Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SAP 10
Oleh:
KELOMPOK 10
Ida Ayu Putri Indra Kirana 1607531126 (19)
I Komang Putra Suardana 1607531127 (20)
Sekuritas yang ditahan sebagai investasi jangka pendek dapat bersifat material bagi
solvensi jangka pendek suatu entitas, tetapi laba dari sekuritas semacam itu jarang
bersifat signifikan bagi hasil operasi entitas di luar sektor jasa keuangan. Sekuritas yang
ditahan sebagai investasi jangka panjang dapat bersifat material baik bagi neraca maupun
laporan laba rugi, tergantung pada entitasnya.
b) Risiko Inheren
Risiko inheren untuk investasi dipengaruhi oleh banyak faktor dan volume transaksi
investasi umumnya cukup rendah. Akan tetapi, sekuritas merupakan aktiva yang mudah
dicuri, dan akuntansi untuk investasi tersebut dapat menjadi rumit. Dengan menyajikan
secara salah klasifikasi yang tepat dari suatu investasi, manajemen dapat menunda atau
mempercepat pengakuan keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dalam laba.
Lebih lanjut, nilai wajar, bila diperlukan, mungkin sulit untuk ditentukan atau mungkin
mudah berubah. Jadi, faktor-faktor ini, apabila berlaku, dapat menyebabkan tingkat risiko
inheren yang tinggi untuk asersi penilaian atau alokasi serta penyajian dan pengungkapan.
Prosedur analitis dapat membandingkan saldo tahun berjalan dengan tahun sebelumnya,
atau dapat membandingkan hasil-hasil aktual atas jumlah investasi dan laba investasi
dengan yang dianggarkan atau dokumentasi lain dari rencana manajemen. Perbedaan
yang tidak diharapkan, dapat menunjukkan salah saji berkenaan dengan asersi keberadaan
atau keterjadian, kelengkapan, penilaian atau alokasi, dan penyajian serta pengungkapan.
d) Risiko Pengendalian
Wewenang dan tanggung jawab atas transaksi investasi harus ditetapkan pada pejabat
perusahaan seperti bendaharawan. Individu ini haruslah orang yang (1) mempunyai
integritas yang tidak dapat disangkal, (2) memiliki pengetahuan dan keahlian yang
diperlukan bagi seseorang yang bertanggung jawab untuk melaksanakan transaksi
semacam itu, (3) menyadari pentingnya mengamati semua prosedur pengendalian yang
ditetapkan, dan (4) dapat membantu anggota manajemen lain yang berpartisipasi dalam
membuat penilaian awal serta berlanjut atas risiko yang berkaitan dengan masing-masing
investasi. Sistem informasi dan komunikasi harus mencakup dan menyimpan semua data
tentang harga pokok, nilai wajar, dan data lainnya yang diperlukan untuk setiap metode
akuntansi bagi berbagai kategori investasi dalam sekuritas ekuitas dan hutang, baik pada
tanggal akuisisi maupun tanggal pelaporan berikutnya.
C. SALDO KAS
Saldo kas meliputi penerimaan di tangan yang belum disetor, kas di bank, pada rekening giro
umum dan rekening tabungan, serta akun impres seperti kas kecil dan rekening di bank untuk
gaji.
1. Hubungan Saldo Kas dengan Siklus Transaksi
Siklus pembiayaan dan siklus investasi keduanya dapat menaikkan dan menurunkan kas,
sementara siklus pendapatan akan menaikkan kas, dan siklus pengeluaran serta jasa
personalia akan menurunkan kas. Bagi banyak entitas, volume transaksi siklus pendapatan
dan pengeluaran dapat berjumlah besar, demikian juga dengan siklus jasa personalia.
Gambar: Hubungan antara Siklus-siklus Transaksi dengan Kas
2. Tujuan Audit
Gambar dibawah ini hanya mencakup tentang tujuan audit untuk saldo rekening kas.
a) Materialitas
Bagi kebanyakan entitas, bagian dari aktiva lancar atau total aktiva pada suatu titik waktu
yang disajikan oleh saldo kas adalah sangat kecil, dan seringkali tidak material. Akan
tetapi, jika dikaitkan dengan transaksi dalam lima siklus transaksi yang mempengaruhi
kas, jumlah kas yang mengalir melalui akun-akun selama suatu periode waktu benar-
benar dapat sangat material. Dalam kenyataannya, volume transaksi yang mempengaruhi
kas biasanya lebih besar daripada untuk setiap akun lainnya dalam laporan keuangan.
b) Risiko Inheren
Volume transaksi yang tinggi dapat menimbulkan tingkat saldo inheren yang signifikan
untuk asersi saldo kas tertentu, terutama keberadaan dan keterjadian serta kelengkapan.
Selain itu, sifat saldo kas juga membuatnya mudah untuk dicuri karena berbagai jenis
bentuk kecurangan yang melibatkan kas telah terbukti. Akan tetapi, risiko yang berkenaan
dengan asersi hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi, dan panyajian serta
pengungkapan untuk kas bersifat minimal karena tidak adanya kerumitan yang
melibatkan hak, pengukuran akuntansi, estimasi, dan pengungkapan.
Prosedur analitis yang efektif mencakup pembandingan saldo kas dengan peramalan atau
anggaran, atau dengan kebijakan perusahaan mengenai saldo kas minimum dan investasi
atas kelebihan kas. Biasanya lebih efektif bagi perusahaan untuk membandingkan saldo
kas dengan anggaran dan kebijakan perusahaan karena masing-masing kebutuhan kas dari
berbagai entitas seringkali bersifat unik.
d) Risiko Pengendalian
Penerimaan dan pengeluaran kas seringkali merupakan transaksi rutin yang dapat
dikendaliakn oleh sistem pengendalian internal yang baik, sehingga dapat memungkinkan
auditor untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat yang rendah. Karena rawannya
saldo kas terhadap pencurian, maka banyak auditor akan mengevauasi secara cermat
pengendalian internal atas kas, dan memastikan bahwa setiap kondisi yang dapat
dilaporkan telah dikomunikasikan dengan jelas kepada manajemen.
D. PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO KAS
Dalam bagian ini, istilah saldo kas hanya mengacu pada kas yang ditahan dan di bank, tidak
termasuk kas kecil dan dana imprest lainnya.
1. Penentuan Risiko Deteksi
Risiko inheren biasanya tinggi karena kerawanan kas terhadap penyalahgunaan. Metodologi
untuk menggabungkan penilaian risiko pengendalian atas asersi kelompok transaksi dappat
digunakan dalam menentukan penilaian risiko pengendalian untuk asersi saldo kas. Model
risiko audit atau matriks risiko kemudian dapat digunakan untuk menentukan tingkat risiko
deteksi yang dapat diterima atas setiap asersi saldo kas.
2. Perancangan Pengujian Substantif
a) Prosedur Awal
Auditor harus memastikan bahwa dia telah memperoleh pemahaman tentang bisnis
entitas dan pentingnya saldo kas bagi entitas tersebut. Titik awal untuk memverifikasi
saldo kas adalah menelusuri saldo awal periode berjalan ke saldo akhir yang telah diaudit
dalam kertas kerja tahun sebelumnya (apabila dapat diterapkan). Berikutnya, aktivitas
selama periode berjalan dalam akun buku besar kas harus dikaji ulang menyangkut setiap
ayat jurnal signifikan yang bersifat tidak biasa atau jumlah yang memerlukan
penyelidikan khusus. Di samping itu, setiap skedul yang dibuat oleh klien yang
menunjukkan ikhtisar penerimaan kas yang belum disetor pada lokasi yang berbeda
dan/atau ikhtisar saldo bank juga harus diperoleh.
b) Prosedur Analitis
Efektivitas prosedur analitis secara signifikan bervariasi dari satu klien ke klien lainnya.
Efektivitas prosedur analitis dapat mengurangi jumlah bukti yang diperlukan dari
pengujian substantif lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan apabila datanya tidak
sesuai dengan pengharapan yang dikembangkan dari anggaran atau peramalan kas, atau
kebijakan perusahaan mengenai investasi kelebihan kas.
3) Pengujian Rincian Transaksi
(1) Melaksanakan Pengujian Pisah-Batas Kas
Dua pengujian pisah-batas kas yang harus dilakukan, yaitu : (1) pengujian pisah
batas penrimaan kas dan (2) pengujian pisah-batas pengeluaran kas. Penggunaan
laporan pisah-batas bank juga berguna dalam menentukan apakah pisah- batas kas
yang tepat telah dilakukan.
(2) Menelusuri Transfer antar Bank
Apabila terjadi transfer bank, maka beberapa hari (dikenal dengan periode
mengambang) umumnya akan berlalu sebeblum cek itu dikliring di bank pada waktu
ditarik. jadi setoran kas per catatan bank akan lebih saji selama periode ini, karena
cek itu akan termasuk dalam saldo bank yang menerima setoran dan belum akan
dikurangkan dari bank yang ceknya ditarik. Transfer bank juga dapat menimbulkan
salah saji saldo bank per pembukuan jika pengeluaran dan penerimaan tidak dicatat
pada periode akuntansi yang sama. Secara sengaja mencatat transfer bank sebagai
setoran di bank penerima dan tidak menunjukkan pengurangan dari akun bank
tempat transfer cek ditarik merupakan suatu penyimpangan yang dikenal sebagai
kiting. Kiting juga dapat digunakan untuk menyembunyikan kekurangan kas atau
kelebihan kas di bank pada tanggal laporan. Kiting dapat dideteksi dengan
menelusuri transfer bank atau juga bisa dideteksi dengan (1) mendapatkan dan
menggunakan laporan pisah-batas bank karena cek yang dikiting dan dikliring pada
bulan Januari akan tidak tampak pada daftar cek yang beredar untuk bulan Desember
dan (2) melaksanakan pengujian pisah-batas kas karena cek terakhir yang diterbitkan
pada bulan Desember tidak akan dicatat dalam register cek.
Seorang auditor memerlukan bukti tentang keabsahan transfer bank atau, sebaliknya,
dapat terjadi salah saji. Bukti ini diperoleh dengan menyiapkan skedul transfer bank.
Data yang akan dicantumkan pada skedul itu diperoleh dari analisis atas ayat jurnal
kas per pembukuan dan laporan bank serta pisah-batas bank yang berlaku. Skedul itu
mencantumkan semua transfer cek yang diterbitkan pada atau mendekati akhir tahun
fiskal klien, dan menunjukkan tanggal cek itu dicatat oleh klien serta bank.
4) Pengujian Rincian Saldo
a) Menghitung Kas di Tangan
Untuk melaksanakan perhitungan kas secara tepat, auditor harus:
- Mengendalikan semua instrumen kas dan yang dapat dinegosiasikan yang
ditahan oleh klien sampai semua uang telah dihitung.
- Meminta agar petugas kas hadir sepanjang perhitungan itu.
- Mendapatkan tanda terima yang ditandatangani dari petugas pada waktu
mengembalikan uang kepada klien.
- Memastikan bahwa semua cek yang belum disetor dapat dibayarkan kepada
klien, baik secara langsung atau melalui endorsemen.
b) Mengkonfirmasi Saldo Kas dan Pinjaman di Bank
Merupakan hal yang biasa bagi auditor untuk mendapatkan konfirmasi bank
mengenai saldo kas dan pinjaman di bank pada tanggal neraca. Permintaan
konfirmasi disiapkan rangkap dua dan ditandatangani oleh penandatanganan cek
yang berwenang dari klien. kedua salinan itu lalu dikirm ke bank, dan aslinya
dikembalikan kepada auditor. Untuk memastikan kompetensi bukti dari prosedur
ini, auditor secara pribadi harus mengirimkan permintaan ini dalam amplop
dengan alamat pengembalian sendiri dan jawabannya harus dikembalikan
langsung ke auditor oleh bank. Permintaan konfirmasi bank harus dikirimkan ke
semua bank di mana klien mempunyai suatu akun, termasuk yang saldonya nol
pada akhir tahun.
c) Mengkonfirmasi Perjanjian Lainnya dengan Bank
Perjanjian lainnya dengan bank meliputi hal-hal seperti lini kredit, saldo
kompensasi, dan kewajiban kontinjen. Perjanjian untuk menetapkan lini kredit
dengan bank mungkin mengharuskan peminjam mempertahankan saldo kas di
bank. Jumlah minimum yang disyaratkan dikenal sebagai saldo kompensasi. Jika,
sesudah menilai risiko inheren dan pengendalian, auditor merasa yakin bahwa
perjanjian tersebut ada, maka ia harus mengirimkan surat konfirmasi kepada
bank. Surat itu secara spesifik harus mengidentifikasi informasi yang diminta dan
ditandatangani oleh klien. Lebih lanjut, surat itu harus dikirim ke pejabat bank
yang bertanggung jawab atas hubungan klien dengan bank karena akan
mempercepat proses konfirmasi dan mempertinggi kualitas bukti yang diperoleh
auditor. Akan tetapi, tidak diharuskan melakukan pencarian yang terinci atas
catatan bank.
d) Memeriksa sepintas, Mereview atau Menyusun Rekonsiliasi Bank
Apabila tingkat risiko deteksi yang dapat diterima tinggi, auditor dapat menscan
rekonsiliasi bank yang disiapkan klien dan memverifikasi ketepatan matematis
dari rekonsiliasi itu. Jika risiko deteksi sedang, maka auditor dapat menelaah
rekonsiliasi bank klien. Jika risiko deteksi rendah, maka auditor dapat
menyiapkan rekonsiliasi bank dengan menggunakan data bank di tempat klien.
Jika risiko deteksi sangat rendah atau auditor mencurigai kemungkinan adanya
salah saji yang material, maka auditor dapat memperoleh laporan bank akhir
tahun langsung dari bank dan menyiapkan rekonsiliasi bank. Bukti yang
diberikan oleh rekonsiliasi bank umumnya belum mencukupi untuk
memverifikasi saldo kas di bank karena adanya ketidakpastian berkenaan dengan
dua pos rekonsiliasi yang paling penting: (1) setoran dalam perjalan dan (2) cek
yang beredar. Bukti tersebut hanya dapat diperoleh engan menelusuri pos-pos ini
ke laporan bank dalam periode akuntansi berikutnya.
5) Mendapatkan dan Menggunakan Laporan Pisah-Batas bank
Laporan pisah-batas bank adalah suatu laporan bank pada tanggal sesudah
tanggal neraca. Klien harus meminta laporan pisah-batas dari bank dan
memberitahukan agar hal itu dikirm langsung kepada auditor. Setelah menerima
laporan pisah-batas, beserta cek-cek yang dibatalkan dan memo bank terlampir,
auditor harus:
- Menelusuri semua cek tertanggal tahun lalu ke cek-cek yang beredar yang
tercantum pada rekonsiliasi bank.
Auditor juga dapat menemukan bahwa cek periode sebelumnya belum
tercantum pada daftar cek yang beredar yang telah dikliring oleh bank dan
beberapa cek yang terdaftar sebagai cek yang beredar belum dikliring oleh
bank. Apabila pengaruh agregat dari cek yang belum dikliring bersifat
material, amak hal ini dapat menunjukkan suatu penyimpangan yang dikenal
sebagai window dressing, yaitu suatu upaya yang disengaja untuk
melebihsajikan solvensi jangka pendek perusahaan. Dalam kasus semacam
itu, auditor harus menelusuri sek-sek yang belum dikliring ke register cek
serta dokumentasi pendukung dan, jika perlu, meminta keterangan kepada
bendaharawan.
- Menelusuri setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank ke setoran pada
laporan pisah-batas.
Merupakan hal yang relatif sederhana karena setoran pertama pada laporan
pisah-batas harus merupakan setoran dalam perjalanan yang diperlihatkan
pada rekonsiliasi
- Melakukan scan atas laporan pisah-batas dan data terlampir untuk hal-hal
yang tidak biasa.
Auditor harus waspada terhadap pos-pos seperti debet dan kredit bank yang
tidak tercatat serta kesalahan dan koreksi bank.
Gambar: Review Atas Rekonsiliasi Bank Yang Dibuat Klien