Anda di halaman 1dari 5

RESUME KEPERAWATAN

PRAKTIK PROFESI NERS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Tanggal/Jam Pengkajian : 31 Oktober 2018 / 09.00 WIB


Diagnosa Medis : Post ORIF Tibia Sinistra
No. Registrasi : 436273XX
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
a. Nama : Ny. S
b. Alamat : Jetis 3/3 Karanganyar
c. Umur : 61 tahun (13 Februari 1957)
d. Pendidikan : SMP
2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama
Pasien datang ke poliklinik orthopedi untuk kontrol dan perawatan luka
post operasi ORIF. Pasien mengatakan tidak merasa nyeri di bagian
luka bekas operasi.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien post operasi ORIF ±5 bulan yang lalu karena terjatuh dan
tulang kaki kiri (tibia) pasien patah. Pasien mempunyai riwayat
diabetes mellitus. Pasien datang diantar oleh suami pasien dengan
menggunakan kursi roda. Saat dilakukan pengkajian dan medikasi
pada tanggal 31 Oktober 2018, luka ±15 cm, luka belum menutup,
luka terlihat bersih, tidak terdapat nanah, jaringan di sekitar luka post
operasi berwarna merah muda. Pasien mengatakan sulit
menggerakkan kaki pasien terutama kaki kiri.
B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
NO Diagnosa Keperawatan DAR (Data, Action, Respond)
1 Gangguan integritas DATA
jaringan berhubungan S : Pasien mengatakan memiliki
dengan faktor mekanis riwayat penyakit diabetes
mellitus.
O : luka ±15 cm, luka belum
menutup, luka terlihat bersih,
tidak terdapat nanah, jaringan di
sekitar luka post operasi
berwarna merah muda.

ACTION
a. Mengobservasi luka (lokasi,
kedalaman, jaringan nekrotik,
tanda-tanda infeksi lokal)
b. Melakukan perawatan luka bersih
pada daerah post operasi ORIF
c. Memonitor proses kesembuhan
pada area luka
d. Mengajarkan kepada pasien dan
keluarga tentang luka dan
perawatan luka
e. Kolaborasi medis pemberian
lomatulle di daerah luka.

RESPOND
S:
- Pasien mengatakan tidak merasa
nyeri di daerah luka bekas
operasi.
- Pasien dan keluarga
mengnatakan sudah memahami
mengenai luka post operasi di kaki
kiri pasien.
O:
- Luka belum menutup, terlihat
bersih, tidak terdapat nanah,
jaringan di sekitar luka post
operasi berwarna kemerahan,
tidak terdapat jaringan yang
nekrotik.
- Pasien sudah dilakukan
perawatan luka bersih dan
diberikan lomatulle di daerah luka.

2 Gangguan mobilitas fisik DATA


berhubungan dengan S : Pasien mengatakan belum
penurunan kekuatan otot mampu untuk berjalan.
O :
- Luka ±15 cm, luka belum
menutup, luka terlihat bersih, tidak
terdapat nanah, jaringan di sekitar
luka post operasi berwarna merah
muda.
- Pasien belum mampu untuk
dilakukan latihan mobilisasi.
Pasien datang diantar oleh suami
pasien dengan menggunakan
kursi roda.

ACTION
a. Kaji kemampuan pasien dalam
mobilisasi
b. Ajarkan pasien atau keluarga
tentang teknik ambulasi
c. Ajarkan pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
d. Latih pasien dalam pemenuhan
kebutuhan ADLs secara mandiri
sesuai kemampuan
e. Konsultasikan dengan terapi fisik
tentang rencana ambulasi sesuai
dengan kebutuhan.
f. Anjurkan pasien untuk
pemenuhan nutrisi tinggi kalori
tinggi protein sesuai diit DM.

RESPOND
S:
- Pasien mengatakan belum
mencoba untuk mobilisasi.
- Pasien merasa cemas jika terlalu
banyak menggerakkan kaki
kirinya.
- Pasien dan suami pasien
mengatakan sudah memahami
mengenai ambulasi dan
pemenuhan nutrisi pasien.
O:
- Kaki kiri pasien dapat digerakkan
dengan bantuan.
- Skala kekuatan otot :
4 4
4 3
C. PEMBAHASAN
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang di ambil, terdapat
implementasi yang dilakukan yaitu perawatan luka. Pada pasien post
operasi tujuan perawatan luka yaitu menghindari terjadinya infeksi pada
area operasi dan membuat luka operasi dapat dengan cepat membaik
tanpa komplikasi dan dengan hasil dan fungsi yang baik (Yao, 2013).
Pada artikel yang ditulis oleh Kaihan Yao,dkk pada tahun 2013 yang
berjudul Post-Operative Wound Management, direkomendasikan teknik
membersihkan dan mendressing luka post operasi untuk mencegah infeksi
pada area operasi yaitu untuk menggunakan teknik aseptic dan tidak
menyentuh area operasi saat mengganti maupun melepas balutan. Pada
keadaan seperti ini, irigasi secara perlahan pada luka dengan cairan steril
normal saline dengan menggunakan syringe lebih baik dilakukan daripada
dengan melakukan swabbing atau merendam luka untuk meminimalkan
trauma pada luka dan meningkatkan lingkungan untuk penyembuhan yang
optimal. Balutan yang dilakukan ketika operasi dilakukan dengan kondisi
steril dan biasanya dibiarkan dalam durasi tertentu. Balutan ini dapat
dilepas sebelum waktunya untuk dilakukan pemeriksaan luka pada
keadaan tertentu, dan dilakukan balutan ulang.
Berdasarkan artikel tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan
antara praktik dengan teori yang didapatkan. Pada perawatan luka yang
dilakukan yaitu dengan prinsip aseptic, menggunakan kassa bersih yang
dibasahi dengan NaCl 0,9% dan diusapkan di daerah luka, kemudian
diberikan lomatulle dan ditutup dengan kassa kering, kemudian dibalut
dengan elastic band. Menurut pembahasan, prinsip yang digunakan sudah
sesuai dengan teori akan tetapi teknik membersihkan luka dengan
menyeka atau mengusap daerah luka dapat menyebabkan trauma pada
daerah operasi sehingga lebih baik jika dilakukan dengan teknik irigasi
dengan syringe.

Anda mungkin juga menyukai