Anda di halaman 1dari 77

Modul Manajemen Risiko

Practical Function Workshop


Untuk Pemula

16 – 17 Maret 2016
by : Biro Manajemen Risiko

PT Sarana Karya
AGENDA
Day 1
08.00 – 08.15 Registrasi
08.15 – 08.30 Opening & Safety Induction
08.30 – 08.45 Pre Test
08.45 – 10.00 Proses Bisnis dan Gambaran Umum Manajemen Risiko
WIKA
10.00 – 10.15 Coffee Break Pagi
10.15 – 11.15 Enterprise Risk Management (ERM)
11.15 – 12.15 Group Discussion
12.15 – 13.30 Ishoma
13.30 – 14.30 Presentasi
15.30 - 16.00 Coffee Break Sore
16.00 – 16.30 Closing Day 1

PT Sarana Karya
AGENDA

Day 2
08.00 – 08.30 Registrasi
08.30 – 09.00 ISO 31000
09.00 – 10.00 Integrasi dan Media Komunikasi Manajemen Risiko
10.00 – 10.15 Coffee Break Pagi
10.15 – 12.00 Studi Kasus dan Group Discussion
12.00 – 13.15 Ishoma
13.15 – 13.30 Post Test
13.30 – 15.30 Presentasi
15.30 - 16.00 Coffee Break Sore
16.00 – 16.30 Closing Day 2

PT Sarana Karya
TATA TERTIB

Manajemen Risiko

 Mode HP harap di silent / digetarkan


 Pada saat presentasi, peserta wajib memfokuskan diri pada materi
presentan

PT Sarana Karya
PT Sarana Karya
PT Sarana Karya
PROSES BISNIS WIKA
KEY STRATEGIC PROCESS

KEY STAKEHOLDER EXPECTATION KEY STAKEHOLDER COMPLIANCE


KEY OPERATION PROCESS

Pegawai Pegawai

Pemeliharaan
Engineering

Pemasaran
Manajemen
Pemasaran

Pengadaan

Konstruksi

Operasi &
Kontrak
Pemegang Pela Pela Pemegang
Saham ngg ngg Saham
an an
Pemasok Keuangan Pemasok

Mitra Pengelolaan Manajemen Mitra


Keuangan Keuangan
Human Capital

SUPPORT PROCESS
Man Penel Leg Pen Publ Gen CSR
aaha
aj. al gaw ic eral
n
Info Penin asa Rela Affa
rma gkata n tion ir
si n Inte
rn

Knowledge Management

Spirit of Innovation
PT Sarana Karya
Mana yg Berbeda ?

PT Sarana Karya
Rumput satu2nya yang tumbuhan
lainnya hewan

Hanya kuda yang digunakan untuk


Persepsi

alat transportasi

Hanya anjing yang tidak


berhubungan dengan rumput

Hanya kambing yang tidak


berhubungan dengan laut

PT Sarana Karya
• Persepsi orang dapat berbeda dimana seluruh
persepsinya adalah sama
• Belum tentu apa yang dipikirkan oleh kita benar,
benar juga oleh orang lain
• Perlu adanya penyamaan persepsi agar
mencapai tujuan dengan full effort

PT Sarana Karya
Pedoman
Manajemen
Risiko
WIKA-SMR-QM-01.01
Rev. 01

PT Sarana Karya
Prosedur Sistem
Manajemen Risiko
WIKA-SMR-PM-01.01
Rev 02 Amd 01

Sebagai landasan atas


komitmen dan
persyaratan
mandatory
implementasi
Manajemen Risiko

Spirit of Innovation
Risiko (Risk) adalah

Probabilitas terjadinya peristiwa yang membawa akibat yang


tidak dikehendaki/tidak sesuai atas hal yang ingin dicapai PT
Wijaya Karya (Persero) Tbk. yang telah dirumuskan di dalam
tujuan, strategi, sasaran dan atau rencana hasil kegiatan.

PT Sarana Karya
RISIKO MASALAH
Probabilitas terjadinya ≤ 50% Probabilitas terjadinya ≥ 50%

Estimasi biaya dicadangkan Estimasi Biaya langsung di


biayakan
Mitigasi Risiko baik proaktif BCM (Business Continuity
maupun reaktif Manajemen), reaktif

PT Sarana Karya
Kesalahan dalam
Kurangnya kompetensi
membuat dokumen
PIC pengadaan
pengadaan material
Penyebab Risiko

Timbulnya image negatif


Tuntutan / claim oleh Pengadaan barang
di masyarakat tentang
pihak lain terlambat
perusahaan

Akibat

PT Sarana Karya
Kesalahan dalam
Kurangnya kompetensi
membuat dokumen
PIC pengadaan
pengadaan material
Penyebab 2 Penyebab 1

Timbulnya image negatif


Tuntutan / claim oleh Pengadaan barang
di masyarakat tentang
pihak lain terlambat
perusahaan

Akibat Risiko

PT Sarana Karya
Kesalahan dalam
Kurangnya kompetensi
membuat dokumen
PIC pengadaan
pengadaan material
Penyebab 3 Penyebab 2

Timbulnya image negatif


Tuntutan / claim oleh Pengadaan barang
di masyarakat tentang
pihak lain terlambat
perusahaan
Akibat Risiko Penyebab 1

PT Sarana Karya
PT Sarana Karya
Suatu proses yang diterapkan secara strategis dan berlaku di seluruh
perusahaan yang dirancang untuk mengenali peristiwa potensial yang dapat
mempengaruhi perusahaan; mengelola risiko agar tetap dalam jangkauan
risiko yang dikehendaki Manajemen dengan tujuan untuk mendapatkan
jaminan yang wajar akan tercapainya tujuan perusahaan

Suatu proses yang sistematik dan berkelanjutan yang dirancang dan


dijalankan oleh Manajemen dan seluruh personil Perusahaan, guna
memberikan keyakinan yang memadai bahwa semua risiko yang berpotensi
menghambat tujuan Perusahaan telah dikelola sedemikian rupa sampai
kepada tingkat yang dapat diterima oleh Perusahaan.

PT Sarana Karya
Framework (Risk Governance)
• Komitmen Direksi
• Budaya dan Awareness
• Risk Language
Framework Infrastruktur
• Filosofi Risiko • Metodologi
• Risk Appetite & Tolerance • Teknologi
• Struktur dan Fungsi Organisasi • Prosedur
• Kebijakan dan Batasan • Report
Infrastruktur
Proses
• Identifikasi & Define
• Assess & Measure
Proses • Treat & Manage
• Monitor & Report

PT Sarana Karya
PT Sarana Karya
PT Sarana Karya
Manajemen Risiko adalah

Proses manajemen, pengorganisasian dan budaya yang


diarahkan terhadap analisis risiko dan tanggapan serta
perlakuan atas risiko

PT Sarana Karya
LABA

TIDAK
DIBAYAR
MENYISAKAN OWNER
MASALAH
HUKUM

SASARAN PROYEK

PEKERJAAN
HAK VENDOR
/ SUBKON DISELESAIKAN
DIPENUHI ON SCHEDULE

SESUAI
EKSPEKTASI
PELANGGAN

25 PT Sarana Karya
SIKLUS MANRISK PROYEK

Tahapan & Manajemen


Risiko Proyek

Perolehan Kontrak Masa Konstruksi Masa


• Potensi pasar • RKP Pemeliharaan
• Prakualifikasi • Pelaksanaan kontrak • Pelaksanaan
• Tender
Manajemen
konstruksiRisiko Proyek pemeliharaan
• Perolehan kontrak • PHO (serah–terima I)
• LPS

RKP : Rencana Kerja Proyek


PHO : Professional Hand Over
LPS : Laporan Proyek Selesai

PT Sarana Karya
adalah besaran dan jenis risiko yang bersedia dijalankan, diambil,
atau diterima suatu organisasi.

Berdasarkan Prosedur Manajemen Risiko WIKA, besarnya toleransi


risiko didefinisikan sebagai berikut :

Tingkat Batas Maksimum


Tingkat Proyek Sebesar Cadangan Risiko

Tingkat Korporat 10 % Equity

PT Sarana Karya
Kewenangan Atas Risiko untuk Level
Proses
Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
Perolehan General Tidak boleh
Manajer Divisi Direksi
Kontrak Manajer diterima *)
Pelaksanaan
Tim Proyek Manajer Proyek Departemen Direksi
Proyek
Konteks Tujuan
dan Strategi
Direksi Direksi Direksi Direksi
Jangka Panjang
di Tingkat Pusat
Kegiatan General Tidak boleh
Manajer Direksi
Lainnya Manajer diterima *)

*) Pengecualian : bila Direksi memandang perlu menjalankan suatu kegiatan untuk menghasilkan
nilai tertentu sedangkan kegiatan tersebut memiliki risiko ekstrim, maka kewenangan memutuskan
menerima risiko ekstrim ini berada pada Rapat Direksi bersama Komisaris

PT Sarana Karya
Dilaksanakan melalui eliminasi bisnis terkait, atau melakukan
alternatif lain yang tidak terkait dengan risiko tsb. Alasan
MENGHINDARI melakukan hal ini :
RISIKO • Dampak risiko bila terjadi jauh melampaui kemampuan
perusahaan untuk menanggungnya
• Beaya untuk menanggulangi risiko terkait, jauh melebihi
manfaat yang diperoleh

Mengurangi probabilitas terjadinya pemicu risiko terkait. Ini


dapat dilaksanakan melalui peningkatan kontrol melalui
pelatihan, prosedur kendali mutu, foolproof system, dlsb.

MITIGASI
RISIKO Mengurangi dampak yang timbul, bila risiko tersebut memang
terjadi. Ini dapat dilakukan melalui Contingency Planning atau
menyediakan cadangan / sumber daya lebih untuk bagian-
bagian yang terkena dampak risiko

PT Sarana Karya
29
Melakukan subkontrak atau outsource keseluruhan proses yang
terkait dengan risiko tersebut

BERBAGI Melakukan kerja sama dengan pihak ketiga dalam pelaksanaan


RISIKO proses bisnis terkait (Joint Venture)

Tetap melaksanakan proses bisnis terkait, tetapi mengalihkan


risiko yang terjadi ke pihak lain (asuransi, hedging, forward
buying)

Memilih dengan sadar untuk menerima risiko yang ada, karena


MENERIMA dampaknya jauh lebih kecil dibandingkan dengan manfaatnya
RISIKO dan juga dampak risiko tersebut masih dalam batas risk appetite
perusahaan

PT Sarana Karya
30
 Cara-cara Manajemen dan seluruh karyawan
Perusahaa merasakan dan memahami adanya
Risiko, serta menyadari bahwa perilaku dan
persepsi mereka terhadap Risiko akan berpengaruh
pada bagaimana Risiko-risiko tersebut di kelola
 Kumpulan sikap, nilai dan praktik bersama yang
mencirikan bagaimana sebuah entitas
mempertimbangkan risiko dalam aktifitas
kesehariannya

PT Sarana Karya
31
PT Sarana Karya
32
• Komitmen MP atas penerapan manajemen risiko masih
1 belum optimal

• Analisa, evaluasi dan pengendalian bagian komersial


2 belum linkage dengan manajemen risiko.

• Kesulitan dalam penuangan pola pikir atas manajemen


3 risiko ke dalam bentuk tulisan

• Dirasakan tidak ada dampak jangka pendeknya


4 terhadap hasil usaha

PT Sarana Karya
33
Manrisk dapat menjadi Tools dalam
pengambilan Keputusan

Penciptaan Opportunity dari


Identifikasi Risiko

Media Balancing Transfer Risiko oleh


Owner

Payung Hukum Dalam Memitigasi


Risiko

PT Sarana Karya
34
Risiko
•Why
•How •Event •Gap KPI
Penyebab Akibat
MITIGASI

PT Sarana Karya
36
PT Sarana Karya
37
PT Sarana Karya
38
1. Manakah yang merupakan penyebab, risiko, akibat, dan
mitigasi ? Coba dikelompokkan!
2. Buatlah mata rantai hubungan antara penyebab, risiko,
dampak dan mitigasinya.
3. Buat mata rantai lain yang berhubungan dengan kerjaan
anda?
Dari daftar di bawah :

1. Menyusun schedule dan pola belanja terkait pekerjaan pancang dan


melakukan koordinasi dengan tim engineering & QA/QC
2. Penambahan biaya langsung
3. Denda keterlambatan
4. Kurangnya pemahaman atas regulasi
5. Klaim biaya idle crane tiang pancang
6. Kenaikan harga material tidak mendapat eskalasi
7. Realisasi progress pekerjaan di bawah rencana
8. Melakukan VA/VE terhadap material atau metode kerja untuk
mengcover eskalasi
9. Laba berkurang
10. Incompliance terhadap regulasi
11. Melakukan percepatan pekerjaan atau pengadaan material serta
melakukan review schedule
12. Pejabat dipidana
13. Keterlambatan pekerjaan pemancangan
14. Review kontrak tidak mencakup eskalasi
15. Melakukan legal sharing secara kontinyu dan monitoring terhadap
implementasi GCG
16. Pengadaan tiang pancang terlambat
Dari daftar di bawah :

17. Sistem remunerasi yang tidak sesuai ekspektasi


18. Terjadinya kecelakaan kerja
19. Progress pekerjaan engineering terlambat
20. Memaksimalkan penggunaan KMK, SKBDN, dan CPF sebagai media
pembayaran
21. Kurangnya awareness terhadap keselamatan kerja
22. Perubahan metode kerja pelaksaan di lapangan
23. Proyek terhenti
24. Turnover pegawai meningkat
25. Black list oleh pemilik proyek
26. Melakukan koordinasi intensif untuk percepatan approval desain
27. Desain engineering mengalami perubahan
28. Defisit cash flow
29. HC availability tidak tercapai
30. Melakukan sosialisasi K3 melalui media safety patrol , safety meeting,
dan tool box meeting
31. Melakukan pengharkatan yang kompetitif dan berkelanjutan untuk
memotivasi pegawai
32. Kesulitan dalam pengurusan termin
PENYEBAB RISIKO AKIBAT MITIGASI
Menyusun schedule dan
pola belanja terkait
Pengadaan tiang Keterlambatan Klaim biaya idle crane pekerjaan pancang dan
pancang terlambat pekerjaan pemancangan tiang pancang melakukan koordinasi
dengan tim engineering
& QA/QC
Melakukan VA/VE
Review kontrak tidak Kenaikan harga material Penambahan biaya terhadap material atau
mencakup eskalasi tidak mendapat eskalasi langsung metode kerja untuk
mengcover eskalasi
Melakukan percepatan
Realisasi progress pekerjaan atau
pekerjaan di bawah Denda keterlambatan Laba berkurang pengadaan material
rencana serta melakukan review
schedule
Melakukan legal sharing
Kurangnya pemahaman Incompliance terhadap secara kontinyu dan
Pejabat dipidana
atas regulasi regulasi monitoring terhadap
implementasi GCG
PT Sarana Karya
42
PENYEBAB RISIKO AKIBAT MITIGASI
Melakukan
pengharkatan yang
Sistem remunerasi yang Turnover pegawai HC availability tidak
kompetitif dan
tidak sesuai ekspektasi meningkat tercapai
berkelanjutan untuk
memotivasi pegawai
Melakukan sosialisasi K3
Kurangnya awareness
Terjadinya kecelakaan Black list oleh pemilik melalui media safety
terhadap keselamatan
kerja proyek patrol , safety meeting,
kerja
dan tool box meeting
Melakukan koordinasi
Perubahan metode
Desain engineering Progress pekerjaan intensif untuk
kerja pelaksaan di
mengalami perubahan engineering terlambat percepatan approval
lapangan
desain
Memaksimalkan
Kesulitan dalam penggunaan KMK,
Defisit cash flow Proyek terhenti
pengurusan termin SKBDN, dan CPF sebagai
media pembayaran

PT Sarana Karya
43
PT Sarana Karya
PT Sarana Karya
Arsitektur manajemen risiko SNI ISO 31000
1. Nilai tambah
2. Bagian terpadu dari proses Mandat dan
organisasi komitmen Menentukan
3. Bagian dari pengambilan konteks
keputusan
4. Secara khusus menangani
ketidakpastian Desain
5. Sistematis, terstruktur dan kerangka kerja
tepat waktu unt mengelola Identifikasi risiko
6. Berdasarkan informasi risiko
terbaik yang ada
7. Tailored Analisa risiko
8. Mempertimbangkan faktor Perbaikan Penerapan
sinambung manajemen
manusia dan budaya
kerangka kerja risiko
9. Transparan dan inklusif Evaluasi risiko
10. Dinamis, berulang dan
responsif thd perubahan
11. Memfasilitasi perbaikan
Pemantauan
sinambung dan peningkatan
dan reviu
organisasi Perlakuan risiko
kerangka kerja

PRINSIP UNTUK MENGELOLA KERANGKA KERJA UNTUK MENGELOLA PROSES UNTUK MENGELOLA
RISIKO RISIKO RISIKO

Hubungan antara prinsip, kerangka kerja dan proses manajemen risiko

47 PT Sarana Karya
PT Sarana Karya
Media laporan bulanan manajemen risiko
yang harus disampaikan setiap bulannya :

Scorecard (KPI Risk Ratio)

Manajemen Risiko Online

PT Sarana Karya
• Rasio sisa risiko dibandingkan cadangan risiko dan
peluang
Risk • Formula :
Ratio Sisa Risiko
Cadangan Risiko + Peluang
• Target : 80%

Keterangan : Penggunaaan
• Sisa Risiko  Sisa risiko sesuai cadangan risiko
Nilai
manrisk online yang terdapat pada 0 – 20 % 10
kolom sisa risiko setelah tindak lanjut 21 % - 60 % 9
• Cadangan risiko  Sisa penggunaan
61 % - 80 % 8
cadangan risiko proyek sesuai cut off
81 % - 90 % 7,5
tahun berjalan
• Peluang  Peluang yang telah diakui 91 % - 100 % 7
oleh pemberi kerja > 100% 6

PT Sarana Karya
PT Sarana Karya
PT Sarana Karya
SIMHU tidak
bisa ter-
ManRisk Online autorisasi
apabila
ManRisk
Online belum
Autorisasi autorisasi

Biaya Risiko

Sisa Risiko

Scorecard SIMHU
Biaya risiko dan sisa
risiko sebagai inputan
dalam perhitungan Risk
Ratio Autorisasi
Risk Ratio
Nilai realisasi
risiko menjadi Risiko
inputan dalam
SIMHU

Locking System tanggal 15 per bulannya

Spirit of Innovation
ManRisk Online
Biaya Risiko = Biaya Mitigasi +
Biaya Realisasi Risiko

Sisa Risiko = Risiko yang masih


mungkin terjadi walaupun sudah
dimitigasi

Nilai Risiko = biaya risiko + sisa


risiko

Scorecard (KPI Risk Ratio) SIMHU

Spirit of Innovation
Pelaporan risiko dilakukan melalui media MANRISK ONLINE
• Pelaporan dilakukan selambat lambatnya pada tanggal 5 setiap bulannya
untuk level proyek.
• Pelaporan dilakukan selambat lambatnya pada tanggal 10 setiap bulannya
untuk level departemen dan korporat.

Pelaporan RISK LEVEL dilakukan melalui media SCORECARD


• Pelaporan dilakukan selambat lambatnya pada tanggal 5 setiap bulannya untuk
level proyek.
• Pelaporan dilakukan selambat lambatnya pada tanggal 10 setiap bulannya untuk
level departemen.
• Pelaporan dilakukan selambat lambatnya pada tanggal 12 setiap bulannya untuk
level korporat.

*) kertas kerja risk level dikirimkan offline ke biro manajemen risiko : awalia@wika.co.id

PT Sarana Karya
PT Sarana Karya
SELF ASSESSMENT

KRITERIA
Nilai Skor
No Area Deskripsi SANGAT KURANG KURANG CUKUP BAIK BAIK SEKALI Bobot
Nilai (N) = 1 Nilai (N) = 2 Nilai (N) = 3 Nilai (N) = 4 Nilai (N) = 5 (N) (BxN)
1 ERM Mandat & Kebijakan risiko organisasi ditinjau dan 1 item pada kriteria "cukup" 2 item pada kriteria "cukup" a. Terdapat Kebijakan Sistem a. Terdapat Kebijakan Sistem a. Terdapat Kebijakan Sistem
Komitmen diperbarui oleh Direksi terus menerus. terpenuhi terpenuhi Manajemen Risiko dan Prosedur Manajemen Risiko dan Prosedur Manajemen Risiko dan Prosedur
Direksi melalui proses tata kelola yang Manajemen Risiko yang terupdate Manajemen Risiko yang terupdate Manajemen Risiko yang terupdate
memastikan bahwa penerapan manajemen
risiko terus diterapkan di semua tingkatan. b. Melakukan sosialisasi kebijakan b. Melakukan sosialisasi terhadap b. Melakukan sosialisasi terhadap
dan prosedur tersebut kepada kebijakan dan prosedur tersebut kebijakan dan prosedur tersebut 0,07
seluruh karyawan WIKA kepada seluruh karyawan WIKA dan telah dipahami oleh seluruh
karyawan WIKA
c. Kebijakan dan prosedur telah c. Kebijakan dan prosedur telah c. Kebijakan dan prosedur telah
dipahami oleh 50% karyawan dipahami oleh seluruh karyawan dipahami oleh seluruh tenaga kerja
sampling
2 Metodologi risiko Organisasi memiliki metodologi risiko yang a. Manajemen risiko belum terlaksana a. Metodologi manajemen risiko a. Metodologi manajemen risiko a. Metodologi manajemen risiko a. Metodologi manajemen risiko
lengkap yang mencakup kebijakan risiko, pada saat pemasarann - tender - hanya sesuai dengan karakteristik hanya sesuai dengan karakteristik hanya sesuai dengan karakteristik hanya sesuai dengan karakteristik
prosedur, alat, teknik & template untuk pelaksanaan serta pemeliharaan dan kebutuhan beberapa bagian dan kebutuhan seluruh bagian saat dan kebutuhan seluruh bagian saat dan kebutuhan seluruh bagian saat 0,08
kedua penilaian risiko dan kerangka kontrol. saja ini ini ini dan yang akan datang
Tingkat detail mencerminkan tingkat
kematangan organisasi tersebut. b. Manajemen risiko sudah dilakukan b. Pelaksanaan manajemen risiko b. Pelaksanaan manajemen risiko b. Pelaksanaan manajemen risiko b. Pelaksanaan manajemen risiko
minimum di 12 fungsi serta dilaksanakan pada saat sudah dilaksanakan mulai dari sudah dilaksanakan mulai dari sudah dilaksanakan sesuai dengan
prosesnya sudah sesuai dengan pelaksanaan dan pemeliharaan pemasaran - tender -pelaksanaan pemasaran - tender -pelaksanaan prosedur dimulai dari pemasaran -
prosedur namun belum sesuai dengan dan pemeliharaan namun belum dan pemeliharaan serta sesuai tender - pelaksanaan dan
prosedur sesuai dengan prosedur dengan prosedur pemeliharaan serta dilakukan
cross function dengan departemen
lain
c. Manajemen risiko sudah dilakukan c. Manajemen risiko sudah dilakukan c. Manajemen risiko sudah dilakukan c. Manajemen risiko sudah dilakukan
minimum di 2 fungsi serta minimum di 3 fungsi serta disemua fungsi serta prosesnya disemua fungsi serta prosesnya
prosesnya sudah sesuai dengan prosesnya sudah sesuai dengan sudah sesuai dengan prosedur sudah sesuai dengan prosedur
prosedur prosedur
d. Manajemen risiko dilaksanakan d. Manajemen risiko dilaksanakan d. Manajemen risiko dilaksanakan
pada setiap probis serta diambil pada setiap probis serta diambil pada setiap probis serta diambil
pembelajaranya namun belum pembelajaranya namun belum pembelajaranya serta direview
direview direview secara periodik secara periodik
3 Konteks risiko Strategis, organisasi & manajemen risiko Tidak tersusunnya konteks risiko Telah disusun konteks risiko dan Telah disusun konteks risiko dan a. Telah disusun konteks risiko dan a. Telah disusun konteks risiko dan 0,07
konteks dan kriteria risiko yang telah dan analisis stakeholder analisis stakeholder, namun belum analisis stakeholder dalam RKAP / analisis stakeholder dalam RKAP / analisis stakeholder dalam RKAP /
ditetapkan, didokumentasikan & disepakati. diakomodir dalam penyusunan RKP RKP dan mendapat pengesahan RKP dan mendapatkan
Konteks eksternal termasuk hubungan RKAP / RKP oleh penanggungjawab fungsi pengesahan oleh
antara organisasi dan lingkungannya dan risiko manajemen Departemen penganggungjawab fungsi risiko
SWOT organisasi. Konteks internal manajemen Departemen dan
termasuk kemampuan organisasi, tujuan direview secara kontinyu
dan sasaran serta strategi yang berada di b. Penyusunan konteks risiko dan b. Penyusunan konteks risiko dan
tempat untuk mencapainya. Konteks analisis stakeholder melibatkan analisis stakeholder melibatkan
pengelolaan risiko termasuk tujuan, sumber daya yang sesuai sumber daya yang sesuai serta
kegiatan, strategi, ruang lingkup dan merujuk pada referensi yang ada
parameter proses manajemen risiko atau
bagian dari organisasi mana proses c. Konteks risiko dan analisis
manajemen risiko sedang diterapkan. Tabel stakeholder terdokumentasi
kriteria yang digunakan harus relevan dengan baik.
dengan penilaian risiko yang akan dilakukan
termasuk tingkat selera.

Prosedur Sistem Manajemen Risiko


WIKA-SMR-PM-01.01
Rev 02 Amd 01

Spirit of Innovation
Prosedur Sistem Manajemen Risiko
WIKA-SMR-PM-01.01
Rev 02 Amd 01

Spirit of Innovation
Uraian N=1 N=2 N=3 N=4 N=5
Fungsi Komersial
Manaje- Laporan Laporan Laporan a. Laporan bulanan a. Kriteria 'baik'
bulanan bulanan bulanan (Manrisk online) terpenuhi.
men (Manrisk (Manrisk (Manrisk tayang approved tgl b. Risiko yang ada
Risiko online) tayang online) tayang online) 5 bulan berikutnya menjadi nilai
approve approve tayang b. Nilai risiko (Rencana tambah perusahaan
sebelum tgl 7 sebelum tgl 6- approve biaya tindak lanjut atau menjadi
bulan 7 bulan sebelum tgl stlh mitigasi) tidak peluang
berikutnya berikutnya 5 bulan melebihi laba kotor c. Tindak lanjut risiko
berikutnya ditambah biaya berupa langkah
cadangan risiko, bila perbaikan atau
melebihi ketentuan pembelajaran/dima
tsb harus ada ijin sukkan dalam KM
GM.
c. Dilakukan review
sesuai dengan
kondisi lapangan

Ke depannya akan dibuatkan linkage dengan Self Assessment Manrisk untuk


lebih merepresentasikan proses dan hasil implementasi Manrisk di setiap unit kerja

Spirit of Innovation
PT Sarana Karya
RKAP (BAB V) & RKP (BAB VIII)

Konteks Risiko
Membangun konteks risiko di suatu unit kerja dengan memastikan sasaran kegiatan yang
ingin ingin dicapai

Stakeholder Analysis
Mengidentifikasi minat, kepentingan, dan pengaruh para stakeholder terhadap kegiatan
program / proyek yang sedang berjalan.

Risk Breakdown Structure


Pengelompokan risiko dalam suatu komposisi hirarkis risiko organisasi yang logis, sistematis
dan terstruktur secara alami sesuai dengan struktur organisasi atau proyek.

Risk Register
Daftar yang memuat keseluruhan rekapitulasi dari seluruh Kertas Kerja Analisis dan Akibat
Risiko (yang terkait).

PT Sarana Karya
Data Proyek
1 Nama Diisikan nama proyek yang akan dikerjakan oleh anggota team.
2 Nilai Diisikan besaran nilai OK proyek
3 Manajer Proyek Manajer Proyek yang memimpin jalannya departemen.
4 Anggota Semua anggota proyek yang terlibat (team inti).

5 Pemilik Adalah pemilik proyek

6 Deskripsi Gambaran Umum Proyek


7 Tujuan Menerangkan latar belakang dan tujuan proyek
8 Lingkup pekerjaan Adalah semua pekerjaan yang menjadi bagian dari proyek
Adalah pekerjaan yang bukan menjadi bagian dari team akan tetapi harus diselesaikan
9 Pekerjaan di luar lingkup
oleh proyek
Kriteria pekerjaan
10 Kondisi atau capaian yang harus diselesaikan / KPI
diterima owner
11 Batasan Koridor yang membatasi proyek
Asumsi atau landasan pikiran yang menjadi dasar oleh tim
Contoh :
12 Asumsi Dasar - Kurs (kontrak dengan mata uang asing)
- Serah terima lahan sesuai waktu yang disepakati
- Ketersediaan dana owner

PT Sarana Karya
Stakeholder Analisis (Eksternal)
Stakeholder Peran / Fungsi Komunikasi yang dipilih
Pihak yang berkepentingan Peran /fungsi dari masing- Komunikasi yang digunakan
dan berhubungan dengan masing stakeholder pada untuk masing-masing
Proyek/Departemen yang kolom pertama stakeholder , bisa melalui
berada di luar kegiatan formal maupun
lingkungannya (pihak yang informal
tidak dapat dikontrol oleh
risk owner) meliputi :
1. Konsultan
2. Kementrian
3. Lembaga Sekuritas
4. Dll

PT Sarana Karya
Stakeholder Analisis (Internal)
Stakeholder Peran / Fungsi Komunikasi yang dipilih
Pihak yang berkepentingan Peran /fungsi dari masing- Komunikasi yang digunakan
dan berhubungan dengan masing stakeholder pada untuk masing-masing
Proyek/Departemen yang kolom pertama stakeholder , bisa melalui
berada di lingkungan nya kegiatan formal maupun
(keseluruhan pihak yang ikut informal
terlibat dan dapat dikontrol
oleh risk owner) meliputi :
1. Direksi
2. Departemen Operasi
3. Depatemen Korporasi
4. Project
5. Dll

PT Sarana Karya
area

kategori

Note : sudah ada template RBS untuk masing-masing Departemen & Proyek

PT Sarana Karya
PT Sarana Karya
PT Sarana Karya
PT Sarana Karya
PT Sarana Karya
Media Komunikasi
Klinik

Radir GM / Audit
Radir Integrasi

Management
RKP / RKAP
Review

Forum
ManRisk
Manajemen
Online
Risiko

PT Sarana Karya
Uraikan :

1. Identifikasi risiko yang mungkin terjadi dari studi


kasus tersebut beserta penyebab dan dampaknya
2. Buatlah mitigasi risiko-nya

PT Sarana Karya
WIKA memenangkan tender proyek bangunan gedung pada tahun 2012 senilai
Rp. 200M. Kurs valas pada saat tender 1 USD = Rp. 9600. Namun SPMK diterima
pada Februari 2014, dengan waktu pelaksanaan selama 480 hari kalender
terhitung mulai 10 Maret 2014 s/d 3 Juli 2015, serta masa pemeliharaan 365
hari kalender. Adapun lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan struktur, arsitektur,
instalasi mekanik dan elektrikal. Dalam masa pelaksanaan per Januari 2015,
realisasi progress pekerjaan sebesar 40% (rencana progress pekerjaan 50%),
sebab terdapat salah satu test yaitu Test Kentledge yang terdapat dalam
kontrak namun belum diakomodir dalam S Curve proyek. Kondisi eksisting lain
yang dihadapi tim proyek adalah tidak terdapat item listing pekerjaan yang
akan diekskalasi, sehingga tim proyek tidak dapat melakukan ekskalasi
terhadap pemberi kerja, dimana harga yang digunakan sekarang merupakan
harga yang disusun tahun 2012.

PT Sarana Karya
Di awal tahun 2012, WIKA mengikuti tender proyek jalan. WIKA melakukan kontrak dengan
Konsultan Desain untuk persiapan tender tersebut dengan opsi 2 desain, : opsi 1 perubahan total
desain menggunakan single Box cast in Situ dan opsi 2 mengunakan metode span by span. Data
sampling tanah sebanyak 5 sample yang dilakukan oleh Wika, digunakan oleh konsultan desain
sebagai data tambahan guna mengajukan alternatif desain yang akan diajukan dalam tender.
Pemasukan Tender, mengajukan 2 penawaran :
1.Original desain owner dgn harga 316 milyar
2. Alternatif desain dgn harga 309 milyar (span by span)

No. URAIAN Original Desain Alternatip Desain


Tender
1 Pondasi Bor Pile Single bore pile Single bore Pile
2 Diameter Bor 3 meter 2.5 meter
3 Kedalaman 14 meter 27 meter
4 Sumber data Tanah Owner Owner & Wika
5 Kondisi Tanah baik Cenderung jelek
6 Box Girder
- Erection Balance Cantilever Span by span
- Prestressed Internal Stressing External Srtessing
7 Nilai Penawaran 316 Milyar 309 Milyar

Pada pertengahan tahun 2012, WIKA diputuskan memenangkan tender tersebut.

PT Sarana Karya
WIKA mengerjakan proyek EPCC berupa PLTU dimana PLN sebagai pemilik
proyeknya.
Nilai kontrak USD 10.000.000 + Rp. 231.000.000.000 termasuk PPN (1 USD =
9500) dengan sifat kontrak lump sum. Sesuai dengan kontrak yang
ditandatangani per 24 Juni 2011, waktu pelaksanaan kontrak adalah 21 bulan
terhitung 10 April 2012. Realisasi per 10 Januari 2014, progress baru mencapai
20% dari rencana sebesar 98%. Kondisi di lapangan yang mengakibatkan
terjadinya keterlambatan proyek adalah :
a. Perubahan main equipment dari boiler stoker menjadi CFB (Circulating
Fluidized Bed)
b. Proses perolehan subkontraktor pada pekerjaan mekanikal,elektrikal,dan
instrumen
c. Keterlambatan pembebasan lahan

PT Sarana Karya
WIKA memenangkan pekerjaan pembangunan Dam dengan OK sebesar Rp.
87.000.000.000 dimana BP Batam selaku pemilik proyek tersebut. Masa pelaksanaan
pekerjaan 372 hari kalender (20 Desember 2013 – 26 Desember 2014) dan masa
pemeliharaan 180 hari setelah PHO (27 Desember – 25 Juni 2015). Dalam pelaksanaaan
kontrak ditemukan kondisi bahwa :
1. Area lokasi kerja belum bisa dikerjakan akibat area tersebut merupakan kawasan
hutan lindung yang kepemilikannya bukan oleh BP Batam
2. Pengalihan pekerjaan kepada mitra kerja diperbolehkan namun belum ada
persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen, khususnya untuk pekerjaan pintu air
3. Terdapat percepatan pekerjaan struktur cut of wall
4. Adanya pekerjaan tambah berupa pengadaan generator

PT Sarana Karya
PT Sarana Karya

Anda mungkin juga menyukai