Anda di halaman 1dari 41

UTTEROTONIKA

A. Definisi

Uterotonik (oxytocic) merupakan obat-obatan yang mengandung ergonovine, ergometrine atau


oxytocin. Uterotonik adalah zat yang meningkatkan kontraksi uterus. Uterotonik banyak digunakan untuk
induksi, penguatan persalinan, pencegahan serta penanganan perdarahan post partum, pengendapan
perdarahan akibat abortus inkompletikus dan penanganan aktif pada Kala persalinan.Pemberian obat
uterotonik adalah salah satu upaya untuk mengatasi pendarahan pasca persalinan atau setelah lahirnya
plasenta.Namun, pemberian obat ini sama sekali tidak dibolehkan sebelum bayi lahir. Keuntungan pemberian
uterotonika ini adalah untuk mengurangi perdarahan kala III dan mempercepat lahirnya plasenta. Karena itu,
pemberian pencegahan dapat diberikan pada setiap persalinan atau bila ada indikasi tertentu. Indikasi yang
dimaksud, adalah hal-hal yang dicurigai akan menimbulkan perdarahan pasca persalinan. Yaitu;

Riwayat persalinan yang kurang baik, misalnya:

- Riwayat perdarahan pada persalinan yang terdahulu.


- Grande multipara (lebih dari empat anak).
- Jarak kehamilan yang dekat (kurang dari dua tahun).
- Bekas operasi Caesar.
- Pernah abortus (keguguran) sebelumnya.

Bila terjadi riwayat persalinan kurang baik, ibu seyogyanya melahirkan dirumah sakit, dan jangan di rumah
sendiri.

Hasil pemeriksaan waktu bersalin, misalnya:

- Persalinan/kala II yang terlalu cepat, sebagai contoh setelah ekstraksi vakum, forsep.
- Uterus terlalu teregang, misalnya pada hidramnion, kehamilan kembar, anak besar.
- Uterus yang kelelahan, persalinan lama.
- Uterus yang lembek akibat narkosa.
- Inersia uteri primer dan sekunder.

Obat-obatan yang dipakai untuk pencegahan adalah Oksitosin dan Ergometrin. Caranya, disuntikkan intra
muskuler atau intravena (bila diinginkan kerja cepat), setelah anak lahir.
B. Klasifikasi

Uterotonik yang bisa diklasifikasikan dalam 3 macam, yaitu :

1. Metergin
o Pengertian: Merupakan alkaloid ergot
o Mekanisme/cara kerja:
 Mempengaruhi otot uterus berkontraksi terus-menerus sehingga memperpendek kala III
(kala uri).
 Menstimulsi otot-otot polos terutama dari pembuluih darah perifer dan rahim.
 Pembuluh darah mengalami vasokonstriksi sehingga tekanan darah naik dan terjadi efek
oksitosik pada kandungan mature.
o Indikasi
2. Oksitosik

Sebagai stimultan uterus pada perdarahan paska persalinan atau paskaabortus.

o Efek samping
Kontraksi uterus

Kontraksi dapat terjadi begitu kuat sehingga resiko retensio plasenta akan meningkat. Keadaan
ini disebabkan oleh kontraksi segmen bawah uterus yang terjadi berurutan sehingga perlepasan
plasenta terhalang.

Diare dan muntah

Kerja metergin menyerupai kerja dopamine yang kerap kali menimbulkan mual dan muntah
pada 20-30 % ibu melahirkan.

Pengliatan kabur, sakit kepala, kejang, diare, kulit dingin, nadi lemah dan cepat,bingung, koma,
meninggal.

o Kontra indikasi
 Persalinan kala I dan II
 Hipersensitif
 Penyakit vascular
 Penyakit jantung parah
 Fungsi paru menurun
 Fungsi hati dan ginjal menurun
 Hipertensi yang parah
 Eklampsi
o Cara pakai dan dosis
 Oral: mulai kerja setelah sepuluh menit
 Injeksi: intravena mulai kerja 40 detik
 IM : mulai kerja 7-8 menit. Hal ini lebih menguntungkan karena efeksamping lebih
sedikit
o Dosis :
 Oral 0,2-0,4 mg , 2-4 kali sehari selama 2 hari
 IV / IM 0,2 mg , IM boleh diulang 2–4 jam bila perdarahan hebat.

Contoh obat

Nama generic : metal ergometrin, metal ergometrina, hydrogen maleat

Nama paten : methergin, met6hernial, methorin, metilat, myomergin.

3. Oksitosin
o Pengertian
Oksitosin merupakan hormone peptide yang disekresi olah pituitary posterior yang
menyebabkan ejeksi air susu pada wanita dalam masa laktasi. Oksitosin diduga berperan
pada awal kelahiran.
o Mekanisme / cara kerja
Bersama dengan faktor-faktor lainnya oksitosin memainkan peranan yang sangat penting dalam
persalinan dan ejeksi ASI. Oksitosin bekerja pada reseptor oksitosik untuk menyebabkan :
Kontraksi
uterus pada kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja langsung pada
otot polos maupun lewat peningkatan produkdsi prostaglandin
Konstriksi
pembuluh darah umbilicus
Kontraksi
sel-sel miopital ( refleks ejeksi ASI ) .Oksitosin bekerja pada reseptorhormone antidiuretik (
ADH )* untuk menyebabkan
Peningkatan atau penurunan yang mendadak pada tekanan darah 9 diastolik karena terjadinya
vasodilatasi
Retensin air
Catatan
Oksitosin dan hormone anti diuretic memiliki rumus bangun yang sangat mirip sehingga
menjelaskan mengapa fungsi kedua substansi ini saling tumpang tindih
o Kerja oksitosin yang lain meliputi :
Kontraksi tuba falopi untuk membantu pengangkutan sperma,; luteolitis (involusi korpus
luteum );
Peranan neurotransmitter yang lain dalam system saraf pusat.
Oksitosin disintesis dalam hipotalamus, kelenjar gonad, plasenta dan uterus. Muylai dari usia
kehamilan 32 minggu danselanjutnya, konsentrasi oksitosin dan demikian pula aktifitas
uterus akan lebih tinggi pada malam harinya ( Hirst et al, 1993 ).
o Indikasi
 Oksitosik
 Mengurangi pembengkakan payudara
o Efek samping
 spasme uterus ( pada dosis rendah )
 Hiperstimulasi uterus 9 membahayan janin : kerusakan jaringan lunak /rupture uterus )
 Keracunan cairan dan hiporatremia ( pada dosis besar )
 Mual,muntah, aritmia, anafilaksis, ruam kulit, aplasia plasenta, emboliamnion.
 Kontraksi pembuluh darah tali pusat
 Kerja antidiuretik
 Reaksi hipersensitifitas
o Kontra indikasi
 Kontraksi uterus hipertonik
 Distress janin
 Prematurisasi
 Letak bayi tidak normal
 Disporposi sepalo pelvis
 Predisposisi lain untuk pecahnya rahim
 Obstruksi mekanik pada jalan lahir
 Preeklamsi atau penyakit kardiovaskuler dan terjadi pada ibu hamil yang berusia
35 tahun
 Resistensi dan mersia uterus
 Uterus yang starvasi
 Gawat janin
o Cara pakai dan dosis

Untuk induksi persalinan intravena 1-4 m U permenit dinaikkan menjadi 5-20 m U / menit
sampai terjadi pola kontraksi secara fisiologis. Untuk perdarahan uteri pasca
partus, ditambahkan 10-40 unit pada 1 L dari 5 % dextrose, dankecepatan infuse dititrasi untuk
mengawasi terjadinya atonia uterus.Kemungkinan lain adalah, 10 unit dapat diberikan secara
intramuskuler setelah lahirnya plasenta. Untuk menginduksi pengaliran susu, 1satu tiupan (
puff ) disemprotkan ke dalam tiap lubang hidung ibu dalam posisi duduk 2-3 menit sebelum
menyusui.

o Contoh obat

Tablet oksitosina Pitosin tablet (PD)

4. Misoprostol
o Pengertian: Misoprostol adalah suatu analog prostaglandin Elsintetik yang menghambat sekresi
asam lambung dan nmenaikkan proteksi mukosa lambung.
o Mekanisme/ cara kerja: Setelah penggunaan oral misprostol diabsobrsi secara ekstensif dan
cepat dide-esterifikasi menjadi obat aktif : asam misoprostol.Kadar puncak serum asam
misoprostol direduksi jika misoprostol diminum bersama makanan.
o Indikasi
 Oksitosik
 Menstimulus kontraksi uterus
o Efek samping
Dapat menyebabkan kontraksi uterin
Diare dilaporkan terjadi dalam 2 minggu pada terapi inisiasi dalam 14-40 % pasien dengan AINS yang
menerima 800µg / hari. Diarebiasanya akan membaik dalam kurang lebih satu minggu terapi.Wanita-
wanita yang menggunaklan misoprostol kadang-kadang mengalami gangguan ginekologi termasuk
kram atau perdarahan vaginal.
o Kontra indikasi
Untuk proteksi GI, misoprostol dikontraindikasikan pada kehamilan karena resiko aborsi. Pasien-
pasien harus diberi tahu untuk tidak memberikan misoprostol kepada orang lain. Pasien pasien yang
menerima terapiu jangka lamaAINSS untuk reumotoid arthritis, misoprostol 200µg qid lebih baik
daripada antagonis reseptor H2 atau sukralfat dalam mencegah gastric ulcer yang induksinya oleh
AINS. Walaupun demikian misoprostol tidak menghilangkan nyeri G1 atau rasa tidak enak
yang dihubungkan dengan pengunaan AINS.
o Cara pakai dan dosis
Peroral untuk proteksi GI selama terapi AINS : 200 µgqid. Diberiksan bersama makanan, jika dosis ini
tidak ditolerir : 100µg qid dapat digunakan. Bentuk sediaan : tablet 100,200µg. Misoprostol juga
tersedia dalam kombinasi dengan diklofenak.
o Contoh obat
Misoprostol Tablet : Gastrul isi : misoprostol 200 mcg / tablet.

OBAT ANTI PERDARAHAN

Obat anti perdarahan disebut juga hemostatik. Hemostatis merupakan proses penghentian perdarahan pada
pembuluh darah yang cedera. Jadi, Obat haemostatik (Koagulansia ) adalah obat yang digunakan untuk
menghentikan pendarahan.

Obat haemostatik ini diperlukan untuk mengatasi perdarahan yang meliputi daerah yang luas. Pemilihan obat
hemostatik harus dilakukan secara tepat sesuai dengan patogenesis perdarahan.
Dalam proses hemostasis berperan faktor-faktor pembuluh darah (vasokonstriksi), trombosit (agregasi), dan
faktor pembekuan darah

Macam-macam obat anti pendarahan

1. Hemostatik serap
o Mekanisme kerja: Hemostatik serap ( absorbable hemostatik ) menghentikan perdarahan dengan
pembentukan suatu bekuan buatan atau memberikan jala serat-0serat yang mempermudah bila
diletakkan langsung pada pembekuan yang berdarah. Dengan kontak pada permukaan asing trombosit
akan pecah dan membebaskan factor yang memulai proses pembekuan darah.
o Indikasi : hemostatik
golongan ini berguna untuk mengatasi perdarahan yang berasal dari pemubuluh darah kecil saja
m\isalnya kapiler dan tidak efektif untuk menghentikan perdarahn arteri atau vena yang tekanan intra
vaskularnya cukup besar.

Contoh obat

Antara lain spon, gelatin, oksi sel ( seluloisa oksida ) dan busa fibrin insani (Kuman fibrin foam ). Spon, gelatih,
dan oksisel dapat digunakan sebagai penutup luka yang akhirnya akan diabsorpsi. Hal ini menguntungkan
karena tidsk memerlukan penyingkiran tang memungkinkan perdarahn ulang seperti yang terjadi poada
penggunaaan kain kasa. Untuk absorpsi yang sempurna pada kedua zat diperlukan waktu 1- 6 jam. Selulosa
oksida dapat memperngaruhi regenerasi tulang dan dapat mengakibatkan pembentuksan kista bila digunakan
jangka panjang pada patah tulang. Selain itu karena dapat menghambat epitelisasi, selulosa oksida tidak
dianjurkan intuk digunakan dalam jangka panjang. Busa fibrin insani yang berbentuk spon, setah dibasahi,
dengan tekanan sedikit dapta menutup permukaan yang berdarah.

2. Astrigen
o Mekanisme kerja
Zat ini bekerja local dengan mengedepankan protein darah sehingga perdarahan dapat dihentikan
sehubungan dengan cara penggunaanya, zat ini dinamakan juga styptic.

Contoh Obat :Antara lain feri kloida, nitras argenti, asam tanat.

o Indikasi : Kelompok ini digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler tetapi kurang efektif bila
dibandinbgkan dengan vasokontriktor yang digunakan local.
3. Koagulan
o Mekanisme kerja: Kelompok ini pada penggunaan lopkal menimbulkan hemostatid dengan 2cara yaitu
dengan mempercepat perubahan protrombin menjadi trombindan secara langsung menggumpalkan
fibrinogen. Aktifitor protrombin,ekstrak yang mengandung aktifator protrombin dapat dibuat antara
laindari jaringan ortak yang diolah secara kering dengan asetat. Beberaparacun ular memiliki pula
aktifitas tromboplastin yang dapat menimbulkan pembekuan darah. Salah satu conto adalah russell’s
vipervenomnyang sangat efektif sebagai hemostatik local dan dapat digunakan umpamanyta untuk
alveolkus gigi yang berdarah pada pasienhemofilia.
o Carapemakaian: Untuk tujuan ini kapas dibasahi dengan larutan segar 0,1 % dan ditekankan pada
alveolus sehabis ekstrasi gigi. TRombin zat ini tersedia dalamm bentuk bubuk atau larutan untuk
penggunaaan lokal. Sediaan ini tidak boleh disuntikkan IV, sebab segara menimbiulkan bahaya emboli.
4. Vasokonstriktor
o Indikasi Epinetrin dan norepinetrin berefek vasokontriksi , dapat digunakan untuk menghentikan
perdarahan kapiler suatu permukaan.
o Carapemakaian: Cara penggunaanya ialah dengan mengoleskan kapas yangtelah dibasahi dengan
larutan 1: 1000 tersebut pada permukaan yangberdarah. Vasopresin, yang dihasilkn oleh hipofisis,
pernah digunakan untuk mengatasi perdarahan pasca bedah perslinan. Perkembangan terahir
menunjukkan kemungkinan kegunaanya kembali bila disuntikkan langsung ke dalam korpus uteri
untuk mencegah perdarahan yang berlebihan selama operasi korektif ginekolog
Analgetik
o Pengertian : Obat analgetik adalah obat penghilang nyeri yang banyak digunakan untuk mengatasi sakit
kepala, demam, dan nyeri ringan. Obat-obat ini mudah diperoleh tanpa resep.

macam - macam obat analgetik

1. Analgetik, Antipiretik,NSAID
Analgetik atau obat-obat penghilang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau melenyapkan rasa
nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
o Penyebab sakit/ nyeri.: Didalam lokasi jaringan yang mengalami luka atau peradangan beberapa bahan
algesiogenic kimia diproduksi dan dilepaskan, didalamnya terkandung dalam prostaglandin dan
brodikinin. Brodikinin sendiri adalah perangsang reseptor rasa nyeri. Sedangkan prostaglandin ada 2
yang pertama Hiperalgesia yang dapat menimbulkan nyeri dan PG(E1, E2, F2A) yang dapat
menimbulkan efek algesiogenic.
o Mekanisame: Menghambat sintase PGS di tempat yang sakit/trauma jaringan.

Analgesik di bagi menjadi 2 yaitu:

Analgesik Opioid/analgesik narkotika

Analgesik opioid merupakan kelompok obat yang memilikisifat-sifat seperti opium atau morfin. Golongan obat
ini digunakan untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeriseperti pada fractura dan kanker.

Macam-macam obat Analgesik Opioid:

1. Metadon.
o Mekanisme kerja: kerja mirip morfin lengkap, sedatif lebih lemah.
o Indikasi: Detoksifikas ketergantungan morfin, Nyeri hebat pada pasien yang di rumah sakit
o Efek tak diinginkan:
 Depresi pernapasan
 Konstipasi
 Gangguan SSP
 Hipotensi ortostatik
 Mual dam muntah pada dosis awal
Methadon

2. Fentanil.
o Mekanisme kerja: Lebih poten dari pada morfin. Depresi pernapasan lebih kecil kemungkinannya.
o Indikasi: Medikasi praoperasi yang digunakan dalan anastesi.
o Efek tak diinginkan: Depresi pernapasan lebih kecil kemungkinannya. Rigiditas otot, bradikardi ringan.

Fentanil

3. Kodein
o Mekanisme kerja: sebuah prodrug 10% dosis diubah menjadi morfin. Kerjanya disebabkan oleh morfin.
Juga merupakan antitusif (menekan batuk)
o Indikasi: Penghilang rasa nyeri minor
o Efek tak diinginkan: Serupa dengan morfin, tetapi kurang hebat pada dosis yang menghilangkan nyeri
sedang. Pada dosis tinggi, toksisitas seberat morfin.
Kodein

Obat Analgetik Non-narkotik

Obat Analgesik Non-Nakotik dalam Ilmu Farmakologi juga sering dikenal dengan istilah
Analgetik/Analgetika/Analgesik Perifer. Analgetika perifer (non-narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang
tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Penggunaan Obat Analgetik Non-Narkotik atau Obat Analgesik
Perifer ini cenderung mampu menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem
susunan saraf pusat atau bahkan hingga efek menurunkan tingkat kesadaran. Obat Analgetik Non-Narkotik /
Obat Analgesik Perifer ini juga tidak mengakibatkan efek ketagihan pada pengguna (berbeda halnya dengan
penggunanaan Obat Analgetika jenis Analgetik Narkotik).

Efek samping obat-pbat analgesik perifer: kerusakan lambung, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal,
kerusakan kulit.

Macam-macam obat Analgesik Non-Narkotik:

1. Ibupropen
Ibupropen merupakan devirat asam propionat yang diperkenalkan banyak negara. Obat ini bersifat
analgesik dengan daya antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek analgesiknya sama dengan aspirin.
Ibu hamil dan menyusui tidak di anjurkan meminim obat ini.

Ibuprofen
2. Paracetamol/acetaminophen
Merupakan devirat para amino fenol. Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesik dan
antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik, parasetamol sebaiknya tidak
digunakan terlalu lama karena dapat menimbulkan nefropati analgesik.
Jika dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong. Dalam sediaannya
sering dikombinasikan dengan cofein yang berfungsi meningkatkan efektinitasnya tanpa perlu
meningkatkan dosisnya.

Acetaminophen

3. Asam Mefenamat
Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam mefenamat sangat kuat terikat pada protein
plasma, sehingga interaksi dengan obat antikoagulan harus diperhatikan. Efek samping terhadap
saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia dan gejala iritasi lain terhadap mukosa lambung.

Asam Mefenamat

Obat anti jamur

Pengertian Obat Anti Jamur

Obat-obat anti jamur juga disebut denganobat anti mikotik, dipakai untuk mengobati dua jenis infeksi jamur :
infeksi jamur superficial pada kulit atauselaput lender dan infeksi jamur sistemik pada paru-paru atau system
saraf pusat.Infeksi jamur dapat ringan, seperti pada tinea pedis (atletes food) atau berat, seperti pada paru
paru atau jamur seperti candida spp, (ragi),merupakan bagian dari flora normal pada mulut, kulit, usus halus
dan vagina.Kandidiasis dapat terjadi sebagai infeksi oportunistik jika mekanisme pertahanantubuh terganggu.
Obat-obat seperti anti biotic, kontrasepsi oral dan imonusupredif, dapat juga mengubah mekanisme
pertumbuhan tubuh

Macam Macam Obat Anti Jamur

Ada beberapa jenis obat-obatan antijamur

1. Anti jamur cream


Digunakan untuk mengobati infeksi jamur pada kulit dan vagina. Antara lain : ketoconazole,
fenticonazole, miconazole, sulconazole, dan tioconazole.
2. Anti jamur peroral
Amphotericin dan nystatin dalam bentuk cairan dan lozenges. Obat-obatan ini tidak terserap melalui
usus ke dalam tubuh. Obat tersebut digunakan untuk mengobati infeksi Candida (guam) pada mulut
dan tenggorokan.
itraconazole, fluconazole, ketoconazole, dan griseofulvin dalam bentuk tablet yang diserap ke dalam
tubuh. Digunakan untuk mengobati berbagai infeksi jamur. Penggunaannya tergantung pada jenis
infeksi yang ada. example:
Terbinafine umumnya digunakan untuk mengobati infeksi kuku yang biasanya disebabkan oleh jenis
jamur tinea.
Fluconazole umumnya digunakan untuk mengobati jamur Vaginal. Juga dapat digunakan untuk
mengobati berbagai macam infeksi jamur pada tubuh
3. Anti jamur injeksi
Amphotericin, flucytosine, itraconazole, voriconazole dan caspofungin adalah obat-obatan anti jamur
yang sering digunakan dalam injeksi.

o Indikasi dan kontra indikasi obat anti jamu


a. ACIFAR CREAM
o INDIKASI
Infeksi herpes simplex pada kulit & membran mukosa, termasuk herpes l abial & genital awal &
kambuh.
o KONTRA INDIKASI
Hipersensitif.
b. BENOSON M Cream

o INDIKASI :Meringankan inflamasi dari dematosis yang responsif terhadap kortikosteroid (benoson
krim)

 Bila inflamasi disertai infeksi bakteri sekunder dan jamur (Benoson N krim) atau gentamicin
(Benoson G krim)

 Bila inflamasi disertai infeksi jamur (Benoson M Krim)


 Bila inflamasi disertai infeksi bakteri sekunder dan jamur (Benoson V krim)

o KONTRA INDIKASI :

 Sensitivitas terhadap setiap komponen.

 Herpes simplex, vaccinia, varicella, chickenpox, tuberkulosis kulit.

 Rosacea, akne vulgaris dan perioral dermatitis, perianal dan gatal pada alat kelamin, erupsi
napkin dan infeksi virus.

c. BRENTAN OINT
o KONTRA INDIKASI
Penyakit tuberkulosis kulit, herpes simplex, vaksmia, semua bentuk varisela. Sensitif terhadap zat-zat
aktif dalam ointment. Teknik oklusif pada penderita dermatitis atopik.
d. CANESTEN CREAM 3 GR

o INDIKASI : Canesten untuk pengobatan topikal dari candidiasi, yang disebabkan oleh candida albicans,
pityriasis versicolor yang disebabkan oleh tricophyton rubrum,trycophyton
mentagrophytes,Epidermophyton floccosom dan microsporum canis.Digunakan untuk ruam popok.
o Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap klotrimasol.
e. CANESTEN CREAM 5 GR

o INDIKASI : Canesten untuk pengobatan topikal dari candidiasi, yang disebabkan oleh candida albicans,
pityriasis versicolor yang disebabkan oleh tricophyton rubrum,trycophyton
mentagrophytes,Epidermophyton floccosom dan microsporum canis.Digunakan untuk ruam popok.
f. DAKTARIN ORAL GEL 10 GR

o INDIKASI : Pengobatan kreatif dan profilaksis terhadap kandidosis pada mulut, rongga oropharyngeal
dan saluran pencernaan.
o KONTRA INDIKASI : Hipersensitif terhadap miconidazole dan atau terhadap salah satu komponen obat.
Gangguan hati.
g. BRENTAN OINT
GOLONGAN : K
KANDUNGAN : Miconazol nitrat 2 %, Hidrokortison 1 %.
o INDIKASI : Anti jamur, anti bakteri, anti gatal, anti alergi dan anti peradangan untuk kulit.
o Dosis yang digunakan
Oral
Dewasa: 500 – 1000 mg 3 – 4 kali sehari (maksimum 3 gram sehari).
Anak-anak: 250 – 500 mg 3 – 4 kali sehari (maksimum 1 gram untuk < 6 tahun dan 2 gram untuk 6 – 12
tahun).
Parental
500 – 1000 mg sekali suntik. Jangan lebih dari 1 gram karena dapat menimbulkan syok.
o Efek samping dan cara mengatasinya

Pengobatan harus segera dihentikan bila timbul gejala pertama turunnya jumlah sel darah atau
granulositopenia atau sakit tenggorokan atau tanda infeksi lain.

Hati-hati pada penderita yang pernah memiliki penyakit darah.

Jangan digunakan untuk kelainan yang ringan, masih ada obat lain yang lebih aman.

o Efek Samping:
 Infeksi lambung, hiperhidrosis.
 Retensi cairan dan garam.
 Reaksi elaergi cukup sering: reaksi kulit dan edema angioneurotik.
o Efek samping yang berat: agranulositosis, pansitopenia dan nefrosis.
o Interaksi Obat: Bila digunakan bersama dengan klorpromazine, dapat menimbulkan hipotermia yang
berat.
Penggunaan pada ibu hamil dan menyusui:
Jangan diberikan pada wanita hamil karena potensi karsigonik dari metabolit nitrosamin.
Penggunaan pada anak: Jangan diberikan pada bayi kurang dari 3 bulan (atau BB < 5 kg).

OBAT DIURETIK

Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah diuresis mempunyai dua
pengertian, pertama menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua
menunjukkan jumlah pengeluaran zat-zat terlarut dalam air.

Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah keseimbangan cairan
sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstra sel kembali menjadi normal

Golongan Diuretik

Diuretik dapat dibagi menjadi 5 golongan yaitu :

- Diuretik osmotic
- diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase
- diuretik golongan tiazid
- diuretik hemat kalium
- diuretik kuat
- Diuretik osmotic
- Diuretik osmotik mempunyai tempat kerja :Tubuli proksimal

1. Diuretic osmotik

Diuretik osmotik ini bekerja pada tubuli proksimal dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan air
melalui daya osmotiknya.
Ansa enra menghambat reabsorpsi natrium dan air oleh karena hipertonisitas daerah medula menurun.

Duktus Koligentes

Diuretik osmotik ini bekerja pada Duktus Koligentes dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan air
akibat adanya papillary wash out, kecepatan aliran filtrat yang tinggi, atau adanya faktor lain. Istilah diuretik
osmotik biasanya dipakai untuk zat bukan elektrolit yang mudah dan cepat diekskresi oleh ginjal. Contoh dari
diuretik osmotik adalah ; manitol, urea, gliserin dan isisorbid.

2. Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase Diuretik ini merintangi enzim
karbonanhidrase di tubuli proksimal sehingga di samping karbonat , juga Na dan K di ekskresikan
lebih banyak bersama dengan air. Khasiat diuretiknya hanya lemah, setelah beberapa hari terjadi
tachyfylaxie, maka perlu digunakan secara selang seling (intermittens). Diuretic bekerja pada tubuli
Proksimal dengan cara menghambat reabsorpsi bikarbonat.

Yang termasuk golongan diuretik ini adalah asetazolamid, diklorofenamid dan meatzolamid.

3. Diuretik golongan tiazid

Diuretik golongan tiazid ini bekerja pada hulu tubuli distal dengan cara menghambat reabsorpsi
natrium klorida. Efeknya lebih lemah dan lambat tetapi tertahan lebih lama (6-48 jam) dan
terutama digunakan dalam terapi pemeliharaan hipertensi dan kelemahan jantung (dekompensatio
cardis). Obat-obat ini memiliki kurva dosis efek datar, artinya bila dosis optimal dinaikkan lagi
efeknya (dieresis, penurunan tekanan darah) tidak bertambah.Obat-obat diuretik yang termsuk
golongan ini adalah ; klorotiazid, hidroklorotiazid, hidroflumetiazid, bendroflumetiazid, politiazid,
benztiazid, siklotiazid, metiklotiazid, klortalidon, kuinetazon, dan indapamid.

4. Diuretik hemat kalium

Diuretik hemat kalium ini bekerja pada hilir tubuli distal dan duktus koligentes daerah korteks
dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan sekresi kalium dengan jalan antagonisme
kompetitif (sipironolakton) atau secara langsung (triamteren dan amilorida).efek obat-obat ini
hanya melemahkan dan khusus digunakan terkombinasi dengan diuretika lainnya guna menghemat
ekskresi kalium. Aldosteron menstimulasi reabsorbsi Na dan ekskresi K. proses ini dihambat secara
kompetitif (saingan) oleh obat-obat ini. Amilorida dan triamteren dalam keadaan normal hanyalah
lemah efek ekskresinya mengenai Na dan K. tetapi pada penggunaan diuretika lengkungan dan
thiazida terjadi ekskresi kalium dengan kuat, maka pemberian bersama dari penghemat kalium ini
menghambat ekskresi K dengan kuat pula. Mungkin juga ekskresi dari magnesium dihambat.

5. Diuretik kuat

Diuretik kuat ini bekerja pada Ansa Henle bagian asenden pada bagian dengan epitel tebal dengan
cara menghambat transport elektrolit natrium, kalium, dan klorida. Obat-obat ini berkhasiat kuat
dan pesat tetapi agak singkat (4-6 jam). Banyak digunakan pada keadaan akut, misalnya pada
udema otak dan paru-paru. Memperlihatkan kurva dosis efek curam, artinya bila dosis dinaikkan
Yang termasuk diuretik kuat adalah ; asam etakrinat, furosemid dan bumetamid.

INDIKASI OBAT DIURETIK

o Indikasi penggunaan diuretic: Edema yang disebabkan oleh gagal jantung, penyakit hati, dan gangguan
ginjal Non Edema seperti hipertensi, glukoma, mountain sickness, Forced diuresis pada keracunan,
gangguan asam basa, dan nefrolitiasis rekuren
o DOSIS PEMBERIAN OBAT
Obat-obat pilihan
Golongan Tiazid
Bendroflazid/bendroflumetazid ( Corzide® )
o Indikasi: edema, hipertensi
o Kontra indikasi: hipokalemia yang refraktur, hiponatremia, hiperkalsemia, , gangguan ginjal dan hati
yang berat, hiperurikemia yang simptomatik, penyakit adison.
o Bentuk sediaan obat: tablet
o Dosis: edema dosis awal 5-10 mg sehari atau berselang sehari pada pagi hari; dosis pemeliharaan 5-10
mg 1-3 kali semingguHipertensi, 2,5 mg pada pagi hari
o Efek samping
o Efek-efek samping yang utama yang dapat di akibatkan diuretika adalah:
a. Hipokalemia

Kekurangan kalium dalam darah. Semua diuretic dengan ttitik kerja dibagian muka tubuli distal memperbesar
ekskresi ion K dan H karena ditukarkan dengan ion Na. akibatnya adalah kandungan kalium plasma darah
menurun dibawah 3,5 mmol/liter. Keadaan ini terutama dapat terjadi pada penanganan gagal jantung dengan
dosis tinggi furosemida, mungkin bersama thiazida. Gejala kekurangan kalium ini bergejala kelemahan otot,
kejang-kejang, obstipasi, anoreksia, kadang-kadang juga aritmia jantung tetapi gejala ini tidak selalu menjadi
nyata. Thiazida yang digunakan pada hipertensi dengan dosis rendah (HCT dan klortalidon 12,5 mg perhari),
hanya sedikit menurunkan kadar kalium. Oleh karena itu tidak perlu disuplesi kalium (Slow-K 600 mg), yang
dahulu agak sering dilakukan kombinasinya dengan suatu zat yang hemat kalium suadah mencukupi. Pasien
jantung dengan gangguan ritme atau yang di obati dengan digitalis harus dimonitor dengan seksama, karena
kekurangan kalium dapat memperhebat keluhan dan meningkatkan toksisitas digoksin. Pada mereka juga d
khawatirkan terjadi peningkatan resiko kematian mendadak (sudden heart death).

b. Hiperurikemia
Akibat retensi asam urat (uric acid) dapat terjadi pada semua diuretika, kecuali amilorida. Menurut
perkiraan, hal ini diebabkan oleh adanya persaingan antara diuretikum dengan asam urat mengenai
transpornya di tubuli. Terutama klortalidon memberikan resiko lebih tibggi untuk retensi asam
urat dan serangan encok pada pasien yang peka.
c. Hiperglikemia
Dapat terjadi pada pasien diabetes, terutama pada dosis tinggi, akibat dikuranginya metabolisme
glukosa berhubung sekresi insulin ditekan. Terutama thiazida terkenal menyebabkan efek ini, efek
antidiabetika oral diperlemah olehnya.
d. Hiperlipidemia
Hiperlipidemia ringan dapat terjadi dengan peningkatan kadar koleterol total (juga LDL dan VLDL)
dan trigliserida. Kadar kolesterol HDL yang dianggap sebagai factor pelindung untuk PJP justru
diturunkan terutama oleh klortalidon. Pengecualian adalah indaparmida yang praktis tidak
meningkatkan kadar lipid tersebut. Arti klinis dari efek samping ini pada penggunaan jangka
panjang blum jelas.
e. Hiponatriemia

Akibat dieresis yang terlalu pesat dan kuat oleh diuretikaa lengkungan, kadar Na plasma dapat menurun
drastic dengan akibat hiponatriemia. Geejalanya berupa gelisah, kejang otot, haus, letargi (selalu mengantuk),
juga kolaps. Terutama lansia peka untuk dehidrasi, maka sebaiknya diberikan dosis permulaan rendah yang
berangsur-angsur dinaikkan, atau obat diberikan secara berkala, misalnya 3-4 kali seminggu. Terutama pada
furosemida dan etakrinat dapat terjadi alkalosis (berlebihan alkali dalam darah).

Lain-lain
Gangguan lambung usus (mual, muntah, diare), rasa letih, nyeri kepala, pusing dan jarang reaksi alergis kulit.
Ototoksisitas dapat terjadi pada penggunaan furosemida/bumetamida dalam dosis tinggi.

Anti-biotika

Antibiotika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi, yang dapat menghambat pertumbuhan atau
membasmi jenis mikroba lain. Antibiotika ( latin : anti = lawan, bios = hidup ) adalah xzat-zat kimia yang
dihasilkan miro organisme hidup tertuam fungi dan bakteri ranah. Yang memiliki kahsiat mematikan atau
mengahambat pertumbuahn banyak bakteri dan beberapa virus besar, sedangkan toksisitasnya bagi manusia
relative kecil.

Mekanisme Kerja

Beberapa antibiotika bekerja terhadap dinding sel ( penisilin dan sefalosforin ) atau membran sel ( kleompok
polimiksin), tetapi mekanisma kerja yang terpenting adalah perintangan selektif metabolisme protein bakteri
sehingga sintesis protein bakteri, sehingga sintesis protein dapat terhambat dan kuman musnah atau tidak
berkembang lagi misalnya kloramfenikol dan tetrasiklin

GOLONGAN OBAT ANTIBIOTIKA

PENISILIN

Penisilin diperoleh dari jamur Penicilium chrysogeneum dari bermacam-macam jemis yang dihasilkan (hanya
berbeda mengenai gugusan samping R ) benzilpenisilin ternyata paling aktif. Sefalosforin diperoleh dari jamur
cephalorium acremonium, berasl dari sicilia (1943) penisilin bersifat bakterisid dan bekerja dengan cara
menghambat sintesi dinding sel. Pensilin terdiri dari :
Benzil Penisilin Dan Fenoksimetil Penisilin benzil penisilin

 indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis, salmonelosis invasive, gonore.
 Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia
limfositik kronik, dan AIDS.
 Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam
cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi.
 Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.
 Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia,
trombositopenia, diare pada pemberian per oral.
 Dosis : injeksi intravena lambat, intra muskuler atau infuse: 1.2 g/hari dalam dosis terbagi 4, jika
diperlukan dapat ditingkatkan 2.4 g/hari atau lebih. BAYI PREMATUR dan NEONATAL, 50 mg/ kg
dalam dosis terbagi 3; ANAK 1-12 tahun: 100 mg/kg/hari dalam dosis terbagi 4 ( dosis lebih tinggi
mungkin dibutuhkan )

Endokarditis bakterialis : infuse atau injeksi intravena lambat 7,2 gr/hari dalam dosis terbagi 4 samapi 6.

Meningitis meninukokus : injeksi intravena lambat ata infuse, 2,4 gr/setiap 4 - 6 jam : BAYI PREMATUR dan
NEONATAL, 100 mg / kg/ hari dalam dosis terbagi 2 bayi 1 – 4minggu 150 mg/ kg/ hari, dalam dosis ternbagi 3
: anak 1- 12 tahun 180- 300 mg/kg/hari, dalam dosis terbagi 4 – 6.

Penting : jika diduga menderita penyakit meningokokus dokter dianjurkan untuk memberikaninjeksi tunggal
benzyl pensilin secara IM atau IV sebelum membaa pasien kerumah sakit.

Fenoksimetilpenisilin

 Indikasi : tonsillitis, otitis media, erysipelas, demam rematik, prpopiliaksisinfeksi pneumokokus.


 Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia
limfositik kronik, dan AIDS.
 Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam
cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi.
 Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.
 Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia,
trombositopenia, diare pada pemberian per oral, pensilin harus diberi 1 jam sebelum makan.
 Dosis : dewasa 500 mg tiap 6 jam, dapat naik 750 mg tiap 6 jam pada infeksi berat. Anak 0 -1 tahun 62,5
mg tiap 6 jam. Anak 1-5 tahun 125 mg tiap 6 jam.

Pensilin Tahan Penisilinase

Kloksasilin

 indikasi : infeksi karena stapilokokus yang memproduksi pensilinase.


 Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia
limfositik kronik, dan AIDS.
 Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam
cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi.
 Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.
 Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia,
trombositopenia, diare pada pemberian per oral.
 Dosis : oral 500 mg tiap 6 jam, diberikan 30 menti sebelum makan. IM 250 mg taip 4-6 jam. IV lambat
infus 500 mg tiap 4 -6 jam. Dalam kasus yang berat dosis dapat dianaikkan 2 kali.
 Anak kuarang dari 2 tahun ¼ dari dosis dewasa. Anak 2-10 tahun ½ dosis dewasa.

Flukoksasilin

 indikasi : infeksi karena stapilokokus yang memproduksi pensilinase.


 Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia
limfositik kronik, dan AIDS.
 Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam
cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi.
 Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.
 Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia,
trombositopenia, diare pada pemberian per oral.
 Dosis : oaral 250 mg tiap 6 jam diberikan 30 menit sebelum makan. IM 250 mg tiap 6 jam. IV lambat
atau infus 0,25 – 1 gr tiap 6 jam. Pada infeksi berat dosis dapat ditingkatkan 2 kali.

Anak kurang dari 2 tahun ¼ dosis dewasa. Anak 2 -10 tahun ½ dosis dewasa.

Pensilin Spectrum Luas

Ampisilin

 indikasi : infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, bronchitis kronis, salmonelosis invasive, gonore.
 Peringatan : riwayat alergi, gangguan fungsi ginjal, lesi eritematous pada glandular fever, leukemia
limfositik kronik, dan AIDS.
 Interaksi : obat ini berdifusi dengan baik dengan jaringan dan cairan tubuh. Tapi penetrasi ke dalam
cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi.
 Kontraindikasi : hipersensitivitas ( alergi ) terhadap penisilin.
 Efek samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi, angioudem, leukopoia,
trombositopenia, diare pada pemberian per oral.
 Dosis : oral 0,25-1 gram tiap 6 jam, diberikan 30 menti sebeum makan. Untuk gonore 2-3,5 gram dodis
tunggal, ditambah 1gram. Infeksi saluran kemih : 500 mg tiap 8 jam. IM, IV atau infuse : 500 mg tiap 4-6
jam. Anak di bawah 10 tahun : setengah dosis dewasa.
Amoksisilin

 indikasi : lihat ampisilin


 interaksi : lihat ampisilin
 efek samping : lihat ampisilin
 kontra indikasi : lihat ampisilin
 dosis : oral : dewasa 250-500 mg tiap 8 jam. Infeksi saluran nafas berat / berulang 3 gram tiap 12 jam.
Anak di bawah 10 tahun 125-250 mg tiap 8 jam. Pada infeksi berat dapat diberikan dua kali lebih tinggi
terapi oral jangka pendek.
 Abssis gigi : 3 gram diulangi 8 jam kemudian
 Infeksi saluran kemih 3 gram diulangi stelah 10- 12 jam
 Gonore : 2-3 g dosis tunngal, ditambah 1 gr probenesid.
 Otitis media : pada anak 3-10 tahun 750 mg dua kali sehari selama 2 hari
 Injeksi IM : dewasa 500 mg tiap 8 jam
 Anak : 50-100 mg/ hari dalam dosis terbagi injeksi IV atau infus : 500 mg tiap 8 jam, dapat dinaikkan 1
gr tiap 6 jam.

Bekampisilin

 indikasi : lihat ampisilin


 interaksi : lihat ampisilin
 efek samping : lihat ampisilin
 kontra indikasi : lihat ampisilin
 dosis : 400 mg 2- 3 kali sehari : pada infeksi berat dapat diberikan dua kali lebih tinggi.
Anak : lebih dari 5 tahun 200 mg 3 kali sehari
Gonore tanpa komplikasi 1,6 gr dosisi tunngal ditambah 1 gr probenisid
Penesiln Anti Pseudomona

Tikarsilin

o indikasi : infeksi yang disebabkan oleh pseoudomonas dan proteus spp


o interaksi : lihat benzil pensilin
o efek samping : lihat benzil pensilin
o kontra indikasi : lihat benzil pensilin
o Dosis : injeksi IV lambat atau infuse 15-20 gr perhari dalam dosis terbagi.
Anak : 200-300 mg/kg/hari dalam dosis
o Untuk infeksi saluran kemih secara IM atau IV lambat : dewasa 3-4 gr perhari dalam dosis.
Anak : 50-100 mg/kg/hari.

Piperasilin

o indikasi : infeksi yang disebabkan oleh pseoudomonas aerugenosa


o interaksi : lihat benzil pensilin
o efek samping : lihat benzil pensilin
o kontra indikasi : lihat benzil pensilin
o Dosis : IM atau IV lamabt atau infus 100-150 mg/kg/hari. Pada infeksi berat 200-300 mg/kg/hari. Pada
infeksi lebih berat 16 gr perhari dosis tunggal diatas 2 gr, hanya diberikan secara IV

Sulbenisilin

o indikasi : infeksi yang disebabkan oleh pseoudomonas aerugenosa


o interaksi : lihat benzil pensilin
o efek samping : lihat benzil pensilin
o kontra indikasi : lihat benzil pensilin
o dosis : dewasa 2-4 gr perhari. Anak 40-80 mg/kg/hari diberikan secara Im atau IV, dibagi dalam dua
kali pemberian

SEFALOSFORIN
Sefalosforin merupakan antibiotic betalaktam yang bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding mikroba.
Farmakologi sefalosforin mirip dengan penisilin, ekseresi terutama melalui ginjal dan dapat di hambat
probenisid.

Sefalosforin terbagi atas :

Sefaklor

o indikasi : infeksi baktri gram (+) dan (-)


o peringatan : alergi terhadap penisilin, gangguan fungsi ginjal, kehamilan dan menyusui ( tetapi boleh
digunakan ) fositip palsu untuk glukosa urin ( pada pengujian untuk mengurangi jumlah obat
o interaksi : sefalosforin aktif terhadap kuman garm (+) dan (-) tetapi spectrum anti mikroba masing-
masng derrivat bervariasi.
o efek samping : diare dan colitis yang disebabkan oleh antibiotic ( penggunaan dosis tinggi) mual dan
mumtah rasa tidak enak pada saluran cerna sakit kepala, Dll
o kontra indikasi : hipersensitivitas terahadap sefalosforin, porfiria
o Dosis : 250 mg tiap 8 jam,k dosis digandakan pada infeksi berat, maksimum 4 gr perhari. Bayi diatas 1
bulan 20 mg/kg/hari di bagi dalam 3 dosis, maksimum 1 gr perhari. Bayi 1 bulan – 1 tahun 62 mg tiap 8
jam. Anak berusia 1-5 thun 125 mg. diatas 5 tahun 250 Mg, untuk infeksi berat dapat dianaikkan 2 kali
lipat dosisnya.

Tetrasiklin
Tetrasiklin merupakan antibiotik dengan spectrum luas. Penggunaannya semakin lama semakin berkurang
karena masalah resistansi.

o Tetrasiklin
Indikasi: eksaserbasi bronkitri kronis, bruselosis (lihat juga keterangan diatas) klamidia, mikoplasma,
dan riketsia, efusi pleura karena keganasan atau sirosis, akne vulganis.
o Peringatan: gangguan fungsi hati (hindari pemberian secara i.v), gangguan fungsi ginjal (lihat Lampiran
3), kadang-kadang menimbulkan fotosintesis.
o Interaksi: lihat lampiran I (tetrasiksin).
o Efek samping: mual, muntah, diare, eritema.

Anastesi

Pengertian Anastesi

Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-"tidak, tanpa" danaesthtos, "persepsi, kemampuan untuk
merasa"), secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan
berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali
oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846.

Macam - Macam Obat Anastesi

Penggunaan Dan Macam - macam Obat - Obatan Dalam Anastesi

Dalam membius pasien, dokter anestesi memberikan obat-obatan (suntik,hirup, ataupun lewat mulut) yang
bertujuan menghilangkan rasa sakit (pain killer),menidurkan, dan membuat tenang (paraytic drug). Pemberian
ketiga macam obatitu disebut triangulasi

Bermacam obat bius yang digunakan dalam anestesi saat ini seperti:

- Thiopental (pertama kali digunakan pada tahun 1934)


- Benzodiazepine Intravena
- Propofol (2,6-di-isopropyl-phenol)
- Etomidate (suatu derifat imidazole)
- Ketamine (suatu derifat piperidine, dikenal juga sebagai 'Debu Malaikat'/'PCP' (phencyclidine)
- Halothane (d 1951 Charles W. Suckling, 1956 James Raventos)
- Enflurane (d 1963 u 1972), isoflurane (d 1965 u 1971), desflurane,sevoflurane
- Opioid-opioid sintetik baru - fentanyl (d 1960 Paul Janssen), alfentanil,sufentanil (1981),remifentanil,
meperidine
- Neurosteroid

Syarat Penggunaan Obat anastesi

Persyaratan

Ada beberapa criteria yang harus dipenuhi untuk suatu jenis obat yangdigunakan sebagai anastetikum local,
antara lain :

 Tidak merangsang jaringan


 Tidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan saraf
 Toksisitas sistemis yang rendah
 Efektif dengan jalan injeksi atau penggunaan setempat pada selaput lender
 Mulai kerjanya sesingkat mungkin, tetapi bertahan cukup lama
 Dapat larut dalam air dan menghasilkan larutan yang stabil, juga terdapatsterilisasi

Cara kerja / khasiat obat anastesi

PENGGUNAAN OBAT-OBATAN DALAM ANESTESI

Dalam membius pasien, dokter anestesi memberikan obat-obatan (suntik, hirup, ataupun lewat mulut) yang
bertujuan menghilangkan rasa sakit (pain killer), menidurkan, dan membuat tenang (paraytic drug).
Pemberian ketiga macam obat itu disebut triangulasi.

Bermacam obat bius yang digunakan dalam anestesi saat ini seperti:

- Thiopental (pertama kali digunakan pada tahun 1934)


- Benzodiazepine Intravena
- Propofol (2,6-di-isopropyl-phenol)
- Etomidate (suatu derifat imidazole)
- Ketamine (suatu derifat piperidine, dikenal juga sebagai 'Debu Malaikat'/'PCP' (phencyclidine)
- Halothane (d 1951 Charles W. Suckling, 1956 James Raventos)
- Enflurane (d 1963 u 1972), isoflurane (d 1965 u 1971), desflurane, sevoflurane
- Opioid-opioid sintetik baru - fentanyl (d 1960 Paul
Janssen), alfentanil,sufentanil (1981), remifentanil, meperidine
- Neurosteroid

Mekanisme Kerja Obat Anestesi Lokal

Pusat mekanisme kerja dari anestesi lokal terletak di membran sel, Anestesi lokal memblok penyampaian
impuls dengan cara mencegah kenaikan permeabilitas membran sel terhadap ion-ion natrium. Pada waktu
yang bersamaan ambang kepekaan terhadap rangsangan listrik lambat laun meningkat, yang pada akhirnya
memblokir penerusan impuls.

- Indikasi / kontra indikasi


- Indikasi Anastesi Lokal
 Tindakan pembedahan yang menyebabkan rasa nyeri seperti pencabutan gigi,gingivektomi,
bedah periodontal,pulpektomi, poulpotomi, alveloplasty, bonegrafting, implant gigi,
gingivoplasti, perawatan fraktur rahang, pengembalian gigiavulse, removal tumor dan kista.
 Mengurangi rasa nyeri saat penetrasi jarum pada mukosa mulut ( untuk anestesitopical)
 Inisisi abses
 Pasien yang sangat sensitive mencetak rahang
 Mengurangi nyeri pasca operasi
- Kontraindikasi Anastesi Lokal Adanya infeksi akut pada daerah operasi (karena dapat menyebabkan
penyebaraninfeksi melalui rusaknya daya pertahanan alami dan jarang dapat menimbulkanefek
anastesi)
 Penderita penyakit gangguan darah yang langka seperti hemofilia, penyakitChrsitmas atau
penyakit von Willebrand (karena akan timbul resik terjadinyaperdarahan di daerah injeksi atau
suntikan)
 Terdapat inflamasi pada daerah tempat penyuntikan
 Keadaan lingkungan periodontal yang tidak memungkinkan pemberian anestesilokal yang
sempurna
 Anak-anak di bawah umur yang tidak mengenal dan tidak mengerti akibat anestesi.
 Pada penderita yang lemah saraf dan penakut
 Pasien yang tidak dapat membuka mulut dengan lebar, misalnya pada keadaantrismus, fraktur
tulang rahang, ankilosis temporomandibula, dll
 Pasien yang alergi terhadap bahan anestesi local
 Pasien dengan penyakit sistemik yang tidak terkontrol (misal diabetes tidakterkontrol)
 Pasien yang tidak kooperatif
 Kurangnya tenaga terampil yang mampu mengatasi atau mendukung tekniktertentu. Jika
dibutuhkan anestesi segeraatau tidak cukup waktu untuk anestesi lokal untukbekerja secara
sempurna.
 Kurangnya kerjasama atau tidak adanya persetujuan dari pihak penderita.
 Efek merugikandari berbagai anas anastesi local modern terhadap kehamilanbelum terbukti. Tetapi
diperkirakan vasokonstriktor relypressin mempunyai efekoksitoksik ringan, sehingga dapat
menganggu sirkulasi fetus dan mempercepatkelahiran. Umumnya anastesi pada ibu hamil cukup aman
asalkan diberikandengan hati-hati. Namun sebaiknya dibatasai perawatan yang hanya diperlukansaja,
operasi dan restorasi ditunda setelah persalinan
 Dosis yang digunakan
 Dosis dan penggunaan
 Induksi : 2,0 sampai 2.5 mg/kg IV.
 Sedasi : 25 to 75 µg/kg/min dengan I.V infuse
 Dosis pemeliharaan pada anastesi umum : 100 – 150 µg/kg/min IV (titrate to effect).
Turunkan dosis pada orang tua atau gangguan hemodinamik atau apabila digabung penggunaanya
dengan obat anastesi yang lain.
Dapat dilarutkan dengan Dextrosa 5 % untuk mendapatkan konsentrasi yang minimal 0,2%
Profofol mendukung perkembangan bakteri, sehingga harus berada dalam lingkungan yang steril dan
hindari profofol dalam kondisi sudah terbuka lebih dari 6 jam untuk mencegah kontaminasi dari
bakteri.
 Efek samping dan cara mengatasinya
 Efek Samping
Dapat menyebabkan nyeri selama pemberian pada 50% sampai 75%. Nyeri ini bisa muncul akibat
iritasi pembuluh darah vena, nyeri pada pemberian propofol dapat dihilangkan dengan menggunakan
lidocain (0,5 mg/kg) dan jika mungkin dapat diberikan 1 sampai 2 menit dengan pemasangan torniquet
pada bagian proksimal tempat suntikan, berikan secara I.V melaui vena yang besar. Gejala mual dan
muntah juga sering sekali ditemui pada pasien setelah operasi menggunakan propofol. Propofol
merupakan emulsi lemak sehingga pemberiannya harus hati – hati pada pasien dengan gangguan
metabolisme lemak seperti hiperlipidemia dan pankreatitis.
 Efek samping serius pada penggunaan anestesi
Efek samping serius pada penggunaan anestesi topical untuk prosedur kosmetik.
Lembaga pengawas obat dan makanan Amerika ( FDA ) telah mengeluarkan pernyataan yang
berhubungan dengan efek samping yang cukup serius berkaitan dengan pemakaian obat anestesi
topical pada prosedur kosmetik. Obat anestesi topical / anestesi local telah secara luas digunakan untuk
menimbulkan mati rasa pada kulit yang akan dilakukan tindakan medis atau kosmetik. Anestesi local ini
menghasilkan analgesi untuk berbagai sensasi nyeri, rasa terbakar maupun rasa gatal yang
berhubungan dengan beberapa kondisi medis. Beberapa obat anestesi topical memerlukan resep
dokter, sementara yang lainnya dapat dibeli secara bebas. FDA sebenarnya sudah menyetujui beberapa
obat anestesi topical untuk tujuan ini, namun FDA masih mengkuatirkan penggunaan produk ini tanpa
pengawasan oleh petugas kesehatan yang terlatih. Tanpa pengawasan,pasien bisa saja mengoleskan
obat anestesi local ini dalam jumlah yang berlebihan, sehingga kadar obat yang masuk/ terserap dalam
darah meninggi dan mengakibatkan berbagai efek samping yang mengancam nyawa, seperti aritmia,
kejang, bahkan kematian.Peningkatan jumlah obat yang masuk ke dalam pembuluh darah terjadi bila
obat anestesi topical dioleskan di kulit pada area yang luas dan lama, atau jika kulit ditutupi setelah
obat dioleskan. Obat anestesi juga dapat masuk ke dalam pembuluh darah jika kulit teriritasi, adanya
rash, atau jika suhu kulit meningkat.Dua kasus kematian dilaporkan FDA pada penggunaan obat
anestesi local. Dua wanita 22 dan 25 tahun yang dioleskan obat anestesi local di kakinya untuk
menghilngkan nyeri pada prosedur pencabutan rambut menggunakan laser. Kedua wanita ini
kemudian dibebat kedua kakinya dengan bebat plastic untuk meningkatkan efek mati rasanya.
Keduanya kemudian mengalami kejang, koma dan akhirnya meninggal akibat efek toksik dari obat
anestesi topical itu. Obat anestesi topical yang digunakan dalam kasus ini mengandung lidokain dan
tetrakain.FDA juga menerima laporan tentang efek samping yang serius seperti aritmia, kejang, koma
dan gangguan pernafasan pada pasien yang menggunakan anestesi topical. Contoh obat anestesi topical
yang dimaksud antara lain : benzocaine (Americaine, Cetacaine), dibucaine (Nupercainal), lidocaine
(Xylocaine, Lidoderm), tetracaine (Pontocainess), pramoxine (Caladryl Cream for Kids), and
lidocaine/prilocaine (EMLA). More information is available at FDA MedWatch

Obat preeclampsia dan eklampsia

preeklamsia ringan
Pre eklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/atau edema setelah umur
kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20
minggu pada penyakit trofoblas.

preeklamsia berat

Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110
mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih.

eklamsia
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau masa nifas yang ditandai dengan
timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan neurologik) dan/atau koma dimana sebelumnya sudah
menunjukkan gejala-gejala pre eklampsia

MACAM-MACAM OBAT PRE DAN EKLAPMSIA

KATEGORI OBAT-OBATAN

ANTIKONVULSAN
Mencegah kambuhnya kejang dan mengakhiri aktivitas klinik dan elektrik kejang.

Magnesium sulfat. Beberapa penelitian telah mengungkapkan bahwa magnesium sulfat merupakan drug of
choice untuk mengobati kejang eklamptik (dibandingkan dengan
diazepam dan fenitoin). Merupakan antikonvulsan yang efektif dan membantu mencegah kejang kambuhan dan
mempertahankan aliran darah ke uterus dan aliran darah ke fetus. Magnesium sulfat berhasil mengontrol
kejang eklamptik pada >95% kasus. Selain itu zat ini memberikan keuntungan fisiologis untuk fetus dengan
meningkatkan aliran darah ke uterus.

Fenitoin
Fenitoin telah berhasil digunakan untuk mengatasi kejang eklamptik, namun diduga menyebabkan bradikardi
dan hipotensi.

Fenitoin bekerja menstabilkan aktivitas neuron dengan menurunkan flux ion di seberang membran
depolarisasi. Keuntungan fenitoin adalah dapat dilanjutkan Secara oral untuk beberapa hari sampai risiko
kejang eklamtik berkurang. Fenitoin juga memiliki kadar terapetik Terapi Pre eklampsi14 cdk 160/ vol. 35 no.
1 Jan - Feb 2008
yang mudah diukur dan penggunaannya dalam jangka pendek sampai sejauh ini tidak memberikan efek
samping yang buruk pada neonates

Diazepam
Telah lama digunakan untuk menanggulangi kegawatdaruratan pada kejang eklamptik. Mempunyai waktu
paruh yang pendek dan efek depresi SSP yang signifikan.

Hidralazin
Merupakan vasodilator arteriolar langsung yang menyebabkan takikardi dan peningkatan cardiac output.
Hidralazin membantu meningkatkan aliran darah ke uterus dan mencegah hipotensi. Hidralazin dimetabolisir
di hati. Dapat mengontrol hipertensi pada 95% pasien dengan eklampsia.

Labetalol
Merupakan beta-bloker non selektif. Tersedia dalam preparat IV dan per oral. Digunakan sebagai pengobatan
alternatif dari hidralazin pada penderita eklampsia. Aliran darah ke uteroplasenta tidak dipengaruhi oleh
pemberian labetalol IV.

Nifedi pin:

Merupakan Calcium Channel Blocker yang mempunyai efek vasodilatasi kuat arteriolar. Hanya tersedia dalam
bentuk preparat oral.

Klonidin
Merupakan agonis selektif reseptor 2 ( 2-agonis). Obat ini merangsang adrenoreseptor 2 di SSP dan perifer,
tetapi efek antihipertensinya terutama akibat perangsangan reseptor 2 di SSP.

Anti-piretika

DEVENISI

antipiretik adalah obat yang menurunkan demamparasetamol dalam paramex,panadol, paracetol, paraco,
praxion, primadol, santol, zacoldin, poldan migacetaminophen asetosal atau asam salisilat salisilamida

o Interaksi obat selama metabolism


Obat yang masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara pemberian pada umumnya mengalami
absorpsi, distribusi dan pengikatan untuk sampai di tempat kerja dan menimbulkan efek. Kemudian
dengan atau tanpa biotransformasi, obat diekskresikan dari dalam tubuh (Arief, 2000).
Biotransformasi atau metabolisme obat ialah proses perubahan struktur kimia obat yang terjadi di
dalam tubuh dan dikatalis oleh enzim (Syarif,1995). Metabolisme obat mempunyai dua efek penting.

Obat menjadi lebih hidrofilik-hal ini mempercepat ekskresinya melalui ginjal karena metabolit yang kurang
larut lemak tidak mudah direabsorpsi dalam tubulus ginjal.

metabolit umumnya kurang aktif daripada obat asalnya. Akan tetapi, tidak selalu seperti itu, kadang-kadang
metabolit sama aktifnya (atau lebih aktif) daripada obat asli. Sebagai contoh, diazepam (obat yang digunakan
untuk mngobati ansietas ) dimetbolisme menjadi nordiazepam dan oxazepam, keduanya aktif. Prodrug bersifat
inaktif sampai dimetabolisme dalam tubuh menjadi obat aktif. Sebagai contoh, levodopa, suatu obat
antiparkinson, dimetabolisme menjadi dopamin, sementara obat hipotensif metildopa dimetabolisme menjadi
metil norepinefrin-α (Neal,2005).

Enzim yang berperan dalam dalam biotransformasi obat dapat dibedakan berdasarkan letaknya dalam sel,
yaitu enzim mikrosom yang terdapat dalam retikulum endoplasma halus (yang pada isolasi invitro membentuk
kromosom ) dan enzim non mikrosom. Kedua enzim metabolisme ini terutama terdapat dalam sel hati, tetapi
juga terdapat dalam sel jaringan lain, misalnya: ginjal, paru-paru, epitel saluran cerna dan plasma. Di lumen
saluran cerna juga terdapat enzim non mikrosom yang dihasilkan flora usus. Enzim mikrosom mengkatalisis
reaksi glukoronida, sebagian besar reaksi oksidasi obat, serta reksi reduksi dan hidrolisis. Sedangkan enzim
non mikrosom mengkatalisis reaksi konjugasi lainnya, beberapa reaksi oksidasi, reaksi reduksi dan hidrolisis
(Gordon dan Skett,1991).

Walaupun antara metabolisme dan biotransformasi sering dibedakan, sebagian ahli mengatakan bahwa istilah
metabolisme hanya diperuntukkan bagi perubahan-perubahan biokimia atau kimiawi yang dilakukan oleh
tubuh terhadap senyawa endogen, sedangkan biotransformasi adalah peristiwa yang sama bagi senyawa
eksogen (xenobiotika) (Anonim,1999). Pada dasarnya,tiap obat merupakan zat asing bagi badan yang tidak
diinginkan, maka badan berusaha merombak zat tadi menjadi metabolit sekaligus bersifat hidrofil agar lebih
lancar diekskresi melalui ginjal. Jadi reaksi biotransformasi adaah merupakan peristiwa detoksifikasi
(Anief,1984).

Obat lebih banyak dirusak di hati meskipun setiap jaringan mempunyai sejumlah kesanggupan memetabolisme
obat. Kebanyakan biotransformasi metabolik obat terjadi pada titik tertentu antara absorpsi obat ke dalam
sirkulasi sistemik dan pembuangannya melalui ginjal. Sejumlah kecil transformasi terjadi di dalam usus atau
dinding usus. Umumnya semua reaksi ini dapat dimasukkan ke dalam dua katagori utama, yaitu reaksi fase 1
dan fase 2 (Katzung, 1989).

Reaksi Fase I (Fase Non Sintetik)

Reaksi ini meliputi biotransformasi suatu obat menjadi metabolit yang lebih polar melalui pemasukan atau
pembukaan (unmasking) suatu gugus fungsional (misalnya –OH, -NH2, -SH) (Neal,2005). Reksi fase I bertujuan
untuk menyiapkan senyawa yang digunakan untuk metabolisme fase II dan tidak menyiapkan obat untuk
diekskresi. Sistem enzim yang terlibat pada reksi oksidasi adalah sistem enzim mikrosomal yang disebut juga
sistem Mixed Function Oxidase (MFO) atau sistem monooksigenase. Komponen utama yang berperan pada
sistem MFO adalah sitokrom P450, yaitu komponen oksidase terminal dari suatu sistem transfer elektron yang
berada dalam retikulum endoplasma yang bertanggung jawab terhadap reaksi-reaksi oksidasi obat dan
digolongkan sebagai enzim yang mengandung hem (suatu hem protein ) dengan protoperfirin IX sebagai gugus
prostatik (Gordon dan Skett, 1991). Reaksi-reaksi yang termasuk dalam fase I antara lain:
a. Reaksi Oksidasi

Merupakan reaksi yang paling umum terjadi. Reaksi ini terjadi pada berbagai molekul menurut proses khusus
tergant

FAKTO-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI METABOLISME OBAT

Biovailabilitas obat sangat bergantung pada 2 faktor, yaitu faktor obat dan faktor pengguna obat. Terdapat
kemungkinan obat yang sama diberikan pada orang yang sama, dalam keadan berbeda, memberikan kurva
dosis-respon yang berbeda.

Faktor obat
- Kelarutan obat
- Ukuran partikel
- Bentu
- fisik obat
- Dosage form
- Teknik formulasi
- Excipient

Faktor Pengguna Umur, berat badan, luas permukaan tubuh Waktu dan cara obat diberikan Kecepatan
pengosongan lambung Gangguan hepar dan ginjal Interaksi obat lain
Berikut akan dibahas lebih lanjut tentang pengaruh faktor obat terhadap biovailabilitas. Faktor penderita tidak
disinggung lebih lanjut karena berada di luar ranah biofarmasetik

Vitamin dan mineral

Pengertian

Pengertian Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina yang sangat penting dan sangat dibutuhkan
oleh tubuh, karena vitamin berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh (vitamin
mempunyai peran sangat penting dalam metabolisme tubuh), karena vitamin tidak dapat dihasilkan oleh
tubuh. Jika manusia, hewan dan ataupun makhluk hidup lain tanpa asupan vitamin tidak akan dapat melakukan
aktivitas hidup dengan baik, kekurangan vitamin menyebabkan tubuh kita mudah terkena penyakit.

Nama Vitamin sendiri berasal dari gabungan kata bahasa Latin yaitu vita yang artinya “hidup” dan amina
(amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya
vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N.
Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang
dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan
berkembang secara normal

Manfaat Vitamin

Manfaat vitamin yang ada dalam makanan disekitar kita sangat beragam. Setiap vitamin memiliki fungsi
masing-masing yang tentu sangat dibutuhkan oleh tubuh kita. Ada vitamin yang baik untuk menjaga agar tubuh
tetap segar, untuk memperkuat kekebalan tubuh, menghilangkan rasa capek, dll.

Berikut ini adalah beberapa contoh vitamin beserta fungsi vitamin yang terkandung didalamnya:

Vitamin A. Vitamin ini juga disebut sebagi Retinol. Fungsi vitamin A antara lain untuk: menjaga penglihatan,
mencegah hingga memulihkan penyakit rabun, serta menjaga lapisan selaput mukosa dalam tubuh.
Vitamin B. Manfaat vitamin B ini sangat baik untuk memperlancar pertumbuhan anak-anak, memperkuat
tulang dan gigi, meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah virus yang akan menyerang tubuh kita. Selain
itu, manfaat vitamin B yang terkenal adalah untuk mencegah penyakit beri-beri.

Vitamin C. Vitamin ini dikenal pula dengan istilah asid askorbik. Fungsi vitamin C antara lain adalah sebagai
pembentuk dan pengekal kolagen (suatu protein yang sangat penting untuk memperkuat kedudukan sel
badan), mempercepat proses penyembuhan luka, memperkuat tulang dan gigi, mempercepat proses
metabolisme, serta menjadi antioksidan yang sangat baik untuk menangkal radikal bebas.

Vitamin D. Fungsi vitamin D yang paling utama adalah sebagai penghancur dan pembunuh segala macam virus
maupun bakteri yang merugikan tubuh. Selain itu, fungsi vitamin D juga dapat memberikan kekuatan terhadap
tubuh dari serangan penyakit. Vitamin D juga sangat penting untuk memperlancar proses pertumbuhan tulang
dan gigi serta menjaganya dari kerapuhan.

Penyakit Kekurangan Vitamin

Seperti yang udah dibahas sebelumnya, kalo kamu kekurangan vitamin bakal bikin imunitas menurun, jadinya
tubuh kamu bakalan gampang dimasukin penyakit en virus, apalagi kalau lagi masa pancaroba, mesti ati-ati
selalu penuhi kebutuhan vitamin dan mineral yach supaya kamu nggak mengalami masa menyebalkan:

SAKIT.

Vitamin A : rabun senja, katarak, infeksi saluran pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, kulityang tidak
sehat, dan lain-lain.

Vitamin B1 : kulit kering/kusik/busik, kulit bersisik, daya tahan tubuh berkurang.

Vitamin B2 : turunnya daya tahan tubuh, kilit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, sariawan, dan
sebagainya.

Vitamin B3 : terganggunya sistem pencernaan, otot mudah keram dan kejang, insomnia, bedan lemas, mudah
muntah dan mual-mual, dan lain-lain

Vitamin B5 : otot mudah menjadi kram, sulit tidur, kulit pecah-pecah dan bersisik, dan lain-lain

Vitamin B6 : pelagra alias kulit pecah-pecah, keram pada otot, insomnia atau sulit tidur, dan banyak lagi
lainnya.

Vitamin B12 : kurang darah atau anemia, gampang capek/lelah/lesu/lemes/lemas, penyakit pada kulit, dan
sebagainya

Vitamin C : mudah infeksi pada luka, gusi berdarah, rasa nyeri pada persendian, dan lain-lain

Vitamin D : gigi akan lebih mudah rusak, otok bisa mengalami kejang-kejang, pertumbuhan tulang tidak normal
yang biasanya betis kaki akan membentuk huruf O atau X.

Vitamin E : bisa mandul baik pria maupun wanita, gangguan syaraf dan otot, dll
Vitamin K : darah sulit membeku bila terluka/berdarah/luka/pendarahan, pendarahan di dalam tubuh, dan
sebagainy

KONVULSI

ANTI KONVULSI

Pengertian

Anti konvulsi adalah obat yang di gunakan terutama untuk mencegah dan mengobati bangkitan epilepsi<epilec
seizure>. Bangkitan ini biasa di sertai kejang {konvulsi}. hiperaktivitas otonom,gangguan sensoris atau psikis.O
bat anti konvulsi di sebut juga obat anti-epilepsi.Epilepsi{berasal dari bahasa Yunani berarti Kejang}atau di
indonesia di kenal dngan penyakit ayan.Ayan adalah penyakit yang menyerang saraf sehinggaa fungsi saraf
terganggu yang timbul secara tiba-tiba dan berkala,biasa nya di sertai perubahan kesadaran.penyebab utama
dari epilepsi adalah akibat adanya muatan listrik yang cepat.

_ MEKANISME KERJA OBAT

Aksi obat-obat antikonvulsi pada level selular sangat kompleks, meliputi mekanisme inhibitori, stabilisasi
membran, dan menurunkan transmisi eksitatori (aktivasi) . Dari semua kemunkinan mekanisme tersebut yang
saai ini dapat diterima dan dipahami dengan baik ialah :

Obat antikonvulsi meningkatkan aksi GABAergik

Obat antikonvulsi menurunkan aksi neurotransmitter glutamat (untuk stabilisasi membran)

- Efek samping dan cara mengatasi obat anti konvulsi


- Efek samping obat anti konvulsi:
 Jumlah sel darah putih & sel darah merah berkurang
 Tenang
 Ruam kulit
 Pembengkakan gusi
 Penambahan berat badan, rambut rontok
- Cara Mengatasi efek samping obat Anti konvulsi:

Hindarkan benturan kepala atau bagian tubuh lain dari benda keras, tajam atau panas

Longgarakan pakaian, bila mungkin miringkan kepala kesamping untuk mencegah sumbatan jalan nafas.

Biarkan kejang berlangsung, jangan memasukkan benda keras diantara gigi karena dapat mengakibatkan gigi
patah.

Biarkan istirahat setelah kejang, karena penderita akan bingung atau mengantuk setelah kejang.

laporkan adanya serangan pada kerabat dekat penderita epilepsy ( penting untuk pemberian pengobatan dari
dokter ).
Bila serangan berulang dalam waktu singkat atau mengalami luka berat, segera larikan ke rumah sakit.

- CONTOH OBAT
ObatAsam
valproatDiazepaim(A)Tosuksimid•(B)Fenitoin•(C)Fenobarbital•(D)Karbamazepin(E)Lonazepamtrimid
on
- EFEK SAMPING OBAT
Efek samping yang paling sering timbulberupa nausea, turunnya berat badan, rontokrambut,
hirsutisme, kelainan psikis, darah, danhati. Kebanyakan anti epileptika mempengaruhisistem endokrin,
misalnya metabolisme vitamin D,dengan akibat penurunan kadar kalsium dan fosfatdalam darah. Oleh
karena itu, penderita yangmenggunakan antiepileptika untuk jangka waktulama, perlu secara tertentu
diperiksa kadarkalsium dan fosfatny

ANTI HIPERTENSI

PENGERTIAN OBAT HIPERTENSI

Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah arteri melebihi normal dan kenaikan ini bertahan. Menurut WHO,
tidak tergantung pada usia. Hipertensi mungkin dapat diturunkan dengan terapi tanpa obat (non-
farmakoterapi) tau terapi dengan obat (farmakoterapi). Semua pasien, tanpa memperhatikan apakah terapi
dengan oabt dibutuhkan, sebaiknya dipertimbangkan untuk terapi tanpa obat. Caranya dengan mengendalikan
bobot badan, pembatasan masukan sodium, lemak jenuh, dan alkohol serta pertisipasi dalam program olah
raga dan tidak merokok.

KHASIAT DAN PENGGUNAAN

Hipertensi juga disebut sebagai tekanan darah tinggi (HTN atau HPN) adalah suatu kondisi medis di mana
tekanan darah tinggi yang berkesinambungan atau menurut JNC-7 (Joint National Comitte) hipertensi adalah
kenaikan tekanan darah arteri yang tetap.

Dalam penggunaan saat ini, kata "hipertensi" biasanya merujuk ke sistemik (hipertensi arterial). Sedangkan
jenis lain adalah pulmonary hipertensi yang melibatkan sirkulasi paru-paru.

Obat yang bisa digunakan antara lain:

1. Golongan ACE-1 (Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor)

Obat-obat golongan ini bekerja menghambat perubahan Angiotensin I

(AT I) menjadi Angiotensin II (AT II) yang merupakan vasokonstriktor kuat. Obat-obat golongan ini seperti
captopril,lisinopril, enalapril dl

2. Golongan ACE-2 (ARB= Angiotensin Reseptor Blocker)


Golongan obat ini bekerja mengeblok reseptor Angiotensin II (AT II) subtipe ATI. Golongan obat-obat ini
seperti losartan, irbesartan dll.

3. Alfa-1 bloker

Obat golongan ini bekerja mengeblok reseptor α1 yang mengakibatkan vasodilatasi. Obat-obat golongan ini
seperti prazosin, terazosin, doxazosin dll.

4. Beta bloker (mengeblok reseptor β)

Obat-obat golongan ini seperti: propranolol, atenolol, metaprolol dll.

5. Ca channel bloker

Bekerja menghambat masuknya calsium ke otot pembuluh darah, obat-obatnya seperti : diltiazem, nifedipin,
verapamil, amlodipin dll.

6. Diuretik

Obat-obat diuretik bekerja dengan menurunkan reabsorbsi elektrolit di tubulus dan meningkatkan ekskresi air
dan NaCl. -

Golongan diuretik antara lain: HCT (Hidroklorotiazid), spironolakton,

7. AB-Vask 10mg TABLET Amiodipine

 KOMPOSISI
- A-B Vask®5 : Tiap tablet mengandung
- Amiodipine besylate 6,934 mg setara denga amiodipine 5 mg.
- A-B Vask® 10 : Tiap tablet mengandung
- Amiodipine besylate 13,868 mg setara dengan amiodipine 10 mg
 CARA KERJA OBAT
Farmakologi :
Amiodipine adalah inhibitor influks kalsium (slow channel blocker atau antagonis ion kalsium), yaitu
menghambat influks ion-ion kalsium transmembran ke dalam jantung dan otot polos Mekanisme kerja
antihipertensi amiodipine dikarenakan adanya efek relaksasi secara langsung pada otot polos vaskular,
sedangkan mekanisme yang tepat untuk menghilangkan angina belum sepenuhnya diketahui Dua cara
kerja amlodipine untuk memperkecil iskemia total adalah sebagai berikut

* Amiodipine menimbulkan dilatasi arteriola perifer sehingga memperkecil


tahanan perifer total (afterload) terhadap kerja jantung Karena tidak
menimbulkan refleks takikardia, maka tidak ada muatan terhadap jantung
sehingga konsumsi energi miokardial dan kebutuhan oksigen menurun

* Amiodipine menimbulkan dilatasi arteri koroner utama dan arteriola


koroner, baik pada keadaan normal maupun iskemia. Dilatasi ini
meningkatkan penyampaian oksigen miokardial pada penderita dengan
spasme arteri koroner (Prinzmetal's atau angina varian)

Farmakokinetika : Setelah pemberian dosis terapeutik secara oral, amiodipine diabsorpsi dengan baik dan
kadar puncak dalam plasma tercapai setelah 6 - 12 jam Volume distribusi amiodipine kira-kira 21 liter/kg
Waktu paruh eliminasi plasma terminal adalah sekitar 35 - 50 jam dan konsisten pada pemberian dosis sekali
sehari Kadar mantap dalam plasma tercapai 7 - 8 hari setelah pemberian secara terus menerus sehari sekali
Sebanyak 97,5% amiodipine dalam sirkulasi terikat dengan protein plasma

Amlodipine sebagian besar dimetabolisme di hati menjadi metabolit inaktif, di ekskresi di urin 10% dalam
bentuk tidak berubah dan 60% sebagai metabolit Pada penderita hipertensi, pemberian dosis sehari sekali
memberikan penurunan tekanan darah yang signifikan secara klinis baik pada posisi terlentang maupun
berdiri setelah interval waktu 24 jam. Karena mula kerja yang lambat maka tidak terjadi hipotensi akut setelah

o INDIKASI
Amlodipine diindikasikan untuk pengobatan hipertensi dan digunakan dalam bentuk tunggal untuk
mengontrol tekanan darah pada sebagian besar penderita Penderita-penderita yang tidak cukup
terkontrol bila hanya menggunakan obat antihipertensi tunggal, dapat lebih menguntungkan bila
pemberian amlodipine dikombinasi dengan diuretik tiazid, inhibitor adrenoreceptor, atau inhibitor
anglotensin-converting enzym.
Amlodipine diindikasikan untuk pengobatan iskemia miokardial yang disebabkan obstruksi fixed
(angina stabil) dan atau vasospasme/vasokonstriksi (Prinzmetal's atau angina varian) dari pembuluh
darah koroner Amlodipine dapat digunakan sebagai gambaran klinik yang menunjukkan suatu
kemungkinan komponen vasospastik / vasokonstriktif tetapi belum nampak adanya vasospasme /
vasokonstriksi. Amlodipine dapat digunakan dalam bentuk tunggal (monoterapi) atau dikombinasi
dengan obat-obat antiangina lain, terutama pada penderita angina yang sukar disembuhkan dengan
nitrat dan atau dengan p-blocker pada dosis adequat / dosis yang memadapemberian amlodipine pada
penderita angina .Pemberian dosis sekali sehari meningkatkan waktu exercise dan menurunkan
frekuensi serangan angina dan konsumsi tablet nitrogliserin. Amiodipine tidak

o KONTRA INDIKASI
Amlodipine dikontraindikasikan pada penderita yang sensitif terhadap dihidropiridin.
POSOLOGI

* Dosis lazim adalah 5 mg amiodipine satu kali sehari, dapat


ditingkatkan sampai dosis maksimum 10 mg tergantung
Untuk hipertensirespons penderita secara individual dan berat penyakit.
: Bayi, penderita yang lemah (fragile), penderita lanjut usia
atau penderita dengan gagal fungsi hati dapat dimulai
dengan dosis 2,5 mg amiodipine satu kali sehari dan dosis
ini dapat digunakan ketika amiodipine ditambah dengan
terapi anti hipertensi lain Sebagian besar penderita
hipertensi dengan dosis pemakaian 5 mg setiap hari tidak
perlu peningkatan dosis Bagi mereka yang memerlukan
dosis lebih tinggi, amlodipine dapat ditingkatkan menjadi
7,5 mg setiap hari dengan dosis maksimum 10 mg setiap
hari. Dosis yang dianjurkan untuk chronic stable atau
angina vasospastik adalah 5-10 mg, dan dosis yang rendah
untuk penderita lanjut usia dan penderita gagal fungsi hati,

* Tidak diperlukan penyesuaian dosis bila digunakan


Untuk dewasa : bersamaan dengan diuretik tiazid, p-bloker, dan
angiotensin converting enzyme inhibitors.

* Sampai saat ini penggunaan amlodipine untuk anak-anak


Untuk anak-anak
tidak pernah dilaporkan / belum pernah diberikan pada
:
anak-anak

o EFEK SAMPING

- Amlodipine ditoleransi dengan baik Pada penelitian klinik dengan kontrol


plasebo yang mencakup penderita dengan hipertensi dan angina, efek
samping yang umum terjadi adalah sakit kepala, edema, somnolen,
palpitasi, nyeri abdomen, lelah, mual, flushing, dan pusing-pusing Tidak ada
kelainan-kelainan tes laboratorium yang signifikan secara klinis yang
berkaitan dengan amiodipine

- Efek samping lain yang sedikit ditemukan pada pengalaman klinis adalah
pruritus, rash, dispnea, astenia, kram otot, hiperplasia gingiva, dispepsia
dan yang jarang ditemukan eritema multiforme, Seperti pada calcium
channel Mockers, efek samping lain jarang dilaporkan dan tidak bisa
dibedakan dari gejala penyakit penyebabnya: infark miokard, aritmia
(termasuk takikardi ventrikular dan fibrilasi atrium) dan nyeri dada.

Pengertian obat imunologi

Sistem imun membentuk sistem pertahanan badan terhadap bahan asing seperti mikroorganisma (bakteria,
kulat, protozoa, virus dan parasit), molekul-molekul berpotensi toksik, atau sel-sel tidak normal (sel terinfeksi
virus atau malignan). Sistem ini menyerang bahan asing atau antigen dan juga mewujudkan peringatan tentang
kejadian tersebut supaya pendedahan yang berkali-kali terhadap bahan yang sama akan mencetuskan gerak
balas yang lebih cepat dan tertingkat..

Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup kajian mengenai semua
aspek sistem imun (kekebalan) pada semua organisme. Imunologi antara lain mempelajari
peranan fisiologis sistem imum baik dalam keadaan sehat maupun sakit; malafungsi sistem imun pada
gangguan imunologi (penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan allograft); karakteristik
fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun in vitro, in situ, dan in vivo. Imunologi memiliki
berbagai penerapan pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin

IMUNISASI AKTIF

Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan
tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi. Antibodi adalah zat anti yang terbentuk ketika antigen
(kuman) masuk ke dalam tubuh. Pertama kali antigen masuk ke dalam tubuh, maka sebagai reaksinya tubuh
akan membuat antibodi. Pada umumnya, reaksi pertama tubuh untuk membentuk antibodi tidak terlalu kuat
karena tubuh belum mempunyai pengalaman. Tetapi pada reaksi kedua, ketiga dan seterusnya, tubuh sudah
mempunyai memori untuk mengenali antigen sehingga pembentukan antibodi terjadi dalam waktu yang lebih
cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak. Contoh imunisasi aktif adalah imunisasi polio atau campak.

JENIS - JENIS VAKSIN

JENIS VAKSIN UNTUK ANAK

Imunisasi adalah salah satu cara untuk menangkal penyakit-penyakit berat yang terkadang belum ada obat
untuk menyembuhkannya. Imunisasi umumnya diberikan kepada anak-anak balita (usia di bawah lima tahun).
Imunisasi dilakukan dengan memberikan vaksin yang merupakan bibit penyakit yang telah dibuat lemah
kapada seseorang agar tubuh dapat membuat antibodi sendiri terhadap bibit penyakit kuat yang sama.

Anak-anak kecil adalah korban yang lemah terhadap berbagai serangan penyakit yang berbahaya karena tubuh
anak masih belum sempurna sistem kekebalan tubuhnya di mana belu banyak terdapat antibodi di dalam
tubuhnya. Untuk itulah diperlukan imunisasi lengkap wajib yang teratur pada anak agar terhindar dari
berbagai macam gangguan penyakit berbahaya dan fatal.

Vaksin imunisasi mungkin dapat memberikan efek samping yang membuat anak jatuh sakit, namun dampak
positif perlindungan yang dihasilkan vaksin tersebut amat sangat berguna. Berikut di bawah ini adalah
merupakan beberapa jenis-jenis atau macam-macam imunisasi bagi anak :

A. Jenis / Macam Imunisasi Vaksin Wajib Pada Anak :


1. BCG
 Perlindungan Penyakit : TBC / Tuberkolosis
 Penyebab : Bakteri Bacillus Calmette Guerrin
 Kandungan : Bacillus Calmette-Guerrin yang dilemahkan
 Waktu Pemberian :Umur / usia 2 bulan
2. DPT/DT
 Perlindungan Penyakit : Difteri (infeksi tenggorokan), Pertusis (batuk rejan) dan Tetanus
(kaku rahang).
 Penyebab : Bakteri difteri, pertusis dan tetanus
 Waktu Pemberian :
I. Umur / usia 3 bulan
II. Umur / usia 4 bulan
III. Umur / usia 5 bulan
IV. Umur / usia 1 tahun 6 bulan
V. Umur / usia 5 tahun
VI. Umur / usia 10 tahun
3. Polio
 Perlindungan Penyakit : Poliomielitis / Polio (lumpuh layuh) yang menyababkan nyeri otot,
lumpuh dan kematian
 Waktu Pemberian :
I. Umur / usia 3 bulan
II. Umur / usia 4 bulan
III. Umur / usia 5 bulan
IV. Umur / usia 1 tahun 6 bulan
V. Umur / usia 5 tahun
4. Campak / Measles
 Perlindungan Penyakit : Campak / Tampek
 Efek samping yang mungkin : Demam, ruam kulit, diare
 Waktu Pemberian :
I. Umur / usia 9 bulan atau lebih
II. Umur / usia 5-7 tahun
5. Hepatitis B
 Perlindungan Penyakit : Infeksi Hati / Kanker Hati mematikan
 Waktu Pemberian :
I. Ketika baru lahir atau tidak lama setelahnya
II. Tergantung situasi dan kondisi I
III. Tergantung situasi dan kondisi II
IV. Tergantung situasi dan kondisi III
B. Jenis / Macam Imunisasi Vaksin Yang Dianjurkan Pada Anak :
1. MMR
 Perlindungan Penyakit : Campak, gondongan dan campak Jerman
 Waktu Pemberian :
I. Umur / usia 1 tahun 3 bulan
II. Umur / usia 4-6 tahun
2. Hepatitis A
 Perlindungan Penyakit : Hepatitis A (Penyakit Hati)
 Penyebab : Virus hepatitis A
 Waktu Pemberian :
I. Tergantung situasi dan kondisi I
II. Tergantung situasi dan kondisi II
3. Typhoid & parathypoid
 Perlindungan Penyakit : Demam Typhoid
 Penyebab : Bakteri Salmonela thypi
 Waktu Pemberian : Tergantung situasi dan kondisi
4. Varisella (Cacar Air)
 Perlindungan Penyakit : Cacar Air
 Penyebab : Virus varicella-zoster
 Waktu Pemberian : Umur / usia 10 s/d 12 tahun 1 kali dan di atas 13 tahun 2 kali dengan
selang waktu 4 s/d 8 minggu.

JENIS VAKSIN DEWASA

1. Tetanus
Tetanus adalah infeksi akut karena racun yang dibuat dalam tubuh oleh bakteri Clostridium tetani.
Penyakit ini bisa membuat kejang otot, rahang terkancing, gangguan bernapas, dan kematian.
Bakterinya terdapat di debu, tanah, lalu masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka terpotong, luka
terbuka, dan luka terbakar. Macam vaksinnya adalah toksoid, diberikan dalam bentuk suntikan.
2. Meningitis meningokokus (Meningokok)
Penyakit radang selaput otak (meningitis) disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis
(meningokokus). Cara penularannya melalui udara, batuk, bersin dari orang yang telah terinfeksi
bakteri, atau kontak dengan sekret pernapasan (minum dari gelas yang sama). Gejala penyakitnya
berupa demam, sakit kepala, dan tidak enak badan. Penyakit ini lebih sering terdapat di Afrika dan agak
jarang dijumpai di Indonesia.
3. Tifoid
Lebih dikenal sebagai penyakit typhus atau demam Tifoid. Penderita akan C), sakit kepala,
rasa mengalami panas tubuh yang tinggi (di atas 40 lelah, dan hilang nafsu makan. Gejala lain, sakit
pada perut, buang-buang air, mual, dan menggigil. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri
Salmonella typhi.
4. Campak (Measle)
Penyakit yang disebabkan virus ini memiliki gejala demam, menggigil, serta hidung dan mata berair.
Timbul ruam-ruam pada kulit berupa bercak dan bintil berwarna merah pada kulit muka, leher, dan
selaput lendir C. mulut. Saat penyakit memuncak, suhu tubuh bisa mencapai 40
5. Parotitis (Mumps) atau gondongan
Parotitis disebabkan oleh virus yang menyerang kelenjar air liur di mulut, dan banyak diderita anak-
anak dan orang muda. Semakin tinggi usia penderita, gejala yang dirasakan lebih hebat. Kebanyakan,
orang menderita penyakit ini hanya sekali seumur hidup.
6. Rubella (campak Jerman)
Rubella merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus, mengakibatkan ruam pada kulit menyerupai
campak, radang selaput lendir, dan radang selaput tekak. Ruam ini biasanya hilang dalam waktu 2-3
hari. Gejalanya berupa sakit kepala, kaku pada persendian, dan rasa lemas. Biasanya diderita setelah
penderita berusia belasan tahun atau dewasa. Bila infeksi terjadi pada wanita yang sedang hamil muda
(tiga bulan pertama) dapat memengaruhi pertumbuhan bayi.
7. Yellow fever (demam kuning)
Penyakit ini disebabkan virus yang dibawa nyamuk Aedes dan Haemagogus. Orang yang akan
bepergian ke Afrika Selatan wajib menjalani vaksinasi penyakit ini. Serangan ringan demam kuning
memberikan gejala mirip dengan flu.
8. Hepatitis B
Vaksinasi hepatitis B diperlukan untuk mencegah gangguan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B
(VHB). Gejala penyakitnya diawali dengan timbulnya demam selama beberapa hari. Lalu timbul rasa
mual, keletihan, dan tetap terasa letih meski telah beristirahat cukup. Urine (air seni) akan terlihat
keruh seperti air teh. Bagian putih bola mata dan kuku akan terlihat berwarna kuning.
9. Japanese B encephalitis
Penyakit ini disebabkan oleh virus yang menimbulkan infeksi pada otak. Virus dibawa oleh nyamuk
Culex yang hidup di daerah Asia (dari India Timur ke Korea, Jepang, dan Indonesia). Vaksinasi diberikan
melalui suntikan pada hari ke-0, 7, dan 28. Dilakukan vaksinasi pendukung setahun kemudian.
Vaksinasi diulang setiap 3 tahun.
10. Rabies[B][/b]
Penyakit infeksi pada otak ini disebabkan oleh virus. Penularannya melalui gigitan atau cakaran hewan
yang terinfeksi virus rabies. Hewan yang mungkin menularkan rabies adalah anjing, kucing, kelelawar,
monyet, dan lainnya. Vaksin diberikan melalui suntikan sebanyak 3 kali, yaitu hari ke-0, 7, dan 28.
11. Influenza
Penyakit yang disebabkan oleh virus dari keluarga Orthomyxoviridae ini menimbulkan wabah berulang
dengan aktivitas kuat serta kejadian infeksi dan kematian yang tinggi pada semua usia. Influenza
merupakan penyakit yang cukup berat bila diderita oleh orang berusia lanjut (di atas 65 tahun) serta
penderita yang mempunyai penyakit jantung, paru-paru, dan diabetes mellitus (kencing manis) .

IMUNISASI PASIF

Imunisasi Pasif

Imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat.
Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan.
Contohs lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir di mana bayi tersebut menerima berbagai jenis
antibodi dari ibunya melalui darah plasenta selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap campak.

Tujuan dan manfaat imunisasi diperlukan untuk mencegah meluasnya penyakit-penyakit tertentu dan
menghindari risiko kematian yang diakibatkannya. Karena pada dasarnya imunisasi adalah untuk memberikan
kekebalan bagi tubuh agar dapat, mencegah penyakit dan kematian disebabkan oleh penyakit yang sering
berjangkit. Sasaran yang paling penting untuk mendapatkan imunisasi adalah bayi dan balita karena mereka
yang paling peka terhadap penyakit dan ibu-ibu hamil serta wanita usia subur.

GANGGUAN SISTEM IMUN


Gangguan pada sistem imun terjadi karena sistem imun yang gagal dalam mempertahankan tubuh dari
serangan infeksi bakteri maupun virus, dapat juga terjadi karena sistem imun yang bereaksi secara berlebihan.
Gangguan sistem imun terjadi akibat adanya reaksi hipersensitifitas dan akibat kekurangan sel yang berperan
sebagai sistem imun dalam tubuh. Berikut uraiannya lebih lanjut :

Hipersensitivitas (Alergi)

Merupakan reaksi sistem imun yang spesifik terhadap bahan-bahan lingkungan yang dalam keadaan normal
tidak berbahaya, misalnya debu atau serbuk sari. Bahan penyebabnya disebut alergen berupa antigen atau
hapten dengan syarat harus berikatan dengan suatu protein tubuh. Respon alergi ini dapat diklasifikasikan
menjadi dua katagori yaitu : hipersensitivitas tipe cepat dan tipe lambat.

Hipersensitivas cepat

Respon alergi berlangsung secara cepat, reaksi biasanya muncul dalam waktu sekitar dua puluh menit setelah
orang yang tersensitisasi ke alergen. Alergen yang pailn sering merangsang kondisi ini adalah butir-butir
serbuk sari, sengatan lebah, penisilin, makanan tertentu, kapang, debu dan bulu binatang. Dimana alergen
tersebut berikatan dengan dan mencetuskan sintesis antibodi IgE dan bukan antigen IgE yang berkaitan
dengan antigen bakteri. Ada beberapa zat-zat kimia terpenting yang dikeluarkan pada reaksi alergi tipe cepat,
diantaranya sebagai berikut :

1. Histamin: menyebabkan vasoladilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler.


2. Slow-reactive subtance of anaphlylaxis (SRS-A) : menyebabkan kotraksi otot polos kuat dan
berkepanjangan, terutama di jalan napas halus.
3. Faktor kemoktasis eosinofil, berfungsi sebagai tombol pemadam untuk membatasi reaksi alergi.
Hipersensitivitas cepat dapat sangat berbahaya bahkan menyebabkan kematian akibat timbulnya
reaksi sistermik yaitu reaksi yang melibatkan seluruh tubuh yang dikenal dengan syok anafilaktik yang
dapat terjadi karena alergen yang masuk ke dalam darah atau jika terjadi pengeluaran zat-zat kimia
dalam jumlah yang sangat besar.

Hpersensitivitas Lambat

Respon imun tipe ini deperantarai oleh sel T, alergen-alergen yang dicetuskan antara lain: toksin voisin ivy dan
zat kimia tertentu yang sering mengenai kulit, misalnya kosmestik dan bahan pembersih rumah tangga.
Biasanya respon ditandai dengan erupsi kulit yang mencapai puncaknya satu sampai tiga hari setelah kontak
dengan alergen. Pengobatan yang terbaik pada alergi tipe lambat adalah dengan memberikan sedia-an anti-
imflamasi, misalnya yang mengandung kartisol.

Kekurangan Sel Imun

Sel-sel yang berperan dalam sistem imun banyak terdapat pada jaringan epidermis dan dermis pada kulit
diantaranya adalah sebagai berikut :
 Sel residen Melanosit Merupakan penghasil pigmen coklat melanin pada kulit, kekurangan sel ini
dapat mengakibatkan terjadinya kanker kulit akibat sinar ultraviolet dari sinar matahari yang diterima
oleh kulit, jumlah sel melanosit yang sedikit tidak akan mampu secara maksimal menghasilkan zat ”tan”
(warna cokelat) sebagai pelindung kulit (fungsi protektif).
 Sel Keratinosit Merupakan sel penghasil keratin yang berfungsi menghasilkan rambut dan kuku. Sel
ini juga berfungsi sebagai sebagai pembentuk lapisan protektif dibagian luar kulit pada sel-sel yang
mati.
 Sel Langerheans & Sel Granstein Sel Langerheans bermigrasi ke kulit dari sunsum tulang belakang.
Baik sel langerheans maupun granstein berfungsi sebagai penyaji antigen. Sel langerheans lebih peka
terhadap kerusakan yang dirtimbulkan oleh radiasi ultraviolet (misalnya dari matahari) dibanding
dengan sel granstein. Hilangnya sel langerheans dapat menyebabkan predominansi sinyal penekanan
terhadap sinyal penolong, yang dalam keadaan normal lebih dominan, sehingga kekurangan sel ini
dapat mengakibatkan kulit menjadi lebih rentan terhadap invasi mikroba dan sel kanker
farmakologi

Oleh:

Kelompok 1

 Alfiana haris
 Arlindah
 Darmayanti
 Sartika
 Wirdah amalia
 Zulhia
 Tri wahyu hamdana t
 Fitrah alamsyah
 basrawati

STIKES MARENDENG MAJENE


T.A 2012-2013

Anda mungkin juga menyukai