Anda di halaman 1dari 2

PROSEDUR BANTUAN HIDUP DASAR

(BHD)
No Dokumen : No Revisi : Halaman :
RSUSA/SPO/…..
1/2
RSU SITI ASIYAH BUMIAYU
Jl. Pasar Wage Bumiayu,
Brebes, Jawa Tengah 52273
Telp: (0289) 430581
e-mail: rsusitiasiyah@gmail.com

STANDAR Tanggal terbit : Ditetapkan :


PROSEDUR 1 DESEMBER 2015 Direktur RSU SITI ASIYAH BUMIAYU
OPERASIONAL

Dr. YASIN
Pengertian Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah suatu tindakan medik yang harus diberikan
kepada pasien dalam kondisi Gawat dan Darurat sehingga dapat mempertahankan
fungsi vital kehidupan yang terdiri dari system pernafasan dan cardiovascular.
Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan prosedur BHD pada pasien dengan kondisi
kegawatdaruratan sehingga dapat mempertahankan kehidupan.
Kebijakan Standar Pelayanan Medis
Sertifikat Pelatihan ACLS/ PPGD
Standar Therapy RSU Siti Asiyah Bumiayu
Prosedur Perawat menilai keadaan pasien di ruang Triage dan melakukan Primary Survey
(ABC) :
1. A (Airway = Jalan Nafas); caranya yaitu:
a. Extensi kepala dan angkat leher
b. Extensi kepala dan dorong mandibula kedepan / angkat dagu
c. Angkat dagu dan dorong mandibula kedepan
d. Setelah itu periksa ada atau tidaknya sumbatan jalan nafas
2. B (Breathing = Pernafasan); untuk melakukan ventilasi dari mulut penolong
ke mulut pasien, hendaknya dengan cara :
a. Mempertahankan kepala dan leher pasien / korban dalam salah satu sikap
yang telah disebutkan diatas
b. Memencet hidung pasien / korban dengan dua jari atau menutup hidung
pasien / korban dengan pipi penolong
c. Selanjutnya diberikan 2 x ventilasi dalam ( mulut ke mulut ), kemudian
segera raba denyut nadi karotis atau nadi femoralis
d. Bila pasien / korban tetap henti nafas tapi denyut nadi masih teraba maka
PROSEDUR BANTUAN HIDUP DASAR
(BHD)
No Dokumen : No Revisi : Halaman :
RSUSA/SPO/…..
2/2
RSU SITI ASIYAH BUMIAYU
Jl. Pasar Wage Bumiayu,
Brebes, Jawa Tengah 52273
Telp: (0289) 430581
e-mail: rsusitiasiyah@gmail.com

diberikan ventilasi dalam setiap 5 detik


e. Bila denyut nadi karotis tidak teraba maka berikan 2 x ventilasi dalam
setiap 5 detik. Tanda – tanda bahwa ventilasi buatan kuat adalah bila
dada pasien / korban terlihat naik turun
f. Pada beberapa pasien / korban ventilasi mulut ke hidung lebih efektif.
3. C (Circulation = Sirkulasi); caranya yaitu :
a. Penolong berlutut disamping pasien/ korban dan meletakkan pangkal
sebelah tangannya 2 jari dari episternum
b. Tangan sebelahnya diletakkan diatas tangan pertama dengan jari – jari
terkunci, posisi lengan lurus dan kedua bahu tepat diatas sternum pasien /
korban
c. Lakukan Kompresi secara vertikal berjarak 4 – 5 cm dengan menekan
sternum dan selanjutnya diadakan relaksasi (dalam waktu sama) tanpa
mengangkat kedua tangan dari dada pasien / korban
d. Bila hanya ada 1 penolong = 30 x kompresi dan 2 ventilasi dalam, harus
selesai minimal 15 detik
e. Bila ada 2 penolong = 15 x kompresi oleh 1 penolong dan 2 ventilasi
dalam oleh penolong lainnya, maksimal dalam 5 detik
f. Kompresi dada harus dilakukan secara halus dan berirama.
Unit terkait a. Instalasi Rekam Medik
b. Administrasi Pasien ( Pendafataran dan Kasir )
Dokumen Terkait 1. Status Rekam Medik
2. Blanko Resep ( 3 rangkap )
3. Surat Rujukan ( 3 rangkap )
4. Surat Kontrol ( 3 rangkap )

Anda mungkin juga menyukai