dapat digunakan untuk asam organik. Metil jingga
merupakan asam berbasa satu, netral secara kelistrikan, tetapi mempunyai muatan
Kendari.
1. Alat
pipet tetes, labu ukur 100 ml, spatula besi, batang pengaduk, gelas ukur, botol
2. Bahan
(NaHCO3) 0,1 N, natrium klorida (HCl) 0,1 N, akuades, aluminium foil, tissue,
C. Prosedur Kerja
0,83 mL HCl
37% - dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL yang
HCl 0,1 N
20 mL NaHCO3 0,1 N
A. Hasil Pengamatan
1. Data Pengamatan
Hasil Pengamatan
No Perlakuan
Perubahan Volume HCl 0,1 N
Larutan bening
20 mL natrium
menjadi pink setelah
bikarbonat 0,1 N + 2
ditetesi indikator pp,
1. tetes indikator pp 2 mL
setelah dititrasi
dititrasi dengan HCl
menjadi pink
0,1 N
keputihan.
20 mL natrium Setelah ditetesi
bikarbonat 0,1 N + 2 indikator pp berwarna
2. tetes indikator pp pink, setelah dititrasi 4 mL
dititrasi dengan HCl menjadi bening dan
0,1 N keruh.
2. Analisis Data
Valensi (a) =1
Jawab :
((10 x % x ρ) x a)
𝑁1 =
Mr
= 12,06 N
N1 xV1 = N2 xV2
10 NmL
𝑉1 =
12,06 N
𝑉1 = 0,83 mL
V = 100 mL
Valensi (a) =1
Konsentrasi = 0,1 N
Jawab:
gr 1.000
N = Mr 𝑥 𝑥𝑎
𝑉
gr 1.000
0,1 N = 𝑥 𝑥1
84 gram/mol 100 mL
12
B. Pembahasan
senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan larutan baku asam. Untuk
menetapkan titik akhir pada proses netralisasi ini digunakan indikator. indikator
merupakans senyawa organik kompleks dalam bentuk asam atau dalam bentuk
basa yang mampu berada dalam keadaan dua macam bentuk warna yang berbeda
dan dapat saling berubah warna dari bentuk satu ke bentuk yang lain ada
yang dapat diikuti dengan melihat perubahan pH larutan selama titrasi, yang
terpenting adalah perubahan pH pada saat dan di sekitar titik ekivalen, karena hal
ini berhubungan erat dengan pemilihan indikator agar kesalahan titrasi sekecil-
kecilnya.. Sifat asam dan sifat basa akan hilang dengan terbentuknya zat baru
13
yang disebut garam yang memiliki sifat berbeda dengan sifat zat asalnya. Karena
hasil reaksinya adalah air yang memiliki sifat netral yang artinya jumlah ion H+
sama dengan jumlah ion OH- maka reaksi itu disebut dengan reaksi netralisasi
atau penetralan. Untuk menentukan titik ekivalen pada reaksi asam-basa dapat
atas pH larutan hasil reaksi atau garam yang terjadi pada saat titik ekivalen.
berfungsi sebagai indikator pH dalam titrasi, fenolftalin berubah warna dari tak
berwarna dalam larutan asam menjadi merah muda dalam larutan basa. Ketika
berubah menjadi merah muda. Hal ini desebabkan sifat asam lemah pada
(NaHCO3) dengan asam klorida HCl. Percobaan ini digunakan larutan asam
higroskopis dan memiliki berat ekivalen yang cukup besar, sehngga tergolong
sebagai larutan standar primer. Karena larutan NaHCO3 termasuk basah lemah
sedangkan HCl termasuk asam kuat. Maka, pH saat terjadi titk ekivlen bersifat
14
basa. Oleh karena itu digunakan indikator fenolftalain dengan trayek pH antara
8,3-10.
berubah dari merah mudah menjadi merah mudah keputihan saat mencaai titk
ekivalen, dengan volume HCl yang digunakan dalam titrasi sebanyak 2 mL.
perlakuan ini volume HCl yang digunakan pada titrasi sebanyak 4 mL. Setela
mencapai titik akhir titrasi larutan berubah dari merah mudah menjadi bening dan
keruh. Hal ini desebabkan pH dari larutan NaHCO3 yang berkisar 8,3-10 bersifat
basa. Sesuai dengan teori bahwa fenolftalain dalam larutan basa menjadi tak
berwarna. Berdasarkan volume HCl yang digunkaan dalam titrasi dari perlakuan
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Apriani F. Nora I. Lia D. 2016. Ekstrak Metanol Buah Lakum (Cayratia trifolia
(L.) Domin) Sebagai Indikator Alami Pada Titrasi Basa Kuat Asam Kuat.
JKK. 5(4).