Anda di halaman 1dari 1

Mengenai dzikir yang merupakan suatu hal yang mutlak dalam tareqat, secara umum pada pola dzikir

tareqat ini biasanya bermula dengan Fatihat adz-dzikir. Para peserta duduk dalam lingkaran, atau kalau
bukan, dalam dua baris yang saling berhadapan, dan syekh di pusat lingkaran atau diujung barisan.
Khusus mengenai dzikir dengan al-asma al-husna dalam tareqat ini, kebijakjsanaan dari seorang
pembimbing khusus mutlak diperlukan untuk mengajari dan menuntun murid. Sebab penerapan asma
Allah yang keliru dianggap akan memberi akibat yang berbahaya, secara rohani dan mental, baik bagi
sipemakai maupun terhadap orang-orang disekelilingnya. Beberapa contoh penggunaan Asma Allah
diberikan oleh Ibn Atha'ilah berikut: "Asma al-Latif," Yang Halus harus digunakan oleh seorang sufi
dalam penyendirian bila seseorang berusaha mempertahankan keadaan spiritualnya; Al-Wadud, Kekasih
yang Dicintai membuat sang sufi dicintai oleh semua makhluk, dan bila dilafalkan terus menerus dalam
kesendirian, maka keakraban dan cinta Ilahi akan semakin berkobar; dan Asma al-Faiq, "Yang
Mengalahkan" sebaiknya jangan dipakai oleh para pemula, tetapi hanya oleh orang yang arif yang telah
mencapai tingkatan yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai