Anda di halaman 1dari 30

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Posyandu
a. Pengertian Posyandu
Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari,
oleh dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait. (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia,2006)
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan
oleh, dari dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi
ibu, bayi dan anak balita. (Pusat Promosi Kesehatan:2012)
b. Tujuan Posyandu
Tujuan posyandu antara lain:
1) Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu
hamil), melahirkan dan nifas.
2) Membudayakan NKBS
3) Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk
tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
4) Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera,
gerakan ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.
(Sembiring:2004)
c. Kegiatan Pelayanan di Posyandu
Kegiatan pelayanan di posyandu terdiri dari kegiatan utama dan
kegiatan pengembangan/pilihan. Kegiatan utama mencakup:
1) Kesehatan ibu dan anak (KIA)
2) Keluarga berencana (KB)
3) Imunisasi
4) Gizi
5) Penanggulangan diare
Sedangkan kegiatan pengembangan atau pilihan, masyarakat dapat
menambah kegatan disamping lima kegiatan utama yang telah ditetapkan.
Dinamakan kegiatan Posyandu Terintegrasi. Kegiatan tersebut misalnya;
1) Bina Keluarga Balita (BKB)
2) Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
3) Bina Keluarga Lansia (BKL)
4) Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
5) Berbagai program pembangunan masyaratakat desa lainnya.

Semua anggota masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan


dasar yang ada di Posyandu terutama:
1) Bayi dan anak balita.
2) Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui.
3) Pemasangan usia subur.
4) Pengasuh anak. (Pusat Promosi Kesehatan:2012)
d. Pelaksanaan Layanan Posyandu
Pada hari buka posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem
5 meja yaitu:
1) Meja I : Pendaftaran.
2) Meja II : Penimbangan.
3) Meja III : Pengisian KMS.
4) Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS.
5) Meja V : Pelayanan kesehatan berupa:
a) Imunisasi.
b) Pemberian vitamin A dosis tinggi.
c) Pembagian pil KB atau kondom.
d) Pengobatan ringan.
e) Konsultasi KB.
Petugas pada meja I dan IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan
meja V merupakan meja pelayanan medis. (Sembiring:2004)
e. Keberhasilan Posyandu
Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN.

S : Semua balita di wilayah kerja posyandu.


K : Semua balita yang memiliki KMS.
D : Balita yang ditimbang.
N : Balita yang Berat Badannya naik

Keberhasilan Posyandu berdasarkan:


D : Baik/ kurangnya peran serta masyarakat.
N : Berhasil tidaknya program posyandu. (Sembiring:2004)

f. Kegiatan Posyandu
1) Kegiatan Utama
Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan
pengembangan/pilihan. Kegiatan utama, mencakup;
a) kesehatan ibu dan anak;
b) keluarga berencana;
c) imunisasi;
d) gizi;
e) pencegahan dan penanggulangan diare.
2) Kegiatan Pengembangan
Kegiatan pengembangan/pilihan, masyarakat dapat menambah
kegiatan baru disamping lima kegiatan utama yang telah ditetapkan,
dinamakan Posyandu Terintegrasi. Kegiatan baru tersebut misalnya;
a) Bina Keluarga Balita (BKB);
b) Tanaman Obat Keluarga (TOGA);
c) Bina Keluarga Lansia (BKL);
d) Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
e) berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya.
Semua anggota masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan
dasar yang ada di Posyandu terutama;
a) bayi dan anak balita;
b) ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui;
c) pasangan usia subur;
d) pengasuh anak. (Pusat Promosi Kesehatan:2012)

g. Manfaat Posyandu
Manfaat posyandu diantaranya adalah:
1. Bagi Masyarakat
a) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan
pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita.
b) Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi
kurang atau gizi buruk.
c) Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A.
d) Bayi memperoleh imunisasi lengkap.
e) Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet
tambah darah (Fe) serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
f) Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah (Fe).
g) Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu
dan anak.
h) Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas
dan ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas.
i) Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu,
bayi, dan anak balita. (Pusat Promosi Kesehatan:2012)
2. Bagi Kader
a) Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih
lengkap.
b) Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang
anak balita dan kesehatan ibu.
c) Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang
terpercaya dalam bidang kesehatan.
d) Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak.
(Pusat Promosi Kesehatan:2012)

h. Penyelenggaraan Posyandu
1. Penyelenggara Posyandu
Dalam penyelenggaraannya, pengelola Posyandu dipilih dari dan
oleh masyarakat pada saat musyawarah pembentukan Posyandu.
Pengurus Posyandu sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan
bendahara.
Berikut ini beberapa kriteria pengelola Posyandu:
a) Sukarelawan dan tokoh masyarakat setempat.
b) Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi, dan mampu
memotivasi masyarakat.
c) Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat. (Pusat Promosi
Kesehatan:2012)
2. Waktu dan Lokasi Posyandu
Penyelenggaraan Posyandu sekurang-kurangnya satu (1) kali dalam
sebulan. Jika diperlukan, hari buka Posyandu dapat lebih dari satu (1) kali
dalam sebulan. Hari dan waktunya sesuai dengan hasil kesepakatan
masyarakat.
Posyandu berlokasi di setiap desa/kelurahan/RT/RW atau dusun, salah
satu kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran, atau tempat khusus
yang dibangun oleh swadaya masyarakat. Tempat penyelenggaraan
kegiatan Posyandu sebaiknya berada di lokasi yang mudah dijangkau oleh
masyarakat. (Pusat Promosi Kesehatan:2012)

i. Pembentukan Posyandu
Langkah-langkah pembentukan Posyandu.
1. Mempersiapkan para petugas/aparat sehingga bersedia dan memiliki
kemampuan mengelola serta membina Posyandu.
2. Mempersiapkan masyarakat, khususnya tokoh masyarakat sehingga
bersedia mendukung penyelenggaraan Posyandu.
3. Melakukan Survei Mawas Diri (SMD) agar masyarakat mempunyai
rasa memiliki, melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi
dan potensi yang dimiliki.
4. Melakukan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) untuk
mendapatkan dukungan dari tokoh masyarakat.
5. Membentuk dan memantau kegiatan Posyandu dengan kegiatan
pemilihan pengurus dan kader, orientasi pengurus dan pelatihan
kader Posyandu, pembentukan dan peresmian Posyandu, serta
penyelengaraan dan pemantauan kegiatan Posyandu. (Pusat Promosi
Kesehatan:2012)

j. Kader Posyandu dan Perannya dalam Posyandu


Kader posyandu adalah seorang yang karena kecakapannya atau
kemampuannya diangkat, dipilih dan atau ditunjuk untuk memimpin
pengembangan posyandu disuatu tempat atau desa (Departemen Kesehatan
Republik Indonesia:2008).
Peran Kader Posyandu adalah sebagai berikut:
1. Sebelum Hari Buka Posyandu
a) Melakukan persiapan penyelenggaraan kegiatan Posyandu.
b) Menyebarluaskan informasi tentang hari buka Posyandu melalui
pertemuan warga setempat atau surat edaran.
c) Melakukan pembagian tugas antar kader, meliputi pendaftaran,
penimbangan, pencatatan, penyuluhan, pemberian makanan
tambahan, serta pelayanan yang dapat dilakukan oleh kader.
d) Melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas
lainnya terkait dengan jenis layanan yang akan diselenggarakan.
Jenis kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Posyandu
sebelumnya atau rencana kegiatan yang telah ditetapkan berikutnya.
e) Menyiapkan bahan penyuluhan dan pemberian makanan
tambahan. Bahan-bahan penyuluhan sesuai permasalahan yang di
dihadapi para orangtua serta disesuaikan dengan metode
penyuluhan, misalnya: menyiapkan bahan-bahan makanan apabila
ingin melakukan demo masak, lembar balik untuk kegiatan
konseling, kaset atau CD, KMS, buku KIA, sarana stimulasi balita.
f) Menyiapkan buku-buku catatan kegiatan Posyandu. (Pusat Promosi
Kesehatan:2012)

2. Saat Hari Buka Posyandu


a) Melakukan pendaftaran, meliputi pendaftaran balita, ibu hamil, ibu
nifas, ibu menyusui, dan sasaran lainnya.
b) Pelayanan kesehatan ibu dan anak. Untuk pelayanan kesehatan
anak pada Posyandu, dilakukan penimbangan, pengukuran
tinggi badan, pengukuran lingkar kepala anak, pemantauan
aktifitas anak, pemantauan status imunisasi anak, pemantauan
terhadap tindakan orangtua tentang pola asuh yang dilakukan pada
anak, pemantauan tentang permasalahan anak balita, dan lain
sebagainya.
c) Membimbing orangtua melakukan pencatatan terhadap berbagai
hasil pengukuran dan pemantauan kondisi anak balita.
d) Melakukan penyuluhan tentang pola asuh anak balita. Dalam
kegiatan ini, kader bisa memberikan layanan konsultasi, konseling,
diskusi kelompok dan demonstrasi dengan orangtua/keluarga anak
balita.
e) Memotivasi orangtua balita agar terus melakukan pola asuh yang
baik pada anaknya, dengan menerapkan prinsip asih-asah-asuh.
f) Menyampaikan penghargaan kepada orangtua yang telah datang
ke Posyandu dan minta mereka untuk kembali pada hari
Posyandu berikutnya.
g) Menyampaikan informasi pada orangtua agar menghubungi
kader apabila ada permasalahan terkait dengan anak balitanya.
h) Melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan pada hari
buka Posyandu. (Pusat Promosi Kesehatan:2012)

3. Sesudah Hari Buka Posyandu


a) Melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari
buka Posyandu, anak yang kurang gizi, atau anak yang mengalami
gizi buruk rawat jalan, dan lain-lain.
b) Memotivasi masyarakat, misalnya untuk memanfaatkan
pekarangan dalam rangka meningkatkan gizi keluarga,
menanam tanaman obat keluarga, membuat tempat bermain anak
yang aman dan nyaman. Selain itu, memberikan penyuluhan
tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
c) Melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat, pimpinan
wilayah untuk menyampaikan hasil kegiatan Posyandu serta
mengusulkan dukungan agar Posyandu terus berjalan dengan baik.
d) Menyelenggarakan pertemuan, diskusi dengan masyarakat,
untuk membahas kegiatan Posyandu. Usulan dari masyarakat
digunakan sebagai bahan menyusun rencana tindak lanjut kegiatan
berikutnya.
e) Mempelajari Sistem Informasi Posyandu (SIP). SIP adalah
sistem pencatatan data atau informasi tentang pelayanan yang
diselenggarakan di Posyandu. Manfaat SIP adalah sebagai
panduan bagi kader untuk memahami permasalahan yang ada,
sehingga dapat mengembangkan jenis kegiatan yang tepat dan
sesuai dengan kebutuhan sasaran.
f) Format SIP meliputi:
g) Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, kematian ibu hamil,
melahirkan, nifas.
h) Catatan bayi dan balita yang ada di wilayah kerja Posyandu; jenis
kegiatan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan sasaran.
i) Catatan pemberian vitamin A, pemberian oralit, pemberian
tablet tambah darah bagi ibu hamil, tanggal dan status pemberian
imunisasi.
j) Catatan wanita usia subur, pasanganusia subur, jumlah rumah
tangga, jumlah ibu hamil, umur kehamilan, imunisasi ibu hamil,
risiko kehamilan, rencana penolong persalinan, tabulin, ambulan
desa, calon donor darah yang ada di wilayah kerja Posyandu.

Peranan kader dalam kegiatan posyandu sangat besar. Ada dua peran
kader yaitu:
1. Peran kader saat posyandu (sesuai dengan sistem lima meja) adalah:
a) Melaksanakan pendaftaran (pada meja I)
b) Melaksanakan penimbangan bayi balita (pada meja II)
c) Melaksanakan pencatatan hasil penimbangan (pada meja III)
d) Memberikan penyuluhan (pada meja IV)
e) Memberi dan membantu pelayanan yang dilakukan oleh petugas
puskesmas (pada meja V)
2. Peran kader di luar posyandu adalah:
a) Menunjang pelayanan KB, KIA, imunisasi, gizi dan
penanggulangan diare.
b) Mengajak ibu-ibu untuk datang pada hari kegiatan posyandu.
c) Menunjang upaya kesehatan lainnya yang sesuai dengan
permasalahan yang ada, seperti pemberantasan penyakit menular,
penyehatan rumah, pembersihan sarang nyamuk, pembuangan
sampah, penyediaan sarana air bersih,menyediakan sarana jamban
keluarga, pemberian pertolongan pertama pada penyakit, P3K dan
dana sehat. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia:2000)
k. Pesan Kader Posyandu
1. Pesan Kader tentang PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah:
a) Mendorong keluarga untuk melakukan persalinan di fasilitas
kesehatan dengan pertolongan tenaga kesehatan agar ibu dan bayi
selamat dan sehat.
b) Mengajak keluarga untuk mendorong ibu dalam memberikan ASI
Eksklusif dari usia 0-6 bulan agar bayi tumbuh sehat.
c) Mendampingi keluarga untuk menimbang bayi dan balita di Posyandu
setiap bulan agar terpantau pertumbuhan dan perkembangannya.
d) Mengajak keluarga untuk bergotong royong dalam penyediaan air
bersih di lingkungan agar terhindar dari penyakit.
e) Mendorong keluarga untuk membiasakan diri buang air besar di
jamban.
f) Menggerakkan masyarakat untuk terbiasa mencuci tangan
menggunakan sabun dengan air bersih mengalir.
g) Mengajak keluarga untuk menjadikan rumah bebas jentik nyamuk
dengan 3M plus seminggu sekali agar terhindar dari Demam
Berdarah.
h) Menggerakkan masyarakat agar giat makan sayur dan buah secara
rutin.
i) Menggerakkan masyarakat agar melakukan aktivitas fisik minimal 30
menit setiap hari.
j) Mendorong masyarakat menjadikan rumah tempat bebas asap rokok.
(Pusat Promosi Kesehatan:2012)

2. Pesan Kader untuk Ibu Hamil


a) Pengaturan Kelahiran
1) Seorang ibu sebaiknya hamil pada usia 20-30 tahun. Karena pada usia
tersebut tubuh wanita telah siap secara fisik maupun mental untuk hamil
dan melahirkan.
2) Untuk menjaga kesehatan ibu dan anak sebaiknya jarak antara anak
pertama dan kedua paling sedikit dua tahun. Kesehatan ibu akan
terancam jika melahirkan dengan jarak waktu terlalu dekat, demikian
pula bayi yang akan lahir sebelum waktunya dengan berat badan
lahir rendah.
3) Hamil lebih dari empat kali, dapat membahayakan kesehatan ibu dan
anak. Ibu yang telah 4 (empat) kali menjalani kehamilan dan persalinan
akan mudah menderita kurang darah, pendarahan pada masa nifas
dan kemungkinan bayi meninggal. (Pusat Promosi Kesehatan:2012)
b) Pemeriksaan Kehamilan
1) Memeriksakan kehamilan secara rutin. Ibu hamil perlu memeriksakan
diri ke petugas kesehatan minimal 4 kali selama kehamilan; mengukur
tinggi badan pada saat pertama kali datang; mengukur LILA,
menimbang berat badan, mengukur tekanan darah dan besarnya
kandungan setiap kali periksa.
2) Minum pil tambah darah selama 90 hari.
3) Meminta imunisasi Tetanus Toxoid (TT) kepada petugas
kesehatan untuk mencegah tetanus pada bayi.
4) Mengikuti kelas ibu hamil.
5) Mempersiapkan kelahiran (persalinan). Ibu perlu bertanya kepada
bidan atau dokter tanggal perkiraan persalinan didampingi suami, dan
mempersiapkan biaya persalinan.
6) Merawat diri dan kehamilan dengan baik. Yaitu, dengan cara
mandi dan gosok gigi teratur, mengurangi kerja berat, istirahat
berbaring dengan posisi miring sekurangnya 1 jam di siang hari,
melakukan perawatan payudara dengan cara membersihkan puting
secara rutin. (Pusat Promosi Kesehatan:2012)
c) Makanan yang Sehat bagi Ibu Hamil
1) Makanlah aneka ragam makanan tanpa pantangan dalam jumlah
yang lebih banyak dari sebelum hamil, jangan lupa makan sayur dan
buah.
2) Gunakan garam beryodium setiap kali memasak.
3) Biasakan makan pagi.
4) Minumlah air matang, sebaiknya 8 gelas / hari.
5) Hindari minuman beralkohol.
6) Apabila ibu hamil mengalami mual, muntah, dan tidak nafsu makan,
pilih makanan yang tidak berlemak dan menyegarkan seperti roti, ubi,
singkong, biskuit, dan buah. Makan dengan porsi kecil dan sering.
7) Tidak dibolehkan minum jamu, minuman keras, atau merokok karena
akan membahayakan kandungan. (Pusat Promosi Kesehatan:2012)
d) Menjaga Kebersihan Diri
1) Ibu hamil harus mandi sebanyak 2 kali sehari dengan menggunakan
sabun, menggosok gigi paling sedikit 2 kali sehari yaitu pada pagi hari
dan sebelum tidur. Mandi yang teratur dan bersih menghindarkan ibu dari
penyakit kulit seperti gatal gatal dan dengan menggosok gigi secara
teratur untuk mencegah sakit gigi dan gusi.
2) Setiap kali mandi sebaiknya ibu hamil mengganti baju dan pakaian
dalam dari bahan yang dapat menyerap keringat. (Pusat Promosi
Kesehatan:2012)
e) Mengenali Tanda-tanda pada Ibu Hamil
1) Pendarahan pada hamil muda atau hamil tua.
2) Bengkak kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala dan atau kejang.
3) Demam atau panas tinggi.
4) Air ketuban keluar sebelum waktunya.
5) Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak.
6) Muntah terus dan tidak mau makan. (Pusat Promosi Kesehatan:2012)
3. Pesan Kader untuk Ibu Bersalin
a) Pertolongan Persalinan
Persalinan pada ibu hamil harus ditolong oleh bidan/dokter. Karena di
tangan ahlinya persalinan akan bersih, aman dan akan menghindari ibu serta
bayinya dari penyakit dan kematian (Pusat Promosi Kesehatan:2012)
b) Mengenali Tanda-tanda Persalinan
1) Mulas-mulas secara teratur yang semakin lama makin sering.
2) Perut terasa keras bila diraba.
3) Keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir.
4) Keluarnya cairan ketuban dari jalan lahir akibat pecahnya selaput
ketuban.
5) Jika kader mengetahui ada salah satu tanda-tanda tersebut pada ibu
hamil, maka segeralah membawa ibu hamil ke Puskesmas terdekat atau
meminta pertolongan dokter/bidan (Pusat Promosi Kesehatan:2012)
c) Mengenali Tanda-tanda Bahaya pada Ibu bersalin
1) Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas.
2) Pendarahan lewat jalan lahir.
3) Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir.
4) Ibu tidak kuat mengejan atau mengalami kejang.
5) Air ketuban keruh dan berbau.
6) Setelah bayi lahir, ari-ari tidak keluar.
7) Ibu gelisah akan mengalami kesakitan yang hebat.
8) Jika kader mengetahui ada salah satu tanda-tanda tersebut, maka
segeralah membawa ibu yang akan melahirkan tersebut ke Puskesmas
terdekat atau meminta pertolongan dokter/bidan. (Pusat Promosi
Kesehatan:2012)
4. Pesan Kader untuk Ibu Nifas
a) Hal yang Harus dilakukan oleh Ibu Nifas tentang ASI
1) Berikan ASI segera pada bayi yang baru lahir, karena ASI yang pertama
kali (kolostrum) mengandung zat kekebalan yang melindungi bayi
terhadap penyakit. Istirahat cukup supaya ibu sehat dan ASI keluar
banyak.
2) Ibu dapat menyusui sesering mungkin semau bayi paling sedikit 8
kali sehari.
3) Jika bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui.
4) Ibu dapat menyusui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah
ke payudara disisi yang lain.
5) Ibu harus membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun saat
akan memegang bayi, sesudah buang air besar atau kecil, dan
sesudah menceboki anak (Pusat Promosi Kesehatan:2012)
b) Menjaga Kesehatan pada Ibu Nifas
1) Minum 2 kapsul Vitamin A warna merah (200.000 SI): 1 kapsul
segera setelah melahirkan, dan minum lagi 1 kapsul setelah 24 jam
berikutnya selambatnya 27 hari setelah melahirkan (masa nifas).
2) Minum 1 tablet tambah darah setiap hari selama 40 hari.
3) Periksa ke bidan/dokter/fasilitas kesehatan minimal 3 kali pada
minggu pertama, minggu kedua, dan minggu keenam.
4) Makan dengan pola gizi seimbang, lebih banyak daripada saat hamil.
5) Istirahat/tidur cukup dan banyak minum air putih.
6) Menjaga kebersihan alat kelamin dan mengganti pembalut sesering
mungkin. (Pusat Promosi Kesehatan:2012)
c) Mengenali Tanda-tanda Bahaya Pada Ibu Nifas
1) Pendarahan lewat jalan lahir.
2) Keluar cairan berbau dari jalan lahir.
3) Demam lebih dari 2 hari.
4) Bengkak di muka, tangan dan kaki, kadang disertai dengan sakit
kepala dan kejang-kejang.
5) Payudara bengkak kemerahan disertai rasa sakit.
6) Dapat mengalami gangguan jiwa.
7) Jika kader mengetahui ada salah satu tanda-tanda tersebut, maka
segeralah membawa ibu nifas tersebut ke Puskesmas terdekat
atau meminta pertolongan dokter/bidan. (Pusat Promosi
Kesehatan:2012)
d) Pentingnya Ibu Nifas Ikut Program KB
1) Ibu nifas mempunyai waktu yang cukup untuk menyusui, merawat
bayi serta menjaga kesehatan ibu dan keluarga.
2) Untuk mengatur agar jarak kehamilan 2 tahun atau lebih. (Pusat
Promosi Kesehatan:2012)
e) Jenis-jenis Alat KB dan Cara Menggunakannya
1) Alat ber-KB untuk Suami:
a. Kondom, dipasang pada alat kemaluan suami yang sudah tegang
setiap kali melakukan hubungan seksual.
b. Vasektomi, dokter akan melakukan operasi kecil untuk
mengikat/memotong saluran sperma/air mani.
c. Alat ber-KB untuk Istri:
d. Pil, diminum secara teratur setiap hari secara terus menerus, untuk
ibu yang sedang menyusui minum pil KB khusus.
e. Suntik, disuntikkan pada pantat sebelah kanan/kiri setiap 1 atau 3
bulan sekali tergantung dari jenis suntikan.
f. Implant, dipasang di lengan atas ibu.
g. IUD, dipasang di rahim 2 hari atau 6-8 minggu setelah persalinan.
h. Tubektomi, dokter akan melakukan operasi kecil untuk menjepit/
memotong saluran telur. (Pusat Promosi Kesehatan:2012)
5. Pesan Kader untuk Ibu Kader
a) Pemberian ASI
1) ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI mudah dicerna
oleh bayi dan mengandung zat gizi sesuai dengan kebutuhan untuk
pertumbuhan kekebalan dan mencegah berbagai penyakit, serta
untuk kecerdasan.
2) Beri ASI saja sampai anak berumur 6 bulan.
3) Setelah 6 bulan, teruskan menyusui sampai anak berumur 2 tahun
dan berikan makanan pendamping ASI.
4) Makanan pendamping ASI berupa makanan lumat diberikan secara
bertahap, mula-mula 2 kali berangsur sampai 3 kali sehari, dalam
jumlah yang kecil sebagai makanan perkenalan. Kenalkan buah/sari
buah 2 kali sehari sedikit demi sedikit. (Pusat Promosi
Kesehatan:2012)
b) Pola Makan Anak
Usia Pola Makan

0-6 bulan ASI saja


6-9 bulan ASI + makanan pendamping ASI (MP-ASI)
Contohnya, bubur susu atau bubur tim yang
dilumat
9-11 bulan ASI + MP-ASI yang lebih padat
Contohnya, bubur nasi, nasi tim, dan nasi
lembek
1-2 tahun Makanan keluarga/makanan yang dicincang
atau dihaluskan 3-4 kali sehari
2-3 tahun Makanan keluarga + makanan selingan 2
kali sehari

Tabel 2.1
(Pusat Promosi Kesehatan:2012)
c) Tumbuh Kembang Anak
1) Perhatikan tumbuh kembang anak secara teratur.
2) Bawa ke Posyandu untuk ditimbang, dapatkan kapsul vitamin A,
imunisasi, stimulasi tumbuh kembang dan periksa kesehatan.
3) Timbanglah berat badan untuk memantau pertumbuhan anak
sehingga dapat mencegah gizi kurang atau gizi buruk.
4) Bila ditimbang berat badan tidak naik 2 bulan berturut-turut atau
turun rujuk ke Puskesmas.
5) Beri makanan bergizi sesuai kelompok umur anak, agar tumbuh
dan berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas.
6) Gunakan garam beryodium setiap kali masak.
7) Bila ada gangguan perkembangan anak, rujuk ke Puskesmas.
8) Bila anak sakit, bawa ke Puskesmas.
9) Rawat anak dengan kasih sayang dan doa. (Pusat Promosi
Kesehatan:2012)
d) Pemberian Kapsul Vitamin A
1) Vitamin A bersumber dari sayur-sayuran berwarna hijau (bayam,
daun katuk, serta buah-buahan segar berwarna cerah seperti pepaya,
tomat, wortel, mangga dan dari sumber hewani seperti telur, hati,
ikan).
2) Vitamin A membuat mata sehat, tubuh kuat dan mencegah kebutaan.
3) Beri kapsul vitamin A pada bayi dan anak balita, kapsul biru dengan
dosis 100.000 SI untuk bayi dan kapsul merah dengan dosis 200.000
SI untuk anak balita.
4) Dapatkan kapsul vitamin A secara gratis setiap bulan Februari dan
Agustus di Posyandu atau Puskesmas. (Pusat Promosi
Kesehatan:2012)
Imunisasi Lengkap untuk Bayi
Umur Jenis Imunisasi Dasar

0-7 hari HB 0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT/HB 1, Polio 2
3 bulan DPT/HB 2, Polio 3
4 bulan DPT/HB 3, Polio 4
9 bulan Campak

Tabel 2.2
(Pusat Promosi Kesehatan:2012)
e) Hal yang Perlu dilakukan Bila Balita batuk
1) Teruskan pemberian ASI bila bayi masih menyusui.
2) Bila umur anak lebih dari 6 bulan, beri makan dan minuman hangat
lebih banyak.
3) Pada anak umur 1 tahun keatas, beri kecap manis ditambah madu
atau air jeruk.
4) Bersihkan hidung agar tidak terganggu pernafasannya.
5) Jauhkan anak dari asap rokok dan asap dapur.
6) Tidak membakar sampah didekat rumah.
7) Rujuk ke Puskesmas bila:
a. Ada tanda-tanda nafas cepat;
b. Ada tanda sukar bernafas;
c. Batuk pilek dengan panas tinggi. (Pusat Promosi
Kesehatan:2012)
f) Hal yang Perlu dilakukan Bila Balita Diare
1) Teruskan pemberian ASI bila balita masih menyusui.
2) Beri air matang, cairan makanan (air sayur, air tajin atau oralit).
3) Teruskan pemberian makanan.
4) Cegah diare dengan cara minum air matang, cuci tangan pakai
sabun sebelum dan sesudah makan dan sesudah buang air besar.
5) Rujuk ke Puskesmas, bila ada tanda-tanda :
a. Anak tidak membaik dalam 2 hari.
b. Buang air besar encer berkali-kali.
c. Muntah berulang ulang.
d. Rasa haus yang nyata.
e. Demam.
f. Makan atau minum sedikit.
g. Ada darah dalam tinja. (Pusat Promosi Kesehatan:2012)
g) Hal yang Perlu dilakukan Bila Anak Demam
1) Demam merupakan gejala yang menyertai batuk pilek, malaria,
campak, demam berdarah, sakit telinga atau infeksi lain.
2) Teruskan pemberian ASI, bila anak masih menyusui.
3) Beri anak cairan lebih banyak dari biasa seperti air matang, air teh,
kuah sayur bening.
4) Jangan diberi pakaian tebal atau selimut tebal.
5) Kompres dengan air biasa atau air hangat. Jangan dikompres dengan
air dingin karena bisa menggigil.
6) Pada demam tinggi beri obat turun panas sesuai anjuran petugas
kesehatan.
7) Usahakan tidur pakai kelambu untuk menghindari gigitan nyamuk.
8) Bawa ke Puskesmas jika demam tidak sembuh dalam 2 hari. (Pusat
Promosi Kesehatan:2012)
h) Hal yang Perlu dilakukan Bila Anak sakit Kulit
1) Sakit kulit biasanya berupa biang keringat, bisul, koreng dan
sebagainya.
2) Bersihkan luka dengan air matang, keringkan dengan kain bersih.
3) Jika berupa koreng, tutup dengan kain bersih. Jangan dibubuhi
ramu-ramuan. (Pusat Promosi Kesehatan:2012)
i) Mencegah agar Anak Tidak Terkena Penyakit Kulit
1) Cegah agar anak tidak sakit kulit dengan cara : mandi teratur, ganti
pakaian jika basah atau kotor dan cuci tangan dan kaki setiap habis
bermain.
2) Bawa anak ke Puskesmas jika kulit kemerahan, gatal, luka basah,
berbau atau bernanah.
3) Menjaga kebersihan anak.
4) Mandikan anak setiap hari pagi dan sore pakai sabun mandi.
5) Cuci rambut dengan shampo 2-3 kali dalam satu minggu.
6) Cuci tangan anak dengan sabun sebelum makan dan sesudah buang
air besar.
7) Gunting kuku tangan dan kaki anak.
8) Bersihkan rumah setiap hari dari sampah dan genangan air.
9) Ajarkan anak untuk buang air besar di kakus/jamban. (Pusat Promosi
Kesehatan:2012)
j) Merawat Gigi Anak
1) Jika tumbuh gigi, bersihkan gusi bayi sesudah diberi ASI dengan
kain yang dibasahi air matang hangat.
2) Jika sudah tumbuh gigi, gosok gigi pakai pasta gigi 2 kali,
sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam.
3) Pada umur 2 tahun ajari anak gosok gigi sendiri.
4) Tidak membiasakan anak makan makanan yang manis dan lengket.
5) Periksakan kesehatan gigi anak setiap 6 bulan setelah anak berumur
2 tahun. (Pusat Promosi Kesehatan:2012)

2. Rekam Medis
a. Pengertian Rekam Medis
Menurut UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran telah
disebutkan bahwa yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien.
Proses kegiatan penyelenggaraan rekam medis dimulai saat diterimanya
pasien dirumah sakit, kemudian dilanjutkan dengan pencatatan data medis
pasien oleh dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan lainnya yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Setelah itu dilanjutkan
dengan pengelolaan berkas rekam medis yang meliputi penyimpanan dan
pengeluaran berkas rekam medis.
b. Tujuan Rekam Medis
Tujuan dari rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib
administrasi dalam rangka upaya peningkatan kesehatan di fasilitas
pelayan kesehatan. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,2008)
c. Kegunaan Rekam Medis
Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain:
a) Aspek Administrasi
Rekam medis mempunyai nilai administrasi karena berisi mengenai
tindakan yang berdasarkan wewenang serta tanggung jawab tenaga
medis dan paramedis.
b) Aspek Medis
Rekam medis memiliki nilai medis karena catatan yang ada pada
berkas tersebut digunakan sebagai dasar untuk menentukan tindakan,
pengobatan, atau perawatan yang diberikan kepada pasien.
c) Aspek Hukum
Rekam medis memiliki nilai hukum karena isinya menyangkut tentang
perjanjian yang telah di berikan dan ditandatangani oleh pasien atau
penanggung jawab pasien atas tindakan yang akan dilakukan terhadap
pasien.
d) Aspek Keuangan
Rekam medis memiliki nilai keuangan karena didalam isinya terdapat
data atau informasi yang digunakan sebagai bukti pembayaran.
Informasi yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan pada
pasien, pengobatan pasien, perawatan pasien, dan lain-lain.
e) Aspek Penelitian
Rekam medis memiliki nilai penelitian karena menyangkut data serta
informasi yang dapat digunakan sebagai aspek yang dapat mendukung
penelitian serta pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan kesehatan.
f) Aspek Pendidikan
Rekam medis memiliki nilai pendidikan karena didalam isinya
terdapat data atau informasi mengenai kronologis dari perkembangan
penyakit pasien. Serta terdapat kronologis tindakan yang diberikan
kepada pasien. Sehingga informasi atau data tersebit dapat digunakan
sebagai referensi dari pengajaran mengenai pendidikan dalam bidang
kesehatan.
g) Aspek Dokumentasi
Rekam medis memiliki nilai dokumentasi karena didalam isinya
terdapat data atau informasi mengenai identitas pasien, perawatan
yang diberikan pada pasien, tindakan yang diberikan pada pasien dan
juga pengobatan yang diberikan kepada pasien. Catatan-catatan
tersebut digunakan sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan
rumah sakit. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,2008)

Berdasarkan beberapa aspek yang telah disebutkan, rekam medis


memiliki kegunaan yang sangat luas. Berikut ini adalah kegunaan berkas
rekam medis secara umum:

a) Sebagai alat komunikasi antara tenaga medis dengan tenaga ahli


lainnya, yang ikut berperan dalam memberikan pelayanan dan
pengobatan kepada pasien.
b) Sebagai dasar untuk menindaklanjuti pemeriksaan pasien.
c) Sebagai bukti tertulis mengenai perawatan, tindakan, dan pengobatan
pasien selama pasien dirawat dirumah sakit.
d) Sebagai bahan penelitian dan evaluasi dari kualitas pelayanan yang
telah diberikan kepada pasien.
e) Untuk melindungi kepentingan hukum pasien, dokter, atau tenaga
kesehatan lainnya yang ikut memberikan pelayanan kesehatan kepada
pasien
f) Menyediakan data-data khusus untuk penelitian.
g) Sebagai dasar perhitungan biaya pembayaran dari tindakan
pelayanan kesehatan pasien yang sudah diberikan.
h) Menjadi berkas yang dapat dipertanggung jawabkan dan digunakan
sebagai dasar laporan dari fasilitas pelayanan kesehatan.

3. Rekam Medis Elektronik


a. Pengertian Rekam Medis Elektronik
Rekam medis elektronik adalah penggunaan perangkat teknologi
informasi untuk pengumpulan, penyimpanan, pengolahan serta
mengakses data yang tersimpan pada rekam medis pasien fasilitas
pelayan kesehatan dalam suatu sistem manajemen basis data yang
menghimpun berbagai sumber data medis. (Handiwidjojo;2009)
b. Aspek Hukum Rekam Medis Elektronik
Rekam medik merupakan kegiatan yang diwajibkan dalam
penyelenggaraaan pelayanan kesehatan sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar hukum pelaksanaan
kegiatan rekam medik. Dasar hukum pelaksanaan rekam medis
elektronik disamping peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai rekam medik, lebih khusus diatur dalam Permenkes 269
Tahun 2008 tentang Rekam Medis pasal 2 yaitu:
a) Rekam medis harus dibuat secara tertulis lengkap, dan jelas atau
elektronik,
b) Penyelenggaraan rekam medis dengan menggunakan teknologi
informasi elektronik diatur lebih lanjut dengan peraturan sendiri

Selama ini rekam medis mengacu pada UU RI Nomor 29 Tahun


2004 tentang praktik kedokteran dan Permenkes Nomor 296 Tahun
2008 tentang rekam medis.

Belum ada satu perundangan menyebutkan secara spesifik


istilah rekam medis elektronik atau rekam kesehatan elektronik. Ada
berbagai perundangan yang sebenarnyamemberi warna atau
bersentuhan dengan keberadaan rekam medis elektronik. Beberapa
perundangan tersebut adalah:

1. UU RI Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran


2. UU RI Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional
3. UU RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
4. UU RI Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
5. Permenkes 269 Tahun 2008 Tentang Rekam Medis
6. UU ITE Nomor 11 Tahun 2008 (DPR RI:2008)

Dibentuknya Serta pada Undang-Undang Informasi dan Transaksi


Elektronik (ITE) tahun 2008 sendiri semakin menunjang pengadaan
rekam medis elektronik karena pada pasal 5 berbunyi:

1. Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dan/atau hasil


cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah
2. Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dan/atau hasil
cetaknya sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan perluasan
dari alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku
di Indonesia. (DPR RI:2008)
3. Infromasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dinayatakan sah
apabila menggunakan sistem elektronik yang sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini.

Serta pada Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik


(ITE) tahun 2008 pasal 6 berbunyi:

Dalam hal terdapat ketentuan lain yang diatur dalam pasal 5 ayat (4)
yang mensyaratkan bahwa suatu informasi harus berbentuk tertulis atau
asli, Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dianggap sah
sepanjang informasi yang trecantum didalamya dapat diakses,
ditapilkan, dijamin keutuhannya, dan dapat dipertanggungjawabkan
sehingga menerangkan suatu keadaan. (DPR RI:2008)

c. Manfaat Rekam Medis Elektronik


Manfaat dari penggunaan rekam medis elektronik dilihat dari banyak
segi memiliki banyak manfaat diantaranya:
1) Rekam medis elektronik akan meningkatkan profesionalisme dan
kinerja manajemen fasilitas pelayanan kesehatan. Pasien akan
menikmati kemudahan, kecepatan, dan kenyamanan pelayanan
kesehatan.
2) Bagi para dokter, rekam medis elektronik memungkinkan
diberlakukannya standard praktek kedokteran yang baik dan benar.
3) Sementara bagi pengelola rumah sakit, rekam medis elektronik
menolong menghasilkan dokumentasi yang lebih mudah dan ringkas.
4) Rekam medis elektronik membuat setiap unit akan bekerja sesuai
fungsi, tanggung jawab dan wewenangnya.
5) Kecepatan penyelesaian pekerjaan-pekerjaan administrasi. Ketika
dengan sistem manual pengerjaaan penelusuran berkas sampai
dengan pengembaliannya ketempat yang seharusnya pastilah
memakan waktu, terlebih jika pasiennya cukup banyak. Kecepatan
ini berdampak membuat efektifitas kerja meningkat.
6) Akurasi data rekam medis bertambah. Apabila dulu dengan sistem
manual orang harus mencek satu demi satu berkas, namun sekarang
dengan rekam medis elektronik data pasien akan lebih tepat dan
benar karena campur tangan manusia lebih
a. sedikit, hal lain yang dapat dicegah adalah terjadinya duplikasi
data untuk pasien yang sama.
7) Lebih efesien. Karena kecepatan dan akurasi data meningkat, maka
waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan
administrasi berkurang jauh, sehingga karyawan dapat lebih fokus
pada pekerjaan utamanya.
8) Kemudahan pelaporan. Pekerjaan pelaporan adalah pekerjaan yang
menyita waktu namun sangat penting. Dengan adanya rekam medis
elektronik, proses pelaporan tentang kondisi kesehatan pasien dapat
disajikan hanya memakan waktu dalam hitungan menit sehingga kita
dapat lebih konsentrasi untuk menganalisa laporan tersebut.
9) Koordinasi dari semua unit akan semakin meningkat. Karena setiap
unit dari fasilitas pelayanan kesehatan ikut serta dalam sistem rekam
medis elektronik yang terintegrasi. ( Handiwidjojo:2009)
4. Perancangan Aplikasi
a. Aplikasi Berbasis Dekstop
Aplikasi berbasis desktop adalah aplikasi yang berjalan pada komputer
yang dapat digunakan secara langsung ketika kode program selesai
dikompilasi
b. Basis Data
1) Menurut Stephens dan Plew (2000), adalah mekanisme yan
digunakan untuk menyimpan informasi atau data. Informasi adalah
sesutau yang digunakan sehari-hari. Dengan basisa data pengguna dapat
menimpan data secara terorganisasi. Setelah data disimpan informasi
mudah diambil.
Menurut Silberschatz,dkk; (2002) basisdata adalah kumpulan data
berisi informasi yang sesuai untuk sebuah perusahaan. Sistem
manajemen basisdata adalah kumpulan data yang saling berhubungan
dan kumpulan program untuk mengakses data. Tujuan utama basis data
adalah menyediakan cara mentimpan dan mengambil informasi basisdata
secara mudah dan efisien. (Simarmata:2006)
Ramakhrisnana dan Gehrke (2003) menyatakan bahwa basis data
adalah sebagai kumpulan data yang mendeskripsikan aktivitas satu
organisasi atau lebih yang berhubungan. Sedangkan menurut (Mc.Leod,
dkk:2001) adalah kupulan sumber daya berbasis komputer milik
organsiasi. (Simarmata:2006)
c. Sistem Manajemen Basis Data (DBMS)
Ramakrishna dan Gehrke(2001) menyatakan sistem manajmene
basis data (DBMS) adalah perangkat lunak yang didesain untuk
membantu memelihara dan memanfaatkan kumpulan data besar.
DBMS memiliki beberapa keuntungan diantaranya ;
1) Mengurangi pergaulan data
2) Mencapai indepensi data
3) Mengintregasikan data beberapa file
4) Mengambil data dan informasi dengan cepat
5) Meningkatkan keamanan

Namun DBMS juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya;


1) Memperoleh perangkat lunak yang mahal
2) Memperoleh konfigurasi perangkat keras yang besar
3) Memperkejakan dan mempertahankan staf DBA

d. Microsoft Visual Basic


Visual basic digunakan sebagai sarana untuk menghasilkan program-
program aplikasi berbasis windows. Secara umum ada beberapa manfaat
yang diperoleh dari pemakaian program Visual Basic diantaranya;
1) Digunakan dalam membuat aplikasi berbasis windows.
2) Digunakan untuk membuat objek-objek pembantu program.
3) Digunakan untuk menguji program (debugging) dan menghasilkan
program akhir EXE yang besifat exutable atau langsung dijalankan.
(Yuswanto,2003)
e. Microsoft Access 2003
Microsoft Access adalah salah satu software database yang dapat
menyimpan berbagai informasi untuk dapat diolah sedemikian rupa
dengan cara mudah dan cepat.. Dalam dunia teknologi informasi saat ini
karena tersedia banyak perangkat lunak database, arti dari database bisa
sedikit berbeda antara satu perangkat dengan perangkat lain (Widiana
Mulyani, Bambang Eka Purnama;2015).
f. My SQL
My SQL adalah sebuah sistem manajemen database relasi yang
bersifat terbuka. My SQL memiliki beberapa kelebihan diantaranya;
1) Kecepatan.
2) Mudah digunakan.
3) Open Source.
4) Kapabilitas.
5) Replikasi data.
6) Biaya rendah.
7) Konektifitas dan keamanan.
8) Fleksibilitas atau portabilitas.
9) Lintas platform sistem operasi. (Arbie,2004)
g. Metode Waterfall
Untuk mengembangkan aplikasi dibutuhkan metode atau model
pengembangannya, salah satunya adalah model waterfall. Metode
waterfall adalah sebuah metode pengembangan aplikasi dengan
pendekatan sekuensial. Pendekatan model ini terlihat mengalir menurun
seperti air terjun (waterfall) yang dikembangkan oleh Pressman melalui
beberapa tahap.
Dalam Pressman (2001), metode ini bisa juga disebut dengan linier
sequensial model, menggunakan pendekatan sistematis dan sekuensial
dalam pengembangan aplikasi, dimulai melalui proses analisis, desain,
pengkodean, uji coba dan pemeliharaan. Model waterfall tersusun atas
aktivitas-aktivitas berikut ini :
1) Analysis (Analisis), yaitu merupakan tahap awal dimana dilakukan
proses pengumpulan data, identifikasi masalah, usulan pemecahan
masalah dan analisis kebutuhan sistem yang difokuskan untuk
pembuatan aplikasi.
2) Design (Perancangan), yaitu melakukan perancangan agar dapat
menyediakan rancangan yang diharapkan. Pada tahap ini dilakukan
Context Diagram, Data Flow Diagram (DFD), Entity Relational
Diagram (ERD), perancangan database, perancangan struktur
menu serta perancangan layar aplikasi.
3) Code Generation (Pengkodean), yaitu melakukan penerapan hasil
rancangan ke dalam bentuk yang dapat dibaca dan dimengerti oleh
computer.
4) Test (Pengujian), yaitu program harus diuji coba yang difokuskan
pada aktifitas pemastian bahwa semua perintah yang ada telah
dicoba dan fungsi eksternal untuk memastikan bahwa dengan
masukan tertentu suatu fungsi akan menghasilkan keluaran sesuai
dengan yang dikehendaki.
h. Black Box Testing
Black Box Testing berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat
lunak. Tester dapat mendefinisikan kumpulan kondisi input dan
melakukan pengetesan pada spesifikasi fungsional program.
Black Box Testing bukanlah solusi alternatif dari White Box Testing
tapi lebih merupakan pelengkap untuk menguji hal-hal yang tidak
dicakup oleh White Box Testing.
Black Box Testing cenderung untuk menemukan hal-hal berikut:
1) Fungsi yang tidak benar atau tidak ada.
2) Kesalahan antarmuka (interface errors).
3) Kesalahan pada struktur data dan akses basis data.
4) Kesalahan performansi (performance errors).
5) Kesalahan inisialisasi dan terminasi. (Sidi Mustaqbal,dkk:2015)
i. TAM Testing
Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu model
yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor
diterimanya penggunaan teknologi komputer. TAM dalam meprediksi
penerimaan pengguna berdasarkan pada dua variabel utama yaitu
presepsi kegunaan (perceived usefulness) dan presepsi kemudahan
(perceived ease of use) yang akan mempengaruhi sikap terhadap
penggunaan (attitude toward using), lalu mempengaruhi niat perilaku
untuk menggunakan (behavioral intention to use) dan pada akhirnya
menunjukkan penggunaan nyata dari sistem (actual system use). TAM
merupakan salah satu model yang dibangun untuk menganalisis dan
memahami faktor-faktor yang mempengaruhi diterimanya penggunaan
teknologi komputer yang bertujuan untuk menjelaskan dan
memperkirakan penerima (acceptance) pengguna. (Juhriyansyah Dalle,
Priyana Yunita:2016)

B. Kerangka Konsep

INPUT PROSES OUTPUT


1. Petugas 1. Entri data sosial Laporan perkembangan
2. Data sosial balita balita bulanan balita
3. Hasil pemeriksaan 2. Entri data
bulanan pemeriksaan
bulanan
DAFTAR PUSTAKA

Cessnasari. Ke Posyandu Terthindar Busung lapar. http://suaramerdeka.com


diunduh pada 16 November 2013

Departemen kesehatan RI. 2000. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan
Gizi Keluarga. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

Departemen kesehatan RI. 2006. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan
Gizi Keluarga. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

Departemen kesehatan RI. 2008. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha Perbaikan
Gizi Keluarga. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:


EGC.

Kementrian Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan. 2012. Buku Saku Posyandu.


Jakarta. Kementrian Kesehatan RI

Kependudukan dan Biostatik FKM USU. Posyandu Sebagai Sarana Peran Serta
Masyarakat dalam UPKM. http://www.library.usu.ac.id diunduh pada 16
November 2013

Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta


Widiastuti. Pemanfaatan Penimbangan Balita di Posyandu.
http://www.irc.kmpk.ugm.ac.id diunduh pada 16 November 2013

Z Fitriyah. 2011. Peran Serta Kader Posyandu. http://repository.usu.ac.id diunduh


pada 17 November 2013

Anda mungkin juga menyukai